(B. Kesehatan)
Model Modal Sosial Dan Partisipasi Masyarakat dalam Penemuan Penderita TB BTA Positif
(
Case Detection Rate/
CDR)
Kata kunci :Model modal sosial dan partisipasi masyarakat, penemuan penderita TB BTA positif
Reviono; Sulaeman, Endang Sutisna; Murti, Bhisma
Fakultas Kedokteran UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di tingkat global, regional, nasional, maupun lokal. Pada 1994 WHO meluncurkan strategi DOTS, selanjutnya pada tahun 2006 WHO menggulirkan strategi stop TB partnership bertujuan untuk menjangkau semua pasien, mengintensifkan penanggulangan TB, dan memastikan tercapainya target MDG’s tahun 2015. Strategi DOTS dan strategi stop TB partnership ternyata masih belum mampu mencapai target CDR secara konsisten, sehingga diperlukan upaya inovasi berbasis masyarakat melalui penguatan modal sosial dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan merumuskan model modal sosial dan model partisipasi masyarakat dalam penemuan penderita TB BTA positif.
Sasaran penelitian kuantitatif adalah seluruh desa berjumlah 177 Desa, dengan mengambil sampel sebanyak 30 Desa dari 10 Puskesmas. Desa dengan pencapaian penemuan penderita TB BTA positif lebih baik dibandingkan dengan desa dengan pencapaian kurang baik. Data penelitian dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, meliputi survei dengan analisis multivariat dan grounded research.
Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan terdapat hubungan antara modal sosial, partisipasi komunitas, dan kinerja petugas TB, dengan kemampuan desa untuk mencapai target CDR>=70%. Desa dengan modal sosial tinggi memiliki kemungkinan untuk melampaui target CDR>=70%, 9 kali lebih besar daripada desa dengan modal sosial rendah, dan hubungan tersebut secara statistik signifikan (OR= 8.97; CI95% 1.19 hingga 67.84; p=0.033). Desa dengan partisipasi komunitas tinggi memiliki kemungkinan untuk melampaui target CDR>=70%, 7.5 kali lebih besar daripada desa dengan partisipasi komunitas rendah (OR=7.46; CI95% 0.98 hingga 56.58; p=0.052). Desa yang dilayani oleh petugas TB berkinerja tinggi memiliki kemungkinan untuk melampaui target CDR>=70%, 6 kali lebih besar daripada desa yang dilayani oleh petugas TB berkinerja rendah (OR=5.57; CI95% 0.77 hingga 39.94; p=0.087).