USULAN
HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA
PERANAN GENOTIPE DAN MUTASI VIRUS HEPATITIS B TERHADAP PROGRESIVITAS DAN RESISTENSI TERAPI HEPATITIS B DI BALI
TIM PENGUSUL
Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, SpPK / 0002047705 dr. Tjokorda Gede Oka, MS., SpPK / 0026045103
dr. Ni Kadek Mulyantari, SpPK(K)/ 0026047905
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
PEBRUARI 2015
Daftar Isi ... 3
Ringkasan ... 4
I.Pendahuluan ... 5
II.Kajian Pustaka ... 9
III. Metode Penelitian ... 14
IV. Pembiayaan ... 18
V. Jadwal Pelaksanaan ... 20
VI. laporan Penelitian ...21
VII Daftar Pustaka ... 21
RINGKASAN
Infeksi Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia dan merupakan infeksi yang endemik di Asia Pasifik, Afrika, Eropa Selatan, dan Amerika Latin. Lebih dari 400 juta penduduk dunia merupakan penderita hepatitis kronis dan 75 % nya adalah orang Asia. Prevalensi infeksinya berkisar dari 2% sampai 20%. Dampak yang ditimbulkan sangat berbeda-beda di masing-masing Negara. Bila infeksi berlangsung kronik, maka 2% sampai 10% akan menjadi sirosis dan 1% sampai 3% akan menjadi hepatoma / kanker hati. Progresivitas penyakit berhubungan dengan genotipe virus, jumlah virus dan adanya mutasi yang spesifik. Saat ini telah ditemukan ada 10 genotipe Virus Hepatitis B dan beberapa subgenotipe dengan distribusi geografi yang berbeda-beda. Patogenisitas yang berbeda-beda antara masing-masing genotipe membantu klinisi dalam menentukan risiko progresivitas penyakit dan optimalisasi pemberian antivirus.
Pemberian jenis terapi sangat tergantung pada usia, status infeksi (hasil Hepatitis B envelope Antigen (HbeAg), jumlah virus dan kadar SGPT (Serum Glutamic Piruvat Transaminase)) serta resistensi terhadap terapi. Resistensi terhadap terapi sangatlah dipengaruhi oleh adanya mutasi pada virus tersebut. Selain menyebabkan resistensi, mutasi yang terjadi juga dapat mengakibatkan penurunan sekresi surface (s) Antigen maupun e Antigen sehingga deteksi untuk diagnosis maupun penentuan status infeksi semakin sulit dilakukan. Terdapat lima domain yang merupakan wilayah tersering terjadinya mutasi virus Hepatitis B yang berhubungan juga dengan resistensinya terhadap terapi. Kelima domain tersebut memiliki panjang 870 pasang basa. Mutasi biasanya tidak terjadi hanya di satu domain, melainkan sering terjadi pada beberapa domain dan bahkan bisa menimbulkan multidrug resistance. Mutasi dapat terjadi pada rtL80, rtI169, rtV173, rtL180, rtA181, rtT184, rtS202, rtM204, rtN236 dan rtM250.
Dari penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penentuan genotipe, deteksi mutasi dan resistensi terhadap terapi sangat diperlukan untuk penatalaksanaan infeksi Hepatitis B. Oleh karena itu, kami ingin melakukan penelitian untuk mengetahui genotipe virus Hepatitis B yang menginfeksi penderita Hepatitis B di Bali serta mendeteksi mutasi yang terjadi pada virus Hepatitis B tersebut. Dengan demikian, risiko progresivitas penyakit, resistensi terapi dan perubahan dalam sekresi antigen dapat diketahui, sehingga diagnosis dan penentuan status infeksi menjadi lebih tepat serta pemberian terapi menjadi lebih terkendali.
BAB I. Pendahuluan
1.1Latar belakang masalah
Infeksi Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia (Huy, 2008) dan merupakan infeksi yang endemik di Asia Pasifik, Afrika, Eropa Selatan, dan Amerika Latin (Lin, 2011).Lebih dari 400 juta penduduk dunia merupakan penderita hepatitis kronis (Mcmahon, 2009) dan 75 % nya adalah orang Asia (Norder, 2004).Prevalensi infeksi berkisar dari 2% sampai 20%.Dampak yang ditimbulkan sangat berbeda-beda di masing-masing Negara. Bila infeksi berlangsung kronik, maka 2% sampai 10% akan menjadi Sirosis dan 1% sampai 3% akan menjadi hepatoma / kanker hati. Progresivitas penyakit berhubungan dengan genotipe virus, jumlah virus dan adanya mutasi yang spesifik.Saat ini telah ditemukan ada 10 genotipe Virus Hepatitis B dan beberapa subgenotipe dengan distribusi geografi yang berbeda-beda.Patogenisitas yang berbeda-beda antara masing-masing genotipe membantu klinisi dalam menentukan risiko progresivitas penyakit dan optimalisasi pemberian antivirus (Lin, 2011).
Pemberian jenis terapi sangat tergantung pada usia, status infeksi (hasil Hepatitis B envelope Antigen (HbeAg), jumlah virus dan kadar SGPT (Serum Glutamic Piruvat Transaminase)) dan resistensi terhadap terapi. Hal ini menunjukkan
bahwa deteksi mutasi dan resistensi sangat penting dalam menentukan pemberian terapi. Selain menyebabkan resistensi, mutasi yang terjadi juga dapat mengakibatkan penurunan sekresi surface (s) Antigen maupun e Antigen sehingga deteksi untuk diagnosis maupun penentuan status infeksi semakin sulit dilakukan (Thompson, 2010).
dapat terjadi pada rtL80, rtI169, rtV173, rtL180, rtA181, rtT184, rtS202, rtM204, rtN236 dan rtM250 (Yuen, 2007).
Dalam penelitian ini kami ingin ingin mengetahui genotipe virus Hepatitis B menginfeksi penderita Hepatitis B di Bali dan mendeteksi mutasi yang terjadi pada virus Hepatitis B tersebut.Dengan demikian, risiko progresivitas penyakit, resistensi terapi dan perubahan dalam sekresi antigen dapat diketahui, sehingga diagnosis dan penentuan status infeksi menjadi lebih tepat serta pemberian terapi menjadi lebih terkendali.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rangkuman konsep di atas, maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Virus Hepatitis B genotipe apa saja yang ditemukan pada penderita Hepatitis B di Bali ?
2. Pada penderita yang terinfeksi genotipe apakah komplikasi sirosis paling banyak ditemukan?
3. Pada penderita yang terinfeksi genotipe apakah komplikasi hepatoma / kanker hati paling banyak ditemukan?
4. Berapa persen Virus Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali yang telah mengalami mutasi?
5. Pada domain apa saja ditemukan mutasi Virus Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali?
6. Mutasi apa yang paling banyak ditemukan pada Virus Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali?
7. Resistensi terhadap terapi apa saja yang ditemukan pada penderita Hepatitis B di Bali?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui genotipe virus Hepatitis B menginfeksi penderita Hepatitis B di Bali, mendeteksi mutasi yang terjadi pada virus tersebut dan mendeteksi resistensi terhadap terapi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui genotipe Virus Hepatitis B yang ditemukan pada penderita Hepatitis B di Bali.
2. Untuk mengetahui pada infeksi oleh genotipe apakah komplikasi sirosis paling banyak ditemukan
3. Untuk mengetahui pada infeksi oleh genotipe apakah komplikasi kanker hati paling banyak ditemukan
4. Untuk mengetahui persentase Virus Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali yang telah mengalami mutasi
5. Untuk mengetahui mutasi pada domain apa saja yang ditemukan pada Virus Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali
6. Untuk mengetahui mutasi apa yang paling banyak ditemukan pada Virus Hepatitis B dari penderita yang terinfeksi Hepatitis B di Bali
7. Untuk mengetahui resistensi terhadap terapi apa saja yang ditemukan pada penderita Hepatitis B di Bali
8. Untuk mengetahui resistensi terhadap terapi apakah yang paling banyak ditemukan di Bali.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik / Ilmiah
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah berupa :
a. Diketahuinya genotipe Virus Hepatitis B yang menginfeksi penderita Hepatitis B di Bali
c. Resistensi terapi yang ditemukan pada penderita Hepatitis B di Bali
1.4.2 Manfaat Praktis
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Epidemiologi Hepatitis B
Infeksi Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia (Huy, 2008) dan merupakan infeksi yang endemik di Asia Pasifik, Afrika, Eropa Selatan, dan Amerika Latin (Lin, 2011).Lebih dari 400 juta penduduk dunia merupakan penderita hepatitis kronis (Mcmahon, 2009) dan 75 % nya adalah orang Asia (Norder, 2004).Prevalensi infeksi berkisar dari 2% sampai 20%.Dampak yang ditimbulkan sangat berbeda-beda di masing-masing Negara. Bila infeksi berlangsung kronik, maka 2% sampai 10% akan menjadi Sirosis dan 1% sampai 3% akan menjadi hepatoma. Progresivitas penyakit berhubungan dengan genotipe virus, jumlah virus dan adanya mutasi yang spesifik.Saat ini telah ditemukan ada 10 genotipe Virus Hepatitis B dan beberapa subgenotipe dengan distribusi geografi yang berbeda-beda (Olinger, 2007). Patogenisitas yang berbeda-beda antara masing-masing genotipe membantu klinisi dalam menentukan risiko progresivitas penyakit dan optimalisasi pemberian antivirus (Lin, 2011).
2.2 Genotiping Hepatitis B dan Peranannya dalam Kronisitas Penyakit
Infeksi akut Genotipe A memiliki risiko tinggi untuk menjadi kronis, sering mengalami spontan HBeAg serokonversi, serta memiliki respon terapi yang baik terhadap terapi interferon. Infeksi akut Genotipe B memiliki risiko rendah untuk menjadi kronis, memiliki respon terapi yang baik terhadap interferon, tetapi sering mengalami spontan HBeAg serokonversi. Infeksi akut Genotipe C memiliki risiko rendah untuk menjadi kronis, jarang mengalami spontan HBeAg serokonversi, tetapi memiliki frekuensi tinggi dalam mutasi dan delesi serta menunjukkan viral load dan kemampuan replikasi yang lebih tinggi dibandingkan Genotipe B. Infeksi akut Genotipe D memiliki risiko tinggi untuk menjadi kronis dan mengalami mutasi, tetapi jarang mengalami spontan HBeAg serokonversi (Lin, 2011).
yang terjadi pada masa anak-anak, pada saat sistem imunitas tubuh belum berkembang sempurna, akan berkembang menjadi infeksi kronis dan 25% memiliki risiko kematian karena sirosis atau hepatoma (Locarnini, 2006). Infeksi kronis dapat terjadi pada orang dewasa, tetapi risikonya lebih rendah. Infeksi kronis terjadi pada pasien dengan HBeAg positif. Infeksi Virus Hepatitis B dapat menginfeksi semua sel hati. Respon imun pada infeksi kronis menyebabkan kematian pada sel yang terinfeksi tanpa eliminasi infeksi. Persistensi infeksi Hepatitis B ditentukan oleh kekuatan interaksi host dengan virus, cara transmisi dan genotipe. Tidak terjadinya serokonversi HBeAg akan mengakibatkan outcome klinis yang buruk dan mempercepat progresivitas penyakit Hepatitis B kronis menjadi sirosis. Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa penderita Hepatitis B genotipe B memiliki kecendrungan untuk menderita hepatoma pada usia yang lebih muda (usia kurang dari 35 tahun) dan kebanyakan tanpa didahului oleh proses sirosis, sedangkan genotipe C memiliki onset untuk menjadi hepatoma pada usia yang lebih tua (Lin, 2011).
2.3Interaksi antara Genotype Virus, Jumlah Virus dan Mutasi pada Virus Sebagian besar sistem biologi akan mengembangkan mekanisme yang komplek untuk mempertahankan stabilitas informasi genetiknya. Virus dapat secara cepat dan mudah mengubah urutan genetiknya. Virus Hepatitis B memiliki keunikan dalam siklus hidupnya, di mana virus dapat bereplikasi aktif sehingga membentuk jumlah virus yang banyak, tanpa secara langsung membunuh sel terinfeksi. Virus Hepatitis B dapat menggunakan reverse transkriptase untuk membuat copi DNAnya, sehingga mutasi virus ini sering ditemukan (Locarnini, 2003).
Jumlah virus (viral load) dan adanya mutasi sangat berhubungan dengan kronisitas infeksi dan perkembangannya menjadi hepatoma. Genotipe C memiliki kecepatan mutasi, jumlah virus dan risiko menjadi hepatoma yang lebih tinggi dibandingkan genotipe B. Sedangkan genotipe D memiliki kecepatan mutasi yang lebih tinggi dibandingkan genotipe A (Lin, 2011).
biokimia, perbaikan jaringan/histopatologi, serokonversi HBeAg dan serokonversi HBsAg. Bila dibandingkan dengan genotipe C dan D, pasien genotipe A dan B memiliki respon yang lebih baik bila diterapi dengan interferon standar. Genotipe B di Asia memiliki respon yang baik terhadap terapi interferon standar maupun pegylated-interferon. Sedangkan Genotipe C di Asia memiliki respon yang lebih baik
bila diberikan pegylated-interferon. Walaupun faktor agen/virus sangat berpengaruh pada respon terapi terhadap interferon, peranan faktor host tidak dapat diabaikan (Lin, 2011).
Tidak ada hubungan yang bermakna antara genotipe Hepatitis B dengan respon terapi terhadap nucleos(t)ide analogues. Beberapa penelitian retrospektif menemukan bahwa genotipe B berpengaruh secara independen terhadap terjadinya resistensi yang lebih cepat terhadap terapi lamivudine. Oleh karena itu, frekuensi monitoring terhadap mutasi dan resistensi pada genotipe tertentu yang mendapatkan terapi nucleos(t)ide analogues perlu ditingkatkan (Lin, 2011).
Ada dua group besar mutasi yang telah berhasil diidentifikasi, yang mengakibatkan penurunan atau peniadaan ekspresi HbeAg. Kedua mutasi itu adalah mutasi translasi pada precore (PC) nt1896 dan basal core promoter (BCP) nt 1762 dan nt 1764. Mutasi yang lain adalah terjadi pada polimerase. Penggunaan terapi nucleos(t)ide analogues mengakibatkan terjadinya mutasi pada gen pol virus
berhubungan dengan kemampuan replikasi dan protein yang disekresikannya. (Locarnini, 2003). Adanya mutasi ini akan berpengaruh terhadap resistensi terapi, kekambuhan dan kematian (Locarnini, 2006)
2.4 Peranan Mutasi Virus Hepatitis B terhadap Resistensi Terapi
Resistensi terhadap terapi merupakan faktor yang sangat berperan dalam kegagalan terapi. Mutasi yang terjadi dapat berupa perubahan asam amino yang dapat menyebabkan penurunan suseptibilitas terhadap terapi (Warner, 2008). Hal yang tidak kalah pentingnya adalah resisten terhadap salah satu jenis terapi dapat mempengaruhi efikasi terhadap jenis terapi lainnya (Locarnini, 2008). Pemberian terapi terhadap masing-masing individu hendaknya disesuaikan dengan status imun, genotipe atau subgenotipe, status HBeAg, mutasi, dan derajat kerusakan hati. Virus Hepatitis B adalah virus DNA terkecil dan rantai gandanya memiliki 4 gene yang saling tumpang tindih yang terdiri dari envelope (pre-S dan S), nucleocapsid (precore dan core), polymerase dengan aktivitas reverse transcriptase yang cenderung salah dan protein x (Liu, 2005).
Terdapat lima domain yang merupakan wilayah tersering terjadinya mutasi virus Hepatitis B yang berhubungan juga dengan resistensinya terhadap terapi. Kelima domain tersebut memiliki panjang 870 pasang basa. Mutasi dapat berupa perubahan basa pada domain tersebut sehingga dapat mengakibatkan perubahan asam amino yang terbentuk dan hal ini berhubungan dengan resistensi virus terhadap terapi. Mutasi biasanya tidak terjadi hanya di satu domain, melainkan sering terjadi pada beberapa domain dan bahkan bisa menimbulkan multidrug resistance. Mutasi dapat terjadi pada rtL80, rtI169, rtV173, rtL180, rtA181, rtT184, rtS202, rtM204, rtN236 dan rtM250 (Yuen, 2007).
2.4Road Map Penelitian
Pada tahun pertama penelitian (sudah dilakukan) :
2. Dilakukan pemeriksaan jumlah virus pada serum pasien tersebut. Jumlah virus diperiksa dengan RT PCR di Unit Biologi Molekuler FK UNUD dan di Laboratorium RS Dharmais Jakarta
3. Pemeriksaan genotipe dilakukan terhadap sampel yang jumlah virusnya > 5 x 103 / µL di Unit Biologi Molekuler FK UNUD dan First Base Laboratories Malaysia
Pada tahun kedua penelitian, akan dilakukan :
1. Pengumpulan spesimen / serum dari 38 penderita Hepatitis B yang dirawat di RSUP Sanglah dan pasien hasil skrining Hepatitis B di UTD Pembina PMI Bali.
2. Dilakukan pemeriksaan jumlah virus pada serum pasien tersebut. Jumlah virus diperiksa dengan RT PCR di Unit Biologi Molekuler FK UNUD dan di Laboratorium RS Dharmais Jakarta
3. Pemeriksaan genotipe terhadap sampel baru dan sampel yang belum dikerjakan pada tahun pertama di Unit Biologi Molekuler FK UNUD dan First Base Laboratories Malaysia
4. Deteksi mutasi yang terjadi pada Virus Hepatitis B di Unit Biologi Molekuler FK UNUD
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
cross sectional
3.2
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tahun 2014 dan 2015
3.3
Lokasi Penelitian
Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar
Ruang rawat inap RSUP Sanglah
UTD Pembina PMI Daerah Bali
Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah Denpasar
Unit Biologi Molekuler FK UNUD
Laboratorium RS Dharmais Jakarta
First Base
Laboratories
Malaysia
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Penelitian
3.4.1.1 Populasi Target
Semua penderita hepatitis B
3.4.1.2 Populasi Terjangkau
Semua penderita hepatitis B yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar dan
hasil skrining di UTD Pembina PMI Bali.
3.4.1.3 Sampel
(Intended Sample)
Sampel yang dipilih dari populasi terjangkau, setelah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Subyek yang benar-benar diteliti (
actual study
subjects
) adalah sampel yang benar-benar bersedia ikut serta dalam
3.4.2 Penentuan Sampel
Sampel ditentukan secara
consecutive;
dengan memakai semua penderita hepatitis B yang memenuhi kriteria
sebagai sampel hingga mencapai jumlah 100 sampel
3.4.2.1 Kriteria Inklusi
Semua penderita hepatitis B yang berusia lebih dari 25 tahun yang dirawat
di RSUP Sanglah Denpasar atau penderita hepatitis B hasil skreening darah
di UTD Pembina PMI Bali. Penderita bersedia ikut dalam penelitian
dengan menandatangani
informed consent.
3.4.2.2 Kriteria Eksklusi
Penderita Hepatitis B disertai dengan infeksi HIV
3.5
Definisi operasional variabel penelitian
3.5.1
Penderita Hepatitis B adalah penderita dengan hasil Hepatitis B antigen
(HBsAg) positif
3.5.2
Genotipe Hepatitis B ditentukan dari hasil sequencing dari produk PCR
menggunakan forward primer (Seq 2) dan reverse primer ( Seq 2996) dengan
panjang 870 pasang basa
3.5.3
Mutasi virus ditentukan dengan mendeteksi perubahan asam amino yang
terjadi pada penderita/sampel dibandingkan dengan urutan asam amino Virus
Hepatitis B wildtype.
3.5.4
Resistensi terhadap terapi ditentukan dari mutasi yang terjadi dan disesuaikan
dengan pola mutasi yang sering terjadi pada pemberian masing-masing obat.
3.6 Bahan Penelitian
1.
Darah utuh / serum untuk pemeriksaan viral load genotipe, mutasi dan
resistensi terhadap terapi
3.
Reagen dan primer untuk PCR Virus Hepatitis B
4.
Reagen dan primer untuk purifikasi, presipitasi DNA
3.7 Alur Penelitian
1.
Setiap penderita Hepatitis B yang berusia lebih dari 25 tahun yang dirawat di
Poliklinik Penyakit Dalam atau ruang rawat inap RSUP Sanglah atau hasil
skrining di UTD Pembina PMI Bali, diberikan penjelasan bahwa sedang
dilakukan penelitianuntuk mengetahui genotipe, mendeteksi mutasi dan
resistensi dari Virus Hepatitis B.
2.
Penjelasandiberikan secara rinci tentang latar belakang, tujuan penelitian,
keuntungan maupun kerugian bagi subyek penelitian yang bersedia ikut.
Demikian juga mengenai perlindungan pasien yang bersedia ikut, prosedur
dan lama penelitian serta biaya.
Subyek yang bersedia ikut dalam penelitian ini diminta untuk menandatangani
informed consent
dan dilakukan pengambilan sampel darah sebanyak 3 cc.
Tiga puluh menit setelah pengambilan darah, darah diputar untuk
mendapatkan serum
3.
Sebagian serum yang diperoleh digunakan untuk pemeriksaan jumlah virus,
sebagian lagi disimpan pada suhu -20
0C.
4.
Bila jumlah virus >5 x 10
3/ µL, maka dilakukan pemeriksaan genotype
(sequensing produk PCR).
5.
Nukleotida hasil sequensing akan dianalisis untuk mendeteksi adanya mutasi
dan resistensi terhadap terapi.
6.
Sebelum penelitian ini dijalankan, terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan dari Komisi Etika Unit Penelitian dan Pengembangan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana – Rumah Sakit Umum Pusat
7.
Alur penelitian sesuai skema berikut :
Gambar 3.1 Alur Penelitian
3.8 Analisis Statistik
Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, menggambarkan karakteritik
umum, dan distribusi frekuensi berbagai variabel penelitian.
Diambil darah 3 cc, diputaruntuk mendapatkan serum Populasi terjangkau
Kriteria inklusi dan eksklusi
Sampel
(Consecutive) Informed concent
Intended study subject
Diperiksa jumlah virus
Jumlah virus >5 x 103 / µL, dilakukan sequensing
genotipe
Mutasi
DAFTAR PUSTAKA
Huy TTT, Ngoc TT, Abe K. 2008.New Complex Recombinant Genotype of Hepatitis
B Virus Identified in Vietnam. Journal of Virology; 82: 5657–5663
Lin CL, Kao JH. 2011. The clinical implications of hepatitis B virus genotype:
Recent advances. Journal of Gastroenterology and Hepatology; 26: 123–130
Liu CJ, Kao JH, Chen JS. 2005. Therapeutic implications of hepatitis B virus
Genotypes. Liver International; 25: 1097–1107
Locarnini SA, McMillan J, Bartholomeusz A. 2003. The Hepatitis B Virus and
Common Mutants. Seminars in Liver Disease; 23: 5 – 20
Locarnini SA, Mason WS. 2006. Cellular and virological mechanisms of HBV drug
resistance. Journal of Hepatology; 44: 422–431
Locarnini SA. 2008. Primary resistance, multidrug resistance, and cross-resistance
pathways in HBV as a consequence of treatment failure. Hepatol Int; 2:147–151
McMahon BJ. 2008. The influence of hepatitis B virus genotype and subgenotype on
the natural history of chronic hepatitis B. Hepatol Int; 3: 334–342
Norder H, Courouce AM, Coursaget P, Echevarria M, Lee SD, Mushahwar IK,
Robertson BH, Locarnini S, Magnius LO. 2004. Genetic Diversity of hepatitis
B Virus Strains Derived Worldwide : Genotypes, Subgenotypes, and HBsAg
Subtypes. Intervirology; 47 : 289 – 309
Olinger CM, Jutavijittum P, Hübschen JM, Yousukh A, Samountry B, Thammavong
T, Toriyama K, Muller CP. 2007. Possible New Hepatitis B Virus Genotype,
Southeast Asia. Emerging Infectious Diseases; 14: 1777 – 1780
Thompson AJV, Nguyen T, Iser D, Ayres A, Jackson K, Littlejohn M, Slavin
J,Bowden S, Gane EJ, Abbott W, Lau GKK, Lewin SR, Visvanathan K,
Desmond PV, Locarnini SA. 2010. Serum Hepatitis B Surface Antigen and
Hepatitis B e Antigen Titers: Disease Phase Influences Correlation with Viral
Load and Intrahepatic Hepatitis B Virus Markers. Hepatology; 51: 1933-1944
Warner N, Locarnini S. 2008.
The Antiviral Drug Selected Hepatitis B Virus
rtA181T/ sW172* Mutant Has a Dominant Negative Secretion Defect and
Alters the Typical Profile of Viral Rebound. Hepatology; 48: 88 - 98
Lampiran 2.
Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian
Penelitian / pemeriksaan laboratorium akan dilaksanakan di Laboratorium Patologi
Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar, Unit
Biologi molekuler FK Unud, Laboratorium RS Dharmais, dan
First Base
Laboratories
Malaysia.
1. Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP
Sanglah Denpasar. Pada laboratorium ini akan dikerjakan pengambilan bahan/sampel,
proses pra-analitik dan pemeriksaan HBsAg. Pemeriksaan HBsAg telah dilakukan
secara rutin dengan menggunakan alat Cobas 6000 Roche.
2. Unit Biologi molekuler FK Unud. Pada unit ini, akan dilakukan ekstraksi,
amplifikasi, purifikasi dan presipitasi DNA Virus Hepatitis B. Unit ini memiliki
fasilitas ruangan yang memadai untuk pemeriksaan molekuler, memiliki tenaga yang
terlatih dan berpengalaman untuk mengerjakan pemeriksaan molekuler dan memiliki
alat PCR
3. Laboratorium RS Dharmais Jakarta. Laboratorium ini telah secara rutin melakukan
pemeriksaan jumlah virus Hepatitis B dengan menggunakan alat RT PCR
4.
First Base
Laboratories
Malaysia. Pemeriksaan sequensing akan dilakukan di
lembaga ini karena Lembaga ini memiliki alat sequenser dan berpengalaman dalam
mengerjakan sequensing untuk Hepatitis B maupun untuk kepentingan lainnya.
Lampiran 3
.
Susunan Organisasi Tim Peneliti /Pelaksana dan Pembagian TugasNo. NAMA / NIDN
Instansi
asal Bidang Ilmu
Alokasi waktu
(jam/ minggu)
Uraian Tugas
1 Dr.dr.
A.A.Wiradewi Lestari, SpPK /
0002047705
Fakultas
Kedokteran
Kimia
klinik,
Immunologi
5
Menyiapkan ijin penelitian dan
kelayakan
etik,
mengkoordinasikan
pengisian
inform consent, pengambilan
darah,
pemeriksaan
laboratorium,
dan
membuat
laporan
2
dr.Tjokorda
Gede Oka,
MS., SpPK
/0026045103
Fakultas
Kedokteran
Hematologi,
bank darah
3
Mengkoordinasikan
adanya
sampel
baru,
mengkoordinasikan
pengisian
inform consent, pengambilan
darah
3
dr. Ni Kadek
Mulyantari,
SpPK(K) /
0026047905
Fakultas
Kedokteran
Bank darah,
Immunologi
3
Mengkoordinasikan pengisian
inform consent, pengambilan
darah
dan
pemeriksaan
LAMPIRAN 4. BIODATA KETUA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1.
Nama Lengkap (dengan gelar)
Dr.dr. Anak Agung Wiradewi
Lestari, SpPK
P
2.
Jabatan Fungsional
Lektor
3.
Jabatan Struktural
Kepala Bagian Patologi Klinik FK
Universitas Udayana
4.
NIP
197704022002122007
5.
NIDN
0002047705
6.
Tempat dan Tanggal Lahir
Gianyar, 2 April 1977
7.
Alamat Rumah
Jalan Dewi Sri, Gang Anggur IV B no 3
Batubulan, Gianyar
8.
Nomor Telepon/Faks /HP
(0361) 7849360 / 08155237937
9.
Alamat Kantor
Jalan PB Sudirman Denpasar
10.
Nomor Telepon/Faks
(0361) 222510
11.
Alamat e-mail
aa_wiradewi@yahoo.com
12.
Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 35 orang;
13. Mata Kuliah yg diampu
1.
Good Laboratory Practise
2.
Stool analysis
3.
Pemeriksaan Laboratorium Penyakit
Hepatobilier, Tes Fungsi Hati
4.
Elective Study (Hepatitis, Dengue,
Malaria, Typhoid)
5.
Urinalisis
B. Riwayat Pendidikan
Program
S-1
S-2
S-3
Nama PT
UNUD
UNAIR
UNUD
Bidang Ilmu
Pendidikan dokter
Patologi Klinik
Biomedis
Tahun Masuk
1995
2002
2008
Tahun Lulus
2001
2006
2013
Judul
Skripsi/Thesis/
Disertasi
Pengetahuan, Sikap
dan Prilaku Pemuda
di Sukawati terhadap
Penyakit Menular
Seksual
Hubungan antara
lingkar pinggang
dengan kadar
mikroalbuminuria
pada sindroma
metabolik di
Denpasar
Kadar Neopterin,
Anti Helicobacter
pylori-Heat Shock
Protein 60II3 dan
Interferon Gamma
yang tinggi
SKA
Nama
Pembimbing/Pr
omotor
Dr. dr. A.A.N.
Subawa, MSi
Prof.
Dr.dr.Hendromarto
no, SpPD-KEMD
Prof. Dr.dr.Ketut
Suastika,
SpPD-KEMD
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber *)
Jml (Juta Rp.)
1.
2008
Hubungan antara lingkar pinggang
dengan laju endap darah sebagai faktor
risiko disfungsi endotel pada sindroma
metabolik
Litbang FK
UNUD
20.000.000
2.
2010
Infeksi Helicobacter pylori sebagai
factor risiko aterosklerosis
Litbang FK
UNUD
22.000.000
3.
2011 arKadar Interferon
yangTinggi Memberi
Risiko Kejadian Kardiovaskuler Lebih
Tinggi
pada
Penderita
Sindroma
Koroner Akut
Litbang FK
UNUD
30.000.000
4.
2012
Sensitivitas dan spesifisitas IT rasio dan
procalsitonin dalam menunjang
diagnosis sepsis
Litbang FK
UNUD
20.000.000
5.
2012
Kadar Neopterin, Myeloperoxidase,
Lectin-like Oxidized Low Density
Lipoprotein Receptor-1, Interleukin-17,
Matrix Metalloproteinase-9 dan Rasio
Kadar Interleukin-6/Interleukin-10 yang
Tinggi merupakan Faktor Risiko
Kejadian Kardiovaskuler pada Penderita
Sindroma Koroner Akut
HPEQ FK
UNUD
100.000.000
6.
2013
Jumlah Virus (
viral load
) Hepatitis B
pada penderita Hepatitis B di Bali
Litbang FK
UNUD
30.000.000
7.
2014
Peranan Genotipe dan Mutasi Virus
Hepatitis B terhadap Progresivitas dan
Resistensi Terapi Hepatitis B di Bali
LPPM UNUD
35.000.000
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun
Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber *)
Jml (Juta Rp.)
1.
2008
Penyuluhan tentang Sindroma Metabolik
di Legian Kuta
P2M FK
UNUD
2.000.000
2.
2009
Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan
di Desa Taro
P2M UNUD
4.000.000
3.
2010
Pemeriksaan Kesehatan di Desa Penatih
P2M UNUD
4.000.000
4.
2011
Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan
kepada pemangku di Desa Ketewel
P2M FK
UNUD
10.000.000
5
2012
Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan
kepada pemangku di Desa Batubulan
P2M FK
UNUD
10.000.000
6
2013
Pemeriksaan (
screening
) Hepatitis B pada
Masyarakat Desa Trunyan
P2M FK
UNUD
10.000.000
7
2014
Pemeriksaan Kesehatan di Desa Pandak
Tabanan
P2M FK
UNUD
10.000.000
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer
Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No
.
Judul Artikel Ilmiah
Volume/Nomor
Nama Jurnal
1.
Patient with confirmed
swine influenza A/H1N1
Vol 16, no 2, thn
2010
Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory
2.
Penderita dengan
Hemokromatosis Primer
Vol 18, no 2, thn
2012
Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory
3.
The Effectiveness of
Insulin Combination
Therapy in Type 2
Diabetes Mellitus
Hospitalized Patients
F. PengalamanPenyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1.
Pertemuan Ilmiah Tahunan
PDS PATKLIN
Asosiasi antara lingkar pinggang
dengan kadar mikroalbuminuria
pada obesitas visceral
Balik papan, 2009
2.
International Kongres of
Bioscience
Hubungan antara lingkar
pinggang dengan laju endap
darah sebagai faktor risiko
disfungsi endotel pada sindroma
metabolik
Denpasar, 2009
3.
Pertemuan Ilmiah Tahunan
PDS PATKLIN
Encephalitis post morsum canis
caused by rabies virus infection
Jakarta, 2010
4.
SURAMADE I
Resistensi insulin : definisi,
mekanisme pada diabetes dan
pemeriksaan laboratoriumnya
Surabaya, 2011
5
Kongres PATELKI
Patient safety
Denpasar, 2012
6
APFCB
Neopterin as Biomarker of CVE
in SKA
Denpasar, 2013
7
Seminar dan Raker IAI
Cabang Bali
How to Interpret Medical Check
Up Results?
Denpasar, 2014
8
Workshop Phlebotomy
PATELKI
Komplikasi Phlebotomi
Denpasar, 2014
9
RTD GEP-NETs
Biomarkers for Diagnosis of
GEP-NETs : Focus on
Chromogranin A
Denpasar, 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan usulan hibah penelitian unggulan udayana.
Denpasar, 17 Pebruari 2015
BIODATA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1.
Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Tjokorda Gede Oka, MS, SpPK
2.
Jabatan Fungsional
Pembina Tk.I / Lektor Kepala
3.
Jabatan Struktural
Kepala Bagian /SMF Patologi Klinik FK
Unud/RSUP Sanglah, Denpasar
4.
NIP
19510426 197903 1 002
5.
NIDN
0026045103
6.
Tempat dan Tanggal Lahir
Klungkung, 26 April 1951
7.
Alamat Rumah
Jln. Pulau Bali No. 3, Denpasar 80114
8.
Nomor Telepon/Faks /HP
0361-246991 / 083114588567
9.
Alamat Kantor
Bagian/SMF Patologi Klinik, FK
Unud/RSUP Sanglah, Jln. Diponegoro,
Denpasar 80114
10.
Nomor Telepon/Faks
0361-245465
11.
Alamat e-mail
tegeoka@gmail.com
12.
Lulusan yang telah dihasilkan -
13. Mata Kuliah yg diampu
1.
Liquor Cerebro Spinalis
2.
Faal Hemostasis
3.
Imunohematologi & Blood Bank
4.
B. Riwayat Pendidikan
Program
S-1
S-2
S-3
Nama PT
Universitas Udayana
Universitas Airlangga
-
Bidang Ilmu
Kedokteran Umum
Kedokteran Laboratorium
Hematologi
-
Tahun Masuk
1970
1984
-
Tahun Lulus
1977
1987
-
Judul
Skripsi/Thesis/
Disertasi
-
Hemopoisis pada Timus
Janin Tikus
-
Nama
Pembimbing/Pr
omotor
-
dr. Ida Bagus Djelantik,
SpPK-K
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber *)
Jml (Juta Rp.)
1.
2010
Prevalensi Kontaminasi Darah di Unit
Transfusi Darah Pembina PMI Daerah
Bali, 2010
-
-
2.
2010
Efektivitas Teknik Desinfeksi Baru
dalam Meningkatkan Mutu Produk
Darah di Unit Transfusi Darah Pembina
PMI Daerah Bali/RSUP Sanglah
Denpasar, di presentasikan pada Persi
Award JCC 19 Oktober 2010
-
-
3.
2013
Proposal penelitian : Korelasi Antara
Kadar Interleukin-10 dan Interferon
Gamma
Plasma
Dengan
Jumlah
Limfosit-T CD4
+Pada Donor Darah
Yang Terinfeksi HIV
-
-
4.
5.
6.
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing,
Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan
Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun
Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber *)
Jml (Juta Rp.)
1.
2013
Pemeriksaan Kesehatan (Skrining
Hepatitis B) pada masyarakat Desa
Trunyan
FK Unud,
Denpasar
10.000.000,-
2.
3.
4.
5
6
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No
.
Judul Artikel Ilmiah
Volume/Nomor
Nama Jurnal
1.
-
-
-
2.
F. PengalamanPenyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1.
Pembicara pada Workshop
Sistem Vacutainer Program
Studi DIII Analisis
Kesehatan.
Prosedur Baku Pengambilan
Darah dengan Vacutainer
Denpasar,
8 November 2012
2.
G. Penghargaan yang Pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah,
asosiasi, institusi, dll)
No.
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1.
Satya Lencana Karya Satya
20 tahun
Pemerintah RI (Presiden RI: Dr.
H. Susilo Bambang Yudhoyono)
3 Februari 2005
2.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan usulan hibah penelitian unggulan udayana.
Denpasar, 17 Pebruari 2015
A. Identitas Diri
1.
Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K)
2.
Jabatan Fungsional
Staf dokter
3.
Jabatan Struktural
-
4.
NIP
197904262008122002
5.
NIDN
0026047905
6.
Tempat dan Tanggal Lahir
Gianyar, 26 April 1979
7.
Alamat Rumah
Jl. Cokroaminoto 152 Denpasar
8.
Nomor Telepon/Faks /HP
08123647413
9.
Alamat Kantor
Jl. Diponogoro Denpasar
10.
Nomor Telepon/Faks
0361-227911-15(ext 204)
11.
Alamat e-mail
melyan79@yahoo.co.id
12.
Lulusan yang telah dihasilkan
13. Mata Kuliah yg diampu
1.
Eritropoesis
2.
Bank darah dan transfusi kedokteran
3.
Pemeriksaan laboratorium LCS
4.
Pemeriksaan imunoserologi
B. Riwayat Pendidikan
Program
S-1
S-2
S-3
Nama PT
FK Udayana
FK Unair
FK UGM
Bidang Ilmu
Dokter umum
Spesialis patologi
klinik
Konsultan bank darah
dan kedokteran
transfusi
Tahun Masuk
1997
2005
2012
Tahun Lulus
2003
2009
2013
Judul
Skripsi/Thesis/
Disertasi
Sikap dan
pengetahuan tentang
pemakaian KB pasca
persalinan di
Kerambitan Tabanan
Bali
Korelasi antara
kadar
interleukin-10 dengan jumlah
limfosit T-CD4
pada penderita
HIV asimtomatis
Sistem audit
penggunaan produk
darah di RSUP
Sanglah Denpasar
Nama
Pembimbing/Pr
omotor
Dr. I Wayan
Kandera, MPH
Prof.dr. I Dewa Putu
Wijana, M.Kes
Dr.dr. Nasronudin,
Sp.PD KPTI
Dr. Endang
Retnowati, MS.,
SP.PK(K)
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber *)
Jml (Juta Rp.)
1.
2010
Efektivitas teknik desinfeksi baru dalam
meningkatkan mutu produk darah di
Unit Pelayanan Darah RSUP Sanglah
2.
2011
Cara sederhana mendapatkan plasma
donor yang aman di unit pelayanan
darah RSUP Sanglah Denpasar
3.
2012
Korelasi antara kadar interleukin-10 dan
interferon- plasma dengan jumlah
limfosit T-CD4 pada donor yang reaktif
HIV
HPEQ
Rp. 100.000.000,-
4.
13
Menurunkan kejadian unused blood
order dengan sistem audit penggunaan
produk darah di RSUP Sanglah
Denpasar
5.
6.
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing,
Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan
Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun
Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber *)
Jml (Juta Rp.)
1.
2010
Pelayanan donor darah
2.
2011
Pelayanan donor darah
3.
2012
Pelayanan donor darah
4.
2013
Pelayanan donor darah
5
6
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No
.
Judul Artikel Ilmiah
Volume/Nomor
Nama Jurnal
1.
Penderita dengan
hemokromatosis primer
Jurnal Perhimpunan Dokter Spesialis
Patologi Klinik Indonesia
2.
F. PengalamanPenyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Nama Pertemuan ilmiah/
Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1.
Pertemuan Ilmiah Tahunan
PDS Patklin
Penderita dengan
hemokromatosis primer
Balikpapan, 2009
2.
Pertemuan Ilmiah Tahunan
PDS Patklin
Korelasi antara kadar
interleukin-10 plasma dengan
jumlah limfosit T-CD4 pada
penderita HIV asimtomatis
Balikpapan, 2009
3.
Pertemuan Tahunan
Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia
Efektivitas teknik desinfeksi
baru dalam meningkatkan mutu
produk darah di Unit Pelayanan
Darah RSUP Sanglah
Jakarta, 2010
4.
Pertemuan Tahunan
Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia
Cara sederhana mendapatkan
plasma donor yang aman di unit
pelayanan darah RSUP Sanglah
Denpasar
Jakarta, 2011
5
Pertemuan PDS Patklin
cabang
Surabaya-Malang-Denpasar
Peranan NAT dalam skrining
darah donor di UDD PMI
Provinsi Bali
Denpasar, 2013
6
Pertemuan Tahunan
Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia
Menurunkan kejadian
unused
blood order
dengan sistem audit
penggunaan produk darah di
RSUP Sanglah Denpasar
Jakarta, 2013
G. Penghargaan yang Pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah,
asosiasi, institusi, dll)
No.
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1.
Finalis Ganda Soebrata
Awards
Perhimpunan Dokter
SpesialisPatologi Klinik
Indonesia
2009
2.
Juara 3 Lomba poster
Perhimpunan Dokter
SpesialisPatologi Klinik
Indonesia
2009
3.
Runner Up PERSI Award
Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia
2010
4.
Runner Up PERSI Award
Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia
2011
5
Runner Up PERSI Award
Perhimpunan Rumah Sakit
Seluruh Indonesia
2013
6
7
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan usulan hibah penelitian unggulan udayana.
Denpasar, 17 Pebruari 2015