• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINDAKAN SUAMI TERHADAP NYERI PERSALINAN YANG DIRASAKAN ISTRI SAAT BERSALIN DENGAN AUGMENTASI DI

KLINIK BERSALIN LISA PASAR V TEMBUNG DAN RUMAH BERSALIN DELIMA

TAHUN 2012

115102025

SRINOVITAYANI MATONDANG

KARYA TULIS ILMIAH

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

(2)

Judul : Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi Di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Klinik Bersalin Delima Medan Tahun 2012.

Nama : Srinovitayani Matondang

Jurusan : Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Tahun : 2012 ABSTRAK

Latar Belakang : Kehadiran suami disamping istri, membuat istri merasa lebih tenang, lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan dapat membantu istri untuk menghadapi nyeri selama proses persalinan. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.

Tujuan Penelitian : Untuk mengidentifikasi hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi.

Metodologi Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 31 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tekhnik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik bersalin Lisa dan Rumah Bersalin Delima Medan. Analisa data digunakan uji chi-square.

Hasil : Karakteristik demografi responden mayoritas responden berumur 26-30 tahun dengan frekuensi 17 orang (54,8%), sedangkan latar belakang pendidikan dari 31 responden mayoritas responden berpendidikan SMA dengan frekuensi 13 orang (41,9%), jika dilihat dari pekerjaan mayoritas responden mempunyai pekerjaan wiraswasta dengan frekuensi 16 orang (51,6%). Dan jika dilihat dari paritas mayoritas responden yaitu multipara dengan frekuensi 13 orang (41,9%). Dari 31 orang responden tindakan suami yang baik sebanyak 18 orang (58,1%) sedangkan tindakan suami yang tidak baik sebanyak 13 orang (41,9%), dan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan Augmentasi yaitu nyeri persalinan berat 9 orang (29,0%) sedangkan istri yang mengalami nyeri persalinan sedang yaitu 22 orang (71,0%) Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang signifikan antara tindakan suami dengan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi, dengan p value = 0,000.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa tindakan suami berhubungan dengan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi. Jadi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam bidang kesehatan khususnya Suami bahwa kehadiran suami dalam melakukan tindakan pada istri yang mengalami proses persalinan mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu istri dalam menghadapi nyeri persalinan yang dirasakan.

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.kep, selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Fidel Ganis Siregar, SpOG, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Seluruh staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Rekan-rekan mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam penyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ...,... ii

DAFTAR ISI …..……….……….………..……… iv

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR SKEMA ... ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan .……….……... 6

B. Augmentasi Persalinan …... 7

C. Nyeri Pada Persalinan ..……... 9

D. Tindakan Suami ……….……… 16

BAB III: KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 19

B. Hipotesis... 19

C. Defenisi Operasional ... 20

BAB IV: METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

(7)

E. Intrument Penelitian ... 23

F. Validitas dan Realibilitas Instrument... 24

G. Prosedur Pengumpulan Data... 24

H. Analisa Data ... 25

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 30

B. Pembahasan……….. 34

C. Interpretasi Diskusi Hasil ………. 35

D Keterbatasan Penelitian ……… 38

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...40

B. Saran……….41

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner & Lembar Observasi

Lampiran 3 : Lembar Protap Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Pernyataan Content Validity

Lampiran 8 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

(11)

Judul : Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi Di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Klinik Bersalin Delima Medan Tahun 2012.

Nama : Srinovitayani Matondang

Jurusan : Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Tahun : 2012 ABSTRAK

Latar Belakang : Kehadiran suami disamping istri, membuat istri merasa lebih tenang, lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan dapat membantu istri untuk menghadapi nyeri selama proses persalinan. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.

Tujuan Penelitian : Untuk mengidentifikasi hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi.

Metodologi Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 31 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tekhnik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik bersalin Lisa dan Rumah Bersalin Delima Medan. Analisa data digunakan uji chi-square.

Hasil : Karakteristik demografi responden mayoritas responden berumur 26-30 tahun dengan frekuensi 17 orang (54,8%), sedangkan latar belakang pendidikan dari 31 responden mayoritas responden berpendidikan SMA dengan frekuensi 13 orang (41,9%), jika dilihat dari pekerjaan mayoritas responden mempunyai pekerjaan wiraswasta dengan frekuensi 16 orang (51,6%). Dan jika dilihat dari paritas mayoritas responden yaitu multipara dengan frekuensi 13 orang (41,9%). Dari 31 orang responden tindakan suami yang baik sebanyak 18 orang (58,1%) sedangkan tindakan suami yang tidak baik sebanyak 13 orang (41,9%), dan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan Augmentasi yaitu nyeri persalinan berat 9 orang (29,0%) sedangkan istri yang mengalami nyeri persalinan sedang yaitu 22 orang (71,0%) Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang signifikan antara tindakan suami dengan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi, dengan p value = 0,000.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa tindakan suami berhubungan dengan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi. Jadi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam bidang kesehatan khususnya Suami bahwa kehadiran suami dalam melakukan tindakan pada istri yang mengalami proses persalinan mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu istri dalam menghadapi nyeri persalinan yang dirasakan.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian maternal di Indonesia dewasa ini masih tinggi di bandingkan di negara-negara berkembang lainnya. Berdasarkan data dari Survey Demogravi Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 1986 yaitu 450 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 dan 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Walaupun telah mengalami penurunan namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Diperkirakan dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Sujudi, 2004, ¶ 5).

Menurut World Health Organization (WHO), Pada tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup dan memperkirakan 15.000 dari 4,5 juta wanita melahirkan di Indonesia mengalami komplikasi yang menyebabkan kematian (Hidayat, 2010, hal. 3).

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan lahir spontan dengan presentase belakang kepala, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Cunningham, 2005).

(13)

daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus keluar (Maryuni, 2010, hal. 41).

Augmentasi persalinan merupakan suatu proses untuk memulai aktivitas uterus untuk mencapai kelahiran pervaginam. Augmentasi memiliki rentang 10% dan 25% mencerminkan kebijakan saat ini, pola rujukan dan terkadang merupakan pilihan ibu. Persalinan dimulai prinsipnya untuk memberikan keuntungan baik kepada ibu, janin maupun keduanya dan sebagai suatu prosedur propilaktik elektif (David, 2008, hal. 182).

Augmentasi persalinan dapat dilakukan dengan berbagai metode, indikasi, kontra indikasi, persyaratan serta metode augmentasi ditetapkan dalam standar operasional prosedur untuk mengubah resiko yang mungkin akan terjadi dan berakibat fatal kepada janin maupun ibu. Walaupun augmentasi persalinan bertujuan agar persalinan berlangsung normal, namun tindakan augmentasi persalinan dapat menimbulkan resiko baik kepada ibu maupun pada janin. Pengelolaan augmentasi persalinan yang tidak tepat dapat mengakibatkan beberapa kegawatan baik pada ibu maupun pada janin, seperti rupture uterus, perdarahaan, asfiksia intra uterine, infeksi (Varney, 2004)

Efek dari augmentasi dapat berlangsung cepat dan sangat kuat. Walaupun pengaruh tersebut terbangun secara perlahan, tetapi bisa terasa lebih kuat dan kontraksi awal segera dimulai. Rasa sakit kontraksi akibat tindakan augmentasi persalinan dua kali lebih sakit dari pada rasa sakit kontraksi persalinan normal (Maryuni, 2010, hal. 27).

(14)

dengan informasi yang benar dan mengikut sertakan mereka dalam setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan selama proses persalinan berjalan. Kenyataannya pria atau suami merupakan pasangan yang potensial untuk pencapaian yang potensial (Lucianawaty, 2009).

Maryuni (2010, dalam Bobak, 2004, hal. 6) mengatakan bahwa nyeri persalinan merupakan nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatkan aktifitas system saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, penafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera di atasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress.

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takut, khawatir, ataupun cemas. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan (Asrinah, 2010, hlm. 25). Ternyata kehadiran suami akan menambah pengalaman emosi positif pada istri. Kaum ibu lebih sering mengatakan, kelahiran bagaikan suatu pengalaman puncak baginya jika saja suami hadir pada peristiwa itu (Dagun, 2002, hlm. 32).

Nyeri dalam persalinan merupakan stimulasi yang dirasakan ibu selama proses persalinan. Respon nyeri dapat terlihat dari perubahan sikap, cemas, merintih, menagis, bahkan sampai meraung (Hutahaean Serri, 2009, hal 125).

(15)

sangat ingin ditemani oleh suami saat melakukan persalinan, sehingga istri mendapat perhatian dan dorongan oleh suami.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012 ? ˮ.

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui “ hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung dan Rumah Bersalin Delima Medan 2012 ”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik istri yang bersalin dengan augmentasi. b. Untuk mengetahui tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang

dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi .

(16)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti yang akan datang dan dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan dalam nyeri persalinan augmentasi.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan dasar dalam pengembangan ilmu kebidanan selanjutnya melalui berbagai penelitian terkait seperti faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemberian dukungan spiritual kepada klien. 4. Bagi Para Suami

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Defenisi Persalinan

Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus melalui vagina ke dunia luar partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 1000-500 gram ( prawirohardjo, 2007, hal. 180 ).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2000, hal. 291). Persalinan adalah perjuangan yang membutuhkan dukungan suami (Musbikin, 2005, hal. 48).

Persalinan adalah saat yang menengangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya (Asuhan Persalinan Normal, 2008).

2. Tanda-tanda Persalinan

(18)

kelak, sementara darah menandakan terjadinya pembukaan pada serviks (leher rahim). Adapun tanda keduanya adalah terjadinya his atau kontraksi yang teratur (Musbikin, 2006, hal. 236).

3. Kontraksi yang Teratur dan Menyakitkan

Kontraksi dari persalinan yang sesungguhnya mula-mula berlangsung sekitar 30 detik, dan terjadi secara teratur kira-kira 15 sampai 20 menit. Selama kontraksi, rahim dapat dirasakan menjadi keras dan sakit, baik hanya di daerah tertentu punggung, atau bersama dengan proses persalinan, menyebar ke perut. Kenyataannya, semakin berkurang sakit punggung, persalinan semakin efisien. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, dan mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya. Dengan berkembangnya proses persalinan, lamanya kontraksi meningkat dari 30 detik menjadi 90 detik, jarak waktu antara setiap kontraksi berkurang dari 20 menit menjadi 3 atau 5 menit, dan intensitas kontraksi meningkat (Liewellyn, 2005, hal. 245).

B. Augmentasi Persalinan 1. Pengertian

Augmentasi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan (Mansjoer, 2000, hal. 300).

(19)

2. Indikasi Augmentasi a. Ibu

Kondisi medis atau obstetri yang tidak berespon terhadap pengobatan dan mengancam kesehatan ibu, seperti gagal jantung, pre-eklampsia berat dan penurunan fungsi ginjal atau gangguan system saraf pusat.

b. Janin

Pada janin adanya retardasi pertumbuhan yang progresif, abnormalitas yang tidak memungkinkan kehidupan, atau kematian janin, semuanya merupakan indikasi untuk augmentasi.

c. Janin dan Ibu

Augmentasi persalinan juga diindikasikan jika menguntungkan baik ibu maupun janin, serta pada diabetes yang tidak terkontrol, setelah pecah ketuban atau jika terdapat korioamnionotis. Augmentasi ini khususnya berkaitan dengan praktik kebidanan kontemporer yang mempertimbangkan wanita yang sebelumnya memiliki masalah medis untuk tidak boleh hamil sekarang harus siap untuk menerima resiko penyerta menjadi ibu (David, 2008, hal. 182).

3. Kontra Indikasi

(20)

Augmentasi persalinan tidak boleh dilakukan pada keadaan-keadaan berikut ini :

a. Jika kelahiran pervaginam tidak dianjurkan

b. Kontraksi uterus dapat mengakibatkan ruptur uterus setelah insisi uterus klasik atau T terbalik, pembedahan yang meluas ke rongga uterus dan jika seksio sesaria pada segmen bawah dipersulit oleh perluasan atau infeksi.

c. Augmentasi dikontraindikasi jika persalinan memberikan ancaman masalah lebih lanjut bagi ibu atau janin (David, 2008, hal. 184).

4. Keuntungan

a. Cervix menjadi lunak dan membuka sehingga mempermudah amniotomi b. Lama kala satu persalinan dipersingkat (Oxorn, 2003, hal. 558).

C. Nyeri Pada Persalinan 1. Defenisi Nyeri

Nyeri merupakan pengala man yang tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang pada saat stimulus tertentu dan tidak dapat dibagi kepada orang lain . Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Henderson, 2005, hal. 362).

(21)

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Pokok penting yang harus diingat adalah apa yang dikata seseorang yang sedang mengalami nyeri adalah tidak ada pernyataan verbal (Suddart, 2002, hal. 135).

2. Teori Nyeri

Nyeri merupakan suatu fenomena yang penuh rahasia. Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Diantaranya :

a. Teori pola (Pattern Theory) adalah nyeri yang terjadi karena efek-efek kombinasi intensitas stimulus dan jumlah impuls-impuls pada dorsal ujung dari sum-sum belakang. Tidak termasuk aspek-aspek fisiologi.

b. Teori pemisahan (specificity theory) Reseptor-reseptor nyeri tertentu menyalurkan impuls-impuls keseluruh jalur nyeri ke otak. Tidak memperhitungkan aspek-aspek fisiologis dari persepsi dan respon nyeri. c. Teori pengendalian gerbang (gate control theory) Impuls-impuls nyeri dapat

dikendalikan oleh mekanisme gerbang pada ujung dorsal dari sum-sum belakang untuk memungkinkan atau menahan transmisi. Faktor-faktor gerbang terdiri dari efek impuls-impuls yang ditransmisi ke serabut-serabut saraf konduksi cepat ataulamban dan efek-efek impuls dari batang otak dan korteks.

(22)

efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban endogen opiate system supersif (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 216).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Nyeri dalam Persalinan Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri selama persalinan. Faktor tersebut meliputi umur, paritas, dapat juga karena prosedur medik (Bobak, 1995).

Umur wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, b) Paritas dapat mempengaruhi persepsi, primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II (Walsh, 2007, hal. 261).

Paritas bisa mempengaruhi persepsi terhadap nyeri persalinan karena primipara mempunyai proses persalinan lebih lama dan lebih melelahkan dibandingkan denga n wanita multipara. Hal ini disebabkan oleh serviks pada primipara memerlukan tenaga yang lebih besar untuk meregangkannya, sehingga menyebabkan intensitas kontraksi lebih besar selama persalinan. Disamping itu primipara menunjukkan peningkatan kecemasan dan keraguan untuk mentolerir rasa nyeri selama persalinan, perasaannya lebih terfokus pada nyeri yang dirasakan sedangkan pada multipara menunjukkan kontraksi yang lebih intens dibandingkan dengan primipara.

(23)

nyaman dari kontraksi yang timbul secara spontan. Prosedur lain berupa periksa dalam pada posisi supine, penggunaan sabuk abdomen untuk memonitor fetal, pembatasan perubahan posisi klien atau berjalan dan penggunaan prosedur edema dimana dapat menyebabkan kontraksi usus dan uterus (Bobak, 1995).

4. Penyebab Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan dialami karena rangsangan nosiseptor dalam adneksa, uterus, dan ligamen pelvis. Nyeri persalinan terjadi akibat dilatasi seviks dan sagmen uterus bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan ligamen. Faktor penyebab nyeri persalinan adalah :

a. Berkurangnya pasokan oksigen ke otot rahim (nyeri persalinan menjadi lebih hebat jika interval antara kontraksi singkat, sehingga pasokan oksigen ke otot rahim belum sepenuhnya pulih).

b. Meregangnya leher rahim (effacement dan pelebaran). c. Tekanan bayi pada saraf di dan dekat leher rahim dan vagina.

d. Ketegangan dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim dan sendi panggul selama kontraksi dan turunnya bayi.

e. Tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan anus. f. Meregangnya otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina.

(24)

5. Proses Terjadinya Nyeri

Rasa nyeri pada persalinan terjadi karena kontraksi rahim dalam pengeluaran janin. Dalam persalinan normal, saat awal persalinan sampai pembukaan lengkap akan berlangsung 12-18 jam, dilanjutkan kala pengeluaran janin sampai pengeluaran plasenta. Rasa nyeri ini dipengaruhi oleh kelelahan, keletihan, kecemasan, dan rasa takut yang akan menyebabkan peningkatan rasa nyeri (Westheimer, 2000, hal. 182).

Rasa nyeri muncul akibat respon psikis dan refleks fisik. Kualitas rasa nyeri fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, terbakar, rasa sakit, denyutan, rasa mual, dan kram. Rasa nyeri dalam persalinan menimbulkan gejala yang dapat dikenali. Peningkatan system saraf simpatik timbul sebagai respon terhadap nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, dan warna kulit. Serangan mual, muntah dan keringat berlebihan juga sangat sering terjadi (Bobak, 2004).

Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas atau bahkan myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada organ persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu (Maryuni, 2010, hal.8).

(25)

Intensitas uterus meningkat sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit, lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai mencapai 60-90 detik pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002, hal. 174).

6. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu : a. Nyeri Akut

Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.

b. Nyeri Kronis

Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, syndrome nyeri kronis dan psikosomatik (Maryuni, 2010, hal 9).

7. Cara Mengurangi Nyeri Akibat Persalinan Adapun cara mengurangi nyeri persalinan , yaitu :

a. Mengatur pola pernafasan yang baik dengan bimbingan dari bidan yang dilakukan dengan teratur.

b. Anda dapat melakukan pengurutan atau penekanan pada bagian belakang dan bukannya bagian perut. Persalinan biasanya akan terasa pada dua titik yang berbeda di bokong, yaitu di dekat tulang sacrum atau tulang bokong.

(26)

kontraksi. Penekanan dapat dilakukan pada bagian belakang tanpa menimbulkan kekhawatiran kalau-kalau ada cedera (Sani, 2002, hal. 59).

8. Pengukuran Intensitas Nyeri

Menurut Perry dan Potter (1993) nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat di ramalkan berdasarkan tanda dan gejala. Kadang-kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Bagaimana pun makna dari istilah tersebut berbeda antara bidan dan pasien. Ada tiga cara mengkaji intensitas nyeri, yaitu :

Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Terkontrol

Nyeri sedang Nyeri berat Terkontrol

Nyeri ringan Nyeri sedang

Nyeri berat terkontrol

(27)

Skema 1. Contoh Skala Nyeri A. Skala Nyeri Numerik, B. Skala Nyeri Deskriptif, C. Skala Analog Visual

(Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 214).

Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri.

Keterangan :

0 : Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.

10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

(Suddarth dan Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 218).

D. Tindakan suami 1. Tindakan

(28)

Indonesia, 2002, hal. 215). Perilaku suami adalah suatu bentuk kepedulian atau tanggung jawab suami pada istri dalam menjalani persalinan (Suharsono, 2003).

Proses terbentuknya tindakan suami (ayah) berkembang sejalan dengan peran ibu. Secara umum ayah menyukai anak-anak dan kadang-kadang istri senang berperan sebagai ayah, senang mengasuh anak, percaya diri, dan mampu menjadi ayah, dan membagi pengalamannya tentang persalinannya dengan pasangannya (Meliasari, 2008).

Setelah melalui banyak penelitian, terungkap bahwa kehadiran suami di saat bersalin untuk memberi dukungan kepada istri dan membantu proses persalinan, ternyata banyak mendatangkan kebaikan bagi proses persalinan itu sendiri. Kehadiran suami di samping istri, membuat istri merasa lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi proses persalinan (Musbikin, 2006, hal. 262). Adapun tingkatan tindakan, yaitu :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubung dengan tindakan yang akan diambil.

b. Respon Terpimpin (quided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

c. Mekanisme (mechanism)

(29)

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berati bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoatmodjo, 2007).

2. Pentingnya Tindakan yang Dilakukan Suami Dalam Memberikan Asuhan Sayang Ibu Dalam Menghadapi Nyeri Saat Istri Melahirkan

Peran keluarga khususnya suami sangat dibutuhkan pada saat bersalin istri dapat meminta keluarga khususnya suami menunggu di kamar bersalin untuk ketenangan serta agar suaminya dapat merasakan bagaimana penderita saat bersalin. Hal ini sangat menguntungkan karena suami dapat memberikan dorongan moril dan menambah semangat ibu saat bersalin.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan para calon ayah ketika berada di ruangan bersalin adalah :

a. Bantulah istri anda untuk menghitung kontraksi.

b. Tenangkanlah istri anda yang merasa galau, takut, dan cemas.

c. Lontarkanlah cerita-cerita lucu yang membuatnya terhibur atau ajaklah ia bercanda.

d. Bantulah istri melatih pernafasan.

e. Berikan dukungan dan dorongan dalam bentuk kata-kata yang menyenangkan perasaannya.

(30)
(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003, hal.69). Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi.

Variabel Independent Variabel Dependent

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu ada hubungan antara tindakan suami dengan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi.

Nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi

(32)

C. Defenisi Operasional No Variabel Defenisi

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (Notoatmodjo, 2005: 47). Untuk mengetahui hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang datang untuk menemani istrinya saat bersalin sebanyak 31 orang di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung dan Rumah Bersalin Delima pada bulan Februari sampai Mei 2012.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi. Adapun kriteria inklusi dalam sampel ini adalah :

(34)

b. Bersedia untuk jadi responden

Tekhnik pengambilan sampel menggunakan total sampling yakni dengan memberikan kuesioner kepada seluruh suami yang istrinya datang untuk bersalin di klinik bersalin Lisa Pasar V Tembung dan Rumah Bersalin Delima pada bulan Februari sampai dengan Mei tahun 2012 dengan jumlah sampel 31 orang suami (Setiawan, 2010, hal. 96).

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik bersalin Lisa Pasar V Tembung dan Rumah Bersalin Delima Tembung. Adapun alasan pemilihan tempat karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian, sampel untuk peneliti mencukupi, dan keterbatasan waktu penelitian. 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei tahun 2012.

D. Etika Penelitian

(35)

prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika responden tidak bersedia maka calon responden berhak menolak dan mengundurkan diri menjadi responden.

Selanjutnya peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data dan mengatakan bahwa kerahasiaan identitas responden dapat dijaga. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan peneliti maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut dan dilanjutkan dengan pengisian kuisioner.

Dalam lembar kuesioner tidak dituliskan nama responden untuk merahasiakan identitasnya, hanya kode tertentu pada lembar kuesioner serta hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut, dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.

E. Instrument Penelitian

(36)

F. Validitas dan Realibitas Instrument

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity) yaitu diberikan kepada pakar yang menguasai topik yang di teliti (Dempsey, 2002, hlm.80). Dalam hal ini yaitu dokter spesialis obstetri ginekologi yaitu dr. Sarma N. Lumbanraja , SpOG. Pengujian ini hanya melihat kesesuaian isi kuesioner, tanpa diberi penilaian.

2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas, dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau konsistensi jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan kuesioner yang diujikan dengan menggunakan uji Cronbach’s alfa dan instrument diujikan pada 10 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang akan diteliti di klinik bersalin lisa pasar V tembung, kemudian jawaban responden diolah dengan menggunakan Alfa Cronbach’s. Dengan ketentuan, apabila r hitung > r table (p) > 0,06 maka instrument dinyatakan reliable (Hidayat, 2007). Dan nilai Cronbach’s alfa terhadap instrument yang telah diujikan adalah 0,917.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu:

(37)

2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada pemilik Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Medan dan Rumah Bersalin Delima.

3. Mendatangi responden lalu melakukan pendekatan kepada responden tersebut, melakukan wawancara kepada responden mengenai tindakan suami terhadap nyeri persalinan dengan augmentasi. Apabila suami dan istri tersebut setuju menjadi responden, maka peneliti menyerahkan lembar persetujuan responden.

4. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent)

5. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan.

6. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. 7. Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat

pengumpul data berupa lembar observasi yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi istri dan lembar observasi.

8. Setelah kuesioner diisi oleh responden, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti.

9. Setelah data terkumpul semua dengan lengkap maka dilakukan analisa data.

(38)

kuesioner diklinik tersebut. Lembar kuesioner diberikan kepada suami yang sedang menemani istrinya saat bersalin dengan augmentasi dan menjelaskan bagaimana cara mengisi lembar observasi.

H. Analisa Data

Semua data yang terkumpul dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data dimasukkan kedalam bentuk table. Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Analisa Univariat

(39)

1) Variabel tindakan

Setelah kuesioner diisi dengan baik, kemudian di tabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Kemudian jawaban responden dikategorikan menjadi :

a) Tidak Baik = bila hasil jawaban responden 10-15 dan diberi skor 1 b) Baik = bila hasil jawaban responden 16-20 dan diberi skor 2 2) Variabel Nyeri persalin yang dirasakan istri saat bersalin dengan

augmentasi

Setelah kuesioner diisi dengan baik, kemudian di tabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Kemudian jawaban responden dikategorikan menjadi :

a) Nyeri sedang= bila hasil jawaban responden 4-6 dan diberi skor 2 b) Nyeri berat = bila hasil jawaban responden 7-10 dan diberi skor 1 b. Analisa bivariat

Statistik ini digunakan oleh peneliti untuk menguji hubungan antara dua variabel, yaitu tindakan suami dengan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi yang diuji dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Pedoman dalam menerima hipotesis adalah apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, apabala (p) > 0,05 H0

(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada proses pengumpulan data yang dilakukan bulan Februari sampai Mei 2012 maka diperoleh infomasi tentang hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi di klinik bersalin lisa pasar V tembung dan rumah bersalin delima tahun 2012.

Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu tindakan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu yang dibagi dua kategori baik dan tidak baik

1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsi yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan dan paritas. hasil akan disajikan dalam bentuk tabel.

(41)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Di Rasakan Istri

Saat Bersalin Dengan Augmentasi Di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Rumah Bersalin Delima Tahun 2012 (n=31)

No Kateristik Frekuensi Persentase

Umur

1 20-25 1 3.2

2 26-30 17 54.8

3 31-35 10 32.3

4 36-40 3 9.7

(42)

ke pinggang maka suami harus mengusap usap bagian perut ibu (pernyataan no.4) yaitu sebanyak 8 orang (25,8%).

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung dan

Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012

No Pertanyaan Pilihan jawaban

Ya Tidak

F % F %

1 Untuk mengurangi rasa nyeri pada istri, maka suami dapat mengurut atau mengusap bagian pinggang bawah istri

20 64,5 11 35,5

2 Suami harus mendampingi istri saat persalinan 21 67,7 10 32,3 3 Suami harus siaga ketika istri menunjukkan

tanda-tanda ingin melahirkan

16 51,6 15 48,4 4 Apabila istri merasakan sakit diperut sampai ke

pinggang maka suami harus mengusap usap bagian perut ibu

8 25,5 23 74,2

5 Menurut bapak, teknik untuk mengalihkan rasa nyeri persalinan tidak boleh dilakukan atau di bantu oleh suami.

10 32,3 21 67,7

6 Bila rasa nyeri muncul maka suami menyarakan istri untuk menarik napas dalam-dalam dari hidung lalu menghembuskannya lewat mulut

18 58,1 13 41,9

7 Disaat istri merasakan kesakitan akibat nyeri persalinan maka suami harus bisa menenangkan istri

23 74,2 8 25,8 8 Apabila istri merasakan nyeri saat persalinan maka

suami menyyarankan istri untuk berteriak agar nyeri persalinan dapat terobati

11 35,5 20 64,5

9 Suami memberikan dukungan atau menyemangati istri ketika istri hendak bersalin

17 54,8 14 45,2 10 Suami dapat membantu mengurut bagian belakang

istri yang terasa nyeri selama berlangsungnya kontraksi

23 74,2 8 25,8

(43)

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari 31 responden, dinyatakan tindakan suami yang baik sebanyak 18 orang (58,1%). sedangkan tindakan suami yang tidak baik sebanyak 13 orang (41,9%). Hal ini dapat dilihat dari Tabel 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Suami di Klinik Bersalin Lisa Dan Rumah Bersalin Delima

Medan Tahun 2012 (n=31)

Tindakan Suami F %

Tidak Baik

13 41.9

Baik

18 58.1

Jumlah 31 100

(44)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Nyeri Persalinan Yang Di Rasakan

Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi Di Klinik Bersalin Lisa Dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012 (n=31)

Nyeri Persalinan F %

Berat

9 29,0

Sedang

22 71,0

Jumlah 31 100

2. Analisis Bivariat

(45)

Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 0,3 yang artinya tindakan suami yang baik mempunyai peluang 0,3 kali untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi. Hal ini dapat dilihat pada table 5.4

Tabel 5.4

Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi Di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung

Dan Rumah Bersalin Delima Tahun 2012 (n=31)

Tindakan Suami

Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin

Dengan Augmentasi

Total OR

(95% CI)

P Value Nyeri Berat Nyeri Sedang

F % F % F %

(46)

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. Karakteristik Responden

Berdasarkaan table 5.1 diketahui bahwa dari 31 responden ditemukan mayoritas responden berumur 26-30 tahun dengan frekuensi 17 orang (54,8%), dan minoritas responden berumur 20-25 tahun dengan frekuensi 1 orang (49,7%). Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.

(47)

Pada pekerjaan juga ditemui mayoritas responden mempunyai pekerjaan wiraswasta dengan frekuensi 16 orang (51,6%) dan minoritas responden mempunyai pekerjaan Pegawai Negri dengan frekuensi 6 orang (19,4%). Sesuai pendapat Hurlock yang mengatakan bahwa pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap pola tindakan yang dilakukan dalam memenuhi kehidupan sehari- hari. Pekerjaan juga berpengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi dan tingkat sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, semakin baik pekerjaan seseorang maka diharapkan tingkat kesehatannya juga semakin baik.

Dilihat dari jumlah paritas mayoritas responden yaitu multipara dengan frekuensi 13 orang (41,9%) dan minoritas responden yaitu grandemultipara dengan frekuensi 3 orang (9,7%). Hal ini sejalan dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun bayi yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dengan penyakit tertentu.

b. Tindakan yang dilakukan suami

Berdasarkan Tabel 5.2 Hasil penelitian menunjukkan tindakan suami yang baik sebanyak 18 orang (58,1%). sedangkan tindakan suami yang tidak baik sebanyak 13 orang (41,9%). Tindakan suami dapat mengurangi perasaan tidak nyaman selama proses persalinan dan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit sehingga dapat mengalihkan rasa nyeri pada saat proses persalinan. Tindakan sentuhan ini juga dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah (Chopra, 2006).

(48)

ringan ini bisa dilakukan pendamping persalinan seperti suami pada punggung atas, pinggang bawah, paha dan perut (Chopra,2006). ketika istri meringis kesakitan suami berusaha menenangkan dan berdialog dengan istri sehingga pada saat itu istri sejenak melupakan rasa sakitnya dan menjawab pertanyaan suami.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriana (2009) tentang dukungan suami dalam menghadapi persalinan, bahwa banyak suami yang memberikan dukungan ketika istrinya akan bersalin dengan cara menghibur, memberikan semangat dan menguatkan istri.

c. Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui sebagian besar istri yang mengalami nyeri persalinan berat yaitu 9 orang (29,0%), sedangkan istri yang mengalami nyeri persalinan sedang yaitu 22 orang (71,0%). Situasi dan kondisi dalam menghadapi nyeri ini sangat individual, sehingga menyebabkan pengalaman rasa nyeri berbeda antara satu wanita dengan yang lain, demikian pula antara persalinan pertama dengan persalinan berikutnya (Stoppard, 2008).

Dari hasil pengukuran intensitas nyeri diketahui sebagian besar responden mengalami nyeri pada skala 4-6 dengan intensitas nyeri sedang. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan pada ibu bersalin dapat berbeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya. Persepsi rasa sakit, cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain rasa takut atau kecemasan, kepribadian, kelelahan, faktor sosial budaya, dan pengharapan.

(49)

Berdasarkan table 5.4 diperoleh bahwa dari 18 orang responden yang melakukan tindakan baik, ternyata istri yang mengalami nyeri sedang saat persalinan dengan augmentasi ada 18 orang (100%), yang memiliki nyeri berat 0 orang (0 %). Dari 13 orang responden yang melakukan tindakan yang tidak baik ternyata istri yang mengalami nyeri sedang saat bersalin dengan augmentasi sebanyak 4 orang (30,8%), dan yang mengalami nyeri berat sebanyak 9 orang (96,2%).

Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa tindakan suami yang baik dapat mengurangi nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi, karena tindakan suami seperti memijat punggung istri, menghibur istri, memberikan semangat dan menguatkan istri dapat mengurangi nyeri persalinan istri.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriana (2009) tentang dukungan suami dalam menghadapi persalinan, bahwa banyak suami yang memberikan dukungan ketika istrinya akan bersalin dengan cara menghibur, memberikan semangat dan menguatkan istri.

2. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini. Antara lain pada saat pengumpulan data hal ini dikarenakan tempat penelitian yang dilakukan pada dua tempat. Sehingga pada saat pengumpulan data memerlukan waktu yang lebih lama.

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kebidanan

(50)

terhadap pengurangan nyeri persalinan. Oleh sebab itu, tindakan suami dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan augmentasi persalinan.

(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi di klinik bersalin lisa pasar V tembung dan rumah bersalin delima tahun 2012 diperoleh :

1. Dari segi karakteristik tentang hubungan tindakan suami dengan nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi berdasarkan karakteristik responden yakni umur mayoritas responden berumur 26-30 tahun sebanyak 17 orang (54,8%) dan minoritas responden berumur 20-25 tahun sebanyak 1 orang (49,7%), sedangkan latar belakang pendidikan dari 31 responden mayoritas responden berpendidikan SMA dengan frekuensi 13 orang (41,9%) dan minoritas responden yaitu pendidikan SMP dengan frekuensi 3 orang (9,7%), jika dilihat dari pekerjaan mayoritas responden mempunyai pekerjaan wiraswasta sebanyak 16 orang (51,6%) dan minoritas responden mempunyai pekerjaan Pegawai Negeri sebanyak 6 orang (19,4%). Dan jika dilihat dari paritas mayoritas responden yaitu multipara sebanyak 13 orang (41,9%) dan minoritas responden yaitu grandemultipara sebanyak 3 orang (9,7%).

(52)

3. Dari hasil penelitian yang diperoleh dari 31 responden, dinyatakan istri yang mengalami nyeri persalinan berat yaitu 9 orang (29,0%) sedangkan istri yang mengalami nyeri persalinan sedang yaitu 22 orang (71,0%).

4. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 18 orang responden yang melakukan tindakan baik, ternyata istri yang mengalami nyeri sedang saat persalinan dengan augmentasi ada 18 orang (100%), yang memiliki nyeri berat 0 orang (0 %). Dari 13 orang responden yang melakukan tindakan yang tidak baik ternyata istri yang mengalami nyeri sedang saat bersalin dengan augmentasi sebanyak 4 orang (30,8%), dan yang mengalami nyeri berat sebanyak 9 orang (96,2%). Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan uji chi-square diketahui nilai Expected count dalam table masih ditemukan nilai < 5 (3,77). Sebagai salah satu persyaratan uji chi_square tidak boleh ada nilai expected coun yang < 5, karena tidak sesuai maka digunakan alternatifnya yaitu uji fishers exact test diperoleh probabiltas (p) 0,000, karena 0,000 < 0,05 (taraf 95%) maka H0 ditolak dan Ha diterima dan dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi.

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti yang akan datang dan dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya

(53)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan dalam nyeri persalinan augmentasi.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam pengembangan ilmu kebidanan selanjutnya melalui berbagai penelitian terkait seperti faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemberian dukungan spiritual kepada klien.

4. Bagi Para Suami

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian sesuatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Bobak, at.all (2005),keperawatan maternitass Jakarta: EGC

Copra, D, 2006, Magical Beginnings : Panduan Holistik Kehamilan dan Kelahiran (Magical Beginning), enchanted Lives : a holistik guide to Pregnancy and Child Birth, Bandung: Kaifa.

David, T.Y.L. (2007). Manual Persalinan. Jakarta: EGC.

Henderson, C. (2005). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Jones, L.D. (2005). Setiap Wanita. Jakarta: PT Delapratasa Publishing.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2002). Jakarta: Balai Pustaka.

Maryuni, A. (2010). Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta: TIM.

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Musbikin, I. (2006). Persiapan Menghadapi Persalinan. Yogyakarta: Mitra Pustaka

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

_____ . (2005). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

________ . (2007). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

________ . (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(55)

Oxon, H. (2003). Ilmu Kebidanan Dan Patologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essentia Medica.

Prawiharjo. (2005). Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Sani, R. (2002). Menuju Kelahiran yang Alami. Jakarta: PT Raja Grafindo

Serri Hutahaean (2009). Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi, Jakarta: Trans Info Media

Setiawan, A., & Saryono. (2007). Metodologi Penelitian Kebidanan D-III, D-IV, S1 dan S2. Cet. 1.Yokyakarta: Tuha Medika

Stopart, M. (2009). Ensiklupedia Kehamilan & Kelahiran. Jakarta: Erlangga

Varney, H. (2004). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

(56)

SURAT PERNYATAAN PENELITIAN

Kepada Yth. Calon Responden Di tempat.

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik USU, yang akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012”.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tindakan suami terhadap nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi. Bersamaan dengan ini, saya mohon kesediaan Bapak menanda tangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan dengan keadaan yang sebenarnya. Data yang diperoleh nantinya hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian. Atas kesediaan dan kerjasama Bapak, saya ucapkan terimakasih.

Medan, 2012

(57)

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah dijelaskan maksud penelitian maka saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Srinovitayani Matondang yang berjudul “Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012”.

Dengan persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2012

(58)

KUESIONER PENELITIAN TENTANG HUBUNGAN TINDAKAN SUAMI TERHADAP NYERI PERSALINAN YANG DI RASAKAN

ISTRI SAAT BERSALIN DENGAN AUGMENTASI BERSALIN LISA PASAR V TEMBUNG DAN

DI KLINIK RUMAH BERSALIN DELIMATAHUN 2012

No.Responden : ...

Diisi oleh peneliti

Petunjuk

Jawablah pertanyaan dibawah ini, dengan member tanda checklist (√) untuk salah satu jawaban anda.

A. Data Demografi : Umur

20-25 31-35 >40 26-30 36-40

Pendidikan terakhir

SD SMA S1

SMP Diploma

Pekerjaan

Pegawai Negri Wiraswasta Pegawai Swasta

Paritas

(59)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINDAKAN SUAMI TERHADAP NYERI PERSALINAN YANG DIRASAKAN ISTRI SAAT BERSALIN DENGAAN AUGMENTASI DI

KLINIK BERSALIN LISA PASAR V TEMBUNG MEDAN DAN RUMAH BERSALIN DELIMA MEDAN TAHUN 2012

Beri tanda Check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda.

No Pernyataan Ya Tidak

1. Untuk mengurangi rasa nyeri pada istri, maka suami dapat mengurut atau mengusap bagian pinggang bawah istri

2. Suami harus mendampingi istri saat persalinan 3. Suami harus siaga ketika istri menunjukkan

tanda-tanda ingin melahirkan

4. Apabila istri merasakan sakit diperut sampai ke pinggang maka suami harus mengusap usap bagian perut ibu

5. Menurut bapak, teknik untuk mengalihkan rasa nyeri persalinan tidak boleh dilakukan atau di bantu oleh suami.

6. Bila rasa nyeri muncul maka suami menyarakan istri untuk menarik napas dalam-dalam dari hidung lalu menghembuskannya lewat mulut

7. Disaat istri merasakan kesakitan akibat nyeri persalinan maka suami harus bisa menenangkan istri

(60)

persalinan dapat terobati

9. Suami memberikan dukungan atau menyemangati istri ketika istri hendak bersalin

(61)

LEMBAR OBSERVASI

Skala Nyeri Persalinan Menurut Bourbanis

Kode Responden :

Hari/Tanggal :

Berikan tanda silang (X) pada skala yang telah disediakan pada angka berapa nyeri yang dirasakan ibu dengan menunjukkan posisi garis yang sesuai menurut ibu untuk menggambarkan nyeri yang ibu rasakan.

Skala Bourbanis Ket

0 Tidak Nyeri

1 – 3 Nyeri Ringan : secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik

4 – 6

Nyeri Sedang : secara objektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat, dapat mendeskripsikannya, dan dapat mengikuti perintah dengan baik

7 – 9

Nyeri Berat : secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti Terkontrol perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi

nafas panjang

10 Klien sudah tidak dapat lagi berkomunikasi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(62)
(63)
(64)

Gambar

Tabel  5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian : mayoritas responden berdasarkan nyeri punggung dengan nyeri sedang sebanyak 13 orang (43,3%), mayoritas responden berdasarkan tindakan mengatasi nyeri

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang nyeri yang akan dihadapi pada saat persalinan berlangsung dan pengetahuannya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan suami selama masa kehamilan istri di Klinik Bersalin Delima Medan.. Jenis penelitian

sedangkan dari 23 ibu primigravida yang tidak didampingi suami selama kala I. persalinan sebagian besar mengalami kecemasan

Analisa perbedaan tingkat kecemasan suami terhadap istri yang menjalani persalinan primipara dan multipara dengan persalinan normal di ponek RsUD Dr.Moewardi surakarta. Hasil

Penelitian yang dilakukan oleh Niven dan Gijsbers (1984) bertujuan untuk melihat perbandingan intensitas nyeri persalinan dengan nyeri lain diperoleh hasil bahwa nyeri

Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu : a) usia wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, b) primipara

Menurut peneliti, adanya hubungan yang bermakna antara pendampingan suami dengan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif deselerasi ini dikarenakan adanya pengaruh