SISTEM PENATAAN RUANG DAN FASILITAS PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN
KERTAS KARYA
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk
memperoleh gelar Ahli Madya (A.md) dalam bidang perpustakaan dan informasi
DISUSUN OLEH:
SADAM HUSEN DAULAY 102201038
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : Sistem Penataan Ruang dan Fasilitas Perpustakaan
Umum Kota Medan
Oleh : Sadam Husen Daulay
Nim : 102201038
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Ketua : Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd
NIP : 19570407 198603 2 001
Tanda Tangan :
Tanggal :
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Kertas Karya : Sistem Penataan Ruang dan Fasilitas Pada
Perpustakaan Umum Kota Medan
Oleh : Sadam Husen Daulay
Nim : 102201038
Dosen Pembimbing : Himma Dewiyana, ST, M.Hum
NIP : 19720825 200604 2 001
Tanda Tangan :
Tanggal :
Dosen Pembaca : Ishak, S.S, M.Hum
NIP : 196704242001121001
Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat kasih
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas karya ini.
Kertas karya ini berjudul “Sistem Penataan Ruang dan Fasilitas Perpustakaan Umum Kota Medan”. Semoga kertas karya ini dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang perpustakaan.
Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan kertas karya ini
kepada kedua orang tua penulis ayahanda Sulaiman Daulay dan ibunda Nasriani
Tanjung atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan selama hidup penulis.
Kasih dan sayang kalian tak akan dilupakan.
Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan,
bimbingan dan dukungannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga
memungkinkan penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Dengan setulus hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Himma Dewiyana, ST, Mhum, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan fikirannya untuk memberikan bimbingan yang
sangat berguna kepada penulis dalam penyusunan kertas karya ini.
4. Bapak Ishak, Mhum. Selaku Dosen Pembaca yang telah mendidik dan
meluangkan waktunya untuk mengkoreksi tugas akhir penulis.
5. Seluruh Staf dan Pengajar atau Dosen Studi Ilmu Perpustakaan dan
6. Abang dan Kakak Budi Marcos Daulay, Irma Sulastri Daulay, Dodi
Lesmana Daulay, Intan Rosalena Daulay, Syahnan Nasir Daulay, yang
telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
7. Kepada teman seperjuangan Ario Maulana Pinem (Konsulat Imip), Priay
Hasugian (Si Bolang), Ersidto Domini (Kembaran), Fernandok Ginting
(Bandit kelas kakap), Sabar Lamhot harahap,SH.(Politikus Imip), Fahri
Zuhri (Sang Pangeran Cinta), Elpin Zega (Wartawan Imip), Suci
Ramadhani (Playboy Imip), Memet cietosek, Maratul Qibtiyyah, Lusi
Safrina, Siti Khairina, Heru Gunawan, dan semua teman-teman seangkatan
stambuk 2010 untuk kenangan dan kebersamaan semasa perkuliahan.
8. Kepada teman semasa sekolah Ari Setiawan Sukmanika, Yaser Soffa,
Akbar Yoyok, Handri zulfadli, Oki, yang selalu berkumpul disaat kita
sedang Galau dan berkumpul dengan canda dan tawa.
9. Stambuk 2011 yang selalu mengisi acara dimalam hari dijurusan tercinta
untuk mempererat tali persaudaraan kita Arko Hasugian, Liver Jugul,
Junet, Riski, dan komplotanya.
10.Stambuk 2012 yang utama yaitu Hadrian Morang, Karya Ginting,
Parlindungan, Alar tumangger, Hendra. Sebagai pewaris Imip. Penulis
mengucapkan banyak terimaksih atas semangat dan dukungan.
11.Para Alumni Imip Bang Rizal, Kak Mifta, Bang Poltak, Bang Okto, bg
Ndok ginting, kak Rahel dan para alumni yang sedang bertugas dengan
kegiatannya masing-masing penulis mengucapkan banyak terimakasih atas
Akhir kata penulis berharap semoga kertas karya ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun akan diterima untuk menyempurnakan kertas karya ini.
Medan, Juli 2013
Penulis
Sadam Husen Daulay
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 4
1.3 Ruang Lingkup ... 4
1.4 Metode Pengumpulan Data ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 5
2.1.1 Fungsi Tujuan Perpustakaan ... 5
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum ... 6
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum ... 8
2.2 Pengertian Tata Ruang dan Fasilitas Perpustakaan ... 9
2.3 Unsur-unsur Tata Ruang Perpustakaan ... 9
2.3.1 Bentuk Ruang Perpustakaan ... 9
2.3.2 Susunan Tata Ruang Perpustakaan ... 11
2.4 Persyaratan Lingkungan Fisik Tuang ... 12
2.5 Penerangan dan Ventilasi dalam Ruangan ... 12
2.5.1 Sistem Penerangan ... 12
2.5.2 Sistem Ventilasi ... 13
2.5.3 Sistem Pewarnaan Ruang ... 15
2.6.1 Penataan Fasilitas dan Perlengkapan Ruang Perpustakaan 19
BAB III SISTEM PENATAAN RUANG DAN FASILITAS PADA
PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN ... 21
3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Medan ... 21
3.2 Visi dan Misi ... 22
3.3 Struktur Organisasi ... 22
3.4 Keanggotaan Perpustakaan ... 23
3.5 Ruang Perpustakaan Umum Kota Medan ... 25
3.5.1 Ruang Kepala Perpustakaan ... 27
3.5.2 Ruang Kerja Staf ... 27
3.5.3 Ruang Sirkulasi ... 27
3.5.4 Ruang Baca ... 28
3.5.5 Ruang Referensi ... 28
3.5.6 Loker ... 29
3.5.7 Ruang Aula ... 29
3.5.8 Ruang Layanan Anak ... 29
3.6 Jenis Pelayanan ... 30
3.6.1 Layanan Bahan Pustaka ... 30
3.6.2 Digital Library ... 30
3.6.3 Layanan Internet dan Wifi ... 30
3.6.4 Layanan Perpustakaan Keliling ... 31
3.6.5 Layanan Anak ... 31
3.7 Fasilitas dan Perlengkapan Perabotan Perpustakaan umum Kota Medan ... 32
3.8 Penataan dan Fasilitas Perpustakaan Umum Kota Medan ... 32
3.8.1 Penempatan Rak Koleksi ... 32
3.8.3 Pengaturan Suhu Ruangan Perpustakaan Umum Kota
Medan ... 33
3.8.4 Sistem Penerangan Perpustakaan Umum Kota Medan ... 33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ... 35
4.2 Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Perpustakaan Umum Kota Medan ... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam pemenuhan kebutuhan akan sumber informasi di era globalisasi ini,
perpustakaan di tuntut berperan aktif dalam meningkatkan mutu sumber daya
manusia. Perpustakaan sebagai pusat sarana dan informasi harus siap memberi
pelayanan yang baik kepada masyarakat pemakainya dengan menyediakan
kebutuhan sarana dan prasarana berupa gedung(ruang), peralatan, tenaga kerja dan
biaya.
Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah, Walaupun dapat
diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum
dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah
kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu
membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. Tetapi dengan koleksi dan
penemuan media baru selain buku untuk menyimpan informasi, banyak
perpustakaan kini juga merupakan penyimpanan dan akses ke map, cetak atau
hasil seni lainya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan
DVD, dan menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data
CD-ROOM dan internet.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang
bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan
kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah
didefenisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format
apapun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau
tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian
buku dan koleksinya ada dalam bentuk digital yaitu dalam bentuk data yang bisa
diakses lewat jaringan komputer. Perpustakaan Umum Kota Medan adalah
perpustakaan yang diselenggarakan dengan tujuan melayani masyarakat umum.
Oleh karena itu di Perpustakaan Umum Kota Medan diselenggarakan berbagai
Termasuk Perpustakaan Umum Kota Medan adalah perpustakaan yang berada di
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan bahkan sampai perpustakaan desa. Tujuan
dan fungsi layanan Perpustakaan Umum Kota Medan adalah memberikan
kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi melalui bahan pustaka
serta membantu meningkatkan kualitas kehidupanya.
Menurut Wicaksono (2005: 1) perpustakaan umum yang ideal tidak hanya
meningkatkan produktifitas dan taraf hidup masyarakat tetapi juga menjadikan
komunitas pemakainya menjadi orang-orang yang kritis, berwawasan luas dan
tanggap terhadap problem sosial yang ada. Keberhasilan suatu perpustakaan
diukur berdasarkan tinggi rendahnya kemampuan perpustakaan tersebut dalam
melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat
pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi masyarakat sekelilingnya. Untuk itu
sebuah perpustakaan dari segi fisiknya memerlukan pembinaan yang tepat, yang
memperhatikan perpaduan aspek lokasi gedung, ruangan dan koleksi agar serasi,
selaras dan seimbang. Tidak boleh terjadi alur kerja yang terhambat karena
masalah lokasi dan tata ruang. Pemilihan lokasi perpustakaan yang strategis,
mudah diakses oleh masyarakat dan nyaman mempunyai daya tarik tersendiri bagi
pengunjung perpustakaan.
Perpustakaan Umum Kota Medan merupakan upaya untuk memelihara
dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar dan
memberikan informasi kepada masyarakat. Perpustakaan yang terorganisir secara
baik dan sistematis, secara langsung atau tidak langsung dapat memberikan
kemudahan informasi bagi masyarakat dalam proses belajar mengajar di
Perpustakaan Umum Kota Medan. Hal ini terkait dengan kemajuan bidang
pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar mengajar yang dirasakan
tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
Tujuan Perpustakaan Umum Kota Medan adalah untuk membantu
masyarakat dalam segala umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan
melalui jasa pelayanan dan fasilitas perpustakaan agar mereka dapat mendidik
dirinya sendiri secara berkesinambungan, dapat tanggap dalam kemajuan pada
berbagai lapangan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial dan politik, dapat
keluarga dan masyarakat yang lebih baik, dapat mengembangkan berfikir kreatif,
membina rohani dan dapat menggunakan kemampuanya untuk dapat menghargai
hasil seni dan budaya manusia, dapat meningkatkan kehidupan taraf sehari-hari
dan lapangan pekerjaan, dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat
berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dan dalam membina
saling pengertian antar bangsa dan menggunakan waktu senggang dengan baik
yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial.
Perpustakaan Umum Kota Medan adalah salah satu sarana pendukung dan
penunjang dalam proses belajar dan mengajar, dimana dalam Perpustakaan Umum
Kota Medan ada beberapa ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk
melaksanakan segala aktifitas perpustakaan. Beberapa ruangan yang digunakan
diantaranya: ruang kepala perpustakaan, ruang kerja, ruang sirkulasi, ruang baca,
ruang layanan anak, layanan internet, ruang aula perpustakaan, ruang deposit dan
loker (tempat penyimpanan barang).
Perpustakaan Umum Kota Medan juga dilengkapi dengan pendingin
ruangan, perabot, peralatan dan fasilitas yang memadai untuk memperlancar
seluruh kegiatan yang ada dalam Perpustakaan Umum Kota Medan.
Perpustakaan Umum Kota Medan merupakan salah satu perpustakaan
umum yang turut dalam menunjang proses belajar mengajar dan juga sebagai
sarana informasi yang dituntut dalam merencanakan suatu ruang yang dapat
diharapkan adanya perhatian khusus dari ruang tersebut seperti pada pencahayaan,
pemakaian warna yang serasi, susunan perabot yang lebih menarik, desain
perabotan, dan berbagai segi tata ruang dan fasilitas yang membuat ruangan
tersebut menjadi lebih menyenangkan dan nyaman sebagai tempat pengunjung
perpustakaan dan pustakawan bekerja.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis kertas karya ini
dengan judul “Sistem Penataan Ruang dan Fasilitas Pada Perpustakaan Umum
Kota Medan”.
Sesuai dengan judul kertas karya ini, maka masalah yang akan dibahas dalam
kertas karya ini adalah apakah pengaturan tata ruang dan fasilitas pada
Perpustakaan Umum Kota Medan sesuai dengan standard pengaturan tata ruang
1.1Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam memilih judul “Sistem Penataan Ruang Dan Fasilitas
Perpustakaan Umum Kota Medan“ adalah :
1. Untuk mengetahui lebih jelas lagi bagaimana pengaturan tata ruangan dan
fasilitas pada Perpustakaan Umum Kota Medan.
2. Untuk menambah ilmu penngetahuan serta wawasan penulis di bidang
perpustakaan agar nantinya dapat diterapkan di dunia kerja.
1.2Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini meliputi : Ruangan perpustakaan, tata ruang dan
fasilitas perpustakaan, serta sistem penerangan dan suhu udara (sistem ventilasi)
yang dilakukan di Perpustakaan Umum Kota Medan.
1.3Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan penulis dan penulisan kertas karya
ini adalah :
1. Tinjauan Literatur yaitu di lakukan dengan menggunakan bahan bacaan
atau bahan acuan yang berhubungan dengan topik yang di bahas dalam
kertas karya ini yang bersifat teoritis.
2. Wawancara, Mengadakan wawancara dengan pustakawan/petugas
perpustakaan.
3. Observasi, Penulis melakukan pengamatan secara langsung untuk
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum merupakan tempat atau lokasi yang menghimpun
koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat
umum. Perpustakaan umum dapat di artikan juga sebagai lembaga pendidikan
bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai macam informasi ilmu
pengetahuan, budaya dan teknologi untuk meningkatkan dan memperoleh
pengetahuan bagi masyarakat luas.
Perpustakaan umum menyediakan bermacam bahan koleksi bagi semua
tingkatan usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai lanjut usia, baik
untuk laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, perpustakaan umum
mempunyai nilai strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa karena
fungsinya melayani semua lapisan masyarakat sebagai sarana
Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000: 3) :
Perpustakaan umum adalah Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda keanggotaan dari perpustakaan tersebut.
2.1.1 Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Umum
1. Menghimpun bahan-bahan dokumentasi daerah, terutama bahan-bahan
yang dianggap perlu diketahui masyarakat luas, berupa karya-karya
tertulis sehingga dapat dimanfaatkan bagi pembangunan daerah
symposium, musda, keputusan-keputusan/peraturan pemerintah daerah,
pidato-pidato dalam upacara resmi, dan lain sebagainya.
2. Memberikan pelayanan berupa penyediaan bahan-bahan pendidikan dan
bahan lainya sehingga bermanfaat bagi pembinaan mental spiritual dan
pembinaan kewarganegaraan atas landasan dasar Negara Pancasila.
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, masyarakat pelajar,
mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber ilmiah dan
untuk mengetahui kesulitan sumber pelajaran sesuai dengan kurikulum
sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran di daerah Kotamadya Medan.
4. Menyediakan tempat, dimana semua lapisan masyarakat dapat mengikuti
perkembangan Negara dan dunia dalam segala bidang, dari koran-koran,
majalah-majalah dan brosur-brosur, dan menyediakan bacaan hiburan
yang bernilai paedagogis, sehingga bermanfaat bagi perkembangan jiwa
anak-anak dan generasi yang akan datang.
5. Membimbing, mengawasi serta mengarahkan perpustakaan-perpustakaan
umum yang diadakan diberbagai pelosok dalam wilayah Kotamadya
Medan.
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum
Secara umum tujuan dari perpustakaan umum adalah memberikan
kesempatan bagi umum untuk memanfaatkan bahan pustaka atau sumber
informasi yang dimiliki perpustakaan, untuk meningkatkan pengetahuan yang
berguna dalam memperbaiki kehidupan masyarakat. Perpustakaan umum
menyediakan sumber informasi yang murah dan tepat mengenai topik-topik yang
sedang hangat dalam masyarakat maupun topik yang berguna bagi masyarakat.
Selain itu perpustakaan umum membantu warga mengembangkan kemampuan
yang dimiliki sehingga yang bersangkutan dapat bermanfaat bagi masyarakat
Dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992: 6)
dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum di rinci ke dalam 3 (tiga) jenis
tujuan, antara lain :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari perpustakaan umum adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup, serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya. Sehingga terkembang daya kreasi dan inovasi bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.
2. Tujuan Fungsional/Khusus
Tujuan fungsional atau tujuan khusus perpustakaan umum antara lain :
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan. b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, serta memanfaatkan
informasi.
c. Mendidik masyarakat agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri. e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggungjawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
3. Tujuan Operasional
Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus di capai, serta cara untuk mencapainya. Sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur, dan dievaluasi tingkat keberhasilannya.
Sedangkan menurut Yusuf (1996: 18) bahwa tujuan dari perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan umum.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan umum.
3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan pepustakaan secara efektif dan efisien.
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat.
Berdasarkan uraian tujuan perpustakaan umum di atas, disimpulkan bahwa
perpustakaan umum memiliki tujuan untuk membina dan mengembangkan minat
baca masyarakat, belajar mandiri, jasa informasi serta untuk meningkatkan daya
kreatifitas dan aktifitas agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum pada era informasi sekarang ini mengarahkan pemikiran
tentang fungsi perpustakaan umum yang semakin kompleks. Standard Nasional
Indonesia (SNI 7495): Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota (2009: 3)
menetapkan bahwa fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah sebagai
berikut :
1. Mengembangkan koleksi.
2. Menghimpun koleksi muatan lokal. 3. Mengorganisasi materi perpustakaan. 4. Mendayagunakan koleksi.
5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. 7. Melestarikan materi perpustakaan.
8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.
Menurut Sulistyo Basuki (1993: 112) tujuan lain dari perpustakaan umum juga
“berfungsi sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum pusat utama
kehidupan utama budaya masyarakat sekitarnya dan menumbuhkan apresiasi
budaya masyarakat”. Pendapat tentang fungsi perpustakaan umum juga
dikemukakan oleh Sutarno (2006: 43) bahwa “fungsi perpustakaan umum adalah
melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan
berbagai ilmu pengetahuan”.
Perpustakaan umum baik yang berada di Daerah Tingkat II (ibukota
kabupaten/kota), di ibukota kecamatan maupun yang berada di desa, menurut
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1988 dan Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1988, mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi.
2) Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.
3) Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi, sebagai
pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum memiliki
fungsi yang kompleks, selain sebagai sarana belajar, penelitian dan
pengembangan minat baca, perpustakaan umum juga berfungsi sebagai tempat
pelestarian bahan pustaka lokal atau dengan istilah lain sebagai pusat deposit
lokal.
2.2 Pengertian Tata Ruang dan Fasilitas Perpustakaan
Tata berarti pengaturan, penyusunan. Sedangkan Gedung atau ruangan
perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh
aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan
besar dan permanent, terpisah dari gedung lain sedangkan apabila hanya
menempati sebagian dari sebuah gedung atau hanya sebuah bangunan
(penggunaan ruang kelas), relatif kecil disebut ruangan perpustakaan.
Segala sesuatu yang berada dalam ruangan yang di buat dan, diatur sebagai
wadah dalam suatu kegiatan dalam melakukan kegiatan adalah arti dari tata ruang.
Sedangkan tata ruang Perpustakaan adalah usaha untuk mengatur atau menyusun
ruangan perpustakaan umum dan desa dengan sedemikian rupa sehingga dapat
tercipta suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi para petugas dan
pemakai perpustakaan.
Fasilitas pada perpustakaan adalah layanan yang diberikan kepada masyarakat
umum dan pelajar untuk memenuhi kebutuhan dan tempat pada perpustakaan bagi
masyarakat umum. Seperti pada layanan anak, layanan internet, ruang baca dan
ruang aula perpustakaan.
Lasa (2005: 147) bahwa Sulistyo-Basuki menyatakan “perpustakaan adalah
sebuah ruang, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan
untuk menyimpan buku dan terbitan lainya yang biasanya disimpan menurut tata
susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual”.
2.3 Unsur-Unsur Tata Ruang Perpustakaan 2.3.1 Bentuk Ruang Perpustakaan
Dalam pedoman penyelenggaraan Perpustakaan (2000: 7) ruang perpustakaan
merupakan :
“Tempat yang disediakan untuk perpustakaan harus terpisah dari aktifitas lain. Selain itu pembagian ruangan harus sesuai dengan kegiatan, sistem kegiatan, jumlah pengguna, jumlah staff dan keamanan tata kerja, sehingga setiap kelancaran aktifitas dan kegiatan dalam perpustakaan dapat berjalan secara efektif”.
Agar kelancaran kegiatan dalam perpustakaan dapat berjalan dengan
efektif, maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan
ruangan perpustakaan yaitu :
1. Jumlah perkembangan koleksi yang akan datang
2. Jumlah pemakai atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan 3. Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang disajikan
4. Jumlah petugas atau karyawan yang menggunakan ruangan (Perpustakaan Nasional,1992: 5)
Pada dasarnya setiap perpustakaan harus memiliki sejumlah ruangan yang
mempunyai fungsi yang berlainan dengan kata lain perpustakaan harus terdapat
minimum ruang bagi para perokok, agar terbebas dari gangguan polusi. Adapun
ruangan yang minimal harus dimiliki perpustakaan umum (Siregar, 2007: 13)
adalah sebagai berikut:
1. Ruang baca
Ruang baca adalah ruang yang dipergunakan untuk membaca koleksi bahan pustaka. Luas ruangan tergantung kepada jumlah pembaca, pemakai jasa perpustakaan.
2. Ruang Koleksi
Ruang Koleksi adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan yang luas pada ruangan terdapat pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki dan juga besar kecilnya luas bangunan perpustakaan. Misalnya ruang koleksi referensi, ruang koleksi, ruang audio visual dan lain-lain.
3. Ruang pelayanan
Ruang pelayanan adalah tempat penyimpanan dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada pustakawan, menitipkan barang dan tas, mencari informasi serta buku yang diperlukan melalui OPAC (online public acces catalog).
4. Ruang pelayanan anak
5. Ruang Kerja Teknis Administrasi
Ruang Kerja Teknis Administrasi yaitu ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Pemerosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampai bahan pustaka tersebut sampai selesai untuk digunakan pemakai perpustakaan.
b. Ruang untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak c. Ruang tata usaha untuk kepala perpustakaan dan staffnya
6. Ruang khusus
Ruang khusus adalah ruang yang terdiri dari ruang rapat/pertemuan, ruang bercerita bagi anak dan remaja, ruang kantin dan kamar kecil. (Perpustakaan Nasional, 1992: 5).
7. Ruang Umum diluar Gedung
Ruang ini berada diluar gedung perpustakaan dan dapat disediakan apabila memungkinkan perkembangan. Ruang ini meliputi: ruang instalasi listrik dan tempat parkir.
8. Ruang Tambahan Apabila Memungkinkan
Ruang peralatan dibutuhkan dalam ruangan tambahan ini ditentukan oleh sistem kegiatan dan kemampuan perpustakaan. Di perpustakaan besar ruang tambahan ini dapat juga meliputi ruang ibadah.
Dari sekian jumlah ruang tersebut perpustakaan perlu mengadakan
pengaturan sedemikian rupa sehingga memberikan kesan nyaman, dan
menyenagkan juga dapat mengundang para pemakai menggunakan bahan.
2.3.2 Susunan Tata Ruang Perpustakaan
Untuk mendapatkan bentuk susunan yang baik pada ruangan, diperlukan
kesatuan bagian-bagian dalam ruang. Kesatuan itu dapat diperoleh dengan
pengaturan yang baik dan pandangan yang serasi dan nyaman.
Susunan suatu ruang awalnya harus sesuai dengan tujuan setiap ruangan,
maksudnya penggunaan dan penyusunan perabot ditentukan oleh kebutuhan
praktis dan kebiasaan pada pemakainya. Untuk itu perlu diperhatikan keselarasan
antara fasilitas dan ruangan. Fasilitas yang disediakan bertujuan yang sama
disatukan menjadi kelompok fungsi. Kesatuan-kesatuan fungsi haruslah diatur
dengan baik. Sehingga masih tersedia ruangan ruang untuk berjalan. Oleh karena
itu, harus diperhatikan bahwa pengelompokan fasilitas ruang dan perabot menurut
2.4 Persyaratan Lingkungan Fisik Ruang
Penataan ruang perpustakaan yang serasi, bersih dan tenang dapat memberikan kenyamanan pengguna perpustakaan untuk menikmati suasana
ruangan selama berada diperpustakaan, serta dapat meningkatkan kinerja
pustakawan. Oleh karena itu, penataan ruangan yang menarik dan fungsional.
Perputakaan juga harus memperhatikan lingkungan fisik pada tata ruang dan
fasilitas perpustakaan, karena lingkungan dan kondisi fisik tata ruang dan fasilitas
yang baik dapat memberikan hasil kinerja seseorang dalam menjalankan
aktivitasnya diperpustakaan. Bila kondisi lingkungan didalam ruang kerja baik,
maka akan mempengaruhi seseorang tersebut mampu melakukan kegiatanya
secara optimal dengan sehat, nyaman, baik, dan tenang.
Dari pendapat dan uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa tata ruang
dan fasilitas Perpustakaan Umum adalah “suatu cara mengatur dan menyusun
ruang perpustakaan Umum dengan memperhatikan berbagai aspek antara lain:
1. Sistem penerangan
2. Temperatur (suhu ruangan) 3. Pewarnaan ruang
4. Fasilitas dan perlengkapan
2.5 Penerangan dan Ventilasi dalam Ruangan 2.5.1 Sistem Penerangan
Dalam mengatur sebuah ruangan, bukan hanya dari segi kegunaan saja
melainkan juga dari segi kenyamanan harus diperhatikan. Unutuk menciptakan
pencahayaan dalam ruangan, harus memanfaatkan bentuk garis, bidang atau
benda, nilai warna cerah dan gelap, pengaturan menurut ukuran, dan kesan pada
warna serta bahan.
Dalam buku Pedoman Perpustakaan (2004: 131) tentang dasar pemikiran
yang dipakai untuk konsep perancangan sistem penerangan adalah pemenuhan
1. Area baca (majalah & surat kabar) 200 lumen 2. Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen 3. Meja baca (ruang baca rujukan) 600 lumen 4. Area sirkulasi 600 lumen 5. Area pengolahan 400 lumen 6. Area akses tertutup 100 lumen 7. Area koleksi buku 200 lumen 8. Area kerja 400 lumen 9. Area pandang dengar 100 lumen
Penerangan dalam setiap ruang harus mendapat perhatian yang baik. Seperti
pada ruang baca dan area sirkulasi, jendela yang dipasang sebelah barat dan timur
memberi penerangan yang paling banyak, karena cahaya matahari akan masuk
pagi dan sore.
Penerangan yang baik ditambah dengan ventilasi (lubang angin) yang baik,
membawa keuntungan dengan berkurangnya gangguan dari binatang serangga dan
juga mencegah cendawan pada buku. Akan tetapi perpustakaan jangan terlalu
memberikan ruang terbuka, sehingga debu tidak terlalu banyak masuk. Buku yang
berdebu adalah sasaran bagi binatang dan serangga. Gedung yang tua dan lembab
dapat menyebabkan kerusakan pada bahan pustaka dan koleksi buku-buku. Maka
dari itu pemasangan pengatur hawa AC (air conditioner) kan sangat bermanfaat
untuk menjaga suhu dalam ruangan dan mencegah gangguan serangga dan
cendawan.
2.5.2 Sistem Ventilasi
Ventilasi secara sederhana dapat diartikan sebagai perputaran udara secara bebas didalam suatu ruangan. Demikian halnya perpustakaan sebagai suatu
bangunan harus mempunyai system ventilasi karena ventilasi merupakan salah
satu komponen yang terdapat pada kondisi fisik tata ruang perpustakaan, yang
dapat membantu perputaran udara dengan baik yang akan memberikan
kenyamanan dan kesegaran udara bagi penyelenggara perpustakaan dan
penggunanya.
Sulisityo-Basuki (1993: 130) menyatakan bahwa “ Perpustakaan yang terang
dan sejuk berkat ventilasi yang baik akan lebih besar peluangnya untuk menarik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan ventilasi adalah:
1. Menempatkan lubang ventilasi jendela/lubang angin pada sisi dinding yang berhadapan
2. Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan arah angin. 3. Mengusahakan luas pada lubang ventilasi sebanding dengan persyaratan
fasilitas ruang, (sekurang-kurangnya 10% dari luas ruang)
Penentuan letak lubang ventilasi juga diperhatikan agar kondisi ruang
mempunyai tingkat kelembapan yang sederhana sehingga keamanan dari koleksi
buku dan pustaka yang lain dapat terjamin. Terdapat 2 macam sistem ventilasi
yang digunakan oleh perpustakaan yaitu:
1. Ventilasi pasif adalah ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angin atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas ruang (10% dari ruang bersangkutan). Bila menggunakan ventilasi sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan terhindar dari sinar matahari langsung.
2. Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu menggunakan AC. Karena temperatur kelembapan perpustakaan yang stabil maka dapat menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu misal koleksi langka, pandang dengar dan computer (Purwanti, 2007: 9).
Dari uraian di atas, jelas bahwa kedua system ventilasi tersebut mempunyai
peran untuk kenyamanan dan keawetan bahan pustaka dan koleksi buku lainya
maupun peralatan (fasilitas) untuk mencegah gangguan serangga dan cendawan
buku sehingga kenyamanan pada ruang perpustakaan tetap terjaga dengan baik,
karena kondisi dalam ruangan akan mempengaruhi kemampuan manusia dalam
melaksanakan aktivitas diruangan tersebut jika pemasangan ventilasi pasif tidak
dapat terjangkau keseluruhan ruang perpustakaan, maka ruang yang perlu
mendapat prioritas utama memiliki kondisi temperature dan kelembaban yaitu:
1. Area penyimpanan penggunaan multimedia 2. Area koleksi buku langka
3. Ruang kerja perpustakaan (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004: 131).
Untuk tingkat temperatur ruang yang digunakan adala temperatur 22 – 24
ruang komputer) kelembaban 45 derajat – 55% (Departemen Pendidikan Nasional
RI,2004: 131).
Uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kegunaan dari pemasangan
ventilasi adalah:
1. Ventilasi pasif berguna agar peredaran atau sirkulasi udara, angin
dapat terjaga dengan baik.
2. Ventilasi aktif untuk mengatur suhu temperatur didalam ruangan
perpustakaan serta untuk mempercepat pertukaran udara di dalam
ruangan.
2.5.3 Sistem Pewarnaan Ruang
Sistem pewarnaan pada ruang sangat mempengaruhi orang yang bekeja
dan membaca diperpustakaan, warna dapat mengoptimalkan daya konsentrasi dan
mempengaruhi jiwa seseorang yang dapat membuat suasana nyaman bagi
seseorang menjadi nyaman. Oleh karena itu didalam perencanaan ruang
perpustakaan perlu dipahami sifat dan pengaruh warna. (Lasa: 164) mengatakan
bahwa warna yang kondusif untuk ruang perpustakaan yaitu :
a. Warna kuning menggambarkan kehangatan, warna ini akan merangsang mata dan syaraf yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan tenang. b. Warna hijau menimbulkan suasana sejuk dan kedamaian oleh karena itu
warna ini cocok untuk tempat-tempat ibadah, maupun di ruang baca.
c. Warna merah menggambarkan panas, warna kegemaran, dan kegiatan bekerja. Warna ini berguna untuk merangsang panca indra dan jiwa seseorang agar bermanfaat dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam pemilihan warna untuk ruangan perpustakaan sangat erat hubunganya
dengan faktor pencahayaan pada ruang, artinya harus diperhatikan nilai-nilai
pemantulanya. Contoh warna dinding di sebelah bawah misalnya harus lebih
gelap dari warna dinding sebelah atas agar tidak terjadi pemantulan dari bagian
lain ruang tersebut.
Penulis mengambil kesimpulan bahwa warna mempunyai pengaruh penting
terhadap psikologis bagi manusia, pemilihan warna yang tepat akan memberikan
suasana yang nyaman, hangat dan tenang. Karena warna juga memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap perilaku dan sikap manusia sehingga warna dalam ruang
menentukan kenyamanan suatu perpustakaan membuat seseorang dapat bertahan
lebih lama di dalam ruang perpustakaan.
2.6 Fasilitas dan Perlengkapan
Fasilitas dan perlengkapan adalah segala layanan maupun jenis barang yang
diperlukan di dalam perpustakaan sebagai sarana pendukung keberhasilan fungsi
tugas dan peran serta kegiatan perpustakaan yang tidak habis dalam suatu
pemakainya. Fasilitas dan perlengkapan perpustakaan disesuaikan dengan fungsi
dan spesifikasi jenis kegiatan yang dilaksanakan.
Berikut Fasilitas dan pelengkapan yang diperlukan pada setiap ruangan
perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas dan perlengkapan ruang baca
a. Meja baca, terdiri dari:
-Meja serbaguna
-Meja rendah
b. Kursi baca, terdiri dari:
-Kursi duduk rendah
c. Ruang membaca santai (lobi)
d. Meja belajar
e. AC/kipas angin
f. Telepon
2. Fasilitas dan perlengkapan ruang koleksi
a. Rak buku
b. Rak Majalah dan koran
c. Rak atlas
e. Rak brosur
f. Lemari untuk menyimpan slide dan gambar OHP (Over Head
Proyektor)
g. Rak untuk menyimpan roll film
h. Kotak kartu mikro
i. Rak kaset video
j. Rak display peraga
k. Rak untuk menyimpan pita video dan kaset
l. Telepon
m. AC/kipas angin
n. Alat pemadam api
3. Fasilitas dan perlengkapan ruang pelayanan
a. Lemari catalog
b. Lemari kartu kardeks
c. Locker/tempat penitipan
d. Meja sirkulasi
e. Rak buku baru
f. Papan pengumuman
g. Kotak saran
h. Mikrofilm reader printer
i. Video cassete/televise
j. Komputer
k. Telepon
l. Meja proyektor
m. AC/kipas angin
4. Fasilitas dan perlengkapan ruang kerja administrasi
a. Lemari arsip
b. Rak/lemari
c. Meja/kursi kerja
d. Kursi tamu
e. Meja pengolahan
g. Mesin penghitung/kalkulator
h. Telepon
i. Komputer
j. AC/kipas angin
5. Fasilitas dan perlengkapan ruang khusus
a. Papan tulis
b. Meja dan kursi
c. AC/kipas angin
d. TV/ video kaset
e. Microphone
f. Kaset/perekam, tape recorder
g. Alat pembersih ruangan
h. Overhead proyektor
i. Layar
j. Proyektor slide
k. Earphone/intercome
6. Fasilitas dan perlengkapan ruang layanan anak
a. Meja
b. Kursi
c. AC
d. Lemari
e. Layar
f. Games cerdas
g. Papan tulis
7. Fasilitas dan perlengkapan ruang aula
a. Meja
b. Kursi
c. Papan tulis
d. Microphone
e. AC/kipas angin
f. Overhead proyektor
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa untuk mencapai tujuan
tataruang perpustakaan diharuskan memperhatikan aturan dan prinsip-prinsip
dalam menata ruang perpustakaan. Selain itu kita juga memperhatikan fasilitas
dan perlengkapan yang baik untuk digunakan dalam ruang perpustakaan.
2.6.1 Penataan Fasilitas dan Perlengkapan Ruang Perpustakaan
Penataan Fasilitas dan perlengkapan ruang perpustakaan merupakan pedoman yang dapat membimbing pustakawan dalam menata dan mengatur
fasilitas dan perlengkapan dalam ruangan perpustakaan. Dalam penataan ruang
ditentukan oleh banyak hal, yaitu kapasitas ruangan, sistem pelayanan yang
dipakai oleh perpustakaan, serta fasilitas dan perlengkapan yang disediakan dan
juga ditentukan oleh tata letak ruang menurut fungsi dan pelayanannya.
Menurut Rompas dalam Gustiana (2007: 7) bahwa dasar-dasar pertimbangan
kebutuhan fasilitas dan perlengkapan, yaitu:
1. Pertama-tama didefenisikan dan dirumuskan dulu jenis kegiatan yang akan dilakukan yang memerlukan penggunaan fasilitas dan perlengkapan. Kegiatan harus jelas dengan rincian tahap pengerjaannya, sehingga dengan demikian dapat pula diketahui fasilitas dan perlengkapan apa yang dibutuhkan pada setiap tahap pelaksanaanya.
2. Kegiatan di atas dihubungkan dengan tempat atau ruang dimana kegiatan itu dilakukan. Ruang tersebut harus diperkirakan secara jelas luas yang dibutuhkan, kondisi dan kapasitas ruang tersebut serta hubungan dengan ruang yang lain akan menentukan perlengkapan yang diperlukan.
3. Aspek lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan fasilitas dan perlengkapan adalah:
a. Jumlah dan jenis koleksi bahan cetak, baik dari bahan pustaka yang sudah atau akan dimiliki oleh perpustakaan tersebut, maupun rencana pengembangan koleksi tersebut dalam sedikitnya 5 (lima) tahun mendatang
b. Jangkauan pelayanan yang hendak diselenggarakan, termasuk banyaknya tenaga pekerja atau petugas yang akan ditempatkan pada perpustakaan tersebut termasuk pengembangannya dalam waktu yang sedikitnya 5 (lima) tahun sampai 10 (sepuluh) tahun mendatang.
Perpustakaan yang menerapkan pedoman di atas dapat memberikan
kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna dalam pemanfaatan fasilitas yang
BAB III
SISTEM PENATAAN RUANG DAN FASILITAS PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN
3.1. Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Medan
Perpustakaan Kota Medan, berdiri tahun 1972 sesuai dengan Surat
Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.
839/1972 tanggal 27 Desember 1972 tentang mendirikan Pusat Perpustakaan
Umum Kotamadya Medan dengan tujuan dan fungsi sebagai berikut :
a. Mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Daerah Katamadya Medan
b. Tujuan dan fungsi Pusat Perpustakaan Umum tersebut adalah :
1. Menghimpun bahan-bahan dokumentasi daerah, terutama bahan-bahan
yang dianggap perlu diketahui masyarakat luas, berupa karya-karya
tertulis sehingga dapat dimanfaatkan bagi pembangunan daerah
kotamdya medan dalam segala bidang, seperti hasil-hasil seminar,
simposium, musda,keputusan-keputusan/peraturan pemerintah daerah,
pidato-pidato dalam upacara resmi, dan lain sebagainya.
2. Memberikan pelayanan berupa penyediaan bahan-bahan pendidikan
dan bahan lainnya sehingga bermanfaat bagi pembinaan mental
spritual dan pembinaan kewarganegaraan atas landasan dasar negara
Pancasila.
3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, masyarakat pelajar,
mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber ilmiah
dan untuk mengetahui kesulitan sumber pelajaran sesuai dengan
kurikulum Sekolah Dasar samapi Perguruan Tinggi, dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di daerah Kotamadya
Medan.
4. Menyediakan tempat, dimana semua lapisan masyarakat dapat
mengikuti perkembangan negara dan dunia dalam segala bidang, dari
bacaan hiburan yang bernilai paedagogis, sehingga bermanfaat bagi
perkembangan jiwa anak-anak dan generasi yang akan datang.
Membimbing, mengawasi serta mengkordinir
perpustakaan-perpustakaan umum yang diadakan diberbagai pelosok dalam wilayah
kotamadya Medan.
3.2 VISI DAN MISI
Visi Perpustakaan Umum Kota Medan Mewujudkan Perpustakaan yang handal
dalam rangka membentuk Masyarakat Kota Medan yang memiliki budaya baca
dan cinta buku.
Misi Perpustakaan Umum Kota Medan:
a. Meningkatkan kuliatas dan kuantitas Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan
Khusus dan Perpustakaan Masyarakat
b. Mewujudkan masyarakat yang gemar membaca dan mencintai buku
c. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap keberadaan Perpustakaan
3.3 Struktur Organisasi
Pada umumnya perpustakaan atau instansi manapun mempunyai struktur
organisasi yang jelas, dengan adanya struktur organisasi semua pegawai
mengetahui kedudukan dan tanggung jawab masing-masing dan kepada siapa
mereka harus mempertanggung jawabkan pekerjaan atau tugas yang mereka
laksanakan, karena kelancaran suatu pekerjaan sebagian besar bergantung pada
peraturan dan pembagian tugas dalam instansi tersebut.
Adapun struktur organisasi makro Perpustakaan Pemerintahan Kota
Gambar 1. Stuktur Perpustakaan Umum Kota Medan
Dari uraian dan skema di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi
perpustakaan secara luas membutuhkan wadah dan organisme didalam bentuk
struktur yang baik agar berjalan dengan teratur. Dengan demikian Perpustakaan
Umum Kota Medan membentuk struktur organisasi yang seimbang dan sesuai
dengan perancanaan operasional kerja.
3.4 Keanggotaan Perpustakaan
Perpustakaan Umum Kota Medan memberikan fasilitas layanan yang terbaik bagi penggunanya yaitu kalangan masyarakat umum, maupun para pelajar dan
juga para pustakawan Perpustakaan Umum Kota Medan. Kepuasan pengguna
perpustakaan adalah suatu kebanggaan dan kemajuan serta keberhasilan bagi
perpustakaan dalam memberikan pelayanan dan menjalankan tugas sebagai
pemberinya ilmu pengetahuan dan informasi kepada pengguna.
KEPALA PERPUSTAKAAN
SEKSI PEMBINAAN TEKNIS PERPUSTAKAAN SEKSI PENGEMBANGAN
DAN PENGOLAHAN KOLEKSI (DEPOSIT)
SUB BAGIAN TATA USAHA KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Jam Layanan
Perpustakaan Umum Kota Medan dibuka untuk umum pada setiap hari kerja
dengan jam layanan seperti berikut:
- Senin s.d. Jumat
08.00 – 19.00
- Sabtu & Minggu
09.00 – 17.00
Keanggotaan
Anggota Perpustakaan Umum Kota Medan terdiri dari berbagai kalangan
masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa tanpa memandang status
sosialnya di dalam masyarakat.
Untuk menjadi anggota Perpustakaan Umum Kota Medan, tidak banyak
menuntut persyaratan yang memberatkan calon anggota. Setiap calon anggota
yang ingin mendaftar perlu memenuhi persyaratan, sebagai berikut :
1. Mematuhi peraturan-peraturan Perpustakaan Umum Kota Medan.
2. Mengembalikan buku yang dipinjam tepat pada waktunya.
3. Menjaga dan memelihara dengan baik buku yang dipinjam.
4. Membayar atau mengganti dengan buku yang sama apabila buku yang
dipinjam rusak atau hilang.
5. Buku yang telambat dikembalikan si peminjam (anggota) dengan batas
waktu yang ditentukan dikenakan sanksi dengan memberikan peringatan
pertama, kedua dan ketiga dan apabila hal tersebut tidak diindahkan maka
keanggotaannya dicabut dan dapat menjadi anggota kembali dengan waktu
+ 1 (satu) tahun setelah mendapatkan pertimbangan dari Kepala
6. Jangka waktu peminjaman selama 14 (empat belas) hari dan dapat
diperpanjang 7 hari lagi dengan terlebih dahulu memberi tahu petugas
pelayanan umum sebelum masa peminjaman berakhir.
7. Maksimal buku yang dapat dipinjam sebanyak 3 (tiga) eksemplar.
8. Pas foto ukuran 2 x 3 cm sebanyak 1 (satu) lembar.
9. Kartu pelajar/KTP terlampir (KTM Kota Medan).
10.Formulir ini berlaku selama satu bulan sejak dikeluarkan.
Setelah memenuhi persyaratan diatas maka calon anggota diberi kartu
tanda anggota perpustakaan secara cuma-cuma. Kemudian dapat meminjam
sebagaimana layaknya anggota yang lain.
3.5 Ruang Perpustakaan Umum Kota Medan
Perpustakaan Umum Kota Medan berada pada suatu ruangan, yang segala
aktivitas perpustakaan dilakukan di ruangan tersebut.
Pembagian ruangan dan Fasilitas pada perpustakaan Umum Kota Medan adalah :
a. Ruang Kepala Perpustakaan
b. Ruang Kerja staff
c. Sirkulasi
d. Ruang baca menyatu dengan koleksi
e. Ruang Referensi
f. Loker (tempat penitipan barang)
g. Ruang aula
3.5.1 Ruang Kepala Perpustakaan
Ruang kepala Perpustakaan berada dibagian dalam ruangan terpisah dari
ruang staf yang lainnya, hal ini disebabkan agar kelancaran dalam melaksanakan
tugas di Perpustakaaan tidak terhambat dan tidak adanya ketergantungan dari
kegiatan- kegiatan lain. Ruangan kepala perpustakaan memiliki Perlengkapan dan
fasilitas untuk memperlancar kinerja kerja kepala perpustakaan, antara lain: 1
buah kursi, 2 buah kursi tamu, 1 buah meja dan 1 buah komputer untuk
memperlancar pekerjaan yang mendukung perkembangan perpustakaan.
3.5.2 Ruang Kerja Staf
Ruang kerja staff berada disamping ruangan layanan anak. Ruang kerja
staff memiliki perlengkapan dan fasilitas yang memadai diantaranya :
a.9 buah meja
b.8 buah kursi
c.6 buah komputer
d.2 buah lemari besar
e.2 buah lemari besi
Fasilitas dan perlengkapan yang dipergunakan oleh petugas-petugas perpustakaan
untuk memperlancar segala kegiatan-kegiatan perpustakaan Umum Kota Medan.
Ruang kerja staf memiliki panjang + 8 m dan lebar + 5 m, dalam ruangan tersebut
para petugas perpustakaan melaksanakan aktivitas kegiatannya.
3.5.3 Ruang Sirkulasi
Ruang sirkulasi pada Perpustakaan Umum Kota Medan berada pada posisi
paling depan sebelah kiri dari pintu masuk perpustakaan, sehingga para pengguna
dapat diawasi oleh petugas perpustakaan. Ruang Sirkulasi juga di lengkapi dengan
fasilitas dan perlengkapan yang memadai sehingga para petugas perpustakaan
dapat bekerja dengan baik.
Berikut fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki oleh bagian sirkulasi pada
a.3 buah meja
b.1 buah meja panjang
c.4 buah kursi
d.2 buah komputer
e.1 buah lemari besi untuk menyimpan data-data pengguna perpustakaan.
Fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki bagian sirkulasi di pergunakan
untuk memperlancar proses kinerja petugas perpustakaan dalam melayani
pengguna perpustakaan.
3.5.4 Ruang Baca
Ruang baca merupakan ruang yang digunakan oleh pengguna
perpustakaan untuk membaca bahan pustaka. Penempatan ruang baca pada
umumnya berdekatan dengan koleksi, atau ruang koleksi dan ruang baca
digabungkan dalam satu ruangan, sehingga para pengguna perpustakaan dapat
lebih mudah menjangkau bahan pustaka yang diinginkannya. Ruang baca pada
Perpustakaan Umum Kota Medan juga menyediakan fasilitas layanan internet
berdekatan disamping ruang baca yang dipergunakan pengguna perpustakaan
untuk memperoleh informasi.
Berikut fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki ruang baca :
a. 10 buah meja
b. 20 buah kursi
c. 1 buah rak gantungan Koran
d. 3 buah rak koleksi Referensi
e. 2 buah rak majalah
f. 30 buah rak buku
3.5.5 Ruang Referensi
Ruang Referensi pada Perpustakaan Umum Kota Medan berisikan koleksi-koleksi yang berupa koleksi-koleksi buku ataupun hasil karya pelajar dan juga hasil karya
pelayanan dengan tujuan mencerdaskan masyarakat. Ruang Referensi berada
dibelakang sebelah kiri disamping ruangan baca, luas ruang kurang lebih 10 m.
Ruang Referensi juga memiliki perlengkapan dan fasilitas yang dipergunakan
untuk memperlancar kegiatan-kegiatan pada Perpustakaan Umum Kota Medan.
3.5.6 Loker (Tempat Penitipan Barang)
Loker pada perpustakaan Umum Kota Medan dipergunakan untuk tempat
penitipan barang- barang dan tas pengunjung perpustakaan, tempat ini disediakan
karena setiap pengguna perpustakaan yang berkunjung ke perpustakaan tidak
diperbolehkan membawa tas dan barang-barang lain ke dalam ruangan
perpustakaan, hal ini di upayakan agar tidak terjadinya kehilangan koleksi pada
perpustakaan tersebut. Tempat penitipan barang ini berupa lemari- lemari yang
berbentuk lemari besi.
3.5.7 Ruang Aula
Ruang aula pada Perpustakaan Umum Kota Medan adalah ruangan untuk
kegiatan-kegiatan tertentu yang diadakan di perpustakaan, sebagai ruang serba
guna perpustakaan. misalnya sebagai tempat berlangsungnya suatu acara
perlombaan bagi anak-anak dan acara lainya yang berlangsung di perpustakaan.
Ruang aula perpustakaan terletak dibagian belakang ruang koleksi bahan pustaka.
Fasilitas ruang aula perpustakaan menyediakan perlengkapan sebagai berikut,
yaitu :
• 150 kursi
• 4 buah meja besar
• 2 unit AC
• 1 unit kipas angin
• Papan tulis
• Microphone
• OverHead Proyektor 3.5.8 Ruang layanan anak
ini terdapat fasilitas permainan kecerdasan yang dapat mengembangkan kreatifitas
pada anak dan mempengaruhi keterampilan pada anak. Hal ini adalah salah satu
layanan yang harus diperhatikan dan dikembangkan pada perpustakaan. Berikut
fasilitas layanan yang diberikan pihak perpustakaan, sebagai berikut :
• 2 unit smart video games
• 4 buah meja
• 10 kursi
• 1 unit AC
• Papan tulis
3.6 Jenis Pelayanan
3.6.1 Layanan Bahan Pustaka
Perpustakaan Umum Kota Medan menyediakan bahan pustaka untuk dibaca diruang atau dipinjamkan kepada pengguna. Akan tetapi untuk meminjamkan dan
dibawa pulang hanya diperkenankan bagi anggota perpustakaan yang telah
terdaftar sebagai anggota perpustakaan.
3.6.2 Digital Library
Digital Library adalah layanan perpustakaan yang dapat diakses oleh pengguna Perpustakaan Umum Kota Medan dengan mengakses langsung website
perpustakaan.
• Katalog Online (OPAC)
• Repository Institusi
• Pendaftaran Anggota Online
• Meminjam buku dengan pemesanan.
3.6.3 Layanan Internet dan Wifi
Perpustakaan Umum Kota Medan juga memberikan fasilitas layanan
internet dan wifi bagi pengunjung, layanan internet dan wifi ini disediakan agar
para pengguna dapat mencari informasi dan mengetahui perkembangan informasi
luar serta sebagai fasilitas rekreasi bagi pengguna baik itu untuk jejaring sosial,
bermain games dan lainya. Kepada pengguna layanan internet ini para pengguna
Layanan internet terdiri dari 16 (enam belas) unit terminal komputer yang
disediakan oleh pihak Perpustakaan Umum Kota Medan.
3.6.4 Layanan Perpustakaan Keliling
Layanan Perpustakaan Keliling melayani masyarakat dan pelajar bagi sekolah ataupun masyarakat yang berminat untuk dikunjungi perpustakaan
keliling dengan menghubungi kantor Perpustakaan Umum Kota Medan.
Jam layanan:
Sasaran Sekolah : 09.00-12.00
Sasaran Pasar : 09.00-12.00
3.6.5 Layanan Anak
Layanan anak atau “Children Library” merupakan layanan yang diberikan khusus untuk anak-anak yang dilengkapi dengan sarana belajar dan permainan
modern ataupun tradisional yang bersifat edukatif. Pada layanan anak juga
terdapat “KidsSmart Corner” yaitu sudut ruangan layanan anak yang dilengkapi
dengan Komputer Smart Kids yaitu komputer cerdas untuk anak usia 3-11 tahun
dari PT.IBM Indonesia.
3.7 Fasilitas dan Perlengkapan Perabot Perpustakaan Umum Kota Medan
Berikut ini adalah Fasilitas dan Perlengkapan Perabot yang dimiliki
[image:42.595.113.518.580.752.2]perpustakaan Umum Kota Medan :
Tabel 1. Fasilitas dan Perlengkapan Perabot Perpustakaan Umum Kota Medan
No Perabot dan Fasilitas Jumlah
1 Meja Baca 30 unit
2 Kursi Baca 65 unit
3 Rak Buku (koleksi standar dan referensi) 32 unit
4 Rak Buku (koleksi deposit) 11 unit
5 Rak Majalah 11 unit
6 Meja sirkulasi 1 unit
8 AC 6 unit
9 Loker 1 unit
10 Telepon 4 unit
11 Lemari Arsip 4 unit
12 Papan Pengumuman 2 unit
13 Mesin Ketik 2 unit
14 Penyangga buku 260 unit
15 Poster dinding 10 unit
16 Genset 1 (sentral)
17 Lampu 30 unit
18 Tape recorder 2 unit
19 Stempel dan bantalan 2 unit
20 Rak Koran 1 unit
3.8 Penataan dan Fasilitas Perpustakaan Umum Kota Medan 3.8.1 Penempatan Rak Koleksi
Penempatan rak pada perpustakaan Umum Kota Medan sudah ditata
sedemikian rupa oleh pihak perpustakaan hal ini disebabkan oleh karena adanya
persetujuan bersama oleh para petugas perpustakaan agar ruang perpustakaan
lebih rapi dan lebih indah sehingga para pengguna perpustakaan merasa nyaman.
Penempatan rak koleksi diletakkan di depan meja sirkulasi, sedangkan kursi dan
meja berada di sebelah kiri. sehingga petugas sirkulasi dapat mengawasi para
pengunjung perpustakaan.
3.8.2 Penempatan Meja dan Kursi Baca
Didalam ruang perpustakaan Penempatan meja dan kursi baca pada
perpustakaan Umum Kota Medan ditata dengan baik dan rapi sehingga suasana
pada perpustakaan tersebut terlihat tertata rapi. Pada perpustakaa Umum Kota
Medan penyusunan mejanya adalah 2 meja dijadikan satu, dan ada 4 kursi pada
satu meja. Warna kursi bacanya adalah coklat. Meja dan kursi baca diletakkan
Pemisahan ruangan antara ruang kerja dengan ruang koleksi adalah kaca
bening, hal ini memiliki keuntungan karena selain melaksanakan pekerjaanya
petugas perpustakaan dapat mengawasi para pengguna perpustakaan dari ruang
kerja tersebut.
3.8.3 Pengaturan Suhu Ruangan Perpustakaan Umum Kota Medan
Perpustakaan Umum Kota Medan memakai sistem ventilasi aktif yaitu
dengan menggunakan AC (air conditioner). Suhu ruangannya antara 26 – 20
derejat C. Pada perpustakaan Umum Kota Medan dihidupkan pada jam kerja saja,
artinya jika perpustakaan sudah tutup maka AC akan dimatikan. Jumlah AC yang
dipakai pada perpustakaan Umum Kota Medan sebanyak 8 unit.
Jika lampu listrik padam maka sirkulasi udara pada perpustkaan Umum
Kota Medan tidak akan tergangu, karena perpustakaan ini menggunakan fasilitas
genset.
3.8.4 Sistem Penerangan Perpustakaan Umum Kota Medan
Pembagian area/ ruang yang berdasarkan kemungkinan penerapan sistem
penerangan yang efisien baik dengan penerangan alami maupun penerangan
buatan, dapat dilakukan dengan cara menempatkan ruang- ruang yang
memerlukan intensitas terang yang kuat (ruang baca) pada area dekat jendela, dan
sebaliknya menempatkan area yang memerlukan sedikit intensitas terang pada
area yang jauh dari sumber cahaya alami.
Sistem penerangan pada perpustakaan Umum Kota Medan adalah dengan
menggunakan cahaya matahari dan cahaya lampu. Lampu yang dipakai adalah TL
Phlips (40 watt). Jumlah lampu pada ruang perpustakaan ini sebanyak 26 buah.
Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan tingkat intensitas cahaya pada setiap
ruangan sama (tidak ada perubahan).
Penerangan pada perpustakaan Umum Kota Medan tertata rapi, hal silau.
Usaha ini ditempuh oleh para petugas Perpustakaan Umum Kota Medan dengan
cara :
2. Memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan
yang tepat misalnya, lampu pijar akan memberi cahaya yang bersifat
setempat dan tidak menyilaukan mata pengguna perpustakaan dan juga
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai "Sistem Penataan ruang dan
fasilitas pada Perpustakaan Umum Kota Medan" yang dilakukan penulis serta
membandingkan dengan tinjauan teoritis, maka penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Perpustakaan Umum Kota Medan didirikan tahun 1972 telah
berpedoman pada hasil keputusan Walikota dan Kepala daerah kota
Medan yang menyebutkan bahwa sarana dan prasarana dipergunakan
untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan mendukung pendidikan
masyarakat Kota Medan.
2. Sistem penataan ruang dan fasilitas pada Perpustakaan Umum Kota
Medan sudah mendekati standart, sehingga pengguna perpustakaan
dan petugas Perpustakaan Umum Kota Medan merasa nyaman saat
melakukan kegiatan.
3. Pelayanan anak pada Perpustakaan Umum Kota Medan sangat
penting, karena dapat mengembangkan kreatifitas dan mengajarkan
sportifitas pada anak lewat teknogi permainan.
4.2 Saran
1. Untuk mempelancar kinerja kegiatan para Pustakawan, sebaiknya
ruang kerja pustakawan perlu ditata ulang, karena terlalu sempit
dan tidak terasa nyaman saat melakukan aktivitas.
2. Perpustakaan Umum Kota Medan perlu memikirkan perluasan
ruang perpustakaan, seperti ruang kerja dan ruang lainnya agar
pekerjaan pustakawan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat
3. Meja baca dengan layanan internet sebaiknya menggunakan sekat
karena dapat mempengaruhi konsentrasi pengguna satu sama lain
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, edisi ketiga.
Jakarta: Depdiknas.
Gustiana, Tri. 2007. Penataan Perabot dan Perlengkapan pada Perpustakaan
ITM. Medan: Fakultas Sastra.
Lasa H S. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
Panduan Penyelenggara Perpustakaan Daerah. 1992. Jakarta : Perpustakaan
Nasional RI.
Purwanti, 2007. Tata Ruang Peralatan dan Perlengkapan Perpustakaan.
Surabaya: Jakarta Timur.
Siregar, Belling. 2007. Gedung dan Perlengkapan Perpustakaan. Medan : Jurusan
Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
Sjahrial Pamuntjak, 2000. Pedoman penyelenggaraan perpustakaan
Jakarta: Djamban.
Standar Nasional Indonesia 7495. 2009. Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota.
Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Bandung: Gramedia
Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan : suatu pendekatan praktik. Cet. 2.
Jakarta : Sagung Seto.
Wicaksono, Hendro. 2005. Perpustakaan Umum Berbasis Komunitas,
(hendrowicaksono.multiply.com //..2/) (10 November 2009).
Yusuf, Taslimah. 1996. Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Umum. Cet. 1.
Gambar 1:
Gambar 2:
Gambar 4: