• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengering pakaian otomatis berbasis Arduino Uno

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengering pakaian otomatis berbasis Arduino Uno"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

PENGERING PAKAIAN OTOMATIS BERBASIS

ARDUINO UNO

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

Disusun oleh:

AGUSTINUS PAMUNGKAS TRI HANDOKO

NIM : 145114054

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

FINAL PROJECT

AUTOMATIC CLOTHES DRYER BASED ON ARDUINO UNO

Presented as Partial Fullfillment of Requirements To Obtain the SarjanaTeknik Degree In Study Program of Electrical Engenering

By:

AGUSTINUS PAMUNGKAS TRI HANDOKO

145114054

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustrasimu, tetapi tentang potensi yang belum terpenuhi.Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tetapi dengan apa yang masih mungkin baagimu untuk melakukan sesuatu.”

-Paus Yohanes XXIII-

Dengan ini kupersembahkan karyaku ini untuk…..

Tuhan Yesus Kristus Pembimbingku yang setia, Keluargaku dan saudara-saudaraku yang tercinta, Teman-teman seperjuanganku, Dan semua orang yang mengasihiku

Terimakasih untuk

(7)
(8)

viii INTISARI

Teknologi yang berkembang dipasaran saat ini baru sebatas pengering pakaian didalam rumah yang bisa mengeringkan pakaian dengan menggunakan fan dan lampu, tetapi pengering pakaian otomatis yang ada dipasaran belum bisa mendeteksi pakaian tersebut sudah kering atau belum dan harga yang mahal untuk membeli sebuah alat pengering pakaian otomatis tersebut. Degan demikian perlu pengembangan kembali dengan menambah sebuah sensor pendeteksi kelembaban sebagai pendeteksi apakah pakaian tersebut sudah kering atau belum yang nantinya akan memudahkan masyarakat dalam proses pengeringan pakaian didalam rumah.

Alat ini berbasis mikrokontroler Arduino dengan menggunakan LCD sebagai petunjuk pengguna alat ini untuk mengetahui persentase kandungan air dalam pakain yang dikeringkan.Alat ini juga dilengkapi dengan remot ir sebagai kontrol untuk mengendalikan alat ini. Motor DC sebagai pengerak rak pengering pakaian.Rak pakian bergerak naik apabila tombol 1 ditekan kemudian motor akan berhenti apabila limit switch atas tertekan pada saat motor berhenti sensor akan mendeteksi pakaian apabila sensor 1, sensor 2 dan sensor 3 mendeteksi pakaian basah maka lampu dan fan akan otomatis hidup sedangkan apabila sensor mendeteksi pakaian sudah kering maka lampu dan fan akan otomatis mati sedangkan apabila akan menurunkan rak pakaian tekan tombol 2 maka motor akan bergerak turun, motor akan bergerak turun sesuai dengan timer yang sudah dimasukan didalam program.

Hasil akhir dari pengukuran alat ini menunjukan bahwa sistem ini dapat mengerakkan motor bergerak naik atau turun, menghidupkan atau mematikan lampu menghidupkan atau mematikan fan. Waktu tercepat mengeringkan pakaian adalah dengan menggunakan mode menggunakan lampu dan fan dan pakaian dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan mesin cuci untuk jenis pakaian yang cepat kering adalah pakaian jenis celana olah raga yaitu membutuhkan waktu 60 menit dan waktu terlama adalah pada saat untuk mengeringkan pakaian jenis jenas dengan menggunakan mode menggunakan fan yaitu membutuhkan waktu 360 menit.

(9)

ix

ABSTRACT

Evolving technologies in the market today is merely a clothes dryer in the house that can dry the clothes by using fans and lights, but the clothes dryer automatically available in the market have not been able to detect the clothes are dry or not and the price is expensive to buy a clothes dryer automated , Degan is thus necessary development back by adding a moisture detection sensors as detecting whether the clothing is dry or not that will facilitate the public in the process of drying clothes in the house.

This tool using the Arduino microcontroller based LCD as the user manual of this tool to determine the percentage of water content in the dried clothes. This tool is also equipped with remote ir as a control for controlling the tool. DC motor pengerak clothes drying rack. Shelves pakian moves up when the 1 button is pressed and then the motor will stop when the limit switch on depressed at the time the motor stops the sensor will detect the clothes if sensor 1, sensor 2 and sensor 3 detects wet clothes, the lights and the fan will turn on automatically when the sensor detects the clothes already dry the lamp and fan will automatically turn off while if it will lower the clothes rack press 2 then the motor will move down, the motor will move down in accordance with a timer that is included in the program.

The end result of this measurement tool shows that this system can work the motor moves up or down, turn on or turn off the lights turn on or turn off the fan. The fastest time drying clothes is to use mode uses lights and a fan and clothes dried in advance using the washing machine for the type of clothing that dries quickly is clothing kinds of pants sport that takes 60 minutes and the longest time is the time for drying clothes types Jenas with use mode uses a fan that takes 360 minutes.

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul(Bahasa Indonesia) ... i

Halaman Sampul(Bahasa Inggris) ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan ... v

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... vii

Intisari ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Tabel ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 1

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4Metodologi Penelitian... 3

BAB IIDASAR TEORI 2.1 Mikrokontroler... 5

2.2 Arduino uno R3 ... 6

2.3Software Arduio ... 9

2.4senssor kelembaban ... 11

2.5IR Remot Module dan IR Receiver ... 13

2.6Motor DC Power Window ... 14

2.7 Modul Relay 2 Channel ... 15

2.8Torsi. ... 17

(12)

xii

2.8 Fan. ... 19

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sensor Kelembaban untuk pakaian ... 20

3.2 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) ... 21

3.2.2 Perancangan Rangkaian Elektrik Sistem Pengendali. ... 25

3.2.2.1 Perancangan IR Receiver ke Arduino Uno. ... 26

3.2.2.2 Perancangan Moisture Sensor ke Arduino Uno. ... 26

3.2.2.3 Perancangan Arduino Uno ke Modul Relay 4 channel. ... 26

3.3PerancanganPerangkatLunak(Software) ... 27

3.3.1Perancangan Diagram Alir ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Proses Pembacaan Sensor Kelembaban ... 31

4.2 Hasil Implementasi Perangkat Keras (Hardware)... 33

4.2.1 Hasil Implementasi Mekanik ... 34

4.2.2 Hasil Implementasi Rangkaian Elektrik ... 36

4.3.Pengujian Alat ... 40

4.3.1 Pengujian Remot IR... 40

4.3.Pengujian Proses Pengeringan ... 41

4.3.2.1 Data Proses Pengeringan Celana Olah Raga ... 42

4.3.2.2 Data Proses Pengeringan Pakaian Celana Dalam ... 43

4.3.2.3 Data Proses Pengeringan Pakaian Jeans ... 44

4.3.2.4 Data Proses Pengeringan Pakaian Batik ... 45

4.3.2.4 Data Proses Pengeringan Pakaian Kaos Oblong ... 46

4.3.2.4 Data Proses Pengeringan Jenis Lap ... 47

4.3.2.4 Data Proses Pengeringan Pakaian Mode Lampu dan Fan (Mesin Cuci) ... 49

4.4Analisis ... 51

4.4.1 Analisis Pembacaan Sensor ... 31

(13)

xiii BAB V KESIMPULAN

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar1.1 Diagram Blok Perancangan ... 3

Gambar2.1 Tampilan Arduino Uno R3 ... 6

Gambar2.2 Alokasi Penempatan Pin Arduino Uno R3 ... 8

Gambar2.3 Tampilan Arduino SoftWare (Arduino IDE) ... 10

Gambar2.4 Transistor NPN (a), Transistor PNP (b) ... 12

Gambar2.5 Tampilan IR Remote Modul dan IR Receiver ... 13

Gambar2.6 Tampilan Spesifikasi Motor DC Power Window ... 14

Gambar2.7 Tampilan Modul Relay 2 Channel ... 15

Gambar2.8 Tampilan Relay 12 VDC/4 A 220V ... 16

Gambar2.9 Tampilan Cara kerja Relay ... 17

Gambar2.10 Tampilan Jenis Lampu ... 18

Gambar 2.11 Tampilan Fan ... 19

Gambar 3.1 Rangkaian Skematik sensor Kelembaban pakaian (a),(b) ... 21

Gambar 3.2 Tampilan Blok Diagram Sistem ... 22

Gambar 3.3 Tampilan Desain Alat Tampak Depan dan Tampak Atas ... 23

Gambar 3.4 Poros Penghubung Motor ... 23

Gambar 3.5 Tampilan Perancangan Rangkaian Elektrik Sistem Pengendali ... 25

Gambar 3.6 Perancangan IR Receiver ke Arduino Uno. ... 26

Gambar 3.7 Perancangan Moisture Sensor ke Arduino Uno. ... 26

Gambar 3.8 Perancangan Arduino Uno ke Modul Relay 4 Channel... 27

Gambar 3.9 Perancangan Diagram Alir ... 29

Gambar4.1 Pelat Sensor (a) Modul Sensor Kelembaban (b) ... 31

Gambar4.2Program untuk pembacaan sensor kelembaban pakaian ... 31

Gambar4.3Hasil Pembacaan sensor kelembaban pakain ... 32

Gambar4.4Pemasangan Sensor Pada Pakaian ... 39

Gambar4.5 Tampak DepanAlat Pengering Pakaian Otomatis ... 34

Gambar 4.6Tampak Atas Alat ... 35

Gambar 4.7Bagian Rangkaian Elektrik ... 36

Gambar 4.8 Komponen Elektrik ... 37

Gambar 4.9Komponen Elektrik ... 38

(15)

xv

Gambar 4.11TProgram Pembacaan kode Remote IR ... 40

Gambar 4.12Kode Remot di serail monitor... 40

Gambar 4.13Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian Jenis Celana Olah Raga ... 42

Gambar 4.14Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian Jenis Celana Dalam ... 43

Gambar 4.15 Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian Jenis Jeans ... 45

Gambar 4.16 Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian Jenis Batik ... 46

Gambar 4.17Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian Jenis Kaos Oblong ... 47

Gambar 4.18Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian Jenis Lap ... 48

Gambar 4.19 Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian Jenis Celana Dalam ... 49

Gambar 4.20 Bagian Sensor Kelembaban (a) Rangkaian Sensor Kelembaban (b) ... 51

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel2.1 Keterangan Alokasi Penempatan Pin Arduino Uno R3 ... 6

Tabel 2.2 Keterangan TampilanArduino IDE ... 10

Tabel3.1Rangkaian Elektrik Arduino uno ke Modul Relay 4 Channel ... 27

Tabel3.2Tombol IR Remote Modul ... 28

Tabel4.1Data Pembacaan sensor ... 32

Tabel 4.2NO tombol dan kode yang muncul ... 40

Tabel 4.3 Hasil pengujian jarak deteksi Remot IR ... 41

Tabel4.4Pengering Pakaian Untuk Jenis Olah Raga ... 42

Tabel4.5 Data Pengeringan untuk jenis celana dalam ... 43

Tabel4.6 Data Pengeringan untuk jenis jeans ... 44

Tabel4.7 Data Pengeringan untuk jenis batik ... 45

Tabel4.8 Data Pengeringan untuk jenis Kaos Oblong ... 46

Tabel4.9 Data Pengeringan untuk Lap ... 47

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pada zaman pemanasan global seperti sekarang ini dengan ketidakpastian cuaca yang terkadang sangat panas dan tiba-tiba hujan turun terus-menerus. Menimbulkan suatu masalah bagi keluarga kecil tanpa jasa pembantu rumah tangga karena penghuni sulit menentukan saat yang tepat untuk mencuci pakaian dan menjemur. Apalagi jika para penghuni rumah adalah orang aktif yang sering meninggalkan rumah tanpa ada yang dapat mengangkat pakaian yang sedang dijemur saat hujan turun. Pencucian pakaian memang dibantu dengan mesin cuci dan proses pengeringan melalui mesin cuci biasanya sudah cukup baik. Namun, pakaian tetap perlu dijemur dan diangin-angin supaya benar-benar kering.

Perkembangan teknologi pengering pakaian otomatis saat ini sudah mulai berkembang pesat salah satunya pengering pakaian yang ditempatkan didalam rumah. Proses pengeringanya pakaian tidak menggunakan sinar matahari langsung dan tenaga angin secara alami melainkan menggunakan fan sebagai tenaga angin dan sebagai pemanasnya menggunakan lampu[1].

Teknologi yang berkembang dipasaran saat ini baru sebatas pengering pakaian didalam rumah yang bisa mengeringkan pakaian dengan menggunakan fan dan lampu, tetapi pengering pakaian otomatis yang ada dipasaran belum bisa mendeteksi pakaian tersebut sudah kering atau belum dan harga yang mahal untuk membeli sebuah alat pengering pakaian otomatis tersebut. Degan demikian perlu pengembangan kembali dengan menambah sebuah sensor pendeteksi kelembaban sebagai pendeteksi apakah pakaian tersebut sudah kering atau belum dan membuat pengering pakaian yang harganya ekonomis.

1.2.

Tujuan dan Manfaat

(19)

hasil dari pengujian sensor kelembapan ke alat pengering pakaian sebagai sensor pendeteksi kelembaban pakaian.

Manfaat dari penelitian adalah sebagai alat bantu otomatis bagi masyarakat untuk mengerikan pakaian di dalam rumah.

1.3.

Batasan Masalah

Sistem yang dilakukan pada proses pengering pakaian pakaian ini memerlukan bantuan pada sistem otomasisasi. Sistem otomasisai yang dilakukan yang dipakai terdiri dari software dan hardware. Hardware yang digunakan adalah remote module, Arduino uno, lampu, dan Fan. Hardware berfungi untuk mengeringkan pakaian dan software berfungsi memproses kode – kode dari remote module dan memproses hasil dari pembacaan moisture sensor.

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk mempermudah penelitian maupun penulisan skripsi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menerjemahkan judul yang dimaksud. Batasan untuk penelitian ini adalah:

1. Menggunakan modul mikrokontroler Arduino 2. Menggunakan motor power window 12 volt 3. Menggunakan moisture sensor

4. Menggunakan lampu 100 watt 5. Menggunakan fan

6. Menggunakan IR remote modul (perintah : motor naik, motor turun, fan on/off, lampu on/off)

7. Menggunakan IR receiver

8. Menggunakan sofware Arduino dalam pembuatan program 9. Bahan pembuatan alat menggunakan plat besi dan steanlis

10.Menggunakan kabel besi(seling) sebagai penghubung antara motor dengan rak pakaian.

(20)

1.4.

Metodologi Penelitian

1.4.1.Metode Studi Pustaka

Dalam penyusunan tugas akhir, peneliti mempelajari banyak dari buku-buku yang relevan dengan judul penelitian yang diambil melalui internet dan berbagai literatur-literatur dari internet mengenai pengertian pengering pakaian otomatis, IR remote module, spesifikasi motor power window, cara pemrograman Arduino, spesifikasi lampu 100 watt dan spesifikasi Fan.

1.4.2.Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam pengerjaan tugas akhir:

a. Pengumpulan bahan – bahan referensi berupa buku-buku dan jurnal yang diambil melalui internet.

b. Dokumenter, yaitu dengan mendapatan sumber informasi berdasarkan data atau arsip yang telah ada sehingga dapat membantu penulis dalam mengerjakan tugas akhir ini.

c. Eksperimen, yaitu dengan menguji motor power window, moisture sensor, lampu dan Fan tahap ini bertujuan untuk mengetahui sistem kerja dan karateristik dari komponen-komponen tersebut.

d. Perancangan sistem software dan hardware. Tahap ini bertujuan untuk menentukan model yang optimal dan menentukan komponen-komponen suatu sistem yang akan dibuat dengan mempertimbangkan faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang telah ditentukan.

(21)

e. Pembuatan sistem software dan hardware. Tahap ini merupakan penerapan dari sistem yang sudah dirancang sebelumya yang meliputi bentuk fisik (hardware) dari pengering pakaian otomatis dengan merangkai komponen-komponen pendukungnya baik mekanik maupun elektrik. Dalam tahap ini pembuatan perangkat lunak (software) bertujuan untuk memberikan program sebagai kecerdasan buatan yang berguna untuk mengendalikan gerakan motor, kontrol lampu, kontrol Fan, moisture sensor dan input dari IR remot modul sehingga pengering pakaian dapat bergerak sesuai dengan perintah yang diberikan.

f. Proses pengujian dan pengambilan data. Teknik pengujian dan pengambilan data dilakukan dengan cara menguji keseluruhan sistem berupa gerkan motor, pembacaan moisture sensor, kontrol lampu dan Fan yang telah diberi perintah melalui program yang dibuat. Teknik pengujian dilakukan dengan menjalankan pengering pakaian otomatis yaitu dengan cara menekan tombol perintah yang ada pada modul remote. Perintah dari IR remote module kumudian akan dikomunikasikan dengan bagian pengendali untuk diproses sesuai dengan kecerdasaan yang dibuat dan ditanamkan sebelumya untuk menjalankan pengering pakaian otomatis.Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara mengeringkan pakaian dengan tingkat kebasahan yang berbeda data yang diambil adalah hasil pembacaan moisture sensor terhadap pakaian dan lamanya waktu pengeringan pakian dengan tingkat kebasahan yang berbeda dan jenis pakaian yang berbeda.

(22)

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan masukan yang diterima dan program yang dikerjakan.

Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisai adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programer. Programer ini mengintruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programer.

(23)

2.2.

Arduino Uno R3

Gambar 2.1. Tampilan Arduino Uno R3

Arduino Uno R3 seperti gambar 2.1. adalah board berbasis mikrokontroler pada ATMega 328. Board Arduino Uno R3 seperti yang ditunjukan Gambar 2.1. memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz oslilator kristal, konektor USB, jack listrik dan tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan bisa menggunakan adaptor AC – DC atau baterai (Arduino, inc.,2009) [2]. Setiap digital pin pada board Arduino Uno R3 beroperasi pada tegangan 5 volt. Pin-pin digital tersebut juga memunginkan dapat mengeluarkan atau menerima arus maksimal sebesar 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (yang terputus secara default) antara 20-50 Kohm [3]. Spesifikasi Arduino Uno R3 ditunjukan pada alokasi penempatan pin-pin Arduino Uno R3 pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Keterangan Alokasi Penempatan Pin Arduino Uno R3 [3]

No Parameter Keterangan

1 ATMega 328 IC mikrokontroler yang digunakan pada Arduino Uno R3. IC ATMega 328 memiliki flash memory 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk boatloader). ATMega 328 juga memiliki 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM yang dapat ditulis dan dibaca dengan EEPROM library.

2 Jack USB Untuk komunikasi mikrokontroler dengan PC

(24)

Tabel 2.1. (lanjutan) Keterangan Alokasi Penempatan Pin Arduino Uno R3 [3]

No Parameter Keterangan

4 Tombol Reset Tombol reset internal yang digunakan untuk mereset modul Arduino.

5 SDA dan SCL Komunikasi Two Wire Interface (TWI) atau inter integrated circuit (12C) dengan menggunakan wire library.

6 GND dan AREF GND = Pin ground dari regulator tegangan board Arduino.

AREF = Tegangan Referensi untuk input analong. 7 Pin Digital Pin yang digunakan untuk menerima input digital dan memberi output berbentuk digital (0 dan 1 atau low dan high)

8 Pin serial Digunakan untuk menerima dan mengirimkan data serial TTL (Receiver(Rx), Transmiter(Tx)). Pin 0 dan 1 sudah terhubung kepada pin serial USB to TTL sesuai dengan pin ATMega.

9 Pin Power  Vin = Masukan tegangan input bagi Arduino ketika menggunakan sumber tegangan eksternal.

 5 V = Sumber tegangan yang dihasilkan regulator internal board Arduino

 3,3 V = Sumber tegangan yang dihasilkan regulator internal board Arduino. Arus maksimal pada pin ini adalah 50 mA.

 GND = Pin ground dari regulator tegangan board Arduino.

 IOREF = Tegangan Referensi

10 Pin Analog in Menerima input dari perangkat analog lainya.

Arduino Uno R3 berbeda dengan semua board sebelumya karena Arduino Uno R3 ini tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to serial. Melainkan mengunakan fitur dari ATMega 16U2 yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial [2]

(25)

a. Pin out : menambahkan SDA dan SCL pin yang dekat ke pin AREF dan dua pin baru lainya ditempatkan dekat ke pin RESET, dengan I/O REF yang memungkinkan sebagai buffer untuk beradaptasi dengan tegangan yang disediakan dari board sistem. Pengembanganya, sistem akan lebih kompetibel dengan prosesor yang menggunakan AVR , yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino karena beroperasi dengan 3,3V. yang kedua adalah pin yang tidak terhubung., yang disediakan untuk tujuan pengembanganya.

b. Sirkuit reset

c. ATMega 16U2 ganti 8U yang digunakan sebagai konverter USB-to-serial.

Board Arduino Uno R3 dapat beroperasi pada pasokan daya dari 6 – 20 Volt. Jika diberikan dengan kurang dari 7V, bagaimanapun pin 5V dapat menyuplai kurang dari 5 volt dan board mungkin tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V, regulator bisa panas dan merusak board. Rentang yang dianjurkan adalah 7V – 12V. selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus :

a. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) data TTL serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATMega8U2 USB-to-serial TTL.

b. Eksternal Interupsi : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigursi untuk memicu interupsi pada nilai yang rendah, tepi naik atau jatuh, atau perubahan nilai. Lihat attchinterrup()fungsi untuk rincian.

c. PWM : 3,5,6,9,10, dan 11.meyediakan 8-bit output PWM dengan fungsi analogWrite()

d. SPI : 10(SS), 11(MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan library SPI. SPI (serial peripheral interface) adalah sebuah sinkronisasi serial data protocol yang digunakan oleh mikrokontroler untuk melakukan komunikasi dengan satu atau lebih peripheral device secara cepat berjarak pendek. SPI dapat juga digunakan untuk melakukan komunikasi antara dua mikrokontroler. e. LED : 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin adalah nilai

(26)

Gambar 2.2. Alokasi Penempatan Pin Arduino Uno R3

Arduino uno R3 seperti ditunjukan Gambar 2.2. memiliki 6 input analog diberi label A0 sampai A5, masing-masing menyediakan 10-bit resolusi (yaitu 1024 niai yang berbeda). Secara default sistem mengukur dari ground sampai 5 volt, meskipun mungkin untuk mengubah ujung atas rentang menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu, berupa pin memiliki fungsi khusus :

a. TWI : A4 atau SDA pin dan A5 atau SCL pin. Mendukung komunikasi TWI menggunakan wire library

b. AREF : Referensi tegangan untuk input analog digunakan dengan analogReference().

c. RESET : Memberikan logika LOWuntuk mereset mikrokontroler

2.2.

Software

Arduino

Menulis program di Arduino dilakukan dengan Arduino IDE, yaitu software yang beroperasi di komputer. Menurut situs http://www.Arduino.cc perangkat lunak disebut sebagai Arduino software. Software ini tersedia untuk platform Windows, Mac OS X, dan Linux. Software Arduino IDE bermanfaat untuk menuliskan kode untuk mengontrol Arduino Uno dan mengirimkan hasil komplikasi ke papan Arduino Uno [4].

(27)

operasi komputer berbasis Windows, Mac OS X, dan Linux. Bahasa pemrogramannya dapat ditulis di java, avr-gcc dan perangkat lunak yang berbasis open source lainya [5].

Arduino IDE membutuhkan beberapa pengaturan yang digunakan untuk mendeteksi board Arduino yang sudah dihubungkan ke komputer. Beberapa pengaturan tersebut adalah mengatur jenis board yang digunakan sesuai dengan board yang terpasang dan mengatur jalur komunikasi data melalui perintah Serial Port. Kedua pengaturan tersebut dapat ditemukan pada pull down menu tools [5]. Tampilan jendela Arduino IDE ditunjukkn pada gambar 2.3. seperti berikut ini :

Gambar 2.3. Tambilan Arduino Software (Arduino IDE)

Keterangan mengenai simbol-simbol (icon) yang terdapat pada jendela Arduino IDE dijelaskan pada Tabel 2.2. sebagai berikut:

Tabel 2.2. Keterangan pada Tampilan Arduino IDE

No Tombol Nama Fungsi

1 Verify Menguji apakah ada kesalahan pada program atau sketch, maka sketch tersebut akan dikompilasi. Kompilasi adalah proses mengubah kode program ke dalam kode mesin. 2 Upload Mengirimkan kode mesin hasil kompilasi ke

(28)

3 New Membuat sketch yang baru

4 Open Membuka sketch yang sudah ada

5 Save Menyimpan sketch

6 Serial Monitor Menampilkan data yang dikirim dan diterima melalui komunikasi serial.

Tugas dari Arduino software adalah menghasilkan sebuah file berformat hex yang akan di-download pada papan Arduino atau papan sistem mikrokontroler lainya. Ini mirip dengn Microsoft Visual studio, Eclipse IDE, atau Netbeans. Lebih mirip lagi adalah IDE semacam code::Blocks, CodeLite atau Anjuta yang mempermudah untuk menghasilkan file program. Bedanya kesemua IDE tersebut menghasilkan program dari kode bahasa C (dengan GNU GCC) sedangakan Arduino software (Arduino IDE) menghasilakan file hex dari baris kode yang dinamakan sketch.[5]

Sketch adalah nama dari program yang ditulis pada Arduino software, kemudian sketch merupakan kesatuan dari kode program yang akan di-upload dan dijalankan pada papan Arduino. Pada umunya sketch yang dibuat di Arduino software di-compile dengan perintah verify / compile (ctrl+R) lalu hasilnya di-Download ke papan Arduino seperti Aduino Uno R3. Program hasil kompilasi itu lalu dijalankan oleh bootloader. Semua papan Arduino memiliki perangkat lunak yang dinamakan bootloader.[5]

2.3.

Sensor Kelembaban

(29)

Sensor yang dirancang ini menggunakan dua konduktor untuk melewatkan arus melalui pakaian, kemudian membaca nilai resistensi untuk mendapatkan tingkat kelembaban. Lebih banyak air dalam pakaian akan membuat pakaian lebih mudah menghantarkan listrik (nilai resistansi lebih kecil), sedangkan pakaian kering akan mempersulit untuk menghantarkan listrik (nilai resistensi lebih besar).

Komponen yang digunakan dalam pembuatan sensor kelembaban pakaian ini transistor, Resistor dan catu daya. Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Transistor dipakai sebagai Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC), Sebagai penyearah, Sebagai mixer, Sebagai osilator, Sebagai switch.[6]

Gambar 2.4. Transistor NPN (a), Transistor PNP (b)

Gambar 2.4 menunjukan perbedaan Transistor NPN dan PNP yaitu dari arah arus yang masuk dan keluar Transistor. Hubungan antar kaki transistor dapat dirumuskan sebagai IE = IB+IC dimana IEIC dan IB << IC. Dengan pemasangan yang benar kaki basis lebih positif 0,7V daripada kaki emitor. Beberapa rumus berkaitan dengan transistor adalah sebagai berikut :

 Konstanta beta (β) juga dikenal sebagai current gain karena arus basis yang kecil dapat meghasilkan arus kolektor yang jauh lebih besar [6].

� =IC (2.1)

(30)

� � = � − �� (2.2)

� = � − � (2.3)

� � = � − �� (2.4)

Dimana : VCE = tegangan antara titik kolektor dan emitor VBE = tegangan antara titik basis dan emitor VCB = tegangan antara titik kolektor dengan basis VC = tegangan di titik kolektor

VB = tegangan di titik basis VE = tegangan di titik emitor

 Nilai arus basis

� = � −� � (2.5)

Dengan nilai VBE adalah 0,7V untuk transistor silikon, dan 0,3V untuk transistor germanium.

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Beberapa rumus berkaian dengan resistor adalah sebagai berikut :

� = � � � (2.6)

� = �

� (2.7)

� = �

� (2.8)

Dimana : V = Voltage (Tegangan yang satuan unitnya adalahVolt(V)) I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A)) R = Resistance (Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

(31)

Gambar 2.5. Tampilan IR Remote Modul dan IR Receiver

LED Infrared (LED inframerah) adalah suatu jenis diode yang terbuat dari bahan Gallium (Ga), Arsen (As), dan fosfor (P) yang apabila diberi tegangan maju maka arus majunya akan membangkitkan cahaya pada pertemuan PN-nya. Tegangan maju antara anoda-katoda berkisar antara 1,5 V – 2 V, sedangkan arus majunya berkisar antara 5 mA – 20 mA. Cahaya yang dibangkitkan oleh LED Inframerah adalah inframerah yang tidak dapat dilihat oleh mata. LED inframerah memancarkan cahaya pada spectrum inframerah

dengan panjang gelombang λ=940 nm. Spectrum cahaya inframerah ini mempunyai level

panas yang paling tinggi diantara sinar-sinar yang lain walaupun tidak tampak oleh mata dan mempunyai efek fotolistrik yang terkuat . Energi yang dihasilkan oleh LED inframerah tidak seluruhnya diubah menjadi bentuk energi cahaya atau photon melainkan dalam bentuk panas sebagian.[7]

TSOP1738 menerima gelombang inframerah termodulasi dan perubahan output. TSOP1738 bereaksi ketika menerima radiasi IR termodulasi di 38Khz. Berarti mendeteksi IR yang beralih On dan Off pada tingkat 38Khz. Output TSOP adalah aktif rendah, berarti output adalah tetap tinggi ketika tidak ada IR, dan menjadi rendah ketika mendeteksi radiasi IR. TSOP beroperasi pada frekuensi tertentu sehingga IR lainnya di lingkungan tidak dapat mengganggu, kecuali IR termodulasi frekuensi tertentu. Ini memiliki tiga pin, Ground, Vs (power), dan output pin [7]

(32)
[image:32.595.81.528.101.632.2]

Gambar 2.6. Tampilan spesifikasi motor dc power window

Pada saat ini motor masih banyak digunakan sebagai penggerak utama robot/mesin otomatis dibandingkan dengan penggunaan kabel otot (muscle wire). Pertimbangan yang mendasar adalah bahwa kabel otot memiliki torsi yang masih terlalu rendah. Motor DC adalah motor yang memiliki kecepatan putar yang tinggi. Dengan menambahkan gearbox motor ini dapat digunakan untuk menggerakan bagian-bagian dari robot/mesin dengan torsi yang yang besar.

Motor DC merupakan komponen elekronik yang berfungsi sebagai alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi gerak/mekanis. Gerakan yang dihasilkan secara langsung oleh motor adalah gerakan putar, dengan desain mekanis gerakan putaran ini dapat dirancang untuk dapat menggeser bagian dari robot/mesin ke atas, kiri, naik, turun dan bahkan serong. Dalam penggunaannya, motor banyak dijumpai dibeberapa peralatan yang digunakan manusia sehari-hari, seperti kipas, mixer, pengering rambut. Di dunia industri komponen ini banyak digunakan dalam berbagai macam ukuran dan daya, mulai dari ukuran kecil hingga motor untuk menggerakan beban dengan torsi yang besar. Pada gamabar 2.6 ditunjukkan gambar spesifikasi motor dc power window.

(33)
[image:33.595.86.505.93.498.2]

Gambar 2.7. Tampilan Modul Relay 2 chanel [10]

Pins Modul relay 2 chanel :

1. Relay GND : Ground

2. Relay IN1 : Input IN relay 1

3. Relay IN2 : Input IN relay 2

4. Relay Vcc : 5V

5. NC 1 : Normally closed relay 1

6. COM 1 : Common relay 1

7. NO1 : Normally open relay 1

8. NC 2 : Normally closed relay 2

9. COM 2 : Common relay 2

10. NO 2 : Normally open relay 2 [10]

Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol perhubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari banyak system control, bermanfaat untuk control jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal control tegangan dan arus rendah. Ketika arus mengalir melalui electromagnet pada relay control elektro mekanis, medan magnet yang menarik lengan besi dari jangkar pada inti terbentuk. Akibatnya, kontak pada jangkar dan kerangka relay terhubung. Relay dapat mempunyai kontak NO (Normally Open) atau kontak NC (Normally Closed) atau kombinasi dari keduanya. Untuk lebih jelasnya mengenai alamat pin dapat dilihat pada Gambar 2.7. [11]

(34)

yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain. Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal)sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.8. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya reed switch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga saklar menjadi aktif . Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off) [12].

Gambar 2.8. Tampilan Relay 12VDC/4 A 220V

Sistem kerja relay secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.9. pada saat energi listrik dikenakan pada coil, maka akan timbul energi elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, sehingga menyebabkan kontak akan menutup.

Gambar 2.9. Tampilan Cara Kerja Relay

(35)

Perhitungan torsi tergantung pada radius poros motor dan berat suatu benda. Torsi didefinisikan sebagai mengubah atau memutar kekuatan dan dihitung menggunakan hubungan berikut :

Torsi (τ) = Gaya (F) x radius (r) (2.10)

τ = F x r (2.11)

Sehingga,

τ = m x g x r (2.12)

(36)
[image:36.595.83.527.108.611.2]

2.8. Lampu

Gambar 2.10. Tampilan jenis lampu

Seperti terlihat pada Gambar 2.10. Lampu Listrik merupakan suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat seperti PLN dan Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan Aki. Fungsi lampu dalam pembuatan alat ini bertujuan sebagai pemanas pakaian. Ada tiga jenis lampu yaitu Lampu Pijar (Incandescent lamp), Lampu Lucutan Gas (Gas-discharge Lamp), Lampu LED (Light Emitting Diode).

Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti nitrogen, argon, kripton atau hidrogen.

Gas-discharge Lamp atau Lampu Lucutan Gas adalah Lampu Listrik yang dapat menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan Elektris melalui gas yang terionisasi. gas yang digunakan adalah gas mulia seperti argon, neon, kripton dan xenon. Gas-discharge Lamp ini juga memakai bahan-bahan tambahan seperti Merkuri, Natrium dan Halida logam. Lampu jenis ini diantaranya adalah lampu Fluorescent, Lampu Neon, Lampu Xenon Arc dan Mercury Vapor Lamp.

(37)
[image:37.595.86.523.126.642.2]

2.9. Fan

Gambar 2.11. Tampilan Fan

(38)

20

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai perancangan prototipe sistem pengering pakaian otomatis berbasis Arduino. Perancangan sistem yang akan dibahas pada bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu perangkat keras (hardware) dan perngkat lunak (software). Perancangan sistem yang dibahas dalam bab ini terbagi dalam tiga bagian besar, yaitu:

a. Perancangan sensor kelembaban untuk pakaian b. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

1. Perancangan Mekanik Pengering pakaian Otomatis 2. Perancangan Rangkaian Elektrik Sistem Pengendali c. Perancangan Perangkat Lunak (software)

1. Perancangan Diagram Alir

3.1. Perancangan sensor kelembaban untuk pakaian

Perancangan sensor kelembaban ini bertujuan untuk membuat sensor yang dapat membaca kondisi pakaian yang akan dikeringkan apakah pakaian dalam kondisi basah atau kering dengan cara membaca nilai hambatan pada pakaian. Lebih banyak air dalam pakaian akan membuat pakaian lebih mudah menghantarkan listrik (nilai resistansi lebih kecil), sedangkan pakaian kering akan mempersulit untuk menghantarkan listrik (nilai resistensi lebih besar).

Komponen yang digunakan dalam perancangan sensor kelembaban berupa transistor NPN BC517 darlington dan Resistor.

β ≥ 100

IE = IC = IB . β

IB = 33,3 µA VE = IE . RE = 4,5 Ω IB = � −� �

� + � 6 + ���

33,3 � − = − , � + � 6 +

33,3 µA = ,

(39)

RB = , , � −6 = 60 KΩ

(a) (b)

Gambar 3.1 (a), (b) Rangkaian Skematik sensor kelembaban pakaian

Pada gambar 3.1 (a) dan (b) merupakan rancangan rangkaian skematik sensor kelembaban pakaian, pada rangkaian pada gambar 3.1 (a) dan (b) terdapat beberapa komponen yang digunakan untuk membuat sensor kelembaban pakaian yaitu transistor Bc517, resistor dan pin deret.

3.2. Perancangan Perangkat Keras (

Hardware

)

[image:39.595.84.526.84.622.2]
(40)

3.2.1. Perancangan Mekanik Pengering pakaian Otomatis

[image:40.595.87.531.247.549.2]

Secara garis besar perancangan perangkat keras (hardware) untuk menyusun sebuah sistem pengering pakaian otomatis berbasis mikrokontroller Arduino meliputi beberapa komponen utama yaitu komponen input, komponen piranti pengendali (controller) dan komponen output. Komponen utama pada perangkat keras pengering pakaian otomatis berbasis kontroller Arduino yaitu seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.2 :

Gambar 3.2. Tampilan blok diagram sistem

Pada Gambar 3.2. merupakan blok diagram sistem. Pada blok diagram tersebut, perangkat keras yang akan dibuat terdiri dari delapan bagian, yaitu sistem Arduino, IR remote modul dan IR receiver, sensor moisture, limit switch, driver motor dc power window, modul relay 4 channel, motor dc power window, lampu dan fan. Rangkaian kontroler pada prinsipnya akan menerima sinyal yang dikirimkan dari rangkaian IR remote modul, selain itu juga menerima sinyal yang dikirimkan dari moisture sensor dan atau , yang kemudian sinyal tersebut akan diolah oleh Arduino. Selanjutnya rangkaian kontroler akan mengeluarkan sinyal yang memberikan instruksi pada driver motor dc dan modul relay 4 channel.

(41)
[image:41.595.86.507.78.632.2]
(42)
[image:42.595.84.520.86.611.2]

Gambar 3.4. Poros penghubung motor

Untuk mendapatkan pakaian yang kering secara maksimal pada saat pengeringan maka dibutuhkan jarak 6 cm antar pakaian sedangkan untuk 1 kg pakaian terdapat 8 potong (asumsi T-Shirt) dengan Asumsi Ukuran pakaian 15 x 20 cm jadi untuk dapat mengeringkan pakaian secara maksimal dengan jarak 6 cm antar pakaian dan jumlah pakaian yang dikeringkan berjumlah 8 potong maka panjang rak pengering pakaian 50 cm. Panjang seling 70 cm ( satu seling ) pada ujung atas seling akan dihubungkan dengan poros yang terhubung ke motor dan ujung seling yang bawah akan terhubung dengan rak pengering pakaian. Ketika motor bergerak cw maka seling akan melilit pada poros yang terhubung pada motor sehingga rak pengering pakaian akan bergerak naik begitu sebaliknya apabila motor bergerak ccw maka rak pengering pakaian akan bergerak turun dan untuk dimensi kerangka panjang 75 cm lebar 30 cm dan tinggi 100 cm sedangkan untuk komponen kontrolnya (Arduino, power supplay) dimasukan kedalam box kontrol sedangkan untuk dimensi box kontrol 25cm x 30cm x 20 cm . kerangka pengering pakaian ini menggunakan plat besi sebagai kerangkanya untuk tebal pelat kerangka 3mm.

Keterangan gambar 3.3. 1.Kontrol box

2.Bodi atau kerangka pengering pakaian 3.Pakaian

4.Moisture sensor

(43)

6.Limit switch 7.Lampu 8.Kabel seling 9.Fan

10. Motor dc power window

Torsi

Pada gambar menunjukkan beban yang diangkat berupa rak pengering pakaian dan baju.Untuk beban pakaian maxsimal 1 kg (8 potong pakaian) dan beban rak pakaian maximal 1 kg dan diameter poros motor 3 cm dan gaya grafitasi 9.8 m/s2 untuk menghitung torsi digunakan persamaan berikut untuk menyelesaikannya.

m = 2 kg r = 1,5 cm g = 9.8 m/s2

sehingga, Torsi (τ) = Gaya (f) x radius (r) τ = m x r x g

τ = 2 kg x 1,5 cm x 9.8 m/s2

τ = 29,4 Kg.cm

berdasarkan hasil perhitungan torsi yang dibutuhkan torsi motor untuk mengangkat beban seberat 2 kg adalah 29,4 Kg.cm

[image:43.595.82.529.239.719.2]

3.2.2. Perancangan Rangkaian Elektrik Sistem Pengendali

(44)

Atmega 328 adalah bagian utama dari mikrokontroler Arduino uno dan merupakan otak kendali yang berfungsi untuk mengendalikan semua kerja input dan output. Pin pada mikrochip Atemega 328 ini sudah dihubungkan dengan pin pada Arduino uno sehingga untuk nomor pin mikrochip berbeda dengan nomor pin pada mikrokontroler Arduino. Pin mikrochip ini sudah terhubung terhubung dengan seluruh input yang meliputi IR Riciever, Moisture Sensor, dan limit switch. Pada output meliputi driver motor dc, Modul Relay 4 channel. Gambar 3.5. merupakan keseluruhan Perancangan Rangkaian Elektrik sistem Pengendali.

[image:44.595.85.517.221.566.2]

3.2.2.1.Perancangan IR Receiver ke Arduino uno

Gambar 3.6. Perancangan IR Receiver ke Arduino uno

Berdasarkan Gambar 3.6. Perancangan elektrik IR Receiver ke Arduino uno, IR Receiver mempunyai 3 kaki yang dapat terhubung ke Arduino. Modul ini membutuhkan sumber tegangan sebesar 5V dan kaki output masuk ke pin digital. Pada gambar 3. Kaki output pada IR Receiver terhubung ke pin digital 3 pada Arduino sedangkan pin Vs dan Ground pada IR Receiver terhubung ke pin sumber 5V dan Ground pada Arduino.

(45)
[image:45.595.82.521.220.634.2]

Gambar 3.7. Perancangan Moisture Sensor ke Arduino Uno

(46)

3.2.2.3. Perancangan Arduino Uno ke Modul relay 4 channel ke lampu,

fan dan motor dc

[image:46.595.79.534.219.740.2]

Pada gambar 3.8. menunjukan rangkaian elektrik antara Arduino uno dengan modul relay 4 channel. Modul relay 4 channel terhubung dengan lampu dan fan dan power supply AC dari luar 220V untuk menghidupkan lampu dan fan. Kaki output pada Arduino yaitu pin digital 10 akan terhubung ke channel 1 module relay 2 channel untuk mengaktifkan lampu kemudian pin digital 11 terhubung ke channel 2 modul relay 4 channel untuk mengaktifkan fan. Untuk lebih jelasnya rangkain elektrik Arduino ke modul relay 4 channel dan dari modul relay 4 channel ke lampu dan fan dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1. Rangkaian elektrik Arduino uno ke modul relay 4 channel

NO Arduino Modul relay 4 channel Keterangan

1 5V Vcc 5V

2 GND GND

3

Pin Digital 2 (D2) Channel 1 Output channel 1 ke

motor cw 4

Pin Digital 3 (D3) Channel 2 Output channel 2 ke

motor ccw

5

Pin Digital 4 (D4) Channel 3 Output channel 3 ke

lampu

6

Pin Digital 5 (D5) Channel 4 Output channel 4 ke

(47)

Gambar 3.8. Perancangan Arduino Uno ke Modul relay 4 channel ke lampu dan fan

3.3. Perancangan Perangkat Lunak (

software

)

Perancangan diagram alir sistem dibutuhkan sebagai pembuatan softwere pada sistem agar dapat bekerja sesuai yang diinginkan. Seluruh program mikrokontroler pada penelitian tugas akhir ini mengacu pada kode tombol pada IR remote modul supaya sistem bekerja, yaitu kode pada tombol IR remote modul yang diterima IR receiver yang kemudian dikirim ke mikrokontroler untuk menjalankan proses selanjutnya. Program ini akan dimasukkan pada pemrograman diperangkat lunak Arduino. Pada Tabel 3.2 merupakan kode pada tombol IR remote modul:

Tabel 3.2. Tabel Kode Tombol IR Remote Modul

NO Kode Tombol Keterangan

1 16724175 Motor Naik

2 16718055 Motor Turun

3 16743045 ON/OFF Lampu

4 16716015 ON/OFF Fan

3.3.1. Perancangan Diagram Alir

[image:47.595.84.528.207.568.2]
(48)

Apakah Limit switch tertekan? Motor Bergerak Naik Apakah Limit Switch Tertekan? Apakah Tombol Naik Ditekan? Apakah Sensor Mendeteksi Pakaian basah dan limit switch

tertekan? Motor OFF

Lampu dan Fan ON

Apakah Tombol Turun Ditekan dan Limit switch

tertekan?

Motor Bergerak Turun, Lampu dan

Fan OFF

Apakah Timer OFF?

Motor OFF Apakah Tombol Lampu Ditekan dan

Int ==0

Apakah Tombol Lampu Ditekan dan

Int==1

Lampu ON dan Int=1

Lampu OFF dan Int=0

Apakah Tombol Fan Ditekan dan

Int==0

Apakah Tombol Fan Ditekan dan Int==1

Fan ON dan Int=1 Fan OFF dan Int=0

Lampu dan Fan OFF START

ya

Tidak Tidak Tidak Tidak

[image:48.595.87.506.91.631.2]

ya ya ya ya Tidak ya ya Tidak ya Tidak ya Tidak ya Tidak

Gambar 3.9. Perancangan Diagram Alir

(49)
(50)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan dan membahas hasil dari implementasi alat yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu hasil implementasi sensor kelembaban untuk pakaian, hasil implementasi pada perangkat keras dan hasil implementasi pada perangkat lunak.

[image:50.595.82.550.205.705.2]

4.1. Pengujian Proses Pembacaan Sensor Kelembaban

Gambar 4.1. Pelat Sensor (a) Modul Sensor Kelembaban (b)

Pada gambar 4.1 (a) dan (b) merupakan Sensor kelembaban pakaian yang terdiri dari beberapa bagian yaitu pelat sensor, pin sumber dan output, potensio sensitivity, dan pin Probe. Untuk lebih jelasnya berikut adalah bagian- bagian dari sensor kelembaban pakaian:

Bagian-bagian sensor 1. Pelat Sensor

2. Pin Sumber dan Output 3. Potensio Sensitivity 4. Pin Probe

(51)
[image:51.595.79.547.132.702.2]

Program untuk pembacaan sensor kelembaban pakaian ditunjukan pada gambar 4.2 cara kerja dari program ini yaitu dengan membaca nilai tegangan yang masuk dari sensor melalui pin analong 0, analog 1 dan analog 2 pada arduino.

Gambar 4.3.Hasil Pembacaan sensor kelembaban pakaian

Pada gambar 4.3 terdapat nilai yang didapat berdasarkan nilai asli dari pembacaan sensor dengan menggunakan rumus perhitungan :

ADC = �� ∗ ⁄ ( 4-1)

Namun untuk mempermudah dalam pembacaan maka dalam pembuatan dibuat dalam satuan persen.Berdasarkan data percobaan yang ada maka didapat nilai-nilai untuk mengetahui pakaian kering dan basah.

Tabel 4.1. Data Pembacaan sensor

waktu (menit)

Tingkat Kekeringan (%) Celana Olahraga Celana Dalam

Jeans Batik Kaos Oblong Lap

0 64 58 43 56 73 70

20 59 61 39 57 76 76

40 66 67 43 65 80 80

60 79 79 49 79 85 83

80 87 90 58 95 90 87

100 97 97 64 100 95 91 120 100 100 70 100 100 95 140 100 100 75 100 100 100 160 100 100 81 100 100 100 180 100 100 87 100 100 100 200 100 100 93 100 100 100 220 100 100 100 100 100 100

(52)
[image:52.595.84.524.201.651.2]

berfungsi dengan baik.Dari hasil data pembacaan sensor pada tabel 4.1.terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan pakaian pada setiap pakaianya berbeda-beda. Pada data yang ditunjukkan pada tabel 4.1.Menunjukkan bahawa waktu tercepat yang dibutuhkan untuk mengeringkan pakaian batik adalah 100 menit dan waktu yang terlama untuk mengerikan pakaian adalah jenis pakaian jeans yaitu membutuhkan waktu 220 menit.

Gambar 4.4. Pemasangan Sensor Pada Pakaian

Pada gambar 4.4.menunjukkan cara pemasangan sensor kelembaban pakaian di pakaian. Pemasanagn sensor yang benar adalah pelat sensor terpasang dipakaian dengan cara sensor dijepit dengan paper clip supaya sensor menempel dengan pakaian. Untuk posisi peletakan sensor yang benar adalah posisi sensor diletakan didalam pakaian dibagian bawah pakaian dan dibagian yang paling tebal ini dikarenakan pada saat pakaian dikeringkan air yang ada dipakaian akan mengalir dari atas pakaian menuju ke ujung bawah pakaian dan ditempelkan dibagian yang tebal karena bagian yang tebal keringnya akan lebih lama. Pemasangan sensor juga harus memotong/horizontal seperti pada gambar 4.4.ini dikarenakan air yang ada di dalam pakian akan mengalir kebawah pakaian dan akan memotog plat sensor ini.

4.2Hasil Implementasi Perangkat Keras(Hardware)

(53)

motor dan box kontrol. Sedangkan pada komponen elektrik menunjukan komponen-komponen pengendali motor power window, lampu pemanas, fan, remot IR dan LCD.

4.2.1 Hasil Implementasi Mekanik

[image:53.595.82.525.221.685.2]

Secara keseluruhan bentuk mekanik dari pengering pakaian otomatis berbasis arduino ditunjukkan pada Gambar 4.5. Seperti berikut ini:

Gambar 4.5. Tampak DepanAlat Pengering Pakaian Otomatis

Pada Gambar 4.5. ditampilkan komponen-komponen utama pada implementasi mekanik dari implementasi mekanik dibagi menjadi 5 bagian besar yaitu bagian pengerak motor power window, kerangka alat pengering pakaian otomatis, kabel seling, rak pengering pakaian, dan box kontroler.

Bagian Mekanik Tampak Depan 1. Motor power window 2. Kerangka

3. Kabel Seling

4. Rak pengering pakaian 5. Box controller

(54)
[image:54.595.87.508.239.662.2]

digunakan adalah 12Vdc, kerangka dengan menggunakan plat besi dengan tebal 2mm dengan ukuran kerangka P75cm x L30cm x T100cm, kawat besi atau selingdigunakan sebagai penghubung antara rak pakaian dengan poros motor, panjanag seling Dari poros motor sampai ke rak pengering pakaian 60 cm, rak pakaian terbuat dari stanlis dan panjang keseluruhan dari rak pakaian ini adalah 65 cm dan 7 tempat menggantungkan hangger pada saat pengeringan dan box kontroler terbuat dari kayu dengan ukuran P30cm x L10cm x T15cm box kontroler ini berfungsi untuk menempatan power supplay, arduino serta kontroler untuk mengendalikan alat pengering pakaian ini.

Gambar 4.6.Tampak Atas Alat

Pada gambar 4.6 merupakan bagian mekanik tampak atas dari pengering pakaian otomatis berbasis arduino. Untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

Bagian mekanik Tampak Atas 1. Motor Power Window 2. Poros Motor Power Window 3. Rol kabel Seling

4. Kabel seling

(55)

seling yang pada salah satu ujung seling bagian atas terhubung pada poros motor dan yang bagian bawah terhubung dengan rak pakaian panjang dari rol ini adalah 28cm dan pada bagian tengah rol ini diberi stoper yang berfungsi untuk menjaga supaya kabel seling tidak keluar dari jalurnya pada saat motor bergerak naik ataupun turun. Sedangkan yang ditunjukkan pada angka 4 merupakan kabel seling yang berfungsi sebagai penghubung antara poros motor dengan rak pengering pakaian.

4.2.2 Hasil implementasi rangkaian elektrik

Pada hasil implementasi rangkain elektrik pada alat pengering pakaian otomatis ini akan dibahas mengenai input output yang digunakan pada alat ini. Pada gamabar 4.7.ditunjukan beberapa bagian rangkain elektrik berupa rangkain limit switch, rangkaian fan, rangkaian sensor kelembaban pakaian, rangkaian lampu pemanas pakaian, dan rangkaian lcd.

Gamabar 4.7.Bagian Rangkaian Elektrik

Bagian-bagaian dari rangkaian elektrik: 1. limit switch

2. Fan

(56)

4. Lampu 5. Lcd

[image:56.595.89.522.281.732.2]

Dalam alat ini fungsi dari lampu adalah sebagai pemanas, sedangkan fan berfungsi untuk meyebarkan panas , pada saat motor bergerak naik ,motor akan berhenti ketika rak pakaian menabarak limit switch maka limit switch aktif. kontak NO limit switch terhubung ke 5v arduino kontak NC terhubung ke negative arduino dan kontak C terhubung ke digital pin 7 arduino.sensor yang digunakan untuk membaca kelembaban pakaian merupakan 2 buah plat tembaga yang diletakan di dalam pakaian, pada saat pakaian basah maka antar pelat akan terhubung karena adanya air pada pakaian sedangkan pada saat pakaian kering maka tidak ada air dalam pakaian sehingga antar pelat sensor tidak terhubung. Pada saat pakaian basah maka anatar pelat sensor terhubung sehingga resistansi besar begitu sebaliknya apabila pakaian kering maka anatar plat sensor tidak terhubung sehingga resistansi besar dan pada ujung setiap plat sensor akan terhubung ke modul sensor. Dan untuk hasil pembacaan sensor kelembaban pakaian akan ditampilkan pada lcd untuk mengetahui hasil dari pembacaan sensor.

Gambar 4.8.komponen Elektrik

(57)

Pada gamabar 4.8.dam gambar 4.9. merupakan komponen dari rangkaian elektrik yang terdiri dari arduino uno, power supplay, modul sensor kelembaban, modul relay 4 channel, LCD dan IR Receiver.

Komponen Rangkaian Elektrik:

1. Modul sensor kelembaban pakaian 2. Power supplay

3. Modu relay 4 chennal 4. Pin deret Sumber positif 5. Pin deret Sumber negative 6. Arduino uno R3

7. LCD 8. IR receiver

Modul sensor kelembaban pakaian ini akan membaca nilai perubahan resistansi yang ada di plat tembaga dalam alat pengering pakaian ini menggunakan 3 buah sensor kelembaban. Modul sensor mempunyai 3 buah pin VCC,GND, dan OUT pin VCC masuk ke pin power supplay 5v sedangkan GND ke pin Ground power supplay dan OUT. Ouput sensor kelembaban berupa tegangan 0 - 5 VDC dan output sensor 1 masuk ke pin Analog 0,sensor 2 masuk ke pin analog 1 sedangkan sensor 3 masuk ke pin analog 2 pada arduino uno.

Power supplayyang digunakan pada alat ini mempunyai 6 buah pin yaitu pin L dan N power supplay akan terhubung ke sumber AC 220V dan power supplay ini mempunyai 2 buah output yaitu 5VDC 6A dan 12VDC 3A setiap output mempunyai 2 buah pin output yaitu positif dan ground.Output 5VDC 6A Power supplay dalam alat ini berfungsi sebagai sumber untuk arduino, sensor kelembaban, modul relay 4 channel dan sumber untuk fan menggunakan 12VDC 3A.

(58)

arduino. Sedangkan untuk output Ch1 atau relay 1 berfungsi sebagai kontaktor untuk mengerakan motor naik atau cw sedangkan Ch2 sebagai kontaktor untuk menggerakan motor turun atau ccw untuk Ch3 berfungsi sebagai kontaktor untuk menghidupkan lampu dan Ch4 sebagai kontaktor untuk menghidupkan fan.

Karena komponen yang digunakan pada alat pengering pakaian banyak misalnya arduino, 3 buah sensor kelembaban, IR receiver, modul relay 4 channel setiap komponen membutuhkan sumber maka dibuat pin deret untuk sumber positif dan negative.

Arduino uno R3 ini berfungsi sebagai kontrol untuk alat pengering pakaian ini.Sumber yang digunakan untuk menghidupkan arduino ini 5VDC. Sumber arduino berasal dari pin output power supplay 5VDC, pin positif masuk ke VIN pada arduino dan pin Ground masuk ke pin Ground arduino. Pin-pin arduino yang digunakan ada 16 pin untuk pin digital 2,3,4,5 terhubung ke modul relay 4 channel, digital pin 6 terhubung ke output IR receiver sedangkan untuk digital pin 7 terhubung ke comman limit switch, pin vin dan ground arduino akan terhubung ke power supplay 5VDC dan untuk analog pin 0, analog pin 1, analog pin 2 terhubung ke output sensor kelembaban sedangkan untuk analog pin 4 dan analog pin 5 terhubung ke modul I2C.

Untuk menampilkan hasil dari pembacaan sensor atau untuk melihat tingkat kekeringan pakaian maka digunakan lcd. Untuk menghemat pengkabelan lcd di hubungkan ke modul I2C selain untuk menghemat kabel penggunaanya juga mudah karena modul I2C hanya mempunyai 4 pin 2 pin untuk sumber positif dan negative sedangkan pin sda terhubung ke analog pin 4 dan pin scl terhubung ke analog pin 5 pada arduino pada saat melihat hasil pembacaan sensor 1,sensor 2 maupun sensor 3 maka di lcd akan tertampil nilainya s1 berati hasil pembacaan sensor 1, s2 pada lcd berarti hasil pembacaan dari sensor 2 dan pada hasil dari pembacaan sensor 3 akan ditampilkan di lcd pada s3.

4.3.Pengujian Alat

(59)
[image:59.595.78.527.184.613.2]

Pada gambar 4.10. Merupakan rangkaian Remote IR dan IR Receiver yang pada saat tombol pada remote IR ditekan maka akan mengeluarkan kode yang kemudian diterima oleh IR Receiver.

Gambar 4.11. Program Pembacaan kode Remote IR

Pada Gambar 4.11. pin output Receiver masuk ke pin 6 pada arduino. Pada program pembacaan sensor ini ketika tombol pada remot ditekan maka setiap tombolnya akan mengeluran kode yang berbeda beda pada setiap tombolnya. Hasil dari pengujian program remote dapat dilihat pada gamabar 4.12. untuk melihat hasil pembacaan kode pada remot di serial monitor. Sedangkan untuk melihat no tombol dan kode yang keluar dapat dilihat di tabel 4.2.

Gambar 4.12. Kode Remot di serail monitor

Pada pembacaan kode remot IR terdapat empat buah kode yaitu motor naik (Tombol 1), motor turun (Tombol 2), ON/OFF Lampu(Tombol 3), dan ON/OFF Exhaust Fan(Tombol 4).Dengan adanya remot ini maka kontrol alat dapat dijalankan dari jarak jauh dengan jarak maksimal 6 meter.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.3. Hasil pengujian jarak deteksi Remot IR

NO No Tombol

Jarak

1m 2m 3m 4m 5m 6m 7m

Gambar 4.10. Rangkaian Remote IRdan IR Receiver

Tabel 4.2. NO tombol dan kode yang muncul

No Tombol Kode yang muncul diserial monitor

Tombol 1 16724175

Tombol 2 16718055

Tombol 3 16743045

(60)

1 Tombol 1 OK OK OK OK OK OK NO

2 Tombol 2 OK OK OK OK OK OK NO

3 Tombol 3 OK OK OK OK OK OK NO

4 Tombol 4 OK OK OK OK OK OK NO

Berdasarkan tabel 4.3. remot IR dapat berfungsi dengan baik dengan jarak

maksimum sejauh 6 meter dalam tabel 4.3. tanda “OK” berarti kode remot IR masih bisa

diterima oleh IR Receiver, apabila sudah melebihi dari 7 meter maka remot IR kurang responsif sehingga pengiriman kode kurang optimal atau dalam tabel 4.3.diberti tanda

“NO” berarti kode remot sudah tidak bisa lagi diterima atau terbaca oleh IR Receiver.

Pada saat tombol 1 ditekan maka motor akan bergerak naik sampai menekan limit switch setelah limit switch tertekan maka motor akan berhenti untuk menurunkan motor dengan cara menekan tombol 2 maka motor bergerak turun dan akan berhenti setelah timer yang diseting pada program habis. Pada saat tombol 3 ditekan 1x maka lampu on untuk mematikan ditekan lagi tombol 3 begitupun dengan tombol 4 untuk menghidupkan dan mematikan fan. Kondisi otomatis adalah kondisi dimana pada saat motor bergerak naik dan limit switch tertekan pada saat kondisi otomatis lampu dan fan akan hidup secara otomatis pada saat kondisi otomatis ini tombol 3 dan tombol 4 untuk menghidupan atau mematikan lampu dan fan manual tidak berfungsi jadi pada saat kondisi otomatis lampu dan fan tidak bisa dihidupkan atau dimatikan secara manual.

4.3.2. PengujianProses Pengeringan

Pada pengujian proses pengeringan dilakukan dengan enam buah bahan pakaian sebagai objek percobaan yang terdiri dari celana olahraga, celana dalam, jeans, batik, kaos oblong, dan lap. Dengan waktu jeda pengambilan data setiap 20 menit.Untuk dapat mengerikan pakaian ini maka dibutuhkan 2 buah lampu 100 Watt dan sebuah kipas dc 12 v. Data yang diambil adalah dengan membandingkan waktu pengeringan setiap pakaianya dengan menggunakan tiga mode yaitu Dengan Lampu dan Fan, Dengan Fan, Dengan Lampu, Dengan lampu dan fan pakaian dikeringkan dengan mesin cuci. Berikut adalah data-data yang diambil dari setiap pakaianya dan modenya:

4.3.2.1 Data proses pengeringan pakaian Celana Olah Raga

Tabel 4.4. pengeringan pakaian untuk jenis celana olah raga

waktu (menit) celana olahraga

mode lampu dan fan mode fan mode lampu

(61)

20 59 70 71

40 66 74 78

60 79 77 81

80 87 81 84

100 97 85 86

120 100 88 89

140 100 91 93

160 100 95 97

180 100 98 100

200 100 100 100

[image:61.595.86.524.80.477.2]

* Data dalam satuan % Kekeringan

Gambar 4.13. Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian jenis Celana Olah Raga

Pada proses pengeringan pakaian jenis celana olah raga waktu yang digunkan untuk mengeringkan pakian paling cepat adalah dengan menggunakan mode lampu dan fan utnuk mengeringkanya yaitu dengan waktu 120 menit sedangkan waktu terlama yang dibutuhkan untuk mengeringkan pakaian adalah dengan mode fan yaitu dengan waktu 200 menit dan untuk mode menggunakan lampu untuk mengeringkan pakaian celana olah raga dibutuhkan waktu 180 menit untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 atau Gambar grafik 4.13.

4.3.2.2 Data proses pengeringan pakaian Celana Dalam

Tabel 4.5. Data Pengeringan untuk jenis celana dalam

waktu (menit) Celana Dalam

mode lampu dan fan mode fan mode lampu

0 58 50 53

20 61 53 56

40 67 56 59

60 79 59 63

80 90 63 68

100 97 66 71

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

T ing ka t ke ke ring an

CELANA OLAHRAGA

celana olah raga mode lampu dan fan

celana olah raga mode fan

celana olah raga mode lampu

(62)

120 100 69 79

140 100 72 82

160 100 75 86

180 100 77 89

200 100 80 91

220 100 83 95

240 100 87 98

260 100 90 100

280 100 96 100

[image:62.595.89.541.81.762.2]

300 100 100 100 * Data dalam satuan % Kekeringan

Gambar 4.14.Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian jenis Celana Dalam

Pada Tabel 4.5 dan Gambar grafik 4.14 merupakan tabel dan grafik waktu pengeringan pakaian jenis celana dalam cara pengengeringanya menggunakan 3 mode. Waktu yang tercepat untuk mengeringkan pakaian jenis celana dalam raga ini adalah dengan menggunakan mode lampu dan fan yaitu dengan waktu 120 menit terlama dengan mode fan yaitu 300 menit dan untuk mode lampu 260 menit.

4.3.2.3 Data proses pengeringan pakaian jeans

Tabel 4.6. Data Pengeringan untuk jenis jeans

waktu (menit) Jeans

mode lampu dan fan mode fan mode lampu

0 43 50 57

20 39 51 62

40 43 55 65

60 49 58 69

80 58 61 71

100 64 64 73

120 70 67 75

140 75 68 78

160 81 70 80

0 20 40 60 80 100 120 0

20 40 60 80 100 120 140 160 018 200 220 240 260 280 300

T ing ka t Keke ring an

CELANA DALAM

celana dalam mode lampu dan fan

celana dalam mode fan

celana dalam mode lampu

(63)

180 87 72 83

200 93 73 86

220 100 76 89

240 100 80 91

260 100 83 93

280 100 86 95

300 100 89 96

320 100 94 98

340 100 97 100

[image:63.595.86.561.79.809.2]

360 100 100 100 * Data dalam satuan % Kekeringan

Gambar 4.15.Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian jenis Jeans

Pada Tabel 4.6 dan Gambar grafik 4.15 merupakan tabel dan grafik waktu pengeringan pakaian jenis celana dalam cara pengengeringanya menggunakan 3 mode. Waktu yang tercepat untuk mengeringkan pakaian jenis celana dalam raga ini adalah dengan menggunakan mode lampu dan fan yaitu dengan waktu 220 menit terlama dengan mode fan yaitu 360 menit dan untuk mode lampu 320 menit.

4.3.2.4Data proses pengeringan pakaian batik

Tabel 4.7.Data Pengeringan untuk jenis batik

waktu (menit) Batik

mode lampu dan fan mode fan mode lampu

0 56 60 65

20 57 63 69

40 65 69 73

60 79 73 76

80 95 76 79

100 100 79 81

120 100 81 84

0 20 40 60 80 100 120 0

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360

T ing ka t Keke ring an

JEANS

Jeans mode lampu dan fan

Jeans mode fan

Jeans mode lampu

(64)

140 100 84 87

160 100 87 89

180 100 89 92

200 100 92 95

220 100 95 96

240 100 96 98

260 100 98 100

[image:64.595.87.532.77.770.2]

280 100 100 100 * Data dalam satuan % Kekeringan

Gambar 4.16.Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian jenis Batik

Pada Tabel 4.7 dan Gambar grafik 4.16 merupakan tabel dan grafik waktu pengeringan pakaian jenis celana dalam cara pengengeringanya menggunakan 3 mode. Waktu yang tercepat untuk mengeringkan pakaian jenis celana dalam raga ini adalah dengan menggunakan mode lampu dan fan yaitu dengan waktu 100 menit terlama dengan mode fan yaitu 280 menit dan untuk mode lampu 260 menit.

4.3.2.5Data proses pengeringan pakaian kaos oblong

Tabel 4.8. Data Pengeringan untuk jenis Kaos Oblong

waktu (menit) Kaos Oblong

mode lampu dan fan mode fan mode lampu

0 73 69 69

20 76 68 72

40 80 70 75

60 85 73 78

80 90 75 80

100 95 77 82

120 100 78 84

140 100 81 87

160 100 83 89

180 100 85 92

200 100 87 93

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100120140160180200220240260280

T ing ka t Keke ring an

BATIK

Batik mode lampu dan fan

Batik mode fan

Batik mode lampu

(65)

220 100 88 95

240 100 89 96

260 100 93 98

280 100 96 100

300 100 98 100

[image:65.595.84.557.68.808.2]

320 100 100 100 * Data dalam satuan % Kekeringan

Gambar 4.17.Grafik Tingkat Kekeringan Pakaian jenis kaos Oblong

Pada Tabel 4.8 dan Gambar grafik 4.17 merupakan tabel dan grafik waktu pengeringan pakaian jenis celana dalam cara pengengeringanya

Gambar

Gambar 2.6. Tampilan spesifikasi motor dc power window
Gambar 2.7. Tampilan Modul Relay 2 chanel [10]
Gambar 2.10. Tampilan jenis lampu
Gambar 2.11. Tampilan Fan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian alat pengering pakaian otomatis menggunakan sensor load cell berbasis arduiono uno memiliki nilai error 0,755% dan nilai akurasi 99,38, sedangkan untuk

Pengeringan pakaian merupakan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari yang memanfaatkan energi panas matahari untuk proses penguapan kandungan air pada pakaian

Penelitian sebelumnya (Roslina, 2018) Prototipe Lemari Pengering pakaian Otomatis, menggunakan ATMEGA328 sebagai control”, dan penelitian (M. Mahrush Febrianto, 2017)

Keuntungan alat pengering pakaian berbasis arduino uno ini didalam rumah tangga sangat perlu dan mudah ketika hujan turun atau cuaca tidak panas kita dapat

Opsi ini mengizinkan Anda untuk mengurangi kusut yang terbentuk saat pakaian tidak diambil dengan segera setelah proses pengeringan selesai Saat opsi ini dinyalakan, sebuah lampu

Pengeringan pakaian merupakan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari yang memanfaatkan energi panas matahari untuk proses penguapan kandungan air pada pakaian selang

Dari Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa lama waktu proses pengeringan dari empat variasi yang dilakukan, waktu total yang diperlukan untuk mengeringkan 120 pakaian yaitu,

Gambar 6 Perangkat keras pada wadah pengeringan Wadah pengeringan merupakan tempat untuk meletakan bahan yang akan dikeringkan dan di dalam wadah pengeringan tedapat beberapa komponen