BAB III
METODA PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain penelitian
Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang saling mempengaruhi (Notoatmodjo, 2002).
Pendekatan yang digunakan belah lintang (cross sectional), dengan data penelitian yaitu kualitas pelayanan, lokasi, dan sikap keputusan berobat (Notoatmodjo, 2002).
3.2 Variabel Penelitian
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) 1. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan dan lokasi.
2. Variabel Independen (bebas)
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap keputusan pasien berobat.
3.3 Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah didasarkan pada data rata-rata kunjungan pasien perbulan selama tahun 2012, sebanyak 1452 pasien.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi yang akan dikaji (Indriantoro dan Supomo, 2002).
Untuk mengetahui jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin (Umar, 2003). Secara matematis rumus Slovin dijabarkan berikut:
) ( 1 Ne 2
N n
Keterangan:
n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi
Berikut perhitungan matematisnya,
) ( 1 Ne 2
N n
) 11452 10
. 0 ( 1
1452
2 x n
n = 93,56 dibulatkan menjadi 94 orang
Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetulan atau sembarangan pada saat diadakan pengumpulan data (Supramono dan Sugiarto, 2003). Alasan penggunaan metode tersebut karena hanya satu faktor saja yang digunakan sebagai acuan peneliti dalam pemilihan responden yaitu setiap pasien yang berobat di Puskesmas Tegalrejo Salatiga saat penelitian berlangsung.
3.4 Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur & Cara Ukur
Hasil Ukur Skala
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah persepsi
pasien atas
pelayanan
pengobatan yang mereka peroleh di Puskesmas
Tegalrejo, adapun indikatornya adalah : digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 20 item yang diukur dengan skala Likert, dimana 10 item pernyataan
merupakan item pernyataan favorable
dan 10 item
pernyataan
merupakan item pernyataan
unfavorabel.
Pemberian skor untuk item favorable
bergerak dari 4 (STS). Pemberian skor untuk item
unfavorable bergerak dari 1 sampai 4 maka skor tertingginya adalah 80 dan skor terendahnya adalah 20. Sehingga dengan
Diperoleh hasil ukur sebagai berikut: Nilai Jawaban 20 – 40, berarti Buruk, Total Nilai Jawaban 41 – 60, berarti Cukup Baik, dan Total Nilai Jawaban 61 – 80, berarti Baik.
Catatan:
Banyaknya kelas 3 yang ditentukan sendiri oleh peneliti (Mulyono, 2005).
Tabel 3.1. Definisi Operasional (lanjutan)
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur & Cara Ukur
Hasil Ukur Skala
Lokasi Lokasi adalah
tempat kedudukan Puskesmas
Tegalrejo.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 18 item yang diukur dengan skala Likert,
dimana 9 item pernyataan
merupakan item pernyataan favorable
dan 9 item
pernyataan
merupakan item pernyataan
unfavorabel.
Pemberian skor untuk item favorable
bergerak dari 4 (STS). Pemberian skor untuk item
unfavorable bergerak dari 1 sampai 4
tertingginya adalah
72 dan skor
terendahnya adalah
18. Sehingga
Diperoleh hasil ukur sebagai berikut: Nilai Jawaban 18-36, berarti Kurang Strategis, Total Nilai Jawaban 37-54, berarti Cukup Strategis, dan Total Nilai Jawaban 55-72, berarti Strategis. Catatan:
Banyaknya kelas 3 yang ditentukan sendiri oleh peneliti (Mulyono, 2005).
Tabel 3.1. Definisi Operasional (lanjutan)
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur & Cara Ukur
Sikap Keputusan pasien berobat adalah respon pasien sebagai sebuah usaha penyelesaian masalah kesehatan dengan
memutuskan untuk
berobat di
Puskesmas
Tegalrejo setelah melakukan proses pengenalan
masalah, pencarian informasi, dan proses evaluasi alternatif terkait dengan masalah kesehatannya.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 20 item yang diukur dengan skala Likert, dimana 10 item pernyataan
merupakan item pernyataan favorable
dan 10 item
pernyataan
merupakan item pernyataan
unfavorable.
Pemberian skor untuk item favorable
bergerak dari 4 (STS). Pemberian skor untuk item
unfavorable bergerak dari 1 sampai 4
tertingginya adalah
80 dan skor
terendahnya adalah 20.
tertingginya adalah
80 dan skor
terendahnya adalah 20. Sehingga dengan rumus di bawah ini:
Diperoleh hasil ukur sebagai berikut: Nilai Jawaban 20 – 50 berarti tidak baik, dan Total Nilai Jawaban 51 – 80 berarti Baik.
Catatan:
Banyaknya kelas 2 yang ditentukan sendiri oleh peneliti (Mulyono, 2005).
3.5 Karakteristik Responden
Karakteristik yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat di Puskesmas Tegalrejo Salatiga yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi responden penelitian ini adalah a. Pasien dengan umur ≥ 17 tahun.
b. Pasien dapat membaca dan menulis. c. Bersedia menjadi responden.
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi sampel penelitian ini adalah
a. Pihak keluarga yang melarang pasien untuk berpartisipasi.
b. Pasien tidak bersedia berpartisipasi.
c. Kondisi pasien yang tidak memungkinkan berpartisipasi, seperti: sakit parah.
3.6 Waktu dan Lokasi penelitian
3.7 Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2002). Dengan metode tersebut maka akan diperoleh tanggapan responden atas daftar pernyataan dalam kuesioner.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, bagian 1 terdiri dari data demografi responden yang berisi tentang usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin responden penelitian, bagian 2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan, dan lokasi, bagian 3. Untuk mengetahui sikap keputusan berobat.
2. Cara Pengumpulan Data
a. Peneliti mengajukan surat ijin kepada fakultas untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan ijin dari fakultas, peneliti mengajukan ijin penelitian Kepala Puskesmas Tegalrejo.
b. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Puskesmas Tegalrejo Salatiga, penelitian kemudian menjelaskan kepada responden tentang tujuan penelitian. Responden yang setuju diminta untuk menandatangani lembar informent consent. Kemudian responden diminta untuk mengisi seluruh pernyataan, dan setelah itu peneliti memeriksa kelengkapan data di tempat pengambilan data yang bertujuan agar bila ada kekurangan dapat segera dilengkapi
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pembantu Bulu wilayah Tegalrejo dengan mengambil subyek 20 orang Pasien sebagai responden pada tanggal 10-12 Agustus 2013.
1. Uji Validitas
menentukan kevalidan dari masing-masing item dalam angket dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut (Santoso, 2003):
r = koefisien korelasi antar variabel X = variabel bebas
Y = variabel terikat n = sampel
Kesimpulan :
Jika r hitung > r tabel maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2004).
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas
Indikator r-hitung Lokasi (X1)
r-hitung Kualitas Pelayanan (X2)
r-hitung Sikap keputusan
(Y)
r-tabel
1 0,613 0,770 0,523 0,444
2 0,687 0,634 0,703 0,444
3 0,579 0,832 0,575 0,444
4 0,491 0,833 0,739 0,444
5 0,664 0,702 0,551 0,444
6 0,718 0,662 0,534 0,444
7 0,493 0,713 0,720 0,444
8 0,467 0,502 0,465 0,444
9 0,731 0,589 0,661 0,444
10 0,675 0,606 0,703 0,444
11 0,512 0,567 0,572 0,444
12 0,668 0,502 0,588 0,444
13 0,479 0,783 0,601 0,444
14 0,558 0,629 0,632 0,444
15 0,504 0,683 0,582 0,444
16 0,703 0,581 0,708 0,444
17 0,557 0,568 0,707 0,444
18 0,527 0,479 0,639 0,444
19 0,537 0,545 0,444
20 0,561 0,580 0,444
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmojo, 2002). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan dalam kuesioner adalah konsisten atau stabil (Ghozali, 2004).
Untuk melakukan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (ά). Secara matematis uji statistik Cronbach Alpha (ά) dapat dilakukan dengan mengunakan rumus sebagai berikut : (Santoso, 2003)
=
Keterangan :
= Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varians butir
1
k k
22
1
St2 = Varians total Kesimpulan :
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2004).
Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan di Puskesmas Pembantu Bulu wilayah Tegalrejo pada tanggal 10-12 Agustus 2013 dengan mengambil subyek 20 orang Pasien diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Alpha
Cronbach Pembanding
1 Lokasi (X1) 0,8891 0,6
2 Kualitas Pelayanan (X2) 0,9157 0,6 3 Sikap Kep. Berobat (Y) 0,9079 0,6
3.9 Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan data
Pengolahan data adalah prosedur dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan, 2004). Pengolahan data meliputi kegiatan berikut :
a. Editing, yaitu pengecekan data yang telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) tidak logis atau relevan.
b. Coding, yaitu pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis, contoh : jenis kelamin laki-laki diberi coding 1.
c. Tabulating, yaitu membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian (Notoatmodjo, 2002). Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel, contoh:
Kategori Umur F %
<17 th 10 50,00
>17 th 10 50,00
Jumlah 20 100,00
Untuk mengukur persentase dan distribusi data karakteristik responden, yaitu : umur, jenis kelamin, dan pendidikan responden digunakan rumus sebagai berikut : (Sugiyono, 2006)
% 100
% x
N n
Keterangan :
n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai
Kelas Banyaknya
Jarak Interval
Keterangan :
Jarak : Nilai terbesar – Nilai terkecil Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang
digunakan untuk
mengelompokkan data dalam penelitian ini.
1) Lokasi
Indikator lokasi dikembangkan menjadi 18 pernyataan, dimana masing-masing indikator diterjemahkan 4 pernyataan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), baik dalam bentuk pernyataan favorable, dan unfavorable. Berdasarkan rumus di atas maka kategori jawaban untuk variabel lokasi adalah sebagai berikut :
18 3 54
3 18 72
Interval , sesuai dengan
nilai jarak tersebut maka kategori jawaban untuk lokasi adalah sebagai berikut :
Total Nilai Jawaban 18-36, berarti “Kurang
Strategis”
Total Nilai Jawaban 37-54, berarti “Cukup
Total Nilai Jawaban 55-72, berarti “Strategis” Keterangan:
Jarak : Nilai terbesar (72) – Nilai terkecil (18)
Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang digunakan untuk mengelompokkan data dalam penelitian ini adalah 3. 2) Kualitas pelayanan
Indikator kualitas pelayanan dikembangkan menjadi 20 pernyataan, dimana masing-masing indikator diterjemahkan 4 pernyataan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), baik dalam bentuk pernyataan favorable, dan unfavorable. Berdasarkan rumus di atas maka kategori jawaban untuk variabel kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :
20 3 60
3 20 80
Interval , sesuai dengan
Total Nilai Jawaban 41 – 60, berarti “Cukup
Baik”
Total Nilai Jawaban 61 –80, berarti “Baik” Keterangan:
Jarak : Nilai terbesar (80) – Nilai terkecil (20)
Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas yang digunakan untuk mengelompokkan data dalam penelitian ini adalah 3. 3) Sikap Keputusan Pasien Berobat
Indikator sikap keputusan pasien berobat dikembangkan menjadi 20 pernyataan, dimana masing-masing indikator diterjemahkan 4 pernyataan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), baik dalam bentuk pernyataan favorable dan unfavorable. Berdasarkan rumus di atas maka kategori jawaban untuk variabel kepuasan adalah sebagai berikut :
30 2 60
2 20 80
Interval , sesuai dengan
Total Nilai Jawaban 20 –50 berarti “Tidak Baik” Total Nilai Jawaban 51 – 80 berarti “Baik” Keterangan:
Jarak : Nilai terbesar (80) – Nilai terkecil (20) Banyaknya Kelas : Banyaknya kelas
yang digunakan untuk
mengelompokkan data dalam penelitian ini adalah 2.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan satu variabel bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini analisis bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan faktor lokasi dan kualitas pelayanan dengan sikap keputusan pasien berobat di Puskesmas Tegalrejo Salatiga.
syarat ini tidak terpenuhi maka digunakan uji alternatif yaitu korelasi Rank Spearman.
Uji kenormalan data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel dalam penelitian ini direncakan libih besar dari 50 orang.
Secara matematis rumus korelasi Pearson Product Moment dapat dijabarkan sebagaimana dikutip dari Santoso (2003), yaitu:
sampai +1, dengan penjabaran sebagaimana dikutip dalam Hasan (2004), yaitu:
2) Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan linier yang negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X (independei), maka semakin besar pula nilai variabel Y (dependen), dan sebaliknya. 3) Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama
sekali antara variabel X (independen), dengan variabel Y (dependen).
4) Jika nilai r = +1 atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan linier sempurna yang berupa garis lurus.
Untuk memudahkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan sistem SPSS.
Berdasarkan uji statistik tersebut, maka dapat diputuskan sebagai berikut:
1) Menerima Ho (menolak Ha), bila diperoleh nilai p lebih besar dari nilai alpha (0,05), sehingga disimpulkan tidak ada hubungan signifikan antara lokasi dan kualitas pelayanan dengan sikap keputusan berobat.
antara lokasi dan kualitas pelayanan dengan sikap keputusan berobat.
3.10 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian peneliti perlu mendapat adanya rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau lembaga terkait tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi : 1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed
consent)
2. Tanpa nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari responden peneliti tidak akan mencantumkan nama dari responden pada lembar pengumpul data, tetapi dengan memberikan nomer kode pada masing-masing lembar yang dilakukan oleh peneliti sebelum lembar pengumpul data diberikan kepada responden. 3. Kerahasiaan (Confidentiality)