• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

K E P U T U S A N

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 167/Dik-1/2010

T e n t a n g

KURIKULUM DIKLAT

MANAGEMENT OF TRAINING (MoT) KEPALA PUSAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan dalam merencanakan, pelaksanaan, pengorganisasian dan evaluasi pelaporan pelaksanaan diklat teknis kehutanan diperlukan peningkatan/pengembangan SDM Kehutanan;

b. bahwa untuk peningkatan/pengembangan SDM kehutanan sebagaimana butir a dapat dilakukan melalui Diklat Management of Training (MoT);

c. bahwa untuk tercapainya tujuan pada diktum a dan b, perlu ditetapkan kurikulum diklat dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. UU RI No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perppu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999;

2. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.20/Menhut-II/2004 tanggal 15 Desember 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan;

3. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.13/Menhut-II/2004 tanggal 6

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

B O G O R

(2)

M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN TENTANG KURIKULUM DIKLAT MANAGEMENT oF TRAINING (MoT);

PERTAMA : Kurikulum Diklat Management of Training (MoT) sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA : Kurikulum sebagaimana diktum PERTAMA digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan Diklat Management of Training (MoT) di lingkup Kementerian Kehutanan.

KETIGA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor SK. 85/DIK-2/2004 tanggal 23 Agustus 2004 Lampiran 2. E.4 tentang Kurikulum Diklat Management of Training (MoT) dinyatakan tidak berlaku lagi;

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bogor

Pada tanggal : 31 Mei 2010

(3)

Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Nomor : SK. 167/Dik-1/2010

Tanggal : 31 Mei 2010

1. Nama Diklat : Management of Training (MoT) 2. Jenjang : Dasar

3. Latar Belakang

Dalam proses pembangunan kehutanan, kita perlu menyadari bahwa peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM), khususnya peningkatan kinerjanya melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) menjadi salah satu keharusan agar keberadaan unit kerja tetap terjaga, pencapaian tujuan-tujuan dapat berhasil secara berdayaguna dan berhasilguna, sehingga pada gilirannya dapat menjamin eksistensi dan manfaat hutan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat secara adil dan lestari. Sejalan dengan urgensinya kegiatan diklat tersebut, Pusat Diklat Kehutanan selaku pembina pelatihan teknis kehutanan berusaha secara maksimal memberikan perhatian dan komitmen kepada pengembangan SDM, khususnya melalui penyelenggaraan Diklat Manajemen Pelatihan (Management of Training/MoT).

Penyelenggaraan Diklat MoT pada dasarnya merupakan upaya penyiapan tenaga-tenaga yang kompeten, ahli, terampil dan layak menangani penyelenggaraan suatu jenis dan jenjang pelatihan teknis kehutanan. Sehingga dapat menyelenggarakan suatu pelatihan yang berkualitas, efektif dan efisien, serta sesuai dengan tujuan diklat yang telah ditetapkan.

Diklat MoT ini khusus untuk tenaga yang berasal dari luar instansi Kediklatan

(Pusat Diklat dan Balai Diklat) Kehutanan yang secara resmi tidak memiliki tugas

utama/pokok melaksanakan diklat, tetapi karena kebutuhannya sering

melaksanakan diklat. Oleh karena itu dalam diklat ini pembelajaran lebih

dititikberatkan pada metoda praktek (termasuk studi kasus), sedang

pembelajaran materi yang bersifat teoritis atau konsepsi-konsepsi difokuskan

pada hal-hal yang secara langsung mendukung kegiatan praktek. Hasil kegiatan

(4)

Diklat ini didesain berbasis kompetensi dan dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif. Materi/topik yang diajarkan adalah yang relevan dengan pekerjaan/penugasan yang akan diemban oleh calon peserta, khususnya bahasan-bahasan utama suatu siklus atau rangkaian dari jenis dan jenjang pelatihan teknis kehutanan tertentu. Dengan demikian pada program diklat ini selain memperoleh pemahaman terhadap materi yang dilatihkan peserta juga dapat menyusun rencana kerja yang menjadi salah satu acuan pelaksanaan tugas setelah peserta kembali ke tempat tugas.

4. Deskripsi Singkat Diklat

Diklat Management of Training (MoT) ini dimaksudkan untuk mengembangkan sikap, kepribadian, kedisiplinan, keterampilan dan kemampuan peserta guna menunjang keberhasilan dalam merencanakan, melaksanakan, mengorganisasikan dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan diklat teknis kehutanan, selain itu peserta mampu membuat rencana tindak lanjut diklat. Sehingga kegiatan-kegiatan peningkatan/pengembangan SDM Kehutanan melalui pelaksanaan diklat diharapkan dapat berkualitas hasilnya serta efisien dan efektif pelaksanaannya.

Dalam diklat ini diberikan mata diklat teori yaitu: Identifikasi Kebutuhan Pelatihan, Penyusunan Kurikulum dan Silabus. Penyusunan Rencana Pelatihan, Administrasi Pelaksanaan Pelatihan, Manajemen Kelas dan Praktikum.

Sedangkan mata diklat praktek terdiri dari : Administrasi Pelaksanaan Pelatihan, Manajemen Kelas dan Praktikumdan Rencana Aksi.

Proses pembelajaran menggunakan metoda pembelajaran partisipatif / orang dewasa. Pada diklat ini dilakukan evaluasi hasil belajar, melalui tes tertulis, pengamatan dan atau unjuk kerja. Mata diklat teori yang diuji adalah Identifikasi Kebutuhan Pelatihan, Penyusunan Kurikulum dan Silabus. Penyusunan Rencana Pelatihan, Administrasi Pelaksanaan Pelatihan, Manajemen Kelas dan Praktikum

5. Tujuan Diklat

Setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan diklat teknis kehutanan di instansinya secara baik sesuai standar dan peraturan-perundangan yang telah ditetapkan.

6. Sasaran Diklat

Setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan mampu :

a. Menjelaskan prinsip-prinsip Identifikasi Kebutuhan Pelatihan (IKP),

(5)

d. Menyusun strategi (persiapan/protokoler) pelaksanaan diklat yang tepat, e. Melaksanakan/mengelola diklat dengan tertib dan benar,

f. Melaksanakan administrasi penyelenggaraan diklat (teori dan praktikum), mulai dari persiapan, pelaksanaan, administrasi keuangan, dan evaluasi serta pelaporan, secara tertib dan benar, dan

g. Menyusun action plan/rencana tindak lanjut.

7. Kelompok Sasaran Diklat

a. Jumlah peserta : maksimal 30 orang per kelas b. Asal Peserta

- Instansi Kementerian Kehutanan pusat dan daerah (UPT), selain lembaga diklat kehutanan (Pusat Diklat, Balai Diklat Kehutanan dan SKMA) yang sering menyelenggarakan diklat.

- Dinas yang mengurusi kegiatan kehutanan di Propinsi/Kabupaten/Kota.

c. Persyaratan Peserta

- Jabatan : Kepala Seksi dan atau Staf yang sering ditugasi atau berpengalaman menangani pelaksanaan diklat/pelatihan

- Pendidikan minimal SLTA atau sederajat.

- Dapat mengoperasikan komputer - Sehat jasmani dan rohani.

- Ditugaskan oleh Kepala unit kerjanya.

8. Pengajar/Instruktur

Pengajar adalah personil yang profesional berdasarkan keahlian dan kewenangannya, serta ditunjuk dan ditugaskan oleh Pusat Diklat Kehutanan/Kepala Balai Diklat Kehutanan untuk mengajar.

a. Persyaratan Pengajar

- Memiliki pengalaman mengajar pada pelatihan Management of Training (MoT), Training Officer, Training Design dan atau sejenis;

- Menguasai metode dan materi yang diajarkan; dan

- Mampu mengevaluasi hasil belajar.

(6)

bersama-sama selama diklat baik pelajaran teori maupun selama praktek berlangsung.

9. Tempat Diklat

Diklar dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan, Balai Diklat/Latihan Kehutanan dan tempat lain yang memenuhi persyaratan.

10. Lama Diklat

Pelatihan dilaksanakan selama 15 hari setara dengan 100 Jpl @ 45 menit, Teori 40 Jpl, Praktek 60 Jpl

11. Peralatan dan Bahan Diklat

a. Untuk Kebutuhan Peserta : ATK, Diktat Hand Out

b. Untuk di Ruang Kelas : LCD, Lap-Top computer, OHP, Transparan paper, Flip-charts, spidol, wireless, papan tulis (white boards), dll.

c. Untuk Kebutuhan Praktek : Komputer, program administrasi kediklatan, printer, kertas, blanko-blanko administrasi kediklatan, dll.

12. Daftar Mata Diklat

No. Mata Diklat Jpl

I. Teori 40

1. Bina Suasana Pelatihan 2

2. Siklus Pelatihan 4

3. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan 8

4. Penyusunan Kurikulum dan Silabus 4

5. Penyusunan Rencana Pelatihan 4

6. Administrasi Pelaksanaan Pelatihan 10

7. Manajemen Kelas dan Praktikum 6

8. Rencana Aksi 2

II. Praktek 60

1. Penyusunan Rencana Pelatihan 10

2. Administrasi Pelaksanaan Pelatihan 40

3. Rencana Aksi 10

Jumlah 100

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dari aspal emulsi dan RAP , penelitian dari campuran kedua bahan tersebut diperlukan untuk memberikan evaluasi mengenai

berhitung, dengan alasan kegiatan keterampilan membaca dan menulis serta berhitung adalah salah satu tuntutan untuk jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu ketika

munikasi yang semakin terbuka dan teknologi yang canggih di era globalisasi ternyata tidak selalu mampu dimanfaatkan untuk mengejar kepentingan dan kesenan- gan

Knowledge management system ini dinilai sudah cukup baik dalam membantu proses penyimpanan dan pengorganisasian informasi serta adanya fitur pembuatan naskah berita

Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari perilaku berbahasa, baik prilaku yang tampak maupun perilaku yang tidak tampak: resepsi, persepsi, pemerolehan bahasa, dan

Penelitian dengan judul “Sikap Warga Kampung Keputih Tegal Timur Baru Sukolilo Surabaya Mengenai Program Corporate Social Responsibility “Penghijauan” oleh PT Astra

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi yang dapat mendukung kegiatannya, dengan menggunakan teknologi informasi semua kegiatan menjadi lebih mudah

tidak dapat menghadiri Rapat, ia dapat menunjuk seorang anggota lain dari Dewan Komisaris untuk mewakilinya dalam menghadiri Rapat berdasarkan surat kuasa khusus yang