• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Prestasi Kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3.1 Prestasi Kinerja"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

13

3.1 Prestasi Kinerja

Sebagaimana telah diuraikan pada Bab sebelumnya, berdasarkan implementasi balanced scorecard (BSC) dalam manajemen pengelolaan kinerja, pada tahun 2013 Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Setditjen P2HP) telah menyempurnakan dan menetapkan 15 (lima belas) Sasaran Strategis (SS) dengan 41 (empat puluh satu) Indikator Kinerja Utama (IKU).

Pengukuran capaian kinerja Setditjen P2HP tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi IKU pada masing-masing perspektif.

Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data capaian kinerja Setditjen P2HP di tingkat korporat tahun 2013 sebesar 105,01%, yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut:

1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective) dengan bobot (weight) 25%, capaian kinerja 107,12%;

2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) dengan bobot (weight) 15%, capaian kinerja 101,83%;

3. Perspektif Internal (Internal Process Perspective) dengan bobot (weight) 30%, capaian kinerja 103,09%;

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) dengan bobot (weight) 30%, capaian kinerja 105,39%.

Berdasarkan hasil capaian kinerja 2013, Setditjen P2HP telah dapat memenuhi tugas dan fungsi yang dibebankan kepada organisasi. Hal ini dapat tercermin dari hasil evaluasi kinerja sasaran yang menunjukkan keberhasilan semua sasaran strategis yang ditargetkan dalam tahun 2013.

(2)

14

Gambar 3.1. Ikhtisar Pencapaian Sasaran Strategis Setditjen P2HP Tahun 2013

Tabel 3.1. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Setditjen P2HP Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI % Customer Perspective

1. Tersedianya SDM P2HP yang kompeten dan profesional

1. Indeks kesenjangan

kompetensi pejabat Eselon II dan III lingkup DJP2HP (%)

60 56,96 105,34

2. Tersedianya informasi P2HP yang valid, handal dan mudah diakses

2. Service Level Agreement (SLA) lingkup DJP2HP (%)

70 91,23 130,33

3. Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi DJP2HP (skala likert 1-5)

4 4,37 109,25

3. Terwujudnya good governance dan clean government di DJP2HP

4. Tingkat ketaatan terhadap SAP DJP2HP (%)

100 100% 100,00

5. Tingkat Kepatuhan terhadap SPI DJP2HP (%)

100 100% 100,00

6. Kecukupan Pengungkapan BAS dalam LK DJP2HP

Cukup Cukup 100,00

(3)

15

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI % 7. Jumlah Rekomendasi Aparat

Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di DJP2HP (%)

100 94,98% 94,98

8. Nilai Perencanaan Kinerja DJP2HP

27 31,98 118,44

9. Nilai Pengukuran Kinerja DJP2HP

15,5 16,31 105,23

10. Nilai Pelaporan Kinerja DJP2HP

11,5 13,43 116,78

11. Nilai Evaluasi Program DJP2HP

4 3,54 88,50

12. Nilai Pencapaian Kinerja DJP2HP

15,5 17,8 114,84

13. Nilai Integritas DJP2HP 6,5 7,12 109,54 14. Nilai inisiatif anti korupsi

DJP2HP

7,5 8,0 106,67

15. Nilai penerapan Reformasi Birokrasi (RB) DJP2HP

75 (setara level 4)

79,2 105,60

4. Terkelolanya anggaran DJP2HP secara optimal

16. Persentase penyerapan DIPA DJP2HP (%)

> 95 96,99 100,00

Internal Process Perspective 5. Terwujudnya

perencanaan dan pengembangan pegawai DJP2HP sesuai kebutuhan

17. Persentase pegawai yang kompeten dan profesional sesuai kebutuhan (%)

60 60 100,00

6. Terintegrasinya data dan informasi P2HP

18. Data dan statistik P2HP yang terintegrasi (Provinsi)

33 33 100,00

19. Media informasi dan komunikasi DJP2HP yang valid, handal dan mudah diakses (tampil di media)

270 300 111,11

20. Persentase informasi manajemen kepegawaian DJP2HP yang terintegrasi (%)

100 100 100,00

21. Persentase data surat dan arsip DJP2HP yang tertib (%)

100 100 100,00

7. Terpenuhinya peraturan perundang- undangan bidang P2HP sesuai mandate

22. Persentase dokumen peraturan perundang-undangan bidang P2HP yang ditetapkan sesuai mandat (%)

50 75 150,00

23. Persentase dokumen kebijakan bidang P2HP yang ditetapkan sesuai mandat (%)

100 100 100,00

8. Terwujudnya organisasi dan tatalaksana DJP2HP yang efektif

24. Rekomendasi penataan dan pengembangan organisasi dan tatalaksana DJP2HP yang efektif (Rekomendasi)

5 5 100,00

(4)

16

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI % 9. Tersedianya dokumen

perencanaan, kerjasama dan pelaporan DJP2HP yang berkualitas dan tepat waktu

25. Persentase dokumen perencanaan DJP2HP yang berkualitas dan tepat waktu (%)

100 100 100,00

26. Persentase dokumen pelaporan DJP2HP yang berkualitas dan tepat waktu (%)

100 100 100,00

27. Persentase implementasi kerjasama bidang P2HP (%)

60 60 100,00

10. Terselenggaranya pengelolaan Keuangan Negara dan BMN DJP2HP yang akuntabel

28. Persentase Pengelolaan Keuangan DJP2HP yang transparan dan Akuntabel (%)

100 100 100,00

29. Persentase pengelolaan BMN DJP2HP yang akuntabel (%)

100 100 100,00

11. Terselenggaranya pengelolaan anggaran yang optimal

30. Persentase kesesuaian rencana belanja dengan bagan akun standar (%)

100 100 100,00

31. Persentase ketepatan waktu pelaksanaan pengadaan B/J sesuai jadwal (%)

100 100 100,00

32. Persentase ketepatan waktu penyampaian LK (%)

100 100 100,00

Learning and Growth Perspective 12. Tersedianya SDM

Setditjen P2HP yang kompeten dan profesional

33. Indeks Kesenjangan

Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkup Setditjen P2HP

60 56,96 105,34

13. Tersedianya informasi Setditjen P2HP yang valid, handal dan mudah diakses

34. Service Level Agreement (SLA) lingkup Setditjen P2HP

70 91,23 130,33

35. Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi Setditjen P2HP (Skala Likert 1- 5)

4 4,37 109,25

14. Terwujudnya good governance dan clean government di Setditjen P2HP

36. Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal

Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Setditjen P2HP

100% 94,98%

94,98

37. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja di Setditjen P2HP

Nilai AKIP A

Nilai AKIP A

100,00

38. Nilai integritas Setditjen P2HP 6,5 7,12 109,54 39. Nilai Inisiatif anti korupsi

Setditjen P2HP

7,5 8,0 106,67

40. Nilai penerapan Reformasi Birokrasi (RB) Setditjen P2HP

75 (setara level 4)

79,2 105,60

15. Terkelolanya anggaran Setditjen P2HP secara optimal

41. Persentase penyerapan DIPA Setditjen P2HP

> 95% 97,35% 100,00

(5)

17

3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja

CUSTOMER PERSPECTIVE

Capaian kinerja Setditjen P2HP pada Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) sebesar 107,12%, yang berasal dari 4 (empat) Sasaran Strategis berikut:

1. Tersedianya SDM P2HP yang kompeten dan profesional: 105,34%;

2. Tersedianya informasi P2HP yang valid, handal dan mudah diakses: 114,63%;

3. Terwujudnya good governance dan clean government di DJP2HP: 106,43%;

4. Terkelolanya anggaran DJP2HP secara optimal: 102,09%;

3.2.1 Sasaran Strategis 1

Tersedianya SDM P2HP yang kompeten dan profesional

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran Tersedianya SDM P2HP yang kompeten dan profesional hanya terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

1. Indeks kesenjangan kompetensi pejabat Eselon II dan III lingkup DJP2HP (%)

60 56,96 105,34

1. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkup Ditjen P2HP

Kompetensi merupakan kombinasi keterampilan, pengetahuan dan sikap yang kompleks yang ditunjukkan oleh seorang anggota organisasi yang sangat penting bagi terselenggaranya fungsi organisasi secara efektif dan efisien. Kombinasi keterampilan, pengetahuan, perilaku dan atribut personal yang terobservasi dan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja seorang pegawai dan kesuksesan organisasi.

SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada integritasnya. Penempatan pejabat dalam jabatan sesuai dengan kompetensinya dilaksanakan melalui sistem penempatan yang sesuai

(6)

18

dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) yang merupakan jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan.

Sementara itu indeks kesenjangan kompetensi jabatan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan. Angka ini dihitung berdasarkan Level Kompetensi pada Kamus Kompetensi Manajerial. Nilai minimum seorang dikatakan telah memenuhi kompetensi jabatannya adalah telah memenuhi level kompetensi yang dipersyaratkan.

IKU yang digunakan untuk memenuhi sasaran strategis ini adalah indeks kesenjangan kompetensi pejabat eselon II dan III lingkup Ditjen P2HP. Nilai indeks tersebut bersifat minimize yang artinya semakin kecil semakin baik, karena menunjukkan semakin kecilnya kesenjangan kompetensi pejabat lingkup Ditjen P2HP. Target IKU telah diseragamkan bagi seluruh Eselon I lingkup KKP yaitu sebesar 60%, dan telah tercapai melebihi target, yaitu sebesar 56,96%.

Capaian ini belum dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan merupakan IKU baru yang baru dihitung di tahun 2013. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 50% maka perlu upaya keras untuk meminimalisir kesenjangan kompetensi antar pejabat lingkup Ditjen P2HP sehingga dapat tercapai sesuai target.

Capaian kinerja IKU ini didukung oleh beberapa kegiatan, seperti: (1) assesment bagi pejabat Eselon I, II, III dan IV oleh Biro Kepegawaian, Kementerian Kelautan dan Perikanan; (2) transformasi budaya kerja Ditjen P2HP untuk pejabat Eselon I, II, III dan IV guna meningkatkan kemampuan manajerial, khususnya dalam melakukan perencanaan; (3) memetakan standar kompetensi jabatan; dan (4) mengusulkan kebutuhan diklat.

(7)

19

3.2.2 Sasaran Strategis 2

Tersedianya Informasi P2HP yang Valid, Handal dan Mudah Diakses

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersedianya informasi P2HP yang valid, handal dan mudah diakses terdiri atas 2 (dua) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

2. Service Level Agreement (SLA) lingkup DJP2HP (%) 70 91,23 130,33 3. Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi

DJP2HP (skala likert 1-5)

4 4,37 109,25

2. Service Level Agreement (SLA) lingkup Ditjen P2HP

Service Level Agreement (SLA) merupakan komitmen Ditjen P2HP untuk memberikan jasa berupa jaminan pelayanan data dan informasi kepada pengguna/pemanfaat secara online. Layanan online yang dimaksud adalah layanan website Ditjen P2HP (www.p2hp.kkp.go.id).

Salah satu cara yang digunakan untuk menilai layanan tersebut adalah melalui IKU SLA yang merupakan kesepakatan formal dua entitas yaitu pihak penyedia layanan dan penerima layanan tentang penyediaan data dan informasi serta aksesibilitasnya melalui teknologi informasi. SLA di Ditjen P2HP dihitung berdasarkan penyediaan sarana aksesibilitas data dan informasi menggunakan teknologi informasi, dalam hal ini data dan informasi yang terdapat pada website Ditjen P2HP, yang dihitung melalui: (i) jaringan koneksi internet berfungsi dalam setahun; (b) teraksesnya aplikasi sistem informasi oleh publik dalam 24 jam sehari.

Berdasarkan penjelasan di atas, dilakukan perhitungan SLA sebagai berikut:

a. Jumlah hari dalam setahun adalah 365 hari;

b. Dalam kurun waktu setahun telah terjadi down time selama 32 hari yang disebabkan oleh: (i) pengembangan website Ditjen P2HP selama 30 hari; (ii) pemindahan server dari Telkom Slipi ke Telkom Jatinegara selama 1 hari; dan (iii) website shutdown selama 1 hari;

c. Sehingga capaian SLA adalah 91,23% ( ⁄ )

(8)

20

Target SLA Ditjen P2HP tahun 2013 adalah 70. Sampai dengan akhir tahun 2013, capaian nilai SLA Ditjen P2HP adalah 91,23%. Bila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 75%, maka capaian ini telah dapat dipenuhi. Meskipun capaian tahun 2013 telah melampaui target tahun 2014, nilai SLA ini lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal, yakni terkait peranan penyedia layanan internet dan pengembangan aplikasi layanan, dimana setiap tahunnya perlu dilakukan penyempurnaan. Untuk itu, target nilai SLA tahun 2014 sebesar 75% tetap dipertahankan.

Guna meningkatkan capaian di tahun mendatang, maka inisiatif strategis yang akan dilakukan adalah melakukan melakukan penyusunan kuesioner tingkat kepuasan pengguna informasi dan menyebarkannya secara berkala untuk mengetahui secara detail SLA yang diperoleh. Pengguna dapat secara langsung mengisi kuesioner yang tersedia di website, sehingga dapat diperoleh hasilnya secara up to date.

3. Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi Ditjen P2HP

Layanan informasi ke masyarakat dilakukan melalui website Ditjen P2HP (www.p2hp.kkp.go.id) dengan harapan masyarakat dapat mengetahui lebih banyak informasi, khususnya di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Sejalan dengan capaian nilai SLA, tingkat kepuasan pengguna/pemanfaat informasi terhadap kemudahan akses data dan informasi Ditjen P2HP telah tercapai sebesar 4,37 dari target yang ditetapkan sebesar 4, atau dengan tingkat capaian 109,25%.

Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan hasil jajak pendapat terhadap kepuasan pengguna/pemanfaat terhadap website Ditjen P2HP, untuk kemudian mengukurnya dalam sekala likert 1-5.

Ditjen P2HP, melalui website www.p2hp.kkp.go.id, menyimpulkan persepsi user terhadap kemudahan akses informasi melalui jajak pendapat terhadap kepuasan terhadap website Ditjen P2HP, dalam kaitannya dengan kemudahan akses informasi, dengan satu kepercayaan bahwa data dan informasi tersebut memberikan kontribusi positif bagi penggunanya.

(9)

21

Adapun dasar penghitungan dan teknik menghitung IKU ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi Ditjen P2HP

Komponen Survei Skor

1 2 3 4 5

Kepuasan terhadap website Ditjen P2HP (kemudahan akses informasi)

Tidak

Baik Kurang Cukup Baik Sangat

Baik

Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi Ditjen P2HP (Kepuasan terhadap website Ditjen P2HP)

Indikator Skor ∑ Responden Nilai

Sangat Baik 5 1.506 7.530

Baik 4 1.856 7.424

Cukup 3 140 420

Kurang 2 29 58

Tidak Baik 1 0 0

Total 3.531 15.432

Rata-Rata 4,37

Sama halnya dengan nilai SLA, bila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 4,25, maka capaian persepsi user terhadap kemudahan akses informasi Ditjen P2HP ini telah dapat dipenuhi. Meskipun capaian tahun 2013 telah melampaui target tahun 2014, persepsi user ini juga lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal, yakni kepuasan pengguna/pemanfaat terhadap website Ditjen P2HP.

Untuk itu, target persepsi user terhadap kemudahan akses informasi Ditjen P2HP tahun 2014 sebesar 4,25 tetap dipertahankan.

Dari hasil penilaian tersebut di atas akan diupayakan peningkatan akses informasi yang lebih cepat dan terintegrasi yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, khususnya masyarakat pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.

3.2.3 Sasaran Strategis 3

Terwujudnya Good Governance dan Clean Government di Ditjen P2HP

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya good governance dan clean government di Ditjen P2HP terdiri atas 12 (dua belas) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

(10)

22

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

4. Tingkat ketaatan terhadap SAP DJP2HP (%) 100 100 100,00 5. Tingkat Kepatuhan terhadap SPI DJP2HP (%) 100 100 100,00 6. Kecukupan Pengungkapan BAS dalam LK DJP2HP Cukup Cukup 100,00 7. Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan

Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di DJP2HP (%)

100 94,98 94,98

8. Nilai Perencanaan Kinerja DJP2HP 27 31,98 118,44

9. Nilai Pengukuran Kinerja DJP2HP 15,5 16,31 105,23

10. Nilai Pelaporan Kinerja DJP2HP 11,5 13,43 116,78

11. Nilai Evaluasi Program DJP2HP 4 3,54 88,50

12. Nilai Pencapaian Kinerja DJP2HP 15,5 17,8 114,84

13. Nilai Integritas DJP2HP 6,5 7,12 109,54

14. Nilai inisiatif anti korupsi DJP2HP 7,5 8,0 106,67

15. Nilai penerapan Reformasi Birokrasi (RB) DJP2HP 75 (setara level 4)

79,2 105,60

4. Tingkat Ketaatan terhadap SAP Ditjen P2HP

Tingkat ketaatan satker dalam menggunakan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan dan laporan BMN, mulai dari laporan realisasi anggaran, neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan, diwajibkan mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/2011.

Tingkat ketaatan terhadap SAP Tahun 2013 mencapai 100%, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari capaian tersebut, bahwa Laporan Keuangan Ditjen P2HP Tahun 2013 disajikan sesuai dengan SAP dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Tim BPK RI.

Laporan Keuangan Ditjen P2HP Tahun 2013 telah memenuhi karakteristik kualitatif, seperti Relevan (memiliki feedback value, memiliki predictive value, disajikan lengkap, dan disajikan tepat waktu), Andal (disajikan dengan fair, dapat diverifikasi netral (tidak mengandung unsur kepentingan tertentu)), dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Disamping itu, komponen-komponen pokok pada Laporan Keuangan Ditjen P2HP Tahun 2013 juga dapat dipenuhi, seperti Neraca, LRA, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan Ditjen P2HP Tahun 2013 juga telah memenuhi prinsip-prinsip akuntansi, seperti Basis akuntansi, Prinsip nilai historis, Prinsip realisasi, Prinsip substansi mengungguli bentuk formal, Prinsip periodisitas, Prinsip konsistensi, Prinsip pengungkapan lengkap, dan Prinsip penyajian wajar.

(11)

23

Oleh karena itu, Laporan Keuangan Ditjen P2HP Tahun 2013 telah menyajikan informasi dengan cukup, yakni penjelasan yang memadai mengenai angka-angka dalam LRA dan Neraca beserta informasi pendukungnya.

Tingkat ketaatan terhadap SAP Ditjen P2HP ditargetkan 100% setiap tahunnya. Oleh karenanya, apabila pencapaian tahun 2013 dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 100%, maka capaian kinerja ini telah dapat dipenuhi.

Untuk itu, perlu upaya pembinaan dan pengendalian pengelolaan keuangan secara berkala agar kinerja ini dapat dipertahankan, mengingat eksternal terhadap kinerja ini sangat besar, yakni tingkat ketaatan satker lingkup Ditjen P2HP dalam menggunakan SAP sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan dan BMN.

5. Tingkat Kepatuhan terhadap SPI Ditjen P2HP

Tingkat kepatuhan terhadap SPI merupakan salah satu komponen yang dinilai dalam rangka menuju WTP. Tingkat kepatuhan terhadap SPI Ditjen P2HP tahun 2013 tercapai 100% sesuai dengan target. Pencapaian kinerja ini didukung oleh dilaksanakannya verifikasi terhadap dokumen pertanggungjawaban atas beban APBN pada satker lingkup Ditjen P2HP.

Sama halnya dengan kinerja tingkat ketaatan terhadap SAP Ditjen P2HP, kinerja tingkat kepatuhan terhadap SPI Ditjen P2HP juga ditargetkan 100% setiap tahunnya. Oleh karenanya, apabila pencapaian tahun 2013 dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 100%, maka capaian kinerja ini telah dapat dipenuhi.

Untuk itu, akan diupayakan pembinaan dan pendampingan dalam pengelolaan dokumen pertanggungjawaban atas beban APBN pada satker lingkup Ditjen P2HP agar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

6. Kecukupan Pengungkapan BAS dalam LK Ditjen P2HP

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintah serta pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, terutama terkait dengan Bagan Akun Standar (BAS) yang dilakukan melalui pengumpulan data dan informasi dari seluruh satker lingkup Ditjen P2HP.

(12)

24

Kecukupan pengungkapan BAS dalam LK Ditjen P2HP Tahun 2013 mencapai tercapai 100%. Kecukupan pengungkapan BAS dalam LK Ditjen P2HP juga ditargetkan 100% setiap tahunnya, sehingga apabila dibandingkan, maka target kinerja tahun 2014 juga telah dapat terpenuhi. Untuk itu, sosialisasi dan pembinaan dalam penyusunan dokumen anggaran sesuai dengan BAS akan terus dilakukan secara simultan dengan pendampingan penyusunan laporan keuangan Ditjen P2HP agar anggaran yang dikelola Ditjen P2HP sesuai dengan BAS yang telah ditetapkan.

7. Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di Ditjen P2HP

Laporan hasil pemeriksanaan aparat pengawas memuat antara lain rekomendasi yang diberikan dalam rangka perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang ditemui selama proses audit. Rekomendasi menjadi sangat penting dan prioritas untuk ditindaklanjuti sebagai langkah perbaikan, pertanggungjawaban dan cerminan komitmen suatu unit kerja untuk memperbaiki diri, termasuk dalam pemberantasan KKN dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

Sampai dengan tahun 2013, jumlah rekomendasi APIEP kepada Ditjen P2HP adalah sebanyak 936 rekomendasi, yang terdiri dari 40 rekomendasi dari Aparat Pengawas Eksternal (BPK dan BPKP) dan 896 rekomendasi dari Aparat Pengawas Internal (Inspektorat Jenderal KKP). Dalam menindaklanjuti rekomendasi tersebut, Ditjen P2HP telah berkoordinasi dengan APIEP, namun demikian belum seluruh rtersebut dapat terselesaikan secara tuntas, karena terkait dengan proses dan waktu yang diperlukan. Dari 936 rekomendasi yang diberikan kepada Ditjen P2HP, sebanyak 94,98% atau 889 rekomendasi telah ditindaklanjuti dengan predikat

“tuntas”, sehingga masih terdapat 15,02% atau 47 rekomendasi yang belum tuntas.

Tabel 3.3. Rekomendasi APIEP yang ditindaklanjuti di Ditjen P2HP Tahun 2013

No APIEP Rekomendasi

Jumlah Tindak Lanjut Sisa

1 BPK 39 34 5

2 BPKP 1 1 0

3 Itjen KKP 896 854 42

Jumlah 936 889 47

(13)

25

8. Nilai Perencanaan Kinerja Ditjen P2HP

Perencanaan Kinerja di lingkup Ditjen P2HP telah dilakukan dengan menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK). Sasaran pada dokumen perencanaan tersebut juga telah berorientasi hasil dan telah direviu secara berkala. Penilaian terhadap perencanaan kinerja Ditjen P2HP merupakan bagian dari penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Ditjen P2HP. Untuk itu, selain LAKIP Ditjen P2HP, dokumen perencanaan kinerja seperti Renstra, RKT, dan PK, juga merupakan dokumen yang dievaluasi dalam penilaian akuntabilitas kinerja Ditjen P2HP.

Hasil penilaian terhadap perencanaan kinerja Ditjen P2HP memperoleh nilai 31,98 dari nilai maksimal 35. Capaian ini relatif menurun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 32,43, sehingga ke depan perlu ditingkatkan.

Berdasarkan capaian tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti, yaitu:

a. Dokumen Renstra belum memuat indikator tujuan;

b. Indikator kinerja yang ditetapkan belum cukup untuk mengukur peningkatan daya saing;

c. Rencana aksi belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk peningkatan kinerja, terutama analisis dan pencarian alternatif solusi terhadap deviasi capaian kinerja.

9. Nilai Pengukuran Kinerja Ditjen P2HP

Pengukuran kinerja dilakukan terhadap seluruh indikator kinerja Ditjen P2HP yang tertuang dalam dokumen perencanaan kinerja, seperti Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK). Penilaian terhadap pengukuran kinerja Ditjen P2HP juga merupakan bagian dari penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Ditjen P2HP.

Indikator kinerja sasaran telah dapat diukur secara obyektif dan relevan dengan sasaran yang akan diukur. Target kinerja jangka pendek telah diukur realisasinya dan hasil pengukuran kinerja telah digunakan untuk penyusunan laporan kinerja. Hasil penilaian terhadap pengukuran kinerja Ditjen P2HP

(14)

26

memperoleh nilai 16,31 dari nilai maksimal 20. Sama halnya dengan penilaian terhadap perencanaan kinerja Ditjen P2HP, capaian ini relatif menurun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 16,82, sehingga ke depan terdapat beberapa rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti dalam rangka perbaikan , yaitu:

a. Pengukuran kinerja individu baru mencapai 74% dari total pegawai Ditjen P2HP dan masih dilakukan secara manual tanpa bantuan teknologi informasi;

b. Sistem Informasi Manajemen Monitoring dan Evaluasi Penetapan Kinerja (SIMETA) yang dibangun oleh Biro Perencanaan belum diimplementasikan untuk pengukuran kinerja Ditjen P2HP.

10. Nilai Pelaporan Kinerja Ditjen P2HP

Pelaporan kinerja dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban instansi pemerintah terhadap tugas dan fungsi yang diembannya. Dokumen pelaporan yang wajib disampaikan merupakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Penilaian terhadap LAKIP Ditjen P2HP ini juga merupakan bagian dari penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Ditjen P2HP.

Hasil penilaian terhadap pelaporan kinerja Ditjen P2HP memperoleh nilai 13,43 dari nilai maksimal 15. Capaian ini relatif sama apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

LAKIP Ditjen P2HP Tahun 2012 telah disusun dan menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome serta menyajikan evauasi dan analisis mengenai capaian kinerja berikut pembandingan dengan tahun sebelumnya, namun belum terdapat pembandingan lain atas capaian kinerja, misalnya konsumsi ikan di ASEAN atau pembandingan nilai ekspor di Asia.

11. Nilai Evaluasi Program Ditjen P2HP

Evaluasi program perlu dilakukan sebagai masukan dan perbaikan dalam perencanaan kinerja. Hasil evaluasi SAKIP Ditjen P2HP tahun2013 belum memuat nilai evaluasi program, sehingga untuk mengakomodir capaian evaluasi program Ditjen P2HP maka diidentikkan dengan capaian nilai evaluasi program KKP.

(15)

27

Hasil penilaian terhadap evaluasi program Ditjen P2HP memperoleh nilai 3,54 dari nilai maksimal 10. Upaya perbaikan yang telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan evaluasi kinerja dan program/kegiatan adalah evaluasi secara berkala dan hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan perencanaan dan penerapan manajemen kinerja (fungsi feedback).

12. Nilai Pencapaian Kinerja Ditjen P2HP

Pencapaian kinerja merupakan ukuran terhadap target konerja yang telah diperjanjikan. Pencapaian kinerja yang dinilai adalah capaian kinerja output, kinerja outcome dan kinerja tahun berjalan. Penilaian terhadap pencapaian kinerja Ditjen P2HP ini juga merupakan bagian dari penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Ditjen P2HP.

Hasil penilaian terhadap pencapaian kinerja Ditjen P2HP memperoleh nilai 17,08 dari nilai maksimal 20. Capaian ini relatif meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 15,30.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa capaian kinerja output dan outcome masih belum optimal, yaitu capaian kinerja belum menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

13. Nilai Integritas Ditjen P2HP

Survei integritas sektor publik dilakukan dalam rangka memberikan penilaian terhadap integritas layanan yang diberikan oleh Ditjen P2HP kepada masyarakat. Hasil penilaian merupakan cerminan bagaimana masyarakat sebagai pengguna layanan memberikan penilaian yang didasarkan dari pengalaman pengguna layanan dalam mengurus layanan di Ditjen P2HP.

Upaya perbaikan dilakukan dengan mekanisme pengaduan masyarakat, pemanfaatan teknologi informasi, ekspektasi petugas terhadap gratifikasi, perilaku birokrat maupun pengguna layanan dan tingkat upaya sosialisasi/kampanye antikorupsi terhadap petugas dan pengguna layanan. Survei integritas sektor publik menyertakan pula layanan pengadaan barang dan jasa (PBJ) di tingkat pusat dan

(16)

28

daerah. Penetapan PBJ sebagai salah satu obyek survei merupakan bentuk sinergitas program pencegahan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pencanangan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan didasarkan pada suatu alasan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan dianggap telah memenuhi persyaratan, yaitu penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan, LAKIP mendapat nilai A, dan nilai hasil survei integritas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebesar 7,12.

Capaian nilai integritas Ditjen P2HP tahun 2013 sebesar 7,12 atau tercapai 109,54% dari target (6,5). Capaian tersebut merupakan nilai integritas KKP yang merupakan hasil penilaian KPK. Adapun di tingkat eselon I ke bawah penilaian integritas belum dilakukan, sehingga sesuai kebijakan implementasi BSC, untuk sementara waktu capaian di tingkat KKP dapat digunakan sebagai nilai integritas ditingkat eselon I ke bawah. Nilai tersebut mencerminkan adanya peningkatan kualitas good govermance and clean govermment di lingkup KKP. Dari target yang telah dicapai pada tahun 2013 akan menjadi acuan untuk peningkatan kinerja di tahun berikutnya.

14. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP

Penilaian Insiatif Anti Korupsi (PIAK) dilakukan dengan tujuan untuk mengukur apakah suatu instansi publik telah menerapkan sistem dan mekanisme yang efektif untuk mencegah dan mengurangi korupsi di lingkungan internalnya.

Tabel 3.4. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP, 2011–2013 Indikator

Kinerja Utama

Tahun Pertumbuhan (%)

2011 2012 2013 2011-2013 2012-2013 Nilai Inisiatif

Anti Korupsi Ditjen P2HP

6,64 (peringkat 5

dari 10 eselon I)

7,84 (peringkat 3

dari 10 eselon I)

8,00 (peringkat 2

dari 10 eselon I)

10,03 2,10

Penilaian Inisiatif Anti Korupsi tahun 2013 menggunakan 8 (delapan) indikator kuantitatif dan 1 (satu) laporan kualitatif. 8 (delapan) indikator kuantitatif tersebut, yaitu: Kode etik khusus; Transparansi dalam manajemen SDM;

Transparansi penyelenggara negara, Transparansi dalam pengadaan barang/jasa;

(17)

29

Mekanisme pengaduan masyarakat; Akses publik dalam memperoleh informasi unit utama; Pelaksanaan rekomendasi yang diberikan KPK/BPK/APIP; dan Kegiatan promosi anti korupsi. Sedangkan laporan kualitatif berisi kegiatan-kegiatan unit kerja dalam upaya pencegahan korupsi di lingkungannya yang tidak terakomodir dalam indikator kuantitatif.

Penilaian Inisiatif Anti Korupsi dilakukan dengan metode self assessment check list. Peserta PIAK mengisi sendiri kuesioner indikator kuantitatif dan membuat laporan kualitatif dengan melampirkan bukti pendukung dan dinilai oleh Inspektorat Jenderal KKP. Pada tahun 2013, Nilai PIAK Ditjen P2HP sebesar 8,0 atau tercapai 106,67%, melebihi target yang ditetapkan di tingkat KKP sebesar 7,5.

Capaian PIAK Ditjen P2HP tahun 2013 tersebut meningkat 2,1% jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya, yakni 7,84%. Sedangkan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, capaian PIAK Ditjen P2HP meningkat rata-rata 10,03% per tahun.

Dalam hal peringkat penilaian di lingkungan KKP, terjadi peningkatan peringkat setiap tahunnya, pada tahun 2011 Ditjen P2HP peringkat 5 dari 10 Eselon I, tahun 2012 peringkat 3, dan tahun 2013 peringkat 2.

Dalam rangka pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di lingkungan Ditjen P2HP, telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat meminimalisir terjadinya korupsi, antara lain:

a. ESQ Mission and Character Building, dilaksanakan untuk menanamkan visi dan misi Ditjen P2HP sebagai panduan dalam bekerja melayani masyarakat, sehingga dapat meminimalisir peluang terjadinya korupsi. Diharapkan, dampak dari kegiatan ini adalah berkurangnya peluang terjadinya korupsi dimulai dari dalam diri setiap pegawai Ditjen P2HP;

b. Peningkatan kualitas pelayanan publik pada Penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan dan Ijin Pemasukan Hasil Perikanan ke dalam Wilayah RI melalui penyusunan dan publikasi Maklumat Pelayanan, serta melakukan survei kepuasan masyarakat secara berkala. Diharapkan, masyarakat pengguna layanan mengetahui bahwa pelayanan tidak dipungut biaya, dan untuk mengetahui persepsi masyarakat pengguna layanan terhadap pelayanan yang kita berikan dan untuk perbaikan pelayanan;

(18)

30

c. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah melalui monitoring capaian kinerja dan anggaran Ditjen P2HP secara berkala, yang diakhiri dengan penyusunan LAKIP Ditjen P2HP. Diharapkan, pencapaian kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan;

d. Peningkatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) melalui sosialisasi dan identifikasi resiko dalam rangka sistem pengendalian intern lingkup Ditjen P2HP;

e. Pencanangan Wilayah Bebas Korupsi melalui sosialisasi dan asistensi wilayah bebas korupsi. Diharapkan kegiatan ini akan berdampak yang besar dan bersifat jangka panjang.

Kegiatan inisiatif anti korupsi Ditjen P2HP di atas menekankan pada 3 (tiga) unsur yaitu:

a. Penyempurnaan sistem dilakukan untuk menemukan tahapan birokrasi yang berpeluang terjadinya korupsi;

b. Dengan adanya kesadaran pegawai diharapkan setiap pegawai tidak melakukan abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan) yang merupakan awal terjadinya korupsi;

c. Perlunya mencari persepsi masyarakat pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (customer perspective) adalah untuk mendapatkan penilaian yang obyektif terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan selaku pelayanan masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan capaian target di tahun mendatang, maka inisiatif strategis yang dilakukan adalah dengan tetap menyelenggarakan sosialisasi terhadap budaya anti korupsi di lingkungan internal Ditjen P2HP.

15. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi (RB) Ditjen P2HP

Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksanaannya dilakukan melalui program-program yang meliputi: (1) Manajemen Perubahan; (2) Penataan Peraturan Perundang-undangan;

(3) Penataan dan Penguatan Organisasi; (4) Penataan Tata Laksana; (5) Penataan

(19)

31

Sistem SDM Aparatur; (6) Penguatan Pengawasan Intern; (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan (9) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui. Reformasi birokrasi KKP dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain reformasi birokrasi KKP merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Oleh karena itu KKP harus segera mengambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistemik sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi, dan strategi KKP.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Ditjen P2HP sebagai salah satu unit kerja eselon I yang membidangi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan reformasi birokrasi sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dikatakan bahwa terdapat 8 area perubahan yaitu organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, mind set dan culture set, yang kemudian diatur dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 bahwa program reformasi birokrasi terdapat 3 tingkat yaitu makro, meso dan mikro.

Hasil penyusunan kertas kerja, dokumen bukti, dan survei internal dikonversi ke dalam sistem online www.pmprb.menpan.go.id sehingga terbentuk Profil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Ditjen P2HP sebagai berikut:

(20)

32

Tabel 3.5. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Ditjen P2HP Tahun 2013

No Program Komponen

Pengungkit

Komponen

Hasil Selisih

1. Manajemen Perubahan 80 81 +1

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan 80 81 +1

3. Penataan dan Penguatan Organisasi 78 82 +4

4. Penataan Tatalaksana 80 82 +2

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 79 81 +2

6. Penguatan Pengawasan 80 82 +2

7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 80 82 +2

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 78 81 +3

9. Monitoring dan Evaluasi 80 81 +1

Rata-rata 79,44

(Level 4)

81,44 (Level 4)

+2

Level 79,20 (Level 4)

Profil PMPRB yang baik apabila Komponen Hasil lebih tinggi dari Komponen Pengungkit. Komponen Pengungkit adalah berbagai kriteria dan pendekatan yang telah dilakukan oleh suatu unit kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Komponen Hasil adalah (i) capaian yang diperoleh dari pengukuran atas persepsi pegawai, warga negara/pengguna, dan masyarakat terhadap suatu unit kerja; (ii) pengukuran atas indikator kinerja internal dan eksternal yang menunjukkan seberapa baik suatu unit kerja mencapai tujuan dan sasaran/target yang telah ditetapkan.

Untuk Komponen Pengungkit, Ditjen P2HP berada di level 3 dari 5 level, dengan makna bahwa Ditjen P2HP telah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan. Untuk Komponen Hasil, berada di level 4 dari 5 level, dengan makna bahwa hasil telah menunjukkan perkembangan yang substansial dan/atau semua target yang relevan terpenuhi.

Pada tahun 2013, hasil evaluasi PMPRB oleh Inspektorat Jenderal KKP, Ditjen P2HP berada pada level 4 dengan nilai 79,2 dari target yang ditetapkan sebesar 75, atau setara dengan tingkat capaian 105,6%.

Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi, telah dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Telah dibentuk Tim Pembantu Assesor PMPRB Ditjen P2HP dengan Keputusan Dirjen P2HP Nomor 02/KEP-DJP2HP/2013. Tim tersebut mempunyai tugas membantu Sesditjen P2HP selaku Assesor PMPRB Ditjen P2HP;

(21)

33

b. Dalam rangka penyelesaian PMPRB, telah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

- Melaksanakan Bimbingan Teknis Tata Cara Penyelesaian PMPRB pada tanggal 29-30 Januari 2013 dengan narasumber dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Inspektorat Jenderal KKP;

- Melaksanakan rapat pembagian tugas Tim Pembantu Assesor PMPRB Ditjen P2HP pada tanggal 20 Februari 2013;

- Melaksanakan rapat penyusunan Kertas Kerja dan pengumpulan Dokumen Bukti pada tanggal 28 Februari-1 Maret dan 11-19 Maret 2013 dengan didampingi oleh Inspektorat IV;

- Melaksanakan Survei Internal pada tanggal 1 Maret 2013 dengan responden 20 orang pegawai Ditjen P2HP dengan komposisi 7 orang Gol. IV, 7 orang Gol. III, dan 6 orang Gol. II.

Beberapa hal yang harus diperbaiki untuk peningkatan reformasi dan birokrasi adalah penerapan program RB Ditjen P2HP secara menyeluruh dan monitoring dan evaluasi pelaksanaan RB Ditjen P2HP secara berkala.

3.2.4 Sasaran Strategis 4

Terkelolanya Anggaran Ditjen P2HP secara Optimal

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terkelolanya anggaran Ditjen P2HP secara optimal hanya terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

16. Persentase penyerapan DIPA DJP2HP > 95 96,99 100,00

16. Persentase Penyerapan DIPA Ditjen P2HP

Pelaksanaan anggaran, harus dikelola dengan optimal sesuai rencana yang telah ditetapkan dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Sampai dengan akhir tahun 2013, penyerapan anggaran Ditjen P2HP sebesar 96,99%, setara dengan pencapaian 100% dari target yang telah ditetapkan, yaitu >95%. Persentase penyerapan anggaran Ditjen P2HP tahun 2013 ini meningkat 1,25% apabila

(22)

34

dibandingkan dengan penyerapan anggaran Ditjen P2HP pada tahun sebelumnya.

Sama halnya dengan periode setahun terakhir, penyerapan anggaran Ditjen P2HP pada periode 4 tahun terakhir (2010-2013) juga relatif meningkat, dengan rata-rata peningkatan 0,82% per tahun.

Tabel 3.6. Persentase Penyerapan Anggaran Ditjen P2HP, 2010-2013

Indikator Kinerja Utama Tahun Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012 2013 2010-2013 2012-2013 Persentase penyerapan

DIPA Ditjen P2HP (%)

94,67 93,55 95,79 96,99 0,82 1,25

Sedangkan apabila penyerapan anggaran tahun 2013 ini dibandingkan dengan target tahun 2014, maka capaian penyerapan anggaran tahun 2013 telah melampaui target tahun 2014. Namun demikian, penyerapan anggaran lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal, yakni bergantung pada penyerapan anggaran masing- masing Satker lingkup Ditjen P2HP. Untuk itu, target penyerapan anggaran Ditjen P2HP tahun 2014 sebesar >95% tetap dipertahankan.

Apabila digambarkan, maka capaian penyerapan anggaran Ditjen P2HP sejak tahun 2010-2013 dapat disajikan sebagai berikut:

2010 2011 2012 2013

206.552

615.951

552.567

653.737

94,67%

93,55%

95,79%

96,99%

Pagu (Rp juta) Realisasi (%)

Tahun Anggaran (Rp) Fisik

Pagu Realisasi % (%)

2010 206.552.100.000 195.539.248.061 94,67 95,77 2011 615.951.009.000 576.197.552.685 93,55 98,43 2012 552.567.014.000 529.304.563.196 95,79 98,45 2013 653.736.995.000 634.061.318.366 96,99 99,23

Gambar 3.2. Penyerapan Anggaran Ditjen P2HP, 2010-2013

(23)

35

Pada tahun 2013, anggaran pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang dikelola oleh Ditjen P2HP sebesar Rp 719.688.000.000,- (Tujuh ratus sembilan belas miliar enam ratus delapan puluh delapan juta rupiah), yang kesemuanya merupakan APBN rupiah murni. Anggaran tersebut dialokasikan bagi 183 Satuan Kerja (Satker) lingkup Ditjen P2HP, yang terdiri atas 6 Satker Pusat, 1 Satker UPT, 33 Satker Dekonsentrasi, 33 Satker Tugas Pembantuan Provinsi dan 110 Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota. Pada perjalanan tahun 2013, tepatnya bulan Juli 2013, Ditjen P2HP melakukan penghematan anggaran sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden, sehingga pagu anggaran Ditjen P2HP tahun 2013 menjadi Rp 658.616.602.000,- (Enam ratus lima puluh delapan miliar enam ratus enam belas juta enam ratus dua ribu rupiah). Pada bulan November 2013, Ditjen P2HP mendapatkan alokasi APBN-P sebesar Rp 4 Miliar sebagai tindak lanjut direktif Presiden untuk percepatan pembangunan Provinsi NTT, sehingga pagu anggaran Ditjen P2HP tahun 2013 menjadi Rp 662.616.602.000,- (Enam ratus enam puluh dua miliar enam ratus enam belas juta enam ratus dua ribu rupiah). Terakhir, pada bulan Desember 2013, Ditjen P2HP mendapatkan pengurangan anggaran yang diperuntukkan bagi pembayaran tunjangan kinerja, sehingga pagu anggaran Ditjen P2HP tahun 2013 menjadi Rp 653.736.995.000,- (Enam ratus lima puluh tiga miliar tujuh ratus tiga puluh enam juta sembilan ratus sembilan puluh lima ribu rupiah).

Sampai dengan akhir tahun 2013, penyerapan anggaran Ditjen P2HP adalah sebesar Rp 634.061.318.366,-, atau setara dengan 96,99% dan realisasi fisiknya sebesar 99,23%.

Tabel 3.7. Alokasi Anggaran Ditjen P2HP Tahun 2013

No Satuan Kerja

Satker

Anggaran (Rp)

Pagu Awal Revisi Inpres Revisi APBN-P Revisi Tukin

1 Pusat 6 392.181.572.000 345.964.853.000 349.464.853.000 341.671.246.000

2 UPT 1 81.705.538.000 66.850.859.000 67.350.859.000 66.264.859.000

3 Dekonsentrasi 33 59.534.795.000 59.534.795.000 59.534.795.000 59.534.795.000

4 Tugas Pembantuan

Provinsi 33 41.151.661.000 41.151.661.000 41.151.661.000 41.151.661.000

5 Tugas Pembantuan

Kab/Kota 110 145.114.434.000 145.114.434.000 145.114.434.000 145.114.434.000

Total 183 719.688.000.000 658.616.602.000 662.616.602.000 653.736.995.000

(24)

36

Apabila ditelaah menurut kewenangan pelaksanaan anggaran, maka penyerapan anggaran di Pusat, UPT dan Tugas Pemantuan berkontribusi besar pada penyerapan anggaran Ditjen P2HP tahun 2013. Sedangkan penyerapan anggaran melalui kegiatan Dekonsentrasi relatif masih di bawah target >95%, namun demikian secara fisik pelaksanaan kegiatan dapat diselesaikan 100%.

Tabel 3.8. Penyerapan Anggaran Ditjen P2HP Tahun 2013 Menurut Kewenangan No Satuan Kerja Anggaran

(Rp)

Realisasi Anggaran Fisik (%)

Rp %

1 Pusat 341.671.246.000 335.852.454.156 98,30 100,00

2 UPT 66.264.859.000 64.468.163.000 97,29 97,29

3 Dekonsentrasi 59.534.795.000 56.090.956.951 94,22 100,00 4 Tugas Pembantuan

Provinsi

41.151.661.000 39.633.507.970 96,31 99,63

5 Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota

145.114.434.000 138.023.865.389 95,11 97,87

Total 653.736.995.000 634.061.318.366 96,99 99,23

Apabila ditelaah menurut kegiatan dan unit kerja pelaksana, maka secara umum penyerapan anggaran di masing-masing kegiatan dapat tercapai melampaui target, meskipun ada satu kegiatan, yakni FasilitasiPenguatan dan Pengembangan Pemasaran Luar Negeri Hasil Perikanan yang capaiannya sedikit di bawah target.

Namun demikian, secara fisik pelaksanaan kegiatan dapat diselesaikan jauh melebihi target.

Tabel 3.9. Penyerapan Anggaran Ditjen P2HP Tahun 2013 Menurut Kegiatan

No Kegiatan Penanggung

Jawab

Anggaran (Rp)

Realisasi Anggaran

Rp %

1 Fasilitasi Penguatan dan

Pengembangan Pemasaran Dalam Negeri Hasil Perikanan

Direktorat Pemasaran Dalam Negeri

99.435.597.000 96.568.020.543 97,12

2 Fasilitasi Penguatan dan Pengembangan Pemasaran Luar Negeri Hasil Perikanan

Direktorat Pemasaran Luar

Negeri

23.601.782.000 22.240.916.584 94,23

3 Fasilitasi Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan

Direktorat Pengolahan Hasil

209.307.405.000 201.993.597.465 96,51

4 Fasilitasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan NonKonsumsi

Direktorat Pengembangan

Produk NonKonsumsi

47.791.365.000 46.072.503.044 96,40

5 Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Sistem Usaha dan Investasi Perikanan

Direktorat Usaha dan Investasi

111.983.270.000 109.854.814.009 98,10

6 Peningkatan Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen P2HP

Sekretariat Ditjen P2HP

161.617.576.000 157.331.466.721 97,35

Total 653.736.995.000 634.061.318.366 96,99

(25)

37

Apabila ditelaah menurut sumber pembiayaan, maka penyerapan anggaran Ditjen P2HP tahun 2013 keseluruhannya merupakan APBN Rupiah Murni, mengingat pada tahun 2013 tidak ada kegiatan PHLN yang dikelola oleh Ditjen P2HP.

Tabel 3.10. Penyerapan Anggaran Ditjen P2HP Tahun 2013 menurut Sumber Pembiayaan

No Sumber

Pembiayaan

Anggaran (Rp)

Realisasi Anggaran Fisik (%)

Rp %

1 Rupiah Murni 653.736.995.000 634.061.318.366 96,99 99,23

2 PHLN - - - -

Total 653.736.995.000 634.061.318.366 96,99 99,23

Sedangkan apabila capaian penyerapan anggaran ditelaah berdasarkan perkembangan penyerapan anggaran per bulan, maka penyerapan anggaran Ditjen P2HP tahun 2013 relatif masih rendah pada triwulan ke-1, ke-2 dan ke-3. Penyerapan anggaran Ditjen P2HP tahun 2013 baru menunjukkan progress yang cukup signifikan pada triwulan ke-4.

Gambar 3.3. Perkembangan Penyerapan Anggaran Ditjen P2HP Tahun 2013

(26)

38

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

Capaian kinerja Setditjen P2HP pada Perspektif Internal (Internal Process Perspective) sebesar 101,83%, yang berasal dari 7 (tujuh) Sasaran Strategis berikut:

1. Terwujudnya perencanaan dan pengembangan pegawai DJP2HP sesuai kebutuhan: 100%;

2. Terintegrasinya data dan informasi P2HP: 102,78%;

3. Terpenuhinya peraturan perundang-undangan bidang P2HP sesuai mandat:

110%;

4. Terwujudnya organisasi dan tatalaksana DJP2HP yang efektif: 100%;

5. Tersedianya dokumen perencanaan, kerjasama dan pelaporan DJP2HP yang berkualitas dan tepat waktu: 100%;

6. Terselenggaranya pengelolaan Keuangan Negara dan BMN DJP2HP yang akuntabel: 100%;

7. Terselenggaranya pengelolaan anggaran yang optimal: 100%.

Penjelasan tentang capaian indikator kinerja utama pada masing-masing sasaran strategis adalah sebagai berikut:

3.2.5 Sasaran Strategis 5

Terwujudnya Perencanaan dan Pengembangan Pegawai Ditjen P2HP sesuai Kebutuhan

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya perencanaan dan pengembangan pegawai Ditjen P2HP sesuai kebutuhan hanya terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

17. Persentase pegawai yang kompeten dan profesional sesuai kebutuhan (%)

60 60 100,00

(27)

39

17. Persentase Pegawai yang Kompeten dan Profesional sesuai Kebutuhan

Pegawai yang memiliki kemampuan dan karakteristik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan tugas jabatannya, sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Ditjen P2HP memiliki 7 unit kerja yang terdiri dari 6 unit kerja eselon II dan 1 unit pelaksana teknis. Persentase pegawai yang kompeten dan profesional sesuai dengan kebutuhan Ditjen P2HP pada tahun 2013 adalah 60%, sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan. Capaian ini berarti masih ada 40% pegawai Ditjen P2HP yang belum ditempatkan berbasis kompetensi. Penempatan dan penataan pegawai sangat penting untuk memperoleh kuantitas, kualitas, komposisi dan distribusi pegawai yang tepat sesuai dengan kebutuhan unit kerja.

3.2.6 Sasaran Strategis 6

Terintegrasinya Data dan Informasi P2HP

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terintegrasinya data dan informasi P2HP terdiri atas 4 (empat) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

18. Data dan statistik P2HP yang terintegrasi (Provinsi) 33 33 100,00 19. Media informasi dan komunikasi DJP2HP yang

valid, handal dan mudah diakses (tampil di media)

270 300 111,11

20. Persentase informasi manajemen kepegawaian DJP2HP yang terintegrasi (%)

100 100 100,00

21. Persentase data surat dan arsip DJP2HP yang tertib (%)

100 100 100,00

18. Data dan Statistik P2HP yang Terintegrasi

Ketersediaan data yang valid, mutakhir dan dapat dipercaya menjadi dambaan dan kebutuhan setiap organisasi. Kondisi lingkungan yang sangat dinamis menuntut Ditjen P2HP untuk mampu menyediakan data secara tepat, akurat dan terkini. Sangat disadari bahwa ketersediaan data-data tersebut akan banyak membantu dalam proses perencanaan, formulasi kebijakan dan pengambilan

(28)

40

keputusan setiap organisasi, baik pemerintah, swasta, organisasi politik, organisasi masyarakat, organisasi sosial budaya maupun organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat. Data P2HP yang akurat akan menghasilkan proses perencanaan yang benar dan pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan para pengolah maupun pemasar hasil perikanan.

Ditjen P2HP sebagai salah satu unit kerja Eselon di lingkup KKP, mempunyai tanggung jawab melaksanakan kegiatan statistik sesuai amanah Pasal 46 Undang- Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan.

Bertitik tolak pada hal tersebut, maka Ditjen P2HP melaksanakan pengembangan data dan statistik melalui kegiatan pengumpulan data unit usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan secara nasional untuk mendapatkan data yang tepat dan akurat sesuai kondisi saat ini, sehingga diharapkan data tersebut dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Dalam pelaksanaannya, diperlukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Pusat Data, Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pusat Statistik, Dinas yang menangani Kelautan dan Perikanan di Provinsi maupun Kabupaten/Kota dan unit usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sebagai sumber data dan informasi yang dibutuhkan.

Dalam rangka mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengembangan statistik P2HP, monitoring dan evaluasi menjadi suatu keharusan untuk dilaksanakan agar kegiatan tersebut tidak hanya memperoleh output yang telah ditetapkan, tetapi juga mendapatkan dampak dan manfaat bagi masyarakat. Kinerja data dan statistik P2HP tahun 2013 menunjukkan bahwa telah tersedia data dan statistik P2HP di 33 Provinsi di seluruh Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa data dan statistik P2HP telah terintegrasi, baik tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Ditjen P2HP menyadari bahwa masih diperlukan proses yang panjang dalam mengembangkan statistik P2HP yang dapat menggambarkan kondisi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan secara nasional. Untuk itu, Ditjen P2HP akan bekerja lebih keras lagi dan menumbuhkan komitmen yang kuat sehingga dalam melaksanakan kegiatan pengembangan data dan statistik P2HP benar-benar secara

Gambar

Gambar 3.1. Ikhtisar Pencapaian Sasaran Strategis Setditjen P2HP Tahun 2013
Tabel 3.2. Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi Ditjen P2HP
Tabel 3.4. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen P2HP, 2011–2013  Indikator  Kinerja Utama  Tahun  Pertumbuhan (%) 2011 2012 2013 2011-2013  2012-2013  Nilai Inisiatif  Anti Korupsi  Ditjen P2HP  6,64  (peringkat 5 dari 10  eselon I)  7,84  (peringkat 3 dari
Tabel 3.5. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Ditjen P2HP Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan metode CTL dapat meningkatkan kemahiran dan proses belajar menulis deskripsi siswa kelas X SMA Negeri I Bintan.Terlihat dari hasil tes

Jasa cuci mobil akan memudahkan masyarakat daripada mencucinya sendiri karena dalam penggunaan air yang di semportkan dengan tekanan tinggi sehingga tingkat

Perbedaan perkembangan kognitif (akal) menurut Al-Ghazali dan Jean Piaget terdapat pada metodologi sebagai basis pemikiran keduanya. metode penelitianyang digunakan

yang telah dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 2013 serta Sofian 2007 (Tim, 2013 dan Sofian, 2007), diketahui terdapat gua-gua yang secara morfologi,

adalah pada konsentrasi rendah air garam dapat merangsang pertumbuhan bakteri (Salam, 2012), Sementara itu daya hambat perasan jahe merah lebih kuat karena di dalam jahe

Nunukan , maka dengan ini kami mengundang saudara untuk hadir dalam acara pembuktian kualifikasi sesuai jadwal berikut :.. Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum l

Adapun permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi pemasaran dan hambatan Dinas Pariwisata Kabupaten Magetan dalam upaya mengembangkan

Sedangkan dalam rentang tahun 1970-1995, Secara umum musik iringan Tari Jepin sudah menggunakan violin model standar Grand Amati yang sifatnya konvensional dan