• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAJU, p-ISSN: 2355-3782 Volume 8 No. 2, September 2021 e-ISSN: 2579-4647 Page : 32-38

32

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA

1) Eva Octaviani, 2) Indrie Noor Aini

1) Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS Ronggo Waluyo, Kec. Telukjambe Timur, Kab. Karawang, Jawa Barat 41361, E-mail: 1710631050075@student.unsika.ac.id,

2) Dosen Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS Ronggo Waluyo, Kec. Telukjambe Timur, Kab. Karawang, Jawa Barat 41361, indrie.nooraini@staff.unsika.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek kemampuan komunikasi pada siswa SMA. Sampel yang dipilih dalam penelitian berjumlah 5 orang siswa kelas XI IPS SMAN 1 Cabangbungin dari 32 siswa. Pemilihan sampel dilakukan secara acak dengan kategori siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan instrumen penelitian berupa soal tes kemampuan komunikasi matematis yang terdiri dari 1 butir soal. Diperoleh hasil penelitian bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa termasuk dalam kategori cukup dengan persentase 50%.

Kata-kata kunci: Analisis, Kemampuan, Komunikasi Matematis

PENDAHULUAN

Dalam membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, pemikiran yang nalar, inovatif, dan kooperatif yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan serta perkembangan zaman yang semakin maju, pelajaran matematika adalah salah satu sarana yang dapat digunakan. Mata pelajaran tersebut telah tercatat dalam substansi standar unit pengajaran dasar dan diberikan kepada semua siswa dimulai dari pendidikan dasar, bertujuan untuk mempersiapkan siswa dengan bekal kemampuan nalar, terbuka, berwawasan luas, tepat, kritis dan imajinatif serta bekerja sama (Sariningsih dan Kadarisma 2016). Menurut NCTM (2000 :67), terdapat 5 kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa yaitu : “(1) kemampuan penalaran matematis; (2) kemampuan komunikasi matematis; (3) kemampuan koneksi matematis; (4) kemampuan pemecahan masalah, dan (5) kemampuan representasi matematis”. Dari

pernyataan itu diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki siswa khususnya dalam pembelajaran matematika.

Adapun indikator yang terdapat dalam kemampuan komunikasi yaitu (Soemarmo dalam Hendriana dkk, 2017:67): (1) Menyatakan benda-benda nyata, situasi dan peristiwa sehari-hari ke dalam bentuk model matematika (gambar, tabel, diagram, grafik, aljabar); (2) Menjelaskan ide, dan model matematika (gambar, tabel, diagram, grafik, aljabar) ke dalam bahasa biasa; (3) Menjelaskan serta membuat pertanyaan matematika yang dipelajari ; (4) Mendengar, menulis kemudian berdiskusi tentang matematika; (5) Membaca dengan pemahaman suatu prestasi tertulis; (6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi; (7) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang dipelajari.

(2)

33 Komunikasi matematis merupakan salah

satu cara siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan matematisnya. Kemampuan tersebut dapat dikatakan sebagai kemampuan yang sangat memberikan pengaruh baik untuk siswa pada pembelajaran matematikanya maupun pada pembelajaran lainnya. Bersesuaian dengan pernyataan yang disampaikan oleh NCTM (2000:60 dan 268), ia menyatakan bahwa salah satu kemampuan yang menjadi elemen penting pada saat siswa diuji untuk berpikir dan bernalar matematika adalah kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan tersebut perlu dimiliki siswa agar dapat menyampaikan hasil pemikirannya baik secara perkataan maupun catatan.

Selain itu, Qohar (2011: 2) lebih lanjut menyatakan bahwa komunikasi matematis diperlukan untuk mendapatkan pemikiran matematis secara akurat. Kemampuan komunikasi yang lemah akan mendorong tidak adanya kemampuan-kemampuan lain. Siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik dapat dilihat dari kemampuannya dalam membuat gambaran yang berbeda juga mudah untuk mencari cara dalam memecahkan permasalahan matematika, dan mampu meningkatkan sikap yang benar mengenai matematika.

Akan tetapi bagaimanapun kenyataan yang saat ini ada di lapangan membuktikan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa pada umumnya masih rendah. Rasa ketakutan yang sebenarnya meliputi perasaan siswa saat belajar matematika masih menjadi salah satu penyebabnya, siswa merasa bahwa cara matematika masih sangat membingungkan.

Hal lain yang dapat menjadi penyebab

rendahnya reaksi siswa terhadap matematika terdapat pada hasil penelitian Firdaus (Nurhayati: 2014), karena tidak adanya kontribusi atau partisipasi siswa saat pembelajaran juga latihan soal sehingga membuat pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Ada sebagian besar siswa yang mendapatkan nilai kapasitas di bawah 60% dari nilai terbaik, hingga kini kualitas kemampuan komunikasi matematis siswa belum sampai pada kategori yang baik. Apabila siswa diikutsertakan dalam pembelajaran, maka hal ini dapat menjadi alternatif untuk membantu siswa mengubah cara pandang matematika yang tampaknya menakutkan menjadi menyenangkan. Serta dapat menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan akan memperoleh interaksi yang baik antara pendidik dengan siswa dalam matematika.

Rendahnya kemampuan komunikasi siswa juga terlihat dari hasil penelitian Zuhrotunnisa (2015). Dalam penelitiannya, kemampuan komunikasi siswa dalam mengkomunikasikan pemikirannya pada soal cerita menggunakan tabel, struktur kalimat sehari-hari dan diagram masih terbilang rendah.

Hasil-hasil peneitian inilah yang menajdi pendorong peneliti berkeinginan untuk menganalisis lebih lanjut kemampuan komunikasi matematis siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti akan melakukan studi pendahuluan dengan judul “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMA”. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui aspek kemampuan komunikasi matematis siswa SMA.

Penelitian ini penting dilakukan sebagai cara untuk menggali kemampuan siswa.

(3)

34 Selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan serta pijakan tentang kemampuan komunikasi matematis siswa baik untuk guru ataupun para peneliti lainnya.

METODE

Pendekatan penelitian yang digunakan berupa pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun subjek penelitian ini berjumlah 5 orang siswa kelas XI IPS SMAN 1 Cabangungin.

Pengambilan subjek dilakukan secara acak.

Sedangkan pada pengumpulan data digunakan teknik pengukuran dengan instrumen berupa tes tertulis. Soal-soal tes yang diberikan bertujuan untuk mengukur dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis yang berdasarkan pada perolehan skor/nilai siswa pada indikator yang diukur. Sedangkan soal tes yang digunakan berjumlah 1 soal, diadopsi dari penelitian Novie Suci Rahmawati, dkk (2019).

Adapun teknik pengambilan data terhadap skor kemampuan komunikasi matematika, menggunakan pedoman skor menurut Soemarmo (Wijayanto, dkk : 2018).

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Peneliti membagikan soal tes kepada 5 orang siswa kelas XI IPS SMAN 1 Cabangbungin yang merupakan sampel dalam penelitian.

Sampel penelitian tersebut dipilih secara acak.

Hasil tes merupakan nilai yang diperoleh masing-masing siswa. Perolehan data dilakukan berdasarkan analisis jawaban siswa pada pedoman analisis menurut Sumarmo (2018).

Berikut ini merupakan perolehan hasil penelitian pada pencapaian kemampuan

komunikasi matematis dari kelima subjek pada indikator menyatakan benda-benda nyata, situasi dan peristiwa sehari-hari ke dalam bentuk model matematika (gambar, tabel, diagram, grafik, aljabar”: Adapun hasil penelitian sebagaimana yang terdapat pada tabel 3 :

Tabel 3. Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis Kode Siswa Skor

KM1 2

KM2 2

KM3 3

KM4 3

KM5 3

Total skor soal 10

Jumlah siswa x skor maksimal

20

Persentase butir soal 50%

Kategori Cukup

PEMBAHASAN

Gambar 1. Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

(4)

35 Gambar 2. Jawaban KM1

Hasil jawaban pada gambar 2, terlihat bahwa siswa hampir menyelesaikan soal dengan tepat. Siswa telah menuliskan langkah- langkah penyelesaian soal dengan benar, seperti komponen pemisalan, mampu menjawab soal dengan menggunakan metode yang tepat dan mengubah kalimat soal menjadi model matematika. Namun dalam penyelesaian tersebut siswa tidak menyertakan komponen yang diketahui dan yang ditanyakan.

Selanjutnya, siswa masih kurang cermat pada penyelesaian tahap akhir. Siswa ceroboh dalam perhitungan akhir. Maka hasil skor yang diperoleh siswa dengan kode KM1 yaitu 2.

Gambar 3. Jawaban KM2

Hasil jawaban pada gambar 3, terlihat bahwa siswa telah mampu mengubah kalimat soal menjadi model matematika, menjawab soal dengan menggunakan metode eliminasi dan mampu dalam menuliskan kesimpulan akhir dalam penyelesaian soal, namun siswa dilihat masih kurang cermat dalam penyelesaian tahap akhir (siswa tidak menjumlahkan keseluruhan total). Selain itu siswa juga tidak menyertakan langkah penyelesaian soal dengan lengkap, seperti tidak menyertakan komponen yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Maka skor yang diperoleh siswa dengan kode KM2 yaitu 2.

(5)

36 Gambar 4. Jawaban KM3

Hasil jawaban pada gambar 4, terlihat bahwa siswa hampir menyelesaikan soal dengan sempurna. Siswa mampu menyelesaikan soal dengan langkah yang tepat, yaitu dengan menyertakan komponen yang diketahui dan ditanyakan. Selanjutnya, siswa mampu mengubah kalimat psoal menjadi model matematika dan menjawab soal dengan menggunakan metode eliminasi sampai pada tahap penyelesaian akhir, akan tetapi siswa masih mengalami kecerobohan dalam penyelesaian hasil akhir dimana siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan jawaban akhir tersebut. Maka hasil skor yang diperoleh siswa dengan kode KM4 yaitu 3.

Gambar 5. Jawaban KM4

Hasil jawaban pada gambar 5, terlihat bahwa siswa tersebut mampu menjawab soal dengan benar dan tepat sampai kepada tahap penyelesaian akhir. Siswa telah mampu mengubah kalimat soal menjadi model matematika dan menjawab soal dengan menggunakan metode eliminasi serta menuliskan kesimpulan akhir pada soal.

Namun, siswa tidak menyertakan langkah penyelesaian soal secara utuh, seperti tidak menyertakan komponen yang diketahui dan yang ditanyakan. Maka yang diperoleh siswa dengan kode KM4 yaitu 3.

Gambar 6. Jawaban KM5

(6)

37 Hasil jawaban pada gambar 6, terlihat

bahwa siswa hampir menyelesaikan soal dengan tepat. Siswa telah menuliskan langkah- langkah penyelesaian soal dengan benar, seperti komponen pemisalan, mampu mengubah kalimat soal menjadi model matematika dan menjawab soal dengan menggunakan metode yang tepat. Namun siswa masih ceroboh dalam penyelesaian hasil dimana siswa tidak menjumlahkan keseluruhan total perhitungan pada hasil akhir tersebut. Maka hasil skor yang diperoleh siswa dengan kode KM5 yaitu 3.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, maka ditemukan kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi matematis pada siswa kelas XI IPS SMAN 1 Cabangbungin termasuk dalam kategori yang cukup. Hal ini terlihat pada hasil presentase skor. Saat menyelesaiakan soal SPLDV siswa mampu mengubah kalimat soal menjadi model matematika, kemudian siswa juga mampu menyelesaikan soal menggunakan metode yang benar. Selain itu, beberapa siswa melakukan penyelesaian soal yang disertai langkah yang tepat. Namun, dalam menyelesaikan perhitungan ada sebagian siswa yang kurang cermat serta ceroboh hingga menyebabkan siswa mengalami kesalahan pada hasil akhir.

SARAN

Untuk siswa, peneliti berharap agar lebih mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya. Untuk peneliti lain, diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih luas dan

mendalam terkait dengan kemampuan komunikasi matematis.

DAFTAR PUSTAKA

Anintya, Yolanda Astrid. 2016. “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII Pada Model Pembelajaran Resource Based Learning.”

Azizah, Siti Nur, and Dimas Fajar Maulana.

2018. “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa SMA.” Pp. 222–28 in Prosiding SNMPM II, Prodi Pendidikan Matematika. Cirebon.

Lidia, Sugiatno, and Hamdani. 2016.

“Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Dikaji Dari Teori Bruner Dalam Materi Trigonometri Di SMA.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa. Vol 5. No 11 5(11):1–10.

Rahmawati, Novie Suci, Martin Bernard, and Padillah Akbar. 2018. “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMK Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV).” Jurnal On Education 01(02):344–52.

Rohman, Ahmad Aunur. 2018. “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Menyelesaikan Masalah Statistika.” Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 5(2):7–20. doi:

10.31941/delta.v5i2.536.

Romlah, Siti, Gida Kadarisma, and Wahyu Setiawan. 2017. “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP Mutiara 1 Bandung Pada Materi Bentuk Aljabar.” Jurnal On Education 01(02):37–

(7)

38 46.

Sani, Lisa Deepsea Yofita, Ika Santia, and Yuni Katminingsih. 2020. “Analisis Kemampuan Representasi Matematis

Siswa Smp Pada Materi Segiempat.”

Jurnal Riset Dan Konseptual 5(2):307–15.

doi: 10.33592/pelita.vol10.iss1.373.

Gambar

Gambar 3. Jawaban KM2
Gambar 5. Jawaban KM4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat relasi pada model data logika yang akan mewakili entitas, relationship¸ dan atribut yang telah diidentifikasi (Connolly

Salah satu tujuan pembelajaran matematika yaitu: memahami konsep matematika, merupakan kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep

Hasil analisis bivariat faktor ibu dan bayi yang berpengaruh terhadap kejadian kejang pada neonatus antara kelompok kasus dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa dari faktor-

Pertentangan antara ajaran Niccolo Machviavelli dengan ajaran Federik Yang agung terjadi, kecuali disebabkan karena adanya perbedaan keadaan seperti yang telah dibicarakan

Dengan metode ini besarnya penurunan tanah aktual dapat diprediksi tampa membutuhkan parameter-parameter lain seperti data-data laboraturium, namun yang digunakan

Gambar 4.1 Potensial listrik dalam koordinat kartesian Persamaan potensial listrik yang akan dibahas adalah peninjauan untuk sisi atas dengan nilai V menggunakan fungsi

4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring lingkaran serta

Caladi Lima Sembilan khususnya pada bagian penjualan adalah pencatatan data transaksi penjualan online masih secara manual, kemudian mekanisme pembayaran yang rumit dan