Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA
ANAK DOWN SYNDROME
( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh :
Dewi Sarah 0607306
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA
ANAK DOWN SYNDROME
( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara)
Oleh Dewi Sarah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dewi Sarah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Dewi Sarah 0607306
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA
ANAK DOWN SYNDROME
( Studi Eksperimen Melalui Pendekatan SSR Pada Anak Down Syndrome Di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan
Cimahi Utara)
Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I
Drs. H. Maman Abdurahman SR, M.Pd NIP. 19570613 01853 1 001
Pembimbing II
Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd NIP. 19601015 198710 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Anak Down Syndrome banyak yang mampu berbicara dengan baik namun dalam kosakatnya kurang pembendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah biasa maupun disekolah khusus (Amin, M 1995:37).
Bagi anak Down Syndrome membaca merupakan salah satu hal yang penting karena anak Down Syndrome jika diberikan pembelajaran secara berkelanjutan masih akan dapat membaca, menulis dan berhitung yang sifatnya sederhana. Permasalahan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran bukanlah hanya yang berkenaan dengan materi akademiknya saja, tetapi juga hal-hal lain seperti salah satunya minat dan ketertarikan peserta didik selama proses pembelajaran. Membangkitkan semangat, minat, dan menciptakan rasa senang.
Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti mengingat, memahami, membandingkan, membedakan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan makna yang terkandung dalam bacaan. Hal ini sulit dilakukan oleh anak Down Syndrome sehingga pada proses pembelajaran khususnya pembelajaran membaca untuk anak Down Syndrome diperlukan metode-metode khusus yang menarik, agar anak dapat menerima materi dengan mudah, tidak mudah bosan dan metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan membaca.
Pada SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi terdapat peserta didik Down Syndrome yang mengalami kesulitan dalam membaca, untuk itu peneliti ingin membantu meningkatkan kemampuan membaca peserta didik tersebut dengan melakukan pengajaran membaca dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar pada peserta didik tersebut.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan pada subjek sebelum diberikan intervensi dan sesudah diberikan intervensi.
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK………..
KATA PENGANTAR………
UCAPAN TERIMA KASIH………..
DAFTAR ISI………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………..……1
B. Identifikasi Masalah……….………...3
C. Batasan Masalah..………4
D. Rumusan Masalah...………..4
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian………4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Konsep Down Syndrome………...……….……….…………..6
B. Pengajaran Membaca Permulaan...………....………....14 C. Media Kartu Puzzle Bergambar....………..……….21 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian………30
B. Metode……….……...……….……..…….…….30
C. Subjek dan Lokasi……….…...32
D. Instrumen Penelitian……….……….………..32
E. Teknik Pegumpulan Data………...…………32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…...………37
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Pembahasan Penelitian...64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………..67
B. Implikasi………..………64
DAFTAR PUSTAKA
1
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses untuk mengembangkan kemampuan dan
mencerdaskan individu. Pendidikan dapat mengembangkan potensi diri individu
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, serta
keterampilan. Pendidikan sangatlah penting bagi seluruh warga negara. Begitupun
dengan anak-anak berkebutuhan khusus, mereka memerlukan pendidikan yang
layak dan bermutu seperti yang tertulis dalam Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 pasal 5 ayat 1 “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Ayat 2 “Warga negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus”.
Dalam kurikulum sekolah dasar, anak diharuskan belajar membaca dan
berhitung. Belajar membaca dan berhitung diperlukan untuk semua anak termasuk
anak berkebutuhan khusus karena kemampuan membaca dan berhitung sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Membaca adalah bagian penting dalam
proses pendidikan. Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti
mengingat, memahami, membandingkan, membedakan, menemukan,
menganalisis, mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang
terkandung dalam bacaan. Kita mendapat ilmu pengetahuan dari membaca buku.
Kita seringkali memperoleh informasi melalui kegiatan yang disebut membaca.
Membaca merupakan keterampilan yang penting bagi manusia.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang
studi, jika pada masa sekolah tidak segera memiliki kemampuan untuk membaca,
maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang
studi pada kelas-kelas yang lebih tinggi. Kemampuan anak Down Syndrome
dalam membaca relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan anak pada
2
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kalaupun bisa membaca dengan benar tetapi anak sering sekali tidak mempunyai
pengertian dari isi bacaan tersebut.
Anak Down Syndrome banyak yang mampu berbicara dengan baik namun
dalam kosakata kurang pembendaharaan kata-katanya. Mereka mengalami
kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran
akademik baik disekolah biasa maupun disekolah khusus (Amin, M 1995:37).
Bagi anak Down Syndrome membaca merupakan salah satu hal yang penting
karena anak Down Syndrome masih dapat membaca, menulis dan berhitung yang
sifatnya sederhana. Permasalahan yang harus dihadapi dalam proses pembelajaran
bukanlah hanya yang berkenaan dengan materi akademiknya saja, tetapi juga
hal-hal lain seperti salah satunya minat dan ketertarikan peserta didik selama proses
pembelajaran. Membangkitkan semangat, minat, dan menciptakan rasa senang.
Salah satu hal yang sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran
yang bermutu dan menyenangkan pada pendidikan luar biasa adalah
ketersediaannya alat peraga/media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
anak dan dapat menunjang dalam proses belajar yang menyenangkan.
Salah satu hal yang sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran
yang bermutu dan menyenangkan adalah ketersediaan alat peraga/media
pembelajaran. ketersediaan alat peraga pembelajaran ini tidak dapat dianggap
sepele karena dengan penggunaan alat peraga pembelajaran yang tepat, praktis,
dan menarik akan membuat para siswa menjadi senang belajar, dan mudah
menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Bahkan dengan penggunaan alat
peraga tesebut akan dapat memenuhi harapan yang dikemukakan dalam pakem
yakni pembelajaran yang akif, kreatif, dan menyenangkan.
Dalam proses membaca terdapat aspek-aspek berfikir seperti mengingat,
memahami, membandingkan, membedakan, menemukan, menganalisis,
mengorganisasi dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam
bacaan. Hal ini sulit dilakukan oleh anak Down Syndrome sehingga pada proses
pembelajaran khususnya pembelajaran membaca untuk anak Down Syndrome
3
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi dengan mudah, tidak mudah bosan dan metode tersebut dapat
meningkatkan kemampuan membaca.
Hal tersebut di atas senada dengan pendapat Sugiarto (2002:18) yang
menyatakan bahwa:
Membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam membaca. Secara umum, faktor – faktor tersebut datang dari guru, anak, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta metode pelajaran.
Anak tunagrahita dalam pembelajaran membaca khususnya membaca
permulaan sebaiknya menggunakan pendekatan visual, suara, dan linguistik untuk
bisa belajar membaca dengan fasih. Kemampuan membaca anak tergantung pada
kemampuan dalam memahami hubungan antara wicara, bunyi, dan simbol yang
diminta (Grainger, 2003:174). Pada anak Down Syndrome diperlukan praktek
pengajaran membaca yang memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan anak
dan tipe pembelajaran pada anak karena pada dasarnya setiap pribadi anak itu
berbeda terlebih lagi jika anak tersebut mengalami hambatan dalam itelektual.
Pada SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi
Utara Kota Cimahi terdapat peserta didik Down Syndrome yang mengalami
kesulitan dalam membaca, untuk itu peneliti ingin membantu meningkatkan
kemampuan membaca peserta didik tersebut dengan melakukan pengajaran
membaca dengan menggunakan media kartu puzzle bergambar pada peserta didik
tersebut.
B.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan semua masalah yang ada pada objek
penelitian, baik yang akan diteliti maupun tidak (Sugiyono, 2002:304).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
identifikasi permasalahannya sebagai berikut :
1. Hambatan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan
yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam
4
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membantu mengatasi
kesulitan belajar membaca permulaan anak Down Syndrome.
3. Pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan
kemampuan membaca permulaan anak Down Syndrome.
C.Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak meluas, maka peneliti membatasi
penelitian ini pada pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan
kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media kartu puzzle bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca kata pada anak Down
Syndrome?”
E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data objektif pengaruh
penggunaan media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan
kemampuan membaca kata pada anak Down Syndrome.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : untuk memperoleh data
objektif pengaruh media kartu puzzle bergambar terhadap peningkatan
membaca kats
2. Kegunaan
a. Kegunaan umum adalah :
- Memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan media media
kartu puzzle untuk kemampuan membaca permulaan anak
5
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan kemampuan membaca kata pada anak Down
Syndrome.
b. Kegunaan praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai alat bantu
untuk mempermudah anak dalam proses belajar. Sehingga dengan
adanya media tersebut proses belajar mengajar dianggap akan
berlangsung dengan lancar dan akan lebih cepat diserap oleh anak.
Dengan menggunakan alat peraga juga tidak akan mengakibatkan
kejenuhan bagi para siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
30
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PEELITIAN
A.Variabel Penelitian
Menurut Sunanto, D, dkk (2005:12) dalam buku pengantar penelitian
dengan subjek tunggal, yaitu:
variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subjek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati dan diukur.
Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yaitu:
a. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. (Sugiono, 2006:61).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan
media kartu puzzle bergambar. Media tersebut merupakan bentuk
modifikasi dari media gambar yang sudah ada.
b. . Variabel terikat, yaitu yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. (Sugiono, 2006:61). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah meningkatkan kemampuan membaca kata
pada anak Down Syndrome.
B.Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen, menggunakan rancangan Single Subject Research (SSR) karena yang
31
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi di atas diartikan secara bebas bahwa single subject research
merupakan bagian yang integral dan analisis tingkah laku (behavior analytic).
SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk
medokumentasikan perubahan tentang tingkah laku subjek secara individu.
Melalui seleksi yang akurat dengan memanfaatkan pola desain kelompok yang
sama. Hal ini memungkinkan untuk memperlihatkan hubungan fungsional antara
perlakuan dan perubahan tingkah laku.
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah A-B-A design
(applied behavior analysis), tujuannya untuk mempelajari besarnya pengaruh dan
suatu perlakuan, terhadap variabel tertentu yang diberikan terhadap individu.
A-B-A design memiliki tiga tahap yaitu baseline-1 (A-B-A-1), treatment (B), dan baseline-2
(A-2). Secara visual desain A-B-A dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.
Keterangan:
A-1 = A1 merupakan suatu kondisi awal untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan subjek dalam membaca sebelum diberikan perlakuan atau intervensi.
B = Fase ini disebut intervensi. Subjek diberikan intervensi membaca kata
melalui media kartu puzzle gambar. Pemberian intervensi ini dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan membaca subjek penelitian.
A-2 = Merupakan pengulangan kondisi baseline (disebut juga baseline-2)
32
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan berpengaruh terhadap kemampuan membaca. Hasil evaluasi
dapat menunjukkan apakah intervensi yang diberikan memberikan
pengaruh positif pada subjek dengan membandingkan kondisi subjek
pada baseline-1 dan baseline-2.
C.Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa Down Syndrome dengan
identitas sebagai berikut.
Nama : AZ
Kelas : III SDLB
Umur : 10 tahun
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SDN Pasirkaliki Mandiri 1 Kelurahan
Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi.
D.Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa Rencana Program
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Penggunaan instrumen dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam membaca
kata. Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi
Kisi-kisi dalam penelitian ini di sesuaikan dengan kemampuan awal
anak dalam membaca permulaan dan disesuaikan dengan target
behavior yang ingin dicapai pada subjek. Alasan peneliti tidak
menyesuaikan kisi-kisi dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan
karena materi yang terdapat pada kurikulum jauh dari kemampuan awal
anak.
2. Penyusunan Rencana Program Pembelajaran
Penyusunan RPP disesuaikan dengan kisi-kisi yaitu berdasarkan pada
33
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji validitas instrumen
Validitas merupakan ketetapan alat ukur yang digunakan untuk
memperoleh data. Uji validitas ini menggunakan validitas isi berupa
expert-judgment dalam hal ini adalah pakar dan guru. Penilaian dilakukan
oleh tiga orang dan data yang diperoleh melalui expert-judgment akan
dihitung dengan rumus:
Persentase =
Pada pelaksanaan expert-judgment hasil penilaian instrumen awal
(terlampir) dari tiga penilai, dua menyatakan instrumen di RPP dapat langsung
digunakan dan satu penilai menyarankan beberapa perbaikan pada kegiatan
peneliti dan kegiatan siswa saat proses intervensi berlangsung. Setelah melakukan
revisi pada RPP, maka dilakukan kembali judgment terhadap instrumen penelitian
dan dari hasil judgment diperoleh tiga penilai menyatakan semua aspek cocok
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Persentase =
Dengan demikian, instrumen yang digunakan diharapkan akan dapat
mengukur kemampuan membaca permulaan khususnya membaca suku kata, kata
dan kalimat sederhana anak tunagrahita ringan secara akurat.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Baseline-1 (A-1)
Pada kondisi baseline-1 (A-I), yang dilakukan yaitu: menentukan dan
menetapkan perilaku yang akan diukur sebagai target behavior, dalam penelitian
ini yaitu kemampuan membaca kata.
Kemudian menetapkan kemampuan dasar atau kondisi baseline-1 melalui
pengukuran sebanyak 5 sesi untuk mengukur kemampuan membaca kata. Fase
baseline ini dilakukan selama 30 menit setiap sesinya. Langkah pertama:
34
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dipersiapkan.
Subjek diminta untuk membaca soal latihan yang diberikan peneliti.
Intervensi (B)
Langkah awal yaitu menyusun rancangan pembelajaran, mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Memasuki tahap rancangan intervensi ini subjek dikondisikan
pada situasi belajar, dan waktu yang digunakan kurang lebih 30 menit dalam satu
kali pertemuan. Pada fase intervensi dilakukan selama 8 sesi untuk membaca kata.
Pada intervensi setiap sesi dilakukan selama 30 menit. Penelitian tersebut
dilakukan saat pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah
dipersiapkan. Setelah peneliti selesai mengajarkan materi dengan menggunakan
media kartu puzzle bergambar, subjek diberi latihan membaca menggunakan
media kartu puzzle bergambar dalam kurun waktu 30 menit. Kemudian peneliti
memperhatikan kemampuan subjek dalam membaca kata.
Baseline-2 (A-2)
Guna mengetahui tercapainya tujuan penggunaan media kartu puzzle
bergambar, pengamatan ulang dilakukan untuk setiap subjek pada saat peneliti
memberikan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi sama seperti fase baseline-1. Prosedur
penelitianya sama seperti fase baseline-1 dan fase intervensi. Yaitu
memperhatikan kemampuan subjek dalam membaca tersebut selama proses
pembelajaran. Pada baseline-2 dilakukan selama 5 sesi untuk mengukur
kemampuan membaca kata. Dengan kurun waktu 30 menit pada setiap sesinya.
Kemudian memasukan data yang telah diperoleh ke dalam format pencatatan hasil
observasi (recording sheet for rate data) untuk baseline-2 (A-2) yang telah
dibuat. Selanjutnya setelah data yang ada pada recording sheet for rate data
untuk setiap fase di formatkan ke dalam grafik A-B-A design.
E.Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul melalui format pencatatan, kemudian data
35
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran secara jelas mengenai hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu
dengan menggunakan grafik.
Pelaksanaan pengukuran dilakukan dalam kurun waktu tertentu, kemudian
penyajian datanya diolah dengan menggunakan grafik atau diagram. Penggunaan
analisis visual grafik ini diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas
perkembangan kemampuan membaca siswa Down Syndrom tersebut
Desain subject single research ini menggunakan tipe grafik garis yang
sederhana (type simple line graph). Menurut Sunanto (2006:30)
komponen-komponen yang penting dalam membuat grafik diantaranya:
1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang
menunjukkan satuan / waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal)
2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan
satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya, persen,
frekuensi, durasi)
3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan Y sebagai titik awal
skala
4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan
ukuran (misalnya: 0%, 25%, 50%, dan 75%)
5. Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen
misalnya base line atau intervensi
6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya
perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis
putus-putus
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera
diketahui hubungan antara variable bebas dan terikat.
Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data
ialah sebagai berikut:
1. Menskor hasil pengukuran baseline A-1 dari setiap subjek pada tiap sesi.
2. Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari subjek pada tiap sesi
3. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline A-2 dari setiap subjek pada
36
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Membuat tabel perhitungan dari setiap skor pada fase baseline A-1, fase
intervensi, dan fase baseline A-2 dari setiap sesi
5. Menjumlahkan semua skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan
fase baseline A-2 dari setiap sesi
6. Membandingkan hasil skor pada fase baseline A-1, fase intervensi, dan
fase baseline A-2 dari setiap sesi
7. Membuat analisis dalam bentuk grafik sehingga terlihat langsung
perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut
8. Membuat analisis dalam bentuk grafik batang sehingga dapat diketahui
67
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara khusus
a. Penggunaan media kartu puzzle bergambar dapat meningkatkan
kemampuan membaca permulaan pada anak Down Syndrome yang
dijadikan subjek penelitian.
b. Penggunaan media kartu puzzle bergambar secara nyata disukai oleh
subjek penelitian ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
2. Secara umum
a. Penggunaan media yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
anak dapat meningkatkan mood belajar
b. Pembelajaran membaca permulaan dapat dilakkukan dengan media
yang beragam, salah satunya dengan menggunakan media kartu puzzle
bergambar secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan membaca permulaan pada anak Down Syndrome..
B. Implikasi
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka memiliki implikasi sebagai
berikut:
1. Bagi guru
Hasil penelitian membuktikan bahwa melalui media kartu puzzle
bergambar yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada anak. Berkenaan dengan hal itu, metode ini dapat
dijadikan salah satu alternatif bagi guru didalam memperbaiki atau
68
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan media terebut selain bisa digunakan untuk belajar
membaca, akan tetapi dapat juga digunakan sebagai media untuk melatih
anak dalam mengklasifikasikan sesuatu
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kepada siswa yang
lain dengan karakteristik yang berbeda, dan dengan instrumen yang lebih
lengkap atau lebih variatif, misalnya dengan memodivikasi media ataupun
materi belajar sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik serta
dapat menemukan penemuan baru yang melengkapi
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Proyek Pembinaan dan Pengenbangan
Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Alimin, Z. (2007). Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tunagrahita. Tersedia:
http://z-alimin.blogspot.com/2007/07/blog-post.html [08 Juli 2011] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Askep. (2009). Down Syndrome Pada Anak [online]. Tersedia : http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-syndrom-pada-anak/ [ 7 Oktober 2009 ]
Astati dan Euis, N. (2001). Pendidikan Luar Biasa di Sekolah Umum (Pengantar). Bandung: CV Pendawa
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.
Delphie, B. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif (anak dengan hendaya perkembangan fungsional). Klaten: Intan Sejati .
Gunarhadi. (2005). Penanganan Anak Sindroma Down dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah. Jakarta : Depdikbud.
Hadis, A. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung : Alfabeta.
Lewis, V. (2003). Development and Disability. British : Blackwell publishing
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Rosalia, I. (2009). Pengaruh Kesadaran Linguistik Terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Sudrajat, S. (2008). Pendekatan Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknikdanmodelpembelajaran/.
Somantri, S.T. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sunanto, J. (2006). Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Dewi Sarah, 2013
PENGARUH MEDIA KARTU PUZZLE BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DOWN SYNDROME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sunanto, J., Takeuchi, K., dan Nakata, H. (2005) Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.
Suryani, L. (2009). Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Pengajaran Membaca Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Tampubolon. (1990). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.