• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petrologi Batuan Metamorf _ Catatan Lapangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Petrologi Batuan Metamorf _ Catatan Lapangan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan Lapangan

Catatan Lapangan

RangkaianRangkaian Catatan Yang Terjadi di "Lapangan"  Catatan Yang Terjadi di "Lapangan"  B

Blloogg CCaattaattaan n GGeeoollooggii SSi Pi Peennccaattaatt

Petrol

Petrol

ogi Batuan M

ogi Batuan M

etamorf 

etamorf 

Posted Au

Posted August 14, gust 14, 20092009 Filed under:

Filed under:Catatan KuliahCatatan Kuliah | | 1. PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan y

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telahang telahadaada sebelumny

sebelumnya yang ditunjukka yang ditunjukkan dengan adanya peruban dengan adanya perubahan komposahan komposisi isi mineral,mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (

tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rasolid ratete) a) akibatkibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi ( Ehlers adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi ( Ehlers & Bl

& Blatt, 1982)att, 1982).. Batuan metamorf

Batuan metamorf adalah hasil dari adalah hasil dari perubahperubahan-perubahan fundamental ban-perubahan fundamental batuatuaann yang sebelumnya tel

yang sebelumnya telah ada. Panas ah ada. Panas yang intensif yang intensif yang dipancarkan oleh suatuyang dipancarkan oleh suatu massa magma yang sedang mengintrusi menyebabkan metamorfosa kontak. massa magma yang sedang mengintrusi menyebabkan metamorfosa kontak. Metamorfosa regional yang meliputi daerah yang sangat luas disebabkan oleh Metamorfosa regional yang meliputi daerah yang sangat luas disebabkan oleh efek tekanan dan panas

efek tekanan dan panas pada batuan yanpada batuan yang terkubur sg terkubur sangat dalam.angat dalam. Namun perl

Namun perlu dipahami bahwa proses u dipahami bahwa proses metamorfosmetamorfosa terjadi dalam keadaan padat,a terjadi dalam keadaan padat, dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses-proses rekristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru dengan proses rekristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru dengan peny

penyusunan usunan kembali kembali eleelemen-elemen men-elemen kimikimia a yang yang sebelumnysebelumnya a teltelah ah ada. ada. (( Graha, D.S

Graha, D.S, 1987 .), 1987 .)

Menurut Turner (1954, lihat Williams dkk, 1954:161-162) menyebutkan bahwa Menurut Turner (1954, lihat Williams dkk, 1954:161-162) menyebutkan bahwa batuan metamorf adalah batuan yang tel

batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan mineralogik ah mengalami perubahan mineralogik dandan s

struktutruktur oleh proses mr oleh proses metamorfisetamorfisme dan terjadi langsung dari fase padat tanpame dan terjadi langsung dari fase padat tanpa melal

melalui fasui fase cair.e cair.

Search Search

Dari Pencatat

Dari Pencatat

Selamat datang dalam catatan Selamat datang dalam catatan singkat

singkat kehidukehidupan seseorangpan seseorang bernama Febry Irfansyah. Banyak bernama Febry Irfansyah. Banyak mengungkap catatan tentang ilmu mengungkap catatan tentang ilmu yang digelutinya sehari-hari yang digelutinya sehari-hari maupun catatan santai yang maupun catatan santai yang semoga dapat menambah semoga dapat menambah wawasan. Selamat Membaca!! wawasan. Selamat Membaca!!

August 2009 August 2009 M

M TT WW TT FF SS SS

« Jun

« Jun Nov »Nov »

1 1 22 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 1 100 1111 1122 1133 1144 1155 1166 1 177 1188 1199 2020 2121 2222 2323 2 244 2255 2266 2277 2288 2299 3300 31 31

Catatan

Catatan

Catatan Biasa Catatan Biasa Catatan Kuliah Catatan Kuliah Uncategorized Uncategorized

Catatan Stats

Catatan Stats

63,426 hits 63,426 hits

Simpanan Catatan

Simpanan Catatan

October 2011 October 2011 August 2011 August 2011 November 2009 November 2009 August 2009 August 2009 June 2009 June 2009

Catatan Terakhir

Catatan Terakhir

Why should you study overseas?

Why should you study overseas?

Taman Mungil di Selatan Kota

Taman Mungil di Selatan Kota

Malang :

Malang : PulPulau Sempuau Sempu

Di Saat Yang Lain Mengguncang

(2)

Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang dis ebabkan oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa

merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000  C-8000 C, tanpa melalui fase cair (batuan tetap berada pada fase padat).

Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab antara lain oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatik dan perubahan gradien geothermal. Panas dalam skala kecil juga bisa terjadi akibat adanya

gesekan/friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan silikat batas bawah terjadinya metamorfosa umumnya pada suhu 1500 ± 500 C yang ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg-carpholite, Glaucophane, lawsonite, paragonite, prehnite atau stilpnomelane. Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum terjadinya pelelehan adalah berkisar 6500 – 11000 C, tergantung jenis batuan asalnya (Bucher & Frey, 1994).

Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antar butir batuan mempunyai peranan yang penting dalam metamorfos a. Fluida aktif yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida , asam hidroklorik dan hidroflourik. Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat membantu reaksi kimia dan penyetimbangan mekanis (Huang, 1962). 2. PROSES METAMORFISME

Metamorfos a adalah proses rekris talisasi di kedalaman kerak bumi ( 3 – 20 km ) yang kes eluruhannya atau sebagian besa r terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan ( P ) dan temperatur ( T ) tertentu.

Menurut H.G.F. Winkler, 1967, metamorfisme adalah proses-proses yang

mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau tangg apan

Media, Saatnya Kembali Mengguncang Dunia

HUT Kemerdekaan RI – Refleksi Jiwa Bangsa Indonesia

Catatan makna Idul Adha

Catatan Ngetop

Petrologi Batuan Sedimen Petrologi Batuan Beku Petrologi Batuan Metamorf  Tahap Eksplorasi M IGAS

Catatan Anda

carlos mendonca hahi… on Petrologi Batuan Sedimen callme on Petrologi Batuan Sedimen Budi Pangea 04 on Petrologi Batuan Sedimen Risal Zulfikar on Petrologi Batuan Sedimen zaaf_11 on Petrologi Batuan Beku

Catatan Kegiatan

Error: Twitter did not respond. Please wait a few minutes and refresh this page.

Blogroll

AAPG

Blog AAPG UNDIP SC Blog ISAMABA SEMARANG Facebook KASKUS WordPress.com

Halaman Catatan

Catatan Geologi Si Pencatat

Meta

Register Log in Entries RSS Comments RSS WordPress.com

 Catatan Detik

(3)

terhadap kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi fisik dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesis. Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk, bis a batuan beku, batuan sedimen, ataupun batuan metamorf  itu sendiri yang mengalami metamorfosa.

Proses metamorfisme kadang-kadang tidak berlangsung sempurna, sehingga perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar, hanya kekompakkan pada batuan saja yang bertambah. Proses metamorfisme yang sempurna

menyebabkan karakteristik batuan asal tidak terlihat lagi. Pada kondisi

perubahan yang sangat ekstrim, peningkatan temperatur mendekati titik lebur batuan, padahal perubahan batuan selama proses metamorfis me harus tetap dalam keadaan padat. Apabila sampai mencapai titik lebur batuan maka proses tersebut bukan lagi proses metamorfisme tetapi proses aktivitas magma.

Agen atau media yang menyebabkan proses metamorfisme adalah panas, tekanan dan cairan kimia aktif. Ketiga media tersebut dapat bekerja bersama-sama pada batuan yang mengalami proses metamorfisme, tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari tiap agen tersebut berbeda-beda. Pada proses metamorfisme tingkat rendah, kondisi temperatur dan tekanan hanya sedikit diatas kondisi proses pembatuan pada batuan sedimen. Sedangkan pada proses metamorfisme tingkat tinggi, kondisinya sedikit dibawah kondisi proses peleburan batuan. Tahap-Tahap Proses Metamorfisme

1. Rekristalisasi

Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini terjadi penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada sebelumnya sudah ada.

1. Reorientasi

Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini pengorientasian kembali dari susunan kristal-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.

1. Pembentukan mineral-mineral baru

Proses ini terjadi dengan penyusunan kem bali elemen-elemen kimi awi yang sebelumnya telah ada.

3. TIPE METAMORFOSA

Bucher & Frey (1994 ) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

III.1. Metamorfosa regional/ dinamothermal

Metamorfosa regional/dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga, yaitu

metamorfosa orogenik, burial dan dasar samudera(Ocean-floor ). III.1.1. M etamorfosa Orogenik

Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang

Taylor Lautner dan Marie Avgeropoulos M akin Mesra Setelah putus dari Lily Collins pada 2011 lalu, Taylor Lautner pun cukup lama menjomblo. Hingga pada akhirnya pada 2013, aktor saga 'Twilight' tersebut berpacaran dengan aktris Marie Avgeropoulos yang hingga kini makin mesra.

Jokowi Protes Namanya di Soal UN, Mendikbud: Saya Juga Protes Gubernur DKI Joko Widodo

(Jokowi) protes namanya muncul di soal Ujian Nasional (UN) 2014 tingkat SMA . M enanggapi hal itu, Mendikbud M Nuh mengaku dirinya juga memprotes hal itu. Aneh, Se Desa di S ampang Ti dak Ada TPS Tapi Ribuan Surat Suara Tercoblos

Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 masih menyisakan kejanggalan dan keanehan seperti di

Sampang, Madura. Mesk i satu desa tidak ada TPS-nya, dan masyarakat yang mas uk DPT tidak mencoblos, namun laporan di formulir C-1 tercatat ribuan suara untuk caleg.

E! Siap Hadirkan Fashion Police: The 2014 MT V Movie Awards Tim Fashion Police merayakan salah satu malam terbesar industri film dengan edisi Rabu special Fashion Police: The 2014 MTV Mov ie Awards. A cara ini akan menampilkan gaya busana para selebriti yang paling banyak dibicarakan.

Mobil Listrik Nasional Belum Bisa Diproduksi Massal

Para pencipta atau peneliti Indonesia telah mampu menciptakan purwarupa atau prototype mobil listrik berbagai tipe, sebagai bagian dari

penelitian.

Masa Depan Dis pekulasikan, Ranieri Minta Bos M onaco Gantian Percaya pada Dirinya Claudio Ranieri terlihat tidak mau terlalu memusingkan spekulasi masa depannya di Monaco. Tapi

(4)

dihasilkan mempunyai butiran mineral yang teroreintasi dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa memerlukan waktu yang sangat lama berkis ar antara puluhan juta tahun. III.1.2. Metamorfosa Burial

Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat. Proses yang terjadi adalah rekristalisasi dan reaksi antara mineral dengan fluida. III.1.3. Metamorfosa dasar Samudera(Ocean-Floor )

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf yang

dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaks i kimia antara batuan dan air laut tersebut.

III.2. Metamorfosa Lokal

Metamorfosa lokal merupakan proses metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar antara beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa ini dapat dibedakan menjadi :

(1) Metamorfos a Kontak

Metamorfosa kontak terjadi pada batuan yang mengalami pemanasan di sekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma s erta kadang oleh deformasi akibat gerakan magma. Zona metamorfosa kontak disebut contact aureole. Proses yang terjadi umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antar mineral, reaksi antara mineral dan fluida serta penggantian/penambahan material. Batuan yang dihasilkan umumnya berbutir halus.

(2) Pirometamorfosa/ Metamorfos a optalic/Kaustik/Thermal

Metamorfosa ini adalah jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi v olkanik atau quasi volkanik, contohnya pada xenolith atau pada zona dike.

(3) Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinematik/Dinamik

Metamorfosa kataklastik terjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada patahan. Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang

mengakibatkan penggerusan dan granulasi batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat non-foliasi dan dikenal sebagai fault breccia, fault gauge, atau milonit. (4) Metamorfosa Hidrotermal/Metasomatisme

Metamorfosa hidrothermal terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga menyebabkan perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga dipengaruhi oleh adanya confining pressure.

Gambar Tipe-tipe metamorfosa (5) Metamorfosa Impact

ia juga minta pemilik klub itu untuk gantian percaya kepada dirinya.

Bawaslu: Surat Suara Tertukar Tangg ung Jawab KPU

Peran KPU bukan hanya

mengarahkan petugas di daerah namun seharusnya bisa

mengontrol serta memprediksi kejadian yang tidak terduga. Pixelmaster, Minim Cahaya Tak Masalah di Kamera Zenfone Salah satu kemampuan ponsel Asus Zenfone terletak pada fitur kamera yang disebut pixelmaster. Fitur ini diklaim mampu

memberikan hasil terbaik meski saat melakukan penjepretan objek di kondisi tanpa cahaya. Pencoblosan Ulang Berpotensi Meningkatkan Angka Golput Anggota Badan Pengawas Pemilu Nasrullah menyebut adanya Pemilu ulang di sejumlah daerah membuat angka golput berpotensi meningkat.

Caleg Hanafi Rais Diperiksa Bawaslu Terkait Temuan Uang Rp 510 Juta

Bawaslu DIY resmi memanggil caleg nomer urut 1 DPR RI dapil DIY, Ahmad Hanafi Rais . Hanafi dipanggil berkaitan dengan uang sebesar Rp 510 juta yang

diamankan Polres Gunungkidul saat Operasi Yustisi sebelum pencoblosan.

 Catatan AAPG

An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

(5)

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan terbentuknya mineral coesite dan stishovite.

(6) Metamorfos a Retrogade/Diaropteris

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya penurunan temperatur sehingga kumpulan mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada temperatur yang lebih rendah.

IV. MINERALOGI

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mi neral yang berasal dari batuan as alnya maupun dari mineral baru yang terbentuk akibat proses metamorfisme sehingga dapat digolongkan menjadi 3,yaitu :

1. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf  seperti kuarsa, felspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin dan bijih besi.

2. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf  seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit dan dolomit. 3. Mineral indeks batuan metamorf seperti garnet, andalusit, kianit, silimanit,

stautolit, kordierit, epidot dan klorit.

Proses pertumbuhan mineral saat terjadinya metamorfosa pada fase padat dapat dibedakan menjadi secretionary growth, concentrionary growth dan replacement (Ramberg, 1952 dalam Jackson, 1970). Secretionary growth merupakan

pertumbuhan kris tal hasil reaksi kima fluida yang terdapat pada batuan yang terbentuk akibat adanya tekanan pada batuan tersebut. Concentrionary growth adalah proses pendesakan kristal oleh kristal lainnya untuk membuat ruang pertumbuhan. Sedangk an replacement merupakan proses penggantian mineral lama oleh mineral baru. Secara umum model pertumbuhan kristal ini dapat dilihat pada gambar IV.1.

Kemampuan mineral untuk membuat ruang bagi pertumbuhannya tidak sama satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan oleh percobaan Becke, 1904 (Jackson, 1970). Percobaan ini menghasilkan Seri Kristaloblastik yang menunjukkan bahwa mineral pada seri yang tinggi akan lebih mudah membuat ruang pertumbuhan dengan mendesak mineral pada seri yang lebih rendah. Mineral dengan kekuatan kristaloblastik tinggi umumnya besar dan euhedral. Tekanan merupakan faktor yang mempengaruhi stabilitas mineral pada batuan metamorf (Huang, 1962). Dalam hal ini dikenal dua golongan mineral yaitu stress mineral dan antistress mineral. Stress mineral merupakan mineral yang kisaran stabilitasnya akan semakin besar bila terkena tekanan atau dengan kata lain merupakan mineral yang tahan terhadap tekanan. M ineral-mineral tersebut umumnya merupakan penciri batuan yang terkena deformasi sangat kuat. seperti sekis . Contoh stress mineral antara lain kloritoid, stauroilit dan kianit.

Sedangkan antistress mineral adalah mineral yang kisaran stabilitasnya akan menurun pada kondisi tekanan yang sama. Mineral ini tidak tahan terhadap tekanan tinggi sehingga tidak pernah ditemukan pada batuan yang terdeformasi kuat. Contoh mineralnya antara lain andalusit, kordierit, augit, hypersten, olivin, potasium felspar dan anortit.

(6)

V. FASIES METAMORFIK

Konsep fasies metamorfik diperkenalkan oleh Eskola, 1915 (Bucher & Frey, 1994). Eskola mengemukakan bahwa kumpulan mineral pada batuan metamorf 

merupakan karakteristik genetik yang sangat penting sehingga terdapat hubungan antara kumpulan mineral dan kompisisi batuan pada tingkat

metamorfosa tertentu. Dengan kata lain sebuah fasies metamorfik merupakan kelompok batuan yang termetamorfosa pada kondisi yang sama yang dicirikan oleh kumpulan mineral yang tetap. Tiap fasies metamorfik dibatasi oleh tekanan dan temperatur tertentu serta dicirikan o leh hubungan teratur antara komposi si kimia dan mineralogi dalam batuan.

VI. STRUKTUR BATUAN METAMORF

Struktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut(Jackson, 1970).

Pembahasan mengenai struktur juga meliputi susunan bagian massa batuan termasuk hubungan geometrik antar bagian serta bentuk dan kenampakan internal bagian-bagi an tersebut. (Bucher & Frey, 1994).

Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi.

VI.1. Struktur Foliasi

Struktur foliasi merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa batuan (Bucher & Frey, 1994). Foliasi ini dapat terjadi karena adanya penjajaran

mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan ( gneiss osity ), orientasi

butiran(schistosity ), permukaan belahan planar(cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jackson, 1970).

1. Slaty Cleavage

Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir s angat halus

(mikrokris talin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak). Struktur Slaty Cleavage

1. 2. Phylitic

Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat

rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)

1. 3. Schistosic

Terbentuk adanya sus unan parallel mineral-mineral pipih, pris matic atau

lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist (sekis).

1. 4. Gneissic/Gnissose

Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mi neral-mineral granuler (feldspar dan k uarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mi oneral ferromagnesium).

(7)

Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.

VI.2. Struktur Non Foliasi.

Struktur ini terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain :

1. 1. Hornfelsic/granulose

Terbentuk oleh mozaic mi neral-mineral equidimensional dan equig ranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk)

1. 2. Kataklastik

Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kas ar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).

1. 3. Milonitic

Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).

1. 4. Phylonitic

Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai s truktur ini. Batuannya dis ebut phyllonite (filonit)

VII. TEKSTUR BATUAN METAMORF

Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf (Jackson,

1970). Penamaan tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic yang ditambahkan pada istilah dasarnya. Penamaan tekstur tersebut akan dibahas pada bagian berikut ini.

VII.1. Tekstur berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa

Berdasarkan ketahanannya terhadap proses metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi :

1) Relict/Palimset/Sisa

Tekstur ini merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan as alnya atau teks tur batuan asalnya mas ih tampak pada batuan metamorf ters ebut. Awalan blasto digunakan untuk penamaan tekstur batuan metamorf ini. Contohnya adalah blastoporfiritik yaitu batuan metamorf yang tekstur porfiritik batuan beku asalnya masih bisa dikenali. Batuan yang mempunyai kondisi seperti ini sering disebut batuan metabeku atau metasedimen.

(8)

2) Kristaloblastik

Tekstur kristloblastik merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah

mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.

VII.2. Tekstur berdasarkan ukuran butir

Berdasarkan ukuran butirnya, teks tur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi :

1. Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata 2. Afanit, Bila butiran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata

VII.3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal

Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi : 1. Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri 2. Subhedral, bila kris tal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri

dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.

3. Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya.

Pengertian bentuk kristal ini sama dengan yang dipergunakan pada batuan beku. Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat

dibedakan menjadi :

(1) Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh Kristal berbentuk euhedral (2) Xenoblastik /Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.

VII.4. Tekstur berdasarkan bentuk mineral

Berdasarkan bentuk mi neralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi :

(1) Lepidoblastik , apabila mineral penyusunnya berbentuk tabular (2) Nematoblastik , apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic (3) Granoblastik , apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,

equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.

(4) Granuloblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya kri stalnya berbentuk anhedral.

Selain tekstur yang telah disebutkan diatas terdapat beberapa tekstur khus us lainnya yang umumnya akan tampak pada pengamatan petrografi, Yaitu:

Porfiroblastik, apabila terdapat beberapa mineral yangh ukurannya lebih besar tersebut sering disebut sebagai porphyroblasts

Poikiloblastik/Sieve Texture yaitu tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.

(9)

Mortar teksture, apabila frag men mineral yang lebih besar terdapat pada massa dasar material yang berasal dari kirstal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).

Decussate texture yaitu teks tur kris taloblastik batuan polimeneralik yang tidak menunjukkan keteraturan orientasi.

Sacaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir. Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering disebut bertekstur homeoblastik, sedangkan batuan yang mempunyai lebih dari satu tekstur disebut bertekstur heteroblastik.

VIII. PENAMAAN DAN KLASIFIKASI BATUAN METAMORF

Tatanama batuan metamorf secara umum tidak sesismatik penamaan batuan beku atau sedimen. Kebanyakan nama batuan metamorf didasarkan pada

kenampakan struktur dan teksturnya. Untuk memperjelas banyak dipergunakan kata tambahan yang menunjukkan ciri khusus batuan metamorf tersebut, misalnya keberadaan mineral pencirinya (contohnya seki s klorit) atau nama batuan beku yang mempunyai komposisi yang sama (contohnya granite gneiss ). Beberapa nama batuan juga berdasark an jenis mineral penyusun utamanya (contohnya kuarsit) atau dapat pula dinamakan berdasarkan fasies

metamorfiknya (misalnya granulit).

Selain batuan yang penamaannya berdasarkan struktur, batuan metamorf lainnya yang banyak dikenal antara lain :

Amphibolit yaitu batuan metamorf dengan besar butir sedang sampai kasar dan mineral utama penyusunnya adalah amfibol(umumnya hornblende) dan plagioklas. Batuan ini dapat menunjukkan schystosity bila mineral

prismatiknya terorientasi.

Eclogit yaitu batuan metamorf dengan besar butir sedang sampai kasar dan mineral penyusun utamanya adalah piroksen ompasit (diopsid kaya sodium dan aluminium) dan ga rnet kaya pyrope.

Granulit, yaitu tekstur batuan metamorf dengan tekstur granoblastik yang tersusun oleh mineral utama kuarsa dan felspar serta sedikit piroksen dan garnet. Kuarsa dan garnet yang pipih kadang dapat menunjukkan struktur gneissic.

Serpentinit, yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineralnya hampir semuanya berupa mineral kelompok serpentin. Kadang dijumpai mi neral tambahan seperti klorit, talk dan karbonat yang umumnya berwarna hijau. Marmer, yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral karbonat (kalsit atau dolomit) dan umumnya bertekstur g ranoblastik .

Skarn, Yaitu marmer yang tidak murni karena mengandung mineral calc-silikat seperti garnet, epidot. Umumnya terjadi karena perubahan komposisi batuan disekitar kontak dengan batuan beku.

Kuarsit, Yaitu batuan metamorf yang mengandung lebih dari 80% kuarsa. Soapstone, Yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral utama talk. Rodingit, Yaitu batuan metamorf dengan komposis i calc-silikat yang terjadi akibat alterasi metasomatik batuan beku basa didekat batuan beku

ultrabasa yang mengalami serpentinitasi. (Diktat praktikum petrologi, 2007)

(10)

TABEL IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF

STRUKTUR CIRI LAIN KOMPOSISI

MINERAL UTAMA GENESA NAMA BATUAN FOLIASI SLATY  CLEAVAGE  - Abu-abu kehitaman, hijau, merah - Kilap suram - Belahan berkembang baik

Klorit Mika Kwarsa

- Metamorfosa regional - Dari mudstone, siltstone, claystone dll BATU SABAK  (SLATE) - Kehijauan atau merah - Kilap sutera - Belahan tidak berkembang baik FILIT SCHISTOSE - Foliasi kadang-kadang bergelombang - Kadang-kadang hadir garnet Amphibole Metamorfosa Regional SEKIS

GNEI SS IC Kwars a dan feldspar nampak berselang seling dengan lapisan tipis yang kaya amphibol dan mika Piroksen Metamorfosa Regional GENIS NON FOLIASI - Warna beragam - Lebih keras dibanding kaca KWARSA KWARSIT

(11)

- Warna gelap - Berbutir halus - Lebih keras dibanding gelas KWARSA/MIKA Metamorfosa Termal/Kontak HORNFELS - Warna putih sampai dengan hitam - Kadang masih terdapat fosil - Lebih keras dibanding kuku jari - Bereaksi dengan HCl DOLOMIT Atau KALSIT MARMER  - Hijau terang sampai gelap - Kilap berminyak - Lebih keras dari kuku jari SERPENTIN SERPENTIN - Hitam - Pecahan konkoidal - Lebih keras dari kuku jari “ANTRASITE COAL” - Abu-abu hijau sampai abu-abu biru - Kilap berminyak TALK SOAP STONE

(12)

« Petrologi Batuan Sedimen Tahap Eksplorasi MIGAS » - Lebih lunak dari kuku jari

6 comments so far

conny on November 1, 2009

Tolong Pak, saya butuh file ttg sistem kristal mineral, dan trik yg paling mudah untuk mempelajarinya

Reply

febryirfansyah on November 1, 2009

@ conny : kalo ingin mencari referensi tentang sistem kristal masing2 mineral mungkin bisa dicari di link bawah ini :

http://www.mindat.org/

langsung bisa di-search sesuai permintaan. Reply

You May Like

1.  About t hese ads

 Like

Be the first to like this. 

Related

Petrologi Batuan

Sedimen

Petrologi Batuan Beku

Tahap Eksplorasi

MIGAS

Follow

Follow “Catatan

Lapangan”

Get every new post delivered

to your Inbox.

Enter your email address

Sign me up

(13)

yonisetiawan97@yahoo.co.id

 on December 16, 2010 metamof  Reply latifah on January 28, 2012 membantu sekali .. terimakasih Reply

fauzi

 on March 5, 2012

izin copas ya mas. keren banget!

Reply

Norakma Abdullah

 on July 16, 2012 tq…informasi ini sangat membantu =)

Reply

Leave a Reply

Blog at WordPress.com. | The Light Theme.net.

Gambar

TABEL IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi air dari daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbii L.) dengan konsentrasi 10 % v/v dapat mempengaruhi kelarutan

Terjadinya asosiasi antara fungi mikoriza arbuskula (FMA) dapat diketahui dengan ada tidaknya infeksi yang yang terjadi. Infeksi FMA dapat diketahui dengan adanya struktur-struktur

Kata نوضاحت yang disebutkan ayat di atas merupakan jenis verba sahih mudho’af karena terdapat konsonan tasydid atau konsonan yang diulang dalam akar katanya

Data biofisik lahan yang diamati meliputi curah hujan, sifat-sifat tanah yang meliputi struktur tanah, tekstur tanah, kandungan bahan organik, permeabilitas,

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan guru tentang senam Si Buyung, alasan senam Si Buyung dengan metode demonstrasi digunakan

Reformasi pendidikan melalui islamisasi pengetahuan modern Reformasi pendidikan melalui Islamisasi ilmu pengetahuan modern yang telah disinggung diatas adalah memadukan

Untuk mengevaluasi suatu sinus renalis pada nefrolithiasis, umumnya dipakai suatu  gain yang rendah daripada yang digunakan untuk memeriksa parenkim ginjal dan

Universitas Trilogi mendesain Prodi PGSD dengan rancangan kurikulum dan program kegiatan perkuliahan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian dalam pengajaran,