TINDAKAN YANG DILAKUKAN SUAMI DALAM
MENGHADAPI NYERI PERSALINAN KALA I
DI KLINIK Hj. NURHAMLAH MEDAN
O l e h :
ELVI SEPRIANI
105102097
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011
ELVI SEPRIANI
Tindakan Yang Dilakukan Suami dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala I
Di Klinik Hj. Nurhalma Hasibuan Madan tahun 2011
ix + 52 hal + 9 tabel + 1 skema + 5 lampiran
ABSTRAK
Kehadiran suami disamping istri, membuat istri merasa lebih tenang, lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan dapat membantu istri untuk menghadapi nyeri selama proses persalinan. Untuk menghadapi nyeri persalinan, tindakan yang dapat dilakukan oleh suami adalah berupa tindakan nonfarmakologik misalnya stimulasi kulit atau massage atau pijatan, relaksasi dan imajinasi. Teknik stimulasi kulit atau massage, relaksasi dan imajinasi menjadi suatu alternative dalam pemberian terapi untuk mengurangi nyeri karena mudah dilakukan (tidak memerlukan keahlian khusus) sehingga dapat dilakukan suami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan tindakan nonfarmakologik massage, relaksasi, dan imajinasi. Desain dalam penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj. Nurhalmah medan tahun 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang istrinya menjalaniproses persalinan di klinik Hj. Nurhalmah Medan sebanyak 45 orang pada bulan februari sampai april. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutiv sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan dianalisa menggunakan analisa univariat dengan menghitung distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 45 orang responden untuk tindakan massage dan relaksasi yang dilakukan suami adalah kategori baik yaitu 21 orang (46,7%), sedangkan 24 orang (53,3%) responden memiliki tindakan kategori yang tidak baik. Dan untuk tindakan imajinasi yang dilakukan suami responden yang memilki kategori baik yaitu 11 orang (24,4%). sedangkan 34 orang (75,6%) responden memiliki tindakan kategori yang tidak baik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya Suami bahwa kehadiran suami dalam melakukan tindakan pada istri yang mengalami proses persalinan mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu istri dalam menghadapi nyeri persalinan yang dirasakan.
Kata kunci : Tindakan, suami, menghadapi nyeri persalinan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulisan Ilmiah
dengan judul "Tindakan Yang Dilakukan Suami dalam Menghadapi Nyeri Persalinan
Kala Satu di Klinik Hj. Nurhalmah Hasibuan Medan Tahun 2011".
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik
dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya
masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yaitu :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU
2. Nur Asnah Sihotang, S.Kep, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan USU.
3. dr. Rina Amelia, MARS selaku Dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini selesai.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan USU.
5. Kedua Orang tua tercinta dan adik – adik tersayang yang telah memberikan kasih
sayang, doa, serta dukungan berupa moril dan materil serta semangat kepada peneliti
6. Terima kasih juga saya ucapkan kepada kakak saya tercinta Fitri Rahmadani, SST
yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan,
semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal A’alamin.
Medan, Juni 2011 Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Masalah ... 4
1. Tujuan Umum ... 4
2. Tujuan Khusus ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tindakan ... 6
1. Defenisi Tindakan ... 6
2. Tindakan Suami ... 7
B. Pentingnya Peran Serta Suami Dalam Memberikan Asuhan Sayang Ibu Saat Istri Melahirkan ... 8
1. Massage ... 10
2. Relaksasi ... 13
D. Pengertian Persalinan ... 17
1. Persiapan Persalinan ... 18
2. Proses Persalinan ... 18
3. Tanda-tanda Bahaya Persalinan ... 19
4. Kala Persalinan ... 19
E. Nyeri Persalinan ... 20
1. Klasifikasi Nyeri ... 23
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ... 24
3. Penatalaksanaan Nyeri ... 26
BAB III : KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penelitian ... 27
B. Defenisi Operasional ... 28
BAB IV : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 31
B. Populasi dan Sampel ... 31
1. Populasi ... 31
2. Sampel ... 31
C. Tempat Penelitian ... 33
D. Waktu Penelitian ... 33
E. Pertimbangan Etik ... 33
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 35
I. Pengolahan Data ... 35
J. Rencana Analisa Data ... 36
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
B. Pembahasan ... 43
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Defenisi Operasional ... 29
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden
Berdasarkan Tindakan Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi
Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Hj. Nurhalmah Medan
Tahun 2011 ... 36
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan
Massage Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan
Kala Satu di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011 ... 38
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kategori Tindakan Massage
(Stimulasi Kulit) yang Dilakukan Suami Dalam
Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu di Klinik Hj.Nurhalmah
Medan tahun 2011 ... 39
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan
Relaksasi Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri
Persalinan Kala Satu di klinik Hj. Nurhalmah Medan tahun 2011 ... 40
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Tindakan Relaksasi
Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu
Di Klinik Hj.Nurhalmah Medan Tahun 2011 ... 41
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan
Imajinasi Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri
Persalinan Kala Satu Di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011 .... 42
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Tindakan Imajinasi
Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Lembar Observasi
Lampiran 3 : Surat Balasan Penelitian dari Klinik Hj. Nurhalmah Medan
Lampiran 4 : Lembar Pernyataan Content Validity
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011
ELVI SEPRIANI
Tindakan Yang Dilakukan Suami dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala I
Di Klinik Hj. Nurhalma Hasibuan Madan tahun 2011
ix + 52 hal + 9 tabel + 1 skema + 5 lampiran
ABSTRAK
Kehadiran suami disamping istri, membuat istri merasa lebih tenang, lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan dapat membantu istri untuk menghadapi nyeri selama proses persalinan. Untuk menghadapi nyeri persalinan, tindakan yang dapat dilakukan oleh suami adalah berupa tindakan nonfarmakologik misalnya stimulasi kulit atau massage atau pijatan, relaksasi dan imajinasi. Teknik stimulasi kulit atau massage, relaksasi dan imajinasi menjadi suatu alternative dalam pemberian terapi untuk mengurangi nyeri karena mudah dilakukan (tidak memerlukan keahlian khusus) sehingga dapat dilakukan suami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan tindakan nonfarmakologik massage, relaksasi, dan imajinasi. Desain dalam penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj. Nurhalmah medan tahun 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang istrinya menjalaniproses persalinan di klinik Hj. Nurhalmah Medan sebanyak 45 orang pada bulan februari sampai april. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutiv sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan dianalisa menggunakan analisa univariat dengan menghitung distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 45 orang responden untuk tindakan massage dan relaksasi yang dilakukan suami adalah kategori baik yaitu 21 orang (46,7%), sedangkan 24 orang (53,3%) responden memiliki tindakan kategori yang tidak baik. Dan untuk tindakan imajinasi yang dilakukan suami responden yang memilki kategori baik yaitu 11 orang (24,4%). sedangkan 34 orang (75,6%) responden memiliki tindakan kategori yang tidak baik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya Suami bahwa kehadiran suami dalam melakukan tindakan pada istri yang mengalami proses persalinan mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu istri dalam menghadapi nyeri persalinan yang dirasakan.
Kata kunci : Tindakan, suami, menghadapi nyeri persalinan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia merupakan angka tertinggi
dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya. Untuk AKI di Indonesia pada tahun
2000 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk beberapa Negara
ASEAN seperti Malaysia AKI sebesar 41 per 100.000 kelahiran hidup, Singapura 6
per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Fhilipina
170 per 100.000 kelahiran hidup, dan Vietnam 160 per 100.000.
Menurut Survei Demografi Kesehatan di Indonesia (SDKI), Angka Kematian
Ibu (AKI) pada tahun 2008 sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada
tahun 2009 diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 226 per 100.000
kelahiran hidup. Hal ini membuat Pemerintah tetap mengupayakan agar penurunan
AKI di Indonesia dapat terlaksana sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh
Mentri Kesehatan RI (Depkes RI, 2009).
Penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu menjadi prioritas
utama dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Adapun salah satu
upaya yang dapat dilakukan dapat terwujud dalam bentuk safe motherhood atau
Dalam rangka menurunkan AKI di Indonesia, pada tahun 2000 pemerintah
mencanangkan Making Pregnansi Safer (MPS) yang merupakan strategi sektor
kesehatan secara terfokus pada pendekatan dan perencanaan yang sistematis dan
terpadu. Salah satu strategi MPS adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan
keluarga. Hasil yang di harapkan dari strategi tersebut adalah menetapkan
keterlibatan suami dalam mempromosikan kesehatan ibu dan meningkatkan peran
aktif keluarga dalam kehamilan maupun persalinan (Depkes RI, 2001).
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, eklamsia,
infeksi, namun kematian ibu juga dapat disebabkan oleh hal lain yaitu kurangnya
perhatian dari keluarga dan khususnya peran serta suami dalam proses kehamilan
dan persalinan. Padahal peran suami sangat penting untuk membantu menenangkan
kondisi fisik maupun psikis seorang istri (Musbikin, 2005)
Namun saat ini partisipasi suami masih sangat rendah, masih banyak suami
belum tahu bahwa penting nya peran suami dalam persalinan. Terdapat 68 persen
persalinan di Indonesia tidak didamping oleh suami selama proses persalinanan
(Cholil, 2002).
Penelitian yang dilakukan 200 ibu melahirkan di Rumah Sakit yang berada di
5 kota besar di Indonesia (Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya) diperoleh hasil
sekitar 86,2 persen menyatakan perasaan senang dan bahagia karena selama proses
persalinan didampingi oleh suami. Diketahui bahwa kehadiran suami di ruang
bersalin untuk memberi dukungan pada istri dan membantu proses persalinan
ternyata banyak mendatangkan kebaikan bagi proses persalinan sendiri. Kehadiran
suami di samping istri, membuat istri merasa lebih tenang dan lebih siap dalam
Sebagaimana kita ketahui bahwa suami sangat mempunyai peranan penting
dalam kelancaran proses persalinan. Kehadiran suami disamping istri, membuat istri
merasa lebih tenang, lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan dapat
membantu istri untuk mengurangi nyeri selama proses persalinan (Musbikin, 2007).
Untuk menghadapi nyeri persalinan, tindakan yang dapat dilakukan oleh
suami adalah berupa tindakan nonfarmakologik misalnya stimulasi kulit atau
massage atau pijatan. Teknik stimulasi kulit atau massage menjadi suatu alternative
dalam pemberian terapi untuk mengurangi nyeri karena mudah dilakukan (tidak
memerlukan keahlian khusus) sehingga dapat dilakukan suami atau keluarga, di
samping itu teknik ini tidak memerlukan biaya yang mahal dan tidak memerlukan
peran aktif dari ibu sehingga dapat dilakukan walaupun respon ibu terhadap nyeri
berlebihan. Massage dapat dilakukan seperti pijatan yang lembut dan ringan tanpa
tekanan yang kuat, meremas (menekan dan mengendurkan) atau menggosok. Dapat
dilakukan pada bagian tubuh seperti leher, punggung, bahu, paha, kaki, dan
tangan,teknik lain yang juga dapat dilakukan suami dalam membantu ibu selama
proses persalinan adalah seperti ralaksasi dan imajinasi (Musbikin, 2007).
Pendekatan baru untuk meningkatkan peran serta suami dengan melakukan
tindakan dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu adalah membekali suami
dengan informasi yang benar dan mengikut sertakan mereka dalam setiap upaya
atau kegiatan yang dilakukan selama proses persalinan berjalan. Kenyataannya pria
atau suami merupakan pasangan yang potensial untuk pencapaian yang potensial
Berdasakan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri
persalinan kala satu”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tindakan yang
dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri
persalinan kala satu
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri
persalinan kala satu berdasarkan tindakan non farmakologik (tindakan stimulasi
kulit atau massage, tindakan relaksasi, dan imajinasi).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi tentang pentingnya peran serta
suami terhadap kelancaran proses persalinan yang berhubungan dengan
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi pada ibu – ibu tentang
pentingnya tindakan yang dilakukan suami dalam mendampingi persalinan.
Karena dengan adanya suami dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi
nyeri persalinan sehingga dapat membantu kelancaran proses persalinan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi tentang pentingnya peran serta
suami terhadap kelancaran proses persalinan. Hal ini dimaksudkan agar tenaga
kesehatan memberi kesempatan kepada suami untuk mendampingi istri pada
saat bersalin.
4. Bagi Peneliti Lanjut
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindakan
1. Defenisi Tindakan
Tindakan atau praktik (practice) adalah suatu sikap belum otomatis terwujud
dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2007). Praktik ini mempunyai beberapa
tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktik yang kuat.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga
d. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran
2. Tindakan Suami
a. Pengertian
Tindakan adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dimasyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002,
hlm 215). Tindakan suami adalah suatu bentuk kepedulian dan tanggung jawab
suami pada istri dalam menjalani persalinan (Suharsono, 2003).
Suami juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya(Effendi, 1999).
Seperti yang kita ketahui bahwa suami merupakan calon terkuat dalam
hal mendampingi istri saat menjalani proses persalinan. Besar artinya kehadiran
seorang pendamping persalinan karena dapat berbuat banyak untuk membantu
ibu saat persalinan (musbikin, 2007).
b. Proses terbentuknya tindakan suami
Proses terbentuknya tindakan suami (ayah) berkembang sejalan dengan
peran ibu. Secara umum ayah menyukai anak-anak,dan kadang - kadang istri
senang berperan sebagai ayah dan senang mengasuh anak, percaya diri, dan
mampu menjadi ayah, dan membagi pengalamannya tentang persalinannya
dengan pasangannya (Meliasari, 2008).
Sebagai calon ayah yang berbahagia, jangan merasa cemas, khawatir,
maupun takut secara berlebihan. Siapkan segala sesuatunya dengan baik,
termasuk mental anda, maka proses persalinan itu akan berjalan lancar. Peran
dan lebih siap dalam menghadapi proses persalinan. Bahkan, banyak diantaranya
yang tidak memerlukan obat penghilang rasa sakit ketika melahirkan, karena ada
suami yang mendampinginya (Musbikin 2007).
B. Pentingnya tindakan yang dilakukan suami dalam memberikan asuhan sayang
ibu dalam menghadapi nyeri saat istri melahirkan.
Proses mekanisme yang menyebabkan kelahiran bayi perlu dipahami calon
ibu, sehingga ibu mempunyai pengetahuan tentang yang akan terjadi dan apa yang
diharapkan dari dirinya serta apa yang perlu dia lakukan ( Liewellyn, 2005).
Peran keluarga khususnya suami sangat dibutuhkan pada saat bersalin. Istri dapat
meminta keluarga khususnya suami menunggu di kamar bersalin untuk ketenangan
serta agar suaminya dapat merasakan bagaimana penderita saat bersalin. Hal ini
sangat menguntungkan karena suami dapat memberikan dorongan moril dan
menambah semangat ibu saat bersalin (manuaba, 1998).
Tindakan yang dilakuka suami saat istri bersalin penting dan dapat
membantu ketenangan jiwa istri. Kasih sayang dan belaian suami masih tetap
penting sehingga tampak keharmonisan rumah tangga menjelang hadirnya buah
cinta yang diharapkan (Manuaba, 1999).
Kehadiran seorang suami diruang bersalin ternyata membuat istri mereka
merasa lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi proses persalinan. Bahkan
banyak diantaranya yang tidak memerlukan obat penghilang rasa sakit ketika
melahirkan karena ada suami yang mendampinginya saat proses persalinan
bersalin, sebaiknya mempersiapkan diri baik secara mental maupun fisik. Hal ini
dilakukan agar proses persalinan berjalan lancar (Musbikin, 2007)
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan para calon ayah ketika berada
ruang bersalin adalah:
1. Bantulah istri anda untuk menghitung waktu kontraksi.
2. Tenangkanlah istri anda yan merasa galau, takut, dan cemas.
3. Lontarkanlah cerita cerita lucu yang membuatnya terhibur atau ajaklah ia
bercanda.
4. Bantulah istri melatih pernafasan.
5. Berikan dukungan dan dorongan dalam bentuk kata – kata yang menyenangkan
perasaanya
6. Janganlah tersinggung apabila istri anda menyalahkan anda terhadap semua rasa
sakit yang sedang dirasakan istri anda karena apa yang dikatakannya itu tidak
bermakna sebenarnya dan hanya merupakan luapan emosi dari kesakitan yang
dirasakannya.
7. Usaplah bagian belakang bagian tubuh istri anda dengan lemah lembut untuk
mengurangi perasaan tidak nyaman atau rasa sakit yang dialaminya.
C. Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan suami untuk membantu istri saat
proses persalinan adalah dengan melakukan stimulasi kulit (massage), relaksasi
1. Massage
a. Pengertian massage
Stimulasi kulit (massase) adalah melakukan tekanan tangan pada
jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan
gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan
rasa nyaman, dan/atau memperbaiki sirkulasi. Malkin (1994) merincikan
enam gerakan dasar yang dilakukan yaitu : effleurage (gerakan tangan
mengurut), petrissage (gerakan tangan mencubit), tapotement (gerakan
tangan melakukan perkusi), hacking (gerakan tangan mencincang), kneading
(gerakan tangan meremas), dan cupping (tangan membentuk seperti
mangkuk) (Mander, 2003, hal. 164).
Masase dan sentuhan membantu ibu lebih rileks dan nyaman selama
persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijat selama 20 menit
setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit, karena
masase (pijat) meransang tubuh melepaskan senyawa endhorpin yang
merupakan pereda sakit alami dan menciptakan perasaan nyaman. Bagian
tubuh ibu yang dapat dimasase adalah kepala, bahu, perut, kaki, tangan dan
punggung. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu apakah
tekanan yang diberikan sudah tepat (Danuatmadja dan Meiliasari, 2004, hal.
67).
Usapan yang dilakukan oleh seorang suami terhadap istrinya atau
stimulasi kulit (massage) menjadi satu alternatif dalam pemberian terapi
untuk mengurangi nyeri karena mudah dilakukan (tidak memerlukan
memerlukan biaya yang mahal dan tidak memerlukan peran aktif dari ibu
sehingga dapat dilakukan walaupun respon ibu terhadap nyeri berlebihan.
Stimulasi kulit dalam hal ini massage, bisa dilakukan selama
persalinan dan efektif mengurangi nyeri. Kemudian respon prilalaku yang
baru terhadap nyeri dan stress dapat membantu ibu mengontrol rasa nyeri
yang berlebih dan menurunkan emosi yang negatif atau segala sesuatu yang
berhubungan denagan rasa nyeri(Reeder dan Martin , 1997).
b. Metode Massage
Masase merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan
untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori masase adalah teori gate
control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall, dalam Depkes RI (1997)
yang menjelaskan bahwa ada dua macam serabut saraf yaitu serabut saraf
berdiameter kecil dan serabut saraf berdiameter besar yang mempunyai
fungsi yang berbeda.
Impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil
menyebabkan gate control di spinal cord membuka dan impuls diteruskan ke
korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa
sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan ransangan pada saraf
berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan
ransangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral.
Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf berdiameter
besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum
impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil mencapai korteks
Beberapa macam masase yang dapat dilakukan untuk meransang
saraf berdiameter besar yaitu :
1) Effluerage, yaitu pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan
kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan
melingkar dari arah pusat ke simpisis atau dapat juga menggunakan satu
telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat
dilakukan sendiri oleh pasien.
2) Deep Back Massage, yaitu pasien berbaring miring, kemudian bidan atau
keluarga pasien menekan daerah sakrum secara mantap dengan telapak
tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
3) Firm Counter Pressure, yaitu pasien dalam posisi duduk kemudian bidan
atau keluarga pasien menekan sakrum secara bergantian dengan tangan
yang dikepalkan secara mantap dan beraturan.
4) Abdominal Lifting, yaitu dengan cara membaringkan pasien pada posisi
terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak
tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan
lakukan usapan yang berlawanan ke arah puncak perut tanpa menekan ke
arah dalam, kemudian ulang lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, 2009, hal.
6).
Masase merupakan tindakan melakukan tekanan tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan
atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan rasa
Manfaatnya adalah sebagai berikut : mengurangi ketegangan bahu,
leher dan nyeri punggung, memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga
mengurangi nyeri, kram dan inflamasi, memperlambat frekuensi nadi dan
menurunkan tekanan darah, menimbulkan relaksasi pikiran (Price, 1997, hal.
120).
2. Relaksasi
a. Pengertian Relaksasi
Relaksasi adalah satu bentuk aktivitas yang dapat membantu
mengatasi nyeri dan stres. Teknik relaksasi ini melibatkan pergerakan badan
secara mudah dan dapat dilakukan dimana saja. Menurut beberapa penelitian,
orang yang rajin mempratekkan relaksasi secara cenderung lebih tenang,
lebih mampu mengendalikan emosi dan lebih sehat. Salah satu cara yang
umum digunakan adalah kontrol pernafasan (Indriarti, 2009).
Relaksasi merupakan membebaskan pikiran dan beban dari
ketegangan yang dengan sengaja diupayakan dan dipraktekkan. Kemampuan
untuk relaksasi secara disengaja dan sadar dapat dimamfaatkan sebagai
pedoman mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri. Relaksasi pernafasan
biasanya dilakukan selama 15- 20 menit (Indriarti, 2009).
Tindakan relaksasi merupakan tindakan nonfarmakologik yang dapat
dilakukan oleh suami dalam membantu kelancaran proses persalinan.karena
jika tindakan ini dilakukan dapat membuat kenyamanan pada istri pada saat
melahirkan baik fisik ataupun psikis sang istri (Musbikin, 2006).
Relaksai merupakan proses mengistirahatkan tubuh dan fikiran dari
ketika persalinan relaksasi membuat proses kontraksi berlangsung aman,
alami, dan lancar. Hal ini disebabkan karena relaksasi mengurangi
ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan nyeri yang dirasakan selama
proses persalinan. Dan dengan adanya tindakan relaksasi ini memungkinkan
adanya ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga
dapat mengurangi nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim
berkontraksi) menjadi sakit jika kekurangan oksigen. Kemudian konsentrasi
mental yang terjadi secara sadar saat merelakskan otot dapat membantu
mengalihkan perhatian dari rasa sakit sewaktu kontraksi, karena hal itu akan
mengurangi kesadaran akan rasa sakit yang dialami (whalley, 2008).
b. Jenis-jenis Relaksasi
Jenis-jenis relaksasi antara lain adalah Relaksasi pernafasan,
Regangan, Senam, Progressive muscular relaxation, Bertafakur, Yoga. Dalam
membantu ibu dalam proses persalinan relaksasi yang biasa dilakukan adalah
relaksasi pernafasan.
Tindakan relaksasi pernafasan merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan,
selain dapat menurunkan intensitas nyeri, tindakan relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Tindakan relaksasi pernafasan dapat menghilangkan nyeri, karena
gerbang untuk aktifitas serat berdiameter kecil (nyeri) tertutup (Smeltzer &
Bare, 2002).
Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan relaksasi
pernafasan adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk,
mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan
intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Ada banyak cara untuk mengatasi rasa nyeri dan stres. Keterampilan
mengatasi nyeri dan langkah-langkah kenyamanan ini dapat dilakukan selama
persalinan sehingga ibu mampu rileks dan menangani rasa nyeri (Whalley,
Simkin, Keppleer. 2008)
Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan antara lain:
1) Posisi relaksasi dengan terlentang
Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua
tangan rileks di samping dibawah lutut dan kepala diberi bantal
2) Posisi relaksasi dengan berbaring miring
Berbaring miring, kedua lutut ditekuk, dibawah kepala diberi bantal dan
dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak menggantung
3) Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang
Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua
lengan disamping telinga
4) Posisi relaksasi dengan duduk
Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas
Tahap pertama untuk belajar rileks adalah menyadari bagaimana rasanya
tubuh dan pikiran ibu. Tubuh dan pikiran saling mempengaruhi satu sama lain.
Keadaaan pikiran ibu mempunyai pengaruh yang besar terhadap seberapa
rileks atau tegangnya tubuh ibu. Jika ibu cemas atau takut, tubuh akan
merefleksikan perasaan ini dengan cara menegang, jika ibu merasa percaya diri
dan positif, tubuh akan tetap rileks. Saat ibu mulai berlatih relaksasi, cobalah
berbaring menyamping dengan tumpukan bantal, atau duduk membuat ibu
merasa nyaman. Setelah belajar rileks dalam posisi ini, praktikkan relaksasi
nafas dalam (Priharjo, 2003).
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi pernafasan adalah sebagai
berikut :
a) Ciptakan lingkungan yang tenang
b) Usahakan tetap rileks dan tenang
c) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3,4
d) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e) Ketika menghembuskan nafas, hitung sampai tiga atau empat lagi,
usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil dipejam
f) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
g) Cobalah bernafas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut,
embuskan nafas dari mulut dengan lembut. Banyak ibu merasa lebih enak
h) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.
i) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
(Priharjo, 2003).
3. Imajinasi
Selain tindakan relaksasi tindakan lain yang dapat dilakukan suami saat
proses persalinan adalah tindakan imajinasi. Tindakan ini dengan mengarahkan
sang ibu membayangkan sesuatu yang dapat membuatnya nyaman. Ajak dia
membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya tenang, seperti sawah
yang terhampar luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai
ditiup angin sore. Atau ajak Sdia ke suasana laut yang mengajak kita untuk
mendengarkan deburan ombak yang perlahan mengenai kaki kita yang tercelup
dalam air laut di tepian pantai. Atau hal lainnya dimana pendamping lebih tahu
bagaimana memberikan ketenangan pada ibu bersalin saat ia membutuhkan
ketenangan itu.
D. Pengertian persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan keluarga
menantikannya selama Sembilan bulan.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit
(Susilawati 2009).
1. Persiapan persalinan
Tujuan akhir dari proses persalinan adalah agar ibu dan bayinya selamat.
Karena itu harus ada kerja sama yang baik dan penuh pengertian antara penolong
persalinan dan si ibu.Persalinan sebaiknya berlangsung di rumah sakit, atau di
rumah bersalin yang cukup lengkap peralatannya maupun dibantu oleh tenaga
yang terlatih. Jadi bila nantinya ditemui kesulitan (komplikasi) sebelum dan
sesudah persalinan maka pertolongan dapat segera dilakukan dan lebih memadai
(Musbkin, 2007).
2. Proses Persalinan
Proses persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu dan persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada kehamilan cukup bulan yaitu umur kehamilan 37 minggu, dengan
letak belakang kepala.
Tanda – tanda persalinan :
a. Terjadinya his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan.
2) Sifatnya teratur, interfal makin pendek, dan kekuatannya makin besar.
b. Pengeluaran lendir dan darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan yang menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas.
3) Pengeluaran cairan yang ditimbulkan karena ketuban pecah menjelang
pembukaan lengkap. (Manuaba, 2001)
3. Tanda tanda bahaya persalinan
Tanda tanda bahaya ibu bersalin yang dapat mengancam jiwa ibu adalah :
a. Syok pada saat persalinan.
b. Perdarahan pada saat persalinan.
c. Nyeri kepala .
d. Gangguan penglihatan.
e. Kejang atau koma .
f. Tekanan darah tinggi.
g. Persalinan yang lama.
h. Demam dalam persalinan.
i. Sukar bernafas.
4. Kala persalinan
Proses persalinan terdiri dari empat kala yaitu : kala satu pembukaan
lengkap, kala dua pengeluaran janin, kala tiga pengeluaran placenta, kala empat
Kala 1 (pembukaan lengkap ) dimulai dari adanya kontraksi his hingga
pembukaan lengkap. Kala 1 terdiri atas dua fase yaitu :
a. Fase laten : Pembukaan berlangsung lambat dari 0-4 cm,
berlangsung 7-8 jam
b. Fase aktif : Berlangsung selama 6 jam, terdiri atas 3 sub fase :
- Periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan 0-4
cm
- Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam,
pembukaan dari 4-9 cm
- Periode deselerasi : berlangsung lambat, waktu 2 jam,
pembukaan dari 9 cm- 10 cm
Fase fase yang diatas dijumpai pada primigravida. Bedanya dengan multigravida
adalah :
Primigravida Multigravida
Serviks mendatar (effacement )
dulu, baru terjadi dilatasi
Mendatar dan membuka bisa
bersamaan
Berlangsung 13 – 14 jam Berlangsung 6 – 7 Jam
E. Nyeri Persalinan
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan.
Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam
hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
1. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan
menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan
ketegangan.
2. Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf
dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional
(Musrifatul., Hidayat. 2008).
Rasa nyeri pada persalinan terjadi karena aktivitas besar di dalam tubuh
guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran mulut
rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong
bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap
kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima
tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran
lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah
punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mugkin juga menyebar ke
kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian
menghilang seluruhnya (Danuatmadja., Meiliasari, 2004).
Pada persalinan sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul
lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini
disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena
serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh
darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergesaran
yang terjadi sewaktu serviks membuka. Masa kala I pada ibu primigravida terjadi
apabila pembukaan serviks lengkap. Intensitas kontraksi uterus meningkat sampai
kala pertama dan frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit,
juga lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai
mencapai 60 sampai 90 detik pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002).
Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung
bawah yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya berlangsung
singkat dan lemah. Datangnya kira-kira setiap 15-20 menit. Namun , beberapa
persalinan dimulai dengan kontraksi-kontraksi kuat yang lebih dekat jarak
waktunya. Banyak wanita yang awalnya merasa sakit di bagian punggung mereka,
yang kemudian merambat ke bagian depan. Bila kontraksi-kontraksi terus datang,
tetapi hanya berlangsung kurang dari 30 detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika
tidak berdekatan waktunya, berarti masih dalam tahap pra persalinan atau
memasuki persalinan awal. Dalam persalinan sejati, kontraksi akan bertambah
kuat, panjang, dan makin berdekatan waktunya (Whalley, Simkin & Keppler.
2008).
Rasa nyeri muncul akibat respons psikis dan refleks fisik. Kualitas rasa
nyeri fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit, denyutan,
sensasi tajam, rasa mual, dan kram. Rasa nyeri dalam persalinan menimbulkan
gejala yang dapat dikenali. Peningkatan sistem saraf simpatik timbul sebagai
respon terhadap nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut
nadi, pernapasan dan warna kulit. Serangan mual, muntah dan keringat berlebihan
juga sangat sering terjadi ( Bobak, 2004 ).
Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat di identifikasi seperti pada
respirasi, dan warna kulit. Ekspresi sikap kadang-kadang juga dapat dilihat
perubahan sikap meliputi penigkatan kecemasan dengan penurunan lapangan
persepsi, menangis, mengerang, tangan mengepal dan menggenggam serta otot
mudah terangsang (Potter, dkk, 1993 dalam Bobak, 2005 ).
1. Klasifikasi Nyeri
Terdapat dua tipe nyeri yaitu :
a. Nyeri akut
Nyeri ini bersifat mendadak, durasi singkat, biasanya berhubungan
dengan kecemasan, orang bisa meresponnya dengan cara fisiologis yaitu
diaforesis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernafasan,
peningkatan tekanan darah dan dengan prilaku. Nyeri akut merupakan
mekanisme yang berlangsung kurang dari enam bulan, secara fisiologis
terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran
darah perifer, tekanan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan
pada ukuran pupil.
b. Nyeri kronik
Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti dengan berbagai macam
gangguan. Terjadi lambat dan meningkat secara perlahan, dimulai setelah
detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit.
Nyeri ini biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sifatnya
terus menerus atau intermitten (Sari, 2005). Nyeri kronik merupakan nyeri
yang konsisten yang menetap sepanjang satu periode waktu dan tidak
biasanya nyeri ini tidak mempunyai respon terhadap pengobatan yang
diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronik ini sering didefenisikan sebagai
nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih (Brunner &
Suddarth, 1996 dikutip dari Smeltzer, 2001).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri selama persalinan. Faktor
tersebut bisa fisiologis, sosial, atau fisiologis yang meliputi paritas (ukuran dan
posisi fetal), dapat juga karena prosedur medik, kecemasan, kelelahan, budaya,
dan mekanisme koping (Bobak, 1995).
Paritas bisa mempengaruhi persepsi terhadap nyeri persalinan karena
primipara mempunyai proses persalinan lebih lama dan lebih melelahkan
dibandingkan dengan wanita multipara. Hal ini disebabkan oleh serviks pada
primipara memerlukan tenaga yang lebih besar untuk meregangkannya,
sehingga menyebabkan intensitas kontraksi lebih besar selama persalinan.
Disamping itu primipara menunjukkan peningkatan kecemasan dan keraguan
untuk mentolerir rasa nyeri selama persalinan, perasaannya lebih terfokus pada
nyeri yang dirasakan sedangkan pada multipara menunjukkan kontraksi yang
lebih intens dibandingkan dengan primipara.
Prosedur medik seperti induksi dan augmentasi persalinan dapat
mempengaruhi respon terhadap nyeri selama persalinan. Penggunaan obat
untuk induksi menyebabkan kontraksi menjadi lebih kuat, lebih tidak nyaman
dari kontraksi yang timbul secara spontan. Prosedur lain berupa periksa dalam
pembatasan perubahan posisi klien atau berjalan dan penggunaan prosedur
edema dimana dapat menyebabkan kontraksi usus dan uterus (Bobak, 1995).
Kecemasan telah terbukti berpengaruh terhadap respon nyeri (Reeder &
Martin, 1997). Kecemaan dapat meningkatkan nyeri selama persalinan karena
meningkatnya spasme otot yang berakibat pada iskemi dan vasokontriksi
berupa gangguan pada viseral dan pelepasan substansi produksi nyeri.
Penemuan laboratorium dan klinik selama 30 tahun terakhir telah dibuktikan
bahwa takut dan kecemasan yang paling tinggi telah dihubungkan dengan nilai
nyeri yang paling tinggi dan meningkatkan penggunaan analgesia.
Kelelahan karena terjadi perubahan pola tidur, kelelahan dapat merubah
dan memperbesar persepsi klien terhadap nyeri. Klien akan lebih tegang dan
cemas jika tidak diberikan pembelajaran terhadap metode penurunan nyeri.
Sehingga ibu kehilangan energi dan menurunkan kemampuannya untuk
menggunakan strategi yang dianjurkan untuk mentolerir nyeri (Kinney et al,
2000). Kebudayaan mempengaruhi bagaimana seseorang mengekspresikan
nyeri. Dalam agama tertentu, kesabaran adalah hal yang paling berharga dimata
Tuhan. Kadang-kadang nyeri dianggap sebagai peringatan atas kesalahan yang
telah dibuat sehingga orang tersebut pasrah dalam menghadapi nyeri (Taylor,
1997). Secara normal orang belajar mengatasi nyeri pada saat terjadinya nyeri,
dan menggunakan koping yang sama pada saat terjadi nyeri berikutnya
3. Penatalaksanaan Nyeri
Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan
farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan yang dapat mengurangi
nyeri dan cara nonfarmakologi atau tanpa obat-obatan. Cara farmakologi adalah
dengan pemberian obat-obatan analgesia yang bisa disuntikkan melalui infus
intrafena, infus, pemberian uap melalui obat-obatan untuk membantu
meringankan nyeri (Ibrahim, 1996) disamping itu bisa juga mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit dengan memblokade saraf penghantar nyeri selama
persalinan (Finddley, 1999). Tindakan farmakologis masih menimbulkan
pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar
plasenta sehingga dapat menimbulkan efek pada aktifitas rahim (Thompson,
1995). Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung
maupun tidak langsung antara lain efek langsung menurunkan FHR yang
bervariasi, dan yang tidak langsung seperti obat yang menyebabkan hipotensi
maternal dan menurunkan aliran darah ke plasenta sehingga menimbulkan
hipoksia dan asidosis pada bayi (Kinney et al, 2000).
Metode penurunan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena
tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika
diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek
obat (Thompson, 1995). Banyak tindakan nonfarmakologi untuk mengurangi
efek selama persalinan. Tindakan tindakan tersebut meliputi relaksasi bernafas,
imajinasi, stimulasi kulit (massage), dan kompres panas dan dingin. Stimulasi
kulit dalam hal ini bisa dilakukan selama proses persalinan yang efektif
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian ini adalah :
Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel
yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008, hal.55)
Penelitian ini bersifat . Deskripitif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan
secara obyektif (Setiadi, 2007).
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka peneliti
mengembangkan kerangka konsep peneliti yang berjudul “Tindakan yang dilakukan
suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu“ Dapat digambarkan sebagai
berikut :
Skema 3.1 Kerangka Konsep penelitian
Tindakan yang dilakukan suami dalam
menghadapi nyeri persalinan kala satu
Berdasarkan tindakan non farmakologik :
B. Defenisi Operasional
Defenisi operasioanal adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga defenisi
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain
yang ingin mengguanakan variabel yang sama (Setiadi, 2007). Variabel adalah
objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,
2006).
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
1. Tindakan Stimulasi Kulit (Massage)
Suatu langkah atau perbuatan yang 20 menit saat istri mengeluh sakit
3. Tindakan Imajinasi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan
pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau
periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama
penelitian (Sastroasmoro, 2002).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan suatu objek karakteristik tertentu yang akan diteliti
(Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang datang
dan mendampingi istri selama proses persalinan di Klinik Hj.Nurhalmah medan.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan consecutive sampling
yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria sampel yang
dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan
yang diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling yaitu semua
subyek yang datang dan memenuhi kriteria sampel yang dimasukan kedalam
penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria suami yang datang dan
mendampingi ibu selama proses persalinan di klinik Hj Nurhalmah Medan,
bisaberbahasa indonesia dan bersedia menjadi responden, persalinan normal.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di klinik Hj Nurhalmah hasibuan jl.Batang kuis Pasar
Sepuluh Tembung Medan. Alasan peneliti memilih klinik tersebut karena diketahui
banyak pasien yang bersalin di klinik Hj.Nurhalmah, sehingga mudah mendapatkan
sampel penelitian dan dari hasil survei pendahuluan pada tanggal 20-27 oktober
masih banyak ibu yang bersalin tidak didampingi oleh suami dan masih kurangnya
peran serta suami saat mendampingi proses persalinan istri.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai April 2011
E. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin
penelitian ke klinik Hj. Nurhalmah jl.Batang kuis Pasar Sepuluh Tembung Medan.
etika, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan
prosedur pelaksanaan penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed
consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak
untuk menolak dan mengundurkan diri. Kerahasiaan catatan mengenai data
responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada penelitian.
Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar
observasi yang berisi pernyataan tentang tindakan yang dilakukan suami dalam
menghadapi nyeri pesalinan kala satu Untuk memperoleh informasi dari responden
peneliti menggunakan alat pengumpul databerupa lembar observasi yang disusun
sendiri oleh peneliti yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi suami dan
lembar observasi
a. Data Demografi
Instrumen penelitian berisi data demografi responden meliputi umur,
pendidikan, Pekerjaan
b. Lembar Observasi
Instrumen penelitian tentang tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi
nyeri persalina kala satu dikelompokan dalam 3 tindakan yang masing masing dengan
jumlah pernyataan untuk tindakan massage 6 pernyataan, untuk tindakan relaksasi 4
dilakukan 0. Nilai yang terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan yang tertinggi
adalah untuk tindakan massage 6, untuk tindakan relaksasi 4, untuk tindakan imajinasi 3.
Untuk mendapatkan penyekoran untuk kategori menggunakan rumus statistik
yaitu : Berdasarkan rumus statistik: p = rentang
Banyak kelas
1) P= nilai panjang kelas ( i )
2) Rentang (R)= skor terbesar-skor terkecil
3) Banyak kelas =jumlah kategori yang kita gunakan (2), baik dan tidak
baik
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Lembar observasi yang digunakan sebagai alat ukur perlu dilakukan uji
validitas dan reabilitsasnya. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content
validity) yaitu dengan memberikan instrument kepada pakar yang menguasai topik
yang akan diteliti (Nazir, 2005).
H. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat
permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan
izin melaksanakan penelitian diklinik Hj. Nurhalmah. Surat izin tersebut diberikan
kepada ibu klinik Hj. Nurhalmah, setelah itu peneliti melaksanakan pengumpulan data di
klinik tersebut serta mendatangi responden yang ada di klinik tersebut dan meminta
meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan
menandatangani informed concent. Selanjutnya peneliti mengamati suami (responden)
melakukan tindakan dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu. Kemudian peneliti
mencheklist dan menganalisa data. Untuk memperoleh informasi dari responden
peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi yang disusun
sendiri oleh peneliti yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi suami dan lembar
observasi. Data demografi meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, bagian yang kedua
berupa lembar observasi tindakan bidan dalam menerpkan inisiasi menyusu dini yang
berisi pertanyaan, yang bertujuanuntuk mengukur sejauh mana tindakan bidan dalam
menerapkan inisiasi menyusu dini dengan pilihan jawaban dilakukan 1, tidak dilakukan
0.
I. Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Editing
Memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan
agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dapat
memberikan hasil yang baik, kemudian data dikelompokkan sesuai dengan
variable yang akan diteliti. Setelah dilakukan pemeriksaan apabila terdapat
kekurangan segera diperbaiki dan dilengkapi.
1. Coding : Memberi kode tertentu pada data yang telah terkumpul untuk
2. Tabulating : Data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan variabel yang
dibutuhkan, dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Setelah data terkumpul, analisis data dilakukan melalui pengolahan data secara
komputerisasi dengan menggunakan program SPSS versi 16. Hasil analisis data
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase, untuk melihat
bagaimanakah tindakan yang dilakukan bidan dalam menghadapi nyeri persalinan kala
satu.
J. Rencana Analisa Data
Kemudian teknik analisa yang digunakan adalah statistika deskriptif yaitu
analisis univariat, dimana data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada proses pengumpulan data yang dilakukan bulan Februari sampai April 2011
maka diperoleh infomasi tentang tindakan suami dalam menghadapi nyeri persalinan
kala satu di klinik Hj.Nurhalmah medan.
Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu tindakan suami
dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu yang dibagi dua kategori baik dan tidak
baik
1. Data Demografi
Dalam data demografi karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan
pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Tindakan Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri
Persalinan Kala I di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011
No Kateristik Frekuensi Persentase Umur
1 20-30 27 60
2 31-40 16 35,6
3 >40 2 4.4
Sambungan Tabel 5.1.
Pendidikan
1 SD 1 2,2
2 SMP 5 11,1
3 SMU/ Sederajat 31 68,9
4 Perguruan tinggi 8 17,8
Total 45 100
Pekerjaan
1 Wiraswasta 32 71,1
2 Karyawan swasta 7 15,6
3 PNS 3 6,7
4 Petani 3 6,7
Total 45 100
Berdasarkan Tabel 5.1 sebagian besar responden berumur 20-30 tahun dengan
frekuensi 26 orang (60%) dan yang paling sedikit responden berumur > 40 tahun dengan
frekuensi 2 orang (4,4%), sedangkan latar belakang pendidikan dari 45 responden paling
banyak yaitu tamat SMA/ sederajat dengan frekuensi 31 orang (68,9%) dan yang paling
sedikit yaitu tamat SD dengan frekuensi 1 orang (2,2%) dan jika dilihat dari pekerjaan
sebagian besar responden mempunyai pekerjaan wiraswasta dengan frekuensi 32 orang
(71,1%).
2. Tindakan Suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan
tindakan nonfarmakologi
a. Tindakan massage
Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan massage (stimulasi kulit) yang
dilakukan oleh suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj
Nurhalmah Medan pada tahun 2011, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan Massage Yang
Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu
di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011
No Tindakan massage
Dilakukan Tidak dilakukan
N % N %
1. Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh
istri pada bagian punggung bawah
22 48,9 23 51,1
2 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh
istri pada bagian pinggang bawah.
34 75,6 11 24,4
3 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh
istri pada bagian panggul atas
19 42,2 26 57,8
4 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh
istri pada bagian perut
39 86,7 6 13,3
5 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh
istri pada bagian paha
20 44,4 25 55,6
6 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh
istri pada bagian leher
13 28,9 32 71,1
Pada Tabel 5.2 dapat diketahui tindakan massage yang paling banyak dilakukan
responden untuk menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah melakukan
usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian perut (pernyataan No.4) yaitu sebanyak
39 orang (86,7%), sedangkan tindakan yang paling sedikit dilakukan responden dalam
menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah melakukan usapan atau pijitan
pada tubuh istri pada bagian leher (pernyataan no.6) yaitu sebanyak 13 orang (28,9%).
Dari hasil jawaban Tabel 5.2 dapat kita simpulkan secara keseluruhan tindakan
responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu terbagi dalam beberapa
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi dan Presentase Kategori Tindakan Massage (Stimulasi Kulit)
yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu
di Klinik Hj.Nurhalmah Medan tahun 2011
Tindakan Frekuensi ( orang ) Persentase ( % )
Baik
Tidak baik
total
21
24
45
46,7
53,3
100
Hasil dari Tabel 5.3 dapat diketahui tindakan responden dalam menghadapi nyeri
persalinan kala satu sebagian besar berada pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu
24 responden(53,3%) dan tindakan yang baik berjumlah 21 responden (46,7%).
b. Tindakan Relaksasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan relaksasi yang dilakukan oleh
suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj Nurhalmah Medan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan Relaksasi Yang
Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu
di klinik Hj. Nurhalmah Medan tahun 2011
No Tindakan relaksasi
Dilakukan Tidak dilakukan
N % N %
1. Menuntun istri untuk bernafas dengan
cara menarik nafas dalam melalui
hidung dan menghembuskanya
perlahan – lahan melalui mulut
29 64,4 16 35,6
2 Memberikan istri makan dan minum
pada saat proses persalinan
38 84,4 7 15,6
3 Membantu istri melakukan gerak atau
mengatur posisi tubuh sesuai dengan
keinginan istri
24 53,3 21 46,7
4 Menciptakan suasana yang tenang dan
nyaman bagi istri
17 37,8 28 62,2
Pada Tabel 5.4 dapat diketahui tindakan relaksasi yang paling banyak dilakukan
responden untuk menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah Memberikan
istri makan dan minum pada saat proses persalinan (pernyataan No.2) yaitu sebanyak 38
orang (84,4%), sedangkan tindakan yang paling sedikit dilakukan responden dalam
menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah Menciptakan suasana yang
tenang dan nyaman bagi istri (pernyataan no.4) yaitu sebanyak 17 orang (37,8%).
Dari hasil jawaban Tabel 5.4 dapat kita simpulkan secara keseluruhan tindakan
responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu terbagi dalam beberapa
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Tindakan Relaksasi Yang Dilakukan
Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu Di Klinik Hj.Nurhalmah
Medan Tahun 2011
Tindakan Frekuensi ( orang ) Persentase ( % )
Baik
Tidak baik
Total
21
24
45
46,7
53,3
100
Hasil dari Tabel 5.5 dapat diketahui tindakan relaksasi yang dilakukan responden
dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu paling banyak berada pada kategori
tindakan yang tidak baik yaitu 24 responden(53,3%) dan tindakan yang baik berjumlah
21 responden (46,7%)
c. Tindakan Imajinasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan imajinasi yang dilakukan oleh
suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj Nurhalmah Medan
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan Imajinasi Yang
Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu
Di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011
No Tindakan imajinasi Dilakukan Tidak dilakukan
N % N %
Mengajak istri bercerita tentang
kenangan yang indah atau
membayangkan suatu hal yang sedang
terjadi maupun akan datang dalam
menghadapi proses persalinan :
1. Menghibur istri
2. Memberikan semangat dan
menguatkan istri
3. Memberikan harapan pada istri
35
Pada Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa tindakan imajinasi yang paling banyak
dilakukan responden untuk menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah
Menghibur istri (pernyataan No.1) yaitu sebanyak 35 orang (77,8%), sedangkan
tindakan yang paling sedikit dilakukan responden dalam menghadapi nyeri persalinan
kala satu pada istri adalah Memberikan harapan pada istri (pernyataan no.3) yaitu
sebanyak 19 orang (42,26%).
Dari hasil jawaban Tabel 5.6 dapat kita simpulkan secara keseluruhan tindakan
responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu terbagi dalam beberapa
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Tindakan Imajinasi Yang Dilakukan
Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu di klinik Hj.Nurhalmah
Medan tahun 2011
Hasil dari Tabel 5.7 dapat diketahui tindakan imajinasi yang dilakukan
responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu paling banyak berada pada
kategori tindakan yang tidak baik yaitu 34 responden(75,6%) dan tindakan yang baik
berjumlah 11 responden (24,4%).
B. Pembahasan
Dalam pembahasan akan dijabarkan hasil penelitian tentang tindakan yang dilakukan
Suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj.Nurhalmah Hasibuan
medan tahun 2011 dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang.
1. Karakteristik Responden
Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu pada
istri yang telah dibahas sebelumnya untuk tindakan massage dan relaksasi
menunjukan bahwa 24 responden(53,3%) memiliki tindakan tidak baik, sedangkan
responden memiliki tindakan baik sebanyak 21 responden (46,7%).Untuk tindakan
imajinasi menunjukan bahwa 34 responden (75,6%) memiliki tindakan tidak baik,
Menurut Notoatmodjo (2003) setelah mengetahui stimulus, kemudian mengadakan
penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau
dipraktekkan, inilah yang disebut tindakan.
Responden paling banyak ditemui pada umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 27
orang, menurut Abu Ahmadi mengemukakan bahwa daya ingat seseorang salah
satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa
dengan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya sehingga pengetahuan tersebut akan memudahkan
seseorang dalam melakukan tindakan.
Pendidikan merupakan upaya berperilaku dengan cara persuasi, bujukan
himbauan,ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran pada sekelompok
orang atau individu. Proses pendidikan itu sendiri di dalamnya mencakup
pengembangan pengetahuan, sikap dan tindakan. Pendidikan memberikan nilai-nilai
tertentu bagi manusia dalam membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru dan
berfikir secara alamiah (Notoadmodjo, 2003).
Peranan atau aktivitas warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran tentang
maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya, pendidikan
adalah proses untuk membentuk seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan
mampu melakukan analisis terhadap apa yang dihadapinya. Pendidikan setingkat
SMA/ sederajat merupakan pendidikan tingkat menengah dimana tingkat pendidikan
ini diharapkan seseorang akan cukup memiliki kemampuan untuk menerima
informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan biologi reproduksi manusia.
Tingkat pendidikan seorang suami yang baik juga akan mempengaruhi bagaimana ia