• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN Perbedaan Pembelajaran Examples Non Examples Dengan Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Materi Sistem Gerak Tumbuhan Siswa Kelas VIII AMP Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN Perbedaan Pembelajaran Examples Non Examples Dengan Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Materi Sistem Gerak Tumbuhan Siswa Kelas VIII AMP Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN

PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGEMPLAK

TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh:

VIDHY ANDIKA SETYANINGRUM A. 420 090 060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

PERBEDAAN PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN

PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGEMPLAK

TAHUN AJARAN 2012/2013

Vidhy Andika Setyaningrum, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah surakarta, 2013, 113 halaman.

A. 420090060 ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen pendidikan yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi pada materi sistem gerak tumbuhan siswa kelas VIII. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Ngemplak khususnya kelas VIII. Kelas yang digunakan dalam penelitian dipilih tiga kelas secara acak (random) dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda. Kelas pertama VIIIA menerapkan pembelajaran Examples non Examples, kelas kedua VIIID menerapkan pembelajaran Picture and Picture, dan kelas ketiga VIIIF menerapkan pembelajaran kontrol (konvensiona)l. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode tes. Analisa data menggunakan uji statistika One-Way ANOVA melalui program SPSS 17.0 for Windows. Hasil nilai rata-rata postest siswa

menggunakan pembelajaran Picture and Picture sebesar (76,72±8,391) lebih

tinggi dari pada menggunakan pembelajaran Examples non Examples sebesar

(68,38±9,493) dan konvensional sebesar (63,44±9,831). Hasil uji hipotesis bahwa

terlihat nilai Fhitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09). Nilai Ftabel diperoleh

dari nilai taraf signifikansi 5% (df= 2,93) yaitu sebesar (3,09), maka H0 ditolak

berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan konvensional. Hasil uji lanjut anova perbandingan pembelajaran Examples

non Examples dan Picture and Picture 0,001 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi

terdapat perbedaan. Perbandingan pembelajaran Examples non Examples dan

kontrol 0,036 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi terdapat perbedaan. Perbandingan

pembelajaran Picture and Picture dan kontrol 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, jadi

terdapat perbedaan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu ada perbedaan antara penggunaan pembelajaran Examples non Examples, Picture

and Picture dan konvensional denagn pembelajaran Picture and Picture lebih

baik dari pada pembelajaran Examples non Examples dan konvensional.

(4)

2 A. Pendahuluan

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses pembelajaran dengan model-model tertentu sehingga orang dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur, kurikulum, dan sistem pendidikan serta model pengajaran yang efektif dan efisien.

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah: (1) siswa kurang berpartisipasi dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa merasa bosan, (3) Kurangnya keaktifan siswa di dalam bertanya, menjawab dan menanggapi pertanyaan, (4) Siswa kurang berani dalam mengutarakan ide atau gagasan, (5) Siswa ramai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam dunia pendidikan sekarang ini, sistem pembelajaran masih banyak yang menggunakan pembelajaran secara konvensional dimana proses pembelajaran masih berpusat pada guru.

(5)

3

bahasa Indonesia (143 orang), dan IPA (103 orang). Dari data tersebut dapat terlihat bahwa mata pelajaran IPA berada pada posisi terbawah untuk tingkat kelulusan UN SMP/MTs, akan tetapi masih banyaknya siswa yang tidak lulus pada mata pelajaran IPA maka perlu adanya peningkatan mutu pembelajaran sehingga nilai UN IPA khususnya biologi dapat meningkat.

Dalam pembelajaran biologi siswa di tuntut aktif dalam segala sesuatunya. Karena biologi tidak hanya difahami dengan teori saja, melainkan ada sebagian materi yang dipraktekkan. Pembelajaran biologi menuntut siswa untuk berfikir logis dan secara alamiah dalam menyelesaikan sutau permasalahan yang dihadapi.

Biologi merupakan cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang berhubungan langsung dengan alam, semua komponen yang ada di alam bahkan yang bersifat renik sekalipun. Biologi juga dapat dikatakan ilmu alam yang sangat berpengaruh terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Biologi lebih mengembangkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang logis, kegiatan belajar mengajar yang terfokus dan keterampilan proses siswa melalui metode pembelajaran yang sesuai sehingga menimbulkan emosional siswa yang lebih berkembang.

Examples non Examples merupakan salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif yang menekankan partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia misalnya dari membaca buku pelajaran, internet, dan melakukan pengamatan situasi lingkungan disekitarnya.

Picture and Picture adalah pembelajaran yang menggunakan

media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Sehingga siswa akan lebih mudah untuk menyimpulkan materi yang sedang dipelajari, karena dengan media gambar memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran.

(6)

4

minat siswa dalam belajar sehingga mereka tertarik dan senang untuk belajar, (2) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar. Menurut hasil penelitian Gunadi (2011), menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif dengan teknik tutor sebaya berbantuan Picture and Picture lebih tinggi dari model pembelajaran langsung.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa pada materi sistem gerak tumbuhan menggunakan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture kelas VIII SMP Negeri 1 Ngemplak Tahun ajaran 2012/2013.

B. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII semester II SMP N 1 Ngemplak tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian dilakukan dengan 3 tahap yaitu 1) Tahap perencanaan: bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013, 2) Tahap pelaksanaan penelitian: bulan November 2012 sampai Februari 2013, 3) Tahap penyelesaian: bulan Maret 2013. Dalam penelitian ini Populasi Penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Ngemplak tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 7 kelas. Sampel dalam penelitian diambil sebanyak 3 kelas dari populasi 7 kelas, kelas yang terpilih kelas pertama untuk pembelajaran Examples non Examples, kelas kedua untuk pembelajaran Picture and Picture, dan kelas ketiga sebagai kelas kontrol (ceramah). Teknik dalam pengambilan sampel yang diguanakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling, dengan teknik ini setiap kelas memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Setelah dilakukan sampling, diperoleh kelas yang akan dijadikan sampel yaitu kelas VIIIA (pembelajaran Examples non

Examples), VIII D (pembelajaran Picture and Picture) dan VIIIF

(pembelajaran konvensional atau ceramah).

(7)

5

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan sumber data yang berupa gambar/foto saat kegiatan penelitian berlangsung di SMP N 1 Ngemplak. Sedangkan metode tes merupakan cara untuk memperoleh data dengan postest pada kedua kelas sampel setelah perlakuan dengan metode pembelajaran Examples non Examples dan Picture and Picture dengan menggunakan soal yang sama.

Data yang diperoleh berupa nilai postest akan diuji menggunakan uji statistik One-Way ANOVA dikarenakan penelitian ini akan membandingkan antara hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program computer SPSS

(Statistic Product and Service Solution ) 17.0 for Windows. Sebelum

dilakukan uji hipotesis, data di analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, setelah data dikatakan normal dan homogen, maka dapat langsung di analisa menggunakan uji parametrik One Way Anova.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini menggunaan tiga pembelajaran yang berbeda yaitu Examples non Examples, Picture and Picture dan Konvensional terlihat bahwa rata-rata nilai tertinggi pada perlakuan Picture and Picture

yaitu sebesar (76,72±8,391) lebih tinggi dari pada pembelajaran Examples

non Examples dan konvensional yaitu (68,38±9,493) dan (63,44±9,831).

nilai maximum Examples non Examples (90), Picture and Picture (96) dan konvensional (80), sedangkan untuk nilai minimumnya Examples non

Examples (50), Picture and Picture (60), dan konvensional (43). Nilai

tengah atau median dari perlakuan Examples non Examples (70,00),

Picture and Picture (76,00), konvensional (63,00), sedangkan nilai yang

(8)

6

efektif dibandingkan Examples non Examples dan konvensional. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel. 1 Data hasil postest dengan penerapan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture, dan kontrol.

No

Mean ± SD 68,38±9,493 76,72±8,391 63,44±9,831

Median 70,00 76,00 63,00

(9)

7

Tabel. 2 Data hasil distribusi frekuensi nilai postest pada penerapan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan kontrol.

No Kelas

Interval Nilai Teng

ah

Examples non Examples

Picture and Picture

Kontrol

F T BT F T BT F T BT

1. 41-50 45,5 2 6,3 - 4 12,5

2. 51-60 55,5 6 18,6 2 6,3 9 28,1

3. 61-70 65,5 11 34,4 6 18,6 10 31,2

4. 71-80 75,5 11 34,4 15 46,9 8 25

5. 81-90 85,5 2 6,3 8 25 1 3,2

6. 91-100 95,5 - 1 3,2 -

Jumlah 32 40,7 59,3 32 75 25 32 28,2 71,8

Berdasarkan pada tabel 2 diketahui bahwa nilai postest siswa yang diberi perlakuan pembelajaran Picture and Picture (VIIID) memperoleh prosentase siswa yang tuntas (mencapai KKM) tertinggi yaitu sebesar (75%) sedangkan untuk siswa yang belum tuntas (belum mencapai KKM) sebesar (25%.). Kelas dengan perlakuan pembelajran Examples non

Examples (VIIIA) memperoleh prosentase siswa yang tuntas sebesar

(10)

8

Gambar 1 Histogram distribusi frekuensi nilai postest siswa pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan kontrol.

Uji normalitas data yang diperoleh memperlihatkan bahwa hasil dari ketiga perlakuan yang berbeda menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari tetapan signifikansi (0,05), hal ini menunjukan bahwa sampel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas diketahui bahwa nilai signifikansi untuk hasil belajar dari ketiga perlakuan yang berbeda adalah sebesar (0,675) sehingga lebih besar dari (0,05). Karena nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang dianalisis berasal dari populasi yang sama atau homogen. Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis ini menggunakan One

Way Anova atau anova satu jalan. Uji anova merupakan uji statistika

dengan sampel data normal dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen). Uji ANOVA memperlihatkan bahwa nilai Fhitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09). Nilai Ftabel diperoleh dari nilai taraf signifikansi 5% (df=2,93) yaitu sebesar (3,09), maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga pembelajaran yang diterapkan antara pembelajaran Examples non Examples, Picture

(11)

9

and Picture dan konvensional. Taraf signifikansi 5% yaitu

pengambilan resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak -banyaknya 5% atau 0,05. Arti dari 5% yaitu dalam pengambilan keputusan menolak hipotesis yang berpengaruh 0,95 (95%) sedangkan yang tidak berpengaruh sebesar 0,05 (5%). Dari data tersebut setelah mengetahui hipotesis yang diperoleh, selanjutnya dilakukan uji lanjut Anova. Hasil lanjut anova uji beda antar kelompok perlakuan, diperlihatkan bahwa nilai signifikansi perlakuan dengan pembelajaran Examples non Examples

dan Picture and Picture 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti

terdapat perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and

Picture. Jadi antara pembelajaran Examples non Examples dan Picture

and Picture lebih baik Picture and Picture. Perbandingan

pembelajaran Examples non Examples dan Kontrol diperlihatkan nilai signifikansi 0,036 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples dan Kontrol. Perbandingan antara Picture and Picture dan kontrol diperlihatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan Picture and Picture

dan Kontrol. 2. Pembahasan

(12)

10

VIIIF sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

(ceramah).

Penelitian ini menggunakan satu materi pembelajaran yang sama yaitu materi tentang sistem gerak tumbuhan. Penelitian ini menggunakan materi yang sama bertujuan untuk mengetahui pembelajaran mana yang paling sesuai untuk membelajarkan materi sistem gerak tumbuhan yaitu antara pembelajaran Examples non

Examples, Picture and Picture dan konvensional.

Penelitian ini untuk mengetahui nilai kognitif yang dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Nilai kognitif dilihat dari tes kemampuan akhir siswa (postest). Soal postest sebelum digunakan diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Soal postest diujikan pada kelas selain kelas eksperimen yaitu kelas VIIIB. Setelah soal postest dinyatakan valid dan reliabel, soal dapat digunakan sebagai ulangan untuk kelas eksperimen dan kontrol. Setelah diperoleh data hasil belajar siswa dari ketiga kelompok perlakuan selanjutnya data dianalisis. Hasil analisis dinyatakan bahwa semua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, diperlihatkan pada (Tabel 4.3) bahwa nilai signifikansi untuk kelompok perlakuan Examples non

Examples sebesar (0,200*), kelompok perlakuan Picture and Picture

sebesar (0,200*) dan kelompok kontrol sebesar (0,200*). Ketiga kelompok perlakuan tersebut memiliki nilai lebih besar dari pada tetapan signifikansi (0,05), maka semua data dinyatakan normal. Setelah semua data berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas diperlihatkan pada (Tabel 4.4) nilai probabilitas sebesar (0,675) lebih besar dari tetapan signifikansi (0,05) maka sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen. Setelah semua data yang terkumpul normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji Anova Satu Jalan (One Way

(13)

11

Hasil data setelah dilakukan uji hipotesis dengan One Way

Anova terhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran Examples

non Examples, Picture and Picture dan ceramah (konvensional)

diperlihatkan pada (Tabel 4.5) diperoleh nilai FHitung (16,283) lebih besar dari Ftabel (3,09) hal ini menunjukan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa dari ketiga kelompok perlakuan berbeda nyata atau tidak sama. Setelah data dari ketiga kelompok perlakuan dinyatakan berbeda, selanjutnya akan dilakukan uji lanjut anova untuk mengetahui ketiga kelompok perlakuan yang sama atau berbeda.

Berdasarkan hasil uji lanjut anova diperlihatkan bahwa nilai signifikansi perlakuan dengan pembelajaran Examples non Examples

dan Picture and Picture 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti

terdapat perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples dan Picture and

Picture. Terlihat nilai Mean Difference antara pembelajaran Examples

non Examples dan Picture and Picture yaitu sebesar (-8,344*). Jadi

penggunaan pembelajaran Picture and Picture lebih baik dari pada pembelajaran Examples non Examples. Karena pembelajaran Picture

and Picture merupakan metode belajar yang menggunakan media

gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Perbandingan pembelajaran Examples non Examples dan kontrol diperlihatkan nilai signifikansi 0,036 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti terdapat perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan pembelajaran Examples non Examples dan kontrol. Terlihat nilai Mean Difference sebesar (4,938*), jadi penggunaan pembelajaran Examples non Examples lebih baik dari pada menggunakan metode konvensional. Karena pembelajaran

Examples non Examples merupakan suatu teknik pembelajaran yang

(14)

12

bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari Examples non Examples dari definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh dari materi yang sedang dibahas, sedangkan non Examples memberikan suatu gambaran yang bukan menjadi contoh dari materi yang sedang dibahas. Berbeda dengan metode konvensional yang hanya mengandalkan ceramah dari guru sehingga siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Perbandingan antara pembelajaran Picture and Picture dan kontrol diperlihatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata nilai postest siswa antara kelompok perlakuan Picture and Picture dan kontrol. Terlihat nilai Mean Difference sebesar (13,281*), jadi penggunaan pembelajaran

Picture and Picture lebih baik dari pada menggunakan metode

konvensional.

Di SMP Negeri 1 Ngemplak boyolali nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan sekolah adalah 71. Pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Examples non Examples

terlihat bahwa rata-rata nilainya sebesar (68,38±9,493) nilai tertinggi siswa yaitu (90) dan nilai terendah yaitu (50). Pada kelas ini terdapat 13 siswa yang sudah tuntas dengan prosentase (40,7%) dan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 19 orang dengan prosentase (59,3%). Pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Picture and

Picture terlihat bahwa rata-rata nilainya sebesar (76,72±8,391) nilai

(15)

13

tertinggi yaitu (86) dan nilai terendah yaitu (43). Pada kelas kontrol siswa yang sudah tuntas sebanyak 9 orang dengan prosentase (28,2%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 23 orang dengan prosentase (71,8%). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tertinggi terdapat pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran

Picture and Picture, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan

pembelajaran Picture and Picture lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran Examples non Examples dan konvensional. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu: a) Siswa lebih tertarik belajar dengan media gambar bila dibandingkan dengan metode konvensional b) siswa dapat mengajukan banyak pertanyaan setelah menganalisis gambar yang diberikan oleh guru c) siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi yang diajarkan oleh guru melaluai media gambar. Sedangkan faktor yang mempengaruhi nilai pada pembelajaran Picture

and Picture lebih rendah hal ini karena beberapa faktor yaitu: a)

kurangnya partisipasi siswa dalam menganalisis gambar-gambar b) siswa juga cenderung pasif dan ramai sendiri selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran Picture and Picture dan Examples non

Examples mempunyai perbedaan pada hasil belajar dalam aspek

kognitif. Dari data hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan pembelajaran Picture and Picture pada materi sistem gerak tumbuhan lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran

Examples non Examples dan konvensional. Karena pembelajaran

Picture and Picture merupakan sebuah metode dimana guru

(16)

14

diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.

Pembelajaran Examples non Examples memiliki persamaan antara pembelajaran Picture and Picture, persamaanya terletak pada proses pembelajaran, kedua pembelajaran ini sama-sama kerja tim yang menuntut siswa untuk kerja sama, sama-sama menggunakan media gambar dalam proses kegiatan belajar mengajar, selain itu kedua pembelajaran ini membuat siswa yang lebih aktif sehingga guru hanya sebagai fasilitator.

Pada dasarnya penggunaan pembelajaran Examples non

Examples dan Picture and Picture bertujuan untuk mengetahui

(17)

15 D. Simpulan

Dari hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian diperoleh kesimpulan: Ada perbedaan penggunaan pembelajaran Examples non

Examples, Picture and Picture dan konvensional. Pembelajaran Picture

and Picture lebih baik untuk membelajarkan materi sistem gerak

tumbuhan dari pada pembelajaran Examples non Examples dan konvensional. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran Picture and Picture sebesar (76,72±8,391) lebih tinggi dari pada pembelajaran Examples non Examples dan konvensional yaitu (68,38±9,493) dan (63,44±9,831).

E. DAFTAR PUSTAKA

Gunadi, Komang. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Tutor Sebaya Berbantuan Picture and

Picture Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII Semester

Ganjil SMP Negeri Sukasada Tahun Ajaran 2011/2013. Universitas Pendidikan Ganesha: Volume: 01, nomor: 03, halaman 376.

Hasibuan dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kompas. 2012. http://www.bisnis.com/articles/ujian-nasional-smp-nilai-siswa-jatuh-di-bidang-bahasa-indonesia-and-matematika.

(Diakses hari senin, 17 Desember 2012).

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Gambar

Tabel. 1 Data hasil postest dengan penerapan pembelajaran Examples non Examples,  Picture and Picture, dan kontrol
Tabel. 2 Data hasil distribusi frekuensi nilai postest pada penerapan pembelajaran Examples non Examples, Picture and Picture dan kontrol
Gambar 1   Histogram distribusi frekuensi nilai postest siswa pada kelas yang diberi perlakuan pembelajaran Examples non Examples, Picture and

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan alat peraga menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu siswa dengan ADHD menghitung penjumlahan dan pengurangan serta menarik

ini dilakukan agar pebelajar memiliki antusias yang tinggi dalam belajar, mampu mengatur dirinya sendiri, dapat mengatur manfaat sumber belajar dan perhatian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dari pene- litian ini adalah: Penggunaan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan kemam- puan pengurangan

terkendali sehingga dapat mengganggu usaha peningkatan produksi pangan. Berhubung dengan itu, dipandang perlu mengeluarkan instruksi untuk pencegahan terjadinya hal

Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian lalu lintas di wilayah Perkotaan, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,

Oleh karena itu, tidak jarang orang bisa baik berkomunikasi dengan bahasa lisan, akan tetapi jelek dalam berkomunikasi dengan bahasa tulisan.. Namun dalam

[r]

Alternatif strategi yang muncul dari matriks TOWS adalah memperluas pangsa pasar yang dimiliki, mengambil alih perusahaan pesaing yang dapat memberikan kontrihusi, dan