• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan November 2020 sampai Mei

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan November 2020 sampai Mei"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan November 2020 sampai Mei 2021. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Pendem Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang pada posisi koordinat 7

0

53’51”S, 112

0

34’27E 1,13 dengan ketinggian 621 mdpl yang diukur menggunakan accurate altimeter.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah traktor, seed box, gembor, sprayer, karung, gelas plastic, cangkul, kaleng, papan nama, alat tulis, laptop, timbangan analitik dengan ketelitian 0,01 dan alat dokumentasi.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi MSP13 generasi M3 yang diradiasi sinar gamma 100 Gy, benih padi MSP13 tanpa radiasi sinar gamma (non mutan/ wild type), benih padi varietas IR64, benih padi varietas Ciherang, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk NPK Phonska 15:15:15, kascing, air, tali rafia, pestisida Round-Up, Radox, Bendas, Agrept, Bactocyn, Winder, Sumo, Spontan, Score, jaring, ajir, plastik meteran.

3.3 Rancangan Percobaan

Penelitian dilakukan dengan mengamati objek secara langsung masing-

masing individu putatif mutan pada tanaman padi generasi M3 asal galur MSP13

di lapang. Pengamatan dilakukan berdasarkan keragaan vegetatif, serta keragaan

generatif dan potensi hasil secara kuantitatif pada tiap individu putatif mutan dari

(2)

120 tanaman dengan MSP13 Non-Mutan (wild type) sebagai galur tetua pembanding sebanyak 30 tanaman, serta IR64 dan Ciherang sebagai varietas komersil pembanding masing-masing sebanyak 30 tanaman. Tanaman putatif Mutan MSP13 terdiri dari 12 petak, MSP13 Non-Mutan 3 petak, IR64 3 petak, dan Ciherang 3 petak. Semua petak disebar pada area tanam serata mungkin dengan tiap baris terdiri dari masing-masing petak Putatif Mutan MSP13, MSP13 Non-Mutan, IR64, dan Ciherang untuk menciptakan lingkungan yang homogen.

3.4 Denah Percobaan

(3)

Keterangan :

VM3 : Putatif Mutan MSP13 V1 : Galur MSP13 V2 : Varietas IR64 V3 : Varietas Ciherang

: Tanaman border (MSP13)

Gambar 3. Denah Penelitian

O O O O O

V2 (1-10)

O O O O O

O O O O O

VM3 (311-320)

O O O O O O O O O O

V1(1-10)

O O O O O

O O O O O

VM3 (351-360)

O O O O O O O O O O

VM3 (261-270)

O O O O O

O O O O O

V3 (11-20)

O O O O O O O O O O

V3 (1-10)

O O O O O

O O O O O

V2 (11-20)

O O O O O

O O O O O

VM3 (301-310)

O O O O O O O O O O

VM3 (251-260)

O O O O O

O O O O O

V1 (21-30)

O O O O O O O O O O

VM3 (331-340)

O O O O O O O O O O

VM3 (241-250)

O O O O O

O O O O O

VM3 (291-300)

O O O O O O O O O O

VM3 (281-290)

O O O O O

O O O O O

V2 (21-30)

O O O O O O O O O O

VM3 (321-330)

O O O O O

O O O O O

VM3 (271-280)

O O O O O

O O O O O

V1 (11-20)

O O O O O

O O O O O

V3 (21-30)

O O O O O O O O O O

VM3 (341-350)

O O O O O

25cm

25cm

25cm

(4)

3.5 Pelaksanaan Kegiatan 3.5.1 Perendaman Benih

Benih yang bernas direndam dengan air selama 24 jam, kemudian ditiriskan dan dilakukan pemeraman selam kurang lebih 1-2 hari (Lampiran7).

3.5.2 Penyemaian

Benih disemai dalam tray semai yang berisi campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1, kemudian ditutup lagi dengan lapisan media semai secara tipis sampai benih tidak terlihat (Lampiran7).

3.5.3 Pengolahan Lahan

Kegiatan utama dari pengolahan lahan meliputi pembersihan lahan dari gulma, lahan digenangi setinggi 2-5 cm di atas permukaan tanah. Pembajakan tanah sedalam 15-20 cm dilakukan dengan menggunakan traktor bajak singkal, kemudian tanah diinkubasi selama 5-6 hari. Perataan tanah menggunakan garu atau papan, sisa gulma dibuang, tanah dibiarkan dalam kondisi lembab dan tidak tergenang (Lampiran 7).

3.5.4 Aplikasi Pupuk Organik

Pemberian pupuk kandang yang sudah matang dilakukan sehari sebelum penanaman dengan takaran 2 ton/ha atau 12,5 g/ tanaman (Lampiran 7).

3.5.5 Penanaman

Penanaman dilakukan saat umur bibit padi mencapai 14 HSM (Hari

Setelah Semai) dengan 1 bibit/ lubang tanam. Jarak tanam yang digunakan adalan

25 cm x 25 cm antar tanaman dan antar petak. Jumlah tanaman yang ditanam

adalah 276 beserta tanaman border (Lampiran 1).

(5)

3.5.6 Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman padi yang mati.

Penyulaman dilakukan paling lambat saat tanaman berusia 14 HST (Hari Setelah Tanam).

3.5.7 Pemupukan

Pupuk buatan (anorganik) yang digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman harus mengandung unsur hara makro yaitu N, P, K. Anjuran pupuk NPK Phonska adalah 300 kg/ ha, sehingga dosis pupuk NPK Phonska per tanaman dihasilkan 1,87 g/ tanaman . Pupuk urea yang dibutuhkan pada tanaman padi yaitu 200 kg/ ha, sehingga diperoleh dosis sebesar 1,25 g/ tanaman (Lampiran 1). Aplikasi pemupukan dengan pupuk kandang dilakukan 1 kali sebelum penanaman (0 HST), NPK Phonska sebanyak 1 kali pada 7-10 HST, dan Urea sebanyak 3 kali pada 7-10 HST, 25-30 HST, dan 40-45 HST (Lampiran2).

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan sistem kocor. Pupuk didistribusikan secara merata pada semua areal penanaman (Lampiran 7).

3.5.8 Pengairan

Pemberian air, dengan cara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di petakan sawah maksimum 2 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm) (Lampiran 7).

3.5.9 Penyiangan

Penyiangan gulma pada tanaman padi dilakukan saat gulma pada petak tanaman sudah banyak yang tumbuh.

3.5.10 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

(6)

Pengendalian hama pada tanaman padi dilakukan dengan pemasangan umpan permen tikus Klerat, Themix, penyemprotan rodentisida merk dagang Radox, penyemprotan insektisida merk dagang Winder, Sumo, Score, Spontan.

Pengendalian penyakit pada tanaman padi dilakukan dengan penyemprotan bakterisida merk dagang Bactocyn, Agrept, penyemprotan fungisida merk dagang Bendas. Penyemprotan pestisida dilakukan dengan mempertimbangkan hama dan penyakit yang menyerang (Lampiran 7).

3.5.11 Pemanenan

Pemanenan dilakukan saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Tanaman padi dipotong per rumpun dengan sabit 30-40 cm di atas permukaan tanah. Rumpun padi yang sudah dipanen diletakkan di atas plastik atau terpal sebagai alas dan ditumpuk per rumpun.

3.5.12 Pengeringan

Setelah dilakukan proses pemanenan, gabah beserta malainya dikering- anginkan secara manual selama 6-7 hari dan dilakukan pengamatan berdasarkan keragaan pengamatan yang telah ditentukan.

3.6 Keragaan Pengamatan

Keragaan pengamatan pada penelitian Keragaan Generatif dan Potensi Hasil Individu Putatif Mutan Generasi M3 Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Asal Galur MSP13 meliputi:

a. Tinggi tanaman

(7)

Tinggi tanaman padi diukur saat tanaman memasuki fase akhir vegetatif, yaitu saat tanaman memasuki fase bunting. Satuan yang digunakan untuk mengukur tinggi tanaman adalah cm (Lampiran 7).

b. Jumlah daun

Jumlah daun dihitung berdasarkan banyaknya daun yang tumbuh pada tanaman padi secara keseluruhan, yaitu pada 76 HST. Satuan yang digunakan untuk menghitung jumlah daun adalah helai.

c. Jumlah anakan total

Pengamatan jumlah anakan total dilakukan saat panen. Jumlah anakan total dihitung dengan cara memanen padi dalam 1 rumpun, kemudian menghitung banyaknya anakan. Satuan yang digunakan untuk menghitung jumlah anakan total adalah anakan.

d. Umur mulai muncul berbunga/ umur bunga

Pengamatan umur bunga dilakukan saat bunga padi sudah mulai mekar (Lampiran 7). Umur bunga dihitung berdasarkan tanggal muncul bunga dikurangi dengan tanggal tanam. Hasil pengamatan umur mulai muncul berbunga dinyatakan dalam satuan HST (Hari Setelah Tanam).

e. Jumlah anakan produktif

Jumlah anakan produktif dihitung dari jumlah anakan yang mengeluarkan malai pada setiap tanaman. Satuan yang digunakan untuk menghitung jumlah anakan produktif adalah malai (Lampiran 7).

f. Umur panen

(8)

Umur panen dihitung menngunakan satuan HST (Hari Setelah Tanam) dengan mencatat tanggal panen dikurangi dengan tanggal tanam. Kriteria pemanenan padi dilakukan saat malai dalam 1 rumpun sudah berwarna kuning > 90%.

g. Panjang malai

Panjang malai diukur dengan cara memilih 3 perwakilan malai berdasarkan ukuran malai terpanjang, sedang, terpendek yang sudah dikeringkan dalam 1 rumpun kemudian dirata-rata. Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung panjang malai dari pangkal leher malai hingga ujung malai (Lampiran 7). Panjang malai hasil pengamatan dinyatakan dalam satuan cm (centimeter).

h. Presentase kerontokan gabah

Pengukuran presentase kerontokan gabah dilakukan dengan cara memegang tangkai malai (malai setelah pengeringan) dengan lingkaran tangan yang sama tiap pengamatan pada masing masing perwakilan malai (malai terpendek, malai sedang, dan malai terpanjang). Kemudian menarik dengan kekuatan, kecepatan dan waktu yang sama, yaitu 1 detik (Lampiran 7). Presentase kerontokan gabah diukur dengan menghitung jumlah gabah yang rontok dibagi dengan jumlah gabah total pada malai sebelum dirontokkan dikali 100%. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan persen (%).

i. Presentase gabah hampa per malai

Presentase gabah hampa per malai dilakukan pengamatan dengan cara

menghitung jumlah gabah bernas per malai (perwakilan malai terpanjang, sedang,

terpendek) yang sudah dikeringkan, kemudian hasil perhitungan dibagi jumlah

(9)

gabah total per malai dan dikalikan 100%. Satuan yang digunakan untuk menghitung jumlah gabah hampa per malai adalah persen (%).

j. Presentase gabah bernas per malai

Presentase gabah bernas per malai dilakukan pengamatan dengan cara menghitung jumlah gabah bernas per malai (perwakilan malai terpanjang, sedang, terpendek) yang sudah dikeringkan, kemudian hasil perhitungan dibagi jumlah gabah total per malai dan dikalikan 100%. Satuan yang digunakan untuk menghitung jumlah gabah bernas per malai adalah persen (%).

k. Jumlah gabah total pada malai

Bulir gabah yang sudah dikeringkan dihitung secara keseluruhan, baik yang kopong maupun yang bernas pada masing-masing perwakilan malai (malai terpendek, malai sedang, dan malai terpanjang). Satuan yang digunakan untuk menghitung jumlah gabah total pada malai adalah bulir (Lampiran 7).

l. Bobot gabah bernas per malai

Perhitungan bobot gabah bernas per malai dilakukan dengan cara menimbang jumlah gabah bernas per malai (perwakilan malai terpanjang, sedang, terpendek) yang sudah dikeringkan dengan menggunakan timbangan analitik yang memiliki ketelitian 0,01. Hasil perhitungan bobot gabah bernas per malai dinyatakan dalam satuan gram (g).

m. Bobot gabah bernas per rumpun (setelah dikeringkan)

Perhitungan gabah bernas per rumpun dilakukan dengan cara menimbang

gabah bernas dalam 1 rumpun yang sudah dikeringkan dengan menggunakan

(10)

timbangan analitik yang memiliki ketelitian 0,01. Hasil perhitungan bobot gabah bernas per malai dinyatakan dalam satuan gram (g) (Lampiran 7).

n. Bobot gabah per rumpun total (setelah dikeringkan)

Perhitungan bobot gabah per rumpun total dilakukan dengan cara menimbang keseluruhan gabah (bernas dan hampa/ kopong) dalam 1 rumpun yang sudah dikeringkan dengan menggunakan timbangan analitik yang memiliki ketelitian 0,01. Hasil perhitungan bobot gabah bernas per malai dinyatakan dalam satuan gram (g).

o. Bobot gabah 100 butir

Bobot gabah 100 butir dihitung dengan cara mengambil 100 butir gabah bernas (yang sudah dikeringkan) per rumpun secara acak kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik yang memiliki ketelitian 0,01. Hasil perhitungan bobot gabah bernas per malai dinyatakan dalam satuan gram (g).

3.7 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data berupa Uji T (Lampiran 9) dan

analisis korelasi (Lampiran 11) dengan software IBM SPSS 25, serta analisis

cluster dengan software minitab 17 (Lampiran 10).

Gambar

Gambar 3. Denah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Data berupa nilai hasil belajar siswa sebagai pelengkap peningkatan aktifitas siswa saat mengikuti pelajaran.Sumber data : Sumber data dalam penelitian ini adalah

Tujuan mengidentifikasi pola transformasi adalah mendapatkan gambaran pola transformasi struktural dalam sebuah perekonomian, khususnya gambaran kaitan perubahan antar

Namun demikian, bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang melakukan suatu kegiatan yang tidak disukai sehingga kekuatan didorong oleh sesuatu yang tidak disukai berupa kegiatan

“Amanah itu suatu tugas yang diberikan kepada kita baik itu amanah dari sang Pencipta maupun dari atasan, dimana harapannya itu kita mampu, mampu melakukan secara

Untuk visi dan misi Unpad, telah menyusun sebuah periodisasi visi, maka jika dilihat kaitannya dengan ASEAN Community terdapat pada periode ke-tiga yaitu Periode

Metode simplex ialah suatu metode yang secara sistimatis dimulai dari suatu  pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahan dasar yang fisibel (  feasibel  ) lainnya dan

Hasil penelitian analisis deskriktif menujukkan bahwa variabel politik uang (X) berdasarkan indicator pemberian uang, pemberian barang, pemberian janji/iming- iming masuk

Hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, penelitian [1] dapat disimpulkan untuk menentukan tingkat Reliability jaringan atau layanan infrastruktur sangat dipengaruhi oleh