• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perdebatan Perdebatan dalam Globalisasi docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perdebatan Perdebatan dalam Globalisasi docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SOH 102 / Pengantar Globalisasi / Kelompok 16 / Tugas Minggu Ketiga perdebatan untuk menemukan perspektif yang paling “sesuai” dengan fenomena yang terjadi. Dalam Hubungan Internasional sebagai sebuah disiplin ilmu dengan beragam teori penunjangnya juga sering diwarnai oleh perdebatan-perdebatan para tokoh atau kaum tertentu dengan perspektif masing-masing. Sebagaimana terdapat perdebatan-perdebatan besar dalam Hubungan Internasional, globalisasi juga diwarnai dengan perdebatan-perdebatan besar di dalamnya. Sebelum memahami macam-macam perdebatan-perdebatan Globalisasi ada baiknya kita memahami esensi dari istilah perdebatan besar. Kata “debat”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Sedangkan “globalisasi” sendiri, menurut KBBI merupakan proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Berarti dapat disimpulkan bahwa perdebatan globalisasi merupakan pembahasan mengenai sesuatu yang masuk ke ruang lingkup dunia dengan saling memberi alasan konkrit untuk mempertahankan pendapat dari masing-masing pihak yang sedang berdebat. Singkat kata, perdebatan-perdebatan besar globalisasi adalah perdebatan terkemuka mengenai sesuatu yang masuk ke ruang lingkup dunia.

▸ Baca selengkapnya: perdebatan mutakallimin adalah kalamullah yaitu tentang

(2)

terutama Amerika Serikat dan Inggris. Pengaruh intelektual mereka yang tidak proporsional tidak hanya mencerminkan hubungan kekuasaan yang ada di dunia, tetapi juga merupakan dominansi global gagasan Anglo-Amerika. Meskipun mereka berbagi kerangka intelektual umum, para ilmuwan ini memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai definisi globalisasi, skalanya, kronologi, dampak, dan hasil kebijakan (Steger, 2002: 18).

Terdapat setidaknya tiga kelompok ilmuwan yang memiliki pendapat berbeda mengenai globalisasi. Kelompok pertama adalah The Hyperglobalizers yang dideskripsikan Ohmae sebagai era baru dimana masyarakat dunia menuju pada pasar global (1990; 1995). Hal ini dapat juga dimengerti sebagai proses liberalisasi ekonomi dimana kegiatan ekonomi tidak hanya terjadi di dalam satu negara saja namun melintasi batas negara secara internasional. Mengglobalnya kegiatan ekonomi negara juga didukung oleh perusahaan transnasional dan multinasional. Dan secara langsung mengubah pola ekonomi nasional menjadi lebih luas mengikuti arus globalisasi. Pendapat kelompok ini didukung oleh kenyataan hadirnya perusahaan-perusahaan multinasional sebagai “ikon globalisasi” seperti McDonalds, KFC, Coca-Cola, Pizza Hut, Starbucks, Samsung, Acer dan masih banyak lagi yang telah meluas dan meraja lela di beberapa negara.

Di sisi lain, muncul The Sceptical yang beranggapan bahwa globalisasi bukan fenomena secara global namun hanyalah merupakan regionalisasi ekonomi dunia yang terarah pada tiga blok besar, yaitu Eropa, Asia-Pasifik, dan Amerika Utara (Stegger 2002). Penganut anggapan ini adalah Paul Hirst dan Graham Thompson. Sedangkan Kelompok ketiga adalah The Transformationalist yang didukung oleh ilmuwan James N. Rossenau dan sosiologis Anthony Giddens. Teori ini menyangkal bahwa globalisasi merupakan sebuah hal yang baru dan berpikir bahwa sebenarnya globalisasi telah menjadi bagian dari proses sejarah.

(3)

Marxis, ahli teori sistem-dunia, fungsionalis, Weberian, dan ahli teori contemporary lain berpendapat bahwa globalisasi adalah tren pembeda masa kini. Beberapa ahli menuturkan bahwa globalisasi adalah sebuah konsep kapitalisme dan imperialisme yang global. Orang-orang yang pro akan globalisasi menyatakan bahwa globalisasi adalah hal yang menguntungkan, membangkitkan peluang ekonomi yang fresh, demokratisasi politik, keanekaragaman budaya, dan sebagai jembatan pembuka dunia baru (Douglas, 2002: 285-286). Selain itu, globalisasi cenderung berkaitan dengan ekonomi dan teknologi.

Menurut Bryan R. Daves (2000: 110), terdapat dua pendapat tentang globalisasi. Pertama, globalisasi berhubungan dengan peningkatan pertukaran internasional dalam kebaikan, pelayanan, dan modal. Yang kedua, globalisasi berhubungan dengan sebuah divisi dalam bekerja keras yang menghapus perbedaan antara ekonomi nasional. Dua konsepsualisasi yang berbeda ini memiliki implikasi yang dalam. Para kritisi yang kontra terhadap globalisasi melihat bahwa globalisasi adalah hal yang berbahaya, membawa dominasi atas negara yang kaya dan sangat maju terhadap negara miskin dan kurang maju atau berkembang (Douglas, 2002: 286).

Debat besar hadir disebabkan adanya perbedaan pandangan dan pemikiran mengenai globalisasi. Seperti menjawab konsep terbaik mengenai globalisasi, bagaimana manusia menyikapi globalisasi yang dinamis, dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menjadi dasar pembelajaran globalisasi. Dengan adanya perdebatan ini membuat kita menjadi semakin paham dan mengerti dimana pijakan yang benar dalam mempelajari globalisasi. Atas adanya debat besar ini disinyalir juga menjadi cikal bakal hadirnya kajian mengenai globalisasi. Dan ketika globalisasi telah diangkat menjadi bagian dari studi yang dipelajari, debat besar adalah bagian sejarah globalisasi yang memperkaya ilmu itu sendiri.

(4)

globalisasi adalah arus yang tak terhindarkan dan harus kita sikapi dengan bijak. Perbedaan perspektif yang berujung pada perdebatan-perdebatan dalam globalisasi pada hakikatnya adalah alat untuk membantu kita dalam memahami dan menyikapi globalisasi sebagai tuntutan hidup kini dan masa depan.

Referensi :

Daves, Bryan R. 2000. “A Small World After All: the Reach and Grasp of the Globalization Debate, Review Essays, Journal of InterAmerican Studies and World Affairs, Vol. 42, No. 2, pp. 109-121.

Kellner, Douglas. 2002. “Theorizing Globalization”, Sociological Theory, Vol. 20, No. 3, pp. 285-305.

(5)

Tanda tangan anggota kelompok 16 Pengantar Globalisasi untuk tugas minggu ketiga ( Selasa, 10 Maret 2015) :

1. Florentina Yasinta Jehanu 071411231005

2. Nazelia Alifia Putri 071411231028

3. Skolastika Lilien K. 071411231051

4. Ruth Merry L.S. 071411231075

Referensi

Dokumen terkait

dari segi makna reduplikasi bahasa Melayu Riau dialek Rokan Hilir, terdapat 6 yang menyatakan makna bermacam-macam, 2 menyatakan arti menyerupai atau seperti yang tersebut

Yang sangat mengherankan, orang menanggapi saran tersebut dengan senang hati dan mulai mengisi sebuah truk sampai penuh dengan barang-barang yang terhitung langka di kawasan

Menjelaskan isi teks lisan dan tulis yang menceritakan peristiwa bersejarah dengan benar dengan memperhatikan tujuan komunikasi, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Di era sekarang ini sumber daya alam seperti minyak tanah maupun batu bara mulai berkurang, bahkan jika digunakan secara terus-menerus sumber daya alam tersebut dapat habis,

[r]

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 90 orang, yaitu lansia yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Kabupaten Lima Puluh

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahdini dan Suhairi(2006) adalah pada penelitian Wahdini dan Suhairi(2006) menganalisis