commit to user
BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
D iajukan Sebagai Salah Sat u Syarat unt uk M emperoleh Gelar Ahli M adya pada Program St udi D -I I I Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakult as Teknik U niversit as Sebelas M aret Surakart a
D ikerjakan oleh :
AFIF FERIANTO
NIM : I 8509001
ARI NUGROHO
NIM : I 8509003
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN
BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
D ikerjakan oleh :
AFIF FERIANTO
NIM : I 8509001
ARI NUGROHO
NIM : I 8509003
Diperiksa dan disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Achmad Basuki, ST., MT.
NIP. 19710901 199702 1 001
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
oleh :
AFIF FERIANTO NIM : I 8509001
ARI NUGROHO NIM : I 8509003
Dipertahankan di depan Tim Penguji Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya.
Pada Hari : Jum’at
Tanggal : 10 Agustus 2012
Tim Penguji:
1. ACHMAD BASUKI, ST., MT. : ... NIP. 19710901 199702 1 001
2. Ir. SUYATNO K, MT. : ...
NIP. 19481130 198010 1 001
3. Ir. SUGIYARTO, MT. : ...
NIP. 19551121 198702 1 002
Mengetahui, Disahkan,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP. 19590823 198601 1 001
Ketua Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS
commit to user
M OT T O
Lakukan yang terbaik yang bisa anda lakukan, dengan segenap kemampuan, dengan cara apapun, dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, sampai anda sudah tidak mampu lagi melakukannya.
Apapun yang dapat anda lakukan atau ingin anda lakukan, mulailah. Keberanian memulai memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya. (goethe)
Jangan biarkan satu hari berlalu tanpa kau kembangkan dirimu, harus selangkah lebih maju!!
Kegelisahan adalah paksaan untuk bersegera, jika kita belum tahu caranya tetapi kita ikhlas memulai, kita akan di buat tahu dalam mengerjakannya.
Masalah dan kesulitan memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi lebih kuat, lebih baik dan lebih mampu.
Difficulties problems handle with care
Ketika kita gelisah menanti kebahagiaan dan sulit menemukan alasan untuk mensyukuri kehidupan, yang perlu kita ingat adalah bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, melainkan kita bahagia karena kita bersyukur.
commit to user
P ER SEM B A H A N
A lhamdulillah puji syukur tiada terkira kupanjatkan kehadirat I llahi R obbi, P encipta alam semesta yang telah memberikan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga.
“ Ser a n gk a i B u d i P en gh a r ga a n ”
Dibalik tabir pembuatan episode
T u ga s A k h i r
R ibuan terima kasih untuk B apak dan I bu yang tak henti-hentinya mendoakan, mendidikku tak pernah jemu dan selalu menaburkan pengorbanan dengan kasih sayang. T anpa maaf dan restumu hidupku tak menentu.
Buat anak−anak " ngapakers" kost boediman 2 ( f andi,rachman,voler,waf a,mas edo, mas abud,aris,bangkit ,adi,bagus,mas kris) yang selalu membuat down ment al dengan kat a−kat a " port al madalah? ? " dan selalu berusaha membuat ku TIDAK nyaman dal am memngerjakan Tugas Akhir.
Semua R ekan- rekan Sipil Gedung khususnya angkatan 2009
Af if , Aries, Aris, Bangun, Shinta, Fendi, Weldy , Ilham, Iril, Kristianto, Sy aipul, Mahf uzh, Nur Rohmad, Nuril, Rahman, Rahmat, Regk y , Rick y , Rijad, Romi, Sandy , Shendy , Suk ma, Prapto, Trisno, Seno, Widi, Yuli, Ichank ...
U ntuk T eman - T eman T eknik
M as Agus (Gedung’08), M ba D est y (Gedung’08), M ba M aryat i (Pengajaran D 3 Sipil), M as Yanuar (Pengajaran D 3 Sipil), Teman-t eman Gedung’10 sert a semua pengurus HM P
commit to user
Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ PERENCANAAN STRUKTUR
DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI ”
dengan baik.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan,
bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP. Selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingannya.
4. Achmad Basuki, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas
arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini.
5. Ir. Suyatno K, MT. Selaku Dosen Penguji Tugas Akhir atas ilmu dan
bimbingannya dalam sidang pendadaran tugas ini.
6. Ir. Sugiyarto, MT. Selaku Dosen Penguji Tugas Akhir atas ilmu dan
bimbingannya dalam sidang pendadaran tugas ini.
7. Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan
dan dorongan baik moril maupun materiil dan selalu mendoakan penyusun.
8. Rekan – rekan D-III Teknik Sipil Gedung angkatan 2008 dan 2009 yang
telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir
ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa kearah perbaikan dan
commit to user
manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Agustus 2012
commit to user
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR GAMBAR... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 1
1.3 Kriteria Perencanaan... 2
1.4 Peraturan-Peraturan yang Berlaku... 3
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Perencanaan... 4
2.1.1 Jenis Pembebanan……… ... 4
2.1.2 Sistem Bekerjanya Beban……….... 6
2.1.3 Provisi Keamanan………... .... 7
2.2 Perencanaan Struktur Atap ... 9
2.2.1 Rencana Rangka Kuda-Kuda……… .. 10
2.2.2 Perencanaan Gording……… ... 12
2.3 Perencanaan Struktur Beton ... 16
2.3.1 Perencanaan Pelat Lantai……… 16
2.3.2 Perencanaan Balok……… ... 18
2.3.3 Perencanaan Kolom………... 21
commit to user
3.1 Rencana Atap………... 26
3.1.1 Dasar Perencanaan ... 27
3.2 Perencanaan Gording... 28
3.2.1 Perencanaan Pembebanan ... 28
3.2.2 Perhitungan Pembebanan ... 29
3.2.3 Kontrol Terhadap Tegangan... 31
3.2.4 Kontrol Terhadap Lendutan ... 32
3.3 Perencanaan Setengah Kuda-kuda... 34
3.3.1 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda ... 34
3.3.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda... 35
3.3.3 Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda... 38
3.3.4 Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda ... 48
3.3.5 Perhitungan Alat Sambung... 50
3.3.6 Kontrol Tahanan Tarik ... 53
3.3.7 Kontrol Block Shear ... 54
3.4 Perencanaan Jurai ... 56
3.4.1 Perhitungan Panjang Batang Jurai... 56
3.4.2 Perhitungan Luasan Jurai ... 57
3.4.3 Perhitungan Pembebanan Jurai ... 61
3.4.4 Perencanaan Profil Jurai... 72
3.4.5 Perhitungan Alat Sambung... 74
3.4.6 Kontrol Tahanan Tarik ... 77
3.4.7 Kontrol Block Shear ... 77
3.5 Perencanaan Kuda-kuda Trapesium ... 79
3.5.1 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium ... 79
3.5.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium ... 80
3.5.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium ... 82
3.5.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium... 93
3.5.5 Perhitungan Alat Sambung Kuda-kuda Trapesium... 95
commit to user
3.6 Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) ... 101
3.6.1 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama (KU) ... 101
3.6.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama (KU) ... 102
3.6.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama (KU) ... 105
3.6.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU)... 118
3.6.5 Perhitungan Alat Sambung (KU) ... 120
3.7 Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) ... 124
3.7.1 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama (KU) ... 124
3.7.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama (KU) ... 125
3.7.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama (KU) ... 127
3.7.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU)... 139
3.7.5 Perhitungan Alat Sambung (KU) ... 141
BAB 4 PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN TANGGA 4.1 Perencanaan Pelat Lantai... 147
4.1.1 Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai... ... 147
4.1.2 Perhitungan Momen Pelat Lantai... .... 148
4.1.3 Penulangan Pelat Lantai... ... 150
4.1.4 Rekapitulasi Tulangan Pelat Lantai... 156
4.2 Perencanaan Tangga ... 157
4.2.1 Uraian Umum ... 157
4.2.2 Data Perencanaan Tangga ……….. . 157
4.2. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes... 161
4.2.5 Perencanaan Balok Bordes ... 164
4.2.6 Perhitungan Pondasi Tangga ... 168
BAB 5 BALOK ANAK 5.1 Perencanaan Balok Anak ... 172
commit to user
5.2 Balok Anak As C (1 - 8)……… ... 174
5.2.1 Pembebanan Balok Anak As C (1 - 8)……… 174
5.2.2 Perhitungan Tulangan Balok Anak C (1 - 8)……… ... 176
5.3 Balok Anak As 2 (B - D)………... 180
5.3.1 Pembebanan Balok Anak As 2 (B - D)……… ... 180
5.3.2 Perhitungan Tulangan Balok Anak As 2 (B - D)……… 181
5.4 Balok Anak As 4 (A - E)………... 186
5.4.1 Pembebanan Balok Anak As 4 (A - E)……… ... 186
5.4.2 Perhitungan Tulangan Balok Anak As 4 (A - E)……… .... 187
5.5 Balok Anak As 6 (B - E)……… ... 192
5.5.1 Pembebanan Balok Anak As 6 (B - E)……….... 192
5.5.2 Perhitungan Tulangan Balok Anak As 6 (B - E)………... 193
5.6 Rekapitulasi Tulangan………... 197
BAB 6 PORTAL 6.1 Perencanaan Portal……… ... 198
6.1.1 Dasar Perencanaan……….. ... 199
6.1.2 Perencanaan Pembebanan………. ... 199
6.1.3 Perhitungan Luas Equivalen Untuk Plat Lantai………. . 201
6.2 Perhitungan Pembebanan Portal……… ... 202
6.2.1 Perhitungan Pembebanan Portal Melintang……… ... 202
6.2.2 Perhitungan Pembebanan Portal Memanjang………...…... .. 212
6.3 Penulangan Ring Balk ………... 224
6.3.1 Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk ... 224
6.3.2 Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk... 228
6.4 Penulangan Balok Portal ………. ... 229
6.4.1 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal... 231
6.4.2 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal ... 235
commit to user
6.5.2 Perhitungan Tulangan Geser Kolom ... 244
6.6 Penulangan Sloof……… .... 246
6.6.1 Perhitungan Tulangan Lentur Sloof………. ... 249
6.6.2 Perhitungan Tulangan Geser Sloof……….. ... 254
BAB 7 PERENCANAAN PONDASI 7.1 Data Perencanaan Pondasi F1 ... 256
7.1.1 Data Perencanaan……….. ... 256
7.1.2 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi ……….. ... 257
7.1.3 Perencanaan Tulangan Pondasi ………... 258
7.2 Data Perencanaan Pondasi F2 ... 261
7.2.1 Data Perencanaan……….. ... 261
7.2.2 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi ……….. ... 262
7.2.3 Perencanaan Tulangan Pondasi ………... 263
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB).. ... 267
8.2 Cara Perhitungan... 267
8.3 Perhitungan Volume... 267
BAB 9 REKAPITULASI 9.1 Perencanaan Atap... 277
9.2 Perencanaan Pelat ... 284
9.3 Perencanaan Tangga ... 285
9.4 Perencanaan Balok Anak ... 285
9.5 Perencanaan Balok Portal ... 286
9.6 Perencanaan Pondasi ... 287
commit to user
10.1 Perencanaan Atap ... 292
10.2 Perencanaan Pelat Lantai ... 292
10.3 Perencanaan Tangga ... 293
10.4 Perencanaan Balok Anak ... 293
10.5 Perencanaan Portal ... 294
10.6 Perencanaan Pondasi Foot Plat ... 295
PENUTUP………... xx
DAFTAR PUSTAKA………. ... xxi
commit to user
Gambar 2.1. Rencana Atap ... 9
Gambar 2.2. Rencana Kuda-Kuda ... 10
Gambar 2.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik) ... 12
Gambar 2.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup... 13
Gambar 2.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin... 14
Gambar 2.6. Diagram Tegangan pada Beton ... 16
Gambar 2.7. Sketsa Penulangan Pelat... 17
Gambar 2.8. Penampang Balok... 19
Gambar 2.9. Penampang Kolom ... 21
Gambar 2.10. Pondasi Foot plat ... 25
Gambar 3.1. Rencana Atap ... 26
Gambar 3.2. Rencana Kuda-Kuda ... 27
Gambar 3.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik) ... 29
Gambar 3.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup... 29
Gambar 3.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin... 30
Gambar 3.6. Rangka Batang Setengah Kuda-Kuda ... 34
Gambar 3.7. Luasan Atap Setengah Kuda-Kuda ... 35
Gambar 3.8. Luasan Plafond Setengah Kuda-Kuda... 37
Gambar 3.9. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati ... 38
Gambar 3.10. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin ... 46
Gambar 3.11. Panjang Batang Jurai... 56
Gambar 3.12. Luasan Atap Jurai... 57
Gambar 3.13. Luasan Plafon Jurai ... 59
Gambar 3.14. Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati ... 61
Gambar 3.15. Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin ... 69
Gambar 3.16. Kuda-Kuda Trapesium ... 79
Gambar 3.17. Luasan Atap Kuda-Kuda Trapesium... 80
Gambar 3.18. Luasan Plafond Kuda-Kuda Trapesium ... 81
Gambar 3.19. Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium Akibat Beban Mati ... 82
commit to user
Gambar 3.22. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama ... 102
Gambar 3.23. Luasan Plafon Kuda-Kuda Utama... 104
Gambar 3.24. Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Mati ... 105
Gambar 3.25. Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Angin ... 113
Gambar 3.26. Panjang Batang Kuda-Kuda Utama ... 124
Gambar 3.27. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama ... 125
Gambar 3.28. Luasan Plafon Kuda-Kuda Utama... 126
Gambar 3.29. Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Mati ... 127
Gambar 3.30. Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Angin ... 135
Gambar 4.1. Denah Pelat Lantai ... 147
Gambar 4.2. Pelat Tipe A... 148
Gambar 4.3. Perencanaan Tinggi Efektif... 151
Gambar 4.4. Perencanaan Tangga... 157
Gambar 4.5. Detail Tangga ... 158
Gambar 4.6. Tebal Equivalent ... 159
Gambar 4.7. Rencana Tumpuan Tangga Dan Bordes... 161
Gambar 4.8. Rencana Balok Bordes ... 164
Gambar 4.9. Pondasi Tangga ... 168
Gambar 5.1. Denah Pembebanan Balok Anak... 172
Gambar 5.2. Lebar Equivalen Balok Anak As C (1 - 8) ... 174
Gambar 5.3. Lebar Equivalen Balok Anak As 2 (B - D) ... 180
Gambar 5.4. Lebar Equivalen Balok Anak As 4 (A - E). ... 186
Gambar 5.5. Lebar Equivalen Balok Anak As 6 (B - E)... 192
Gambar 6.1. Denah Pembebanan Balok Portal ... 198
Gambar 6.2. Lebar Equivalen Balok Portal As 1’ (B - D)... 202
Gambar 6.3. Lebar Equivalen Balok Portal As 1 (A - E) ... 203
Gambar 6.4. Lebar Equivalen Balok Portal As 3 (A - E) ... 204
Gambar 6.5. Lebar Equivalen Balok Portal As 5 (A - E) ... 205
Gambar 6.6. Lebar Equivalen Balok Portal As 6 (A - B) ... 206
Gambar 6.7. Lebar Equivalen Balok Portal As 6 (E - F) ... 207
commit to user
Gambar 6.10. Lebar Equivalen Balok Portal As 9 (B - C) ... 212
Gambar 6.12. Lebar Equivalen Balok Portal As A (1 - 8) ... 212
Gambar 6.13. Lebar Equivalen Balok Portal As B (1’ - 9)... 213
Gambar 6.14. Lebar Equivalen Balok Portal As C (8 - 9) ... 217
Gambar 6.15. Lebar Equivalen Balok Portal As C (1’ - 1)... 218
Gambar 6.16. Lebar Equivalen Balok Portal As D (1’ - 8)... 218
Gambar 6.17. Lebar Equivalen Balok Portal As E (1 - 8) ... 221
Gambar 6.18. Lebar Equivalen Balok Portal As F (6 - 8)... 223
Gambar 6.19. Bidang Momen Ring Balk 1 (A – E)... 224
Gambar 6.20. Bidang Geser Ring Balk 1 (A – E)... 225
Gambar 6.21. Bidang Momen Portal As D (1’ – 9) ... 229
Gambar 6.22. Pembebanan Pada As D (1’ – 9) ... 229
Gambar 6.23. Bidang Momen Portal As B (1’ – 9) ... 230
Gambar 6.24. Pembebanan Pada As B (1’ – 9) ... 230
Gambar 6.25. Bidang Geser Portal As B (1’ – 9) ... 230
Gambar 6.26. Denah Balok Portal ... 238
Gambar 6.27. Bidang Aksial Kolom... 239
Gambar 6.28. Bidang Aksial Kolom... 239
Gambar 6.29. Bidang Momen Kolom... 239
Gambar 6.30. Bidang Momen Kolom... 240
Gambar 6.31. Bidang Geser Kolom... 240
Gambar 6.32. Denah Kolom ... 246
Gambar 6.33. Bidang Momen Sloof ... 247
Gambar 6.34. Bidang Momen Sloof ... 247
Gambar 6.35. Bidang Geser Sloof ... 248
Gambar 6.36. Bidang Geser Sloof ... 248
Gambar 7.1. Perencanaan Pondasi F1... 256
commit to user
A = Luas penampang batang baja (cm2)
B = Luas penampang (m2)
As’ = Luas tulangan tekan (mm2)
As = Luas tulangan tarik (mm2)
B = Lebar penampang balok (mm)
C = Baja Profil Canal
D = Diameter tulangan (mm)
Def = Tinggi efektif (mm)
E = Modulus elastisitas(m)
e = Eksentrisitas (m)
F’c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)
Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa)
g = Percepatan grafitasi (m/dt)
h = Tinggi total komponen struktur (cm)
H = Tebal lapisan tanah (m)
I = Momen Inersia (mm2)
L = Panjang batang kuda-kuda (m)
M = Harga momen (kgm)
Mu = Momen berfaktor (kgm)
N = Gaya tekan normal (kg)
Nu = Beban aksial berfaktor
P’ = Gaya batang pada baja (kg)
q = Beban merata (kg/m)
q’ = Tekanan pada pondasi ( kg/m)
S = Spasi dari tulangan (mm)
Vu = Gaya geser berfaktor (kg)
W = Beban Angin (kg)
Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm)
φ = Diameter tulangan baja (mm)
θ = Faktor reduksi untuk beton
ρ = Ratio tulangan tarik (As/bd)
σ = Tegangan yang terjadi (kg/cm3)
commit to user
Anonim, 2002, Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Anonim, 2002, Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1971-2002), Direktorat Penyelidik
Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Anonim, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971, N.1-2 Cetakan ke-7, Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.
Anonim, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG), 1983, Cetakan ke-2, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Direktorat Jendral Cipta Karya Yayasan Lembaga Penyelidik Masalah Bangunan, Bandung.
commit to user
Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban Hidup... 5
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U... 7
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan
ø
... 8Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording... 31
Tabel 3.2 Panjang Batang Pada Setengah Kuda-Kuda ... 34
Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-Kuda... 45
Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda... 47
Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda... 47
Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda ... 54
Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai ... 56
Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Jurai ... 68
Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Jurai ... 70
Tabel 3.10 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai ... 71
Tabel 3.11 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai... 78
Tabel 3.12 Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Trapesium... 79
Tabel 3.13 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Trapesium ... 89
Tabel 3.14 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium ... 91
Tabel 3.15 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Trapesium ... 92
Tabel 3.16 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium ... 99
Tabel 3.17 Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama (KU)... 101
Tabel 3.18 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama (KU) ... 113
Tabel 3.19 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama (KU) ... 115
Tabel 3.20 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama (KU) ... 115
Tabel 3.21 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) ... 123
Tabel 3.22 Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama (KU)... 124
Tabel 3.23 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama (KU) ... 134
Tabel 3.24 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama (KU) ... 137
Tabel 3.25 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama (KU) ... 137
Tabel 3.26 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) ... 144
commit to user
Tabel 4.2 Penulangan Pelat Lantai... 156
Tabel 5.1 Perhitungan Lebar Equivalen... 173
Tabel 5.2 Penulangan Balok Anak... 197
Tabel 6.1 Perhitungan Lebar Equivalen... 201
Tabel 9.1 Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda... 277
Tabel 9.2 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda ... 278
Tabel 9.3 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Trapesium ... 279
Tabel 9.4 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai... 280
Tabel 9.5 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) ... 281
Tabel 9.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) ... 283
Tabel 9.7 Rekapitulasi Perencanaan Penulangan Pelat Lantai... 284
Tabel 9.8 Rekapitulasi Perencanaan Penulangan Tangga... 285
Tabel 9.9 Penulangan Balok Anak... 285
Tabel 9.10 Rekapitulasi Penulangan Balok Portal... 286
Tabel 9.11 Rekapitulasi Penulangan Pondasi Foot Plat ... 287
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menghadapi masa depan yang semakin modern, kehadiran seorang Ahli Madya
Teknik Sipil siap pakai yang menguasai dibidangnya sangat diperlukan. Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan,
bertujuan untuk menghasilkan Ahli Madya Teknik Sipil yang berkualitas,
bertanggung jawab, dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan dan ikut
serta menyukseskan pembangunan nasional.
Semakin pesatnya perkembangan dunia tekniksipil di Indonesia saat ini menuntut
terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam
bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai
bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita
akan semakin siap menghadapi tantangannya.
Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber
daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas
Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan struktur gedung
bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya
dan mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2. Maksud dan Tujuan
Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan
berteknologi, serta derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang
commit to user
teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya.
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan
bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab,
kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan
nasional di Indonesia.
Program Studi DIII Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret memberikan tugas akhir dengan maksud dan tujuan :
a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana
sampai bangunan bertingkat.
b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan
pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.
c. Mahasiswa dapat mengembangkan daya pikirnya dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi dalam perencanaan struktur gedung.
1.3. Kriteria Perencanaan
a. Spesifikasi Bangunan
1) Fungsi Bangunan : Restaurant dan Toko.
2) Luas Bangunan : 938,38 m2.
3) Jumlah Lantai : 2 lantai.
4) Elevasi Lantai : 3,5 m.
5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja.
6) Penutup Atap : Genteng.
7) Pondasi : Foot Plat.
b. Spesifikasi Bahan
1) Mutu Baja Profil : BJ 37.
2) Mutu Beton (f’c) : 20 MPa.
3) Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 240 MPa.
commit to user
1.4. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku
a. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI
03-1729-2002).
b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2002).
c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung (1983).
commit to user
BAB 2
DASAR TEORI
2.1.
Dasar Perencanaan
2.1.1. Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang
mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus
yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada
struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung
(1983), beban-beban tersebut adalah :
a. Beban Mati (qd)
Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian–penyelesaian, mesin-mesin serta
peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu. Untuk
merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan
bangunan dan komponen gedung adalah :
1. Bahan Bangunan :
a. Baja ... 7.850 kg/ m3
b. Beton Bertulang ... 2.400 kg/m3
c. Beton biasa ... 2.200 kg/m3
d. Pasangan batu belah ... 2.200 kg/m3
2. Komponen Gedung :
a. Dinding pasangan bata merah setengah batu ... 250 kg/m2
b. Langit – langit dan dinding termasuk rusuk – rusuknya
tanpa penggantung ... 11 kg/m2
c. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk... 50 kg/m2
d. Penutup lantai dari ubin semen portland, keramik dan beton
(tanpa adukan) per cm tebal... 24 kg/m2
commit to user b. Beban Hidup (ql)
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan.
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi
bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari :
1. Beban atap... 100 kg/m2
2. Beban tangga dan bordes ... 300 kg/m2
3. Beban lantai ... 250 kg/m2
Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua
bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung
tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari
sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan
dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung
yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel 2.1 :
Tabel 2.1. Koefisien Reduksi Beban Hidup
Penggunaan Gedung Koefisien Beban Hidup untuk
Perencanaan Balok Induk
1. PERUMAHAN/PENGHUNIAN :
Rumah tinggal, hotel, rumah sakit
2. PERDAGANGAN :
Toko,toserba,pasar
3. GANG DAN TANGGA :
a. Perumahan / penghunian
b. Pendidikan, kantor
c. Pertemuan umum, perdagangan dan
penyimpanan, industri, tempat
kendaraan
0,75
0,80
0,75 0,75 0,90
commit to user c. Beban Angin (W)
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban Angin ditentukan
dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang
bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan
negatif yang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan
tiup dengan koefisien – koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25
kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi
pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m2.
Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup :
1) Dinding Vertikal
a. Di pihak angin... + 0,9
b. Di belakang angin ... - 0,4
2) Atap segitiga dengan sudut kemiringan α
a. Di pihak angin : α< 65 ... 0,02 α- 0,4
65°< α< 90° ... + 0,9
b. Di belakang angin, untuk semua α ... - 0,4
d. Beban Gempa (E)
Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.
Dalam perencanaan ini beban gempa tidak diperhitungkan.
2.1.2. Sistem Kerjanya Beban
Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu
elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di
commit to user
besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan
lebih kecil.
Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung
bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban
balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke
tanah dasar melalui pondasi.
2.1.3. Provisi Keamanan
Dalam pedoman beton SNI 03-2847-2002, struktur harus direncanakan untuk
memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban
normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk
memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (
φ
), yaitu untukmemperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat
terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan
penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang
kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari
kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan.
Seperti diperlihatkan faktor pembebanan (U) pada tabel 2.2. dan faktor reduksi
kekuatan (
φ
) pada tabel 2.3. :Tabel 2.2. Faktor Pembebanan U
No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U
1.
2.
3.
4.
5.
D, L
D, L, W
D, W
D, L, E
D, E
1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R)
0,9 D + 1,6 W
1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E
0,9 D ± 1,0E
commit to user Keterangan :
D = Beban mati
L = Beban hidup
W = Beban angin
E = Beban gempa
Tabel 2.3. Faktor Reduksi Kekuatan
φ
No GAYA
φ
1.
2.
3.
4.
5.
Lentur tanpa beban aksial
Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur
Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
a. Komponen dengan tulangan spiral
b. Komponen lain
Geser dan torsi
Tumpuan Beton
0,80
0,80
0,70
0,65
0,75
0,65
Sumber : SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat
kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi
pemisahan material sehingga timbul rongga - rongga pada beton. Sedang untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka
diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.
Beberapa persyaratan utama pada pedoman beton SNI 03-2847-2002 adalah
sebagai berikut :
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang
commit to user
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan
pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan
jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm.
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a. Untuk pelat dan dinding = 20 mm
b. Untuk balok dan kolom = 40 mm
c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 40 mm
2.2.
Perencanaan Struktur Atap
Atap direncanakan dari struktur baja yang dirakit di tempat atau di proyek.
Perhitungan struktur rangka atap didasarkan pada panjang bentangan jarak kuda–
kuda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban
yang bekerja, yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah
diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan
dimensi serta batang dari kuda–kuda tersebut. Seperti terlihat pada gambar 2.1. :
commit to user 1600
4
5
0
Keterangan :
KU = Kuda-kuda utama G = Gording
KT = Kuda-kuda trapesium R = Reng
SK1 = Setengah kuda-kuda besar U = Usuk
SK2 = Seperempat kuda-kuda N = Nok
J = Jurai luar LS = Lisplank
B = Bracing
2.2.1. Rencana Rangka Kuda-Kuda
Rencana kuda-kuda seperti terlihat pada gambar 2.2. :
Gambar 2.2. Rencana Kuda-Kuda
a. Pembebanan
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah :
1) Beban mati
2) Beban hidup
3) Beban angin
b. Asumsi Perletakan
1) Tumpuan sebelah kiri adalah sendi.
2) Tumpuan sebelah kanan adalah rol.
1,538
1,538
1,538
300
commit to user c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
d. Perhitungan dimensi profil kuda-kuda.
1) Batang tarik
Fy Pmak Agperlu =
... (1)
An U Ae = .
... (2)
Fu Ae Pn=0,75. .
φ ... (3)
Dengan syarat yang terjadi :
Pn
φ > Pmak
... (4)
2) Batang tekan
i lk
x
= ... (5)
. 0,7 E leleh g = 2 leleh 2400 kg/cm dimana, =
... (6)
g s =
... (7)
Apabila = ... (8)
s λ . 67 , 0 6 , 1 43 , 1 − = ... (9) 2 s 1,25.λ
= ... (10)
kontrol tegangan :
ijin σ ≤ = Fp . Pmaks. ... (11) 3) Sambungan
commit to user b) Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 × σijin ... (13)
c) Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. Tumpuan = 1,5 × σijin ... (14)
d) Kekuatan baut
Pgeser = 2 . ¼ . π. d2. τgeser ... (15)
Pdesak = δ. d . τtumpuan ... (16)
e) Jumlah mur-baut à
geser maks
P P
n =
... (17)
f) Jarak antar baut
Jika 1,5 d ≤S1 ≤3 d S1= 2,5 d ... (18)
Jika 2,5 d ≤S2 ≤7 d S2= 5 d ... (19)
2.2.2 Perencanaan Gording
a. Pembebanan.
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja pada gording adalah :
1. Beban mati (titik).
Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar 2.3. :
Gambar 2.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik) α
y
q qy
qx
commit to user Menentukan beban mati (titik) pada gording (q)
a) Menghitung :
qx= q sin α ... (20)
qy= q cos α ... (21)
Mx1= 1/8. qy. L2 ... (22)
My1= 1/8. qx. L2 ... (23)
2. Beban hidup
Beban hidup, seperti terlihat pada gambar 2.4. :
Gambar 2.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup
a) Menentukan beban hidup pada gording (P)
b) Menghitung :
Px= P sin α ... (24)
Py= P cos α ... (25)
Mx2= 1/4. Py. L ... (26)
My2= 1/4. Px. L ... (27) x
y
α
P Py
commit to user 3. Beban angin
Beban angin, seperti terlihat pada gambar 2.5. :
TEKAN HISAP
Gambar 2.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2
a) Koefisien angin tekan = (0,02α– 0,4)
b) Koefisien angin hisap = – 0,4
Beban angin :
a) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)...(28)
b) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)...(29)
Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :
1) Mx (tekan) = 1/8. W1. L2 ... (30)
Mx (hisap) = 1/8. W2. L2 ... (31)
b. Kontrol terhadap tegangan
2 2
+ =
Wy My Wx
Mx L
σ
... (32)
Keterangan :
Mx = Momen terhadap arah x Wx = Beban angin terhadap arah x
commit to user c. Kontrol terhadap lendutan
Secara umum, lendutan maksimum akibat beban mati dan beban hidup harus
lebih kecil daripada balok yang terletak bebas atas dua tumpuan, L adalah
bentang dari balok tersebut, pada balok menerus atau banyak perletakkan, L
adalah jarak antar titik beloknya akibat beban mati,sedangkan pada balok
kantilever L adalah dua kali panjang kantilevernya. (PPBBI pasal 15.1 butir 1)
sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumus:
Iy E L Px Iy E L qx Zx . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
+ = ... (33) Ix E L Py Ix E L qy Zy . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
+ = ... (34) 2 2 Zy Zx
Z = +
... (35)
Keterangan:
Z = lendutan pada baja
qy = beban merata arah y
Zx = lendutan pada baja arah x
Ix = momen inersia arah x
Zy = lendutan pada baja arah y
Iy = momen inersia arah y
qx = beban merata arah x
commit to user
2.3.
Perencanaan Struktur Beton
Ada dua jenis struktur didalam perencanaan beton bertulang yaitu struktur statis
tertentu dan struktur statis tidak tertentu.
Pada struktur statis tertentu diagram – diagram gaya dalam dapat ditentukan
secara mudah dengan tiga persyaratan kesetimbangan yaitu ∑M = 0 ; ∑V = 0 ;
∑H = 0.
Pada struktur statis tak tertentu, besarnya momen tidak dapat ditentukan hanya
dengan menggunakan tiga persamaan kesetimbangan yang telah disebutkan,
perobahan bentuk struktur ini serta ukuran komponennya memegang peranan
penting didalam menentukan distribusi momen yang bekerja didalamnya. Letak
tulangan pada struktur statis tak tertentu dapat ditentukan dengan menggambarkan
bentuknya setelah mengalami perobahan bentuk.
Gambar 2.6. Diagram Tegangan pada Beton
2.3.1. Perencanaan Pelat Lantai
Dalam perencanaan struktur pelat bangunan ini menggunakan metode
perhitungan 2 Arah. Dengan ketentuan Beban pelat
lantai pada jenis ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat balok
pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah sisi pelat.
commit to user Kode tulangan :
• Lapisan terluar
• Lapisan kedua dari luar
• Lapisan terluar
• Lapisan kedua dari luar
Dengan perencanaan :
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 250 kg/m2
L
1/4 L 1/4 L
∅p10 - 250
∅p10 - 250
∅p10 - 250
∅p10 - 250
∅p10 - 220
∅p8 - 250
∅p8 - 250 ∅p10 - 250
∅p10 - 220 ∅p10 - 125
Gambar 2.7. Contoh Sketsa Penulangan Pelat
commit to user b. Asumsi Perletakan : jepit elastis dan jepit penuh
c. Analisa struktur menggunakan tabel 13.3.1, 13.3.2 PBBI-1971.
d. Analisa tampang menggunakan SNI 03-2847-2002.
Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut :
1) Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm
2) Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau 2h
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
φ u n
M
M = ... (36)
dengan,φ =0,80
m =
c y xf f ' 85 ,
0 ... (37)
Rn = 2
bxd Mn ... (38) ρ= − − fy 2.m.Rn 1 1 m 1 ... (39)
ρb =
+ β fy 600 600 . . fy fc . 85 , 0 ... (40)
ρmax= 0,75 . ρb ... (41)
ρmin < ρ< ρmaks tulangan tunggal
ρ< ρmin dipakai ρmin = 0,0025
As = ρada . b . d ... (42) Luas tampang tulangan
As = Jumlah tulangan x Luas ... (43)
2.3.2. Perencanaan Balok
Dalam perencanaan balok langkah pertama yang perlu dilakukan untuk
commit to user
pada struktur untuk kemudian hasil perencanaan dianalisa apakah memenuhi
syarat atau tidak, adapun syarat yang dipakai adalah :
h = 1/10 L – 1/15 L
b = 1/2 h – 2/3 h
secara umum hubungan antara d dan h ditentukan oleh :
d = h -1/2Øtul- Øsengk- p ... (44)
keterangan :
h = tinggi balok
b = lebar balok
d = tinggi efektif
L = panjang bentang
Øtul = diameter tulangan utama.
Øsengk = diameter sengkang.
Gambar 2.8 Penampang Balok
Dengan perencanaan :
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 250 kg/m2
b. Asumsi Perletakan : jepit jepit
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002. d
h
commit to user Perhitungan tulangan lentur :
φ u n
M
M = ... (45)
dengan,φ =0,80
m =
c y xf f ' 85 , 0 ...(46)
Rn = 2
bxd Mn ...(47) ρ= − − fy 2.m.Rn 1 1 m 1 ... (48)
ρb =
+ β fy 600 600 . . fy fc . 85 , 0 ... (49)
ρmax= 0,75 . ρb ... (50) ρmin = 1,4/fy ... (51)
ρmin < ρ< ρmaks tulangan tunggal
ρ< ρmin dipakai ρmin
Perhitungan tulangan geser :
60 , 0 = φ
Vc= 16x f'cxbxd
... (52)
φVc = 0,6 x Vc ... (53)
( perlu tulangan geser )
Vu < ∅Vc < 3 Ø Vc
(tidak perlu tulangan geser)
Vs perlu = Vu – Vc ... (54)
( pilih tulangan terpasang )
Vs ada = s
d fy Av. . ) (
... (55)
commit to user
2.3.3. Perencanaan Kolom
Kolom direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada
semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor
pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi
pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban
aksial juga harus diperhitungkan. Momen-momen yang bekerja harus
didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan
kekakuan relatif kolom dengan memperhatikan kondisi kekangan pada ujung
kolom.
Gambar 2.9. Penampang kolom h
b
commit to user
Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu :
1. Keruntuhan seimbang, bila Pn = Pnb.
2. Keruntuhan tarik, bila Pn < Pnb.
3. Keruntuhan tekan, bila Pn > Pnb.
Adapun langkah-langkah perhitungannya :
1. Menghitung Mu, Pu, e = ... (56)
2. Tentukan f’c dan fy
3. Tentukan b, h dan d
4. Hitung Pnb secara pendekatan As = As’
Maka Pnb = Cc = 0,85.f’c.ab.b ... (57)
Dengan: ab = d
fy + 600 600 1 β ... (58)
Hitung Pn perlu= ...(59)
Bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik
As = ) .( ) 2 2 .( i d d fy d h e Pn − + − ... (60) b c f Pn a perlu . ' . 85 , 0 = ... (61)
Bila Pnperlu> Pnb maka terjadi keruntuhan tekan.
5 , 0 '
1= − +
d d e k ... (62) 18 , 1 . 3 2
2 = +
d he k ... (63) − = Kc k k Pn k fy
As . perlu .
1 ' 2 1 1 ... (64) c f h b
commit to user
Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dicek dengan analisis dan
memenuhi : Pn
Keterangan :
As = Luas tampang baja e = Eksentrisitas
b = Lebar tampang kolom Pn = Kapasitas minimal kolom
d = Tinggi efektif kolom k = faktor jenis struktur
d’ = Jarak tulangan kesisi He = Tebal kolom
luar beton (tekan) f’c = Kuat tekan beton
2.4.
Perencanaan Struktur Pondasi
Dalam perencanaan struktur ini, pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak
(foot plat) yang termasuk pondasi dangkal alasanya karena merupakan bangunan
2 lantai dan digunakan pada kondisi tanah dengan sigma antara : 1,5 - 2,00
kg/cm2. Agar pondasi tidak mengalami penurunan yang signifikan, maka
diperlukan daya dukung tanah yang memadai yaitu kemampuan tanah untuk
menahan beban diatasnya tanpa mengakibatkan tanah tersebut runtuh. Adapun
langkah-langkah perhitungan pondasi yaitu :
a. Menghitung daya dukung tanah
A Pu
ah =
tan
σ
... (66)
ah Pu A
tan σ =
... (67)
A L
B= = ... (68)
yang terjadi =
2
. ). 6 1
( bL
M A
Ptotal total
±
... (69)
commit to user
Dengan : ijin tanah 1,1 kg/m2
A = Luas penampang pondasi
B = Lebar pondasi
Pu = Momen terfaktor
L = Panjang pondasi
b. Menghitung berat pondasi Vt = (Vu + berat pondasi).
c. Menghitung tegangan kontak pondasi (qu).
2 . . 2 1 L qu Mu= ... (70) φ Mu Mn= ... (71) c f fy m ' . 85 , 0 = ... (72) 2 .d b Mn Rn= ... (73) − − = fy Rn m m . . 2 1 1 . 1 ρ ... (74)
Jika < tulangan tunggal
Jika > tulangan rangkap
Jika > dipakai ρmin =
fy
4 , 1
As = ada. b . d ...(75)
Keterangan :
Mn = Momen nominal b = Lebar penampang
Mu = Momen terfaktor d = Jarak ke pusat tulangan tarik
= Faktor reduksi fy = Tegangan leleh
= Ratio tulangan Rn = Kuat nominal
f’c = Kuat tekan beton
d. Perhitungan tulangan geser.
commit to user
Gambar 2.10. Pondasi Foot plat
Perhitungan :
Mencari P dan ht pada pondasi.
L = 2 (2ht + b + a) = ... (kg/cm2) ... (75)
... (76)
... (77)
, maka (tebal Foot plat cukup, sehingga tidak memerlukan
tulangan geser pons).
Keterangan :
ht = Tebal pondasi.
P = Beban yang ditumpu pondasi.
= Tulangan geser pons.
½ ht
½ ht ½ ht
commit to user
BAB 3
PERENCANAAN ATAP
3.1. Rencana Atap
Gambar 3.1 Rencana Atap
Keterangan :
KU = Kuda-kuda utama G = Gording
KT = Kuda-kuda trapesium R = Reng
SK1 = Setengah kuda-kuda besar U = Usuk
SK2 = Seperempat kuda-kuda N = Nok
J = Jurai luar
commit to user
3.1.1. Dasar Perencanaan
Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu
sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu :
a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar
b. Jarak antar kuda-kuda : 4,00 m
c. Kemiringan atap (α) : 30°
d. Bahan gording : baja profil lip channels ( )
e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( )
f. Bahan penutup atap : genteng tanah liat
g. Alat sambung : baut-mur
h. Jarak antar gording : 1,538 m
i. Mutu baja profil : BJ-37
fu = 370 MPa
fy = 240 Mpa
Gambar 3.2 Rencana Kuda-Kuda
1,538
1,538
1,538
1600
4
5
0
4
6
0
commit to user
3.2
Perencanaan Gording
3.2.1. Perencanaan Pembebanan
Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal
kait ( ) 150 x 75 x 20 x 4,5 dengan data sebagai berikut :
Kemiringan atap (α) = 30°
Jarak antar gording (s) = 1,538 m
Jarak antar kuda-kuda utama (L) = 4,00 m
Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG) 1983, sebagai berikut :
a. Berat penutup atap = 50 kg/m2
b. Beban angin = 25 kg/m2
c. Beban hidup (pekerja) = 100 kg
d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m2
a. Berat gording = 11,0 kg/m
b. Ix = 489 cm4
c. Iy = 99,2 cm4
d. H = 150 mm
e. b = 75 mm
f. ts = 4,5 mm
g. tb = 4,5 mm
h. Zx = 65,2 cm3
commit to user
3.2.2. Perhitungan Pembebanan
a. Beban mati (titik)
Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar 3.3. :
Gambar 3.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik).
Berat gording = 11,0 kg/m
Berat penutup atap = 1,538 x 50 kg/m = 76,9 kg/m
q = 87,9 kg/m
qx = q sin α = 87,9 x sin 30° = 43,95 kg/m
qy = q cos α = 87,9 x cos 30° = 76,12 kg/m
Mx1 = 1/8. qy. L2 = 1/8x 76,12 x (4,0)2 = 152,25 kgm
My1 = 1/8. qx. L2 = 1/8x 43,95 x (4,0)2 = 87,90 kgm
b. Beban hidup
Beban hidup, seperti terlihat pada gambar 3.4. :
Gambar 3.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup.
+
x
α
y
q qy
qx
x
α
y
P Py
commit to user P diambil sebesar 100 kg.
Px = P sin α = 100 x sin 30° = 50 kg
Py = P cos α = 100 x cos 30° = 86,60 kg
Mx2= 1/4. Py. L = 1/4x 86,60 x 4,0 = 86,60 kgm
My2= 1/4. Px. L = 1/4x 50 x 4,0 = 50 kgm
c. Beban angin
Beban angin, seperti terlihat pada gambar 3.5. :
TEKAN HISAP
Gambar 3.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin.
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2
Koefisien kemiringan atap (α) = 30°
1) Koefisien angin tekan = (0,02α– 0,4)
= (0,02 . 30 – 0,4)
= 0,2
2) Koefisien angin hisap = – 0,4
Beban angin :
1) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,2 x 25 x ½ x (1, 538 + 1, 538) = 7,69 kg/m
2) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= – 0,4 x 25 x ½ x (1, 538+1, 538) = -15,38 kg/m
Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :
1) Mx (tekan) = 1/8. W1. L2 = 1/8x 7,69 x (4,0)2 = 15,38 kgm
commit to user Kombinasi = 1,2D + 1,6L ± 0,8W
1) Mx
Mx (max) = 1,2D + 1,6L + 0,8W
= 1,2 (152,25) + 1,6 (86,60) + 0,8 (15,38) = 333,564 kgm
Mx (min) = 1,2D + 1,6L - 0,8W
= 1,2 (152,25) + 1,6 (86,60) - 0,8 (30,76) = 296,652 kgm
2) My
My (max) = Muy (min)
= 1,2 (87,90) + 1,6 (50) = 185,48 kgm
Tabel 3.1. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording
Momen Beban Mati (kgm) Beban Hidup (kgm)
Beban Angin Kombinasi
Tekan (kgm) Hisap (kgm) Minimum (kgm) Maksimum (kgm) Mx My 152,25 87,90 86,60 50
15,38 -30,76 296,652
185,48
333,564
185,48
3.2.3. Kontrol Terhadap Tegangan
a. Kontrol terhadap tegangan Maximum
Mx = 333,564 kgm = 3335640 Nmm
My = 185,48 kgm = 1854800 Nmm
Periksa syarat kelangsingan profil:
33 , 8 4,5 . 2 75 2.t b =
= < 10,97
240 170
fy 170
p= = =
λ 22 , 30 4,5 2,5) 2(4,5 -150 t h = +
= < 108,44
240 1680
fy 1680
p= = =
λ
commit to user
Mnx= Zx. fy= 65200 . 240 = 15648000 Nmm
Mny= Zy. fy= 19800 . 240 = 4752000 Nmm
Check tahanan momen lentur yang terjadi:
1 .
. nx + ny ≤
b M My M Mx φ φ 1 67 , 0 4752000 . 9 , 0 1854800 00 0,9.156480
3335640 + = ≤
...OK
b. Kontrol terhadap tegangan Minimum
Mx = 296,652 kgm = 2966520 Nmm
My = 185,48 kgm = 1854800 Nmm
Periksa syarat kelangsingan profil:
33 , 8 4,5 . 2 75 2.t b =
= < 10,97
240 170
fy 170
p= = =
λ 22 , 30 4,5 2,5) 2(4,5 -150 t
h = + =
< 108,44
240 1680
fy 1680
p= = =
λ
Penampang kompak!
Mnx= Zx. fy= 65200 . 240 = 15648000 Nmm
Mny= Zy. fy= 19800 . 240 = 4752000 Nmm
Check tahanan momen lentur yang terjadi:
1 .
. nx + ny ≤
b M My M Mx φ φ 1 64 , 0 4752000 . 9 , 0 1854800 00 0,9.156480
2966520 + = ≤
commit to user
3.2.4 Kontrol Terhadap Lendutan
Di coba profil : 150 x 75 x 20 x 4,5
E = 2,1 x 106 kg/cm2
Ix = 489 cm4
Iy = 99,2 cm4
qx = 0,4395 kg/cm
qy = 0,7612 kg/cm
Px = 50 kg
Py = 86,60 kg
L Zijin = ×
300 1 = × = 400 300 1
Zijin 1,33 cm
Zx =
y
y EI
L Px I E L qx . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
+ = 2 , 99 . 10 . 1 , 2 . 48 400 . 50 2 , 99 . 10 . 1 , 2 . 384 ) 400 .( 4395 , 0 . 5 . 6 3 6 4 +
= 1,023 cm
Zy =
x
x EI
L Px I E l qy . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
+ = 489 . 10 . 1 , 2 . 48 400 . 50 489 . 10 1 , 2 . 384 ) 400 .( 7612 , 0 . 5 6 3 6 4 + × = 0,312
Z = Zx2 ÷Zy2
= 1,0232 +0,3122 =1,069
z ≤zijin
1,054 < 1,33 ……… aman !
Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 x 75 x 20 x 4,5 aman dan
commit to user
1 3 4 5 6
7
1 0
9
8
1 3
1 2
2
1 1
1 4 1 5 1 6
1 7 1 9
2 0 2 1
2 2 2 3
1 8
8 0 0
4
5
0
3.3. Perencanaan Setengah Kuda-kuda
Gambar 3.6. Panjang Batang Setengah Kuda- Kuda
3.3.1. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda
Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.2. Perhitungan Panjang Batang pada Setengah Kuda-Kuda
Nomor Batang Panjang Batang (m)
1 1,333
2 1,333
3 1,333
4 1,333
5 1,333
6 1,333
7 1,538
8 1,538
9 1,538
10 1,538
11 1,538
4
6
commit to user
12 1,538
13 0,767
14 1,538
15 1,533
16 2,032
17 2,300
18 2,659
19 3,067
20 3,344
21 3,833
22 4,059
23 4,600
3.3.2. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda
A. Luas Atap
commit to user Panjang ab = on = 1,923 m
Panjang bc = cd = nm = ml = st = tu = uv = 1,538 m
Panjang ao = bn = cm = dl = 4,00 m
Panjang ek = 3,333 m
Panjang fj = 2,00 m
Panjang gi = 0,667 m
Panjang vh = 0,769 m
Luas abno = ab x ao
= 1,923 x 4,00
= 7,69 m2
Luas bcmn = bc x bn
= 1,538 x 4,00
= 6,15 m2
Luas cdlm = cd x cm
= 1,538 x 4,00
= 6,15 m2
Luas dekl = (½ . st x dl) + ((½ x (½ st)) x ( ek + dl ))
= (½ . 1,538 x 4,00) + ((½ x (½ . 1,538)) x (3,333 + 4,00))
= 5,89 m2
Luas efjk = ½ tu ( ek + fj )
= ½ . 1,538 ( 3,333 + 2,00 )
= 4,10 m2
Luas fgij = ½ . uv . ( gi + fj )
= ½ . 1,538 (0,667 + 2,00)
= 2,05 m2
Luas ghi =½. vh. gi
=½. 0,769. 0,667
commit to user B. Luas Plafon
Gambar 3.8. Luasan Plafon
Panjang ab = on = 1,667 m
Panjang bc = cd = nm = ml = st = tu = uv =1,333 m
Panjang ao = bn = cm = dl = 4,00 m
Panjang ek = 3,333 m
Panjang fj = 2,00 m
Panjang gi = 0,667 m
Panjang vh = 0,667 m
Luas abno = ab x ao
=1,667 x 4,00
= 6,67 m2
Luas bcmn = bc x bn
= 1,333 x 4,00
= 5,33 m2
Luas cdlm = cd x cm
= 1,333 x 4,00
commit to user
Luas dekl = (½ st x dl) + ((½ x (½ . st)) x ( ek + dl ))
= (½ 1,333 x 4,00) + (½ x (½ . 1,333) ( 3,333 + 4,00 ))
= 5,11 m2
Luas efjk = ½ tu ( ek + fj )
= ½ 1,333 ( 3,333 + 2,00 )
= 3,55 m2
Luas fgij = ½ uv ( gi+ fj )
= ½ 1,333 ( 0,667 + 2,00 )
= 1,78 m2
Luas ghi = ½. vh. gi
= ½. 0,667. 0,667
= 0,22 m2
3.3.3. Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda
Data-data pembebanan :
Berat gording = 11 kg/m
Jarak antar kuda-kuda = 4,00 m
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat profil = 7,54 kg/m (50.50.5)
Gambar 3.9. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati
1 3 4 5 6
7
10 9
8 13
12
2
11
14 15 16
17 19
20 21
22 23
18 P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
commit to user 1. Perhitungan Beban
a. Beban Mati
1) Beban P1
a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4,00
= 44 kg
b) Beban atap = Luasan abno x Berat atap
= 7,69 x 50
= 384,6 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 1 + 7 ) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,333+1,538) x 7,54
= 10,823 kg
d) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 10,823
= 3,247 kg
e) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 10,823
= 1,082 kg
f) Beban plafon = Luasan abno x berat plafon
= 6,67 x 18
= 119,988 kg
2) Beban P2
a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4,00
= 44 kg
b) Beban atap = Luasan bcmn x Berat atap
= 6,15 x 50
= 307,6 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (7+8+13+14) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,538 + 1,538 + 0,767 + 1,538) x 7,54
commit to user
d) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 20,286
= 6,086 kg
e) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 20,286
= 2,029 kg
3) Beban P3
a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4,00
= 44 kg
b) Beban atap = Luasan cdlm x Berat atap
= 6,15 x 50
= 307,6 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (8+9+15+16) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,538 + 1,538 + 1,533 + 2,032) x7,54
= 25,036 kg
d) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 25,036
= 7,511 kg
e) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 25,036
= 2,504 kg
4) Beban P4
a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording
= 11 x 4,00
= 44 kg
b) Beban atap = Luasan dekl x Berat atap
= 5,11 x 50
commit to user
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (9+10 +17+18) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,538 +1,538 + 2,300+2,659) x 7,54
= 30,291 kg
d) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 30,291
= 9,087 kg
e) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 30,291
= 3,029 kg
5) Beban P5
a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording
= 11 x 2,67
= 29,370 kg
b) Beban atap = Luasan efjk x Berat atap
= 3,55 x 50
= 204,939 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (10+11+19+20) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,538+1,538+ 3,067+3,344) x7,54
= 35,765 kg
d) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 35,765
= 10,730 kg
e) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 35,765
= 3,577 kg
6) Beban P6
a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording
= 11 x 1,33
commit to user
b) Beban atap = Luasan fgij x Berat atap
= 1,78 x 50
= 102,546 kg
c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (11+12+21+22) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,538 +1,538+3,833+4,059) x 7,54
= 41,349 kg
d) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 41,349
= 12,405 kg
e) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 41,349
= 4,135 kg
7) Beban P7
a) Beban atap = Luasan ghi x berat atap
= 0,22 x 50
= 12,823 kg
b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (12+23) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,538 + 4,600) x 7,54
= 23,140 kg
c) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 23,140
= 6,942 kg
d) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 23,140
= 2,314 kg
8) Beban P8
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1 + 2 + 13)x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,333 + 1,333 + 0,767) x 7,54
commit to user
b) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 12,942
= 3,883 kg
c) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 12,942
= 1,294 kg
d) Beban plafon = Luasan bcmn x berat plafon
= 5,33 x 18
= 95,976 kg
9) Beban P9
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (2 +3+14+15)x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,333+1,333+1,538+1,533) x 7,54
= 21,647 kg
b) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 21,647
= 6,494 kg
c) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 21,647
= 2,165 kg
d) Beban plafon = Luasan cdlm x berat plafon
= 5,33 x 18
= 95,976 kg
10) Beban P10
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (3+ 4+ 16+17)x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,333+1,333+2,032+2,300) x7,54
= 26,382 kg
b) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 26,382
commit to user
c) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 26,382
= 2,638 kg
d) Beban plafon = Luasan dekl x berat plafon
= 5,11 x 18
= 91,957 kg
11) Beban P11
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (4+5+18+19) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,333+1,333+2,659+3,067) x 7,54
= 31,637 kg
b) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 31,637
= 9,491 kg
c) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 31,637
= 3,164 kg
d) Beban plafon = Luasan efjk x berat plafon
= 3,55 x 18
= 63,944 kg
12) Beban P12
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (5+6+20+21)x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,333+1,333+3,344+3,833) x 7,54
= 37,108 kg
b) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 37,108
= 11,132 kg
c) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 37,108
= 3,711 kg
d) Beban plafon = Luasan fgij x berat plafon
= 1,78 x 18
commit to user
13) Beban P13
a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (6+22+23) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,333+4,059+4,600) x 7,54
= 37,669 kg
b) Beban plat sambung = 30%x beban kuda-kuda
= 30%x 37,669
= 11,301 kg
c) Beban bracing = 10%x beban kuda-kuda
= 10%x 37,669
= 3,767 kg
d) Beban plafon = Luasan ghi x berat plafon
= 0,22 x 18
= 4,001 kg
Tabel 3.3. Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-Kuda
Beban
Beban Atap
(kg)
Beban gording
(kg)
Beban Kuda
-kuda (kg)
Beban Bracing
(kg)
Beban Plat Penya-mbung
(kg)
Beban Plafon
(kg)
Jumlah Beban
(kg)
Input SAP 2000 8
(kg)
P1 384,600 44,000 10,823 1,082 3,247 119,988 563,74 564
P2 307,600 44,000 20,286 2,029 6,086 - 380,001 380
P3 307,600 44,000 25,036 2,504 7,511 - 386,651 387
P4 294,719 44,000 30,291 3,029 9,087 - 381,126 382
P5 204,939 29,370 35,765 3,577 10,730 - 284,381 285
P6 102,546 14,630 41,349 4,135 12,405 - 175,065 176
P7 12,823 - 23,140 2,314 6,942 - 45,219 46
P8 - - 12,942 1,294 3,883 95,976 114,095 115
P9 - - 21,647 2,165 6,494 95,976 126,282 127
P10 - - 26,382 2,638 7,915 91,957 128,892 129
P11 - - 31,637 3,164 9,491 63,944 108,236 109
P12 - - 37,108 3,711 11,132 31,996 83,947 84
commit to user b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5,P6,P7 = 100 kg
c. Beban Angin
Perhitungan beban angin :
Gambar 3.10. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2
Koefisien angin tekan = 0,02α −0,40
= (0,02 x 30) – 0,40 = 0,2
1) W1 = luasan abno x koef. angin tekan x beban angin
= 7,69 x 0,2 x 25 = 38,46 kg
2) W2 = luasan bcmn x koef. angin tekan x beban angin
= 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg
3) W3 = luasan cdlm x koef. angin tekan x beban angin
= 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg
4) W4 = luasan dekl x koef. angin tekan x beban angin
= 5,68 x 0,2 x 25 = 29,47 kg
5) W5 = luasan efjk x koef. angin tekan x beban angin
= 4,10 x 0,2 x 25 = 20,49 kg
6) W6 = luasan fgij x koef. angin tekan x beban angin
= 2,05 x 0,2 x 25 = 10,25 kg 7
8
9
10 11
12
16 15 14 13
21 20 19 18 17
22 23