• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT CASE DETECTION RATE (CDR) TUBERCOLOSIS PARU DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR TAHUN 2022

N/A
N/A
San Maulina

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS SISTEM PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT CASE DETECTION RATE (CDR) TUBERCOLOSIS PARU DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR TAHUN 2022 "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT CASE DETECTION RATE (CDR) TUBERCOLOSIS PARU DI PUSKESMAS

RAWAT INAP SIMPUR TAHUN 2022

OLEH:

DIANA HELEN CANTIKA (2228021010) HOTMAN NATAMA NAINGGOLAN (2228021003)

SITI HUSNA (2228021009)

MELA LIBERTI OCTORIANI (2228021008) SARAH PRIMA AYU (2228021001) SAN MAULINA SIHALOHO (2228021005) SENDRA OKTA FERNANDO (2228021006)

SURYADI (2228021002)

SUGIRI (2228021004)

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2022

(2)

Dalam menilai kemajuan dan keberhasilan program pengendalian TB, digunakan indikator-indikator yang sudah ditetapkan secara nasional. Adapun salah satu indikator utama yang dimaksudkan adalah cakupan pengobatan semua kasus TB (Case Detection Rate/CDR) yang diobati (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan Data Cakupan Program TB Tahun 2021, belum ada provinsi di Indonesia yang mencapai target CDR 80%, secara nasional Indonesia hanya mencapai CDR 41% dengan CDR tertinggi di provinsi Banten (63%) dan terendah di provinsi Bengkulu (18%). Provinsi Lampung berada pada urutan ke-11 dengan CDR 39% dari 15 kota/kabupaten secara global dengan angka terbesar diperoleh oleh Kota Bandar Lampung yaitu 59,1%. Hal ini memasukkan Provinsi Lampung ke dalam provinsi yang belum mencapai target CDR nasional (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Data di Puskesmas Rawat Inap Simpur menunjukkan bahwa pada tahun 2022 target CDR adalah 70% sedangkan pencapaian CDR hanya sebesar 29%

(Puskesmas Rawat Inap Simpur, 2022). Berdasarkan data tersebut CDR TB di Puskesmas Rawat Inap Simpur tidak memenuhi target. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi terhadap program CDR di Puskesmas Rawat Inap Simpur tahun 2022.

Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi faktor penyebab masalah persentase cakupan penderita kasus TBC yang ditemukan semua tipe (CDR). di Puskesmas Rawat Inap Simpur diperlukan kerangka konsep dengan menggunakan pendekatan sistem sebagai berikut.

(3)

TABEL INPUT, PROSES DAN OUTPUT

 Perencanaan dalam penemuan target dan penggambaran rencana kebutuhan program

 Pengorganisasian meliputi uraian tugas

 pelimpahan wewenang, struktur organisasi, dan pembagian tugas

 Penemuan kasus

 Identifikasi kasus

 Pengobatan

 Pengawas Minum Obat (PMO)

 Supervisi terhadap pencatatan laporan

Peningkatan capaian CDR TB Petugas Kesehatan

(4)

Analisis masalah pada diagaram ini menggunakan kategori 5M, yaitu man (sumber daya manusia), money (sumber dana), method (cara pelaksanaan suatu kegiatan), material (perlengkapan), dan machine (alat sasaran).

(5)

Gambar 1. Diagram Fishbone

MATERIAL MAN

Capaian CDR (Case Detection Rate) sebesar 29% S dengan target CDR 70% di Puskesmas Rawat

Inap Simpur

MONEY MACHINE

METHOD

Tingkat pengetahuan masyarakat tentang TB yang rendah dan kurang

merata

Dana insentif untuk kader penemu kasus

baru kurang Pot dahak tidak

dikembalikan

Stigma masyarakat yang kurang baik terhadap Penderita TB

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke Fasyankes Kualitas dahak

yang dikumpulkan kurang baik

Jauhnya akses pada beberapa kelurahan untuk pemeriksaan dahak pada suspek Kurangnya Komunikasi, Informasi dan

Edukasi (KIE) mengenai deteksi dini dan Penjaringan TB

Tokoh Masyarakat tidak berperan aktif dalam pelaporan

orang dengan batuk lama

Referensi

Dokumen terkait