• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kegiatan selama liburan. 2. Menghabiskan liburan dengan exchange. 3. Program exchange yang diketahui ANALISIS MARKET RESEARCH UB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Kegiatan selama liburan. 2. Menghabiskan liburan dengan exchange. 3. Program exchange yang diketahui ANALISIS MARKET RESEARCH UB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. Kegiatan selama liburan

7 dari 20 responden mengisi waktu liburannya hanya di rumah saja. 7 responden Sebanyak 4 orang jalan-jalan, dan 4 orang mengurus organisasi.

Hal ini menunjukkan bahwa para mahasiswa masih kurang produktifnya liburan mereka.

Bantu orang tua: 3

Jalan-jalan: 7

Dirumah aja: 7

Organisasi: 2

Kerja (Magang): 1

2. Menghabiskan liburan dengan exchange

19 dari 20 responden setuju ataupun memberikan tanggapan positif dengan menghabiskan liburan dengan exchange.

Bagus, seru: 19

“Bagus, asik gitu loh. Bisa nambah pengalaman dan dapat belajar di negeri orang tentang adaptasi dan nambah momen yang tidak bisa didapatin.” (F, L, Aktif, 2015)

Tidak menarik:

Netral:

Ragu: 1

3. Program exchange yang diketahui

Hanya 7 orang yang mengetahui program exchange dari segi program atau penyelenggaranya. Hal ini menunjukkan masih kurangnya informasi yang didapat mahasiswa UB tentang informasi atau kesempatan untuk exchange.

(2)

Tahu (bisa menyebutkan nama program/penyelenggara exchange): 7

Sekedar tahu sekilas: 5

Tidak Tahu: 8

4. Sumber informasi tentang program exchange

Sebanyak 12 responden dari 20 responden mengetahui informasi tersebut dari sosial media. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa UB lebih aktif falam mencari informasi di sosial di media.

Mengoptimalkan seluruh channel sosial yang dimiliki oleh para member maupun official account AIESEC UB sangat disarankan. Untuk video-video teaser mungkin bisa lebih ditambahkan dalam postingannya.

Pihak kampus / sekolah: 3

Sosial media / internet: 12

“Oh lebih ke social media, kaya broadcast lewat line, instagram, path. Karena anak muda sekarang kan kalau lihat broadcast gitu kan langsung dibaca, ya jadi semakin rame broadcast tentang program ini kayanya lebih banyak lagi orang-orang yang tahu lebih dalam tentang program ini.” (MF, P, sosial, 2015)

Dari teman: 3

Tidak tahu sama sekali: 1

5. Partisipasi dalam kegiatan exchange

Dari 20 Responden hanya 2 orang yang pernah mencoba untuk exchange walaupun pada seleksinya gagal, dan mereka tetap tertarik untuk ikut program exchange. 18 responden lainnya belum pernah sama sekali.

Sudah pernah ikut seleksi: 2

Belum: 18

(3)

6. Hambatan untuk ikut exchange

Sebanyak 6 orang menganggap hambatan merupakan hambatan utama (pertama disebutkan) adalah biaya, lalu ada 2 orang hambatannya adalah izin orang tua. 2 orang memilih hambatannya ada pada bahasa, 4 orang memiliki hambatan dengan waktu karena ada kesibukan yang lain walaupun tidak disebutkan kesibukan apa, 4 orang memiliki hambatan dengan jadwal akademik,

Masalah biaya masih menjadi masalah di banyak LC, dan salah satu untuk meningkatkan minat mahasiswa adalah membangun citra bahwa exchange tidak harus mahal dan tidak terkesan eksklusif namun tidak murahan.

Untuk itu konten dalam penyamapaian kepada calon applicant bisa menyesuaikan budget yang mereka miliki dengan negara tujuan dan berbagai negara/project yang menyediakan host family, tips n trick mencari penerbangan murah disamping mengadakan sponsorship class.

Biaya: 6

Orang tua: 2

Tidak ada hambatan: 3

Bahasa: 1

Waktu (dengan amanah atau acara lain): 4

Akademik: 4

7. Pendapat tentang sponsorship class

Dari 20 responden 14 orang setuju, dan hanya 2 orang ragu dengan adanya sponsorship class.

Setuju: 14

Tidak Setuju:

Ragu: 2

Tidak ditanyakan: 4

(4)

8. Pendapat tentang booklet for parents

Booklet for parents cukup mendapat respon positif dengan adanya 7 orang yang setuju dengan inovasi ini. Booklet ini akan berisikan konten apa itu GC, dan alur pendaftaran, biaya administrasi, kegiatan yang dilakukan (jenis project apa saja), benefit mengikuti program dan pilihan negara atau project- project, dan testimony EP returnee

Setuju: 7

“Malah lebih bagus karena orang tua akan berfikir akan hal positif dan menunjukan apa yang didapat dari volunteering dan exchange program kalian. Dan bakal bisa mensosialisasikan ke orang tua tentang program kalian itu sendiri.” (LE, P, Sosial, 2015)

Tidak Setuju:

Ragu:

Tidak ditanyakan: 13

9. Willingness to pay

Dilihat dari data dibawah ini, ternyata willingness to pay responden masih cukup rendah karena sebanyak 3 orang responden masih berada di kisaran 1.000.000 – 5.000.000 rupiah dan hanya 1 orang yang menjawab diatas 10 juta rupiah. Ada 12 orang yang tidak ditanyakan dan tidak menjawab willingness to pay nya maka kita tidak dapat mengidentifikasi secara spesifik kemampuan mereka untuk mengeluarkan biaya untuk exchange.

Tidak ditanyakan/dijawab = 12 orang 0 – 1.000.000 = 0 orang 1.000.001 – 5.000.000 = 3 orang 5.000.001 – 10.000.000 = 4 orang

> 10.000.000 = 1 orang

(5)

10. Pengetahuan tentang AIESEC Global Citizen

Hal ini cukup mencemaskan mengingat 13 dari 20 responden tidak tahu tentang program GC, dalam hal ini tentu saja promosi sejara digital maupun physical harus lebih digiatkan lagi terutama ke fakultas-fakultas dan kelas- kelas dengan memanfaatkan member yang ada.

Tahu: 4

Cuma tau kalo AIESEC punya exchange (ga tau branding global citizen):

3

Tidak Tahu sama sekali: 13

11. Pendapat tentang promosi Global Citizen

“Kalo diperpus menurutku efektif tapi yang tau hanya yang di perpus aja. Tapi jangan di perpus aja. Lewat sosial media tiap fakultas agar disosialisasikan sama fakultas atau BEM supaya mahasiswa dapat ke perpus” (F, L, Aktif, 2015)

“Pernah tahu tentang program nya tapi ga pernah tahu tentang promosinya, ya belum tahu lebih detailya” (MF, P, Sosial, 2015)

“....karena hanya dipromote di akun sosmed AIESEC aja jadi aku gak terlalu ngerti program nya. Taunya dari temen, dan dari mulut kemulut.lebih ke sharing” (MS, L, Aktif, 2015)

“Setau ini udah cukup baik sih kalian sering mengundang alumnus dari Global Citizen. Cuma untuk ke orang orang yang gatau AIESEC itu sendiri mungkin lebih dipromosiin lagi ke

sekolah sekolah mungkin bakal lebih membuka jalan mereka dan meningkatkan minat ke program kalian lah” (LE, P, Sosial, 2015)

“Paling kalo ditanya tentang sosialisasi nya saya juga ternyata baru tau AIESEC punya program kayak gitu. Menurutku lebih bagus di tingkatin lagi sosialisasinya misalnya infoin ke BEM Fakultas ataupun Himpunan yang ga bersentuhan langsung sama UKM atau juga bisa sekarang media sosial OA Line” (FA,L,Aktif, 2014)

(6)

12. Media yang paling menarik untuk promosi program exchange Pengoptimalan sosial media sebagai media promosi dapat menjadi fokus dengan hasil 16 dari 20 responden menjawab media yang paling menarik adalah sosial media.

Untuk itu bisa juga dilakukan kerjasama dengan pihak BEM atau himpunan jurusan untuk melakukan promosi terkait program ini juga.

Sosial media: 16

Non-Sosial media: 3

Tidak ditanyakan: 1

13. Pendapat tentang info booth

15 responden setuju info booth masih efektif untuk melakukan promosi.

Namun dengan catatan booth tersebut dibuat semenarik mungkin di waktu dan tata letak yang pas, dengan dekorasi yang menarik. Jawaban “tergantung”

sebanyak 4 orang, ini disebabkan bahwa berdasarkan pengalaman mereka melihat bahwa banyak stand booth yang kurang menarik sehingga mereka tidak berniat untuk berkunjung.

Setuju / penting: 15

Tidak Setuju / tidak penting: 1

“Hm ya menurut saya kalo buat open booth kurang efektif, lebih kepada class visit yang dating langsung ke fakultas-fakultas gitu jelasin langsung” (YF, P, Pasif, 2015)

Tergantung: 4

14.Pendapat tentang class visit

8 orang setuju dengan adanya class visit dan adanya video ketika presentasi akan lebih menambah ketertarikan untuk mengetahui lebih lanjut tentang GC.

Dan responden pada jawaban tergantung memberikan masukan berupa penyampaian menarik sangat penting. Class visit dapat dibuat dengan video singkat dan pembagian flyer juga agar membuat lebih menarik.

(7)

Setuju: 8 Tidak Setuju: 2 Tergantung: 7 Netral:

Tidak ditanyakan: 3

15. Ketertarikan mengikuti global citizen

16 responden dari 20 responden tertarik untuk mengikuti program global citizen namun hampir semua mengeluhkan masalah biaya. Ada 3 orang yang merasa ragu terutama terkait jadwal kegiatan maupun akademik ataupun kegiatan mereka, dan ada 1 orang tidak tertarik sama sekali untuk mengikuti program global citizen.

Tertarik: 16

Ragu: 3

Tidak tertarik: 1

“Tertarik banget sih sebenernya. Lebih turun ke masyarakat sekitar, mengenal dengan masyarakatnya, dan menambah pertemanan. Kan kalo kita tinggal di hotel kan kita kayak liburan doang lebih tertutup. Tapi kalo kita turun ke masyarakat, kita tinggal sama orang lain malah lebih tau trus kayak mengerti kebudayaan mereka dari pagi sampe malem. Lebih sosialis lah intinya.” (S, P, Pasif, 2014)

“... karena dari situ kita dapat pengalaman gak melulu berintaraksi dengan orang dan budaya yang sama. Kalo Global citizen kan kita bisa berinteraksi dengan orang luar yang punya budaya berbeda.” (FI, P, Aktif, 2013)

(8)

Referensi

Dokumen terkait