55 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia yang mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain (Sukmadinata, 2012). Setelah itu akan dilanjutkan dengan penelitian tahap II. Penelitian tahap II akan dilaksanakan setelah penelitian pada tahap I. Hasil penelitian yang dilakukan pada tahap I akan dikembangkan menjadi sebuah produk sebagai sumber belajar di penelitan tahap II.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksankan pada bulan Maret - April 2016. Pengambilan sampel penelitian dilaksanakan di pantai Ujungpangkah kabupaten Gresik.
Sedangkan Analisis logam berat dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas Negeri Malang.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang di miliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2009), dan populasi dari penelitian ini adalah seluruh jenis kerang yang ada diperairan.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel menurut (Sugiyono, 2009) merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan akan dijadikan objek penelitian. Dan sampel pada penelitian ini adalah kerang hijau (Perna viridis L), kerang kijing (Glauconome virens), kerang darah (Anadara granosa L), kerang batik (Paphia undulata) dan kerang bulu (Anadara antiquata) yang diambil di pantai Ujungpangkah Gresik.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Sugiyono,2009). Variabel dalam penelitian ini adalah semua jenis kerang dan biota yang berada di perairan Ujungpangkah Gresik. Pada penelitian deskriptif tidak perlu pembagian variabel bebas dan variabel terikat.
3.5 Definisi Operasional Variabel
a. Logam berat adalah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3. Logam berat Pb adalah logam yang termasuk dalam kelompok golongan IV-A pada tabel periodik unsur kimia.
Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atom atau berat atom (BA) 207,2 .
b. Logam berat Cd adalah logam yang masuk dalam kelompok logam-logam golongan Transition Metal pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 48 dengan bobot atom atau berat atom (BA) 112,41.
c. Kerang hijau (Perna viridis L) adalah salah satu jenis kerang, termasuk golongan binatang lunak (Mollusca), bercangkang dua (Bivalviae), mempunyai insang berlapis-lapis (Lamellabranchia), berkaki kapak (Pelecypoda) dan hidup dilaut (Suryono, 2006).
d. Kerang kijing (Glauconome virens) adalah kerang yang memiliki cangkang yang simetris, tipis, oval memanjang, dan agak renggang pada bagian pada bagian posterior. Bagian anterior berbentuk bulat lebar dan agak pendek, sedangkan pada bagian posteriornya memanjang dan agak tajam. Panjang maksimum cangkang 7 cm, sedangkan umumnya di jumpai 5 cm (Carpenter dan Niem, 19998).
e. Kerang darah (Anadara granosa L) adalah hewan lunak yang hidup pada perairan yang berlumpur. Kerang darah memiliki cangkang yang mempunyai belahan yang sama melekat satu sama lain pada batas cangkang (Marzuki, 2009).
f. Kerang batik (Paphia undulata) adalah bivalvia hidup di perairan air laut yang banyak mengandung kapur yang digunakan untuk membentuk cangkangnya. Kerang batik (Paphia undulata) mendiami pesisir pantai pada bagian litoral, perairan laut dangkal, dan juga perairan laut dalam.
Kerang batik (Paphia undulata) di kawasan pesisir sebagai penyusun komunitas makrozoobentos (Hendrik, 2007).
g. Kerang bulu (Anadara antiquata) adalah jenis kerang yang mempunyai bentuk secara keseluruhan hampir bulat, tepi sisi ventral bagian dalam
bergerigi, gerigi kuat dan tepat sama dengan rusuk dan alur radial di permukaan luar cangkang dan pada mulut cangkang banyak ditemukan bulu-bulu kecil. Kerang bulu (Anadara antiquata) hidup pada habitat tanah yang berlumpur dan berkarang (Setyono, 2006).
3.6 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi 2 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan atau tahap pengambilan data.
3.6.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :
3.6.1.1 Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat yang digunakan untuk mengambil sampel di lapang meliputi:
a. Botol plastik b. Kantong plastik c. Karet gelang
d. Pecok ( alat seperti cangkul tapi kecil yang biasanya digunakan untuk di sawah)
e. Kayu susuk f. Gelas aqua g. Ice box h. Tisu
2. Alat untuk analisa sampel kerang meliputi : a. Mortal porselin
b. Oven
c. Timbangan analitik d. Hot plate
e. Magneticstirer f. Labu takar g. Gelas ukur
h. Spektrophotometer
3. Bahan yang digunakan dalam penelitian a. HNO3
b. Aquadest
c. Kerang hijau (Perna viridis L) d. Kerang kijing (Glauconome virens) e. Kerang darah (Anadara granosa L) f. Kerang batik (Paphia undulata) g. Kerang Bulu (Anadara antiquata)
3.6.2 Pelaksanaan Penelitian 3.6.2.1 Pengambilan Sampel Kerang
Pengambilan sampel kerang dilakukan pada waktu kondisi pantai surut yaitu pada jam 04.00 pagi sampai jam 11.00 siang dengan menggunakan alat tradisional yaitu kayu susuk, pecok dan batok kelapa. Kayu susuk adalah kayu panjang dengan ujung runcing alat ini membuat sendiri karena tidak dijual di pasaran.
Dalam pengambilan sampel ini dibagi menjadi 3 stasiun. Kerang yang sudah didapatkan diletakkan dalam timba yang berisi air laut agar kerang tetap hidup.
Tepi pantai
Gambar 3.1
Stasiun pengambilan sampel Stasiun 1 :
100 M
100 M
Stasiun 2 :
100 M
Stasiun 3 : PLOT
A1
PLOT A3 PLOT
A2
PLOT B1 PLOT B2 PLOT B3
PLOT C1 PLOT C2 PLOT C3
100 M
100 M
100 M
Keterangan gambar
Pada stasiun pertama membuat plot-plot ke arah horisontal didalam wilayah stasiun tersebut dibuat plot sebanyak tiga buah, dengan jarak masing-masing 100 m selanjutnya plot-plot tersebut di tandai dengan label A1, A2, A3. Membuat stasiun berikutnya dengan mengambil jarak mundur sepanjang 100 M dari stasiun 1. Seperti perlakuan awal didalam stasiun yang kedua juga dibentuk plot-plot yang sama dengan jarak 100 m setiap plot, masing-masing plot diberi label B1, B2, B3. Begitu juga dengan stasiun berikutnya yaitu stasiun ke tiga dengan jarak 100 M. Sama seperti perlakuan awal di dalam stasiun ke tiga ini di dalamnya dibentuk plot-plot yang sama dengan jarak 100 M setiap plot kemudian memberinya label C1, C2, C3. Dengan perencanaan wilayah seperti pada gambar 1 di atas maka proses pengambilan sampel dilakukan pada semua plot dengan sistem sampel random sampling.
3.6.2.2 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu metode penelitian yang tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang akan di teliti dengan tujuan untuk memperoleh serta mencari keterangan secara faktual tentang objek yang di teliti (Pardi, 2014).
Sedangkan menurut Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2009) penelitian survey adalah penelitian yang di lakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang di pelajari adalah data dari sampel yang di ambil dari populasi tersebut.
Berdasarkan metode survey tersebut teknik pengambilan data di lakukan dengan datang langsung ke lokasi pantai Ujungpangkah Gresik. Untuk itu penelitian ini di mulai dengan membentuk atau menentukan stasiun-stasiun penelitian di pantai Ujungpangkah Gresik. Berhubung ukuran stasiun terlalu luas untuk pengambilan sampel, sehingga wilayah tersebut perlu dipersempit lagi dengan menentukan plot-plot didalam stasiun tersebut, yang bertujuan untuk mempermudah di dalam pengambilan sampel di sesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
3.6.3 Prosedur Kerja
3.6.3.1 Cara kerja sampel kering
1. Mengambil kerang yang berada di pantai Ujungpangkah dengan menggunakan metode plot.
2. Memasukkan kerang kedalam timba yang berisi air laut.
3. Membuka kerang dari cangkangnya dengan menggunakan pisau.
4. Mengeringkan kerang didalam oven.
5. Menghaluskan kerang dengan menggunakan mortal porselin.
6. Menyaring serbuk kerang dipilih yang sudah halus selanjutnya yang belum halus ditumbuk lagi sampai halus.
3.6.4 Analisis Kandungan Logam Berat Cd dan Pb
3.6.4.1 Analisis Cd Menggunakan Metode Sampel Kering dengan Menggunakan Alat AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer)
1. Menimbang kerang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan timbangan analitik.
2. Melarutkan dengan HNO3 sebanyak 30 ml apabila sampel kerang belum terlarut maka ditambahkan larutan HNO3 sampai 45 ml di dalam gelas ukur.
3. Memasukkan larutan kedalam botol dan memberi tanda.
4. Mengukur absorbansi dengan menggunakan AAS.
3.6.4.2 Analisis Pb Menggunakan Metode Sampel Kering dengan Menggunakan Alat AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer)
1. Menimbang kerang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan timbangan analitik.
2. Melarutkan dengan HNO3 sebanyak 30 ml apabila sampel kerang belum terlarut maka ditambahkan larutan HNO3 sampai 45 ml di dalam gelas ukur.
3. Memasukkan larutan kedalam botol dan memberi tanda.
4. Mengukur absorbansi dengan menggunakan AAS.
3.7 Analisis data
Data yang sudah di peroleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif yang bertujuan menggambarkan kondisi pantai Ujungpangkah Gresik berkenaan dengan kandungan logam berat yang berada di perairan tersebut. Kemudian data kandungan logam berat yang terdapat pada daging kerang hijau (Perna viridis L), kerang kijing (Glauconome virens), kerang batik (Paphia undulata), kerang darah (Anadara granosa L), kerang bulu (Anadara antiquata) dan besarnya kandungan logam beratnya yang di peroleh di tabulasikan dan di sajikan dalam bentuk tabel.
3.8 Penelitian Tahap II
Jenis penelitian tahap II merupakan studi pengembangan yaitu setelah melakukan penelitian kemudian hasil penelitian tersebut dikembangkan menjadi sebuah sumber belajar pada materi pencemaran lingkungan. Hasil penelitian dapat dikembangkan menjadi produk maka harus melalui studi pengembangan yang telah dimodifikasi dari metode Learning cycle 3-E. Model pembelajaran Learning cycle 3-E ini pertama diperkenalkan oleh Robert Karplus tahun 1967 dalam
Scince Curriculum Improvement Study atau SCIS.
Learning cycle menurut Robert Karplus yang dimodifikasi dengan Jainuri (2014) yaitu pembelajaran dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara tepat dan teratur. Pada penelitian ini hanya menggunakan metode Learning 3-E tidak diuji coba produk yang dihasilkan hanyalah sebatas pembuatan sebuah media.
Metode Learning cycle 3-E terdapat 3 tahap/fase dalam pembuatan media yaitu eksplorasi (eksploration), menjelaskan (eksplanation) dan memperluas (elaboration extentioni).
3.8.1 Eksplorasi
Eksplorasi merupakan fase pengumpulan data atau analisis kebutuhan (Need assessment) yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan. Data yang dikumpulkan dari analisis kebutuhan merupakan kebutuhan pengembangan atau kebutuhan konsep esensial. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tahap I dan juga diperoleh dari silabus SMP kelas VII kurikulum 2013.
3.8.2 Eksplanasi
Kegiatan pada fase ini bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan dan mengembangkan konsep yang diperoleh dari fase sebelumnya. Konsep yang telah diperoleh tersebut diuraikan berdasarkan kajian pustaka, kemudian dikonsultasikan kepada para ahli/pembimbing agar dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan bagi peneliti tentang materi jurnal pembelajaran yang akan dikembangkan.
3.8.3 Elaborasi
Elaborasi merupakan tahap akhir, dimana hasil studi pustaka dan konsultasi dengan para ahli yang akan digunakan untuk sebuah produk. Kegiatan dari fase ini merupakan penerapan dari konsep-konsep yang telah dipahami.
Tujuannya adalah untuk mengubah konsep-konsep yang telah dikonsultasikan kepada para ahli untuk pengembangan sumber belajar berupa jurnal pembelajaran.