• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SOCIAL LIBRARY DENGAN METODE WEB DEVELOPMENT LIFE CYCLE (WDLC)DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN SOCIAL LIBRARY DENGAN METODE WEB DEVELOPMENT LIFE CYCLE (WDLC)DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SOCIAL LIBRARY DENGAN METODE WEB

DEVELOPMENT LIFE CYCLE (WDLC)DI UNIVERSITAS DIAN

NUSWANTORO

Afid Zakaria

Universitas Dian Nuswantoro

Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang 50131

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Perpustakaan saat ini terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi khusunya teknologi informasi. Terbukti dengan banyaknya perpustakaan yang menggunakan aplikasi sistem manejemen perpustakaan salah satunya seperti Senayan Library Management System (SLiMS), ITIL Library management System, MyLibrary yang mampu mempercepat proses pengelolaan data perpustakaan. Salah satu perpustakaan yang menggunakan sistem majemen perpustakaan adalah perpustakaan Universitas Dian Nuswantor. Perpustakaan ini menggunakan aplikasi Senayan Library Management System (SLiMeS) untuk membantu administrator dalam mengelola data mempermudah anggota perpustakaan dalam melakukan pencarian informasi pustaka yang ada. Namun sayangnya sistem layanan ini masih bersifat satu arah.

Belum ada layanan yang memfasilitasi anggota perpustakaan untuk ikut berbagi informasi mengenai koleksi pustaka yang mereka miliki. Untuk itu diperlukan sistem perpustakaan baru yang bersifat dua arah yang dikenal dengan istilah Social Library. Dengan diterapkanya sistem Social Library pada perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro diharapkan dapat membantu anggota perpustakaan untuk dapat ikut serta dalam berbagi koleksi pustaka yang dimiliki sehingga dapat menambah daftar pustaka baru yang belum dimiliki oleh perpustakaan.

Kata kunci : Social Library, Library 2.0¸

Development Life Cycle (WDLC)

1.

PENDAHULUAN

Perpustakaan saat ini terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya teknologi khusunya teknologi informasi. Terbukti dengan banyaknya perpustakaan yang menggunakan aplikasi sistem manejemen perpustakaan seperti Senayan Library Management System (SLiMS), ITIL Library management System, MyLibrary dan lain-lain. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur yang mampu membantu menyelesaikan pekerjaan

pustakawan. Fitur-fitur yang terdapat dalam aplilkasi ini antara lain penyimpanan data koleksi, pencarian koleksi, transaksi peminjaman dan pengembalian, managemen keanggotaan, laporan statistik hingga menampilkan informasi katalog online. Fitur informasi katalog online yang terdapat pada Aplikasi sistem manejemen mampu mempercepat proses pencarian koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

Namun sayangnya layanan informasi katalog online bersifat satu arah. Sistem hanya menampilkan informasi mengenai koleksi perpustakaan yang di input oleh administrator. Belum ada layanan yang memfasilitasi anggota perpustakaan untuk ikut berbagi informasi mengenai koleksi pustaka yang mereka miliki. Dapat dikatakan bahwa setiap anggota perpustakaan memiliki kolesi pustaka pribadi baik berupa buku, jurnal, e-book dan lain-lain. Dengan mengajak anggota berbagi informasi pustaka yang dimiliki dapat menjadi suber pustaka baru. Selain itu juga mampu menciptakan interaksi antar anggota perpustakaan. Konsep perpustakaan seperti ini dikenal dengan istilah Library 2.0 atau Social library.

2. RUMUSAN MASALAH

Dari paparan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan menjadi banyaknya buku dan sumber pustaka yang tidak terekam di perpustakaan sebagai pusat buku dan literatur sehingga perlu diterapkanya sistem Social library di lingkungan UDINUS.

3. TUJUAN

Tujuan dari pembutan tugas akhir ini adalah menerapkan perpustakaan dengan konsep Social

library di lingkungan UDINUS.

4. TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Social Library

Social library merupakan konsep layanan

(2)

perpustakaan bukan hanya konsumen informasi, namun mereka juga dapat ikut berperan dalam memberikan, menyebarkan, dan memodifikasi informasi yang dimiliki [1]. Social library memiliki 4 (empat) elemen pokok, yaitu:

1. Berpusat pada pengguna (user-centered) 2. Memberikan pengalaman multi media 3. Membangun hubungan sosial

4. Merupakan sebuah komunitas yang inovatif Dari empat poin di atas terbaca dengan jelas bahwa Social library merupakan sebuah model sistem perpustakaan yang sangat terbuka untuk partisipasi pengguna. Social library mendambakan hadirnya sosok pustakawan yang memiliki kemauan untuk tumbuh bersama pengguna dan berkesadaran kuat untuk beranjak dari paradigma layanan off-line terbatas menuju layanan online tanpa batas.

4.1.1 Peran Pustakawan Social Library

Social library mensyaratkan adanya

transformasi dalam diri pustakawan, berupa peningkatan kapasitas, kompetensi, kecerdasan, dan perbaikan sikap. Dalam bahasa Agus M. Irkham (2009) [2], Pustakawan social library harus memiliki kemauan untuk berbagi, bersahabat, gaul, mahir menulis, dan aktif dalam berbagai jejaring sosial.

Menurut Abram (2007) [3], untuk menjadi Social librarian harus memiliki beberapa syarat antara lain :

1. Memahami benar-benar berbagai manfaat yang ditawarkan oleh web2.0.

2. Mau mempelajari alat dan perangkat utama web 2.0 dan library 2.0.

3. Mampu memadukan format koleksi digital dan tercetak.

4. Mampu mengakses informasi dalam berbagai format.

5. Mampu menggunakan informasi non tekstual, seperti gambar, suara, citra bergerak.

6. Menggunakan dan mengembangkan jejaring sosial untuk memperoleh manfaat maksimal. 7. Mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui beragam teknologi, seperti telepon, skype, im, sms, texting, email, referensi virtual, dan lain sebagainya.

4.2 Web Development Life Cycle (WDLC)

Web Development Life Cycle atau disingkat

WDLC merupakan metode yang digunakan dalam membangun sebuah website dari perencanaan hingga website di publikasikan [4].

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui dalam membangun sebuah website dengan metode

Web Development Life Cycle, yaitu :

1. Website Planning

Website planning atau perencanaan.

Tahap perencanaan ini merupakan tahap yang sangat penting, karena jika salah dalam perencanaan salah maka pada tahap selanjutnya akan salah juga, berikut beberapa hal yang harus dilakukan dalam ini :

1. Ketahui tujuan dari website yang akan dibuat. 2. Pahami siapa yang akan menggunakan

website.

3. Pahami teknologi website seperti apa yang akan digunakan dalam membangun.

4. Ketahui siapa nantinya yang akan terlibat dalam mengisi isi konten website.

5. Menentukan apa dan dimana informasi dari website berasal

2. Website Analysis

Tahap Website Analysis ini merupakan tahap dimana kita menganalisa apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna dengan mengumpulkan informasi dari pengguna, menganalisa secara sistematis fungsi dari aplikasi yang akan dibuat, data apa saja dan dari mana saja kemudian hasil apa yang ingin didapatkan.

3. Website Design and Development

Dalam tahap ini kita menyiapkan cetak biru dari website yang akan dibuat, disini kita mempersiapkan berbagai represtasi diagram dari objek logis dan fisik untuk dikembangkan selama tahap pembangunan untuk diikuti. Objek utama termasuk model data, model proses dan model penyajian. Selanjutnya desain sistem didokumentasikan.

4. Website Testing

Dalam tahap ini ditunjukkan bagaimana hasil kerja dari seorang programmer apakah hasil website yang sudah dibuat seperti harapan dari pengguna mulai dari informasi yang dibutuhkan hingga performa yang didapatkan dari website yang telah dibuat. Disini dilakukan yang melibatkan perencanaan pengujuan, membuat text data, mengeksekusi teks berjalan, pencocokan hasil teks dengan hasil yang diharapkan, menganalisa perbedaan, memperbaiki bug dan pengujian.

5. Website Implementation and Maintanance Dalam tahap implementasi ini website diletakkan dalam sebuah komputer yang didalamnya sudah dipersiapkan (server, DBMS, dll) dan selanjutnya akan hidup sebagai kegiatan utama. Ini adalah tahap dimana pertama datang dan berhubungan dengan pengguna, dan pengguna mendapatkan kesempatan untuk bekerja di dalamnya untuk pertama kalinya. Selain itu, melibatkan langkah yang paling penting dari pengujian penerimaan pengguna.

(3)

uc Administrator Administrator Login Kelola Anggota Kelola Buku Atur Tampilan Logout Aktif/Non Aktif Anggota Hapus Anggota

Atur Katergori Buku

Hapus Buku

<<include>> <<include>>

<<include>> <<include>>

Sedangkan dalam tahap pemeliharaan informasi di dalam website harus selalu terbaharui. Ini membantu menjaga website selalu up to date sehingga memastikan pengembalian yang tinggi pengguna atas investasi mereka di tingkat operasional bisnis.

5. RANCANGAN

SISTEM

DAN

IMPLEMENTASI

5.1 Website Planning

1. Menentujan Tujuan Pembuatan Website

Tujuan dari pembuatan aplikasi Dinus

Social Library adalah untuk memberikan layanan

bagi anggota perpustakaan UDINUS agar dapat saling bertukar informasi buku yang dimiliki baik berupa buku fisik maupun digital. Sehingga mampu tercipta suber pustaka baru yang belum terekam di Perpustakaan UDINUS.

2. Menentukan Pengguna

Pengguna dari aplikasi ini nantinya adalah : a. Anggota perpustakaan UDINUS (mahasiswa,

dosen dan staff) yang ingin mencari informasi pustaka atau ingin memberikan informasi pustaka yang dimiliki.

b. Administrator website Dinus Social Library yang bertugas mengelola data pengguna dan koleksi pustaka.

3. Teknologi yang digunakan

Pada pembuatan website Dinus Social

Library ini dibuat menggunakan bahasa

pemrograman PHP (Hypertext Prepocessor) dengan memanfaatkan konsep web 2.0 yang menyediakan layanan interaksi dua arah seperti komentar dan chatting antar pengguna.

4. Yang Terlibat Dalam Pengisian Konten Website Orang yang terlibat dalam pengisian konten website Dinus Social Library ini adalah pengguna website yang sudah terdaftar yang memberikan informasi tentang pustaka yang mereka miliki. 5. Asal dan informasi yang disajikan

Informasi yang terdapat pada website Dinus

Social Library berasal dari pengguna yang memiliki

informasi pustaka yang ingin dibagikan. Informasi pustaka dikategorikan menjadi dua yaitu putaka fisik dan pustaka digital. Informasi pustaka fisik berupa gambar cover buku, judul buku dan deskripsi buku. sedangkan informasi pustaka digital berupa judul, deskripsi dan link download.

5.2 Analisis Kebutuhan

Diagram model kebutuhan sistem menggambarkan kebutuhan terhadap sistem yang akan dikembangkan, yang ditangkap selama proses

analisis. Berikut ini adalah Diagram Model Kebutuhan beserta penjelasanya.

Gambar 1. Model Kebutuhan Sistem

5.3 Website Design and Development

1. Use Case Diagram

Use case diagram yang disusun pada software ini memerlukan aktor sebagai pelaku yang menjalankan berbagai case yang ada. Berikut adalah langkah-langskah membuat diagram use case dalam sistem yang akan dibangun. Berikut usecase diagram administrator dan pengguna.

Gambar 2.Use Case Diagram Administrator

Dari diagram diatas menggambarkan administrator dapat melakukan login, mengelola anggota antara lain mengaktifkan atau menonaktifkan anggota, hapus anggota, mengelola buku antara lain mengatur kategori buku, menghapus data buku. Selain itu administrator juga dapat mengatur tampilan sistem.

(4)

Gambar 3. Use Case Diagram Pengguna Dari diagram use case diatas menggambarkan bahwa anggota dapat melakukan registrasi atau login, upload data buku yang dimiliki baik buku fisik maupun buku digital, pencarian buku, meminjam buku fisik, download buku digital, mengolah akun, melihat koleksi pustaka member lain, melihat profil member lain, serta dapat berinteraksi dengan member lain.

5.4 Website Testing

1. White Box Testing

Salah satu teknik pengujian yang akan digunakan dalam melakukan pengujian pada aplikasi ini adalah teknik pengujian white box, dimana pengujian ini menggunakan basis path yang memungkinkan desainer test case mengukur kompleksitas logis dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan basis set dari setiap jalur eksekusi, sebagai contoh pengujian diambil dari pencarian buku berdasarkan judul. Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

V(G) = 12 – 10 + 2 =4

Dimana V(G) merupakan kompleksitas siklomatis, E merupakan jumlah edge grafik alir, dan N adalah jumlah simpul grafik alir. Dengan demikian menghasilkan nilai kompleksitas siklomatis sebesar 4, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi tersebut mempunyai algoritma atau alaur

yang efesien dan sesuai dengan standar nilai sebuah perangkat lunak.

Dengan nilai kompleksitas 4, maka didapat basis set yang dihasilkan dari jalur independent secara linier adalah jalur :

a. 1-2-3-4-6-7-8-9 b. 1-2-3-4-6-10 c. 1-2-3-5-6-7-8-9 d. 1-2-3-5-6-10

Terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali, berdasarkan ketentuan tersebut dari segi kelayakan software, sistem ini telah memenuhi syarat.

5.5 Website Implementation and Maintanance

Berikut ini merupakan hasil implementasi dari rancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya, baik dari rancangan user interface atau desain dan segi perancangan sistem.

Gambar 4. Halaman Login dan Register Halaman login dan register merupakan halaman pertama yang akan terbuka saat user mengakses sistem. User harus melakukan registrasi terlebih dahulu, setelah itu user dapat melakukan login. Untuk melakukan registrasi terdapat beberapa form yang wajib diisi antara lain NIM, nama, username, password, email, dan nomer telpon. Setelah form telah diisi dengan benar klik tombol kirim untuk melakukan registrasi. Sedangakan untuk login terdapat dua form yang harus diisi yaitu username dan password. Setelah form terisi klik tombol login untuk dapat masuk ke menu utama. uc Use Case Model

Pengguna Register / Login Upload Buku Mencari Buku Mendapatkan Buku Pinj am Buku

Dow nload Buku

Mengelola Akun Lihat Profil

Perbaharui Informasi Profil

Ubah Passw ord

Interaksi Dengan Pengguna Lain

Melihat Pustaka Member Lain

Melihat Profil Member Lain <<include>> <<include>> <<include>> «extend» «extend»

(5)

Gambar 5. Halaman Utama Pengguna Halaman utama pengguna merupakan halaman yang akan ditemukan oleh pengguna setelah berhasil melakukan proses login ke dalam sistem. Halaman ini menampilkan menu yang dapat di akses oleh pengguna antara lain menu pencarian, daftar buku yang sudah di upload oleh pengguna, chat grup, upload buku, lihat profil, lihat perpustakaan, pesan, dan logout.

Gambar 6. Halaman Upload Buku

Halaman menu upload buku menampilkan dua pilihan jenis buku yang akan di upload yaitu

e-book dan buku fisik. Menu ee-book digunakan bagi

pengguna untuk mengupload buku jenis digital (Elektronik Book). Sedangkan menu buku digukan untuk mengupload buku fisik

3 KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti berhasil menerapkan konsep Social Library dengan membuat aplikasi berbasis web yang menyediakan layanan untuk berbagi informasi buku bagi anggota perpustakaan di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

4 DAFTAR PUSTAKA

[1] M T Kattimani, Suresh Jange M Anjanappa, "Trends in ICT for Librarian 2.0 : Open Courseware, Open Access," 2009.

[2] Irkham, A. M. 2009, Library 2.0: Generasi Kedua. [Online].http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/pr iyanto_UIN.pdf, [Accessed 15 Agustus 2014] [3] Abram, S. 2007, Web 2.0, Library 2.0 and

Librarian 2.0: Preparing for the 2.0 World. [Online]. http://www.onlineinformation. co.uk/online09/files/freedownloads.new_link1.10 80622103251.pdf, diakses [Accessed 15 Agustus 2014].

[4] Prof.Jaya Iyer, Prof.Sindhu Singh Dr.R.Kamatchi, "Web Development Life Cycle," Software

Gambar

Gambar 2.Use Case Diagram Administrator
Gambar 3. Use Case Diagram Pengguna  Dari diagram use case diatas menggambarkan  bahwa  anggota  dapat  melakukan  registrasi  atau  login,  upload  data  buku  yang  dimiliki  baik  buku  fisik  maupun  buku  digital,  pencarian  buku,  meminjam  buku  fi
Gambar 5. Halaman Utama Pengguna  Halaman  utama  pengguna  merupakan  halaman  yang  akan  ditemukan  oleh  pengguna  setelah  berhasil  melakukan  proses  login  ke  dalam  sistem

Referensi

Dokumen terkait

Menerapkan metode Web Based Learning atau pembelajaran berbasis Web dapat diimplementasikan pada aplikasi pembelajaran Budaya Batak dimana aplikasi ini dapat digunakan

Dari penelitian yang dilakukan sehubungan dengan pembangunan aplikasi informasi restoran berbasis web services di kota Manado, adapun ditarik kesimpulan bahwa

Aplikasi yang dibangun merupakan aplikasi berbasis web yang menerapkan konsep augmented reality untuk menampilkan objek pakaian secara 2D dan dalam interaksinya aplikasi

Dari penelitian yang dilakukan sehubungan dengan pembangunan aplikasi informasi restoran berbasis web services di kota Manado, adapun ditarik kesimpulan bahwa

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembuatan Perangkat Lunak Pencarian Lokasi Puskesmas di Kabupaten Tegal Berbasis Mobile adalah untuk membuat aplikasi

xiv ABSTRAK RANCANG BANGUN APLIKASI E–LIBRARY DI SMAN 2 KALIANDA LAMPUNG SELATAN BERBASIS WEB Design And Build E-Library Applications In SMAN 2 Kalianda Lampung Selatan Web Based

Rizki et al., Perancangan Aplikasi Pengolahan Data Bengkel Motor Berbasis Web Dengan Metode Rapid… ini juga di kenal dapat membuat suatu aplikasi dengan waktu yang singkat dalam

Rancang Bangun Aplikasi Online Booking Pada Dankie Barbershop Berbasis Website Menggunakan Web Framework Dan Payment Gateway.. Jurnal Teknik