• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Berat Badan Lahir dan Usia Menarche.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Berat Badan Lahir dan Usia Menarche."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KORELASI BERAT BADAN LAHIR DAN USIA MENARCHE

Cristika, 2016. Pembimbing I : Frecillia Regina, dr., Sp.A., IBCLC Pembimbing II : Stella Tinia, dr., M.Kes., IBCLC

Esensi fetal programming theory adalah lingkungan seluler prenatal dapat mengubah ekspresi gen sehingga berdampak pada masa pascanatal. Beberapa penelitian membuktikan berat badan lahir rendah berkorelasi dengan menarche dini, yang merupakan salah satu prediktor penyakit kronis di kemudian hari seperti kanker payudara, obesitas, dsb. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi berat badan lahir dan usia menarche, dengan

mempertimbangkan faktor-faktor lain yang memengaruhinya.

Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain

case control yang dari data hasil wawancara terhadap tiga puluh orang sampel

penelitian. Analisis data digunakan dengan menggunakan Uji Pearson

Correlation dan Uji One-Way Anova.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara usia

menarche dan berat badan lahir, usia menarche ibu, status gizi sampel. Jumlah

hari konsumsi produk hewani perminggu berkorelasi dengan usia menarche. Simpulan dari penelitian ini adalah berat badan lahir, usia menarche ibu, status gizi sampel tidak berkorelasi dengan usia menarche. Jumlah hari konsumsi produk hewani perminggu berkorelasi dengan usia menarche.

Kata Kunci : menarche, berat badan lahir rendah, pubertas, fetal programming

(2)

v ABSTRACT

Correlation of Birthweight and Age of Menarche

Cristika, 2016. 1st Tutor : Frecillia Regina, dr., Sp.A., IBCLC 2nd Tutor : Stella Tinia, dr., M.Kes., IBCLC

The essence of fetal programming theory is prenatal cellular environment can change gene expression that impacts in postnatal period. Some studies have established that low birthweight correlates with early onset of menarche, which is one of later chronic disease’predictors as breast cancer, obesity, etc. This study is to determine the correlation of birthweight and age of menarche, taking into account other factors that influence.

The method used is observational analytic with case control design from interview results to thirty samples. Analysis of the data by using Pearson Correlation Test and One-Way Anova Test.

The result of this study shows no significant correlation between samples’ age of menarche and birthweight, mothers’ age of menarche, samples’ nutritional status. The number of days of samples’ animal products consumption per week correlates with age of menarche.

The conclusion of this study is birthweight, mothers’ age of menarche, and

samples’ nutritional status do not correlat ewith age of menarche. The number of

days of samples’ animal products consumption per week correlates with age of menarche.

Keyword: menarche, low birthweight, puberty, fetal programming theory

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1

1.2Identifikasi Masalah...4

1.3Maksud dan Tujuan...4

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah...5

1.4.1 Manfaat Akademis...5

1.4.2 Manfaat Praktis...5

1.5Kerangka Pemikiran...5

1.6Hipotesis Penelitian...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pubertas...9

(4)

ix

2.3 Implikasi yang Ditimbulkan MenarcheDini...15

2.4 Fetal Programming...16

2.5 Beberapa Faktor yang Memengaruhi Menarche...17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian...21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...21

3.2.1 Lokasi Penelitian...21

3.2.2 Waktu Penelitian...21

3.3 Rancangan Penelitian...21

3.4 Populasi danSampel...22

3.4.1Populasi...22

3.4.2 Sampel...22

3.5 Kriteria Pemilihan Sampel...22

3.6 Cara Pemilihan Sampel (Sampling Methode)...22

3.7 Variabel Penelitian...23

3.7.1 Variabel Bebas...23

3.7.2 Variabel Terikat...23

3.8 Definisi Operasional...23

3.9 Prosedur Penelitian...25

3.10 Analisis Penelitian...25

3.11 Aspek Etik Penelitian...26

(5)

3.12 Hipotesis Statistik...26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...27

4.2 Pembahasan...33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...37

5.2 Saran...37

DAFTAR PUSTAKA...38

LAMPIRAN...45

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perubahan Fisik Menurut Tanner Stage pada Laki-laki dan

Perempuan...10

Tabel 2.2 Pertumbuhan Rambut Pubis Menurut Tanner Stage pada Laki-laki dan Perempuan...11

Tabel 2.3 Pertumbuhan Fisik dan Onset Usia (Marshall dan Tanner)...12

Tabel 4.1 Nilai Mean Karakteristik Sampel Penelitian...27

Tabel 4.2 Nilai Minimum Karakteristik Sampel Penelitian...28

Tabel 4.3 Nilai Maksimum Karakteristik Sampel Penelitian...29

Tabel 4.4 Korelasi Berat Badan Lahir dan Usia Menarche Sampel...30

Tabel 4.5 Korelasi Usia Menarche Ibu dan Usia Menarche Sampel...31

Tabel 4.6 Korelasi Usia Menarche Ibu dan Usia Menarche Sampel...32

Tabel 4.7 Korelasi Jumlah Konsumsi Produk Hewani perminggu Sampel dan Usia Menarche.........32

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1...45

Lampiran 2...46

Lampiran 3...47

Lampiran 4...48

Lampiran 5...50

Lampiran 6 ...53

Lampiran 7...57

Lampiran 8...58

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode

ini terjadi masa pubertas yang merupakan keterkaitan antara proses-proses

neurologis dan endokrinologis yang direfleksikan dalam kematangan berpikir

intelektual, perkembangan psikososial substansial, dan rangkaian perubahan fisik.

Perubahan fisik yang terjadi saat pubertas antara lain perkembangan tanda-tanda

seks sekunder (maturasi payudara pada perempuan/thelarche, maturasi penis

pada laki-laki, dan tumbuhnya rambut pubis/pubarche), terjadinya pacu tumbuh,

perubahan komposisi tubuh, dan timbulnya fungsi fertilitas merefleksikan peran

penting hormon-hormon (John Mersch, 2016). Pada aspek endokrinologi,

pubertas normal diawali oleh terjadinya aktivasi aksis hipotalamus–hipofisis–

gonad dengan peningkatan sekresi Gonadotropin Releasing Hormone(GnRH)

secara menetap, diikuti oleh perubahan sistem endokrin yang kompleks yang

melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif. Selanjutnyatimbul tanda-tanda

seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi (Batubara, 2010).

Seperti yang dikatakan Batubara (2010), tanda awal pubertas pada anak

laki-laki adalah peningkatan volume testis, sedangkan pada anak perempuan ditandai

dengan timbulnya penonjolan pertama areola dan papila payudara. Keadaan

tersebut akan segera diikuti terjadinya pacu tumbuh pada anak perempuan,

sedangkan pada anak laki-laki pacu tumbuh terjadi pada stadium yang lebih lanjut

dari proses pubertas. Menarche (menstruasi pertama pada anak perempuan)terjadi

sekitar 2-3 tahun setelah awal pubertas. Onset pubertas pada anak laki-laki

berlangsung pada usia 9-14 tahun, sementara onset pubertas pada anak

perempuan berlangsung lebih awal pada usia 8-13 tahun. Perubahan signifikan

(9)

organ-organ reproduksi ini memerlukan waktu sekitar lima tahun dimulai dari

onset hingga penyempurnaan (John Mersch, 2016).

Pubertas prekoks merujuk pada tanda-tanda perubahan fisik dan hormonal

yang terjadi pada usia lebih dini, pada usia kurang dari delapan tahun pada anak

perempuan, dan sebelum usia sembilan tahun pada anak laki-laki. Dalam beberapa

penelitian pada bangsa berkulit hitam, tanda-tanda pubertas prekoks sering

muncul pada usia 6-8 tahun berupa thelarchedan pubarche. Di Subbagian

Endokrinologi Anak dan Remaja FKUI/RSCM dari tahun 1987-1991 tercatat dari

682 kasus baru endokrin, ditemukan 53 (7,8%) kasus thelarche prematur

(Pulungan, 2013).

Pubertas prekoks dapat menyebabkan beberapa masalah. Sebagai contoh,

menarche dini dan menopause terlambat berhubungan dengan peningkatan risiko

kanker payudara, mungkin juga berhubungan denganpeningkatan risiko kanker

endometrium, dan faktor risiko obesitas pada masa dewasa (Gita D Mishra, 2009).

Menurut Linda S. Adair (2011) pubertas dini merupakan salah satu faktor risiko

dari kanker payudara dan overweight. Sedangkan menurut Greger (2013),

pubertas dini juga berhubungan dengan sindroma metabolik dan penyakit

kardiovaskular. Menurut Anna Yermachenko (2014), menarche dini dapat

berhubungan dengan kanker payudara, diabetes tipe dua, gangguan fertilitas,

penyakit kardiovaskular, obesitas, dan gangguan psikologis. Menurut Evans Paul

Kwame Ameade (2016) perempuan yang mengalami menarche dini lebih

mungkin untuk mengalami dismenore sebelum periode menstruasi

Selain itu, pacu tumbuh memang awalnya dapat menyebabkan perawakan

tinggi, tapi maturasi tulang yang cepat dapat menyebabkan pertumbuhan linear

berhenti terlalu dini sehingga dapat mengakibatkan perawakan dewasa yang

pendek. Thelarche atau menarche dini pada anak perempuan dan peningkatan

libido pada anak laki-laki dapat menyebabkan tekanan emosional bagi beberapa

(10)

3

Fetal programming (prenatal programming) merupakan gagasan umum bahwa

selama perkembangan embrio dan fetus, parameter-parameter fisiologi penting

dapat ditentukan oleh lingkungan prenatal, dan hal tersebut dapat bertahan hingga

masa dewasa. Esensi dari gagasan ini adalah bahwa pengaruh pada lingkungan

seluler prenatal dapat mengubah ekspresi gen selama perkembangan jaringan dan

organ, dan perubahan-perubahan ini dapat berdampak pada konsekuensi jangka

panjang pada fungsi jaringan dan organ tersebut selama masa pascanatal (Agin,

2009). Sebagian besar penelitian menyatakan bahwa pubertas dini berhubungan

dengan terhambatnya pertumbuhan intrauterin, seperti pada berat badan lahir

rendah (Kaspar Sørensen, 2013). Seperti yang dikemukakan Linda S. Adair

(2001), Cooper, dkk telah melaksanakan penelitian dengan metode cohort pada

sejumlah besar perempuan berkebangsaan Inggris. Penelitian tersebut

menemukan efek terbalik dari pertumbuhan intrauterin dan pertumbuhan

pascanatal, perempuan yang memiliki berat badan lahir lebih tinggi mengalami

menarche lebih lambat. Namun ada penelitian lain yang memiliki hasil berbeda

dari penelitian-penelitian tersebut. Menurut observasi dengan metode cohort oleh

Frisch dan Revelle, berat badan lahir yang lebih tinggi berhubungan dengan usia

menarche yang lebih awal (Mary Beth Terry, 2009).

Meskipun literatur-literatur di atas mengindikasikan adanya pengaruh

pertumbuhan intrauterin --terutama berat badan lahir— terhadap usia menarche,

terdapat faktor-faktor lain yang juga berpengaruh. Faktor-faktor tersebut termasuk

pola konsumsi makanan, pertumbuhan pascanatal, kondisi sosial ekonomi, dan

usia menarche ibu. Menurut Dwirani (2007), asupan tinggi protein meningkatkan

IGF-1 yang merangsang sekresi estrogen. Tingkat pertumbuhan cepat pada masa

bayi juga berhubungan dengan menarche dini menurut The Medical Research

Council (MRC) National Survey of Health and Developement (NSHD). Sedangkan

menurut Mary Beth Terry (2009), anak perempuan yang memiliki ibu dengan

menarche dini lebih mungkin mengalami hal yang sama.

Selain berdasarkan latar belakang tersebut, topik ini menarik karena penelitian

mengenai hal ini belum pernah dilakukan di Indonesia. Terlebih, pubertas dini–

(11)

yang ditandai dengan menarche-- berkaitan dengan dimulainya aktivitas seksual.

Hal ini dapat mengakibatkan berbagai konsekuensi, antara lain di bidang

kesehatan, demografis, dan sosial. Semua hal yang berkaitan dengan menarche

dini seperti risiko tinggi perilaku menyimpang, debut seksual dini, merokok pada

masa remaja meningkatkan kepentingan sosial penelitian ini. Oleh karena itu,

peneliti ingin mempelajari korelasi berat badan lahir terhadap usia menarche.

Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang

memengaruhinya seperti usia menarche ibu, status gizi sampel, dan jumlah

konsumsi produk hewani perminggu sampel. Peneliti juga melakukan olah

deskriptif terhadap data karakteristik lahir lain seperti panjang badan lahir dan

usia kehamilan ibu.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan

beberapa masalah yang patut diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada korelasi berat badan lahir dan usia menarche;

2. Apakah ada korelasi usia menarcheibu dan usia menarche:

3. Apakah ada korelasi status gizi sampel dan usia menarche;

4. Apakah ada korelasi jumlah harikonsumsi produk hewani

perminggusampeldan usia menarche.

1.3Maksud dan Tujuan

Mengetahui korelasi berat badan lahir dan usia menarche dan

mempertimbangkan faktor-faktor lain yang memengaruhinya seperti usia

menarche ibu, status gizi sampel, dan jumlah hari konsumsi produk hewani

perminggu sampel sehingga dapat mengurangi angka menarche dini demi

(12)

5 1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademik

1. Memberikan informasi kepada masyarakat ilmiah kedokteran mengenai

korelasi berat badan lahir serta faktor lain yang memengaruhinya (usia menarche

ibu, status gizi sampel, jumlah hari konsumsi produk hewani perminggu sampel)

dan usia menarche.

2. Mendorong adanya penelitian lanjutan yang berkaitan dengan faktor-faktor

yang berkorelasi dengan usia menarche anak

1.4.2 Manfaat Praktis

Mendapatkan saran-saran untuk mengurangi angka menarche dini demi

mengurangi faktor risiko yang diakibatkannya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan fetal programming theory, bayi dengan pertumbuhan

intrauterin yang terhambat, terutama yang memiliki berat badan lahir rendah

terhadap panjang badan lahir memiliki tingkat pertumbuhan postnatal yang

sangat cepat karena meningkatnya insulin-like growth factor 1 (IGF-1) yang

mendukung terjadinya kompensasi pertumbuhan dengan memaksimalkan

pengambilan asupan energi dan nutrien (Linda S. Adair, 2001).

IGF-1 adalah peptida kecil, disusun oleh tujuh puluh asam amino dengan

berat molekul 7649 Da. IGF-1 disekresikan oleh berbagai jaringan, dan

tempat sekresi menentukan fungsinya. IGF-1 merupakan hormon

pertumbuhan yang penting, karena fungsinya yang memicu aktivitas anabolik,

mitotik, dan pertumbuhan linier intrauterin. Penelitian yang pernah dilakukan

pada manusia dan hewan yang mengalami Laron syndrome (LS) --sindroma

defisiensi IGF-1 primer-- menunjukkan bahwa pasien dengan LS mengalami

(13)

tingkat pertumbuhan postnatal yang sangat lambat dan bahwa bayi baru lahir

dengan LS sedikit lebih pendek saat lahir (42-47 cm) daripada bayi sehat

(49-52 cm), membuktikan perannya dalam memicu pertumbuhan serta pada

pertumbuhan linier intrauterin (Laron, 2001).

Pada bayi dengan pertumbuhan intrauterin yang terhambat terjadi

peningkatan sekresi IGF-1, sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan

postnatal yang dipengaruhi oleh hormon tersebut. Peningkatan IGF-1 juga

berpengaruh terhadap fungsi korteks adrenal, yang menyebabkan peningkatan

kadar hormon dehydroepiandrosterone sulfat dan androstenedion yang

merupakan hormon prekursor dari estrogen. Hormon androstenedion ini

mengalami perubahan menjadi estrogen (estron) di sel adiposa sehingga

(14)

7

Pertumbuhan intrauterin

terhambat (berat badan lahir

rendah terhadap panjang

badan lahir)

Pubertas dini, ditandai

dengan menarche dini pada

anak

Mekanisme kompensasi

pertumbuhan: Peningkatan

sekresi IGF-1 (Insuline

Growth Factor-1)

-Peningkatan tingkat pertumbuhan postnatal

-Peningkatan kadar hormon dehydroepiandrosterone

sulfat dan androstenedion yang menyebabkan

peningkatan estrogen

(15)

1.6 Hipotesis Penelitian

1. Ada korelasi berat badan lahirdan usia menarche.

2. Ada korelasi usia menarche ibudan usia menarche.

3. Ada korelasi status gizi sampeldan usia menarche

4. Ada korelasi jumlah hari konsumsiproduk hewani perminggu

(16)

37 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal:

1. Tidak ada korelasi berat badan lahir dan usia menarche.

2. Tidak ada korelasi usia menarcheibu dan usia menarche.

3. Tidak ada korelasi status gizi anak dan usia menarche.

4. Ada korelasi jumlah hari konsumsi produk hewani perminggu sampel

berkorelasi dan usia menarche.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat disampaikan

adalah:

1. Sebaiknya dilakukan pengarsipan dokumen Surat Keterangan Lahir (SKL)

dan Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan baik untuk kelengkapan rekam

medis dan kepentingan penelitian.

2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang

berkorelasi dengan usia menarche seperti tingkat pertumbuhan sampel atau

pertambahan berat badan pada usia bayi-anak-prepubertal, paparan asap

rokok, paparan Endocrine-Disrupting Chemical lingkungan, kondisi sosial

ekonomi.

3. Dapat dilakukan penelitian dengan jumlah sampel penelitian yang lebih

besar.

(17)

KORELASI BERAT BADAN LAHIR DAN USIA

MENARCHE

Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

CRISTIKA

1310033

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(18)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, hikmat, penyertaan,

dan pertolongan-Nya yang tiada berkesudahan sepanjang penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini, sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Korelasi Berat Badan

Lahir dan Usia Menarche” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran

Universitas Maranatha, Bandung.

Banyak dijumpai kesulitan dan hambatan dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah

ini, tetapi dengan bantuan berbagai pihak akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat

diselesaikan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Kristen Maranatha, Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha, Komisi Etik Penelitian Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, dan seluruh Tim Karya Tulis

Ilmiah yang telah memberi pedoman dan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Frecillia Regina, dr., Sp.A., IBCLC sebagai pembimbing pertama Karya

Tulis Ilmiah ini atas perhatian, kesabaran, dorongan moral dan

kesediaannya meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dalam membimbing

penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Stella Tinia, dr., M.Kes., IBCLC sebagai pembimbing kedua Karya Tulis

Ilmiah ini atas perhatian, kesabaran, dorongan moral dan kesediaannya

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dalam membimbing penulis untuk

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Keluarga tercinta, Papa (Muliadi Janto), Mama (Lie Thian Soeng), Koko

(19)

yang telah memberikan kasih, doa, semangat, dukungan tanpa henti dan

berkontribusi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Dr. Rita Tjokropranoto, dr., MSc sebagai dosen wali saya selama

menjalani pendidikan preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha.

6. Kepala sekolah dan para guru di beberapa sekolah di kota Sungailiat dan

di kota Bandung yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada

peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Seluruh responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

8. Cindra Paskaria, dr., M.KM atas kesediaannya meluangkan waku dan

memberi saran penulis dalam melakukan analisis statistik untuk Karya

Tulis Ilmiah ini.

9. Yuk Emi, Ifang, Yuk Nila, Yuk Risa, Mita yang membantu penulis dalam

mencari subjek penelitian.

10.Sahabat-sahabat terbaik, Siska, Yulita, Siskawati, Merlinda Anggraini,

Hatya, Yuli Meriana, Elisa, Novia, Chandra, Chandra Agung Maulana

yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada penulis.

11.Teman-teman seperjuangan, Diah Arumsari Sanrisa Putri, Vanny

Febriana, dan seluruh rekan angkatan 2013 di Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran dan dapat menjadi salah satu

referensi untuk penelitian selanjutnya.

Bandung, 4 November 2016

(20)

38

Daftar Pustaka

Agin, D. (2009, October 26). Psychology Today. Dipetik February 18, 2016, dari

Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/blog/more-genes/200910/more-genes-i-so-what-is-fetal-programming

Almatsier. (2005). Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Andrianto, P. (1990). Gangguan Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: ECG.

Anna Yermachenko, V. D. (2014). Nongenetic Determinants of Age at Menarche:

A Systematic Review. BioMed Research International , 1-14.

Anonymous. (2015). Materi Ajar PSG. Dipetik 2015, dari fkm.ilearn.unand.ac.id/mod/resource/view.php?id=105

Apriadji. (1986). Gizi Keluarga. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Arundhana, A. I. (2013). Manfaat Isoflavon dalam Produk Kedelai Menanggulangi Diabetes serta Mencegah Obesitas dan Osteoporosis. Berkala Ilmiah Mahasiswa Indonesia, 1, 35-36.

Association, E. R.-E. (2001). The Advanced Fetal Programming Hypothesis.

Nephrology Dialysis Transplantation , 1-2.

B, H. (2014). More than genes: the advanced fetal programming hypothesis. J

Reprod Immunol , 8-11.

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. (1983). Obstetri Fisiologi. Bandung.

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. (2010). Ginekologi. Bandung: Elstar Offset.

Barasi , M. (2009). At a Glance: Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.

Batubara, J. R. (2010). Adolescent Development (Perkembangan. Sari Pediatri , 1-9.

Brown, e. a. (2005). Nutrition Through The Life Cycle (Second ed.). USA: Wadsworth Inc.

(21)

Campbell, A. (2016, Januari 26). Natural Health 365. Dipetik Juni 25, 2016, dari Natural Health 365: http://www.naturalhealth365.com/puberty-in-girls-menstruation-1719.html

CDC. (2007, January). Diambil kembali dari

http://www.cdc.gov/nchs/data/nhanes/nhanes_07_08/manual_an.pdf

CDC. (2012). Diambil kembali dari www.cdc.gov

Center for Fetal Programming. (2015, October 6). Dipetik April 28, 2016, dari

Center for Fetal Programming:

http://www.cfp-research.com/About%20CFP/About%20fetal%20programming.aspx

Champe, P. C., Harvey, R. A., & Ferrier, D. R. (2005). Lippincott's Illustrated

Review Biochemistry (4 ed.). USA.

Children's Health. (2016). Dipetik April 26, 2016, dari WebMD:

http://www.webmd.com/children/central-precocious-puberty

Connor, Z. (2007). Dipetik 2015, dari zoeconnor.co.uk

Depkes RI. (2004). Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Program Perbaiikan Gizi Makro. Direktorat Gizi Masyarakat, Depkes RI: Jakarta.

Depkes RI. (2010). Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul Data. Jakarta: Badan Litbanges.

Dr. Anung Sugihantono, M. (2014). Kementerian kesehatan RI.

Dwiriani, S. A. (2007). Usia Menarche, Konsumsi Pangan, dan Status Gizi. Jurnal Gizi dan Pangan, November 2007 2(3): 26 - 35 , 26-35.

Erhardt, D. J. (2016, 8 26). Nutrisurvey. Diambil kembali dari Nutrition Surveys and Calculations: http://www.nutrisurvey.de/

Evans Paul Kwame Ameade, H. A. (2016). Age at Menarche and Factors that

Influence It: A Study among Female University Students in Tamale, Northern Ghana. Research Article .

Food and Agriculture Organization. (2008). FAO Rice Market Monitor 11. Rome.

(22)

40

Gita D Mishra, R. C. (2009). Early life circumstances and their impact on

menarche and menopause. Womens Health (Lond Engl) , 175–190.

Godfrey KM, B. D. (2001). Fetal programming and adult health. Public Health

Nutrition , 611-24.

Greger, M. (2013, Agustus 15). Nutrition Facts.org. Dipetik Juni 25, 2016, dari NutritionFacts.org: http://nutritionfacts.org/2013/08/15/why-are-children-starting-puberty-earlier/

Hartriyanti, Y., & Triyanti. (2007). Penilaian Status Gizi, dalam Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

IDAI, I. D. (2015). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dipetik September 20,

2015, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):

http://www.idai.or.id/downloads/CDC/Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf

Irianto, K. (2010). Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV Yrama widya.

Jalal, F., & Sumali, M. A. (1998). Gizi dan Kualitas Hidup: Agenda Perumusan Program Gizi Repelita VII untuk mendukung Pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta: LIPI.

Jennifer S. Ferris, J. D. (2010). Prenatal and childhood environmental tobacco

smoke exposure and age at menarche. Paediatr Perinat Epidemiol. 2010 November ; 24(6): 515–523. doi:10.1111/j.1365-3016.2010.01154.x. , 1-13.

Joel Fuhrman, M. (2011, Juli 6). The Huffington Post. Dipetik Juni 25, 2016, dari The Huffington Post: http://www.huffingtonpost.com/joel-fuhrman-md/girls-early-puberty_b_857167.html

John Mersch, M. F. (2016, February 17). Emedicine Health. Dipetik February 18,

2016, dari Emedicine Health:

http://www.emedicinehealth.com/puberty/article_em.htm

Kaspar Sørensen, A. J. (2013). Birth size and age at menarche: a twin

perspective. Human Reproductive , 2865–2871.

Kesmas. (2014, April 17). Status Gizi, Menentukan Keadaan Gizi Dengan Pneilaian Status Gizi. Dipetik 2015, dari http://www.indonesian-publichealth.com/2014/04/status-gizi-dan-cara-menentukannya.html

(23)

Krummel, D., & Etherton, K. (1996). Nutrition In Women's Health. USA: Aspen Publisher.

Landa, D. J. (2012, Oktober 7). Fox News Health. Dipetik Juni 25, Juni, dari Fox News Health: http://www.foxnews.com/health/2012/10/05/hidden-hormones-can-bring-about-early-puberty-in-kids.html

Laron, Z. (2001). Insulin-like growth factor 1 (IGF-1): a growth. J Clin Pathol ,

311–316.

Linda S. Adair, P. (2001). Size at Birth Predicts Age of Menarche. Pediatrics , 1-7.

M.D, M. G. (2013, Agustus 15). Nutritions Facts.org. Dipetik Juni 25, 2016, dari Nutritions Facts.org: http://nutritionfacts.org/2013/08/15/why-are-children-starting-puberty-earlier/

Mahan, K. (2004). Krause's Food, Nutrition & Diet Therapy. USA: Elsevier.

Mary Beth Terry, J. S. (2009). Birth Weight, Postnatal Growth, and Age at

Menarche. Am J Epidemiol , 72–79.

Matheus, V., Michelle, & Sabate, J. (2001). The Risk Of Child Adolescen

Overweight. Nutrition Journal 2001 .

Misnadierly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Resiko Berbagai penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer.

Moehyi. (2003). Pengaturan makanan dan diet untuk penyembuhan penyakit. Jakarta.

Nix, S. (2005). William's Basic Nutrition & Diet Therapy. USA: Elseier Mosby Inc.

Nugraha, G. I. (2009). Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Jakarta: Sagung Seto.

Ojeda, N. B., Grigore, D., & Alexander, B. T. (2016, April 27). Medscape.

Dipetik April 28, 2016, dari Medscape:

http://www.medscape.com/viewarticle/573049

Olga Karapanou, A. P. (2010). Determinants of Menarche. Reproductive Biology

and Endocrinology .

(24)

42

Paul B Kaplowitz, M. P. (2015, September 5). Medscape. Dipetik April 26, 2016, dari emedicine medscape: http://emedicine.medscape.com/article/924002-overview#a4

Potter, & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Vol. 2). Jakarta: EGC.

Proverawati, A., & Kusuma Wati, E. (2010). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pulungan, A. B. (2013, September 10). IDAI. Dipetik February 18, 2016, dari IDAI: http://idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/masalah-pubertas-pada-anak-dan-remaja

Purwati, S. (2001). Perancanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan. Jakarta: Penebar Swadaya.

RI, D. (2003). Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Dalam K. K. Republik. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian.

Riskesdas. (2013). Diambil kembali dari Hasil Riskesdas: http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%20201 3.pdf

Riskesdas. (2010). Riset Kesehatan Dasar. Diambil kembali dari riskesdas.litbang.depkes.go.id

Roedjito. (1989). Kajian Penelitian Gizi. Jakarta: Mediyatama Sara Angkasa.

Sarah A. Keima, A. M. (2009). Maternal body mass index and daughters’ age at

menarche. Epidemiology. 2009 September ; 20(5): 677–681. doi:10.1097/EDE.0b013e3181b093ce , 1-10.

Shanshan Yang, Y. J. (2015). Childhood Passive Smoking Exposure and Age at

Menarche in Chinese Women Who Had Never Smoked: The Guangzhou Biobank Cohort Study. PLOS ONE | DOI:10.1371/journal.pone.0130429 July 17, 2015 ,

1-9.

Sherwood, L. (2001). Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu. Jakarta: ECG.

Sinha, S. (2015, October 2015). Medscape. Dipetik April 26, 2016, dari emedicine medscape: http://emedicine.medscape.com/article/923876-overview#showall

(25)

Soerjodibroto, W. (1993). Diit dan Exercise dalam Penanggulangan Kegemukan. Dalam Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Suhardjo. (2007). Bebagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Aksara Bekerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.

Suhardjo. (1986). Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).

Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta: Graha.

Sumanto, A. (2009). Tetap Langsing dan Sehat dengan Terapi Diet. Jakarta: ArgoMedia Pustaka.

Supariasa. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC.

Suryaputra, K. (2012). Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik antara remaja obesitas dan non obesitas. MAKARA Seri Kesehatan, 16, 45-50.

Susiloretni. (2013). The Effectiveness of Multilevel Promotion of Exclusive.

American Journal of Health Promotion .

Suyono, S. (1986). Hubungan Timbal Balik antara Kegemukan dengan Berbagai Penyakit, dalam Kegemukan : Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Takeshita, T., & Morimoto, K. (2000). Cardiovaskular disease and lifestyle (Vol. 43). Asien Med J.

Tirtawinata, T. C. (2006). Makanan dalam perspektif Al Quran dan Ilmu Gizi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Wardlaw, G., & Jeffrey, S. (2007). Perspective in Nutrition. New York: McGraw Hill Companies Inc.

WHO. (2008). Diambil kembali dari www.who.int

(26)

44

Wirakusumah, E. (2004). Tip dan Solusi Gizi Agar Tetap Sehat, Cantik, dan Bahagia di Masa Menopause Dengan Terapi Estrogen Alami. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

WKNPG. (2004). Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI.

World Health Organization.(2002). BMI Classification. Diambil kembali dari

WHO: http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan jurnal-jurnal diatas adalah variabel yang digunakan tidak hanya tingkat inflasi, tingkat PDRB dan jumlah pengangguran, tetapi

Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuansistem pendidikan, di antaranya pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga

2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial adalah salah satu pedoman yang digunakan dalam menyelesaikan perselisihan hubungan industrial yang

Dari analisis tersebut , untuk prinsip transparansi sudah dijlankan oleh pemerintah daerah khususnya pada Badan pengelolaan keuangan aset daerah Kabupaten Bengkulu Selatan

Panitia BIMTEK Pengolahan data Atmosfer Berbasis Satelit Bidang Teknologi Atmosfer, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Matematika Materi oprasi hitung perkalian yang hasilnya tiga angka dengan menggunakan pendekatan Realistic

Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran, (2) Mampu mengembangkan materi