• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Pusat Batik Jawa Barat Dengan Konsep Kain Panjang Di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Pusat Batik Jawa Barat Dengan Konsep Kain Panjang Di Bandung."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

vii

ABSTRAK

Batik merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia yang sudah diakui keasliannya. Pengakuan tersebut menyebabkan batik terus berkembang di dunia fashion Indonesia. Batik menunjukkan eksistensinya dan menghasilkan berbagai motif dan gaya batik seperti jenis batik Jawa Barat. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas yang mendukung pelestarian batik Jawa Barat.

Perancangan Pusat Batik Jawa Barat di Kota Bandung diharapkan dapat menjadi wadah kreativitas desainer batik Jawa Barat yang tepat karena selain menyediakan galeri dan workshop, didukung pula dengan museum batik Jawa Barat dan sarana peragaan busana

/ catwalk serta cafe.

Konsep dalam perancangan interior ini adalah Kain Panjang. Sedangkan tema yang diterapkan adalah transformasi budaya, yaitu suatu konsep yang mengarah pada

terjadinya perubahan bentuk ataupun rupa suatu budaya tradisional batik untuk dikemas / ditampilkan secara modern dan masa kini tanpa meninggalkan arti dari budaya itu

(2)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

2.1.1 Pengertian dan Sejarah Perkembangan Batik ... 5

2.1.2 Pengelompokan Motif Batik ... 7

2.1.3 Kain Panjang ... 11

2.2 Tinjauan Umum Fasilitas Pendukung ... 14

2.2.1 Galeri ... 14

2.2.2 Desain Retail / Shopping Center ... 15

2.2.3 Peragaan Busana ( Fashion Show ) ... 20

2.2.4 Museum ... 22

2.3 Judul Proyek dan Pengertiannya ... 28

2.4 Studi Banding ... 30

2.5 Study Image ... 36

BAB III PUSAT BATIK JAWA BARAT ... 39

3.1 Analisa Fisik Bangunan ... 39

3.1.1 Analisa Tapak ... 39

(3)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

ix

3.2 Analisa Fungsional ... 43

3.2.1 Pendiri / Pengelola / Penanggungjawab ... 43

3.2.2 Arahan Pemakai / Pengguna... 49

3.2.3 Program Ruang dan Aktivitas Ruang ... 50

3.2.4 Bubble Diagram ... 51

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR PUSAT BATIK JAWA BARAT... 52

4.1 Konsep ... 52

4.1.1 Konsep Material dan Warna ... 54

4.1.2 Konsep Pencahayaan ... 55

4.1.3 Konsep Penghawaan ... 55

4.1.4 Sistem Keamanan ... 55

4.2 Tema ... 55

4.3 Aplikasi Konsep dan Tema pada Perancangan ... 57

4.4 Perancangan Denah Khusus ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Simpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(4)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batik Geometris ( Kawung, Parang, Banji ) ... 7

Gambar 2.2 Batik Non Geometris ( Semen, Buketan, Lunglungan ) ... 8

Gambar 2.3 Batik Cirebonan ... 8

Gambar 2.4 Batik Garut / Garutan ... 10

Gambar 2.5 Diagram Kain Panjang ... 12

Gambar 2.6 Diagram Kain Panjang Pantai Koromandel ... 13

Gambar 2.7 Macam Bentuk Runaway ... 22

Gambar 2.8 Sogan Village ... 30

Gambar 2.9 Bangunan limasan dahulu ... 30

Gambar 2.10 Bangunan limasan saat ini ... 32

Gambar 2.11 Bangunan joglo dahulu ... 32

Gambar 2.12 Bangunan joglo saat ini ... 32

Gambar 2.13 Pengovenan Tembakau ... 32

Gambar 2.14 Resto terbuka ... ... 33

Gambar 2.15 Halaman penjemuran beras ... 33

Gambar 2.16 Sekarang untuk resto kebun ... 33

Gambar 2.17 Proses membatik ... 34

Gambar 2.18 Study Image ... 38

Gambar 3.1 Site analysis Cascade Jl. L.R.E Martadinata ... 39

Gambar 3.2 Analisa arah angin, matahari, dan arus kendaraan ... 40

Gambar 3.3 Layout Basement ... 42

Gambar 3.4 Layout Ground Floor ... 42

Gambar 3.5 1st Floor ... 43

Gambar 3.6 2nd Floor ... 43

Gambar 3.7 Struktur Organisasi Pengelola ... 46

Gambar 3.8 Bubble Diagram Pegawai dan Pengunjung ... 51

Gambar 4.1 Kain panjang ... 52

Gambar 4.2 Bagan konsep ... 53

Gambar 4.3 Aplikasi Konsep ... 54

(5)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

xi

Gambar 4.5 Site Plan ... 57

Gambar 4.6 Basement Layout Plan ... 58

Gambar 4.7 Ground Floor Layout Plan ... 58

Gambar 4.8 1st Floor Layout Plan ... 59

Gambar 4.9 2nd Floor Layout Plan ... 59

Gambar 4.10 3rd Floor Layout Plan ... 60

Gambar 4.11 Fashion Show Hall Layout Plan... 61

Gambar 4.12 Material lantai ( Nero Marquina, Ujung Pandang, Dark Emperador ) ... 62

Gambar 4.13 Fashion Show Hall Ceiling Plan ... 62

Gambar 4.14 Fashion Show Hall Section A-A’ ... 63

Gambar 4.15 Fashion Show Hall Section B-B’ ... 63

Gambar 4.16 Perspektif Ruang Fashion Show Hall Bagian Luar ( lounge) ... 63

Gambar 4.17 Detail Elemen Estetis ... 64

Gambar 4.18 Detail Furniture Meja Informasi ... 65

Gambar 4.19 Detail Backdrop... 66

Gambar 4.20 Perspektif Ruang Dalam Fashion Show Hall ... 66

Gambar 4.21 Detail Panggung ... 66

Gambar 4.22 Bagan Display ... 67

Gambar 4.23 Museum Layout Plan ... 68

Gambar 4.25 Museum Section C-C’ ... 69

Gambar 4.24 Museum Ceiling Plan ... 69

Gambar 4.26 Museum Section D-D’ ... 70

Gambar 4.27 Material Pada Museum ( batu palimanan, HPL ) ... 70

Gambar 4.28 Perspektif Museum 1 ... 70

(6)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang patut dibanggakan. Pada tanggal 2 Oktober 2009 batik telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli milik Indonesia oleh lembaga dunia UNESCO ( United Educational, Scientific, and Culture Organization ). Kain batik sangat kaya karena ragam hias batik terus

berkembang dan berjalan seiring zaman sehingga menghasilkan ragam hias batik yang tidak terhitung jenisnya. Tidak hanya itu yang menjadikan batik istimewa, tetapi budaya dan tradisi yang ada di dalam diri batik juga yang harus dicermati.

Jika mengamati sejarah munculnya corak pada batik dan perkembangannya hingga saat ini, maka Indonesia memiliki banyak sekali ragam batik, mengingat bahwa berkembangnya batik sejalan dengan penjajahan di Indonesia pada masa lampau. Motif / corak yang tersebut tidak lepas dari pengaruh dan akulturasi oleh

(7)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A | 2

Di Indonesia khususnya di pulau Jawa terdapat beberapa kota yang terkenal dengan kerajinan batiknya, seperti kota Pekalongan, Cirebon, Yogyakarta, dll.

Setiap kota dan daerah pengrajin batik di Indonesia memiliki ciri tersendiri dalam batiknya.

Dengan adanya pengakuan batik sebagai milik Indonesia, tentu saja menimbulkan kebanggaan dan semangat nasionalisme setiap masyarakat untuk tetap melestarikan keragaman batik Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari desainer berbakat Indonesia seperti Iwan Tirta, Komarudin Kudiya, Danar Hadi, dll yang sampai saat ini terus mengembangkan motif-motif batik dengan kreasi-kreasi yang baru dan modern.

Hingga saat ini belum ditemukan adanya sebuah tempat memadai yang secara khusus mengangkat seni batik. Kebanyakan yang ada adalah tempat-tempat yang dibangun secara terpisah seperti galeri desainer saja, museum tekstil, serta toko-toko kain dan pakaian.

Menyadari permasalahan tersebut, penulis mencoba menggabungkan kebutuhan masyarakat, khususnya yang berada di kawasan Bandung, akan sebuah tempat yang memuat berbagai hal yang berkaitan dengan seni batik. Kota Bandung

dipilih karena merupakan ibu kota dari Jawa Barat yang dikenal dengan kota yang memiliki berbagai tempat perbelanjaan sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Dengan adanya ‘Pusat Batik Jawa Barat’ diharapkan dapat membantu memasarkan batik untuk dapat terus populer di dunia fashion tidak hanya sekedar trend musiman. Selain itu diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

(8)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A | 3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan

masalah yang timbul, antara lain:

Bagaimana merancang sebuah bangunan yang memiliki misi dalam melestarikan batik di Indonesia.

Bagaimana merancang sebuah bangunan yang dapat memenuhi misi Yayasan Batik Jawa Barat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Bagaimana merancangan sebuah interior bangunan Pusat Batik Jawa Barat dengan konsep kain panjang.

1.3 Tujuan Perancangan

Menghasilkan sebuah bangunan / fasilitas komersil yang dapat menunjang berkembangnya kreasi-kreasi batik Indonesia khususnya batik Jawa Barat.

Mengaplikasikan konsep kain panjang dan tema tranformasi budaya dalam desain interior bangunan ini.

Merancang sebuah bangunan yang dapat memberi jawaban atas kebutuhan dari misi Yayasan Batik Jawa Barat.

1.4 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan meliputi Judul karya desain, latar belakang masalah, batasan masalah, identifikasi masalah, tujuan perancangan dan sistematika penulisan.

Dilanjutkan dengan Bab II Landasan Teori yang terdiri dari dua bagian yaitu tinjauan teori dan tinjauan lapangan. Pada sub bab tinjauan teori, dibahas

mengenai teori-teori yang dipakai terkait dengan user, aktifitas dan program, dan faktor-faktor eksternal. Sedangkan tinjauan lapangan merupakan studi banding proyek sejenis.

(9)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A | 4

Bab IV Perancangan Interior Pusat Batik Jawa Barat berisi rancangan desain penulis dengan menerapkan konsep dan tema yang telah ditentukan.

Bab V Simpulan dan Saran meliputi kesimpulan dari perancangan yang telah

(10)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

72

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Batik merupakan aset budaya bangsa yang harus terus dijaga kelestariannya bahkan perlu dikembangkan agar batik tidak ketinggalan zaman dan tetap terus disukai dan diminatai oleh masyarakat. Tentunya ada berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan membuat pusat batik Jawa Barat ini. Dengan adanya fasilitas ini diharapkan batik Jawa Barat dapat terus populer dan terus terlestarikan.

Dalam perancangan interior Pusat Batik Jawa Barat ini terdapat berbagai fasilitas

pendukung seperti café, accessories shop, fashion show hall, maupun museum. Fasilitas-fasilitas ini dibuat sebagai solusi terhadap permasalahan dalam memenuhi misi Yayasan Batik Jawa Barat yang terdiri dari misi ekonomi, sosial,

dan budaya. Misi dalam bidang ekonomi dapat terpecahkan dengan adanya fashion show hall, accessories shop dan café. Misi dalam bidang sosial dapat

(11)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A | 73

batik yang semakin beragam. Sedangkan museum menjawab misi budaya sebagai cara untuk terus melestarikan aset budaya bangsa seperti batik.

Dalam perancangan proyek ini diterapkan konsep kain panjang. Penerapan

konsep kain panjang tersebut dapat dirasakan dalam zoning perlantai yang disesuaikan dengan fungsi dan sifat dari filosofi kain panjang. Sedangkan tema transformasi budaya diterapkan untuk furniture dan elemen-elemen estetis dalam perancangan.

Dalam merancang fasilitas komersil yang memilik berbagai jenis fasilitas pendukung yang terdapat didalamnya, dan terdiri dari beberapa lantai, harus diperhatikan zoning. Zoning harus disesuaikan dengan target ataupun misi yang ingin dicapai agar alur sirkulasi rapih dan sesuai.

Penerapan konsep, tema, material, warna, bentuk, dsb baiknya diaplikasikan tanpa meninggalkan fungsi dan seimbang dengan nilai estetisnya.

5.2 Saran

Dari uraian di atas maka saran untuk pihak-pihak yang akan melakukan perancangan dengan topik serupa, yaitu sebagai berikut:

Lebih diterapkannya unsur filosfis yang lebih mendalam, tidak sekedar memasukkan unsur batik dalam ruangan yang memberikan kesan dekoratif. Tetapi dalam setiap pemilihan dipertimbangkan unsur budaya yang mengikatnya sehingga suasana museum batik Jawa Barat menjadi lebih terasa dalam ruangan.

Perlu dipertimbangkan tentang faktor lingkungan sekitar ( kota / tempat pendirian Tugas Akhir ). Karena budaya atau lingkungan sekitar dapat

berpengaruh terhadap konsep dan tema proyek yang akan dikerjakan.

(12)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A | 74

Hal tersebut perlu dilakukan agar saat melaksanakan Tugas Akhir, desainnya benar-benar matang dan datanya lengkap. Berdasarkan pengalaman penulis, hal

tersebut dapat memberikan waktu yang lebih banyak dalam mengerjakan gambar kerja, maket dan laporan, karena waktu yang digunakan untuk melaksanakan

(13)

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A

75

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1991.

Djoemena, Nian S, Ungkapan Sehelai Batik ( Batik, It’s Mystery and Meaning ), Jakarta : Djambatan, 1990.

Anas, Brainul, Indonesia Indah buku kedelapan ( Batik ), Jakarta : Yayasana Harapan Kita, 1990.

Proses Perancangan Yang Sistematis, Jakarta : Djambatan, 1982.

Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta : P.T. Cipta Adi Pustaka, 1988.

Weishar, Joseph, Design for Effective Selling Space, Zurich : Mc.Graw-Hill,Inc, 1992. Broudy, Charles E, Designing to Sell ( A Complete Guide to Retail Store Store Planning and Design ), San Francisco : Vilma Barr, 1990.

Wardhana, Veronika, 33 desain display untuk ruang usaha, Jakarta : Griya Kreasi. Tirta, Iwan, Batik, Sebuah Lakon, Jakarta : PT Gaya Favorit Press, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

terjadi, yang menjelaskan proyek secara mendetail. Storyboard menunjukkan desain kasar dari aplikasi yang akan dibuat. Interface sebuah aplikasi biasanya berpatokan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diantara nya terdapat variabel usia, variabel jumlah tanggungan , dan variabel tingkat pengalaman, berdasarkan data yang telah

Diameter gejala, keparahan penyakit dan kelas ketahanan bibit setelah uji konsentrasi AS dan inokulasi bakteri penyebab penyakit busuk lunak langsung pada daun yang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responbilitas terhadap para pelaku yang telah melakukan tindakan main hakim sendiri terhadap korban yang diduga kuat

Interaksi komposisi media tanam dan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman talas dengan rataan tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan K

adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6) Analisis

Melalui proses pengkaderan inilah Hidayah Centre Foundation memainkan peranan sebagai sebuah organisasi yang mempunyai visi dan misi yang jelas akan kebenaran yaitu

Dalam hal ini data yang dibutuhkan dalam wawancara atau interview ini adalah nama, umur, agama, etnis daerah asal, alamat tempat tinggal, pendidikan terakhir pemulung