• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Library 2.0 Pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penerapan Library 2.0 Pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya.

--- . 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Belling, Anna, et.al. (2011). Exploring Library 3.0 and Beyond. (Diakses 18 April, 2015)

Blyberg, John. 2008. Library 2.0 debased.

Maret, 2015)

Bodnar, George H. 2000. Sistem Informasi Akutansi. Jakarta: Salemba Empat. Breeding. 2006. Exploring Web 2.0 and Libraries.

Browne, Anthony. 2008. Punching Above Our Weight: A Small Scottish Library Service joins the Global Community. Canada: Quebec.

Casey, E. Michael. 2007. Library 2.0 : A Guide To Participatory Library Service. New Jersey: Information Today.

Chauhan, Suresh. 2009. Library 3.0.

18 April, 2015)

(2)

Evans, Woody (2009). Building Library 3.0 : Issues in Creating a Culture of Participation. Oxford, UK: Chandos Publishing.

Ferbian, J. 2004. Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Bandung: Informatika.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Hamad, Ali K.H. 2012. Library 3.0: the art of Virtual Library Service. Retrieved from http://www.academia.edu/3270949/Library_3.0_the_art_of_Virtua l_Library_services. (Diakses 18 April, 2015)

Hutagalung, Irsyad Hanif. 2015. Evaluasi Penerapan Library 2.0 dengan Menggunakan Analisis PIECES pada Website Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Medan: USU Press.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Indonesia, Undang-Undang No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Kadir, Abdul. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Maness, Jack M. 2006. Teori Library 2.0: Web 2.0 dan Dampaknya terhadap Perpustakaan. Volume 3, Nomor 2, Juni 2006. (Diakses 28 November 2014).

Mashuri. 2008. Penelitian Verifikatif. Yogyakarta: Andi.

Nugroho, Bunafit. 2004. Aplikasi Pemograman Web Dinamis dengan PHP dan MySQ. Yogyakarta: Gava Media.

O’Reilly, Tim. 2005. Web 2.0: Compact

Definition.

(3)

Dipresentasikan pada Pelatihan Administrasi Perpustakaan di AMK ASTER Yogyakarta 18 Maret 2008, Yogyakarta.

Reitz, Joan M. 2004. Dictionary of Library and Information Science. USA:Libraries Unlimited.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sarno, Riyanto. 2010. “Web 2.0 and Library 2.0”.

Sudarsono, Blasius. Perpustakaan Dua Titik Nol: Pengantar Pada Konsep Library 2.0. Visi Pustaka Vol.10 No.2. (Diakses 28 Januari, 2015).

--- . 2009. “Menerapkan konsep perpustakaan 2.0”. Makalah. Disampaikan pada workshop Library 2.0: Challenge and Oppurtunities to Library Management pada tanggal 11 Agustus 2009. Semarang: Universitas Diponegoro. (Diakses 10 Februari, 2015)

Sugiono. 2006. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

--- . 2009. Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki, dkk. 2006. Perpustakaan dan Informasi dalam konteks budaya. Jakarta: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suwanto, Sri Ati. "Layanan perpustakaan elektronik dengan konsep Library

(4)

Website Perpustakaan Universitas Indonesi 2015).

Wicaksono, Hendro. 2010. “Library 2.0 dan Dampaknya dalam Pengembangan

Aplikasi dan Layanan Perpustakaan”.

Widyawan, Rosa. 2010. “Library 2.0 Tidak Terasa Ada di Sekitar Kita”. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=30250&val=2188&tit le=LIBRARY%202.0%20TIDAK%20TERASA%20ADA%20DI%20SEK ITAR%20KITA . (Diakses 18 Maret, 2015).

Wilson, A. Paula. 2004. Library Web sites : creating online collections and services. Chicago: American Library Association.

(5)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Masyhuri (2008) menjelaskan bahwa “penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu”. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek komponen dan variabel berjalan apa adanya.

Metode penelitian kuantitatif yang dijelaskan oleh Sugiono (2009) adalah: Metode penelitian sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan perhitungan teknik sampel tertentu yang sesuai; pengumpulan data yang kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Unit Analisis

(6)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Ini membuktikan bahwa teknik pengumpulan data merupakan salah satu bagian dari proses validitas suatu data. Ada beberapa teknik dan prosedur yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Melakukan penelusuran (searching) di situs Web perpustakaan yang diteliti. 2. Membuat daftar check list mengenai penerapan Library 2.0 pada Web

Perpustakaan Universitas Indonesia.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2005), “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

(7)

penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan cross checking atau yang dikenal dengan check list. Instrumen ini terdiri dari daftar check list data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.

3.5 Daftar Check List

Daftar check list disusun beberapa indikator. Daftar dibuat untuk mengontrol dan memudahkan pengoreksian. Daftar check list dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Daftar Check List

No. Elemen Library 2.0 Layanan Library 2.0 Ada Tidak

1. Terpusat pada pengguna (It is user-centered)

1.Synchronous Messaging 2. Blogs and Wikis

3. Tagging 4. RSS Feeds 2. Memberikan sebuah

pengalaman multimedia (It is provides a multi-media experience)

5. Media Streaming

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

(8)

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative)

7. Mashups

.

3.6 Analisis Data

Tahap yang dilakukan berikutnya oleh peneliti setelah pengumpulan data adalah analisis data. Menurut Idrus (2002), “Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dikaji sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan untuk disampaikan kepada orang lain”.

Analisis data penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari beberapa tahapan yaitu, data yang diambil dengan dilakukan penelusuran (searching) pada situs Web perpustakaan Universitas Indonesia terlebih dahulu. Website tersebut diobservasi dengan menggunakan daftar check list yang telah dibangun sehingga didapat data yang diperlukan.

Dalam menggunakan table check list penulis menggunakan tanda centang

(√) pada kolom “ya” apabila indikator check list dimiliki oleh situs Web yang

(9)

No. Elemen Library 2.0 Layanan Library 2.0 Keterangan 1. Terpusat pada pengguna (It

is user-centered)

1.Synchronous Messaging 2. Blogs and Wikis

3. Tagging 4. RSS Feeds 2. Memberikan sebuah

pengalaman multimedia (It is provides a multi-media experience)

5. Media Streaming

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

6. Jaringan Sosial

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative)

7. Mashups

3.7 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan cara memperoleh data, jenis dan sumber data penelitian dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Data Primer, yaitu hasil dari penelusuran (searching)Website perpustakaan, yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan seluruh panca indera dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur, mencatat, dan menganalisisnya.

(10)

Penelitian tentang penerapan library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia menghasilkan analisis sebagai berikut:

4.1 Informasi Situs Web

Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) termasuk salah satu perpustakaan terbaik di Indonesia. Mulai dari bentuk bangunan yang mewah, fasilitas yang baik, sampai pada koleksi bahan pustaka dan bahan dokumen yang lengkap. Seiring berdirinya Perpustakaan UI bertujuan untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang terus berkembang, perpustakaan menyediakan layanan perpustakaan digital yang dapat dilanggan pemustaka melalui website perpustakaan. Pepustakaan Digital UI mempunyai kelebihan dalam nilai estetika, sehingga tidak membingungkan pemustaka dalam mencari informasi atau bahan pustaka yang mereka cari. Nama situs web yang diteliti adalah situs web Perpustakaan UI. Alamat situs web yang diteliti ialah

4.2 Hasil Analisis menggunakan Check List

(11)

No. Elemen Library 2.0

Layanan Library 2.0

Ada Tidak Keterangan (Fitur yang ada)

1. Terpusat pada

pengguna (It is user-centered)

1.Synchronous Messaging

2. Blogs and Wikis

3. Tagging

4. RSS Feeds

1.1 Ask a Librarian 1.2 Request Library Information

2.1 Submission of Scientific Work 2.2 Upload your assignments 2.3 Download

Digital Collection 2. Memberikan

sebuah pengalaman multimedia (It is provides a multi-media experience)

5. Media Streaming

Photo Gallery

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

6. Jaringan Sosial

6.1 Facebook

6.2 Twitter 6.3 Youtube

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative)

7. Mashups Website

(12)

4.3 Analisis Deskriptif

Berdasarkan tabel sebelumnya, hasil dari penerapan library 2.0 pada website Perpustakaan UI akan dijelaskan dalam uraian berikut. Dari hasil analisis, indikator yang digunakan ialah 4 elemen penting penerapan library 2.0, yaitu:

1. Terpusat pada pengguna (It is user-centered)

Pengguna berpartisipasi pada pembuatan konten dan layanan yang terlihat di dalam tampilan website Perpustakaan UI. Untuk login ke dalam aplikasi tersebut, pengguna menggunakan username dan password dari akun yang sudah didaftarkan. Layanan library 2.0 yang terdapat dalam website Perpustakaan UI dan termasuk dalam elemen pertama ini ialah: Synchronous Messaging, Blogs and Wikis, Tagging, dan RSS Feeds. Adapun fitur yang terdapat pada masing-masing layanan tersebut sebagai berikut:

1.1 Synchronous Messaging

a. Request Library Information

(13)

UI saja yang dapat menggunakan layanan tersebut. Kelemahan kedua dari layanan ini yaitu evaluasi informasi maupun pertanyaan apa saja yang sudah diberikan oleh pengguna tidak dipublikasikan pada website perpustakaan, sehingga informasi yang ada bersifat tertutup.

Dialog terbuka baik secara fisik maupun maya menjadi basis library 2.0. Kegiatan ini dapat menghasilkan jenis layanan yang memang benar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Layanan perpustakaan tidak lagi menjadi satu arah dari penyelenggara ke pemakai saja, namun justru dikembangkan bersama. Proses dalam perpustakaan dengan sendirinya juga berkembang untuk memenuhi kriteria yang diperlukan pengguna. Tanpa batasan ruang dan waktu, para pengguna dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan.

(14)

Gambar 2. Tampilan Request Library Information

Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

b. Ask a Librarian

Ask a Librarian merupakan layanan referensi online yang disediakan Perpustakaan UI bertujuan bagi peneliti atau pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka ataupun mengajukan pertanyaan bagi pustakawan secara langsung. Tetapi, tentu saja jawaban dari para pustakawan akan tergantung dari jam kerja para pustakawan tersebut.

(15)

layanan Request Library Information.

Setelah melakukan login, pengguna dapat menuliskan pertanyaan pada kolom pesan dan pengguna juga memasukkan nama email agar pustakawan dapat merespon pertanyaan tersebut melalui email pengguna. Disisi lain, layanan ini dinilai masih kurang karena sistem tidak dapat merespon atau pustakawan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan cepat. Ini berdampak buruk bagi pengguna.

Layanan ini merupakan layanan virtual berbasis web, disajikan dengan partisipasi pengguna. Tanpa batasan ruang dan waktu, para pengguna dapat mengajukan pertanyaan kepada para pustakawan. Dengan kata lain, jantung library 2.0 adalah perubahan yang berpusat pada pengguna.

(16)

Gambar 3. Tampilan Ask a Librarian

Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

1.2 Blogs and Wikis

Salah satu sifat dominan dari blog andwikis adalah update content yang selalu diperbaharui setiap hari oleh pemustaka maupun pengelolanya dengan topik-topik tertentu sesuai dengan keinginan. Informasi yang diberikan berupa ide pribadi ataupun dikumpulkan dari situs maupun sumber-sumber lain yang sesuai, atau bahkan bisa juga merupakan sumbangan dari user yang lain. Aplikasi wiki dapat digunakan untuk berkolaborasi membuat konten bersama.

(17)

dinilai layak dikemukakan untuk dikonsumsi pengguna lain secara umum.

a. Submission of Scientific Work

Submission of Scientific Workmerupakan layanan yang disediakan Perpustakaan UI bagi pengguna untuk menambahkan karya yang mereka miliki bertujuan untuk saling memberi informasi dengan pengguna lainnya. Layanan ini juga bermanfaat untuk menambah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Disamping itu juga, layanan ini mengharuskancivitas akademikaUI untuk menggungah konten yang berhubungan dengan kegiatan ajar perkuliahan.

Dalam pengaplikasiannya, pengguna diharuskan untuk melakukan login terlebih dahulu sehingga layanan ini tidak terbuka untuk pengguna secara umum. Layanan ini memiliki kelebihan yaitu para pengguna tidak hanya membaca dari web saja, namun pengguna dapat menulis bahkan mengupload sendiri konten dalam website perpustakaan.

(18)

Gambar 4. Tampilan Submission of Scientific Work Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

b. Upload Your Assignments

Upload Your Assignments bertujuan agar setiap pengguna perpustaakan dapat mengupload sendiri karya yang mereka miliki. Berbeda halnya dengan layanan Submission of Scientific Work, layanan ini tidak mengharuskan pengguna untuk melakukan login. Upload Your Assignments merupakan layanan terbuka untuk pengguna yang tidak merupakan civitas akademika UI.

(19)

Gambar 5. Tampilan Upload Your Assignments

Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

c. Download

(20)

Tabel 7. Daftar Konten PadaLayanan Download No. Jenis konten yang dapat didownload

1. Application/pdf 2. Application/msword 3. Application/unknown

4. Application/vnd.ms-powerpoint

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan download terhadap penerapan library 2.0:

Gambar 6. Tampilan Download Sumber: www.lib.ui.ac.id

(21)

Gambar 7. Tampilan Contoh Koleksi Layanan Download(Isi dari Gambar 6) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

1.3 RSS Feeds

RSS Feeds disediakan oleh Perpustakaan UI khususnya bagi pengguna untuk mempersatukan dan mempublikasikan kembali isi dari situs lain atau blogs. Melalui layanan RSS Feeds, perpustakaan mengupdate artikel-artikel baru dalam suatu kolesi maupun layanan baru pada database langganan, perpustakaan juga mempublikasikan kembali isi situs mereka. Layanan ini menyediakan pengguna sebuah cara untuk mengumpulkan dan menerbitkan kembali konten pada web.

(22)

Tabel 8. Daftar Koleksi Digital Perpustakaan UI No. Jenis Koleksi Nama File

1. Koleksi a. UI Documentation& Archive b. UI Scholarly Journals c. UI Open Access Journals d. UI Makara Science Series e. UI Video Online

2. Sumberdaya Elektronik a. Discovery (Federated) Search b. Garuda Search

c. Online Database List d. Online Books Ebrary e. Academic Video Online

3. E-Books a. Cambridge

(23)

Gambar 8. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 9. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id

(24)

Gambar 10. Tampilan Collections (Isi dari Gambar 9) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 11. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id

(25)

Gambar 12. Tampilan Electronic Resources (Isi dari Gambar 11) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 13. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id

(26)

Gambar 14. Tampilan E-Books (Isi dari Gambar 13) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 15. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id

(27)

Gambar 16. Tampilan Research Tools (Isi dari Gambar 15) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

2. Memberikan sebuah pengalaman multimedia (It is provides a multi-media experience)

Keragaman isi dan kompleksitas isi koleksi perpustakaan berupa media elektronik. Layanan Library 2.0 yang termasuk dalam elemen kedua ini ialah Media Streaming. Adapun layanan yang disediakan oleh Perpustakaan UI yaitu Photo Gallery. Kelemahan dari layanan ini ialah isi multimedia dari galeri yang tersedia tidak terupdate.

2.1 Photo Gallery

(28)

Gambar 17. Tampilan Photo Gallery Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

(29)

Layanan ini dapat dimanfaatkan untuk mengomunikasikan ragam aktivitas yang telah dan sedang dilakukan di PerpustakaanUI. Jaringan sosial berisikan forum diskusi online. Layanan Library 2.0 yang termasuk dalam elemen ketiga ini ialah jejaring sosial. Dalam pengaplikasiannya, media sosial merupakan teknologi yang paling menjanjikan.

Layanan ini menyediakan pengiriman pesan, pembuatan blog, dan media streaming. Jaringan sosial menyediakan media kepada pengguna untuk saling berbagi data diri, membangun interaksi antara pustakawan dengan pengguna dalam menginformasikan berbagai aktivitas perpustakaan yang berkaitan dengan informasi peminjaman, daftar koleksi, kritik dan saran dan lain-lain. Adapun fitur yang terdapat pada layanan tersebut sebagai berikut:

Gambar 18. Tampilan Jaringan Sosial

Sumber

(30)

a. Facebook

Jejaring sosial facebook paling banyak digunakan untuk menyebarkan informasi terkait kegiatan perpustakaan, layanan perpustakaan, foto kegiatan perpustakaan, agenda perpustakaan, jadwal operasional perpustakaan, koleksi foto dan video, koleksi terbaru perpustakaan, dan jurnal perpustakaan.

Dalam pelaksanaannya, facebook ini diupdate secara regular oleh Perpustakaan Universitas Indonesia, menjadi salah satu bentuk kegiatan promosi dan komunikasi dengan pengguna secara formal. Kelebihan dari layanan ini memudahkan pengguna untuk mencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan pengguna kapanpun dan dimanapun.

[image:30.595.142.507.469.690.2]

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan facebook terhadap penerapan library 2.0:

Gambar 19. Tampilan Facebook

Sumber:

(31)
[image:31.595.113.527.149.394.2]

Gambar 20. Tampilan Isi Facebook Sumber:

Diakses 15 Juli 2015

b. Twitter

Jejaring sosial twitter berisikan kegiatan Perpustakaan UI, layanan perpustakaan, kritik dan saran, profile perpustakaan, jadwal operasional perpustakaan, daftar buku baru, koleksi foto dan video, tanya jawab tentang perpustakaan. Layanan twitter ini membantu pengguna untuk mendapatkan informasi yang lebih efektif dan efisien.

(32)

Gambar21. Tampilan Twitter Sumber:

Diakses 7 Juli 2015

c. Youtube

Jejaring sosial youtube berisikan koleksi multimedia audio dan visual yang dimiliki oleh Perpustakaan UI. Koleksi ini dapat pengguna download secara gratis sesuai dengan kebutuhan pengguna itu sendiri. Pengguna tidak diharuskan melakukan login dalam mengakses layanan ini.

[image:32.595.121.507.97.393.2]
(33)
[image:33.595.113.515.85.339.2]

Gambar 22. Tampilan Youtube Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

Gambar 23. Tampilan Isi Youtube Sumber: www.lib.ui.ac.id

[image:33.595.136.519.468.701.2]
(34)
[image:34.595.119.519.117.346.2]

Gambar 24. Tampilan Video Youtube (Isi Gambar 23) Sumber: www.lib.ui.ac.id

Diakses 15 Juli 2015

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative)

Saat ini media yang terdapat dalam Website Perpustakaan UI sudah menjelma menjadi framework, artinya layanan ini menyediakan akses bagi layanan lain untuk menggunakan fitur atau datanya.

4.1 Mashups

(35)
[image:35.595.111.519.253.475.2]

ialah Mashups.

Gambar berikut mendeskripsikan pengaruh layanan Mashups terhadap penerapan library 2.0:

Gambar 25. Tampilan OPAC Perpustakaan UI Sumber: www.lib.ui.ac.id

(36)

Kesimpulan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Website Perpustakaan Universitas Indonesia belum sepenuhnya menerapkan layanan library 2.0 sesuai dengan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Michael Casey.

2) Layanan Library 2.0 yang terdapat pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia hanya terdiri dari lima layanan yaitu Synchronous Messaging, Blogs and Wikis, RSS Feeds, Media Streaming, Jaringan Sosial, dan Mashups. Sedangkan, layanan Tagging tidak terdapat pada website perpustakaan tersebut.

(37)

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan, maka penulis memberikan beberapa saran yang berguna untuk meningkatkan penerapan Library 2.0 pada website Perpustakaan Universitas Indonesia sebagai berikut:

1) Diharapkan untuk lebih memaksimalkan penerapan Library 2.0 sesuai konsep yang dicetuskan oleh Michael Casey.

2) Untuk terus meningkatkan kualitas layanan Library 2.0agar interaksi dengan pengguna dapat lebih maksimal serta fasilitas layanan yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna.

(38)

2.1.1 Pengertian Informasi

Istilah informasi sudah menjadi kosakata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan yang diserap dari bahasa asing, tepatnya berasal dari Bahasa Belanda yaitu informatie. Dalam bahasa Inggris kata informasi berasal dari kata information. Reitz (2004) mendefinisikan, Informasi (information),

“Data presented in readily comprehensible form to which meaning has been attributed within a context for its use”. In a more dynamic sense, the message conveyed by the use of a medium of communication or expression. More concretely, all the facts, consclutions, ideas, and creative works of the human intellect and imagination that have been communicated, formally or informally, any form.

Definisi ini menyatakan bahwa informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti maknanya. Stevenson dikutip oleh Sulistyo (2006) menyatakan bahwa “Informasi sebagai kata benda bermakna pengetahuan yang diberikan pada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain”.

(39)

merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena informasi meningkatkan pengetahuan, dan informasi menjadi penting karena merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan metode ataupun cara-cara tertentu.

2.1.2 Teknologi Informasi di Perpustakaan

Teknologi informasi sebuah istilah baru yang merupakan terjemahan dari Information Technology. Pengertian Teknologi Informasi menurut Zorkoczy (1990):

Meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan informasi, penerapan bidang dan teknik tersebut, komputer dan interaksinya dengan manusia dan mesin, masalah sosial ekonomi serta budaya yang berkaitan.

(40)

Konsep integrasi akhir-akhir ini telah diterapkan secara luas pada sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) sering digunakan sebagai indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yang berbasis komputer yang mampu mielakukan tukar menukar informasi dari satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yang berbeda sehingga memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data oleh sistem akan lebih efisien.Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi ini kemudian dikenal secara luas dengan nama Automasi Perpustakaan.

2.2 World Wide Web (WWW)

2.2.1 Pengertian Web

(41)

bagian dari internet yang sangat dikenal dalam dunia internet, dengan adanya WWW seorang pengguna dapat menapilkan sebuah halaman virtual yang disebut dengan Website”.Pada dasarnya Web merupakan suatu kumpulan hyperlink yang menuju dari alamat satu ke alamat lainnya dengan bahasa Hyper Text Markup Language (HTML). Dalam pengaplikasian Web,HTML tidak dapat berdiri sendri dalam pembuatan suatu desain yang benar-benar bagus. Oleh karena itu HTML selalu dikaitkan dengan Cascading Style Sheet (CSS)untuk mempercantik desain, JavaScript untuk membuat tampilan yang dinamis, dan eXtensible Markup Language (XML) yang digunakan untuk mendefinisikan format data. Teknologi penggabungan dari JavaScript dan XML saat ini yang marak disebut Asynchorous JavaScript and XML (AJAX) yang menekankan pada pengelolaan konten dalam Website.

2.2.2 Perkembangan Teknologi Web

(42)

komputer pertama kali. Perkembangan ini kemudian dilanjutkan oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1991 dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan memperkenalkan apa yang disebut sebagai situs Web. Pengembangan Web ini sampai sekarang terus berlanjut dan melahirkan berbagai generasi Web. Inilah yang menjadi alasan munculnya generasi Web selanjutya yaitu Web 2.0, bahkan saat ini kita sudah mengenal Web 3.0. Generasi Web ini juga sebenarnya hanya sebagai standar tingkat penggunaan Web.

1. Web 1.0

Standar Web 1.0 merupakan bentuk Web yang paling awal. Hal yang disajikan dalam Web ini masih bersifat statis dan cenderung hanya bersifat informatif.

2. Web 2.0

Dalam standar Web 2.0, Web sudah merupakan ajang interaksi antar sesama pengguna misalnya blog pribadi, friendster, multiply dan lain sebagainya. Bentuk yang menjadi khas pada generasi ini adalah Web bukan hanya merupakan sumber bacaan dan mencari informasi namun juga sebagai bagian dari interaksi sosial.

3. Web 3.0

(43)

sekarang ini.

[image:43.595.109.508.275.514.2]

Web 2.0 berbeda dengan Webgenerasi sebelumnya yang kini disebut sebagai Web 1.0. Pada awalnya, Web 2.0 diformulasikan dengan contoh sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan Web 1.0 dan Web 2.0

Web 1.0 Web 2.0

DoubleClick --> Google AdSense

Ofoto --> Flickr

Akamai --> BitTorrent

mp3.com --> Napster

Britannica Online --> Wikipedia personal Websites --> Blogging

Evite --> upcoming.org and EVDB domain name speculation --> search engine optimization

page views --> cost per click screen scraping --> Web services

(44)
[image:44.595.109.521.194.496.2]

Webbrowser tanpa membutuhkan teknologi perangkat yang canggih dari sisi pengguna.

Gambar 1. Perkembangan Teknologi Web Sumber: www.radarnetworks.com

2.2.3 Pengertian Web 2.0

(45)

maka Web 2.0 adalah mengenai saling interaksi antara diri kita sendiri dan orang lain. Hal yang paling mencolok pada Web 2.0 ini ialah adanya pengubahan dari sistem dokumen siap saji ke platform aplikasi dan menjadikan metode Web menjadi aplikasi yang berjalan diatas browser.

2.2.4 Kriteria Web 2.0

Pada tahun 2004 Tim O’Reilly memprakarsai sebuah konferensi yang menggunakan nama Web 2.0. Menurut Paul Graham (2005) “Nama 2.0 muncul dari sebuah brainstorming untuk member nama konferensi tentang Web yang baru. Mereka berpendapat bahwa sesuatu yang baru akan muncul dan yang baru itulah disebut Web 2.0”. Dalam suatu sesi pertemuan yang dipimpin oleh Tim O’Reilly (2005) mendefinisikan ulang Web 2.0. Batasan yang muncul adalah sederet kriteria, yaitu:

1. Web 2.0 menggunakan jaringan sebagai landasan kerja yang menjangkau semua peralatan terkoneksi.

2. Penerapan Web 2.0 memanfaatkan keunggulan intrinsik landasan kerja tersebut.

3. Menyediakan data dan jasa dalam format yang memungkinkan dipadukan oleh pihak lain.

4. Menciptakan keunggulan jaringan dengan memakai arsitektur yang cocok untuk partisipasi banyak pihak.

5. Melebihi kemampuan Web 1.0 karena diperkaya oleh pengalaman para pengguna.

(46)

yang akhir-akhir ini semakin meluas. Dengan kata lain Web 2.0 adalah kecanggihan teknologi dan kekuatan partisipasi.

2.3 Library 2.0

2.3.1 Pengertian Library 2.0

Konsep Library 2.0 sendiri pertama kali muncul pada tahun 2005 melalui sebuah blog bernama Library Crunch. Michael Casey adalah pemilik blog tersebut sekaligus orang pertama yang mencetuskan pemakaian istilah Library 2.0. Michael Casey melihat bahwa dapat memanfaatkan berbagai kelebihan Web 2.0 dalam pelayanannya. Menurut Casey (2007):

The heart of Library 2.0 is user-centered change. It is a model for library service that encourages constant and purposeful change, inviting user participation in the creation of both the physical and the virtual services they want, supported by consistently evaluating services. It also attempts to reach new users and better serve current ones through improved customer-driven offerings. Each component by itself is a step toward better serving our users; however, it is through the combined implementation of all of these that we can reach Library 2.0.

Library 2.0 merupakan perpustakaan yang mengadopsi konsep kerja Web 2.0. Melalui konsep baru ini, perpustakaan mencoba mengoptimalkan aplikasi berbasis Web dengan teknologi Web 2.0 untuk memberi layanan kepada penggunanya. Menurut O’Reilly (2005) Web 2.0 memiliki definisi yaitu:

(47)

merupakan aplikasi teknologi berbasis Web yang interaktif, kolaboratif, dan multi media ke dalam layanan dan koleksi perpustakaan berbasis Web”. Kemudian ditambahkan Casey (2007) bahwa “Library 2.0 meningkat dalam hal kemampuan teknologinya, dengan memberikan perpustakaan kemampuan untuk menawarkan perbaikan, dan kesempatan layanan yang dikendalikan oleh pemakai”.

Sementara itu Manees (2006), mendefinisikan “Bahwa Library 2.0 adalah penerapan teknologi yang didasarkan pada Web multimedia yang interaktif, kolaboratif, pada layanan perpustakaan dan koleksi yang berdasarkan Web

, dan menganjurkan diadaptasi oleh komunitas Ilmu Perpustakaan”. Sedangkan, Blyberg (2008), menyatakan semua itu secara ringkas dengan rumus:

Library 2.0 = (books and stuff + people +radical trust) x participation

atau

Perpustakaan 2.0 = (koleksi + orang +kepercayaan radikal) x partisipasi Berdasarkan hal di atas, kunci dari Library 2.0 adalah partisipasi baik pustakawan maupun pengguna perpustakaan. Jadi, Library 2.0 yaitu suatu model yang menganjurkan perubahan yang beralasan dan terus-menerus, dengan mengundang partisipasi pemakai dalam mengkreasikan layanan, baik secara fisik maupun maya sesuai dengan keinginan mereka, yang didukung oleh evaluasi layanan secara konsisten.

(48)

lebih baik kepada pemakai. Sehingga, dengan mengkombinasikan semua implementasi ini kita dapat mencapai Library2.0.

2.3.2 Penerapan Library 2.0

Karakteristik utama dari Library 2.0 adalahinteraksi dan komunikasi antara pustakawan dan pemustaka serta keterlibatan dankontribusi pemustaka dalam pengembangan layanan perpustakaan. MenurutManess (2006), teori Library 2.0 diketahui memiliki 4 elemen penting berikut:

1. Terpusat pada pengguna (It is user-centered)

Pengguna berpartisipasi dalam pembuatan konten dan layanan yang terlihat di dalam tampilan Web perpustakaan, OPAC, dll. Pemakaian dan pembuatan konten Web yang dinamis sehingga peranan pustakawan dan pengguna jelas, serta pengguna dapat memberikan penilaian dan komentar.

2. Memberikan sebuah pengalaman multimedia (It provides a multi-media experience)

Koleksi dan layanan Library 2.0 menyediakan komponenvideo dan audio. Hal ini sangat disarankan walaupun jarang sekali disebutkan sebagai fungsi Library 2.0.

3. Kaya secara sosial (It is socially rich)

Tampilan Web perpustakaan berisi tampilan pengguna. Ada dua cara untuk berkomunikasi antara pengguna dengan pengguna lain dan dengan pustakawan yaitu sinkronisasi (contohnya IM) dan asinkronisasi (contohnya wiki).

4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is communally innovative) Mungkin hal ini merupakan aspek terpenting dari Library 2.0 yaitubertumpu pada asas perpustakaan sebagai layanan masyarakat, namunsadar bahwa ketika masyarakat berubah perpustakaan tidak saja ikutberubah tetapi juga membiarkan pemustaka untuk merubahnya.Perpustakaan siap untuk merubah pelayanannya secara berkelanjutan,mencari cara baru untuk memberi kesempatan masyarakat, bukan sajaperorangan, untuk mencari, menemukan, dan menggunakan informasi.

(49)

ini berbeda dengan perpustakaan generasi sebelumnya (Library 1.0) yang hanya menjalankan koleksi dan layanan yang tersebar ke dalam lingkungan online.

[image:49.595.121.504.305.660.2]

Untuk memperjelas perubahan perpustakaan tradisional menjadi perpustakaan yang menerapkan Library 2.0 yang diakibatkan oleh lahirnya dunia Web 2.0, maka perbandingan tersebut diformulasikan sebagai berikut:

Tabel 2. Perbandingan Penerapan Perpustakaan Menuju Library 2.0

Traditional library

Web 2.0 world Library 2.0 world

Cataloguing Automated metadata, del.icio.us Metadata

Classification Folksonomies and the semantic Web

Locally provided and relevant folksonomy Acquisitions eBay, PayPal, Amazon and

Abebooks

E-archives, e-data and Quality assurance Reference Yahoo Answers and Wikipedia Branded links to

trusted Resources Preservation Digital archives and Repositories Institutional

repository

User instruction Chatrooms Moderate chatroom Working space Bedroom and Starbucks with a

laptop

Wired campus and 24-hour workspace Collections YouTube, Flickr, institutional

repositories, open access

Aggregation of unique content with other libraries Professional

judgement

The wisdom of crowds Teaching retrieval skills

Derek Law (2008) menggambarkan tiga ruas kunci yang menjadi inti dari

layanan Library 2.0 dan dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian terdahulu

(50)

menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut tata susunan

tertentu. Koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan terbatas pada bentuk cetak,

melalui akses manual. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi menjadi

salah satu alasan adanya pergeseran dari perpustakaan tradisional ke perpustakaan

digital, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Library 2.0.

Perpustakaan saat ini tidaklah sama dengan perpustakaan terdahulu,

perpustakaan masa kini mempunyai koleksi yang sebagian besar dalam bentuk

format digital dan diakses dengan komputer. Perubahan yang terjadi sekarang ini

tidak hanya pada bentuk fisik dari koleksi perpustakaan. Namun juga terjadi pada

proses operasional, proses managemen dan interaksi dengan pemustaka. Jadi,

lahirnya Library 2.0memungkinkan perpustakaan berkolaborasi dengan pemustaka dalam melakukan kegiatan-kegiatan perpustakaan melalui teknologi internet.

Menurut Proboyekti (2008) “Sebelum perpustakaan menerapkan Library 2.0, perpustakaan perlu mengetahui kondisi awal perpustakaan (apa yang sudahdilakukan dan disajikan oleh perpustakaan kepada pemustakanya)”. Perpustakaanharus menerapkan Library 2.0 dengan berdasarkan visi-misi perpustakaan dankebutuhan pemustaka. Kemudian penerapan Library 2.0 harus memenuhi 3komponen utama yaitu:

1) Perubahan yang konstan dan bertujuan 2) Partisipasipengguna

(51)

karena kegiatanevaluasi yang akan membuat perubahan di perpustakaan secaraterus-menerus.

2.3.3 Layanan Library 2.0

Layanan Library 2.0 adalah suatu komunitas maya yang berorientasi kepada pemakai. Tetapi konsep yang menjadi pondasi kehadiran suatu Web perpustakaan dan bagaimana Web tersebut harus berevolusi kedalam suatu kehadiran multi media yang membolehkan pemakainya untuk tampil sekaligus, dan baik dengan perpustakaan atau pustakawan atau dengan sesama pemakai lainnya, adalah benar-benar kebutuhan dalam pengembangan. Web dan perpustakaan yang terlibat sebagai suatu sarana untuk memfasilitasi inovasi dan eksperimen dalam layanan Library 2.0. Berikut beberapa contoh layanan Library 2.0 menurut Manees (2006):

1. Synchronous Messaging 2. Media Streaming

3. Blogs dan Wikis 4. Jaringan sosial

5. Tagging (Penge-Tag-an) 6. RSS Feeds

7. Mashups

1. Synchronous Messaging

(52)

pengguna dapat berkomunikasi secara sinkron dengan pustakawan seperti pada saat mereka berkomunikasi tatap muka secara langsung. Ada banyak yang berpikir bahwa IM adalah teknologi Web 1.0, karena sering membutuhkan untuk mengunduh perangkat lunak, sementara itu sebagian besar aplikasi 2.0 adalah sepenuhnya berdasarkan Web.

Masa depan teknologi ini dalam arena perpustakaan sangat menarik. Dengan menyediakan layanan Web interaktif ini, perpustakaan telah menempatkan posisinya untuk mengadopsi pendahulunya secara cepat dan ahli. Aplikasi IM berbasis teks telah berubah menjadi sesuatu yang lebih bersifat multi media, yaitu pesan suara dan video menjadi lebih umum. Perpustakaan juga telah menyediakan sambungan ke layanan chat reference mereka dalam sumber koleksi mereka sendiri, contohnya pada tingkat artikel dalam data base langganan. Secara definisi, perpustakaan fisik itidak pernah lepas dari pustakawan, chat reference yang lebih menyebar mampu menyediakan lingkungan yang serupa dalam dunia Web.

2. Media Streaming

(53)

dengan cara yang sama. Fakta ini menunjukkan sebuah potensi yang memungkinkan terjadinya perkembangan yang berkelanjutan dari tutorial ini. Hal ini dapat menggunakan bentuk chat room multimedia atau wiki, dan pengguna akan berinteraksi dengan satu sama lain serta obyek pembelajaran dalam waktu bersamaan.

Dampak lainnya dari media streaming untuk perpustakaan adalah lebih mengacu pada pertambahan koleksi daripada layanan. Karena media diciptakan, perpustakaan tidak dapat disangkal akan menjadi institusi yang bertanggung jawab dalam mengarsipkan dan menyediakan akses ke sana. Tidak akan cukup dengan hanya membuat “hard-copy” dari obyek-obyek ini dan memberikan pengguna akses ke sana di dalam batas-batas ruang fisik perpustakaan. Library 2.0 akan menunjukkan tidak adanya jarak antara format dan tujuan akses mereka.

3. Blogs dan Wikis

(54)

Wiki pada dasarnya merupakan halaman Web terbuka, yaitu orang yang terdaftar dalam wiki dapat mempublikasikan, memperbaiki dan merubahnya. Pada umumnya sebagai blog, mereka tidak sereliabel sumber tradisional, sebagaimana diskusi umum tentang wikipedia (sebuah ensiklopedia online tempat pengguna terdaftar dapat menulis, memperbaiki atau mengedit artikel) dalam dunia perpustakaan untuk menulis dengan baik.

Sebagai tambahan, wiki perpustakaan sebagai sebuah layanan dapat mendorong interaksi sosial di antara pustakawan dan pemustaka, pada dasarnya menggerakkan kelompok belajar online. Ketika pengguna berbagi informasi dan bertanya, menjawab pertanyaan, dan pustakawan melakukan hal yang sama dalam wiki, catatan transaksi-transaksi ini diarsipkan untuk disimpan. Dan sebaliknya arsip-arsip ini akan menjadi sumber untuk perpustakaan untuk dijadikan sebagai referensi. Selanjutnya, wiki dan blog akan pasti berubah menjadi suatu lingkungan yang lebih bersifat multi media, yaitu adanya sinkronisasi dan asinkronisasi kolaborasi antara audio dan video. Blog adalah bentuk baru penerbitan dan wiki adalah bentuk baru kelompok belajar. Pada akhirnya, blog dan wiki secara relatif merupakan solusi cepat untuk menggerakkan koleksi dan layanan perpustakaan menjadi Library2.0.

4. Jaringan Sosial

(55)

adalah jejaring yang telah menjadi terkenal dalam Web 2.0. MySpace dan Facebook menyediakan media kepada pengguna untuk saling berbagi data diri (profil rinci dan kepribadian pengguna) sedangkan Del.icio.us menyediakan media untuk pengguna saling berbagi sumber Web dan Flickr menyediakan media berbagi gambar. Frappr merupakan sebuah bentuk jejaring yang tergabung menggunakan peta, chat room, dan gambar untuk menghubungkan para pengguna. Jejaring sosial lainnya juga cukup penting, seperti halnya LibraryThing yang menyediakan media untuk para pengguna meng-katalog-kan buku-buku mereka dan melihat apa yang dibagi oleh pengguna lain dengan buku tersebut.

(56)

5. Tagging (Menandai)

Tagging pada intinya memberikan kesempatan pada pengguna untuk membuat judul subyek untuk bahan yang dimiliki. Seperti yang digambarkan oleh Shanhi (2006) “tagging merupakan Web 2.0 karena memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menambah dan mengubah konten (data) serta konten yang menggambarkan konten (metadata)”. Melalui Flickr, pengguna menandai gambar, sedangkanLibraryThing mereka menandai buku. Dalam Library 2.0, pengguna menandai koleksi perpustakaan sehingga dapat berpartisipasi dalam proses pengkatalogan.

Tagging cukup hanya membuat pencarian lateral menjadi lebih mudah. Contoh yang sering diberikan adalah Tajuk Subyek yang terdapat pada Konggres Perpustakaan AS yaitu “cookery’ (keahlian masak). Istilah ini tidak digunakan oleh pengguna bahasa Inggris untuk mencari “cookbooks” (buku masak). Contoh ini menggambarkan adanya masalah seputar klasifikasi standar. Tagging akan mengubah “cookery’ yang kurang berguna menjadi “cookbooks’ yang lebih berguna secara cepat sehinnga pencarian lateral dapat dibantu secara baik.

(57)

pemustaka. Hal tersebut adalah penerapan ilmu perpustakaan yang terbaik.

6. RSS Feeds

RSS feeds merupakan layanan yang disediakan bagi pengguna untuk mengumpulkan dan menerbitkan kembali konten pada Web. Pengguna menerbitkan kembali konten dari blog lain pada blognya sendiri, mengumpulkan konten pada situs lain dalam sebuah wadah tunggal dan menyaring Web untuk keperluannya sendiri. Pengumpulan konten seperti itu merupakan aplikasi lain dari Web 2.0 yang telah berdampak pada perpustakaan.

Perpustakaan sudah membuat RSS feeds bagi pengguna untuk berlangganan serta pemutakhiran item baru dalam sebuah koleksi, layanan baru, dan konten baru pada database langganan. Mereka juga menerbitkan kembali konten pada situs mereka sendiri. Varnum (2006) “menyediakan sebuah blog yang menyebutkan secara rinci bagaimana perpustakaan menggunakan RSS feeds untuk digunakan pemustakanya”.

(58)

ditemuka n karena kondisinya yang masih baru, dapat diperkirakan bahwa pengumpulan ini dapat menggantikan browsing dan pencarian konten lewat situs Web perpustakaan. BBL dan aplikasi pengumpul RSS serupa, diinstal di dalam sistem perpustakaan dan disatukan dengan jejaring sosial perpustakaan, dapat memberikan kesempatan bagi pengguna untuk memiliki sebuah halaman perpustakaan pribadi yang mengumpulkan seluruh konten perpustakaan yang sesuai dengan mereka serta penelitian mereka, menghilangkan informasi yang tidak relevan dan pengguna tentu saja dapat mengendalikan halaman dan konten tersebut.

7. Mashups

(59)

No. Elemen Library 2.0 Layanan Library 2.0 1. Terpusat pada pengguna (It is

user-centered)

1. Synchronous Messaging 2. Blogs and Wikis 3. Tagging

4. RSS Feeds 2. Memberikan sebuah pengalaman

multimedia (It is provides a multi-media experience)

5. Media Streaming

3. Kaya secara sosial (It is socially rich) 6. Jaringan Sosial 4. Bersama-sama melakukan inovasi (It is

communally innovative)

7. Mashups

2.4 Library 3.0

[image:59.595.112.513.138.375.2]
(60)

terutama teknologi Web 3.0. Menurut Evans (2009), “Library 3.0 is the library that is still in existence after the semantic Web and the ‘internet of things’ become common parts of information seeking, resources use, and daily life”. Penjelasan lainnya mengenai library 3.0 ditulis dengan sangat menarik oleh Belling (2011) yang mengatakan sebagai berikut:

Library 3.0 refers to libraries using technologies such as the semantic Web, cloud computing, mobile devices, and re-envisioning our use of established technologies such as federated search, to facilitate usergenerated content and collaboration to promote and make library collections accessible. The end result of Library 3.0 is the expansion of the 'borderless library', where collections can be made readily available to library users regardless of their physical location. Library 3.0 is a virtual complement to physical public library spaces, and ideally will work seamlessly within established public library services and collections”.

(61)

1. User-generated content 2. Federated Search and Beyond 3. Mobile library catalogues 4. Downloadables

5. Print on Demand 6. QR Codes

7. Cloud Computing

Sementara penulis lainnya, Chauhan (2009), menyebutkan beberapa fitur library 3.0 sebagai berikut:

1. Semantic Web 2. OPAC

3. Ontologies

4. Ubiquitous contents 5. GeoTagging

6. Virtual Reference Service 7. Librarians

8. In Nutshell

Bukan hanya itu saja, penulis lain seperti Hamad (2012) dalam “Library 3.0: the Art of Virtual Library Services” menyebutkan karakteristik perpustakaan generasi ketiga ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Virtual Reference Service 2. Librarian 3.0

3. User-generated content 4. Mobile libraries

5. Mobile OPACs

6. Short messaging service (SMS) 7. Quick response codes (QR) 8. Cloud computing

(62)

Perkembangan teknologi yang semakin pesat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Teknologi internet saat ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai aktifitas manusia di dunia, salah satunya aspek pendidikan. Lembaga pendidikan, khususnya perpustakaan menggunakan teknologi ini untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan dan informasi kepada penggunanya.

Dengan diterapkannya teknologi informasi, memberikan banyak perubahan terhadap pelayanan yang terdapat di perpustakaan. Saat ini perpustakaan harus mampu mengikuti dinamika masyarakat pengguna yang semakin beragam dan terbiasa dengan sentuhan teknologi. Berdasarkan dengan dasar hukum dalam undang-undang No. 43 tahun 2007, pada Bab V pasal 14 ayat 3 yang tertulis “Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi”. Dengan demikian pemanfaatan teknologi di perpustakaan sangatlah penting untuk meningkatkan layanannya kepada semua pemustaka.

(63)

dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamisyang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.

Penyebaran informasi pada media penyajian situs Web akan lebih cepat, tepat dan dapat menjangkau area pelayanan yang luas kepada pengguna tanpa terhalang batasan ruang. Jika sebelumnya, informasi berbasis cetak merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang tersedia format baru dalam bentuk digital melalui situs Web. Koleksi digital yang dapat diakses secara elektronik, keberadaannya semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna.

Seiring dengan perkembangan teknologi, maka Website pun terus mengalami perkembangan. Saat Webpertama (Web 1.0) dikembangkan, pengunjung hanya bisa mencari dan melihat-lihat data informasi yang ada di Web. Kemudian bergeser pada era pengembangan Web yang kedua (Web 2.0) dimana pengunjung dapat melakukan interaksi.Istilah Web 2.0lahir pada tahun 2004 dari sebuah konferensi yang diprakarsai oleh Tim O’Reilly dan sebuah event organizer bernama MediaLive International. Jenis interaksi yang dapat dilakukan pada Web2.0 yaitu saling bertukar informasi dan juga pembuatan komunitas-komunitas online.

(64)

lain-lain) di Web, seperti blog, photo sharing (flickr), video sharing (YouTube), presentation sharing (Slideshare.net), social networking (facebook, myspace, twitter, linkedIn) dan lain-lain.

Adanya Web 2.0 menginspirasi kemunculan dari Library 2.0. Istilah ini dikenalkan oleh Michael E. Casey pada tahun 2005 dalam blognya yang bernama Library Crunch. Pada dasarnya penyelenggaraan layanan perpustakaan menggunakan Web 2.0 itulah yang disebut Library 2.0. Dengan layanan tersebut interaksi pemustaka dan perpustakaan akan lebih efektif. Library 2.0 dapat memudahkan cara pustakawan berinteraksi dan melayani pemustaka.

Inti dari Library 2.0 adalah perubahan yang berpusat pada pengguna. Library 2.0 merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan berkelanjutan yang bermanfaat, dengan mengundang partisipasi pengguna dalam mencipta atau mengevaluasi, baik layanan fisik maupun maya yang pengguna kehendaki.

Di Indonesia, banyak perpustakaan yang sudah menerapkan Library 2.0, salah satunya adalah Perpustakaan Universitas Indonesia (UI). Perpustakaan ini sudah menerapkan Library 2.0, terlihat dari terdapatnya layanan untuk melakukan komunikasi secara dua arah, seperti wiki, situs jejaring sosial maupun blog yang ada di dalam Web perpustakaan tersebut.

Perpustakaan UI memiliki gedung fisik yang biasa dikenal dengan sebutan Crystal of knowledge dan dapat diakses melalui Dalam Web perpustakaan tersebut adanya beberapa layanan Library 2.0 seperti

(65)

dan lain-lain.. Oleh sebab itu penulis memilih Perpustakaan UI sebagai lokasi penelitian. Ditambah lagi, dengan alasan Website Perpustakaan UI merupakan salah satu Web terbaik di Indonesia menurut Ranking Web Of Universities pada tahun 2010.

Dalam prakteknya, Perpustakaan UI menerapkan Library 2.0 dalam penciptaan layanan virtual. Ini terlihat dari terdapatnya layanan yang langsung dapat berhubungan dengan pustakawan secara online, tersedianya pangkalan data tutorial dengan bahan ajar online, tambahan publikasi informasi melalui blogs, dan terhubung dengan jaringan sosial, yang pada kenyataannya setiap layanan tersebut memberikan banyak kemudahan bagi pemakai dalam mencari informasi yang mereka butuhkan.

Sehubungan dengan uraian di atas penulis ingin mengetahui apa yang terjadi dengan adanya penerapan Library 2.0 pada perpustakaan UI, dan sudah sejauh manakah perpustakaan UI menerapkan Library 2.0. Sehingga, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

(66)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat terutama bagi:

1. Bagi lembaga, sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan penyempurnaan situs Web Perpustakaan Universitas Indonesia.

2. Dapat dipergunakan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya, khususnya penelitian yang menyangkut masalah dan jenis yang sama dengan penelitian yang dilakukan ini.

3. Bagi penulis sendiri untuk lebih mendalami dan memahami ilmu perpustakaan dan informasi.

1.5 Ruang Lingkup

(67)

Library 2.0 merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan konstan dan terarah, mengundang partisipasi pemustaka dalam penciptaan layanan fisik dan virtual yang diinginkan, dan didukung oleh evaluasi layanan secara konsisten. Di Indonesia, banyak perpustakaan yang sudah menerapkan Library 2.0, salah satunya adalah Perpustakaan Universitas Indonesia. Berdasarkan hal itu, maka peneliti ingin mengetahui apa yang terjadi pada website perpustakaan tersebut.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia dengan berdasarkan teori-teori yang ada.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode check list, sedangkan untuk pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan teori konsep yang dicetuskan oleh Michael Casey yaitu berdasarkan empat elemen dan tujuh layanan library 2.0.

Layanan yang dimiliki website perpustakaan ini yaitu Synchronous Messaging, Blogs and Wikis, Tagging, RSS Feeds, Media Streaming, Jejaring sosial, dan Mashups. Sedangkan, untuk layanan yang tidak dimiliki ialah Tagging.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa hasil analisis dalam penerapan Library 2.0 pada website Perpustakaan Universitas Indonesia masuk dalam kategori baik.

(68)

ANALISISPENERAPAN LIBRARY2.0 PADA WEBSITEPERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh

AFRYNA VERONICA 110709050

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(69)

Judul Skripsi : Analisis Penerapan Library 2.0 Pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia

Oleh : Afryna Veronica

NIM : 110709050

Pembimbing I : Ishak,SS.,M.Hum. Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Abdul Hafiz Harahap, S.Sos, M.I.Kom.

Tanda Tangan :

(70)

LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi : Analisis Penerapan Library 2.0 Pada

WebsitePerpustakaan Universitas Indonesia

Oleh :Afryna Veronica

NIM : 110709050

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua Jurusan : Dr. Irawaty Kahar A, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A. Tanda Tangan :

(71)

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Adapun bagian- bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan etika dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Medan, Juli 2015 Penulis,

(72)

ABSTRAK

Library 2.0 merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan konstan dan terarah, mengundang partisipasi pemustaka dalam penciptaan layanan fisik dan virtual yang diinginkan, dan didukung oleh evaluasi layanan secara konsisten. Di Indonesia, banyak perpustakaan yang sudah menerapkan Library 2.0, salah satunya adalah Perpustakaan Universitas Indonesia. Berdasarkan hal itu, maka peneliti ingin mengetahui apa yang terjadi pada website perpustakaan tersebut.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia dengan berdasarkan teori-teori yang ada.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode check list, sedangkan untuk pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan teori konsep yang dicetuskan oleh Michael Casey yaitu berdasarkan empat elemen dan tujuh layanan library 2.0.

Layanan yang dimiliki website perpustakaan ini yaitu Synchronous Messaging, Blogs and Wikis, Tagging, RSS Feeds, Media Streaming, Jejaring sosial, dan Mashups. Sedangkan, untuk layanan yang tidak dimiliki ialah Tagging.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa hasil analisis dalam penerapan Library 2.0 pada website Perpustakaan Universitas Indonesia masuk dalam kategori baik.

(73)

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus sang Juruslamat dan sahabat terbaik. Penulis berterima kasih atas segala berkat, kekuatan, penghiburan, pertolongan dan perlindungan Tuhan yang tidak pernah berhenti dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih karena Engkau selalu ada ketika saya membutuhkansahabat untuk berbagi suka dan duka.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Penerapan Library 2.0 pada Website Perpustakaan Universitas Indonesia”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

(74)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dalam berbagai hal, baik penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa uluran tangan dari berbagai pihak yang telah membimbing dan mendorong penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ishak, S.S, M.Hum, selaku dosen PA dan pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Abdul Hafiz Harahap, S.Sos, M.I.Kom, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

(75)

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah membimbing dan memberikan wawasan kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Buat sahabat-sahabat terbaikku Lina, Ifbal, Juni, Putri, Ida, dan Retno. Kalian tidak bisa tergantikan. Aku berharap persahabatan ini tetap abadi sampai kita tua nanti. Semoga kita bisa berkumpul lagi dengan kesuksesan yang membanggakan. Juga buat sahabatku Vivi dan Rezha, terimakasih untuk dukungan, semangat, dan doanya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat teman-teman angkatan 011 S1 Perpustakaan, yang telah menemani penulis selama masa perkuliahan dan yang telah menjadi teman bersaing dalam belajar.

(76)

bisa berada disamping kalian sampai saat ini. Terimakasih buat semangat dan dukungan yang telah kalian salurkan kepadaku.

10. Buat keluarga besar Kos UNAM. Kak Meta, Kak peni, Febi, Grace, Kana, Engel, Tina, Emil, Eka, dan Tia. Terimakasih atas doa dan dukungannya.

11. Dan kepada pihak-pihak lain yang telah begitu banyak membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki penulis. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak.

Medan , 2015 Penulis

(77)

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

2.1 Informasi dan Teknologi Informasi ... 6

2.1.1 Pengertian Informasi ... 6

2.2.2 Teknologi Informasi di Perpustakaan ... 7

2.2 World Wide Web ... 8

2.2.1 Pengertian Web ... 8

2.2.2 Perkembangan Teknologi Web ... 9

2.2.3 PengertianWeb 2.0 ... 12

2.2.4 Kriteria Web 2.0 ... 13

2.3 Library 2.0 ... 14

2.3.1 Pengertian Library 2.0 ... 14

2.3.2 Penerapan Library 2.0 ... 16

2.3.3 Layanan Library 2.0 ... 19

2.4 Library 3.0 ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Unit Analisis ... 30

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4 Instrumen Penelitian ... 31

3.5 Daftar Check List ... 32

3.6 Analisis Data ... 33

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Informasi Situs Web ... 35

4.2 Hasil Penelusuran Menggunakan Check List ... 35

4.3 Analisis Deskriptif ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

(78)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Web 1.0 dan Web 2.0 ... 11

Tabel 2. Perbandingan Penerapan Perpustakaan Menuju Library 2.0 ... 17

Tabel 3. Indikator Penerapan Layanan Library 2.0 ... 27

Tabel 4. Daftar Check List... 32

Tabel 5. Daftar Analisis Data ... 34

Tabel 6. Hasil Check List Berdasarkan Indikator ... 36

Tabel 7. Daftar Konten Pada Layanan Download ... 45

(79)

Gambar 1. Perkembangan Teknologi Web ... 12

Gambar 2. Tampilan Ask a Librarian ... 39

Gambar 3. Tampilan Request Library Information ... 41

Gambar 4. Tampilan Submission of Scientific Work ... 43

Gambar 5. Tampilan Upload Your Assigments ... 44

Gambar 6. Tampilan Download ... 45

Gambar 7. Tampilan Contoh Koleksi Layanan Download ... 46

Gambar 8. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI ... 48

Gambar 9. TampilanKoleksi Digital Perpustakaan UI ... 48

Gambar 10. TampilanCollections ... 49

Gambar 11. TampilanKoleksi Digital Perpustakaan UI ... 49

Gambar 12. TampilanElectronic Resources ... 50

Gambar 13. TampilanKoleksi Digital Perpustakaan UI ... 50

Gambar 14. Tampilan E-Books ... 51

Gambar 15. Tampilan Koleksi Digital Perpustakaan UI ... 51

Gambar 16. Tampilan Research Tools ... 52

Gambar 17. TampilanPhoto Gallery ... 53

Gambar 18. Tampilan Jaringa n Sosial ... 54

Gambar 19. Tampilan Facebook ... 55

Gambar 20. Tampilan Isi Facebook ... 56

Gambar 21. Tampilan Twitter ... 57

Gambar 22. Tampilan Youtube ... 58

Gambar 23.Tampilan Isi Youtube ... 58

Gambar 24. Tampilan Video Youtube ... 59

Gambar

Gambar 2. Tampilan Request Library Information
Gambar 3. Tampilan Ask a Librarian
Gambar 4. Tampilan Submission of Scientific Work
Gambar 5. Tampilan Upload Your Assignments
+7

Referensi

Dokumen terkait

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Hasil dari evaluasi input dapat digali sebuah informasi terkait pendekatan pengelolaan apa yang perlu diterapkan dalam pembelajaran evaluasi pendidikan PAI melalui

Pada tahapan ini adalah tahap permulaan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan tentang

[r]

[r]

Saya tidak pernah merasa cemas dengan pekerjaan apa yang akan saya dapat setelah saya

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam proyek seharusnya

Berangkat dari hal-hal yang harus diperhatikan pada readiness assesment untuk organizational change, para peneliti mencoba membuat pendekatan untuk readiness assesment dalam