DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah dan PertanyaanPenelitian ……… 8
C. Tujuan Penelitian ………... 9
D. Manfaat Penelitian ………. 10
E. Definisi Operasional ……….. 11
F. Kerangka Berpikir ………. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kurikulum ……….... 14
1. Kurikulum Sebagai Mata Pelajaran ………. 14
2. Kurikulum Sebagai Pengalaman Belajar ………. 15
3. Kurikulum Sebagai Rencana ………... 17
B. Pengembangan Kurikulum ……….... 20
1. Hakekat Pengembangan Kurikulum ……… 20
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum ………. 22
C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ………... 27
1. Pengertian KTSP ………... 27
2. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ………….. 29
4. Prinsip Pelaksanaan KTSP ……….. 36
5. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 37
D. Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA ……. 38
1. Pengertian dan Hakekat Pendidikan Agama Islam………….. 39
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ……... 41
3. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ……. 42
E. Implementasi Kurikulum ………... 44
1. Konsep Implementasi Kurikulum ……… 44
2. Model-Model Implementasi Kurikulum ………... 48
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi ………... 49
4. Perencanaan Program Pembelajaran ……… 51
5. Peranan Guru Dalam Implementasi KTSP ……….. 57
F. Konsep Belajar ……….. 59
1. Belajar Menurut Teori Behaviorisme ……….. 59
2. Belajar Menurut Teori Kontruktivisme ………... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….. 66
B. Sumber Data dan Instrumen Penelitian ………. 67
C. Teknik Pengumpulan Data ……… 68
1. Observasi ………. 68
2. Wawancara ……….. 69
3. Studi Dokumentasi ……….. 70
D. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 71
1. Tahap Pra Penelitia ... 71
2. Tahap Pekerjaan Lapangan ... 72
3. Tahap Pelaporan ……….…. 73
E. Teknik Analisis Data ……….………... 74
1. Reduksi Data ………... 74
2. Penyajian Data ………. 75
F. Uji Keabsahan Data ………... 76
1. Credibility (Validitas internal) ... 76
2. Transferability (validitas eksternal) ... 77
3. Dependability (reliabilitas) ... 77
4. Confirmability (objektifitas) ... 79
BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 80
1. Sejarah SMA Negeri 3 Solok Selatan ……… 80
2. Visi dan Misi Sekolah ……….…... 81
3. Tujuan Sekolah SMA Negeri 3 Solok Selatan ……….……. 82
4. Organisasi SMA Negeri 3 Solok Selatan ………..……. 84
5. Keadaan Guru, pegawai dan siswa SMAN. 3 Solok Selatan 85 6. Keadaan Sarana dan Prasarana ………..……… 89
B. Deskripsi Data ……….……….. 90
1. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada SMA Negeri 3 Solok selatan ………….………. 90
2. Pelaksanaan Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada aspek Al-Quran. ……….. 101
3. Pelaksanaan Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada aspek Fiqih ……….. 104
4. Kegiatan Penilaian ………. 107
5. Pendapat Kepala Sekolah tentang implementasi KTSP mata pelajaran PAI ………. 109
6. Pendapat Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum tentang implementasi KTSP mata pelajaran PAI ………... 111
7. Pendapat Guru PAI tentang implementasi KTSP ………….. 112
C. Analisis Data ………... 114
1. Penyusunan Silabus dan Rencana PelaksanaanPembelajaran 114 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ………. 118
D. Pembahasan ………... 122
1. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….. 122
2. Pelaksanaan Pembelajaran ………. 133
3. Kegiatan Penilaian ………. 135
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………... 138
1. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 138 2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran ……….. 139
3. Kegiatan Penilaian ……….. 140
B. Rekomendasi ………. 141
Daftar Pustaka ………. 142 Lampiran –Lampiran ………
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan
menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa.
Pendidikan merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan dalam
mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai akhlak, hal tesebut
sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum
dalam UU No. 20 tahun 2003 pada pasal 3 yaitu :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Semua program pendidikan diberbagai jenjang dan jenis pendidikan
dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Rancangan program
pendidikan disetiap jenjang dan jenis pendidikan disebut dengan istilah
kurikulum. Kurikulun adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk
rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk membina dan
mengembangkan siswa menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Allah
SWT, serta berakhlak mulia, cerdas, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Untuk
berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan mengadakan
perubahan-perubahan kurikulum.
Perubahan kurikulum dimaksudkan untuk mewujudkan hasil pendidikan
yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan baik dalam konteks lokal,
nasional maupun global. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang akan
mengimplementasikan kurikulum dituntut untuk menerima dan mengikuti
perubahan-perubahan kurikulum.
Berdasarkan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permen Diknas
No.22, 23 dan 24 tentang Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
dan Pelaksanaannya, terjadi perubahan kurikulum yang sangat mendasar terutama
dalam prosedur pengembangan, pada kurikulum sebelumnya semuanya sudah
ditetapkan oleh pemerintah pusat tugas guru hanya mengimplementasikan dalam
bentuk pembelajaran di kelas, lain halnya dengan KTSP pemerintah hanya
menetapkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sedangkan
pengembangannya diserahkan kepada satuan pendidikan.
Sesuai dengan prinsip pengembangan KTSP sekolah memiliki
kewenangan penuh untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran sesuai
dengan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi, misi dan
tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi,
lingkungan sekitar, serta mempertanggung jawabkannya kepada masyarakat dan
pemerintah.
Berkenaan dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pendidikan, Mulyasa
(2007:22) mengemukakan bahwa:
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Oleh karena itu dalam mengimplementasikan KTSP dituntut kemampuan
guru untuk menganalisis dan menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kebijakan
ini tidak hanya memposisikan guru sebagai implementator kurikulum tapi juga
menjadi pengembang (developer) kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk semua mata
pelajaran khususnya mata pelajaran PAI, memberikan peluang yang
seluas-luasnya kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakannya, agar peserta
didik tidak hanya memahami agama dari aspek kognitif tapi bagaimana ia
mengaplikasikannya dalam bentuk nyata.
Namun di sisi lain dengan diberlakukannya KTSP menurut pengamatan
peneliti muncul berbagai kendala terutama dari pihak guru. Kendala tersebut
antara lain kemampuan guru dalam menelaah standar kompetensi dan kompetensi
dasar untuk dikembangkan ke dalam silabus dan RPP, karena pusat hanya
menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta standar kompetensi
pendidikan yaitu berupa silabus dan RPP, di dalamnya meliputi: materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapian hasil belajar, , alokasi
waktu, bahan/sumber belajar, dan bentuk penilaian.
Demikian pula hal nya yang terjadi pada SMA Negeri 3 Solok Selatan.
Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Desember
2008 dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum pada SMA Negeri 3 Solok
Selatan, menurutnya: “ Sekolah kami memang sudah memberlakukan KTSP
semenjak tahun ajaran 2007/2008, karena ini merupakan kebijakan pemerintah di
bidang pendidikan yang harus kita laksanakan, memang pada waktu itu banyak
guru yang belum siap, tapi dinas pendidikan kabupaten sudah menginstruksikan
supaya sekolah-sekolah mulai tahun ajaran 2007/2008 harus menggunakan
kurikulum baru, mau tidak mau sekolah harus melaksanakan. Tapi sekarang
guru-guru mulai paham, karena secara bertahap dinas pendidikan propinsi dan juga
dinas pendidikan kabupaten bahkan sekolah telah memberikan sosialisasi KTSP
kepada guru-guru”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah tersebut bahwa
pemberlakukan KTSP terkesan dipaksakan, harusnya masing-masing guru mata
pelajaran dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu baik melalui kegiatan
sosialisasi, workshop, penataran, diklat dan sebagainya baru KTSP diberlakukan.
Tapi kenyataan di lapangan menunjukkan lain, walaupun belum semua guru
mendapatkan informasi lengkap tentang KTSP dinas pendidikan sudah
Implementasi KTSP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
jenjang pendidikan SMA memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada guru
PAI untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
silabus dan RPP yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
Dengan demikian materi mata pelajaran PAI akan menjadi pelajaran yang
menyenangkan bagi siswa, karena berdasarkan konsep KTSP pembelajaran bukan
berpusat pada guru tapi pada siswa dan guru bukan merupakan satu-satunya
sumber informasi, tugas guru hanyalah membimbing, mengarahkan dan
mengembangkan potensi peserta didik.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam punya peran yang strategis pada
jenjang pendidikan sekolah menengah, kajiannya sangat penting dan fundamental
dalam membentuk pribadi yang utuh, yang berakhlak mulia sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang, Amir Faisal (1995:27) mengemukakan
bahwa ”Pendidikan Agama Islam memberikan motivasi hidup serta merupakan
sarana pengembangan dan pengendalian diri yang sangat penting”.
Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi
sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membetuk peserta didik agar menajadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan
penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi
spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi
yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Agama bagi umat manusia merupakan suatu aspek yang tak terpisahkan
dari aspek-aspek kehidupan manusia lainnya, sehingga agama dapat mewarnai
kehidupan dan menjadi landasan moral dan etik dalam proses pembentukan
pribadi yang bermartabat. Jailani (1990:3) berpendapat bahwa “pendidikan
agama Islam adalah pendidikan yang mementingkan terhadap perkembangan akal
dan institusinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya”. Oleh
karena itu peran guru sebagai pendidik dituntut untuk memberikan motivasi dalam
mengembangkan potensi anak didik agar mempunyai akhlakul karimah.
Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib
diajarkan pada peserta didik yang beragama Islam pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah, punya peran yang sangat strategis. Seperti yang diungkapkan
tingkatannya dalam sistem pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan siswa
yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia”
Kedudukan Pendidikan tersebut menjadi lebih urgen lagi untuk jenjang
pendidikan pada tingkat SMA, usia mereka berkisar antara 15-19 tahun, pada usia
ini “situasi dan kondisi sosial dan emosionalnya yang belum stabil” (Daradjat.
1975:11-12). sementara tuntutan yang akan dihadapinya semakin besar dan rumit
yaitu dunia perguruan tinggi atau dunia kerja, berbaur dengan masyarakat.
Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006
ditegaskan, bahwa tujuan pendidikan agama Islam untuk SMA adalah :
1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut menggambarkan betapa
pentingnya agama memberikan kepedulian pada pembentukan manusia yang
beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia. Kesadaran tersebut didasarkan pada
keyakinan bahwa manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia akan dapat menciptakan keharmonisan dalam kehidupan baik
secara pribadi, maupun berbangsa dan bernegara. Karena menurut konsep Islam,
iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal
manusia dengan Allah dan huhungan manusia dengan dirinya yang membentuk
keshalehan pribadi dan keshalehan sosial (solidaritas sosial), serta hubungan
manusia dengan alam sekitar.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dipahami betapa
pentingnya arti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya untuk
jenjang pendidikan SMA, dan kurikulum yang berlaku sekarang (KTSP) juga
memberikan peluang yang sangat luas kepada satuan pendidikan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti
bermaksud melakukan pengkajian tentang Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
dengan pokok masalahnya adalah : “Bagaimana Implementasi Kurikulum mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dilihat dari kesesuaiannya dengan
ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konsep KTSP ?”
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dibuat berdasarkan Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang dikembangkan oleh satuan
pendidikan yang pelaksanaannya mulai tahun 2006, tinjauan penelitian ini lebih
difokuskan pada Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada SMA Negeri 3 Solok Selatan
Kelas XI semester II, yang meliputi program perencanaan yaitu berupa silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran dan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
dikemukan di atas, berikut dirumuskan pertanyaan penelitian:
1. Bagaimana penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada
SMA Negeri 3 Solok Selatan ?
2. Bagaimana pelaksanakan kegiatan pembelajaran bidang studi Pendidikan
Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok
Selatan ?
3. Bagaimana pelaksanakan kegiatan penilaian bidang studi Pendidikan Agama
Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok Selatan ?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran PAI pada
SMA Negeri 3 Solok Selatan, sehingga dengan gambaran tersebut selanjutnya
dapat dijadikan arahan bagi pihak terkait dalam memperbaiki sistem implementasi
kurikulum, sedangkan secara khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang proses penyusunan
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bidang studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP pada SMA Negeri
2. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang pelaksanaan kegiatan
pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan
konsep KTSP pada SMA Negeri 3 Solok Selatan
3. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang pelaksanaan penilaian
untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP
pada SMA Negeri 3 Solok Selatan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya teori
kurikulum dan pembelajaran sebagai suatu sistem, khususnya yang berhubungan
implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah atau SMA.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberi
manfaat/sumbangan yang berguna tentang implementasi KTSP khususnya
untuk mata pelajaran PAI. Secara rinci manfaat dan kegunaan yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
a. Bagi kepala sekolah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan implementasi KTSP
pada umumnya khususnya untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Bagi guru bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 3
Solok Selatan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses implementasi
c. Bagi peneliti berikutnya dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan atau
masukan untuk pengembangan penelitian berikutnya atau untuk penelitian
masalah yang sama pada objek yang berbeda
E. Definisi Operasional
Untuk memperjelas arah penelitian ini perlu dijelaskan beberapa istilah
yang terkait dengan judul, antara lain;
1. Implementasi merupakan “Suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan , keterampilan, maupun nilai dan sikap”.
(Hamalik 2007:237). Terkait dengan penelitian ini adalah proses
pembelajaran yang terdiri dari program atau perencanaan dan pelaksanaannya
dalam bentuk kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah merupakan kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan (PP No.19 tahun 2005) dengan berpedoman kepada standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan BSNP. Selanjutnya
Mulyasa (2006: 26) Hasan (2007: 490) mengemukakan: "Tujuan dalam
KTSP adalah rumusan yang lebih spesifik berkenaan dengan pengetahuan,
keterampilan, nilai atau sikap yang hendak dikembangkan pada diri peserta
didik".
KTSP dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi (SI). SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan satuan pendidikan tertentu.
Selanjutnya berdasarkan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003 pasal
36 ayat 1 dinyatakan: "Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
sedangkan Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan..."
3. Pendidikan Agama Islam adalah merupakan salah satu mata pelajaran yang
wajib diajarkan pada siswa SMA yang beragama Islam .
F. Kerangka Berpikir
Untuk mengarahkan permasalahan ini pada fokusnya yaitu implementasi
KTSP mata pelajaran PAI pada SMA Negeri 3 Solok Selatan berikut
dikemukakan paradigma konseptual penelitian sebagai berikut:
Bagan 1.1 : Proses Implementasi KTSP Mata Pelajaran PAI
SK – KD Mata Pelajaran PAI
Pelaksanaan Pemb. PAI
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
Dokumen Mata Pelajaran PAI
Silabus
RPP
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran merupakan
acuan bagi satuan pendidikan dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP merupakan pedoman bagi guru dalam
pelaksanaan pemebelajaran di kelas dan pelaksanaan evaluasi/penilaian. Evaluasi
pembelajaran berguna untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi
yang telah ditetapkan berdasarkan desain kurikulum. Penguasaan kompetensi
tersebut antara lain meliputi penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dari komponen-komponen di atas maka penulis memfokuskan terhadap
masalah yang akan diteliti yaitu implementasi KTSP mata pelajaran PAI yang
meliputi program perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
naturalistik kualitatif yang mengacu pada kondisi lingkungan alamiah (natural).
Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini didasari atas pertimbangan
bahwa; penelitian ini berusaha untuk memotret dan mendeskripsikan tentang
implementasi KTSP mata pelajaran PAI yang terjadi saat ini di SMA Negeri 3
Solok Selatan.
Penggunaan metode deskriptif ini merujuk pada pendapat Sudjana dan
Ibrahim (2007:64) yang mengatakan bahwa “penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian
yang terjadi saat sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian digambarkan
sebagaimana adanya”.
Pendekatan naturalistik kualitatif dipandang sesuai dengan masalah
penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa alasan :
1. Penelitian ini mencoba mengungkap dokumen program perencanaan
pembelajaran yang dibuat oleh guru yakni berupa silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelaran PAI pada SMAN 3 Solok
Selatan.
Alasan menggunakan dokumen sebagai sumber data, sebagaimana
a. Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari
b. Dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan dasar untuk
mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi.
c. Dokumen itu sumber data alami, bukan hanya muncul dari oknteksnya
tapi juga menjelaskan konteks itu sendiri
d. Dokumen itu relatif mudah dan murah
e. Dokumen itu sumber data yang non-reaktif
f. Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan memperkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interview atau observasi.
2. Penelitian ini ingin melihat secara langsung proses implementasi KTSP mata
pelajaran PAI pada SMA Negeri 3 Solok Selatan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nasution (2003:43) “dalam penelitian naturalistik peneliti harus
terjun langsung di lapangan dan mengumpulkan data dalam situasi yang
sesungguhnya”.
Pendekatan kualitatif ini dipergunakan mulai dari proses perencanaan
penelitian, penentuan lokasi, pemilihan sumber informasi, melakukan pengamatan
partisipatif, dan pelaksanaan wawancara mendalam terhadap proses pembelajaran
dan kegiatan evaluasi yang dilakukan. Pengamatan dilakukan terhadap semua
fenomena dan peristiwa saat proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Wawancara mendalam dilakukan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah
serta guru mata pelajaran PAI.
B.Sumber Data dan Instrumen Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala SMA Negeri 3 Solok
Selatan, 2) wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA Negeri 3 Solok Selatan,
3) guru mata pelajaran PAI SMA Negeri 3 Solok Selatan, 4) dokumen kurikulum
Dalam penelitian ini selain peneliti sebagai instrument utama, juga
informan dan responden yang berhubungan langsung dengan pelaku atau
pelaksana implementasi KTSP mata pelajaran PAI pada SMA Negeri 3 Solok
Selatan.
C.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: teknik observasi,
wawancara ,studi dokementasi. Ketiga teknik ini digunakan diharapkan dapat
memperoleh data dan informasi yang diperlukan dan dapat saling menunjang dan
saling melengkapi. Sementara sebagai instrumen pengumpul data ialah peneliti
sendiri (human instrumen) untuk memandu peneliti dalam pengumpulan data dan
klarifikasi data, maka sebelumnya peneliti telah mempersiapkan kisi-kisi
pengumpulan data.
Adapun proses dan teknik pengumpulan data yang disebutkan di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Observasi
Teknik observasi merupakan ”metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan terhadap kegiatan sementara berlangsung”.
(Sukmadinata,2006:220).
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kondisi umum
sekolah, proses belajar mengajar mata pelajaran PAI yang berkenaan dengan
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, langkah-langkah
penyajian materi pelajaran yang dilaksanakan oleh guru, metode yang digunakan
Kegiatan observasi ini dilakukan berulang kali sampai diperoleh semua
data yang diperlukan. Observasi berulang kali ini dimaksudkan supaya yang
diamati akan terbiasa dengan kehadiran peneliti sehingga responden berprilaku
apa adanya.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution
2003:113). Maksudnya dilakukan wawancara tersebut antara lain untuk membuat
suatu konstruksi ”sekarang dan disini” mengenai orang, peristiwa, aktivitas,
motivasi, perasaan, dan lain-lainnya. Lebih lanjut Nasution (2003:74) menjelaskan
mengenai tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan wawancara
yaitu :
(1) Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas, kesan santai tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya. (2) Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik, atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan, dan (3) Menggunakan daftar yang rinci, namun bersifat terbuka yang telah dipersiapkan lebih dahulu dan akan diajukan menurut urutan dan rumusan yang tercantum atau telah dibuat sebelumnya.
Wawancara dilakukan secara langsung dari nara sumber sebagai
responden utama, yaitu kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum untuk memperoleh data mengenai implementasi kurikulum tingkat
satuan pendidikan pada SMA Negeri 3 Solok Selatan, yang meliputi kegiatan
sosialisasi KTSP, kegiatan guru dalam mengembangkan silabus dan RPP.
mengungkap proses pelaksanaan pembelajaran PAI, proses pelaksanaan
pembelajaran tersebut mulai dari penyusunan silabus dan RPP, pelaksanaan
pembelajaran di kelas dan kegiatan evaluasi. Untuk kelancaran wawancara,
peneliti sebelumnya telah mempersiapkan berupa panduan wawancara. Mengingat
sebagai instrumen pengumpul data adalah peneliti itu sendiri yang dihadapkan
langsung dengan responden, maka harus diciptakan susana sedemikian rupa. Hal
ini dapat dimaklumi agar responden harus merasa dirinya sendiri, sehingga dapat
memberi keterangan atau informasi apa adanya. Data yang diperoleh dicatat
sesuai dengan jenisnya.
Dalam pelaksanaan wawancara peneliti mencocokkan terlebih dahulu
waktu peneliti dengan responden, artinya kehadiran peneliti jangan sampai
mengganggu waktu formal kegiatan belajar mengajar responden.
Untuk memperkaya data yang diperoleh peneliti, pencatatan data tidak
hanya dilakukan pada saat wawancara berlangsung namun semua aktivitas dan
kejadian-kejadian yang berlangsung sebelum wawancara dan setelah wawancara
menjadi bagian dari data penting untuk penelitian ini.
3. Studi Dokumentasi
Menurut Ibrahim dan Sudjana (1989:7) bahwa “peneliti dan objek yang
diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari luar dan
dalam dengan banyak melibat judgement dalam pelaksanaannya”. Sebagai salah
satu ciri khas peneliti kualitatif peneliti sekaligus berfungsi sebagai alat penelitian
yang tentunya tidak bisa dilepaskan sepenuhnya dari unsur subjektivitas. Studi
yang diperlukan melalui data tertulis baik yang bersifat akademis maupun yang
bersifat administratif.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber informasi adalah dokumen
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Negeri 3 Solok Selatan
yakni berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain itu juga data pendukung
mengenai kondisi umum sekolah, keadaan siswa, guru, pegawai serta data sarana
dan prasarana.
D. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Merujuk pada prosudur penelitian kualitatif seperti yang dikemukakan
oleh Moleong (2007:127) ada tiga tahapan pelaksanaan penelitian yaitu: 1)
pra-lapangan, 2) kegiatan pra-lapangan, 3) tahap analisis data.
1. Tahap Pra Penelitian
Pelaksanaan pra-lapangan ini bertujuan memperoleh gambaran yang
lengkap dan jelas mengenai lokasi dan keadaan objek penelitian, gambaran umum
responden, arah dan fokus masalah yang diteliti, penyesuaian waktu dan lain-lain
yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahap ini secara umum dilakukan
kegiatan-kegiatan meliputi :
a. Penyusunan rancangan penelitian, terutama dalam menentukan desain dan
fokus penelitian,
b. Memilih lapangan penelitian yang sesuai dan mendukung kelancaran
alasan sekolah tersebut telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), akses ketempat peneliti relatif mudah supaya kegiatan
penelitian tidak terhambat oleh jarak dan waktu, sedangkan penelitian kualitatif
diperlukan intensitas yang cukup dengan pihak sekolah, Sekolah yang akan
diteliti adalah merupakan sekolah unggul untuk daerah Solok Selatan.
c. Mengurus perizinan, dari rektor melalui direktur SPs UPI,
d. Menjajaki dan menilai keadaan lingkungan tempat penelitian, dalam kegiatan
ini peneliti mengunjungi lokasi penelitian secara formal, menjajaki
kemungkinan pelaksanaan penelitian, berdialog dengan kepala sekolah
kemungkinan pelaksanaan penelitian,
e. Memilih dan memanfaatkan informan,
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian,
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap ini pekerjaan penelitian terdapat tiga kegiatan utama, yaitu: 1)
memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri, 2) memasuki lapangan, 3)
berperan serta sambil mengumpulkan data. Tahap ini merupakan tahapan inti dari
pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya. Fokus masalah digali secara
mendalam dalam kigiatan ini dengan cara observasi, pengamatan dan wawancara
maupun studi dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan secara langsung
terhadap arah dan tujuan penelitian, dengan menggunakan pedoman pengamatan
dan wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai
kontrol terhadap pengamatan dan pembicaraan disaat wawancara dengan
Menyadari bahwa keberhasilan penelitian kualitatif ini tergantung pada
pengumpulan data dan ketelitian serta ketelatenan peneliti, disamping alat bantu
yang memadai. Bogdan dan Biklen (1992:73-74) mengemukakann bahwa ”
Keberhasilan suatu penelitian naturalistik atau kualitatif sengat tergantung pada
ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun peneliti”.
Maka peneliti berusaha untuk mempertajam penelitian , juga melengkapi diri
dengan alat bantu catatan lapangan.
Selama kegiatan pengambilan data di lapangan, maka peneliti langsung
memproses data dan menganalisisnya dengan cara mereduksi data dan informasi
yang telah terjaring melalui instrumen pengumpul data. Dengan demikian
dimungkinkan merangkum hal-hal yang penting secara sistematis untuk
menemukan fokus masalah serta memudahkan pelacakan kembali data yang
diperoleh bila diperlukan.
Pada akhir peneliti berada di lapangan data terkumpul kemudian diolah,
dianalisis, dan ditarik kesimpulan secara kualitatif dengan dukungan berbagai
konsep maupun kajian kepustakaan selanjutnya disajikan sebagai hasil penelitian.
3. Tahap Pelaporan
Setelah kegiatan pengumpulan data dan analisis data dilakukan, maka
tahap selanjutnya adalah menyusun laporan hasil kegaiatan penelitian. Laporan
penelitian ini disusun setelah selesai pengolahan dan analisis data dilakukan,
karena pada dasarnya penyusunan laporan hasil penelitian yang dimaksud disini
E.Teknik Analisis Data
Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang dikumpulkan
dari berbagai sumber, yaitu dari hasil pengamatan, wawancara, studi dokumen.
Data yang dikumpulkan tidak akan memberikan makna yang berarti apabila tidak
dianalisis. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis kualitatif secara induktif,
yaitu dengan cara membandingkan antara data yang terkumpul di lapangan
dengan teori perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP, teori
implementasi kurikulum dalam proses belajar mengajar dan teori evaluasi
pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan analisis data yang mengacu pada Miles dan
Huberman (1992:16-18) S. Nasution (2003:129) dengan langkah-langkah yaitu:
reduksi, penyajian data, dan verifikasi atau pengambilan keputusan.
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi data. Analisis data kualitatif merupakan upaya
yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Pelaksanaan analisis data dalam
penelitian ini ditempuh dengan langlah-langkah sebagai berikut.
a. Reduksi data
Langkah awal dalam melakukan analisis data adalah melakukan reduksi,
hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi penelitian memahami dan menelaah
data yang telah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara merangkum
aspek-aspek dan permasalahan yang diteliti, sehingga memudahkan peneliti untuk
Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan pembuatan rangkuman
terhadap aspek-aspek permasalah yang diteliti. Adapun aspek-aspek permasalahan
yang direduksi dalam penelitian ini meliputi program perencanaan program
pembelajaran yang dibuat oleh guru yaitu berupa silabus dan RPP, pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dan kegiatan pelaksanaan evaluasi bidang studi Pendidikan
Agama Islam (PAI)
b. Penyajian Data
Untuk memudahkan pemahaman terhadap aspek-aspek yang telah
dideruksi, maka aspek-aspek tersebut disajikan secara singkat dan jelas, baik
bagian demi bagian maupun keseluruhannya. Penyajian ini akan dijadikan dasar
untuk menafsirkan dan mengambil kesimpulan hasil penelitian.
c. Verifikasi dan Pengambilan Keputusan
Vertivikasi adalah kegiatan mempelajari data yang telah direduksi dan
disajikan pada langkah-langkah sebelumnya, dengan pertimbangan yang terus
menerus sesuai dengan perkembangan data dan fenomena yang ada di lapangan,
yang akhirnya menghasilkan kesimpulan untuk mengambil satu keputusan.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama
merumuskan kesimpulan sementara berdasarkan pada data yang terkumpul dari
lapangan. Tahap kedua verifikasi data, karena data yang terkumpul dari lapangan
jumlahnya semakin banyak. Kegiatan verifikasi ini bertujuan untuk mempelajari
kembali atau untuk mengkaji ulang data yang sudah terkumpul baik data yang
sudah direduksi maupun data yang sudah disajikan. Kegiatan verifikasi dapat
dengan penelitian yaitu kepala sekolah, guru, dosen pembimbing sampai
mendapatkan kesimpulan akhir.
F. Uji Keabsahan Data
Pada hakekatnya tingkat kebermaknaan proses maupun produk suatu
penelitian kualitatif, tentunya harus diuji tingkat kepercayaan hasil penelitian.
Nasution (2003:105-122) mengemukakan cara untuk memenuhi kriteria tersebut :
(1) Credibility (validitas internal), (2) Transferability (validitas eksternal), (3)
Dependability (realibilitas), dan (4) Confirmability ( objektifitas). Sesuai dengan
pendapat di atas, pada penelitian ini peneliti berupaya agar hasil penelitian
signifikan sehingga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
1. Credibility (Validitas internal)
Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran data yang dikumpulkan,
dalam penelitian kualitatif disebut validitas internal. Kribilitas dalam penelitian ini
menggambarkan kecocokan atau kesesuian konsep peneliti dengan konsep yang
ada pada responden atau nara sumber. Untuk memperoleh hal tersbut dalam
penelitian ini dilakukan beberapa kegiatan, antara lain :
a. Triangulasi, yang bertujuan untuk mengcek kebenaran data yang diperoleh
dengan cara membandingkan data dari sumber lain, sehingga diperoleh
hubungan antara data yang satu dengan data yang lain baik secara paralel
maupun vertikal. Sementara cara pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara dan studi dokumentasi, Dalam kegiatan seperti ini
dibandingkan dengan data dari nara sumber lain, sekaligus dapat dilakukan
pengecekan kebenaran data/informasi yang ada.
b. Member Check, yakni melakukan konfirmasi data terhadap nara sumber
secara linear.
2. Transferability (validitas eksternal)
Kriteria ini disebut juga validitas eksternal, dalam hal ini peneliti ingin
mengetahui sejauh mana hasil penelitian bisa diaplikasikan atau digunakan dalam
objek lain. Nasution (2003:188) mengatakan “ Transferbilitas tergantung pada si
pemakai, yakni hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam
konteks dan situasi tertentu”. Transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan
kepada kalangan pengguna.
Untuk meyakinkan pemakai, dalam hal ini peneliti harus mendskripsikan
setting penelitian secara utuh, menyeluruh,lengkap, mendalam dan rinci. Agar
pemakai nantinya dapat menerapkan penelitian ini, jika terdapat kesamaan antara
setting dan peneliti dengan pemakai yang diterapkan di tempat lain.
3. Dependability (reliabilitas)
Dependability dalam peneliti ini dilakukan dengan pengujian, artinya
apakah penelitian ini dapat diulangi atau direpliksikan dengan menemukan hasil
yang sama. Hal ini berkaitan dengan pemikiran, bahwa situasi sosial atau manusia
pada umumnya pada hakekatnya bersifat unik dan tidak dapat direkonstruksi
sepenuhnya seperti semula. Oleh karena itu sangat sulit untuk mengukur
konsistensi hasil penelitian yang dilakukan manusia. Untuk menjaga kebenaran
melakukan pemeriksaan guna menyakinkan hal-hal yang dilaporkan memang
demikian adanya, hal ini ditempuh dengan cara :
a. Mencatat hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan
selengkap lengkapnya, sebagai data mentah guna kepentingan analisis
selanjutnya.
b. Menyusun hasil-hasil analisis dengan cara menyeleksi data mentah tersebut,
kemudian merangkum atau menyusunnya dalam bentuk deskripsi sebagai
display data.
c. Melaporkan keseluruhan proses peneliti dari sejak studi orientasi dan
menyusun desain sampai pengolahan data sebagaimana ditampilkan dalam
penelitian ini.
Sehubungan dengan hal ini Nasution (2003:120) mengemukakan untuk
melakukan pemeriksaan ini, peneliti harus menyiapkan bahan-bahan seperti :
(1) Data mentah seperti catatan lapangan sewaktu mengadakan observasi dan wawancara, hasil rekaman bila ada, dokumen dan lain-lain. Diolah dalam bentuk laporan lapangan, (2) Hasil analisis data berupa rangkuman, hipotesis kerja, konsep-konsep dan sebagainya, (3) Hasil sintesis data seperti tafsiran, kesimpulan, defenisi, interelasi data, tema, pola, hubungan dengan literature dan laporan akhir, (4) Catatan mengenai proses yang digunakan, yakni tentang metodologi, desain, strategi prosedur, rasional, usaha-usaha agar hasil penelitian terpercaya (credibility, dependability, confirmability), serta usaha sendiri melakukan “audit trail”.
Dengan demikian kebermaknaan data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini sudah sewajarnya pula terbatas, tetapi tetap tergantung kepada kesamaan
situasi atau kondisi yang ada. Kebermaknaan hasil penelitian akan bermuara pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) pada SMA Negeri 3 Solok Selatan.
4. Confirmability (objektifitas )
Confirmability dalam penelitian ini dimaksudkan dengan hal yang
berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian. Mengingat penelitian kualitatif
dilakukan langsung oleh peneliti dalam menjaring data, maka objetivitas data
yang dijaring sangat tergantung kepada peneliti sendiri, sehingga wajar saja bila
muncul kata tanya apa, bagaimana, dan mengapa penjaringan itu. Dalam
pelaksanaan peneliti ini, peneliti selalu menjaga keobjektivitasan semaksimal
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan yang telah diuraikan, maka
implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam pada SMA Negeri 3 Solok Selatan tentang penyusunan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (program pembelajaran), proses pelaksanaan
pembelajaran dan kegiatan penilaian/evaluasi pembelajaran dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Penyusunan Silabus dan RPP (Perencanaan Program Pembelajaran)
Rencana pembelajaran, baik silabus maupun RPP yang dikembangkan
oleh guru mengacu pada standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar)
dan dan standar kompetensi lulusan sudah sesuai dengan langkah-langkah dan
format KTSP. Namun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh
guru belum menggambarkan tentang pelaksanaan proses belajar yang
sesungguhnya, akan tetapi lebih cenderung hanya sebagai tuntutan administrasi.
Dalam membuat RPP terutama dalam mengembangkan langkah-langkah
pembelajaran belum menggunakan langkah pembelajaran yang lebih rinci sesuai
dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan. RPP yang dirancang oleh
guru untuk tiga kali pertemuan pada langkah-langkahnya tidak ada rincian
2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar dalam kelas khususnya pembelajaran PAI
sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam perencanaan/RPP
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan
pendahuluan berfungsi untuk mengkondisikan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran yang kondusif agar siswa siap mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses pengalaman belajar siswa, dalam pelaksanaannya pembelajaran
berpusat pada siswa sesuai dengan hakekat KTSP. Kegiatan penutup merupakan
kegiatan untuk mengakhiri pelajaran dan memberikan penekanan-penekanan
kepada siswa tentang materi yang dibahas, memberikan motivasi kepada siswa
untuk selalu giat dalam belajar, memberikan penugasan kepada siswa dan
menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Walaupun dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang
telah ditetapkan atau sistematika pembelajaran namun dalam pengalokasian waktu
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran PAI dimulai dengan menginformasikan materi yang akan dibahas,
menuliskan dipapan tulis kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa melalui
materi yang dibahas, kemudian guru memberikan penjelasan singkat tentang
materi, melakukan apersepsi kepada siswa dan membagi kelompok diskusi siswa
untuk membahas materi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Walaupun
kadang-kadang guru tidak konsekwen dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,
RPP yang dirancang untuk tiga kali pertemuan diselesaikan dalam satu kali
pertemuan saja.
3. Kegiatan Penilaian
Bentuk penilaian yang dilakukan oleh guru PAI pada SMA Negeri 3 Solok
Selatan adalah penilaian proses, penugasan dan penguasaan kompetensi. Penilaian
proses dilakukan saat pembelajaran berlangsung dalam kelas, baik ketika kegiatan
tanya jawab dengan guru maupun dalam kegiatan diskusi. Penilaian tugas
dilaksanakan untuk melihat kesungguhan dan rasa tanggung jawab siswa dalam
merespon apa yang ditugaskan oleh guru. Penilaian penguasaan kompetensi
dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis maupun lisan. Penilaian penguasaan
kompetensi dalam bentuk tertulis dilaksanakan 2 kali dalam satu semester, yaitu
pada pertengahan semester dan pada akhir semester, sedangkan dalam bentuk
lisan dilaksanakan setiap selesai pembahasan pada suatu aspek pelajaran atau
selesai pembahasan pada suatu standar kompetensi. Tujuannya adalah untuk
melihat keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi yang diharapkan.
Penilaian akhir yang dilakukan oleh guru adalah dengan memperhatikan
kehadiran siswa, keaktifan dalam diskusi, penyelesaian tugas-tugas dan
kemampuan dalam menjawab soal-soal pada ujian semester serta sikap siswa
sesama teman sebaya, guru dan warga sekolah lainnya. Dengan demikian
penilaian yang dilakukan sesuai dengan konsep KTSP yaitu penilaian proses dan
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan dilapangan sebagaimana yang dipaparkan pada
bagian pembahasan dan kesimpulan, berikut ini dikemukakan beberapa
rekomendasi yang ditujukan kepada:
1. Guru mata pelajaran PAI diharapkan untuk lebih meningkatkan pemahaman
terhadap KTSP, sehingga dalam mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam silabus dan RPP menggambarkan proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah pembelajaran dalam
RPP harus jelas dan terinci, baiknya satu RPP untuk satu kali pertemuan.
Kalaupun satu RPP untuk tiga kali pertemuan dalam langkah-langkahnya
hendakanya dijelaskan pertemuan pertama, kedua dan ketiga.
2. Kepala sekolah sebagai pihak yang paling strategis dan punya kewenangan
dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan di tingkat sekolah, perlu
mengevaluasi implementasi KTSP ditingkat sekolah, terutama menyangkut
program perencanaan yang dibuat oleh guru yaitu berupa silabus dan RPP,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perlu atau tidaknya
diadakan lokakarya penyusunan silabus dan RPP. Disamping itu juga untuk
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam
mengimplementasikan KTSP terutama menyangkut program perencanaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan untuk mengkaji dan menelaah lebih mendalam
masalah-masalah yang berkaitan dengan implementasi KTSP khususnya untuk mata
DAFTAR PUSTAKA
Alwashilah.A.Chaedar (2006).Pokoknya Kualitatif, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya
Amstrong, David (1983), Secondary Education, Newyork: Mac Millan Publishing Co.Inc
Azra, A (2002). Paradigma Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demonstrasi. Jakarta : Penerbit Buku Kompas
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP
Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Bogdan, R.C. & Biklen S.K, (1992), Qualitative Research for Education, Boston : Allyn and Bacom
Dakir,H (2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT Rineka Cipta
Darajat, Z (1975). Ilmu Pendidikan Agama. Jakarta : Bulan Bintang
Darajat, Z, dkk (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara
Darwin Syah et al (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Sistem Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press
Departemen Pendidikan Nasional (2006). Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional (2006). Peratuan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional (2006). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas
Doll,Ronald C. (1974), Curriculum Improvement, Decision Making and Process.
Boston: Ally and Bacon, Inc
Faisal,A (1995), Reorientasi Pendidikan Islam,Jakarta: Gema Insani Press
Fullan,M.G (1991), The New Meaning of Education Change. Newyork:Teacher College Press Published
Hamalik, O (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Hamalik,O (2006),Implementasi Kurikulum, SPS UPI Bandung
Hasan,SH, (1984), An Evalution of the General Senior Secondry Social Studies Currculum mplementation in Bandung Municepality Ph.D. Thesis : Sydney Macquarie University.
Hasan,SH (2008), Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Havelock,R.G (1995) The Change Agen’s Guide, Second Edition. NewJersey, Educational Technology Publications
Ibrahim (1988), Inovasi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud Proyek Pengembangan LPTK
Djaelani, AQ, (1990), Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, Jakarta : Bulan Bintang
Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media Informasi.
Laurie,Brady (1990) Curriculum Development, third edition, Australia: Prentince Hall
Majid, A (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya
Marimba, A. D,(1989) Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al-Ma.arif,
Miller.Jhon P. & Seller,Wayne (1985). Curriculum Perspectives and Practice. Newyork: Longman
Miles, M.B dan Huberman, A.M., (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.
Muhaimin, (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Mulyasa, E (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Mulyasa, E (2006). Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Nasution, S (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti.
Nasution,S, (2003), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito
Nawawi, H (1983), Perundang-Undangan Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Rusman (2002), Studi tentang Implementasi KBK Pada Pelatihan Kompetensi Dasar di PPPGT Bandung. Tesis ,PPS UPI Bandung:Tidak diterbitkan Ruslin (2008), Implementasi Bidang Studi IPS Pada KTSP Madrasah Tsanawiyah
Negeri Kalabahi Kab.Alor Propinsi NTT, Thesis,PPS UPI:Tidak diterbitkan Sanjaya,W (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sanjaya,w (2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan praktik Pegembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Kencana Prenada Media Group Sudjana, N dan Ibrahim, (1989), Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Bandung :
Sinar Baru
Sukmadinata, N.S, (2007). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Sukmadinata, N.S, (2005). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Sukmadinata, N.S, (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Sumantri, Mulyani (1988), Kurikulum Dan Pengajaran, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi
Suparno, P. (2001). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.
Taba,Hilda, (1962) Curriculum Development Theory and Practices.Newyork: , Harcour, Brace and World.Inc
Print, Murray (1993), Curriculum Development and Design. Second Edition. Australia: Allen and Unwin
Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat; Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya