INTERAKSI GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEMATANGAN
BAWAHAN TERHADAP KEEFEKTIFAN KEPEMIMPINAN
Dl SMP NEGERI LANGSA PROPINSI NANGGROE ACEH
DARUSSALAM
(WI
EMPIRIS)
MODEL
KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL HERSEY
DAN BL\NCHJ4\RD
TESIS
Oleh:
OPERIANUS MENDR.OFA
NIM. 071188110058
Diajukan. Un.tuk: Memenuhi
P~j@U'atanMemperole...\ Gelar
Magiatu
Pendldikan
Program Shtdi Administrui Pendidibn
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
INTERAKSI GAY A KEPEMIMPINAN DAN KEMATANGAN
BA W AHAN TERHADAP KEEFEKTIFAN KEPEMIMPINAN
DI SMP NEGERI LANGSA PROPINSI NANGGROE ACEH
DARUSSALAM (UJI EMPIRIS) MODEL KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL HERSEY DAN BLANCHARD
Disusun Dan Diajukan Oleh
OPERTANUS MENDROFA
NIM 071188110058
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tes is pada tanggal 03 September 2009 dan dinyatakan telah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Prof. Dr. Bclferik Manullang
NIP.
130 518 778Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
1
Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd
NIP. 13 1 648 293Menyetujui Tim Pembimbing
Medan, 03 September 2009
Pembimbing II
()j)
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
No. NAMA
I. Prof. Dr. Belferik Manullang Pembimbing I
2. Prof. Dr. Siman M.Pd Pcmbimhing II
3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala M.Pd Penguji
4. Prof. Dian Armanto M.Sc., MA., M.Pd., Ph.D Penguj i
5. Prof. Dr. lbnu Hajar Damanik M.Si Penguji
Nama Mahasiswa : Operianus Mendrofa
NIM :071188110058
Tanggal Ujian Waktu Tern pat
KAT A PI':NGANTAR
Puji syukur penulis panjalkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuni a-Nya yang senantiasa memberikan pertolongan sehingga tesi s ini dapat selesai
dt::ngan judul "'lnteraksi Gaya Kepemimpinan dan Kematangan Bawahan tcrhadap
Keefektifan Kepemimpinan di SMP Negeri Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(Uji Empiris) Model Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard".
Tesis ini dapat selesai karena atas bantuan moril dan materil dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang sebagai Pernbimbing I sekaligus Direktur
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Y311g telah banyak memberikan bimbingan dan
arahan sejak mulai proposal tesis ini ditulis hingga selesai, sehingga penul is dapat
menimbang ilmu lebih dalarn lagi dari Bapak secara teoritis.
2. Bapak Prof. Dr. Siman M.Pd sebagai Pembimbing II, yang selalu menyediakan
waktunya untuk membimbing penulis dan pengarahan dalarn metodologi penulisan tesis
sejak mulai menu lis proposal tesis hingga tesis ini selesai.
3. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala M.Pd sebagai narasumber dan selalcu ketua Prodi
Administrasi Pendidikan, yang telah banyak memberikan masukan dalarn penulisan tesis
ini.
4. Bapak Prof. Dr. Dian Armanto M.Sc., MA., M.Pd., Ph.D sebagai narasumber yang telah
memberikan banyak masukan dalarn metode analisis data dan membantu penulis
memahami analisis anava duajalur faktorial4x4 hingga selesai.
5. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si sebagai narasumber yang telah banyak
memberikan masukan kepada penulis dan wawasan yang luas akan masalah dalam
penelitian.
6. Bapak syarifuddin, M.Si .. Ph.D sebagai Asisten Direklur I yang telah memberikan
kemudahan dalam pengurusan sural izin pcnclitian.
7. Oapak Drs. Yasaratodo Wau M.Pd sebagai sekretaris Prodi Administradi Pendidik.an
yang telah ban yak memberikan dorongan kepada pcnulis dan masukan-masukan dalam
penyelesaian tesis ini.
8. Munzir Phonua SE sebagai pegawai Prodi Administrasi Pendidikan yang telah
membantu penulis dalam pengurusan surat menyurat.
9. Bapak Drs. Abdullah Gade selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Langsa yang telah
memberikan izin melakukan penelitian dilingkungan instansi Dinas Pendidikan Kota
Langsa khususnya di lingkungan SMP Negeri Langsa.
10. Bapak Alawansyah SE dan beserta pegawai yang telah membantu penulis dalam
pengurusan surat izin penelitian dalam lingkungan instansi Dinas Pendidikan Kota
Langsa.
II. Kepala sekolah diantaranya; Bapak lr. H. M. Ali Usman, MBA, Bapak M. Thaib
Sabon, S.Ag, Bapak Nurdin M. Pd, Bapak M. Gade, Bapak Amiruddin S.Pd, Bapak
ABO Munir S. Pd serta guru dan pegawai yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu
persatu yang telah membantu penulis dan memberikan kemudahan dalam melakukan
penelitian dilapangan.
12. lstri tercinta Pdm Eliya Rita A.Md S.pak., S.Th yang senantiasa mendukung,
membantu dan mendampingin penulis setiap saat hingga tesis ini selesai .
13. Anakku yang tersayang Chelsy Cynthia Putri Mendrofa yang selalu menghibur
papanya melalui canda tawa.
14. lbunda yang tersayang mama Ina Gadinu yang selalu mendukung dan mendoakan.
15. Saudarali Ortiline Mendrofa, Krisnawati Mendrofa, Soli dannan Jaya Mendrofa,
Fontianus Mendrofa, Kumia Damai Mendrofa yang telah rnendukung penulis.
16. Kcluarga abang Fortumei Mendrofa ( All Cecen), Mei Zaro Mendrofa (All Poei),
Sehati Mendrofa (NI Tegar), Faogoaro S.Pd (All Fakta), keluarga Nl Gilber,
Faebuadodo mendrofa yang telah mendukung dan mendoakan hin~ga selesai tesis ini.
17. Keluarga Nl Ri ski Mendrofa, keluarga Nl Tiora Mendrofa yang telah mendukung dan
mendoakan penulis
18. Pdt. Famahato Lase M. Pd yang telah mendukung dan mendoakan penulis
19. Lius Waruwu, Danna Waruwu yang selalu mendukunt~ dan membantu selama perkuliahan .
20. Ternan-ternan seperjuangan Binahati Waruwu, Marison Rianus Zalukhu, Elisama Lase
yang selalu memberikan ide dan gagasan dalam penulisan tesis ini.
Akhir kata penulis becharap saran dan masukan dari berbagai pihak yang
bersifat konstruktif. Ada banyak hal yang telah penulis terima dalam pem,alisan tesis ini
namun tidak ada yang bisa penulis berikan selain ucapan syukur dan doa kepada semua
pihak yang telah rnenyumbangkan ide, gagasan dan tenaga kiranya Tuhan
Membalaskan berlibat kali ganda berkat yang melimpah dan memberikan umur yang
panjang.
Ya'ahowu God Bless
Medan, Agustus 2009 l'enulis,
Operianus Mendrofa
NIM: 071188110058
ABSTRACTION
Mendrofa, Operianus. Leadership Style Interaction and Maturity of Subordinate to Effectiveness Leadership in SMP Negeri Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Empiric Test) Situational Leadership Hersey and Blanchard. Thesis, The State University ofMedan, Post Graduate Studies, 2009.
The objectives of thi s research were (I) Effectiveness difference of leadership evaluated from style telling, selling, participating, and delegating, (2) Effectiveness difference of leadership evaluated from maturity of low subordinate, medium, en ough matured, and very matured and (3) Interaction between leadership styles and maturity of subordinate to leadership effectiveness.
This research aim to know (I) Effectiveness difference of leadership evaluated from style instructive, consultative, partisipative, and delegative, (2) Effectiveness difference of leadership evaluated from maturity of low subordinate, medium, enough matured, and very matured and (3) Interaction between leadership styles and maturity of subordinate to leadership effectiveness.
The population in this research is all 384 teacher having status public servant in SMP Ne~eri Langsa and number of research samples based on tables Isaac and Michael is 182 mans who taken at random.
The data analytical technique is done by using descriptive analysis and inferensial with analysis of variance (Anova) two-way factorial 4x4 at level significant 5%. The hypotheses test indicates that (I) as a whole there is effectiveness difference of leadership evaluated from style telling, selling, participating and delegating with Fcoun1 = 3,26 >
Flbi(O,OS)(l;I66) = 2,65; and p3rticipating style more effectiveness is compared to telling, selling, and delegating. (2) as a whole there is effectiveness difference of leadership evaluated from maturity of low subordinate, medium, enough matured, and very matured with Fconl = 3,21 > Ftbi(O,OS)(3;166) = 2,65; and maturity of very matured subordinate more effectiveness is compared to maturity of low subordinate, medium. and enough matured.
(3) there is interaction between leadership styles and maturity of subordinate to leadership effectiveness with Fcoun,
=
2,95 > FII>I(O.OS)(9;166)=
1,92.ABSTRAK
Mendrofa, Operianus. lnteraksi Gaya Kepcmimpinan dan Kematangan Bawahan terhadap Keefel-tifan Kepemimpinan di SMP Negeri Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darus,salam (Uji Empiris) Model Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard. Tesis, Medan Program Pascasaljana Universitas Negeri Medan, 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (I) l'erbedaan keefektifan kepemimpinan ditinjau dari gaya instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif, (2) Perbedaan keefektifan kepemimpinan ditinjau dari kematangan bawahan rendah, sedang, cukup matang, dan sangat matang dan (3) lnteraksi antara gaya kepemimpinan dan kemalangan bawahan terhadap keefektifan kepemimpinan.
Populasi dalam penelitian ini adalah selwuh guru yang berstatus pegawai negeri di SMP Negeri Langsa yang beljumlah 384 orang dan jumlah sampel penelitian berdasarkan tabel Isaac dan Michael adalah 182 orang yang diambil secara acak. ·
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial dengan anal isis anava dua jalur faktorial 4x4 pada taraf signifikan 5%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa (I) secara keseluruhan terdapat perbedaan keefektifan
k~mimpinan ditinjau dari gaya instruktif, konsultatif, partisipatif dan delegatif dengan
Fhtg =3,26 > · Ftb~omx
3
;1661
= 2,65, dan gaya partisipatif lebih efektif dibandingkim dengangaya instruktif, konsultatif dan delegatif, (2) secara keseluruhan terdapat perbedaan keefektifan kepemimpinan ditinjau dari kematangan bawahan rendah, sedang, cukup matang, dan sangat matang dengan F1118 = 3,21 > Ftbl(0,05)(J;I66l = 2,65, dan kematangan bawahan sangat matang lebih efektif dibandingkan dengan kematangan bawahan rendah, sedang, cukup matang, dan (3) terdapat interaksi antara gaya kepemimpinan dan kematangan bawahan terhadap keefektifan kepemimpinan dengan fhtg = 2,95 > Ftb~o .o 5x9;, 661 = 1,92,
DAITARISI
ABSTRACTION ... .
ABSTRAK ... II
KATA PENGANTAR ... ... ·-··· ··· ··· iii
DAFTAR 151... ... IV DAFTAR LAMPIRAN ... ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAF TABEL ... ·-·- ··· x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ···-··· B. Identifikasi MasalahPembatasan Masalah... 7
C. Batasan Masalah... 7
D. Perumusan Malasah... ... 8
E. Tujuan Penelitian... 8
F. Manfaat Penelitian... ... 8
BAB ll KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis I. Keefektifan Kepemimpinan... ... 10
2. Perilaku Orientasi Hubungan... 14
3. Perilaku Orientasi Tugas... 19
4. Kemampuan Bahawan ···-···- ··· 22
5. Kemauan Bahawan ···-··· 24
6. Konsep Kepemimpinan SituasionaL... 26
B. Penelitian yang Relevan ... 35
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis I. Kerangka Konseptual... 35
2. Pengajuan Hipotesis ... ... ... ." ... ,. 42
BAB Ill METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43
B. Populasi, Sampel ... ... ... ... ... ... ...
43
C. Metode Penelitian... ... ... ... ... ...
44
D. Disain Penelitian... ...
44
E. Teknik Pengumpulan Data...
47F. Teknik Analisis Data... 52
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DeskriptifData ... ... ...
57
B. Pengujian Persyaratan Anal isis... .. ... ...
60
C. Pengujian Hipotesis... 62
D. Pembahasan Hasil Penelitian...
77E. Keterbatasan Penelitian... ... . .... ... ... ... ... ...
78BAB V SIMPULAN, IMPLJK.ASI DAN SARAN
A. Simpulan... ... .. ... .. . ... ... .... ... ....
79B. lmplikasi... .. ... .. . ... ...
80C.
Kritik... ... ... ... . ... ... ... ...
82
D. Saran...
83
DAFTAR PUSTAKA... ... ..
84
DAFT AR LAMPIRAN
Lampi ran
Hal
01 Angket Penelitian... 85
02 Uji Validitas... ... 93
03Uji Reliabilitas... ... ... 101
04 Statistik Dasar ... ... ... ... ... ... .. ... .. ... ... 103
05 Uji Persyaratan Analisis Normalitas... 106
06 Uji Persyaratan Analisis Homogenitas ... I 08
07 Uji Hipotesis Anava Dua Jalur Faktorial 4x4... Ill
08 Uji Lanjutan Tukey Beda Sampel ... 117
09 Menentukan Jumlah Sarnpel... ... .. ... 123
I 0 Koefisien Korelasi (r) Pearson ... ... 124
II Distribusi Normal Stan dar... 125
II Daerah distribusi Normal Standar ... ... :... 126
12 Ni1ai Kritis Distribusi X
2 ... ... ... .. .... . . . ...127
13 Nilai Distribusi
Fo.os...
128
14 Nilai Kritis Distribusi t ... ... ... .. . .. . ... . .. .. . ... ... .... .. . . . .... ... .. ... .... ... ... 129
15 Daerah Penerimaan Ho... 130
Surat Keputusan
Pen~angkatartPembimbing ... ... ... 131
Surat Undangan Seminar Proposal... 132
Surat Mendapatkan Data... 133
Surat Izin Penelitian Lapangan... 134
Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota
Lan~sa... ... .. .... ... . ...135
Surat Izin Penelitian dari SMP Negeri Langsa ... ... 136
Surat Undangan U)ian Tesis ... 140
Biodata A1ummi.... ... 141
Riwayat Hidup ... 142
DAYTAR GAMBAR
Gam bar Hal
2.1 Kombinasi Perilaku Pemimpin dan Kematangan Bawahan ... 27
4.1 Histogram Keefektifan Kepemimpinan ditinjau dari Gaya Pemimpin dan
Kematangan Bawahan Secara Keseluruhan ... . ... .. ... ... ... ... 58
4.2 Histogram Gaya Kepemimpinan Secara Keseluruhan ... ;... ... 59
4.3 Histogram Kematangan Bawahan Secara Keseluruhan ... ... 60
4.4 Interaksi antara Gaya Pemimpin dan Kematangan Bawahan terhadap
Keefektifan Kepemimpinan... ... ... ... 76
DAFTAR GAMBAR
Gam bar Hal
2.1 Kombinasi Perilaku Pemimpin dan Kcmatangan Bawahan ... 27
4.1 Histogram Keefektifan Kepemimpinanditinjau dari Gaya Pemimpin dan
Kematangan Bawahan Secara Kesellllllhan ... 58
4.2 Histogram Gaya Kepemimpinan Secara Keseluruhan ... 59
4.3 Histogram Kematangan Bawahan Secara Keseluruhan ... 60
4.4 lnteraksi antara Gaya Pemimpin dan Kematangan Bawahan terhadap
Keefektifan Kepemimpinan ... ·-···-·-··· 76
DAFTAR T ABEL
Tabel Hal
.-2.1 Konsep Gaya Kepemimpinan dan Kcmatangan Bawahan ... 30
3.1 Rancangan Disain Penelitian Anava Dua Jalur Faktorial4x4... 44
3.2 Altematif Jawaban... ... ... 47
3.3 Kisi-kisi lnstrumen Keefektifan Kq~CR~impinan... . .. . . .. ... .. . . .. ... ... 48
3.4 Kisi-kisi lnstrumen Gaya Kepemimpinan ... 48
3.5 Kisi-ki si lnstrumen Kematangan Bawahan ... ... 49
4. 1 Distribusi Data Skor Keefektifan Kepemimpinan Secara Keseluruhan ... 57
4.2 Distribusi Data Gaya Kepemimpinan Secara Keseluruhan ... ... ... 58
4.3 Distribusi Data Kematangan Bawahan Secara Keseluruhan ... 59
4.2 Rangkuman analisis Uji Homogenitas... ... 61
4.3 Rangkuman Analisis Uji Hipotesis Anava Dua Jalur Faktorial 4x4 ... 62
4.4 Rangkuman Anal isis Uji Dua Pihak. Reject H., ... :... 65
[image:14.516.82.431.89.618.2]A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Kepemimpinan menjadi suatu kekuatan yang sangat penting dalam pengelolaan
sekolah. Oleh karena itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk
keberhasilan sekolah. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan, kemauan orang lain
atau bawahan mengikuti kcinginan pemimpin.
Kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan melihat secara tajam apa yang
dapat dilakukan untuk mcmperbaiki pelaksanaan pendidikan di sekolah, kemampuan
mempersatukan anggota organisasi yang terdiri dari individu-individu agar menjadi
satu kesatuan kekuatan bergerak ke arab yang sama dalam melaksanakan tugas dan
tujuan sekolah, dan kemampuan memahami kondisi situasi sekolah dan kemampuan
mengenal kematangan para guru sebagai bawahan.
Kepemimpin yang efektif harus mampu mendorong timbulnya kemauan yang
kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf, dan siswa dalam
.. . . . . .
melaksanakan tugas masing-masing dan memberikan bimbingan kepada para guru, dan
staf mengenai tugas dan tanggungjawabnya serta memberikan informasi mengenai
sekolah dalam mencapai tujuan serta harus mampu memberikan petunjuk, pengarahan
dan pengawasan kepada para tenaga kependidikan, membina hubungan yang harmon is,
dan mendelegasikan tugas kepada bawahan.
Perilaku kepemimpinan situasional (Situasional Leadership Theories) yang di
kembangkan oleh Hersey dan Blanchard merupakan teori kontingensi yang
memfokuskan pembahasan pada para pengikut atau anggota organisasi sebagai
bawahan. Teori ini bertolak dari prinsip bahwa kepemimpinan yang efektif dapat
diwujudkan melalui kemampuan manilih perilaku atau gaya kepemimpinan yang tepat
berdasarkan "tingkat kesiapan (readiness) dan kematangan (maturation) bawahan.
Hersey dan Blanchard berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya
merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, kematangan
bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut dirumuskan sebagai : k =
f (p, b, s).
Pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau
kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan
tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai
kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang
berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan
(b) adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu
perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas
yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Oalam suatu organisasi, bawahan
mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya pemimpin
dipengaruhi oleh para pengikut, oleh sebab itu pemimpin harus dapat memilih bawahan
dengan secermat mungkin, dan situasi (s) adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana
pemimpin berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar
dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama, dalam satu
situ'!Si misalnya; tindak211 pemimpin pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak
sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah
berlainan. Ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu
pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan
lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.
Teori kepemimpinan situasional dibangun atas dasar asumsi tidak ada satupun
gaya atau perilaku kepemimpinan yang dapat mempengaruhi perilaku manusia/anggota
organisasi untuk bertindak, berbuat atau bekerja pada semua situasi, untuk itu
pemimpin yang efektif harus memiliki perilaku atau gaya kepemimpinan yang
fleksibel dan mampu mendi~osa situasi yang dihadapinya dan menggunakan perilaku
atau gaya kepemimpinan y.g sesuai dengan kematangan bawahan. Kematangan yang
dimaksud dalam teori situasional adalah bukan dalam arti usia atau stabilitas emosional,
melainkan keinginan untuk berprestasi, kesadaran untuk menerima tanggung jawab,
dan kemampuan serta penplaman yang berhubungan dengan tugas.
Teori ini menekanbn hubungan pemimpin dengan bawahan sehingga tercipta
kepemimpinan yang efdttif. Perilaku pemimpin yaitu; (a) perilaku berorientasi
hubungan (suportif) adalah kadar sejauhmana pemimpin melakukan hubungan dua arab
dengan orang-orangnya: menyediakan dukungan, dorongan , dan memudahkan perilaku,
(b) perilaku berorientasi tugas (direktif) adalah kadar sejauhmana pemimpin
menyediakan araban kepada orang-orangnya dengan memberikan mereka apa yang
harus dilakukan, kapan melakukannya, dan bagaimana melakukannya, Sedangkan
kematangan bawahan adalah: (a) kemampuan (kemalangan pekerjaan) bawahan adalah
sejauhmana kemampuan bahawan melakukan peketjaan atau tugas yang dibebankan
kepad<mya, dan (b) kemauan (kemoJangan Psilwlogis} bawahan adalah sejauhmana
bawahan mau melakukan pekerjaan atau tugas yang telah dibebankan kepadanya
Menurut Hersey dan Blanchard ada 4 level kematangan bawahan. Level pertama
rendah yaitu bawahan tidak mampu dan tidak mau, yaitu: bawahar. yang tidak memiliki
kemampuan dan juga kemauan rendah, level kedua scdang yaitu bawahan tidak mampu
tetapi mau, yaitu: bawahan yang tidak memiliki kemampuan tetapi mempunyai
kemauan untuk melakukan
t11!3S,
level ketiga cukup matang yaitu bawahan mamputetapi tidak mau, yaitu: bawaban mempunyai kemampuan untuk melakukan tugas tetapi
tidak mempunyai keyakinan alaS pekerjaan tersebut, dan level keempat sangat matang
yaitu bawahan yang mempunyai kemampuan dan kemauan, yaitu: bawahan yang
mempunyai kemampuan dan kemauan untuk melakukan peketjaan yang ditugaskan
kepadanya .
Dari keempat level dimensi kematangan bawahan tersebut, maka dimensi
perilaku kepemimpinan (dirdlif dan suporti.f) terdiri dari empat perilaku, yaitu:
I) lnstruktif yaitu; gaya kepcmimpinan yang tinggi dalam perilaku direktif (tinggi
tugas ) tetapi rendah dalam perilaku suportif (rendah hubungan). Pemimpin
memberikan petunjuk yang spesifik dan mengawasi secara ketat pelaksanaan tugas,
anggota diberi instruksi yang jelas dan dibiasakan dengan peraturan, struktur, dan
prosedur ketja tetapi juga menjelaskan rencana langkah demi langkah tentang
bagaimana tugas tersebut diselesaikan. Gaya kepemimpinan ini akan efektif pada
kematangan bawahan rendah.
2) Konsultatif yaitu; gaya kepemimpinan yang tinggi dalam perilaku direktif (tinggi
tugas) dan tinggi dalam perilaku suportif (tinggi hubungan). Pemimpin masih
menyediakan seluruh araban dan membangun komunikasi dua arah, pemimpin
berusaha agar secara spikologis pengikut "turut andil" dalam tugas dan
bertanggungjawab. Gaya ini akan efektif pada kematangan bawahan sedang yaitu;
bawahan yang tidak memiliki kemampuan tetapi mempunyai kemauan
3) Partisipatif yaitu; gaya kepemimpinan yang rendah dalam perilaku direktif (rendah
tugas) tetapi tinggi dalam perilaku suportif (tinggi hubungan). Pemimpin
memberikan fasilitas dan mendukung usaha bawahan kearah penyelesaian tugas,
mendengarkan saran-saran bawahan dan memudahkan interaksi, dan I'Jlelllbagi
tanggungjawab untuk mcmbuat keputusan. Artinya pemimpin mengikutscdai:an
bawahan dalam pengambilan keputusan, dan untuk membangun rasa percaya dilj
dan motivasi mereka, pemimpin mendorong dan memuji serta mendoroog
keberanian mengambil resik.o. Gaya ini akan cocok pada bawahan cukup INiang
yaitu; mampu melakukan tugas tetapi tidak mempunyai kemauan).
4) Delegatif yaitu; gaya kepemimpinan yang rendah dalam perilaku direktif (rmdah
tugas) dan rendah dalam perilaku suportif (rendah hubungan). Pemimpin
menyerahkan tanggungjawab atas pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
sehari-hari kepada orang yang melaksanakan tugas. Gaya kepemimpinan ini akan
efektif pada bawahan matang yaitu; bawahan yang mempunyai kemauan dan
kemampan dalam melakukan tugas (Hersey dan Blanchard 1982: 181-184).
Teori kepemimpinan situasional lebih mengutamakan kesesuaian antara gaya
yang digunakan pemimpin dengan tingkat kematangan bawal.an. Teori ini mcnuntut
pemimpin harus mampu mendiagnosa kematangan para bawahan, dan setelah tahu
situasi kematangan bawahan baru menerapkan gaya kepemimpinan ~ang tepat sesuai dengan situasi kematangan bawahan tersebut, seperti halnya; gaya instruklif lebih
efektif pada kematangan bawahan yang tidak mampu dan tidak mau atau
kematangan bawahan rendah, gaya konsultatif lebih efektif pada kematangan
bawahan yang tidak mampu tetapi mau melakukan tugas atau kematangan bawahan
sedang, gaya partisipatif lebih efektif pada kematangan bawahan yang mampu tetapi
tidak mau melakukan tugas atau kematangan bawahan cukup matang, dan gaya
delegatif lebih efektif pada kematangan bawahan yang mampu dan mau melakukaJa
tugas atau kematangan bawahan san gat matang.
Hasil wawancara oldl beberapa kepala sekolah di SMP Negeri Langsa,
diantaranya; 13apak ABO, Muair, S.Pd, Bapak M. Gade, Bapak lr. H. Ali Usman,
MBA, Bapak Nurdin M.Pd, dan Bapak Amirruddin S.Pd mengatakan bahwa di dal301
memimpin sebuah organisasi sekolah, kepala sekolah dalam menghadapi guru yang
berbcda karakter dan kemampuannya dalam melaksanakan tugas maka gaya yang
digunakan pemimpin juga bcrbeda-beda sesuai dengan situasi, misalnya saja dalam
menghadapi guru yang kemampuannya tidak mampu menyusun rencana proses
pembelajaran (RPP) dan silabus, maka gaya yang digunakan pemimpin adalah harus
menjelaskan kepada guru secara mendetail bagaimana langkah-langkah menyusun RPP
dan silabus, dan demikian juga halnya jika guru yang bersangkutan sudah mampu untuk
menyusun RPP dan silabus, maka gaya delegatif yang tepat untuk mempengarubi
bawahan tersebut, dengan manberikan tugas atau tinggal menyuruh guru tersebut untuk
menyusun RPP dan silabus. Begitu juga halnya bagi guru yang kelihatannya kurang
tennotivasi dalam melaksanakan tugas, maka gaya pemimpin memberikan motivasi dan
perhatian kepada guru tersebut. Pemyataan di atas secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa dalam mempengaruhi guru, perilaku pemimpin harus berbeda-beda
sesuai dengan tingkat kesulitan tugas yang hendak dibebankan kepada para guru, serta
pernyataan beberapa kepala sekolah di SMP Negeri Langsa, hampir seluruh perilaku
kepala sekolah lebih mendominasi gaya otoriter atau instruktif pada semua guru dan
gaya partisipatif, serta kepala sekolah lebih banyak menggunakan gaya delegatif. Hasil
wawancara diatas kalau dilihat dari teori kepemimpinan situasional Hersey dan
Blanchard hampir mendekati, di ma na gaya instruktif digunakan pada kematangan
bawahan rendah, gaya partisipatif digunakan pada kematangan cukup matang dan gaya
delegatif digunakan pada kematangan bawahan sangat matang. Berdasarkan fenomena
ini maka timbul pemtayaan. apakah Gaya kepemimpinan yang efektif, dan bagaimana
tingkat kematangan bawahan di SMP Negeri Langsa dilihat dari perspektif
kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard, untuk itu perlu dilakukan penelitian.;.
Penulis mcmilih teori kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard, karena
teori kepemimpinan situasional sangat tleksibel untuk dapat diterapkan, karena model ini
tidak hanya memfokuskan pada perilaku atau gaya kepemimpinan yang digunakan
seorang pemimpin, melainkan juga memperhatikan tingkat kematan~ bawahan.
Kemampuan dan kemaun bawahan dalam setiap organisasi sekolah tentunya bervariasi,
dengan kenyataan ini tentunya juga perilaku pemimpin berbeda-beda, oleh sebab itu
pemimpin harus dapat memahami kemampuan dan kemauan bawahan (guru) dalam
melakukan tugas dalam rangka pencapaian tujuan sekolah. Hal inilah yang mendorong
penulis untuk melakukan penelitian, untuk melihat interaksi antara gaya kepemimpinan
dan kematangan bawahan terbadap keefektifan kepemimpinan di SMP Negeri Kota
Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dilihat dari perspektif model kepemimpinan
situasional Hersey dan Blanchard.
B. ldentifikasi Masalab
Beberapa ahli berpendapat bahwa kepemimpinan yang efektif di pengaruhi oleh
beberapa variabel ; sifat-sifat pemimpin, perilaku hubungan pemimpin-anggota, perilaku
tugas, perilaku berorientasi pengembangan, posisi jabatan, kepribadian dan pengalaman
masa lalu p::mimpin, karakteristik pemimpin, kemauan bawahan, kemampuan bawahan,
sikap bawahan, disiplin bawahan, budaya, iklim sekolah dan lain sebagainya.
C. Batasan Masalah
Pemberian batasan masalah perlu dilakukan, guna memfokuskan pembahasan, dan
agar tidak terjadi pembahasan yaang luas diluar masalah. Berdasarkan latar belakang •·
dan identifikasi masalah di atas, maka Penulis memfokuskan pembahasan pada "lnteraksi
Gaya Kepemimpinan dan Kematangan Bawahan terhadap Keefektifan Kepemimpinan di
SMP Negeri Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Uji Empiris) Model
Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard"
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan tesis ini, maka rumusan masalah adalah:
I. Apakah terdapat perbedaan Keefektifan Kepemimpinan ditinjau dari Gaya lnstruktif,
Konsultatif, Partisipatif, dan Delegati f.
2. Apakah terdapat perbedaan Keefektifan Kepemimpinan ditinjau dari Kematangan
Bawahan Rendah, Sedang, Cuk.up Matang, dan Sangat Matang.
3. Apakah terdapat interaksi antara Gaya Kepemimpinan dan Kematangan Bawahan
terhadap Keefektifan Kepemimpinan.
E. Tujuan Penelitiao
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
I. Perbedaan Keefektifan Kepemimpinan ditinjau dari Gaya lnstruktif, Konsultatif,
Partisipatif, dan Delegatif
2. Perbedaan Keefektifan Kepemimpinan ditinjau dari Kematangan Bawahan
Rendah, Sedang, Cukup Matang, dan Sangat Matang
3. Interaksi antara Gaya Kepemimpinan dan Kematangan Bawahan terhadap
Keefektifan Kepemimpinan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:
I. Secara Teoretis
Untuk melihat gaya kepemimpinan yang efektif dan level kematangan
bawahan di SMP Negeri Langsa berdasarkan perspektif model kepemimpinan
Hersey dan Blanchard.
2. Secara Praktis
a. Sebagai kontribusi bagi Dinas Pendidikan dalam memberikan pelatihan terhadap
kepala sekolah bagaimana pemimpin yang efektif dan efesien berdasarkan toeri
kepemimpinan situasional.
b. Sebagai kontribusi bagi kepala sekolah dalam memimpin dan menggerakkan
seluruh komponen dalam mencapai tujuan bersama.
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik simpulan bahwa keefektifan
kepemimpinan ditinjau dari gaya kepemimpinan dan kematangan bawahan di SMP
Negeri Langsa Propinsi Naggroe Aceh Darussalam dilihat dari perspektif model
kepemimpinan Hersey dan Blanchard sebagai berikut;
Pertama,
terdapat perbedaan keefektifan kepemimpinan ditinjau dari gayakepemimpinan instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif, dan gaya partisipatif
lebih efektif dibandingkan dengan gaya instruktif konsultatif dan delegati f.
Kedua,
terdapat perbedaan keefektifan kepemimpinan ditinjau dari kematangan . . .~
bawahan rendah, sedang, cukup matang, dan sangat matang, dan kematangan bawahan
san~at matan~ lebih efektif dibandin~kan den~an kematangan bawahan rendah, sedan¥,
dan cukup matang
Ketiga,
terdapat interaksi antara gaya kepemimpinan dan kematangan bawahanterhadap keefektifan kepemimpinan.
Secara keseluruhan hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa; ~aya
partisipatif lebih efektif pada kematangan bawahan rendah, gaya instruktif lebih efektif
pada kematangan bawahan sedang, gaya delegatif lebih efektif pada kematan~an
bawahan cukup matang, dan gaya delegatif lebih efektif pada kematangan bawahan
sangat matang.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dilihat dari perspektif model kepemimpinan
situasional dapat disimpulkan bahwa gaya konsultatif yaitu tinggi tugas dan tin~~i
hubungan tidak diterapkan atau digunakan oleh kepala sekolah di SMP Negeri Langsa.
aka tetapi gaya kepemimpinan yan~ diterapkan oleh kepala sekolah di SMP Ne~eri
Langsa adalah ada 3 gaya yakni; gaya instruktif, gaya partisipatif dan gaya delegatif,
sedangkan level kematangan bawahan di SMP Negeri Langsa ada empat yakni
kematangan bawahan rendah, sedang, cukup matang dan san gat matang.
Dari ketiga gaya dan kematangan bawahan di atas, maka gaya yang paling efektif
adalah gaya delegatif pada kematangan bawahan sangat matang (i
=
96,83).Hasil temuan ini menunjukkan bahwa kematangan bawahan di SMP Negeri
Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat matang atau guru-guru yang
berstatus pegawai negeri di SMP Negeri Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
memiliki kemampuan dan kemauan dalam melakukan tugas, dan gaya kepemimpinan
yang paling efektif dalam mempengaruhi bawahan yang sangat matang adalah gaya
delegatif. Hal ini berarti semakin sangat matang bawahan dalam melakukan tugas, maka
pemimpin tidak perlu menjelaskan secara mendetail kepada bawahan apa yang harus
dikerjakan, di mana, dan bagaimana melakukan tugas, akan tetapi pemimpin tinggal
mendelegasikan tugas dan mengawasi dari jauh bawahan.
B. IMPLIKASI
Hasil temuan dalam penelitian ini khususnya di SMP Negeri Langsa Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam menunjukkan bahwa;
Pertama,
gaya kepemimpinan yang paling efektif pada kematangan bawahanrendah adalah gaya partisipatif, hal ini berarti jika kematangan bawahan dengan situasi
rendah atau tidak mampu dan tidak mau melakukan tugas, maka agar kepemimpinan
efektif gunakanlah gaya partisipatif yaitu tinggi hubungan dan rendah tugas. Perilaku
tinggi hubungan artinya; pemimpin memberikan fasilitas dan mendukung usaha bawahan
kearah penyelesaian tugas, mendengarkan saran bawahan dan memudahkan interaksi,
dan membagi tanggungjawab untuk membuat keputusan serta pemimpin
mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan keputusan dan untuk membangun rasa
percaya diri dan motivasi mereka, pemimpin mendorong dan memuji serta mendorong ·
keberanian mengambil resiko. Perilaku rendah tugas artinya; pemimpin tidak perlu
menjelaskan secara mendetail hal-hal apa yang harus dilakukan bawahan, tetapi cukup
menjelaskan garis-garis besar saja tentang tugas bawahan.
Kedua, gaya kepemimpinan yang paling efektif pada kematangan bawahan sedang
adalah gaya instruktif, hal ini berarti jika kematangan bawahan dengan situasi sedang
atau tidak mampu tetapi mau melakukan tugas, maka agar kepemimpinan efektif
gunakanlah gaya instruktif yaitu tinggi tugas dan rendah hubungan. Perilaku tinggi tugas
artinya; pemimpin memberikan petunjuk yang spesifik dan mengawasi secara ketat
pelaksanaan tugas yang di:akukan bawahan, pemimpin memberi instruksi yangjelas dan
terarah serta bawahan dibiasakan dengan peraturan-peraturan, struktur, dan prosedur
kerja tetapi juga menjelaskan rencana langkah demi langkah tentang bagaimana tugas
tersebut dilaksanakan dan pemimpin memecahkan masalah dan membuat keputusan
sendiri. Perilaku rendah hubungan adalah pemimpin tidak perlu melakukan komunikasi
dua arah terhadap bawahan, tetapi pemimpin sebaiknya melakukan komunikasi satu arah.
Ketiga, gaya kepemimpinan yang paling efektif pada kematangan bawahan cukup
matang adalah gaya delegatif, hal ini berarti jika kematangan bawahan dengan situasi
cukup matang atau mampu tetapi tidak mau melakukan tugas, maka agar kepemimpinan
efektif gunakanlah gaya delegatif yaitu rendah hubungan dan rendah tugas. Perilaku
rendah tugas artinya pemimpin tidak perlu lagi menjelaskan kepada bawahan secara
mendetail apa yang harus dikerjakan karena pada situasi ini bawahan sudah memaharni
apa dan bagaimana melakukan tugas, dan perilaku rendah hubungan artinya pemimpin
tidak perlu lagi menjalin persahabatan atau melakukan pendekatan kepada bawahan yang
sangat matang, tetapi pemimpin menganggap bawahan sudah mampu dalam melakukan
pekerjaan, namun dari jauh pemimpin mengawasi tindakan dan keputusan apa yang
dilakukan bawahan dalam pekerjaan.
Keempat,
ga~a kepemimpinan yang paling efektif pada kematangan bawahansangat matang adalah gaya delegatif, hal ini berarti jika kematangan bawahan dengan
situasi sangat matang, maka agar kepcmimpinan efektif gunakanlah gaya delegatif yaitu
rendah tugas dan rendah hubungan.
C.KRITIK
Berdasarkan hasil temuan penelitian, maka ada beberapa kritikan penulis tentang
teori Hersey dan Blanchard berdasarkan hasil temuan di SMP Negeri Langsa Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam sebagai berikut:
Pertama,
berdasarkan model kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchardmenyatakan bahwa gaya instruktif lebih efektif digunakan pada kematangan bawahan
rendah, hasil temuan menunjukkan bahwa gaya instruktif tidak efektif digunakan pada
kematangan bawahan rendah di SMP Negeri Langsa, akan tetapi yang lebih efektif gaya
yang digunakan pada situasi kematangan bawahan rendah adalah gaya partisipatif.
Kedua,
berdasarkan teori kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard menyatakanbahwa gaya konsultatif lebih efektif digunakan pada kematangan bawahan sedang, hasil
temuan menunjukkan bahwa gaya konsultatif tidak efektif digunakan pada kematangan
bawahan sedang, akan tetapi yang lebih efektif digunakan gaya pada situasi kematan~an
bawahan sedang adalah gaya instruktif.
Ketiga,
berdasarkan model kepemimpinansituasional Hersey dan Blanchard menyatakan bahwa gaya partisipatif lebih efektif
digunakan pada kematangan bawahan cukup matang, sedan~kan hasil penelitian
menunjukkan bahwa gaya partisipatiftidak efektif digunakan pada kematangan bawahan
cukup matang, akan tetapi yang lebih efektif digunakan gaya pada kematangan bawahan
cukup matang adalah gaya delegatif.
Keempat,
berdasarkan model kepemimpinansituasional Herse~ dan Blanchard menyatakan bahwa gaya delegatif lebih efektif
digunakan pada kematangan bawahan sangat matang, sedangkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa gaya delegatif lebih efektif pada kematangan bawahan sangat
matang, hal ini berarti untuk gaya kepemimpin delegatif efektif pada kematangan
bawahan sangat matang sesuai dengan model kepmimpinan Hersey dan Blanchard
dengan hasil penelitian di SMP Negeri Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
D. SARAN
Berdasarkan simpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka ada beberapa
saran sebagai berikut:
1. Disarankan kepada Dinas Pendidikan Kota Langsa Propinsi Nan~~oe Aceh
Darussalam, agar melakukan pelatihan kepada kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah tentang bagaimana memimpin sekolah yang efektif sesuai dengan hasil
penelitian di SMP Negeri Langsa Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam di lihat dari
perspektifmodel kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard.
2. Disarankan kepada kepala sekolah agar selalu memperhatikan kematangan bawahan
sebelum me~~unakan sara kepemimpinan sesuai dengan situasi
3. Disarankan kepada ."Jenelitian lain agar melakukan penelitian tentang teori Hersey
dan Blanchard tentallg keefektifan kepemimpinan ditinjau dari gaya dan kematangan
bawahan didaerah lain atau melanjutkan penelitian ini ditahun berikutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Arikuntn, S. 2005_ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prak.tik. Jakarta: Rineka Cipta
13lanchard dan Hersey_ 1982. Management Of Organizational Behavior uJilizihg human resources, (4th ed). Terjemahan Agus Dharma. 1996. Jakarta: Erlangga.
Blanchard dkk. 1996. Leadership and the One Minute Manager. TCJjemahan Anton Adiwijoyo. 1997. Jakarta: Bina rupa Aksara.
Blanchard Kenneth. 2001. 71ze Heart of A Leader. Terjemahan Arvin Sapurta. Batam: lnteraksara.
Gibson dkk. 1985. Organization. 5th Ed. Terjemahan Djarkasih. 1993. Jakarta: Erlangga. lrianto Agus. 2007. Satistik. Jakarta: Kencana
Kamars, Dachnel, H. M. 2005. Administrasi Pendidikan. Padang: Suryani lndah.
Kartono Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Grafindo Persada.
Manullang Berferi k. 2006. Kepemimpinan Pedagogis. Medan: PPS Unimed.
Muhidin Sambas Ali dan Abdurahman Marnan. 2007. Ana/isis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam penelitian_ Bandung: Pustaka Setia.
Nawawi , Hadari, H. 2003. Kepemimpinan Mengefektijkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
P. Siagian, S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi .Aksara.
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, S t~phen P. 2003. Organization Behavior (Tenth Ed). Tajemahan Benyamin Molan . Perilalcu Organisasi. 2006. Jakarta: lndeks kelompok Gramerlia.
Stoner, James A. F. 1982. Manajemen (2nd ed.). Terjemahan Agus Maulana dkk. 1986. Jakarta: Erlangga.
Sudjana. 2005. Metode Statistika.Handung: Tarsito
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N. S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Gralindo Persada.