• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

SMP KECAMATAN KUTALIMBARU

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

D iajukan untuk M emenuhi Persyaratan dalam M emperoleh Gelar M agister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH:

NOVITA SIHALOHO

NIM: 8136131006

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

NOVITA SIHALOHO. Pengaruh Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Medan: Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. UNIMED. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1). Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang; (2) Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang; (3) Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang; (4) Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang; (5) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah model analisis jalur atau hubungan sebab akibat, teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan inferensial. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang yang aktif bertugas berjumlah 186 orang, Sampel berjumlah 125 orang yang ditentukan dengan menggunakan proporsional ramdom sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Instrument di uji validitas dengan Product Moment dengan tingkat penerimaan 95% atau pada taraf signifikan 0,05. Reliabilitas dihitung dengan rumus koefisien alpha (r11).

Data penelitian ini terlebih dahulu diuji normalitas distribusi variabelnya dengan rumus Lilifors; Untuk menguji linieritas dan keberartian persamaan regresi diuji dengan Analisis Varians (ANAVA), hasil uji data adalah seluhnya adalah 59,09. Sedangkan kaefisien jalur yang didapat adalah ; 31 = 0,44; dan 32 = 0,26; 41 = 0,27; 42 = 0,24; 43 = 0,48. Hasil pengujian dilakukan dengan uji-t dengan hipotesis thitung > tTabel, hasil yang diperoleh adalah seluruh hipotesis diterima dengan thitung masing-masing: t13 =5,46; t23 = 2,29 t14 = 3,12; t24 = 2,75; t34 = 6,09;

Uji model jalur dilakukan dengan koefisien multipel determinasi hasil yang diperoleh model sesuai dengan paradigma penelitian dimana hasil perhitungannya adalah 2 = 3.84

(5)

ii Saran kepada guru dan komponen yang terkait untuk berupaya meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah sekolah, budaya organisasi, dan motivasi kerja agar kinerja semakin meningkat.

ABSTRACT

NOVITA SIHALOHO. Perception Effect of Principal Leadership, Organizational Culture, Junior High School’s Teacher work on performance and motivation in Kutalimbaru Sub- Disdrict of Deli Serdang . Thesis. Terrain: Prodi Education Administration Graduate Program. UNIMED. 2015

The purpose of this research is to decsribe and to know: (1) Principal Leadership’s perception effect to Junior High School’s Teacher work motivation in Kutalimbaru Sub- Disdrict of Deli Serdang. (2) Organizational Culture’s effect to Junior High School’s Teacher work on performance and motivation in Kutalimbaru Sub- Disdrict of Deli Serdang. (3) Principal Leadership’s perception effect to Junior High School’s Teacher work on performance in Kutalimbaru Sub- Disdrict of Deli Serdang (4) Organizational Culture’s effect to Junior High School’s Teacher work on performance in Kutalimbaru Sub- Disdrict of Deli Serdang. (5) Work motivation’s effect to performance of Junior High School’s teacher in Kutalimbaru Sub- Disdrict of Deli Serdang.

This research using quantitative methods, model that used are path analysis model or causality, technic of data analysis that used are descriptive and inferential. Population in this research is all the Junior High School’s active teacher in Kutalimbaru Sub- Disdrict of Deli Serdang about 186 people. The sample of 125 people which is determined by used proportional random sampling. Data collection techniques performed using a questionnaire. Instruments tested for validity by Product Moment with acceptance rate 95% or the significant level is 0,05. Realibity counted by coefficient alpha’s formula (r11).

In this research, variabel of normality distribution tested by using Lilifors formula. To test the linearity and significance of regression equation was tested by Analysis of Variance (ANAVA), the result of data’s test is all linear with hypothesis Fcal

>Ftable which the result of this calculation is F13= 32,27 ; F23 = 15,21 ; F14 = 51,18 ; F24

= 30,28; F34 = 112,54; The F distribution used to test structure 1 and 2. The result of the

test obtained F for struture 1 is 26,23 and F sor structure 2 is 59,09. While of it, the

(6)

iii

(7)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

selalu setia memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga Tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar

persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Tesis ini berjudul “Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru

SMP di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang”. Penulisan tesis

ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Rasa terima kasih terutama penulis

sampaikan kepada Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku pembimbing I dan

Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu bersedia

meluangkan waktu dalam mengarahkan, memberikan bimbingan dan motivasi

pada penulis dalam penyelesaian tesis ini. Penulis juga mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan pada Program Pascasarjana selama ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M. Pd. Selaku Direktur, Dr. Arif

Rachman,M.Pd. dan Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. masing-masing sebagai

Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai

Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada

penulis selama menjadi mahasiswa.

3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd. sebagai

Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd., Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. dan bapak

Dr. Sukarman Purba, M.Pd. selaku narasumber yang telah banyak

(8)

iv 5. Ibu Dra. Wastianna Harahap selaku Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olah Raga Kabupaten Deli Serdang yang telah membantu dalam memberikan

ijin penelitian di SMP Kecamatan Kutalimbaru.

6. Kepala Sekolah dan seluruh guru SMP Negeri dan Swasta Kecamatan

Kutalimbaru yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen dan

pengumpulan data penelitian ini.

7. Fr. Antonius B. Ditubun,CMM,S.Pd, MM. sebagai Kepala Sekolah SMA St.

Thomas 1 Medan yang memberi dukungan moril dan materil dalam

perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini.

8. Kepada rekan guru yang selalu mendukung dan memotivasi penulis untuk

menyelesaikan tesis ini.

9. Teristimewa kepada anak-anak saya : Franson Pratama, Ranita Veronica,

Yenny Elisabeth, Riwandi Sigalingging yang telah memberikan dukungan

penuh mulai kuliah di PPs Unimed sampai penyelesaian tesis ini..

10.Teman-teman Jurusan AP khususnya Angkatan XXII Kelas A Reguler yang

telah banyak memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis.

Semoga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan

tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Oktober 2015

Penulis

(9)

v

BAB II KERANGKA TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoretis 1. Kinerja Guru ... 16

2. Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 26

3. Budaya Organisasi ... 40

4. Motivasi Kerja ... 49

B. Penelitian yang Relevan ... 56

C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja ……….… 58

2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja.. ... 59

(10)

vi

4. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru ... 61

5. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru ... 62

D. Hipotesis Penelitian ... 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64

B. Jenis Penelitian ... 64

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 64

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 66

2. Sampel ... 67

E. Teknik Pengumpulan Data ... 68

F. Tehnik Analisis Data ... 76

1. Uji Normalitas Dihitung dengan Rumus Liliefors ... 79

2. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Sederhana ... 80

3. Uji Diagram Jalur ... 80

4. Uji Model jalur ... 84

G. Hipotesis Statistik……… 85

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian --- 87

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan --- 122

B. Implikasi --- 123

(11)
(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rangking nilai UKA Dikdispora Deli Serdang 2012 --- 5

Tabel 2.1

Teori Dua Faktor Herzberg ---

53

Tabel 3.1 Data Jumlah Guru SMP Kutalimbaru Dinas Deli Serdang 2014--- 66

Tabel 3.2 Distribusi Jumlah Sampel Setiap Unit di Kutalimbaru --- 67

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru---

--- ---

69

Tabel 3.4 Indikator Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ---- 70

Tabel 3.5 Indikator Variabel Budaya Organisasi --- 70

Tabel 3.6 Indikator Variabel Motivasi Kerja--- 71

Tabel 3.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian--- 79

Tabel 4.1 Ringkasan Karakteristik Data dari Setiap Variabel Penelitian --- 87

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah --- 88

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi --- 89

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja --- 90

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru --- 91

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor dari Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah--- 93

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor dari Kompetensi Budaya Organisasi --- 93

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor dari Motivasi Kerja --- 94

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor dari Kinerja Guru --- 95

Tabel 4.10 Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi X3 atas X1--- 96

Tabel 4.11 Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi X3 atas X2 --- 97

Tabel 4.12 Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi X4 atas X1 --- 99

Tabel 4.13 Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi X4 atas X2--- 100

Tabel 4.14 Ringkasan Anava untuk Persamaan Regresi X4 atas X3 --- 101

Tabel 4.15 Ringkasan Analisis Perhitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian --- 103

Tabel 4.16 Perhitungan Koefisien Korelasi (r) antar Variabel Penelitian --- 104

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Sistem Perilaku Organisasi --- 21

Gambar 2.2 Integratif Model of Organizational Behavior --- 23

Gambar 2.3 Proses Terjadinya Persepsi --- 28

Gambar 2.4 Model Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja dan Kepuasan --- 44

Gambar 2.5 Hierarki Kebutuhan Maslow --- 52

Gambar 2.6 Paradigma variabel Penelitian--- 63

Gambar 3.1 Diagram Jalur Penelitian --- 81

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah --- 88

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Skor Variabel Budaya Organisasi--- 90

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Skor Variabel Motivasi Kerja --- 91

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Skor Variabel Kinerja Guru --- 92

Gambar 4.5 Grafik Linearitas antara Variabel X1 terhadap Variabel X3--- 97

Gambar 4.6 Grafik Linearitas antara Variabel X2 terhadap Variabel X3--- 98

Gambar 4.7 Grafik linearitas antara Variabel X1 terhadap Variabel X4 --- 99

Gambar 4.8 Grafik Linearitas antara Variabel X2 terhadap Variabel X4 --- 101

Gambar 4.9 Grafik Linearitas antara Variabel X3 terhadap Variabel X4 --- 102

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) --- 131

Lampiran 2 Instrumen Variabel Budaya Organisasi (X2) --- 133

Lampiran 3 Instrumen Variabel Motivasi Kerja (X3) --- 136

Lampiran 4 Instrumen Variabel Kinerja Guru (X4) --- 139

Lampiran 5 Tabel Uji Instrumen Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 141

Lampiran 6 Tabel Uji Instrumen Variabel Budaya Organisasi (X2) --- 142

Lampiran 7 Tabel Uji Instrumen Variabel Motivasi Kerja (X3) --- 143

Lampiran 8 Tabel Uji Instrumen Variabel Kinerja Guru (X4) --- 144

Lampiran 9 Perhitungan Validitas Angket Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 145

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Variabel Budaya Organisasi (X2) --- 147

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Variabel Motivasi Kerja (X3) --- Lampiran 12 Perhitungan Validitas Variabel Kinerja Guru (X4) --- 151

Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 153

Lampiran 14 Perhitungan Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi (X2) --- 155

Lampiran 15 Perhitungan Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (X3) --- 157

Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Variabel Kinerja Guru (X4) --- 159

Lampiran 17 Data Hasil Penelitian Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 161

Lampiran 18 Data Hasil Penelitian Variabel Budaya Organisasi (X2) --- 164

Lampiran 19 Data Hasil Penelitian Variabel Motivasi Kerja (X3) --- 167

Lampiran 20 Data Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru (X4) --- 170

Lampiran 21 Data Ubahan Penelitian --- 173

Lampiran 22 Perhitungan Mean, Standar Deviasi, Modus, dan Median Dari Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 176

(15)

x

dari Variabel Budaya Organisasi (X2) --- 179

Lampiran 24 Perhitungan Mean, Standar Deviasi, Modus, dan Median dari Variabel Motivasi Kerja (X3) --- 182

Lampiran 25 Perhitungan Mean, Standar Deviasi, Modus, dan Median dari Variabel Kinerja Guru (X4) --- 185

Lampiran 26 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian --- 188

Lampiran 27 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Motivasi Kerja (X3) terhadap Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 191

Lampiran 28 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Budaya Organisasi (X2) terhadap Variabel Motivasi Kerja (X3) --- 197

Lampiran 29 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Kinerja Guru (X4) terhadap Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 203

Lampiran 30 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Kinerja Guru (X4) terhadap variabel Budaya Organisasi (X2) --- 209

Lampiran 31 Uji Kelinearan dan Keberartian Variabel Kinerja Guru (X4) terhadap Variabel Motivasi Kerja ( X3) --- 215

Lampiran 32 Perhitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian --- 221

Lampiran 33 Perhitungan Koefisien Korelasi antar Variabel Penelitian --- 236

Lampiran 34 Perhitungan Analisis Jalur --- 243

Lampiran 35 Perhitungan Uji Analisisi Jalur --- 247

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dan

menjadi salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Pendidikan

mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat

membangun dirinya sendiri, membangun masyarakat, dan juga mampu

membangun bangsa dan negara. Setiap individu di mana pun berada

memerlukan pendidikan agar dapat meningkatkan taraf hidupnya. Demikian

halnya di Indonesia bahwa setiap warga negara harus mendapat pendidikan

yang memadai agar warga negara terhindar dari kebodohan.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Pasal 1

bahwa : “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

(17)

2

Dalam mewujudkan isi UU tersebut di atas, sekolah merupakan

suatu organisasi atau lembaga pendidikan yang di dalamnya terdiri dari

beberapa komponen pendidikan, yakni guru, siswa, dan sarana prasarana.

Semua komponen tersebut berkontribusi terhadap kualitas proses pendidikan

yang baik yang kelak menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam hal ini

kualitas lulusan sangat ditentukan oleh kompetensi guru di sekolah dalam

menggerakkan semangat belajar sisiwa. Guru merupakan ujung tombak

pendidikan karena langsung berinteraksi dengan siswa.

Sagala (2007:71) menyatakan bahwa tugas utama sekolah adalah

menjalankan proses belajar mengajar, evaluasi kemajuan hasil belajar peserta

didik, dan meluluskan peserta didik yang berkualitas memenuhi standar yang

dipersyaratkan. Guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah mempunyai

peranan yang sangat strategis di dalam meningkatkan mutu lulusan. Usman

(2005 : 15) menyatakan guru profesional adalah orang yang memiliki

kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal. Tilaar (2002 : 338) menyatakan seorang guru profesional harus

memiliki beberapa kompetensi, yaitu: kompetensi intelektual, kompetensi

fisik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi spiritual.

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses

pencapaian tujuan pendidikan. Untuk dapat melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya, guru harus memiliki performannce yang tinggi. Artinya,

guru harus memiliki kemampuan akademik yang unggul, kepribadian terpuji,

(18)

3

prestasi sekolah dan siswa, baik dalam bidang intrakurikuler maupun

ekstrakurikuler, serta mampu memberi makna bagi lingkungan sekolah

melalui kinerja. Dengan demikian, maka kinerja guru merupakan hasil yang

dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan

serta penggunaan waktu.

Seorang guru yang memiliki kinerja pada dasarnya terfokus pada

perilaku guru tersebut di dalam melaksanakan program kerja untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, sehingga secara spesifik mengharuskan para

guru membuat keputusan khusus untuk membuat pembelajaran secara jelas

dalam bentuk tingkah laku yang kemudian ditransfer kepada peserta didik.

Guru yang memiliki kinerja harus memiliki wujud perilaku dalam proses

pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru harus merencanakan

pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar

peserta didik. Dengan kinerja yang tinggi guru akan berupaya meningkatkan

dan mengembangkan potensi peserta didiknya secara optimal, sehingga

menghasilkan peserta didik yang mampu mandiri, berkualitas serta mampu

berkompetensi dengan masyarakat global. Harapan yang diemban guru ini

merupakan harapan masyarakat, pemerintah, pengguna tamatan, siswa, orang

tua atau stakeholder lainnya. Guru profesional akan dapat mengarahkan

sasaran pendidikan membangun generasi muda menjadi suatu generasi

bangsa yang penuh harapan.

Hasibuan ( 2008 : 94 ) menyatakan kinerja guru atau prestasi kerja

(19)

4

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Kinerja guru akan baik jika guru

telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang

tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan

pengajaran, kedisiplinan dalam mengajar,dan tugas lainnya, kreativitas dalam

pelaksanaan pengajaran, kerja sama dengan semua warga sekolah,

kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur, dan

objektif dalam membimbing siswa, serta bertanggung jawab terhadap

tugasnya.

Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, maka kinerja guru

dapat dilihat sejauh mana kinerja tersebut dapat meningkatkan mutu SDM

tersebut. Dari gambaran data yang dikemukakan United National

Development Project (UNDP) tahun 2013 menyatakan, mutu SDM Indonesia

berada di urutan 108, jauh dari negara Malaysia yaitu berada pada urutan

ke-62, Brunai ke-30, Sri Lanka ke-73 dan Thailand ke-89.

(http:hdr.Undp.org/en/statistic). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Balitbang PDIP pada tahun 2008 menyatakan bahwa persentasi guru

yang layak sesuai dengan profesinya adalah sebagai berikut: guru SMA 67,1

%, guru SMP 64,1 %, dan guru SD sebesar 50,7 %. Hal ini menandai rata-rata

keseluruhan guru, mulai dari SD, SMP, dan SMA rata-rata 60,3% belum

profesional atau belum layak menjadi guru. Karena itu mutu guru perlu

diperbaiki agar guru mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru

dengan baik dan mampu melakukan perubahan dalam mencapai tujuan

(20)

5

Selanjutnya menurut laporan Kementerian pendidikan dan

kebudayaan (kemdikbud) dari hasil akhir ujian kompetensi awal (UKA) guru

pada tahun 2012 masih sangat rendah, yaitu 42,25 (psdmp.kemndiknas go.id).

Data sepulh besar dan rangking nilai UKA Sumatera Utara dapat di lihat pada

tabel berikut :

Tabel 1.1 Ranking Nilai UKA ( Disdikpora Deli Serdang: 2007)

Rangking Daerah Nilai rata2 UKA 2012

1 Daerah Istimewa Yogyakarta 50,1

2 DKI Jakarta 49,2

Berdasarkan data UKA tersebut di atas, menunjukkan gambaran

kualitas kemampuan mengajar guru. Hasil tersebut menunjukkan kemampuan

mengajar yang dimiliki seorang guru masih kurang kompeten, hal ini

menggambarkan bahwa kinerja guru secara nasional masih rendah.

Hal ini juga terlihat pada guru SMP di Kecamatan Kutalimbaru

Kabupaten Deli Serdang melalu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

pada bulan April 2015 yang lalu.

Studi terbatas yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa belum

efektifnya kinerja guru SMP di Kecamatan Kutalimbaru Kab. Deli Serdang

adalah masih rendahnya tingkat kelulusan para guru (kurang dari 10 % dari

(21)

6

Serdang: 2007) dalam uji sertifikasi yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan

yang kondisi tersebut dpat djadikan salah satu ndikator belum efektifnya

kinerja guru.

Berdasarkan profil pendidika dinas Dikpora Kab. Deli Serdang

menunjukkan bahwa baru 62 % guru SMP yang membuat program

pembelajaran, 68 % tepat waktu dalam pelaksanaan pembelajaran , 59 %

tepat waktu dalam pelaporan hasil evaluasi pembelajaran, 78 % tepat waktu

kehadiran di sekolah serta disiplin kerja yang belum optimal (sumber : Dinar

Dikpora Deli Serdang, 2008:26).

Sebagai dampak dari fenomena rendahnya kinerja guru sebagaimana

dipaparkan di atas adalah prestasi dan kualitas siswa yang belum optimal. Hal

ini dapat diperoleh dari perolehan hasil Ujian Nasional para siswa yang

merupakan salah satu indikator mutu pendidikan yang secara umum masih

belum mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan. Hal ini juga terlihat dari

masih tingginya angka ketidaklulusan para siswa atau ditandai dengan

semakin meningkatnya jumlah siswa yang mengikuti program belajar Paket B

yakni 612 pada tahun 2007 (sumber : Dinas Dikpora Deli Serdang,2007 : 14).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan atau temuan yang dilakukan

melalui kunjungan ke beberapa SMP di Kecamatan Kutalimbaru, baik

melalui pengamatan maupun wawancara dengan beberapa guru bahwa di

sekolah tersebut masih ada beberapa guru yang kinerjanya masih rendah.

Beberapa guru belum mampu menyusun Rencana Program Pembelajaran

(RPP). Selain itu, beberapa guru jumlah jam mengajarnya belum memenuhi

(22)

7

kehadirannya untuk mengajar tidak mencapai target sebagaimana tertera

dalam kurikulum. Hal ini terlihat bahwa masih ada beberapa guru yang

terlambat datang ke sekolah melaksanakan tugasnya, tidak masuk mengajar

dengan alasan sakit, ada urusan keluarga misalnya pesta. Di samping itu, guru

kurang kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang menarik dan nyaman.

Guru kurang menjalin kerja sama yang baik dengan rekan guru untuk

mendiskusikan cara mengajarkan materi tertentu.Penggunaan alat peraga

masih terlihat sangat kurang. Berdasarkan pengamatan di lapangan masih ada

guru yang meninggalkan kelas lalu bercerita di kantor atau di kantin

sementara siswa di kelas ribut dan tidak belajar. Bahkan, masih ada guru yang

tidak mengoreksi hasil pekerjaan siswanya. Mereka hanya mengumpulkan

pekerjaan siswa dan menumpuknya di kantor atau dibawa pulang ke rumah

dan tidak mengembalikannya kepada siswa. Untuk menentukan nilai siswa

didasarkan pada pengalaman guru di kelas.

Informasi lain yang ditemukan di lapangan adalah kurangnya

perhatian pimpinan terhadap kinerja guru karena seringnya kepala sekolah

meninggalkan sekolah dengan alasan tertentu. Kepala sekolah kurang

menjalin komunikasi yang baik dengan guru sehingga guru merasa kurang

diperhatikan.Kurangnya pengawasan kepala sekolah kepada guru saat

melaksanakan tugas membuat beberapa guru kurang maksimal dalam

melaksanakan tugasnya. Bagi guru yang malas mengajar kurang diberi

motivasi sehingga guru menjadi kurang bersemangat dalam mengajar. Selain

itu , kurangnya fasilitas belajar yang disediakan sekolah menjadi alasan guru

(23)

8

Selain hal yang dikemukakan di atas, bahwa mutu lulusan dari tahun

ke tahun tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan. Ini disebabkan

kurangnya pelatihan yang diberikan kepada siswa menjelang ujian akhir(

Ujian Sekolah dan Ujian Nasional). Begitu juga dalam mengikuti perlombaan

yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan maupun pihak penyelenggara lainnya,

baik yang berupa sains, olahraga, maupun seni masih tergolong rendah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kinerja guru SMP

di Kecamatan Kutalimbaru masih rendah atau bermasalah. Guru yang

seyogianya menjadi ujung tombak dalam lembaga pendidikan menjadi

bergeser fungsinya secara perlahan-lahan. Guru masih kurang memahami

profesinya. Beranjak dari fenomena masalah kinerja tersebut bila dikaitkan

dengan beberapa hasil penelitian dan pendapat para ahli, dapat diketahui

bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru, seperti faktor

budaya organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja.

Demikian juga ahli lain Colquitt, dkk. (2009:34) yang menyatakan

bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru meliputi: budaya organisasi,

struktur organisasi, kepemimpinan dan pengaruh pemimpin, proses

kelompok, karakter kelompok, kemampuan individu dan nilai-nilai budaya

dalam organisasi, kepuasan kerja, kemampuan mengelola stres, motivasi

berprestasi, hukuman, pembelajaran dan pengambilan keputusan. Menurut

Gibson (1987:28), faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: (1) faktor

individu: kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman

kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang; (2) faktor psikologi: persepsi,

(24)

9

struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, dan sistem pengajaran

(reward system). Rivai, dkk. (2008: 21) mengatakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja seorang karyawan yang perlu dipertimbangkan dan

diperhatikan adalah ability dan motivation. Dikatakan ability adalah

knowledge dan skill, selanjutnya motivation adalah attitude dan

situation.Namun dalam penelitian ini faktor yang diprediksi lebih dominan

mempengaruhi kinerja guru adalah persepsi tentang kepemimpinan kepala

sekolah, budaya organisasi, dan motivasi kerja.

Persepsi tentang kepemimpinan diprediksi dapat mempengaruhi

kinerja guru. Pentingnya kinerja guru dalam suatu organisasi atau lembaga

pendidikan diperlukan pemimpin dalam hal ini kepala sekolah yang mampu

mempengaruhi individu atau kelompok agar dapat bekerja dengan baik untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Yukl (2007:8) kepemimpinan adalah

proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan

apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif,

serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai

tujuan bersama. Seperti yang dikemukakan Newstroom (2007:35) bahwa

kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan mendukung orang-orang

untuk bekerja secara antusias demi ketercapaian tujuan.

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Ambarita

(2014:39) bahwa kepemimpinan merupakan perihal memimpin dengan

menggunakan cara, kiat dalam memimpin orang-orang agar bekerja dengan

baik sehingga tujuan organisasi tercapai. Kepemimpinan kepala sekolah yang

(25)

10

merasa dirinya terlibat aktif dan penuh rasa tanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah dituntut

memiliki sikap keteladanan, dapat menumbuhkan kreativitas, mampu

memberikan motivasi yang tinggi, dan mampu menghargai bawahannya.

Pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing setiap guru untuk

bekerja dengan baik. Seringnya kepala sekolah meninggalkan sekolah dengan

berbagai alasan akan memberikan dampak yang negatif terhadap pelaksanaan

proses belajar mengajar di sekolah.

Hasil penelitian Carudin (2011), Irawati (2010) memberikan

gambaran bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang

positif terhadap peningkatan kinerja guru. Hal ini sejalan dengan yang telah

dikemukakan Sagala (2009 : 172) kepemimpinan kepala sekolah terhadap

usaha pengajaran membawa pengaruh positif dan negatif terhadap guru,

konselor, dan profesi kependidikan lainnya. Berbagai upaya dapat dilakukan

kepala sekolah sebagai pimpinan adalah memberikan dukungan atau motivasi

serta meningkatkan kepuasan guru dalam bekerja. Dengan memberikan

dukungan, guru akan merasa bahwa setiap tugasnya menjadi penting dan

harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Faktor selanjutnya yang diprediksi dapat mempengaruhi kinerja guru

adalah budaya organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, guru

berinteraksi dengan seluruh civitas sekolah. Guru harus mengikuti tradisi

yang ada di sekolah, baik dalam bergaul maupun mengajar. Ada beberapa

kebiasaan yang ditemukan bahwa guru lalai dalam melaksanakan tugasnya

(26)

11

kelas melaksanakan tugas mengajar. Selain itu, masih ada guru meninggalkan

ruangan kelas lalu pergi ke kantin. Berbicara dengan guru lain di luar kelas

juga merupakan pemandangan yang biasa ditemukan. Hal tersebut merupakan

budaya organisasi yang dapat menghambat pencapaian hasil mengajar yang

maksimal. McShane dan Von Glinow (2008:460) mengatakan budaya

organisasi yang kuat memiliki potensi meningkatkan kinerja, dan sebaliknya

bila budaya organisasinya lemah mengakibatkan kinerja menurun. Budaya

organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh

para anggota organisasi yang menentukan sebagian besar bagaimana

karyawan bersikap.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas,. kinerja guru juga

dipengaruhi motivasi kerja yang berasal dari guru tersebut. Motivasi kerja

guru adalah faktor penting dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam

pelaksanaan suatu proses pembelajaran. Motivasi seorang guru akan

terwujud pada perilaku yang diarahkan pada pencapaian tujuan dalam

bekerja. Keinginan guru untuk bekerja lebih baik memberikan pencapaian

hasil kerja yang maksimal. Winardi (2002:6) mengemukakan motivasi kerja

adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seseorang yang dapat

dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar

sekitar, imbalan nonmoneter, imbalan moneter yang dapat mempengaruhi

hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada

situasi dan kondisi yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas,dapat diketahui bahwa persepsi tentang

(27)

12

diprediksi mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru. Untuk mengetahui

apakah ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja guru secara

emperik dapat diketahui melalui kajian ilmiah dengan melaksanakan

penelitian yang berjudul: “Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP

di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, di antaranya

adalah: kemampuan profesional guru, persepsi tentang kepemimpinan kepala

sekolah, budaya organisasi, motivasi kerja, dan kepuasan kerja. Hal ini

mengundang sejumlah pertanyaan berikut:. apakah kompetensi profesional.

persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi, motivasi

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru?

C. Batasan Masalah

Identifikasi masalah di atas memperlihatkan banyaknya faktor yang

mempengaruhi kinerja guru. Kinerja guru yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah hasil kerja guru. Namun dalam penelitian ini faktor

tersebut dibatasi hanya pada tiga faktor saja yang diprediksi dominan dapat

mempengaruhi kinerja guru, yaitu persepsi tentang kepemimpinan kepala

sekolah, budaya organisasi, dan motivasi kerja. Pembatasan ini bukan berarti

(28)

13

ketiga faktor tersebut dianggap dominan mempengaruhi kinerja guru.

Penelitian ini dapat dilakukan pada berbagai jenis dan jenjang persekolahan

namun karena gejala penurunan kinerja guru terjadi di kalangan guru SMP di

Kecamatan Kutalimbaru maka penelitian ini dibatasi hanya pada guru SMP di

Kecamatan Kutalimbaru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh

langsung terhadap motivasi kerja guru SMP di Kecamatan

Kutalimbaru?

2. Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja

guru SMP di Kecamatan Kutalimbaru?

3. Apakah persepsi kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung

terhadap kinerja guru SMP di Kecamatan Kutalimbaru?

4. Apakah Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru

SMP di Kecamatan Kutalimbaru?

5. Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP

di Kecamatan Kutalimbaru?

E. Tujuan Penelitian

(29)

14

1. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap

motivasi kerja guru SMP di Kecamatan Kutalimbaru.

2. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SMP

di Kecamatan Kutalimbaru.

3. Pengaruh langsung persepsi terhadap kepemimpinan kepala sekolah

terhadap kinerja guru SMP di Kecamatan Kutalimbaru.

4. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP di

Kecamatan Kutalimbaru.

5. Pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP di

Kecamatan Kutalimbaru.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis bahwa hasil penelitian ini dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam

peningkatan kinerja guru. Selain itu, sebagai masukan atau informasi bagi

instansi dalam peningkatan atau perbaikan persepsi tentang kepemimpinan

kepala sekolah, budaya organisasi, dan motivasi kerja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru SMP di

(30)

15

Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan peran

kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi, dan motivasi kerja

untuk mendukung kinerja guru di sekolah.

b. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam mendukung dan meningkatkan

budaya organisasi, dan motivasi kerja dalam peningkatan kinerja guru.

Sebagai bahan masukan dalam upaya memperbaiki persepsi tentang

kepemimpinan kepala sekolah guna peningkatan kinerja guru.

c. Bagi guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam

upaya peningkatan kualitas pendidikan.

Sebagai bahan masukan dalam melihat pengaruh persepsi tentang

kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi, motivasi kerja

dalam upaya peningkatan kinerja guru.

d. Bagi peneliti lain

Sebagai referensi untuk penelitian ke depan yang relevan di

(31)

122

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

1. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi tentang

kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMP

Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang sebesar 19,4 %, dan

pengaruh tak langsung sebesar 4% diluar persepsi tentang

kepemimpinan kepala sekolah, hal ini menandakan bahwa semakin

tinggi persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin

tinggi pula motivasi kerja di SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten

Deli Serdang.

2. Terdapat pengaruh langsung positif antara budaya organisasi terhadap

motivasi kerja guru di SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli

Serdang sebesar 6,8 %, dan pengaruh tak langsung sebesar 3% diluar

budaya organisasi, hal ini menandakan bahwa semakin baik budaya

organisasi, maka semakin tinggi pula motivasi kerja guru di SMP

Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

3. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi tentang

kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Kecamatan

Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang sebesar 7,3 %, dan pengaruh tak

langsung sebesar 2% diluar persepsi tentang kepemimpinan kepala

sekolah, hal ini menandakan bahwa semakin tinggi persepsi tentang

kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin tinggi pula kinerja guru di

(32)

123

4. Terdapat pengaruh langsung positif antara budaya organisasi terhadap

kinerja guru di SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

sebesar 5,8 %, dan pengaruh tak langsung sebesar 3% diluar budaya

organisasi, hal ini menandakan bahwa semakin baik budaya organisasi,

maka semakin tinggi pula kinerja guru di SMP Kecamatan Kutalimbaru

Kabupaten Deli Serdang.

5. Terdapat pengaruh langsung positif antara motivasi kerja terhadap

kinerja guru di SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

sebesar 23 %, dan sisanya sebesar 0,2% diluar motivasi kerja, hal ini

menandakan semakin tinggi motivasi kerja, maka semakin tinggi pula

kinerja guru di SMP Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka diberikan upaya-upaya

sebagai implikasi penelitian sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan motivasi kerja melalui peningkatan persepsi

kepemimpinan kepala sekolah guru.

Untuk meningkatkan motivasi kerja, diperlukan peningkatan persepsi

kepemimpinan kepala sekolah, melalui sikap dan perilaku

kepemimpinan kepala sekolah yang baik, misalnya dalam mengarahkan,

mengajak, dan memotivasi guru. Dengan adanya perubahan sikap yang

baik dari kepala sekolah, maka gurupun akan semakin termotivasi dalam

bekerja.

2. Upaya peningkatan motivasi kerja melalui peningkatan budaya

(33)

124

Untuk meningkatkan motivasi kerja, diperlukan budaya organisasi yang

baik di sekolah, dimana guru secara bersama-sama membangun dengan

ikhlas nilai dan norma yang positif yang layak diteladani oleh seluruh

warga sekolah. Dengan terwujudnya nilai dan norma ini di sekolah,

maka guru akan termotivasi dalam bekerja.

3. Peningkatan kinerja guru melalui peningkatan persepsi kepemimpinan

kepala sekolah.

Untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan peningkatan persepsi

tentang kepemimpinan kepala sekolah, melalui perbuatan-perbuatan dan

tingkah laku kepala sekolah dalam membimbing, mengarahkan,

mengawasi dan memotivasi guru. Bila persepsi tentang kepemimpinan

kepala sekolah meningkat, maka gurupun akan menunjukkan kinerjanya

yang lebih baik pula.

4. Peningkatan kinerja guru melalui peningkatan budaya organisasi.

Untuk meningkatkan kinerja guru, diperlukan peningkatan budaya

organisasi, melalui sikap dan perilaku guru yang baik dalam membangun

nilai dan norma di sekolah. Dengan adanya nilai dan norma yang baik

dilaksanakan secara bersama-sama, guru akan menunjukkan kinerja

yang baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Upaya peningkatan kinerja guru melalui peningkatan motivasi kerja.

Untuk meningkatkan kinerja guru, diperlukan upaya untuk

meningkatkan motivasi kerja guru, melalui pemenuhan kebutuhan

fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan serta aktualisasi diri. Guru

yang telah terpenuhi kebutuhannya, dia akan bekerja dengan baik dan

(34)

125

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka disarankan kepada:

Dinas Pendidikan tentang :

1. Persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya Dinas Pendidikan

melakukan tes persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah saat

penerimaan calon-calon guru dan merupakan syarat yang paling penting

dalam kelulusannya dan kepada guru yang sudah diterima untuk tetap

diberikan tes tentang persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

menempatkan tugasnya sebagai guru ataupun sebagai tugas tambahan.

2. Budaya organisasi sekolah, sebaiknya Dinas Pendidikan ikut membangum

budaya organisasi di sekolah binaannya, dengan menunjukkan komitmen

yang tinggi dalam melaksanakan nilai dan norma yang baik.

3. Motivasi kerja, sebaiknya Dinas Pendidikan memberikan motivasi kepada

guru dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan guru. Dengan

memberikan insentif yang layak dan mengangkat atau memberikan tugas

tambahan berdasarkan prestasi yang dimiliki guru.

Kepala Sekolah tentang:

1. Persepsi kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya kepala sekolah

memahami tugasnya sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, mampu

merencanakan, mengorganisasi, memotivasi, mengarahkan dan mengwasi

guru dengan baik.

2. Budaya organisasi, sebaiknya kepala sekolah ikut membangun budaya

organisasi di sekolah dengan memberikan contoh dan teladan, sehingga guru

(35)

126

3. Motivasi kerja, sebaiknya kepala sekolah memberikan motivasi kepada

guru, dengan memperhatikan kebutuhannya, misalnya dalam pemberian

tugas tambahan berdasarkan prestasi yang dimiliki dan memberikan prioritas

kenaikan pangkat bagi yang berprestasi.

Guru tentang :

1. Persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah, sebaiknya guru memperbaiki

persepsinya terhadap kepala sekolah, dengan memandang dan menumbuhkan

sifat berpikir positif.

2. Budaya organisasi, sebaiknya guru secara bersama-sama menumbuhkan dan

membangun nilai dan norma yang baik di sekolah dengan menunjukkan

sikap dan perilakunya yang baik.

3. Motivasi kerja, sebaiknya guru juga membangun motivasi dari dirinya dalam

bekerja, jangan hanya termotivasi karena pengaruh dari luar, sehingga ketika

tidak ada yang memotivasi dari luar, maka akan tetap bekerja dengan baik.

Peneliti lain, yaitu supaya dapat menjadi bahan pertimbangan baginya dalam

mengembangkan penelitian tentang meningkatkan kinerja guru di luar

variabel persepsi kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi dan

(36)

127

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu Praktek. Jakarta: Rajawali Press.

2005. . Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Carudin, 2011. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Kinerja Guru” Invotec, Volume VII, No. 2, Agustus.

Colquitt, Jason A, Jeffry A. Le Pine, Michael J.Wesson. 2009. Organizational

Behavior: Improving Performance and Commitment in The Workplace. New

York: the Mc. Graw-Hill Companies.

Danim, Sudarman. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Depdikbud.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Gibson, John M. Ivancevich, and James H. Donnelly, Jr. 1985. Organization:

Behavior Struktur, Processes. Texas: Business Publications, Inc.

. 2007. Organisasi, Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, Malayu S. P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi Aksara.

. 2008. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hofstede, Geert. 1986. Culture Consequence, Internasional Differences in Work

Related Values. Londom: Sage Publications.

Husaini, Usman. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Irawati, Anugrahini dan Bambang Sudarsono.2010.” Pengaruh Gaya

Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Produktivitas Kerja, dan Kenerja Organisasi” Jurnal Studi Manajemen, Vol 4, No. I, April.

Jalaluddin, Rahmat. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

James, L.R. dan A. P. Jones. 2006. Organizational Climate: A. Review of

Theory and Research. Buletin. Vol. 13, No. 11.

Kusnendi. 2005. Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS &

(37)

128

Lumbangaol, Masdiana. 2010.”Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Pengendalian Stres terhadap Komitmen Guru. Tesis. Medan: PPS Unimed.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, A. Anwar Prabu. 2008. Perilaku dan Budaya Organisasi.

Nurkolis. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grsindo.

Pidarta, Made. 2008. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduan. 2010. Belajar Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Rosdakarya.

Robbins, Stephen P. 2002.Organization Behavior, Concept Controversies

Aplication. Jakarta: Prehenlindo.

Robbins, Stephen P. dan Timothi A. Judge. 2014. Perilaku Organisasi

(Organizational Behavior).Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Ruky, S. Achmad. 2002. Sistem Manajemen Kinerja (Performance Management

System) Panduan praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Siagian, Sondang P. 2002. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara

(38)

129

Siburian, Paningkat. 2012.”Pengaruh Budaya Organisasi, Perilaku Organisasi, Perilaku Inovatif, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Kepala SMK (Pengembangan Model Teoretis Kinerja melalui studi Empiris pada SMK di Kota Medan)” Disertasi. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan.

Simamora, Henry. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Adi Citra Karya Nusa.

Slocum, Jhon W. dan Don Hellriegel. 2009. Principles of Organizational

Behavior. China: Cengage Learning .

Sudjana. 1996. Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

.2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi.2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: BumiAksara.

Sutrisno, Edi. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.

Thoha, Mitfah. 2007. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tilaar, H. A. R. 2002. Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: Grasindo.

Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya; Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini. 2005. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini dan Akbar P. S. 2012. Pengantar Statistik. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara

Uzer, Moh. Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

UU No. 20 Tahun 2003 .Sistem Pendidikan Nasional. Depdikbud.

UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Depdikbud.

(39)

130

Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Winardi, 2002. Manajer dan Manajemen. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi.Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Yukl, Gary. 2007. Kepemimpinan dalam Organisasi. Terj. Budi Suprianto. Jakarta: Indeks.

Gambar

tabel berikut :
gambaran bahwa  kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan

No.KK No.KK No.KK No.KK NIK NIK NIK NIK NAMA NAMA NAMA NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR UMUR UMUR

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

A Needs Analysis For Designing An Esp-Based Syllabus In An Islamic Studies Education Program.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat memberikan informasi bagi guru Sekolah Dasar serta guru bidang studi matematika khususnya yang mengajar di kelas IV Sekolah Dasar dalam rangka mengatasi

Edy Marwanto : Supervisi Kompetensi Akademik (Studi Situs SD Negeri 5 Masaran). Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan penelitian ini adalah ingin menjabarkan

Perangkapan fungsi merupakan salah satu hal yang dilakukan pada sistem penjualan pada PRO/MAX Solo Kota.. Dengan menerapkan perangkapan fungsi, maka perusahaan dapat

Berdasarkan hasil analisis data latihan squat dengan metode piramid sistem dan burnout sistem memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan