• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan perpustakaan sekolah dalam mendukung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan perpustakaan sekolah dalam mendukung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM

MENDUKUNG KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP)

Di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah

Muhammad Azwar

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

muh.azwar@uinjkt.ac.id

Kaharuddin

Staf perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah

ABSTRAK

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan di tingkat sekolah yang berfungsi untuk mendukung tercapainya tujuan dari proses pembelajaran. Di samping itu, perpustakaan sekolah bertujuan untuk menanamkan dan membina minat baca siswa sehingga dapat menumbuhkan kesadaran belajar mandiri pada siswa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penerapan pengembangan KTSP sangat membutuhkan sumber-sumber informasi yang sangat penting dalam proses pembelajaran siswa. Perpustakaan sangat mendukung KTSP baik pada kegiatan perpustakaan maupun koleksi bahan perpustakaan agar dapat memenuhi kebutuhan sivitas sekolah. Pustakawan harus memahami penyelenggaraan perpustakaan agar sesuai dengan tujuan dari KTSP.

(2)

PENDAHULUAN

Dewasa ini, dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, berbagai upaya dilakukan, antara lain menyedia-kan sarana dan prasarana yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidi-kan, karena pendidikan me rupakan sua-tu proses yang berlangsung secara terus menerus. Melalui kegiatan ini diharap-kan dapat dihasildiharap-kan insan yang memiliki kepribadian dan kualitas. Pada sisi lain, kegiatan pendidikan merupakan proses yang berlangsung de ngan sistem yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mencipta-kan kualitas sumber daya manusia perlu dikembangkan dan difungsikan seba-gaimana mestinya. Tersedianya perpus-takaan sekolah memudahkan siswa untuk aktif mengunjungi perpustakaan yang be-rada di lingkungan sekolah. Perpustakaan menjadi mudah untuk dijangkau oleh siswa maupun guru dengan tujuan penca-paian kurikulum. Perpustakaan sekolah tidak hanya menyediakan buku referensi lainnya, sehingga siswa dapat meningkat-kan pengetahuan serta memperluas wa-wasannya melalui pendayagunaan per-pustakaan sekolah tersebut khususnya dalam meningkatkan cara belajar siswa aktif.

Sarana dan prasarana perpustakaan sekolah sebagai penunjang pelaksan-aan pendidikan di sekolah sangat pen-ting, sebab dengan sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh lembaga pen-didikan, sebagai bagian dari program pendidikan nasional, standar maksimal dalam pengembangan wawasan

intelek-tual sebagai syarat pembangunan dapat dicapai. Pendidikan nasional melibatkan perpustakaan sebagai sarana yang sangat efektif dalam setiap lembaga pendidikan, sebagaimana yang disebutkan dalam Un-dang-undang Nomor 43 tahun 2007 pasal 39 ayat 1 dan 2 berikut ini:

“(1) setiap penyelenggaraan perpustakaan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional perpustakaan, (2) sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.”

Dalam sistem pendidikan nasional secara tegas dinyatakan bahwa fungsi pen-didikan nasional adalah mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indone-sia dalam rangka upaya mewujudkan tu-juan pendidikan nasional. Lebih jauh lagi bahwa fungsi pendidikan nasional untuk memerangi segala kekurangan, keterbela-kangan, kebodohan, dan memantapkan ketahanan nasional serta meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan berdasarkan kebudayaan bangsa dan ke Bhineka Tung-gal Ekaan (Atmodiwirio 2005, 29).

(3)

pendidi-kan formal dan non formal menyediapendidi-kan sarana dan prasarana yang memenuhi ke-perluan pedidikan sesuai dengan pertum-buhan dan perkembangan potensi isik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Lebih lanjut dalam penjelasan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 disebutkan;

“... Standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pem belajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi...”. (Republik Indonesia 2003).

Saat ini, perpustakaan SMA Ne geri 1 Sinjai Tengah menempati ruangan labora-torium dan memiliki dua orang pustakawan serta empat buah rak buku dengan jumlah koleksi sebanyak 2.732 examplar. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya perpus-takaan ini juga me layani peminjaman dan pengembalian koleksi, baik kepada guru terlebih kepada siswa yang membutuhkan koleksi perpustakaan. Namun, tampaknya masih terdapat beberapa kekurangan, mi-salnya masih kurangya sarana dan prasa-rana yang dimiliki, belum seimbangnya antara jumlah koleksi dengan banyaknya siswa yang hal ini tentunya akan berpe-ngaruh pada peningkatan mutu pendidik-an di sekolah tersebut khususnya dalam mendukung Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

Berdasarkan uraian latar bela-kang yang dipaparkan di atas, maka permasalah an yang dapat diteliti secara mendasar dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah peranan

Perpus-takaan dalam Mendukung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah?

2. Kendala apa saja yang dihadapi per-pustakaan dalam mendukung Kuri-kulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah?

TINJAUAN TEORITIS

Peran Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru di kalangan masyarakat, di ma-na-mana telah diselenggarakan perpus-takaan, seperti di sekolah, baik sekolah umum, maupun Sekolah Kejuruan, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menen-gah atau Madrasah Aliyah. Begitu pula di kantor-kantor, bahkan sekarang telah digalakkan perpustakaan-perpustakaan umum baik di tingkat Kabupaten sampai di tingkat Desa.

(4)

khu-sus sekolah karena walaupun sama dalam tujuan umumnya, namun sekolah swasta mempunyai tujuan khusus yang sering berbeda daripada sekolah negeri.

Perpustakaan sekolah adalah kum-pulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku-buku (non book material) yang diorganisasikan secara sis-tematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses pembelajaran di sekolah.

Tujuan dan Manfaat

Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah bertujuan menyerap dan menghimpun informasi mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan ke-mampuan untuk menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, men-didik anak agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara eisien serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.

Penyelenggaraan perpustakaan se-kolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru me-nyelesaikan tugas-tugas dalam proses be-lajar mengajar. Oleh sebab itu, segala ba-han pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Agar dapat menunjang proses belajar mengajar.

Perpustakaan sekolah bermanfaat apabila benar-benar memperlancar

per-cakapan tujuan proses belajar menga-jar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid-murid, tetapi lebih lebih dari itu murid-murid mampu mencari, menemu-kan, menyaring dan menilai informasi, mereka terbiasa belajar mandiri, terlatih memiliki rasa tanggung jawab, dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengeta-huan, teknologi dan sebagainya.

Secara terinci manfaat perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan oleh sekolah dasar maupun sekolah menengah adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan sekolah dapat menim-bulkan kecintaan murid-murid terha-dap pembaca.

2. Perpustakaan sekolah dapat mem-perkaya pengalaman belajar murid-murid.

3. Perpustakaan sekolah dapat mena-namkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

Fungsi Perpustakaan Sekolah

Smith dkk. Dalam buku Ensiklo-pedinya yang berjudul “The Educator’s Escyclopedia” menyatakan “School library is a center for learning” yang artinya per-pustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar (Bafadal 2011, 6).

(5)

kelas, maupun buku-buku lain yang tidak ada hubungannya dengan mata pelaja-ran. Akan tetapi apabila ditinjau dari sudut tujuan untuk belajar, ada yang tu-juannya untuk memperoleh informasi, yang ada yang tujuannya untuk berlatih me nelusuri buku-buku perpustakaan se-kolah, ada yang tujuannya untuk mem-peroleh informasi, bahkan ada juga murid yang mengunjungi perpustakaan sekolah dengan tujuan hanya sekedar mengisi waktu senggangnya atau sifatnya rekrea-tif, baiklah berikut ini akan dijelaskan beberapa fungsi perpustakaan sekolah, antara lain:

1. Fungsi edukatif

Perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku, baik buku-buku iksi maupun non iksi. Buku-buku tersebut dapat mem-biasakan murid-murid belajar mandiri. Perpustakaan sekolah dapat meningkat-kan minat baca murid-murid, sehingga teknik membaca semakin lama semakin dikuasai. Selain itu, perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku yang disesuai-kan dengan kurikulum sekolah. Hal ini dapat menunjang penyelenggaraan pendidik an di sekolah. Perpustakaan se-kolah itu memiliki fungsi edukatif (Bafad-al 2011, 7)

2. Fungsi informatif

Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku saja, tetapi juga menyediakan majalah, bulletin, su-rat kabar, pamphlet, artikel, peta bahkan dilengkapi juga dengan alat-alat pandang-dengar, seperti overhead projector, slide projector, ilm strip projector, televisi, video, tape recorder dan sebagainya.

Se-mua ini akan memberikan informasi yang diperlukan oleh murid-murid. Oleh sebab itu, perpustakaan sekolah memiliki fungsi informatif.

3. Fungsi tanggung jawab administratif Fungsi ini tampak pada kegiatan se-hari-hari di perpustakaan sekolah. Setiap peminjaman dan pengembalian buku se-lalu dicatat oleh pustakawan. Setiap mu-rid yang masuk ke perpustakaan harus menunjukkan kartu anggota perpus-takaan, tidak diperbolehkan membawa tas, tidak boleh mengganggu teman-te-mannya yang sedang belajar. Apabila ada murid yang terlambat mengembalikan buku pinjamannya didenda, dan apabila ada murid yang telah menghilangkan buku pinjamannya harus menggantinya, baik dengan cara dibelikan di toko, mau-pun fotokopian. Semua ini mendidik mu-rid-murid bersikap dan bertindak secara administratif (Bafadal 2011, 8)

4. Fungsi riset

Perpustakaan menyediakan banyak bahan pustaka, adanya bahan pustaka yang lengkap, pemustaka dapat melaku-kan riset, yaitu mengumpulmelaku-kan data-data yang diperlukan. Misalnya seorang murid ingin meneliti tentang kehidupan orang-orang pada abad ke-17 yang lalu, atau se-orang guru ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tubuh seorang bayi, maka mereka dapat me-lakukan riset literatur atau yang dikenal dengan sebutan “library research” de ngan cara membaca buku-buku yang telah ter-sedia di dalam perpustakaan (Bafadal 2011, 8).

5. Fungsi rekreatif

(6)

ber-fungsi rekreatif, tidak berarti bahwa secara isik pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologis. Sebagai contoh, ada seorang murid yang membaca buku yang berjudul “Malang Kota Indah”. Di dalam buku tersebut se-lain dikemukakan mengenai kota Malang, juga disajikan gambar-gambar, seperti gambar gedung-gedung tempat-tempat hiburan, tempat-tempat para pariwisata, dan sebagainya. Selain itu, fungsi rekrea-tif berarti bahwa perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istrahat, dengan cara membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya (Bafadal 2011, 8).

Teknologi Informasi di

Perpus-takaan

Di era globalisasi, perpustakaan sekolah juga perlu menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat. Beberapa langkah strategis bisa dilakukan oleh pustakawan untuk mengembangkan per-pustakaan sekolah berwawasan global, misalnya dengan perpustakaan sekolah, penerapan aplikasi teknologi informasi (TI) dalam dunia perpustakaan, perpus-takaan digital, perpusperpus-takaan hybrid, dan pengembangan perpustakaan sekolah dengan paradigma kekinian.

Teknologi informasi banyak diguna-kan untuk pengelolaan suatu pekerjaan karena daya efektivitas dan eisiensinya yang sudah terbukti mampu memperce-pat kinerja. Kinerja yang cememperce-pat dan tememperce-pat akan meningkatkan nilai keuntungan bagi

suatu lembaga termasuk perpustakaan (Azwar 2015, 46) .

Pemanfaatan teknologi informasi ini dapat memudahkan proses pengelolaan per-pustakaan dalam rangka memberikan pe-layanan sebaik-baiknya kepada pemustaka.

Sistem otomasi, misalnya merupa-kan salah satu penerapan teknologi in-formasi, meliputi software dan hardware, di perpustakaan yang dapat memberikan manfaat besar bagi pengelola dalam hal ini pustakawan dan pemustaka atau peng-guna (Azwar 2013a).

Peran Pustakawan Sekolah

Sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlangsu ngan lembaga termasuk juga perpustakaan. Apalagi di kondisi saat ini, di mana per-saingan bisnis kian menajam sehingga menyadarkan orang bahwa pengetahuan menjadi faktor penting dalam mencipta-kan keunggulan.

Berbagai bidang kegiatan di Indone-sia saat ini menghadapi tuntutan untuk melaksanakan manajemen pengetahuan (knowledge management) agar tetap eksis. Konsep manajemen pengetahuan ini meli-puti pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam rangka untuk mencapai organisasi lem-baga yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan usaha (bisnis) (Azwar 2013b, 10).

(7)

sangat diperlukan dalam memberikan pe-layanan jasa informasi kepada masyarakat pengguna perpustakaan. Tidak sedikit pengguna perpustakaan yang merasa san-gat puas mendapatkan pelayanan perpus-takaan.

Pelayanan yang diberikan pus-takawan bertingkat sesuai dengan kebu-tuhan atau keperluan yang dilayani. Per-alatan yang digunakan juga bertingkat mulai dari sistem manual sampai dengan digital, setidaknya pustakawan mampu melakukannya dengan profesional (Muin 2014, 196).

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)

Kurikulum berasal dari bahasa Yu-nani, curiculum, dan bahasa Prancis cuu-rier, artinya turun atau berlari. Dalam ba-hasa Inggris, curriculum berarti rencana pelajaran (Echols and Shadily 1990, 160). Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kuri-kulum berarti perangkat pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan (De-partemen Pendidikan Nasional 2008, 617). Istilah kurikulum pada awalnya dipa-kai dalam dunia olahraga dengan istilah curriculae, yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. Dari dunia olahraga istilah kurikulum masuk ke dunia pendidikan yang berarti sejum-lah mata kuliah di perguruan tinggi.

Dalam kamus Webstar tahun 1955 kurikulum diartikan sejumlah mata pela-jaran di sekolah atau mata kuliah di per-guruan tinggi yang harus ditempuh untuk

mencapai suatu ijazah. Dalam kamus ini kurikulum juga diartikan keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lem-baga pendidikan (Nasution, 1982: 7).

J. Lloyd Trump dan Delmas F. Mill-er dalam bukunya Secondary School Improvement (1973), mengartikan kuri-kulum meliputi metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan se-luruh program, perubahan tenaga menga-jar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta kemungkinan memilih pelajaran (Kus-nandar 1990, 123).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat simpulkan bahwa, kurikulum adalah seperangkat program atau renca-na belajar bagi siswa di bawah tanggung jawab sekolah.

Prinsip Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan

Beberapa prinsip dalam pengemba-ng an kurikulum tingkat satuan pendidikan:

1. Berpusat pada potensi, perkemba ngan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidup an. 5. Menyeluruh dan berkesinambu ngan. 6. Belajar sepanjang hayat.

(8)

Acuan Operasional

penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan

Beberapa acuan operasional dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pen-didikan :

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan pe-serta didik

3. Keragaman potensi dan karakteris-tik daerah dan lingkungan

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

5. Tuntutan dunia kerja

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

7. Agama

8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai

kebangsaan

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

11. Kesetaraan jender

12. Karakteristik satuan pendidikan (Badan Nasional Standar Pendidikan 2006, 8).

Komponen Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

Komponen dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah men-cakup :

1. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Adapun tujuan dari KTSP adalah : a. Tujuan pendidikan dasar

adalah meletakkan dasar ke-cerdasan, pe ngetahuan, ke-pribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pen-didikan lebih lanjut.

b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecer-dasan, pe ngetahuan, kepriba-dian, akhlak mulia, serta keter-ampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan leb-ih lanjut.

c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkat-kan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, ser-ta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pen-didikan lebih lanjut sesuai de-ngan kejuruannya.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Struktur dan muatan KTSP pada jen-jang pendidikan dasar dan mene-ngah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :

a. Kelompok mata pelajaran aga-ma dan akhlak mulia.

b. Kelompok mata pelajaran ke-warganegaraan dan kepriba-dian.

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pe ngetahuan dan teknologi. d. Kelompok mata pelajaran

este-tika.

(9)

jasmani, olahraga dan keseha-tan.

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan mela-lui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan be-ban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengemban-gan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

3. Kalender Pendidikan.

Satuan pendidikan dasar dan mene-ngah dapat menyusun kalender pen-didikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebu-tuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalen-der pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.

4. Pengembangan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang men-cakup standar kompetensi, kom-petensi dasar, materi pokok/pem-belajaran, kegiatan pempokok/pem-belajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Sila-bus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indika-tor pencapaian kompetensi untuk

penilaian (Badan Nasional Standar Pendidikan 2006, 10).

Kegiatan belajar mengajar yang me-motivasi siswa tentunya akan mengaktif-kan pembelajaran siswa baik secara jas-maniah maupun secara mental, sehingga siswa terbaik ke dalam golongan siswa yang mempunyai semangat belajar untuk meraih ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, guru selaku pendidik dalam lingkungan sekolah tentunya mem-persiapkan strategi dalam kegiatan bela-jar mengabela-jar dalam pencapain kurikulum tingkat satuan pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Ajisaka (2013, 21).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik-an dalam lembaga pendidikPendidik-an sPendidik-angat penting karena dapat menggerakkan siswa agar aktif belajar dan terlibat secara terpadu dan berkesinambungan, seperti dikemukakan oleh Kusnandar (1990, 22) di antaranya sebagai berikut:

1. Mengarah kepada jenis interaksi be-lajar mengajar secara optimal.

2. Menuntut berbagai jenis aktivitas belajar siswa dengan mengutama-kan aktivitas mental.

3. Strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan yang akan di-capai.

4. Multi metode sesuai dengan efek in-struksional dan efek pengiring yang akan dicapai.

5. Diarahkan kepada multi sumber be-lajar relevan, mutakhir, dam tepat guna sesuai dengan bidang studi, lebih khusus lagi topik yang sedang dipelajari

(10)

Dalam kegiatan belajar-mengajar guru berupaya dengan seoptimal mung-kin membimbing, mendidik dan menga-rahkan siswa terhadap sikap dan tingkah laku (isik), mengembangkan potensi de-ngan berikir secara sistematis dan men-dalam (mental) untuk menemukan ilmu pengetahuan. Jadi, keterlibatan men-tal siswa merupakan nilai tambah yang positif terhadap belajar yang aktif, yaitu dengan berusaha untuk menyelesaikan berbagai masalah sendiri, kelompok serta mampu menganalisa berbagai informasi yang diberikan secara searah dengan ma-teri yang diberikan.

Dengan demikian, cara belajar siswa aktif dalam kegiatan proses belajar-me-ngajar seoptimal mungkin dalam mem-bimbing, mendidik, dan mengarahkan serta membawa siswa berprestasi dan berkualitas.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif (Descriptive Research) dengan pendekatan analisis data kualitatif pur-posif sehingga data yang diperoleh dari sumber data (informan) dapat digambar-kan secara deskriptif hingga data tersebut sampai ke titik jenuh.

Tujuan dari penelitian dengan jenis deskiptif adalah untuk memberikan des-kripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat hubungan antar fenom-ena yang sedang diteliti. Metode kuali-tatif adalah metode yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian se-cara holistik dengan se-cara mendeskripsi-kan dalam format kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah de ngan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong 2004, 3).

Penelitian ini akan menggambar-kan peranan perpustakaan dalam men-dukung Kurikulum Tingkat Satuan Pen-didikan (KTSP) di SMA Negeri 1 Sinjai Tengah.

Penelitian ini bertempat di gedung perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai. Alasan pemilihan tempat ini dikarenakan perpus-takaan ini berada di daerah peneliti dan belum pernah dilakukan penelitian sebel-umnya terkait dengan tema penelitian.

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, dari 20 November 2015 hingga 20 Januari 2016.

Informan pada penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam pengelo-laan perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai, yaitu pustakawan, tenaga teknis perpus-takaan dan guru. Pustakawan hanya satu orang dan tenaga teknis perpustakaan serta guru SMA Negeri 1 Sinjai terdapat tiga orang.

Tabel 1. Informan Tenaga

Perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah

No

Nama Lengkap

Jabatan

1 Suharni, S.Pd Kepala Per-pustakaan / Pustakawan

2 Sahria, S. Pd

Tenaga Teknis

(11)

3 Saiful Ahmad,

S.Pd Guru

Dalam penelitian ini penulis meng-gunakan tiga macam teknik dalam pe-ngumpulan data, yaitu observasi, inter-view dan dokumentasi.

Teknik pengolahan data yang digu-nakan dalam penelitian ini adalah reduk-si data, penyajian data (data display), dan menarik kesimpulan (veriikasi).

Teknik pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji credibility (validitas internal), uji transferability (va-liditas eksternal), dependability (reliabilitas) dan uji conirmability (obyektivitas). Dalam hal ini, karena penelitian yang digunakan adalah studi kasus data tunggal, maka pe-neliti hanya akan menguji validitas dan re-liabilitasnya dengan tiga uji yaitu:

1. Uji kredibilitas (validitas internal)

Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kuali-tatif antara lain dilakukan dengan per-panjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negative, dan menggunakan bahan ref-erensi yang cukup.

2. Uji Transferability (validitas eksternal) 3. Uji Dependability (reliabilitas),

(Sugiyo-no 2007, 121).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peranan Perpustakaan dalam

Mendukung Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan di

SMA Negeri 1 Sinjai Tengah

Kurikulum KTSP memberikan ke-bijakan desentralisasi pada setiap

satu-an pendidiksatu-an. Penerapsatu-an KTSP dalam penyelenggaraan pendidikan di setiap satuan pendidikan diharapkan dapat lebih berkompetisi secara sehat dengan mengacu pada tujuan satuan pendidikan, potensi masyarakat di sekitarnya, dan karakteristik peserta didik sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Penerapan pengembangan kuriku-lum sangat membutuhkan sumber bela-jar terutama perpustakaan. Perpustakaan harus dapat menyesuaikan pada kuriku-lum baik kegiatan perpustakaan mau-pun koleksi bahan pustakaan agar dapat memenuhi kebutuhan sivitas sekolah. Maka dari itu, pustakawan harus meng-etahui bagaimana penyelanggaraan per-pustakaan agar sesuai dengan kurikulum KTSP dengan cara memahami kurikulum KTSP dengan baik.

a. Peran Perpustakaan

Perpustakaan mempunyai pengaruh positif yaitu dengan adanya siswa/siswi yang masuk di perpustakaan untuk meng-isi waktu kosongnya untuk ke perpus-takaan pada saat guru bidang studi yang bersangkutan tidak masuk. Selain mem-baca, mereka juga menjadikan perpus-takaan sebagai tempat untuk berkumpul sekaligus menyelesaikan tugas-tugas dari gurunya.

b. Ruangan Perpustakaan

Ruang perpustakaan menjadi sa-rana yang penting dalam penyelengga-raan perpustakaan karena dalam ruang ini segala aktivitas dan program perpus-takaan dirancang dan diselenggarakan dengan baik.

(12)

tetapi juga memperhatikan lokasi perpus-takaan, aspek penataan ruang, penataan perabot dan perlengkapan, alur petugas dan penerangan. Ruangan perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah dapat men-ciptakan suasana aman, nyaman, dan me-nyenangkan untuk belajar, baik bagi mu-rid, guru dan pengunjung lainnya.

Penataan ruangan di perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah dapat ber-manfaat dalam memudahkan murid, guru dan pengunjung lainnya dalam mencari bahan-bahan pustaka yang diinginkan, petugas perpustakaan sekolah mudah memproses bahan-bahan pustaka, mem-berikan pelayanan dengan sebaik-baik-nya, dan dapat melakukan pengawasan sehingga bahan-bahan pustaka aman dari segala sesuatu yang dapat merusaknya, memudahkan petugas perpustakaan se-kolah dalam melakukan perawatan ter-hadap semua perlengkapan perpustakaan sekolah

c. Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan sekolah me-rupakan sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan (non) buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar menga-jar di sekolah yang bersangkutan. Koleksi merupakan senjata dari perpustakaan sekolah. Tanpa adanya koleksi yang me-madai, maka perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah tidak dapat menjalankan fungsinya secara maksimal. Oleh karena itu, pengelola perpustakaan sekolah wajib mengetahui berbagai jenis koleksi perpus-takaan sekolah dan bagaimana pengem-bangannya agar koleksi tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para

penggunanya.

Jenis koleksi perpustakaan SMA Ne-geri 1 Sinjai Tengah terdiri dari bahan buku dan bahan non buku. Bahan buku umumnya terbuat dari kertas sebagai media rekam informasi. Bahan ini lebih praktis, luwes, dan dapat dibawa ke ma-na-mana. Bahan buku terdiri dari buku teks, buku ajar, buku referensi, buku paket, majalah, koran, jurnal, dan lain-nya. Sedangkan, bahan non buku atau biasa disebut sebagai bahan audiovisual merupakan bahan yang dibuat atas hasil teknologi elek tronik bukan bahan hasil cetakan dari kertas, seperti dari bahan non buku yaitu ilm, kaset video, tape re-corder, mikrois, CD, dan lainnya.

Bahan buku bermacam-macam jenisnya. Pada umumnya jenis bahan buku yang banyak ditemui di perpus-takaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah yaitu terbitan berkala seperti majalah dan surat kabar, buku paket/pelajaran pelengkap, buku bacaan baik itu iksi maupun non iksi, dan buku referensi seperti kamus, ensiklopedia, atlas dan lainnya.

Koleksi perpustakaan yang disedia-kan oleh perpustakaan SMA Negeri 1 Sin-jai sudah memenuhi kebutuhan siswa. d. Fasilitas Perpustakaan

(13)

di perpustakaan sekolah benar-benar ber-manfaat, staff di sini ialah dibutuhkan be-rapa staff dalam melakukan kinerja atau program-program perpustakaan sekolah tersebut. Yang dimaksud kebutuhan kelas adalah perlengkapan apa saja dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan kelas, serta tata letaknya yang dapat dirancang sedemiki-an rupa, sehingga membuat nyamsedemiki-an sua-sana kelas. Semua hal itu harus dipikirkan secara matang agar perpustakaan sekolah benar-benar dimanfaatkan oleh siswa, guru, maupun yang lainnya.

Dalam merancang perpustakaan sekolah, pustakawan juga harus mampu membangun suasana hati yang baik terha-dap siswa maupun pengunjung. Sebagian besar perpustakaan sekolah marancang perpustakaan dengan menggabungkan unsur keras dan lunak. Unsur-unsur keras seperti kursi, meja, rak buku, meja com-puter. Serta unsur lunak seperti karpet, tanaman, tirai, dan sebagainya.

Dalam menciptakan suasana hati, misalnya dengan warna. Penggunaan warna merupakan sangat penting dalam membuat suasana hati yang baik bagi siswa maupun pengunjung. Penggunaan warna, seperti warna biru dan hijau da-pat membuat ketenangan, warna me-rah, orange, dan kuning dapat membuat kegembiraan pada siswa. Bahkan warna yang cerah dapat merubah pandangan kita dalam melihat ruangan, seakan ruan-gan serasa lebih luas. Jadi masing-masing warna mempunyai suasana hati yang ber-beda-berbeda, di mana pustakawan juga harus jeli dalam menentukan warna un-tuk perpustakaan sekolahnya.

Di perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai

Tengah juga ada hak akses ruang yang ter-buka maupun tertutup, yang artinya ruang yang terbuka siswa diperbolehkan untuk masuk dan melakukan kegiatan, misalnya membaca. Serta ruang yang tertutup ar-tinya siswa tidak diperbolehkan masuk, terkecuali jika ada izin dari pustakawan dan staff yang berhak memberikan izin. Ruang tertutup itu seperti, ruang pengelo-laan, pengadaan, ruang kepala perpus-takaan, serta ruangan privasi lainnya.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah ingin membangun keaktifan siswa, misalnya dengan ada kelompok belajar. Pustakawan juga harus paham bagaima-na sebaiknya tata letak perabotan, se perti kursi serta meja, dan sebagainya agar para siswa saling menjalin interaksi yang aktif, serta membuat kenyamanan bagi para siswa tersebut. Perabot-perabot yang ditaruh di perpustakaan dibuat senyaman mungkin, seperti menggunakan sofa, TV, komputer, rak buku, rak cd, serta yang lainnya. Suasana perpustakaan sekolah dibangun seperti layaknya ruang tamu.

(14)

komputer untuk penelusuran informasi yang dibutuhkan siswa, serta strategi-strategi penelusurannya juga harus dia-jarkan kepada siswa. Juga barang-barang tersebut harus ditaruh ditempat yang di mana mudah buat siswa menjangkau-nya, serta mudah buat pustakawan me-ngontrolnya.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah masih perlu melengkapi berba-gai fasilitas perpustakaan, agar pemus-taka dalam hal ini siswa nyaman dalam berkunjung di perpustakaan.

Kendala Perpustakaan dalam

Mendukung Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan di

SMA Negeri 1 Sinjai Tengah

Suatu perpustakaan akan mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, apabila semua sistem dan kebutuh-an terpenuhi. Namun sejalkebutuh-an dengkebutuh-an apa yang penulis temukan pada perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah, mengalami beberapa kendala, antara lain sebagai berikut :

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia perpus-takaan terdiri dari pustakawan, tanaga fungsional lain dan tenaga administrasi berfungsi untuk menggerakkan aktivi-tas perpustakaan. Kualiaktivi-tas mereka perlu ditingkatkan terus menerus agar mampu mengoptimalkan kinerja dan menggerak-kan sumber daya lainnya.

Perlunya peningkatan kualitas ka-rena adanya realitas di lapangan bahwa mereka itu kurang motivasi, rendah

ki-nerja, kurang berani tampil, mandul pe-mikiran dan bekerja statis. Hal-hal seperti inilah yang kurang mampu mendorong perkembangan perpustakaan dan profesi pustakawan di negeri ini. Peningkatan sumber daya manusia tidak harus dengan biaya mahal. Maka upaya peningkatan ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, informal dan nonformal.

Faktor utama dalam mengelolah se-buah perpustakaan harus membutuhkan tenaga yang maksimal sehingga dengan mudah dapat menyelesaikan segala jenis aktivitas dalam suatu perpustakaan, se-hingga semuanya dapat berjalan dengan efektif dan eisien. Perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah, terlihat sangat minimnya tenaga pustakawan yang ahli dalam bidangnya di mana dalam me-lakukan aktivitasnya. Hal ini nampak dari kesibukan yang ada dengan banyaknya pekerjaan yang tertumpuk terutama dari segi pengolahan bahan pustaka, pela-yanan peminjaman, pengembalian dan sistem administrasi.

Sumber daya manusia yang ada di perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai belum menggunakan tenaga yang profesional atau yang ahli dalam bidang perpustakaan dalam hal ini pustakawan.

b. Sarana dan Prasarana

(15)

dan sarana dan prasarana non isik. Dari uraian jenis sarana dan prasa-rana di atas, di dalam penelitian di per-pustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah yang dimaksud sarana dan prasarana isik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan usaha se-perti gedung dan ruangan perpustakaan, koleksi perpustakaan dan layanan per-pustakaan. Sedangkan sarana dan prasa-rana non isik dalam penelitian ini seperti kenyamanan ruangan perpustakaan meli-puti penataan ruangan, temperatur ruan-gan, ventilasi udara, serta pencahayaan.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah merupakan lembaga yang salah satu kegiatannya adalah memberikan layanan peminjaman koleksi bahan pus-taka baik untuk dibaca di tempat atau untuk dibawa pulang. Dalam upaya men-dukung pelaksanaan pelayanan yang pri-ma pri-maka perpustakaan sebagai institusi yang bergerak dibidang jasa perlu mem-perhatikan peralatan dan perlengkap-an yperlengkap-ang diperlukperlengkap-an guna mewujudkperlengkap-an kondisi prima atau memuaskan tersebut. Peralatan dan perlengkapan yang ada diperpustakaan disediakan selain un-tuk mendukung kegiatan rutin para staf perpustakaan juga berguna untuk mem-berikan pelayanan yang prima kepada pengguna perpustakaan, oleh karena itu, desain peralatan dan perlengkapan yang ada di perpustakaan perlu dirancang se-cara khusus karena terdapat perbedaan dengan peralatan kantor pada umumnya. Dengan kata lain, sebuah perpustakaan harus menyediakan peralatan dan per-lengkapan yang sesuai dengan kondisi

ru-angan dan tujuan yang ingin dicapainya. c. Dana

Hampir semua pihak menyetujui mengenai pentingnya keberadaan Perpus-takaan Sekolah dalam menunjang mutu pendidikan di suatu sekolah. Keberadaan-nya dianggap akan sangat membantu siswa, sekurangnya dalam hal meningkat-kan minat baca dan menyediameningkat-kan koleksi bahan bacaan bagi keperluan tugas bela-jar. Bagi guru, keberadaan Perpustakaan Sekolah akan sangat membantu tugasnya dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sebagai bagian dari sarana bela-jar di sekolah. Namun, keberadaan per-pustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Sin-jai Tengah sangat minim akan anggaran dana yang disisipkan untuk penyediaan alat dan keperluan perpustakaan.

Perpustakaan belum dapat melaku-kan manajemen dana sendiri, sebab per-pustakaan masih berada di bawah kendali dinas pendidikan.

KESIMPULAN

Perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah mempunyai peranan besar dalam mendukung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya dalam me-nyediakan koleksi bahan pustaka, menye-diakan ruang baca bagi pengunjung dan menatanya dengan baik serta adanya pus-takawan yang ahli dalam bidangnya.

(16)

Kendala yang dihadapi perpustakaan dalam mendukung Perpustakaan SMA Negeri 1 Sinjai Tengah yakni sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan dana.

Berdasarkan hasil penelitian, perpus-takaan diharapkan dapat memberikan ke-nyamanan dalam ruangan perpustakaan.

Perpustakaan juga diharapkan da-pat menambah sarana dan prasarana per-pustakaaan, agar ke depannya jauh lebih baik penataan dan pengelolaannya, serta dapat menambah tenaga pustakawan.

DAFTAR PUSTAKA

Ajisaka. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ). Bandung: Remaja Rosda Karya.

Atmodiwirio, Soebagio. 2005. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya Jaya.

Azwar, Muhammad. 2013a. “Membangun Sistem Otomasi Perpustakaan Dengan Senayan Library Management System (SLiMS).” Jurnal Ilmu Perpustakaan & Informasi KHIZANAH AL-HIKMAH

1 (1): 19–33. http://journal.uin- alauddin.ac.id/index.php/khizanah-al-hikmah/article/view/23.

———. 2013b. “Penerapan Knowledge Management (Studi Kasus SDIT Al-Hamidiyah Depok).” Majalah Perpustakaan Dan Informasi 6 (1). Ikatan Alumni Ilmu Perpustakaan Universitas Yarsi.

———. 2015. “Penerapan Sistem Otomasi Di Perpustakaan Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Alauddin Makassar.”

Al-Kuttab Jurnal Perpustakaan Dan Informasi 2 (1): 45–67. http:// perpustakaanstainpsp.net/e-journal/ index.php/alkuttab/article/view/51.

Badan Nasional Standar Pendidikan. 2006. Penyusun KTSP Kabupaten / Kota: Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Echols, John M, and Hassan Shadily. 1990. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kusnandar. 1990. Guru Profesional : Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertiikasi Guru. Jakarta: Raja Graindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muin, Muh. Azwar. 2014. Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online. Alauddin University Press.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN PADA RENCANA WADUK MANIKIN DI NTT.. PETA

Diharapkan kepada Penyedia untuk membawa Dokumen Prakualifikasi, Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis dan Dokumen Penawaran Biaya Asli dan Copy 2 ( Dua ) rangkap

[r]

berpengaruh secara signifikan secara parsial terhadap variabel terikat. Tingkat signifikansi dapat dilihat pada kolom sig. Berdasarkan syarat keputusannya, diketahui

Dari uraian diatas didapatkan kesimpulan beberapa bentuk dan topologi makam Islam yang berada di kompleks Makam Geliting sebegai berikut; pada kompleks makam I terdapat tiga

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui faktor ekonomi makro yang mempengaruhi konsumsi masyarakat Jawa Timur, (2) menganalisis kecenderungan mengkonsumsi

Semakin besar aset perusahaan dan semakin panjang umur go public maka akan mempengaruhi ketaatan emiten terhadap aturan board governance karena semakin besar aset berarti

Keberhasilan ajaran konfusius yang dianut etnis tionghoa untuk menjalankan wirausaha menjadikan mahasiswa tertarik dalam mempelajari kewirausahaan disamping itu profesi