• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA

ANAK DOWN SYNDROME

( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh :

Dewi Sarah 0607306

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA

ANAK DOWN SYNDROME

( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara)

Oleh Dewi Sarah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dewi Sarah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Dewi Sarah 0607306

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA

ANAK DOWN SYNDROME

( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan

Cimahi Utara)

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I

Drs. H. Maman Abdurahman SR, M.Pd NIP. 19570613 01853 1 001

Pembimbing II

Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd NIP. 19601015 198710 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

(4)

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Anak Down Syndrome banyak yang mampu berbicara dengan baik namun dalam kosakatnya kurang pembendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah biasa maupun disekolah khusus (Amin, M 1995:37).

Bagi anak Down Syndrome membaca merupakan salah satu hal yang penting karena anak Down Syndrome jika diberikan pembelajaran secara berkelanjutan masih akan dapat membaca, menulis dan berhitung yang sifatnya sederhana. Permasalahan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran bukanlah hanya yang berkenaan dengan materi akademiknya saja, tetapi juga hal-hal lain seperti salah satunya minat dan ketertarikan peserta didik selama proses pembelajaran. Membangkitkan semangat, minat, dan menciptakan rasa senang.

Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti mengingat, memahami, membandingkan, membedakan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan makna yang terkandung dalam bacaan. Hal ini sulit dilakukan oleh anak Down Syndrome sehingga pada proses pembelajaran khususnya pembelajaran membaca untuk anak Down Syndrome diperlukan metode-metode khusus yang menarik, agar anak dapat menerima materi dengan mudah, tidak mudah bosan dan metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan membaca.

Pada SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi terdapat peserta didik Down Syndrome yang mengalami kesulitan dalam membaca, untuk itu peneliti ingin membantu meningkatkan kemampuan membaca peserta didik tersebut dengan melakukan pengajaran membaca dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar pada peserta didik tersebut.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan pada subjek sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi.

(5)

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK………..

KATA PENGANTAR………

UCAPAN TERIMA KASIH………..

DAFTAR ISI………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………..……1

B. Identifikasi Masalah……….………...3

C. Batasan Masalah..………4

D. Rumusan Masalah...………..4

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian………4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Konsep Down Syndrome………...……….……….…………..6

B. Pengajaran Membaca Permulaan...………....………....14 C. Media Kartu Puzzle Bergambar....………..……….21 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian………30

B. Metode……….……...……….……..…….…….30

C. Subjek dan Lokasi……….…...32

D. Instrumen Penelitian……….……….………..32

E. Teknik Pegumpulan Data………...…………32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…...………37

(6)

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pembahasan Penelitian...64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..67

B. Implikasi………..………64

DAFTAR PUSTAKA

(7)

1

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses untuk mengembangkan kemampuan dan

mencerdaskan individu. Pendidikan dapat mengembangkan potensi diri individu

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, serta

keterampilan. Pendidikan sangatlah penting bagi seluruh warga negara. Begitupun

dengan anak-anak berkebutuhan khusus, mereka memerlukan pendidikan yang

layak dan bermutu seperti yang tertulis dalam Undang-Undang nomor 20 tahun

2003 pasal 5 ayat 1 “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Ayat 2 “Warga negara yang memiliki

kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh

pendidikan khusus”.

Dalam kurikulum sekolah dasar, anak diharuskan belajar membaca dan

berhitung. Belajar membaca dan berhitung diperlukan untuk semua anak termasuk

anak berkebutuhan khusus karena kemampuan membaca dan berhitung sangat

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Membaca adalah bagian penting dalam

proses pendidikan. Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti

mengingat, memahami, membandingkan, membedakan, menemukan,

menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang

terkandung dalam bacaan. Kita mendapat ilmu pengetahuan dari membaca buku.

Kita seringkali memperoleh informasi melalui kegiatan yang disebut membaca.

Membaca merupakan keterampilan yang penting bagi manusia.

Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang

studi, jika pada masa sekolah tidak segera memiliki kemampuan untuk membaca,

maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang

studi pada kelas-kelas yang lebih tinggi. Kemampuan anak Down Syndrome

dalam membaca relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan anak pada

(8)

2

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalaupun bisa membaca dengan benar tetapi anak sering sekali tidak mempunyai

pengertian dari isi bacaan tersebut.

Anak Down Syndrome banyak yang mampu berbicara dengan baik namun

dalam kosakata kurang pembendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami

kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran

akademik baik disekolah biasa maupun disekolah khusus (Amin, M 1995:37).

Bagi anak Down Syndrome membaca merupakan salah satu hal yang penting

karena anak Down Syndrome masih dapat membaca, menulis dan berhitung yang

sifatnya sederhana. Permasalahan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran

bukanlah hanya yang berkenaan dengan materi akademiknya saja, tetapi juga

hal-hal lain seperti salah satunya minat dan ketertarikan peserta didik selama proses

pembelajaran. Membangkitkan semangat, minat, dan menciptakan rasa senang.

Salah satu hal yang sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran

yang bermutu dan menyenangkan pada pendidikan luar biasa adalah

ketersediaannya alat peraga/media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

anak dan dapat menunjang dalam proses belajar yang menyenangkan.

Salah satu hal yang sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran

yang bermutu dan menyenangkan adalah ketersediaan alat peraga/media

pembelajaran. ketersediaan alat peraga pembelajaran ini tidak dapat dianggap

sepele karena dengan penggunaan alat peraga pembelajaran yang tepat, praktis,

dan menarik akan membuat para siswa menjadi senang belajar, dan mudah

menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Bahkan dengan penggunaan alat

peraga tesebut akan dapat memenuhi harapan yang dikemukakan dalam pakem

yakni pembelajaran yang akif, kreatif, dan menyenangkan.

Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti mengingat,

memahami, membandingkan, membedakan, menemukan, menganalisis,

mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam

bacaan. Hal ini sulit dilakukan oleh anak Down Syndrome sehingga pada proses

pembelajaran khususnya pembelajaran membaca untuk anak Down Syndrome

(9)

3

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi dengan mudah, tidak mudah bosan dan metode tersebut dapat

meningkatkan kemampuan membaca.

Hal tersebut di atas senada dengan pendapat Sugiarto (2002:18) yang

menyatakan bahwa:

Membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam membaca. Secara umum, faktor – faktor tersebut datang dari guru, anak, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta metode pelajaran.

Anak tunagrahita dalam pembelajaran membaca khususnya membaca

permulaan sebaiknya menggunakan pendekatan visual, suara, dan linguistik untuk

bisa belajar membaca dengan fasih. Kemampuan membaca anak tergantung pada

kemampuan dalam memahami hubungan antara wicara, bunyi, dan simbol yang

diminta (Grainger, 2003:174). Pada anak Down Syndrome diperlukan praktek

pengajaran membaca yang memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan anak

dan tipe pembelajaran pada anak karena pada dasarnya setiap pribadi anak itu

berbeda terlebih lagi jika anak tersebut mengalami hambatan dalam itelektual.

Pada SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi

Utara Kota Cimahi terdapat peserta didik Down Syndrome yang mengalami

kesulitan dalam membaca, untuk itu peneliti ingin membantu meningkatkan

kemampuan membaca peserta didik tersebut dengan melakukan pengajaran

membaca dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar pada peserta didik

tersebut.

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan semua masalah yang ada pada objek

penelitian, baik yang akan diteliti maupun tidak (Sugiyono, 2002:304).

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

identifikasi permasalahannya sebagai berikut :

1. Hambatan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan

yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam

(10)

4

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membantu mengatasi

kesulitan belajar membaca permulaan anak Down Syndrome.

3. Pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan

kemampuan membaca permulaan anak Down Syndrome.

C.Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan tidak meluas, maka peneliti membatasi

penelitian ini pada pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan

kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media kartu puzzle bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak Down

Syndrome?”

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

a. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data objektif pengaruh

penggunaan media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan

kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : untuk memperoleh data

objektif pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan

membaca kats

2. Kegunaan

a. Kegunaan umum adalah :

- Memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan media media

kartu puzzle untuk kemampuan membaca permulaan anak

(11)

5

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam

mengembangkan kemampuan membaca kata pada anak Down

Syndrome.

b. Kegunaan praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai alat bantu

untuk mempermudah anak dalam proses belajar. Sehingga dengan

adanya media tersebut proses belajar mengajar dianggap akan

berlangsung dengan lancar dan akan lebih cepat diserap oleh anak.

Dengan menggunakan alat peraga juga tidak akan mengakibatkan

kejenuhan bagi para siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

(12)

30

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PEELITIAN

A.Variabel Penelitian

Menurut Sunanto, D, dkk (2005:12) dalam buku pengantar penelitian

dengan subjek tunggal, yaitu:

variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati dan diukur.

Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu:

a. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. (Sugiono, 2006:61).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan

media kartu puzzle bergambar. Media tersebut merupakan bentuk

modifikasi dari media gambar yang sudah ada.

b. . Variabel terikat, yaitu yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. (Sugiono, 2006:61). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah meningkatkan kemampuan membaca kata

pada anak Down Syndrome.

B.Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen, menggunakan rancangan Single Subject Research (SSR) karena yang

(13)

31

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi di atas diartikan secara bebas bahwa single subject research

merupakan bagian yang integral dan analisis tingkah laku (behavior analytic).

SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk

medokumentasikan perubahan tentang tingkah laku subjek secara individu.

Melalui seleksi yang akurat dengan memanfaatkan pola desain kelompok yang

sama. Hal ini memungkinkan untuk memperlihatkan hubungan fungsional antara

perlakuan dan perubahan tingkah laku.

Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah A-B-A design

(applied behavior analysis), tujuannya untuk mempelajari besarnya pengaruh dan

suatu perlakuan, terhadap variabel tertentu yang diberikan terhadap individu.

A-B-A design memiliki tiga tahap yaitu baseline-1 (A-B-A-1), treatment (B), dan baseline-2

(A-2). Secara visual desain A-B-A dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.

Keterangan:

A-1 = A1 merupakan suatu kondisi awal untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan subjek dalam membaca sebelum diberikan perlakuan atau intervensi.

B = Fase ini disebut intervensi. Subjek diberikan intervensi membaca kata

melalui media kartu puzzle gambar. Pemberian intervensi ini dilakukan

untuk meningkatkan kemampuan membaca subjek penelitian.

A-2 = Merupakan pengulangan kondisi baseline (disebut juga baseline-2)

(14)

32

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan berpengaruh terhadap kemampuan membaca. Hasil evaluasi

dapat menunjukkan apakah intervensi yang diberikan memberikan

pengaruh positif pada subjek dengan membandingkan kondisi subjek

pada baseline-1 dan baseline-2.

C.Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa Down Syndrome dengan

identitas sebagai berikut.

Nama : AZ

Kelas : III SDLB

Umur : 10 tahun

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan

Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi.

D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa Rencana Program

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Penggunaan instrumen dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam membaca

kata. Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi

Kisi-kisi dalam penelitian ini di sesuaikan dengan kemampuan awal

anak dalam membaca permulaan dan disesuaikan dengan target

behavior yang ingin dicapai pada subjek. Alasan peneliti tidak

menyesuaikan kisi-kisi dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan

karena materi yang terdapat pada kurikulum jauh dari kemampuan awal

anak.

2. Penyusunan Rencana Program Pembelajaran

Penyusunan RPP disesuaikan dengan kisi-kisi yaitu berdasarkan pada

(15)

33

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji validitas instrumen

Validitas merupakan ketetapan alat ukur yang digunakan untuk

memperoleh data. Uji validitas ini menggunakan validitas isi berupa

expert-judgment dalam hal ini adalah pakar dan guru. Penilaian dilakukan

oleh tiga orang dan data yang diperoleh melalui expert-judgment akan

dihitung dengan rumus:

Persentase =

Pada pelaksanaan expert-judgment hasil penilaian instrumen awal

(terlampir) dari tiga penilai, dua menyatakan instrumen di RPP dapat langsung

digunakan dan satu penilai menyarankan beberapa perbaikan pada kegiatan

peneliti dan kegiatan siswa saat proses intervensi berlangsung. Setelah melakukan

revisi pada RPP, maka dilakukan kembali judgment terhadap instrumen penelitian

dan dari hasil judgment diperoleh tiga penilai menyatakan semua aspek cocok

sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.

Persentase =

Dengan demikian, instrumen yang digunakan diharapkan akan dapat

mengukur kemampuan membaca permulaan khususnya membaca suku kata, kata

dan kalimat sederhana anak tunagrahita ringan secara akurat.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Baseline-1 (A-1)

Pada kondisi baseline-1 (A-I), yang dilakukan yaitu: menentukan dan

menetapkan perilaku yang akan diukur sebagai target behavior, dalam penelitian

ini yaitu kemampuan membaca kata.

Kemudian menetapkan kemampuan dasar atau kondisi baseline-1 melalui

pengukuran sebanyak 5 sesi untuk mengukur kemampuan membaca kata. Fase

baseline ini dilakukan selama 30 menit setiap sesinya. Langkah pertama:

(16)

34

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dipersiapkan.

Subjek diminta untuk membaca soal latihan yang diberikan peneliti.

Intervensi (B)

Langkah awal yaitu menyusun rancangan pembelajaran, mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Memasuki tahap rancangan intervensi ini subjek dikondisikan

pada situasi belajar, dan waktu yang digunakan kurang lebih 30 menit dalam satu

kali pertemuan. Pada fase intervensi dilakukan selama 8 sesi untuk membaca kata.

Pada intervensi setiap sesi dilakukan selama 30 menit. Penelitian tersebut

dilakukan saat pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah

dipersiapkan. Setelah peneliti selesai mengajarkan materi dengan menggunakan

media kartu puzzle bergambar, subjek diberi latihan membaca menggunakan

media kartu puzzle bergambar dalam kurun waktu 30 menit. Kemudian peneliti

memperhatikan kemampuan subjek dalam membaca kata.

Baseline-2 (A-2)

Guna mengetahui tercapainya tujuan penggunaan media kartu puzzle

bergambar, pengamatan ulang dilakukan untuk setiap subjek pada saat peneliti

memberikan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi sama seperti fase baseline-1. Prosedur

penelitianya sama seperti fase baseline-1 dan fase intervensi. Yaitu

memperhatikan kemampuan subjek dalam membaca tersebut selama proses

pembelajaran. Pada baseline-2 dilakukan selama 5 sesi untuk mengukur

kemampuan membaca kata. Dengan kurun waktu 30 menit pada setiap sesinya.

Kemudian memasukan data yang telah diperoleh ke dalam format pencatatan hasil

observasi (recording sheet for rate data) untuk baseline-2 (A-2) yang telah

dibuat. Selanjutnya setelah data yang ada pada recording sheet for rate data

untuk setiap fase di formatkan ke dalam grafik A-B-A design.

E.Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul melalui format pencatatan, kemudian data

(17)

35

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran secara jelas mengenai hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu

dengan menggunakan grafik.

Pelaksanaan pengukuran dilakukan dalam kurun waktu tertentu, kemudian

penyajian datanya diolah dengan menggunakan grafik atau diagram. Penggunaan

analisis visual grafik ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas

perkembangan kemampuan membaca siswa Down Syndrom tersebut

Desain subject single research ini menggunakan tipe grafik garis yang

sederhana (type simple line graph). Menurut Sunanto (2006:30)

komponen-komponen yang penting dalam membuat grafik diantaranya:

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang

menunjukkan satuan / waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal)

2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan

satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya, persen,

frekuensi, durasi)

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan Y sebagai titik awal

skala

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan

ukuran (misalnya: 0%, 25%, 50%, dan 75%)

5. Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen

misalnya base line atau intervensi

6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya

perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis

putus-putus

7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera

diketahui hubungan antara variable bebas dan terikat.

Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data

ialah sebagai berikut:

1. Menskor hasil pengukuran baseline A-1 dari setiap subjek pada tiap sesi.

2. Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari subjek pada tiap sesi

3. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline A-2 dari setiap subjek pada

(18)

36

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Membuat tabel perhitungan dari setiap skor pada fase baseline A-1, fase

intervensi, dan fase baseline A-2 dari setiap sesi

5. Menjumlahkan semua skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan

fase baseline A-2 dari setiap sesi

6. Membandingkan hasil skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan

fase baseline A-2 dari setiap sesi

7. Membuat analisis dalam bentuk grafik sehingga terlihat langsung

perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut

8. Membuat analisis dalam bentuk grafik batang sehingga dapat diketahui

(19)

67

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara khusus

a. Penggunaan media kartu puzzle bergambar dapat meningkatkan

kemampuan membaca permulaan pada anak Down Syndrome yang

dijadikan subjek penelitian.

b. Penggunaan media kartu puzzle bergambar secara nyata disukai oleh

subjek penelitian ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

2. Secara umum

a. Penggunaan media yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

anak dapat meningkatkan mood belajar

b. Pembelajaran membaca permulaan dapat dilakkukan dengan media

yang beragam, salah satunya dengan menggunakan media kartu puzzle

bergambar secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan

kemampuan membaca permulaan pada anak Down Syndrome..

B. Implikasi

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka memiliki implikasi sebagai

berikut:

1. Bagi guru

Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui media kartu puzzle

bergambar yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan pada anak. Berkenaan dengan hal itu, metode ini dapat

dijadikan salah satu alternatif bagi guru didalam memperbaiki atau

(20)

68

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan media terebut selain bisa digunakan untuk belajar

membaca, akan tetapi dapat juga digunakan sebagai media untuk melatih

anak dalam mengklasifikasikan sesuatu

2. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kepada siswa yang

lain dengan karakteristik yang berbeda, dan dengan instrumen yang lebih

lengkap atau lebih variatif, misalnya dengan memodivikasi media ataupun

materi belajar sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik serta

dapat menemukan penemuan baru yang melengkapi

(21)

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Proyek Pembinaan dan Pengenbangan

Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Alimin, Z. (2007). Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tunagrahita. Tersedia:

http://z-alimin.blogspot.com/2007/07/blog-post.html [08 Juli 2011] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Askep. (2009). Down Syndrome Pada Anak [online]. Tersedia : http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-syndrom-pada-anak/ [ 7 Oktober 2009 ]

Astati dan Euis, N. (2001). Pendidikan Luar Biasa di Sekolah Umum (Pengantar). Bandung: CV Pendawa

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.

Delphie, B. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif (anak dengan hendaya perkembangan fungsional). Klaten: Intan Sejati .

Gunarhadi. (2005). Penanganan Anak Sindroma Down dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah. Jakarta : Depdikbud.

Hadis, A. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung : Alfabeta.

Lewis, V. (2003). Development and Disability. British : Blackwell publishing

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Rosalia, I. (2009). Pengaruh Kesadaran Linguistik Terhadap Kemampuan

Membaca Permulaan Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Sudrajat, S. (2008). Pendekatan Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknikdanmodelpembelajaran/.

Somantri, S.T. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sunanto, J. (2006). Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta

(22)

Dewi Sarah, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunanto, J., Takeuchi, K., dan Nakata, H. (2005) Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.

Suryani, L. (2009). Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Pengajaran Membaca Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Tampubolon. (1990). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, kajian ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang penubuhan Kementerian Agama dan Persatuan Islam serta pengaruhnya kepada masyarakat Indonesia,

[r]

Karenanya, penelitian ini bermaksud untuk membahas lebih lanjut mengenai prediktor yang lebih baik antara laba bersih per lembar saham dan arus kas operasi per lembar

Penelitian yang berjudul “Analisis Perkembangan Usaha HomeIndustry Makanan dan Minuman di Kota Binjai” ini bertujuan guna mengetahui faktor internal yang terdiri dari kekuatan

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Motif Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini meliputi: (1) uji kemampuan awal menggunakan uji t untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga dan kurs Dollar terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dalam Penulisan Ilmiah ini, penulis ingin menyajikan perancangan home page âe-phonebookâ dengan menggunakan Microsoft FrontPage 2000 dan Internet Data Connector (IDC), dan MS