• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 GANTARANGKEKE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 GANTARANGKEKE"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

SAMSIDAR NIM 105361104316

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jadilah orang yang pandai bersyukur dan berbuat baik terhadap sesama manusia, karena dunia ini hanya tempat kita bersinggah kegagalan jadikan sebagai pelajaran ingat setelah kesulitan pasti

ada kemudahan jangan muda menyerah

Kupersembahsan karya ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta, saudaraku tersayang, keluargaku dan sahabatku atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung

penulis mewujudkan harapannya menjadi kenyataan

(5)

v

(6)

vi

Samsidar1, Dr. H. Djadir, M.Pd2, Randy Saputra Mahmud, S.,Si., M.Pd3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar

Email: Samsidarrusli29@gmail.com, djadir@ymail.com, randy@unismuh.ac.id Abstrak

SAMSIDAR. 2021.Analisis Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Gantarangkeke.Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh (Bapak Dr. H. Djadir, M.Pd dan Bapak Randy Saputra Mahmud, S.Si., M.Pd).

Penelitian ini lebih berfokus pada kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) ditinjau dari kemampuan awal siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan kesulitan siswa pada saat mengerjakan soal HOTS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari 6 orang siswa dikelas VII SMP Negeri 3 Gantarangkeke, yaitu 2 orang siswa berdasarkan kategori tingkat tinggi, 2 orang siswa berdasarkan kategori tingkat sedang dan 2 orang siswa berdasarkan kategori tingkat rendah. Berdasarkan hasil penelitian: (1) analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori tinggi, subjek S1 kesulitan dalam menggunakan konsep, sedangkan subjek S2 kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal, (2) analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori rendah, subjek S3 dan subjek S4 kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal, (3) analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori rendah, subjek S5 dan subjek S6 kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal. Prosedur penelitian yang digunakan: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Tes, (2) Wawancara. Teknik analisis data yang digunakan: (1) langkah yang diperoleh disusun melalui proses, (2) dinilai agar dapat diketahui bagaimana kesulitan siswa pada saat mengerjakan soal yang diberikan.

Hasil penelitian ditunjukkan bahwa telah ditemukan kesulitan dalam mengerjakan soal higher order thinking skill (HOTS) pada materi persegi dan persegi panjang. Berdasarkan kesimpulan menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Gantarangkeke mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal higher order thinking skill (HOTS).

Kata Kunci: Kesulitan Dalam Menggunakan Konsep, Kesulitan Dalam Menggunakan Prinsip, Kesulitan Dalam Menyelesaikan Masalah-masalah Verbal

(7)

vii

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga proposal ini dapat diselesaikan. Tentu saja penyelesaian penulisan proposal karena bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak yang memberi dorongan, saran dan upaya untuk mempercepat penulisan baik secara lisan ataupun tulisan.

Proposal ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal HOTS. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Penulis sangat menyadari bahwa keberhasilan dalam perkuliahan dan juga dalam penyelesaian proposal ini, selain karena ketekunan penulis dan juga atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis patut menghaturkan

ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya, terutama kepada kedua orang tua penulis, ayahanda: Rusli dan Ibunda: Nurbaya, yang telah berkorban dengan kesabaran dan keikhlasan mencurahkan perhatian, membimbing dan mendidik serta memberikan nasihat dan doa restu kepada penulis sejak kecil hingga menjadi manusia yang dewasa. Tak lupa pula terimakasih saya ucapkan kepada saudara tercinta Syamsinar S.Pd. dan Baharuddin SM. yang telah memberi pelajaran hidup yang berharga serta dukungan berupa kasih sayang dan semangat hingga tercapainya keberhasilan ini.

(8)

viii

Secara khusus penulis ingin penyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.pd., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Djadir, M.Pd. selaku Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sekaligus sebagai Pembimbing I, yang telah membantu dan membimbing penulis untuk menyelesaikan proposal ini hingga akhir dan tidak menemukan kesulitan.

5. Bapak Randy Saputra Mahmud, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sekaligus sebagai Pembimbing II, yang telah mendidik dan memberikan arahan yang tulus dan ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan lancar.

6. Para sahabat Dewi sinta, Ramlah, Ansar Awal Evendi, Muhammad Irsan Sanusi, Andi Sri Wahyuni, yang selalu memberikan semangat serta memberikan bantuan dan motivasi hingga penyelesaian proposal ini.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan proposal ini dengan sebaik mungkin. Namun penulis menyadari sepenuhnya

(9)

ix

hilaf, penulis membuka kritik dan saran yang seluas-luasnya kepada pembaca, terutama untuk perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini. Mudah-mudahan saran dan kritik menjadi petunjuk yang sangat berharga bagi penulis untuk kegiatan selanjutnya. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karunia-nya kepada orang-orang yang telah mendoakan dan membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

Semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Robbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Penyelesaian Soal Matematika ... 5

B. Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika ... 8

C. Soal HOTS ... 12

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Jenis Penelitian ... 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

C. Subjek Penelitian ... 17

(11)

xi

G. Pengujian Keabsahan Data ... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 21

A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan ... 37

BAB V PENUTUP ... 40

A. Kesimpulan... 40

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan era digital yang semakin kompetitif menuntut setiap generasi bangsa untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi agar bisa bersaing dengan competitor lain untuk menghadapi segala tantangan kehidupan modern.

Berpikir tingkat tinggi akan membekali generasi bangsa dengan keterampilan yang akan dibutuhkannya dikehidupan masa depan yang diajarkan disekolah yang dapat menjadi alat untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi ialah matematika.

Secara umum pengertian pendidikan yaitu sebagai sarana serta proses dalam kegiatan pembelajaran peserta didik yang secara andal meningkatkan potensi dirinya. Secara etimologis, pendidikan adalah suatu bentuk perubahan diri yang dapat berkembang yang awalnya tidak mengetahui, bisa menjadi tau.

Menurut Krathwohl (2002) mengemukakan bahwa langkah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis yakni Menganalisis (C4) yaitu keefektifan dalam menggunakan konsep yang ada untuk menguasai konsep secara menyeluruh, Mengevaluasi (C5) yaitu kemampuan menentukan serta menilai, dan Mencipta (C6) yaitu kemampuan untuk menentukan sesuatu hal yang baru.

(HOTS) Higher Order Thinking Skill, merupakan terampilan dalam melibatkan aktifitas mental yang menuntut peserta didik untuk berpikir kritis dalam menganalisa serta memecahkan permasalahan yang memiliki tingkat

(13)

kesulitan tinggi, maksudnya mampu mengaplikasikan informasi serta keterampilan untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran. Soal HOTS adalah suatu sarana yang dipergunakan untuk menentukan kemampuan siswa dalam bepikir kritis yang bukan hanya sekedar mengetahui tanpa dilakukan proses penyelesaian.

SMPN 3 Gantarangkeke adalah sekolah mengengah pertama yang berada di kota Bantaeng serta memiliki siswa-siswi yang juga berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Bantaeng. Sebagai sekolah Negeri yang menerapkan kurikulum 2013, penting bagi peneliti untuk memastikan bahwa siswa-siwa SMP Negeri 3 Gantarangkeke telah menerapkan soal HOTS (High Order Thinking Skill) dalam menjawab sebuah soal yang diberikan.

Pada hasil wawancara serta observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dengan didampingi oleh guru matematika SMP Negeri 3 gantarangkeke kelas VII, diperoleh informasi yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penilaian akhir semester didapati beberapa siswa memiliki nilai yang cukup beragam, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intelektual peserta didik dalam penyelesaian soal matematika.

2. Siswa tidak pernah mendapatkan soal yang berbasis HOTS sehingga mereka menganggap soal HOTS itu merupakan soal yang memiliki tingkat kesulitan tinggi yang sulit untuk dipecahkan.

(14)

3

3. Terdapat beberapa siswa yang berkesulitan mengerjakan soal HOTS matematika, baik yang berkemampuan rendah maupun berkemampuan tingkat tinggi.

Dari beberapa informasi diatas, penulis tertarik melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis kesulitan dalam menyelesaikan soal High order thinking skill (HOTS) pada siswa kelas VII SMPN 3 Gantarangkeke”.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti lebih berfokus pada kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) ditinjau dari kemampuan awal siswa. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas 7 disekolah menengah pertama negeri 3 Gantarangkeke.

C. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan didalam penelitian ini yaitu Bagaimana kesulitan siswa dalam mengerjakan soal HOTS?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah, adalah untuk menemukan kesulitan siswa pada saat mengerjakan soal HOTS

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teori

a. Agar memperkaya khazanah ilmu kepada pembaca

b. Untuk dimanfaatkan sebagai dasar pengetahuan dalam penelitian berikutnya.

(15)

2. Secara Praktik

a. Meningkatkan informasi dari bahan masukan

b. Temuan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi dari permasalahan

(16)

5 BAB II

LANDASAN TEORI A. Penyelesaian Soal Matematika

1. Matematika

Adapun pengertian Matematika menurut para ahli yaitu:

1. Menurut (Suryapuspitarini wardono & kartono, 2018) matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting karena merupakan ilmu yang dapat melatih untuk berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif .

2. Menurut (Dinni, 2018) Matematika termasuk ilmu yang mendasari ringkasan konseptual dalam pembelajaran dengan menghubungkan antara konsep belajar dengan proses biologis.

3. Menurut (Sumaryanta, 2018) Matematika merupakan kemampuan dalam memahami konseptual yang menuntut seseorang berpikir secara kreativitas.

2. Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika

Penyelesaian soal merupakan cara mengaplikasikan konseptual serta kecakapan yang harus terus dikembangkan. “Didalam pemecahan soal biasanya melibatkan beberapa konsep dan keterampilan didalam situasi baru maupun situasi berbeda (Mulyono, Abdurrahman 2012:205)”.

Peserta didik tidak bisa dinilai bahwa ia telah mempelajarinya kecuali jika mereka dapat melakukan pemecahan soal tersebut. Jika siswa tidak tau bagaimana menemukan solusi untuk pertanyaan ini, itu masalah.

(17)

Masalah matematika selalu terkait dengan pertanyaan atau masalah.

Meskipun pertanyaannya sebagian besar tentang masalah cerita, itu tidak menunjukkan bahwa semua pertanyaan cerita bermasalah. Masalah cerita tidak sama dengan masalah; mereka hanya cara mengungkapkan masalah.

“Fajar Shadiq mengemukakan bahwa, pertanyaan akan menjadi suatu masalah jika pertanyaan tersebut menunjukkan adanya tantangan (challenge) yang sulit untuk dipecahkan”.

Signifikansi pertanyaan tersebut bermula dari adanya permasalahan yang belum teridentifikasi, seperti penentuan skala pertanyaan yang menjadi permasalahan. Untuk mengatasi masalah, seseorang mungkin mengatur konsep dengan membuat pilihan fakta yang diterima.

Namun, jika seseorang telah berhasil menemukan jawaban, baik secara mandiri atau dengan bantuan orang lain, atau dalam memperoleh informasi tambahan dari buku atau sumber lain, pertanyaan yang sebelumnya menjadi masalah tidak lagi menjadi masalah jika siswa terbiasa dengan pertanyaan serta langkah-langkah yang terlibat dalam memecahkan masalah tersebut.

Setiap pemberian tugas kepada peserta didik dalam pembelajaran matematika dapat dibagi menjadi dua kategori: latihan (exercise) dan masalah (problem). Memberi pekerjaan rumah kepada anak yang sudah tahu cara menyelesaikannya disebut latihan. Pada umumnya latihan yang diberikan dapat diselesaikan dengan cara menerapkan suatu algoritma atau

(18)

7

lebih. Pemberian tugas dalam hal ini bersifat melatih peserta didik untuk menjadi terampil atau sebagai implementasi dari pengertian diatas.

Langkah-langkah dalam menyelesaikan soal matematika yaitu:

1. Memahami soal

a. Identifikasi jenis soal b. Baca soal dengan teliti

c. Cobalah memarafrsa masalah yang tercantum didalam soal d. Ubah masalah yang tercantum dalam soal atau gambar e. Cobalah mencari pola didalam soal

f. Ulas kembali hal-hal yangt telah kamu catat 2. Menyusun rencana

a. Tentukan rumus yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut

b. Tuliskan langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk mendapatkan jawabannya

c. Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu d. Bukan perkiraan jawaban

3. Menyelesaikan soal a. Ikuti rencanamu

b. Bandingkan jawaban akhirnya dengan estimasimu c. Gunakan rencana yang berbeda

d. Refleksikan masalahnya

(19)

B. Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika 1. Kesulitan

Kesulitan merupakan suatu kendala yang dialami siswa pada saat belajar matematika. Darminto (2016) mengemukakan bahwa kesulitan dalam belajar merupakan keadaan peserta didik yang ditandai dengan adanya kendala yang membuat tujuan belajar menjadi tidak tercapai.

Menurut M. Aliyusuf sabri, kesulitan belajar adalah kesulitan siswa dalam menerima dan menyerap pembelajaran. Memahami tantangan belajar sangat penting karena kata tersebut sering disalahgunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak individu tidak dapat membedakan antara ketidakmampuan belajar, pembelajar lambat, dan keterbelakangan mental. Tanpa pengetahuan yang jelas tentang apa itu tantangan belajar, menentukan jumlah anak dengan ketidakmampuan belajar akan sulit, membuat kebijakan pendidikan untuk mereka semakin menantang.

Tekning koping yang efektif dan efisien dapat diidentifikasi dengan memahami pentingnya tantangan belajar, jumlah, dan klasifikasinya.

2. Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika

“Berdasarkan pengalaman Martini Jumaris menemukan bahwa kesulitan yang dialami oleh anak yang berkesulitan belajar matematika yaitu kelemahan dalam menghitung, kesulitan dalam mentransfer pengetahuan, pemahaman Bahasa matematika yang kurang, kesulitan dalam persepsi visual”.

(20)

9

“Menurut Cooney, kesulitan yang terdapat dalam mempelajari matematika diklarifikasi kedalam tiga jenis yakni:

1. Kesulitan dalam menggunakan konsep

Adapun kesulitan siswa dalam menggunakan konsep, yaitu:

a. Ketidakmampuan dalam mengingat nama-nama secara teknis b. Ketidakmampuan dalam menyatakan maksud dari sebuah

istilah yang mewakili konsep tertentu.

c. Ketidakmampuan dalam mengingat kondisi yang cukup bagi suatu objek dalam menyatakan istilah yang mewakili konsep tersebut

d. Tidak mampu mengelompokkan objek sebagai contoh dari suatu konsep.

e. Ketidakmampuan dalam menyimpulkan suatu informasi dari konsep yang telah diberikan.

2. Kesulitan dalam menggunakan prinsip

Adapun kesulitan dalam menggunakan prinsip yaitu:

a. Ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan penemuan mengenai sesuatu yang tidak teliti dalam perhitungan atau operasi aljabar.

b. Ketidakmampuan dalam menentukan faktor yang relevan serta tidak mampu mengabstraksikan pola-pola yang ada.

(21)

c. Siswa dapat menyatakan suatu prinsip tetapi tidak dapat mengutarakan arti dari prinsip tersebut serta tidak mampu menerapkannya.

3. Kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah vebal

Menurut Cooney, kesulitan dalam menyelesaikan masalah- masalah verbal yaitu termasuk kedalam kesulitan dalam menggunakan konsep dan prinsip dalam menyelesaikan soal”.

3. Analisis Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika

“Erny Untari (2014) menyatakan bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yaitu kesulitan memahami maksud soal cerita. Hasil analisis tersebut memiliki daya pemahaman dibawah standar.

Kurangnya pemahaman tersebut dapat menjadikan siswa mengalami kesulitan dalam membuat ikatan dalam matematika”.

Adapun faktor penyebab kesulitan siswa didalam menyelesaikan soal matematika yaitu:

a. Variabel internal

IQ siswa, sikap belajar, motivasi belajar, kesehatan jasmani, dan kemampuan mendeteksi semuanya merupakan faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri.

1) IQ setiap siswa bervariasi; beberapa memiliki perkembangan kognitif yang cepat sementara yang lain memiliki perkembangan kognitif yang lebih lambat. Berdasarkan temuan penyelidikan, jelas bahwa ada anak-anak dengan IQ tinggi dan siswa dengan

(22)

11

IQ rendah. Ketika dijelaskan oleh guru, siswa dengan IQ tinggi akan cepat memahami materi, tetapi siswa dengan IQ rendah akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami materi.

2) Sikap belajar, atau kecenderungan siswa untuk terlibat atau menahan diri untuk tidak terlibat dalam kegiatan belajar.

3) Motivation belajar, keinginan untuk belajar Selain motivasi guru, peran orang tua dalam memberikan dukungan belajar sangat penting

4) Salah satu aspek terpenting dari kesehatan seseorang adalah kesejahteraan fisiknya.

b. Pengaruh Eksternal

Faktor eksternal, seperti perbedaan gaya mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, sarana prasarana sekolah, dan lingkungan rumah, menyebabkan pengaruh eksternal tersebut.

1) Perbedaan gaya mengajar antar guru

Metode yang digunakan guru dalam mengajar kurang bervariasi, guru hanya menggunakan metode konvensional. Dalam hal pembelajaran, posisi guru lebih menonjol. “Menurut Slameto (2010:65), proses pembelajaran yang digunakan tidak cukup mempengaruhi belajar siswa”.

(23)

2) Penggunaan media pembelajaran

Penggunaan media pendidikan Karena penggunaan media pembelajaran membantu dalam menjelaskan isi, sangat penting untuk tetap terlibat dalam proses pembelajaran.

3) Sarana dan prasarana sekolah

Alat serta penunjang disekolah kurang mendukung proses belajar sehingga membuat siswa menjadi terhambat dalam proses pembelajaran.

4) Lingkungan Rumah

Keluarga termasuk tempat pendidikan yang paling utama bagi peserta didik. Bimbingan serta kepedulian menjadi hal yang sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran matematika.

C. Soal HOTS (high order thingking skill)

1. Pengertian Soal HOTS (higher order thinking skill)

HOTS merupakan kemampuan yang merangsang pola pikir siswa dalam berpikir kritis.

“Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analysing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan dan menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut kemampuan peserta didik untuk

(24)

13

menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan dan menyalahkan. Sedangkan pada dimensi proses berpikir mengkreasi (C6) yaitu menuntut kemampuan peserta didik untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, mengubah”.

2. Karakteristik Soal HOTS

(fanani,2018:63) mengemukkan bahwa “characteristic of higher- order thinking skills: higher-order thinking skills encompass both critical thinking and creative thinking” yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi mencakup pemikiran kritis dan pemikiran kreatif.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan langkah awal dalam mencari alternative untuk menciptakan sesuatu hal yang baru

Adapun karakteristik soal HOTS yakni (1) mampu menilai kemampuan berpikir kritis, (2) melakukan permasalahan yang menyangkut kesehariannya, serta (3) menggunakan permasalahan secara beranekaragam (Ariayana 2018).

Ciri-ciri soal HOTS menurut Kemendikbud 2017 yaitu:

a. Menuntut kemampuan menggunakan penalaran dan logika untuk menciptakan cara-cara inovatif untuk menangani masalah kontekstual non-rutin.

(25)

b. Kemampuan untuk menginterpretasikan, mencari hubungan antar konsep dan mentransfer informasi dari satu pengertian ke pengertian lainnya.

3. Strategi Meyusun Soal Berbasis HOTS

Strategi penyusunan soal berbasis HOTS hampir sama dengan strategi dalam menyusun soal non-Hots. Bedanya yaitu pada soal HOTS, siswa lebih dituntut untuk menguasai bagaimana penerapan dalam konsep Hots tersebut. Sedangkan pada soal non-Hots lebih kepada soal biasa dengan bentuk soal yang sederhana yang hanya menilai keterampilan dan daya ingat dari konsep namun tidak menyajikan permaslahan kontekstual tentang keseharian siswa.

Adapun langkah penyusunan soal berbasis HOTS yakni:

1. Menganalisis KD

2. Menentukan kisi-kisi berbasis HOTS

3. Menggunakan masalah yang menyangkut dengan kehidupan sehari-hari.

4. Mengurutkan butir soal

5. Menyusun pedoman penskoran D. Penelitian Relevan

1) Penelitian Veronica Dwi Kristianti, 2017 yang berjudul “Analisis Kesulitan dan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII A SMP Institut Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017”, menunjukkan bahwa

(26)

15

penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi kubus dan balok. (2) mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi kubus dan balok.kubus dan balok. (3) mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika materi kubus dan balok. (4) mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Institut Indonesia tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 36 peserta didik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan data diperoleh dengan cara observasi, tes hasil belajar dan wawancara.

Adapun perbedaan pada penelitian ini yaitu pada penelitian Veronica Dwi Kristianti meneliti tentang kesulitan dan juga kemampuan pada materi kubus dan balok, sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang kesulitan soal HOTS materi sistem persamaan linear dua variabel. Dan penelitian Veronica Dwi Kristianti menggunakan tahapan polya sedangkan pada penelitian ini menggunakan tahapan taksonomi bloom yang direvisi oleh Krathwohl.

2) Hasil penelitian Shevia Annisa dan Ismi Ahdan Z (2019), yang berjudul “Analisis Tingkat Kesulitan Soal HOTS pada Ujian Nasional Matematika Tingkat SMA/SMK di Era Distributif)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesulitan soal Ujian Nasional Tipe HOTS. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMK

(27)

Informatika, MAN 1 Kab.Serang, SMKN 1 Kragilan dan SMKN Terbanggi Besar yang berjumlah 9 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Adapun perbedaan dari penelitian ini yaitu pada penelitian Shevia Annisa dan Ismi Abdan Z meneliti tentang kesulitan soal HOTS matematika pada UN tingkat SMA/SMK sedangkan pada penelitian ini yaitu meneliti tentang kesulitan peserta didik pada soal HOTS materi SPLDV tingkat SMP, penelitian Shevia Annisa dan Ismi Abdan Z mengambil 9 orang peserta didik sebagai subjek penelitian sedangkan penelitian ini mengambil 3 orang peserta didik sebagai subjek penelitian, serta pada penelitian Shevia Annisa dan Ismi Abdan Z mengambil lebih dari satu sekolah untuk diteliti sedangkan penelitian ini hanya mengambil satu sekolah untuk diteliti.

(28)

17 BAB III

METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian

Penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif merupakan metode yang digunakan. Sedangkan tujuannya yaitu untuk melihat seberapa sulitkah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Gantarangkeke menyelesaikan soal HOTS.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Meneliti

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Gantarangkeke kelas 7 A, berlokasi di Passangarrang, Kelurahan Tanah Loe, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, Sulaewesi Selatan.

2. Waktu Untuk Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2020-2021.

C. Subjek Investigasi

Adapun Subjek investigasi yang terpilih yakni siswa kelas VII SMPN 3 Gantarangkeke yang berjumlah 6 orang dari 30 orang. Langkah-langkah pengambilan subjek yaitu:

1. Menetapkan kelas penelitian

2. Menetapkan kriteria pengambilan subjek 3. Memberi tes kemampuan awal

4. Setelah pemberian tes, peneliti memilih subjek berdasarkan nilai tertinggi, sedang dan rendah. Adapun kriteria dalam menentukan subjek penelitian yaitu:

(29)

a. Subjek penelitian terdiri dari siswa yang telah diberikan tes tertulis.

Kemudian subjek yang dipilih barulah diberi tes matematika yang berupa soal HOTS untuk melihat kesulitan masing-masing siswa.

b. Melakukan wawancara kepada 6 orang siswa yang menjadi subjek penelitian mengenai kesulitan yang mereka temukan dalam menyelesaikan soal HOTS

c. Kesediaan subjek penelitian untuk berpartisipasi dengan baik dalam pengambilan data selama penelitian.

D. Prosedur Penelitian 1. Tahapan Persiapan

a. Meminta izin pada kepala sekolah SMPN 3 Gantarangkeke sebelum melakukan penelitian disekolah tersebut.

b. Melakukan percakapan dengan guru dibidang studi pendidikan matematika

c. Menyusun serta menyiapkan instrument penelitian 2. Tahapan Pelaksanaan

a. Menentukan jadwal tes essay disekolah tempat penelitian tersebut dilakukan. Tes essay diberikan kepada siswa kelas VII SMPN 3 Gantarangkeke.

b. Dilakukan tes essay sesuai jadwal yang ditentukan.

c. Melihat dengan teliti hasil kerja siswa.

d. Cari subjek yang ingin diwawancarai.

e. Tetapkan jadwal wawancara.

(30)

19

f. Berikan pertanyaan kepada subjek yang terpilih.

g. Menyimpulkan kemampuan siswa berdasarkan hasil dari wawancara tersebut.

3. Tahap Analisis

Kegitan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah menganalisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada tes yang dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berikut adalah metode digunakan, yakni:

1. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data penelitian yang memerlukan pertanyaan dan jawaban pertanyaan dari sekelompok siswa.

2. Tes

Tes merupakan pemberian materi yang berupa pertanyaan yang ada tantangan yang harus dipecahkan siswa didalamnya.

F. Teknik Analisis Data

Langkah yang diperoleh disusun melalui proses, selanjutnya dinilai agar dapat diketahui bagaimana tingkat kesulitan siswa pada saat mengerjakan soal yang diberikan yaitu kemampuan siswa dalam mengetahui maksud soal, memahami yang diketahui, ditanyakan, serta bagaimana penyelesaiannya.

G. Pengujian Keabsahan Data

Didalam penelitian ini, berdasarkan pemeriksaan keabsahan data/validasi yang dilakukan yaitu menggunakan teknik triangulasi dimana lebih memprioritaskan mengenai keefektifan hasil yang dibutuhkan. Triangulasi ini

(31)

dilakukan dengan menguji apakah proses serta hasil penelitian yang dilakukan berjalan dengan baik. Teknik triangulasi yang digunakan yakni triangulasi metode, yaitu untuk mengetahui serta menilai information berdasarkan data tes dan wawancara. Tes serta wawancara saling berkaitan untuk mendapatkan kecocokan informasi data. Apabila dari informasi yang didapatkan hasil tes belum memenuhi standar keakuratan data, maka peneliti akan menggali lebih dalam pada saat wawancara. Sehingga tercapai suatu paduan yang diinginkan dari hasil tes dan wawancara yang selanjutnya digunakan untuk menarik kesimpulan.

(32)

21 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada BAB IV akan dipaparkan hasil data perolehan “analisis kesulitan dalam menyelesaikan soal Higher order thinking skill (HOTS)” pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Gantarangkeke.

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan pada lampiran 3 hasil pemilihan subjek, maka dilanjutkan tes pengumpulan data yang kemudian ada 30 orang siswa yang sudah melaksanakan tes kemampuan awal untuk pengumpulan data ini. Terpilih 6 orang siswa dari 30 siswa yang dites sebelumnya berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah untuk diberikan tes soal Higher Order Thinking Skill (HOTS), kemudian yang akan melakukan tes wawancara adalah 6 orang siswa yang terpilih sebelumnya berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah.

Setelah wawancara terhadap 6 subjek penelitian yang dilakukan, kemudian akan diketahui bagaimana kesulitan siswa. Melalui tanya jawab yang dilakukan, peneliti bisa mengetahui metode yang dilakukan peserta didik dalam mengerjakan soal serta dapat mengetahui apakah siswa memang paham betul mengenaai soal tersebut atau tidak.

Agar memudahkan peneliti dalam menganalisis data penelitian maka digunakan kode P serta S1 dengan maksud sebagai berikut:

Keterangan:

P : Pewawancara S : Subjek Penelitian

(33)

1 : Subjek Penelitian Ke-

Berikut ini data siswa kelas VII SMP Negeri 3 Gantarangkeke yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal HOTS.

Tabel 4.1 Pengelompokan Jenis Kesulitan Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Gantarangkeke Dalam Menyelesaikan Soal HOTS

Tingkat Kemampuan Awal

Subjek Penelitian

Soal Nomor 1 Soal Nomor 2

A1 A2 A3 A1 A2 A3

Kategori Tinggi S1 -  - - - -

S2    - - -

Kategori Sedang S3 - - -   

S4 - - -   

Kategori Rendah S5 - - -   

S6 - - -   

Keterangan:

A1 : Kesulitan Dalam Menggunakan Konsep A2 : Kesulitan Dalam Menggunakan Prinsip

A3 : Kesulitan Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah Verbal

Pada tabel 4.1 dapat kita lihat pada soal nomor 1 berkaitan dengan menelaah keliling persegi panjang untuk menentukan banyaknya lampu yang dibutuhkan, dimana subjek S1 kesulitan menggunakan prinsip sedangkan subjek S2 termasuk kedalam kesulitan menyelesaikan masalah-masalah verbal yang mencakup kesulitan menggunakan konsep dan prinsip.

(34)

23

Untuk soal nomor 2 berkaitan dengan mengukur luas persegi panjang untuk mengetahui luas keramik yang dibutuhkan untuk jalan yang akan dibuat disekeliling kolam renang, dimana subjek S3, S4,S5 dan Subjek S6 mengalami kesulitan dalam menggunakan konsep dan prinsip sehingga juga termasuk kedalam kesulitan menyelesaikan masalah-masalah verbal.

1. Deskripsi Kesulitan Menyelesaikan Soal Berbasis HOTS Ditinjau Dari Kemampuan awal Siswa

a. Tes Kemampuan Awal Berdasarkan Kategori Tinggi

Subjek dengan kode S1 dan S2 yang terpilih kedalam tes kemampuan awal pada kategori tinggi ditunjukkan kepada gambar 4.1 dan gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Jawaban S1 Soal Nomor 1

Jawaban S1 pada soal no.1 menunjukkan S1 berkesulitan menggunakan prinsip yang termasuk dalam kesulitan menyelesaikan jawaban dengan benar, terlihat dari kesalahan menggunakan rumus dengan benar. Berikut ringkas wawancara peneliti dengan S1:

P : Apa informasi yang kamu peroleh dari permasalahan no.1?

S1 : Lahan peternakan ayam yang disekelilingnya dipasang lampu

(35)

P : Dari soal tersebut, bagian manakah yang menjadi kesulitan adek?

S1 : Rumusnya

P : apakah terdapat Jenis kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut?

S1 : Kulupa rumusnya kak

P : Berarti adek salah menjawab soalnya dengan benar karna adek kesulitan menemukan rumus pada soal no 1?

S1 : Iya kak

P : Apakah yang menjadi penyebabnya sehingga adek kesulitan menemukan rumusnya?

S1 : Kurang menghafal rumus kak

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa petikan wawancara pertama yaitu subjek mampu menguraikan informasi pada soal. Petikan wawancara untuk (ke-2, ke-3 dan ke-4) subjek kesulitan menemukan rumus, kemudian petikan wawancara kelima penyebab kesulitan menemukan rumusnya karna kurang menghafal rumus.

Berdasarkan hasil lembar jawaban pada gambar 4.1 dan wawancara diatas, diketahui bahwa petikan wawancara (ke-2, ke-3 dan ke-4) subjek kesulitan menemukan rumus untuk menyelesaikan jawaban dengan benar juga terlihat pada lembar hasil jawaban subjek yang tidak menggunakan rumus dengan benar untuk menjawab persoalan yang ada pada nomor 1

(36)

25

Berdasarkan indikator kesulitan dapat disimpulkan bahwa subjek S1 kesulitan dalam menggunakan prinsip yaitu kesulitan dalam hal kegiatan penemuan mengenai suatu hal yang diteliti dalam berhitung juga terlihat dari hasil jawab siswa serta tanya jawab yang dilakukan, siswa kesulitan dalam menemukan rumus untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal nomor 1.

Gambar 4.2 Jawaban S2 pada soal Nomor 1

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa S2 kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal pada soal nomor 2 yang mencakup kesulitan menggunakan konsep dan kesulitan menggunakan prinsip terlihat dari jawaban S2 yang kurang melengkai jawaban tentang yang diketahui dan ditanyakan serta tidak menuliskan jawaban secara lengkap dan benar.

Ringkasan wawancara dengan S2 adalah sebagai berikut:

P : Informasi apa yang kamu peroleh dari soal nomor 1?

S2 : Lahan peternakan ayam berbentuk persegi

P : Dari soal tersebut, bagian manakah yang menjadi kesulitan adek?

S2 : di soalnya kak

(37)

P : Jenis kesulitan seperti apa yang adek temukan dalam menyelesaikan soal tersebut?

S2 : sebenarnya saya tauji kak jarak lampunya 3 meter tapi saya tidak mengerti bagaimana maksud soalnya

P : Tapi saya lihat dijawabannya, adek sudah mengerjakan 1 langkah penyelesaian dengan benar, sisa langkah selanjutnya untuk menentukan banyaknya lampu?

S2 : Iya kak karna saya hafal rumus mencari keliling dan disoal juga sudah ada nilai panjang dan lebarnya jadi saya masukkan saja itu kak.

Tapi untuk soal yang disekeliling lahan dipasang lampu dengan jarak 3 meter tidak kutaumi kak bagaimana cara menyelesaikannya karna soalnya saja tidak kumengerti.

P : Memangnya apa yang menjadi penyebab sehingga adek kesulitan memahami soal nomor 1?

S2 : Karna baruka dapat soal yang seperti ini kak

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa petikan wawancara pertama subjek tidak seluruhnya memaparkan informasi pada soal nomor 1. Petikan wawancara ke-2 subjek kesulitan memahami soal. Kemudian petikan wawancara ke-3 subjek mengetahui jarak lampu disekeliling lahan akan tetapi tidak mengerti betul maksud permasalahan pada soal tersebut. Petikan wawancara ke-4 subjek mampu menjawab 1 langkah penyelesaian dengan benar karna ia menghafal rumus mencari keliling tetapi tidak mengetahui bagaimana langkah penyelesaian

(38)

27

selanjutnya karna subjek tidak mengerti maksud soal untuk yang disekeliling lahan dipasang lampu dengan jarak 3 meter. Dan petikan wawancara ke-5 subjek kesulitan memahami soal dengan tepat karna baru pertama kali mendapatkan soal HOTS.

Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 4.2 serta hasil tanya jawab, diketahui petikan wawancara (ke-2, ke-3 dan ke-4) subjek tidak mengerjakan jawaban pada langkah selanjutnya karna subjek kesulitan memahami maksud soal nomor 1 dan subjek mengetahui jarak lampu 3 meter disekeliling lahan tetapi kurang memahami maksud soal yang sebenanya. Berdasarkan lembar jawab, siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan, kemudian siswa menjawab soal pada langkah pertama dengan benar akan tetapi tidak mengerakan soal pada langkah selanjutnya. Petikan wawancara ke-5 penyebab sehingga subjek kesulitan memahami soal karna ini adalah pertama kali subjek mendapatkan soal HOTS.

Berdasarkan indikator kesulitan, subjek berkesulitan menyelesaikan masalah-masalah verbal yang mencakup kesulitan menggunakan konsep dan kesulitan menggunakan prinsip terlihat dari hasil lembar jawaban subjek yang kesulitan memahami maksud soal dengan tepat sehingga membuat subjek juga berkesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan tepat dan benar. Apabila seorang siswa tidak mampu memahami arti istilah tersebut serta mengalami ketidakmampuan seperti yang dipaparkan, maka siswa tersebut tentu

(39)

akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal.

b. Tes kemampuan Awal Berdasarkan Kategori Sedang

Subjek dengan Kode S3 dan S4 yang terpilih kedalam tes kemampuan awal pada kategori sedang dijelaskan pada gambar 4.3 dan 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.3 Jawaban S3 pada soal Nomor

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa S3 kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal pada soal nomor 2 yang mencakup kesulitan menggunakan konsep dan kesulitan menggunakan prinsip. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S3:

P : Apakah informasi yang kamu peroleh dari soal no.2?

S3 : Permukaan kolam renang yang mau dipasang keramik untuk jalannya

P : Dari soal tersebut, bagian manakah yang menjadi kesulitan adek?

S3 : di soalnya

(40)

29

P : Jenis kesulitan seperti apa yang adek temukan dalam menyelesaikan soal tersebut?

S3 : Sebenarnya saya tau soalnya kak, tapi saya bingung memahami lebanya karna saya lihat disoal terdapat 2 lebar, Saya tidak mengerti kak harus diapakan lebarnya 1 yang nilainya 1.5

P :Tapi saya liat adek sudah menyelesaikan 1 langkah penyelesaian dengan benar

S3 : Iya kak tapi setelah itu saya bingung untuk menjumlahkan nilai 1.5 nya

P : Memangnya apa yang menjadi penyebab sehingga adek kesulitan memahami soal nomor 1?

S3 : Baru pertama kali mendapatkan soal HOTS kak

Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa petikan wawancara subjek yang pertama terlihat bahwa subjek mampu menjelaskan mengenai informasi yang terdapat pada soal nomor 2.

Petikan wawancara ke-2 subjek kesulitan memahami soalnya. Kemudian petikan wawancara (ke-3 dan ke-4) subjek sebenarnya tau soalnya tetapi tidak paham betul maksud soal yang sebenarnya dan bingung untuk menjumlahkan lebar yang nilainya 1.5, dan petikan wawancara ke-5 subjek kesulitan memahami soal karena baru pertama kali mendapatkan soal HOTS.

Berdasarkan hasil lembar jawab 4.3 dan wawancara, diketahui bahwa petikan wawancara ke-2 subjek kesulitan memahami soal.

(41)

Kemudian petikan wawancara (ke-3 dan ke-4) subjek mengetahui soalnya tetapi tidak paham betul mengenai maksud soal yang sebenarnya terlihat dari lembar jawaban siswa yang tidak melanjutkan langkah penyelesaian selanjutnya untuk mendapatkan hasil untuk luas keramik karena subjek sendiri tidak paham betul harus mengerjakannya seperti apa mengenai lebar yang nilainya 1.5.

Berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari jawaban S3 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami maksud soal dengan tepat sehingga membuat subjek kesulitan menentukan secara jelas mengenai lebar apa yang ada pada soal, seperti lebar kolam untuk nilai 10 m dan lebar disekeliling kolam untuk nilai 1.5 m dan juga subjek kesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan benar.

Gambar 4.4 Jawaban S4 Soal Nomor 2

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa S4 kesulitan dalam menggunakan masalah-masalah verbal pada nomor 2. Ringkasan wawancara dengan S4 yakni sebagai berikut:

(42)

31

P : Informasi apa yang kamu peroleh dari masalah nomor 2?

S4 : Permukaan kolam renang yang berbentuk persegi panjang yang disekeliling kolamnya dibuat jalan. kemudian harus dihitung luas keramik yang dibutuhkan untuk jalan kak.

P : Dari soal tersebut, bagian manakah yang menjadi kesulitan adek?

S4 : Cara menyelesaikan jawabannya kak yang saya tidak tau P : Jenis kesulitan yang seperti apa yang adek temukan?

S4 : gambar disekeliling kolamnya saya tidak tau bagaimana kak sama itu nilai lebar sekeliling kolam yang nilainya 1.5 tidak kutau bagaimana caraku untuk jumlahkanki kak makanya saya jawab sesuai kemampuanku saja kak.

P : Apakah yang menjadi penyebab kesulitan adek?

S4 : Mungkin karna saya kurang belajar kak

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa petikan wawancara pertama subjek memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut. Petikan wawancara ke-2 subjek berkesulitan dalam menyelesaikan jawaban, kemudian petikan wawancara dari ke-3 yaitu subjek kesulitan menentukan gambar disekeliling kolam dan bagaimana menjumlahkan nilainya, dan petikan wawancara dari ke-4 yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut karna kurangnya belajar siswa.

(43)

Berdasarkan hasil lembar jawab 4.4 dan wawancara, diketahui bahwa petikan wawancara (ke-2 dan ke-3) subjek kesulitan dalam memahami soal dengan jelas sehingga membuat subjek kesulitan menentukan gambar untuk disekeliling kolam dan juga kesulitan dalam menyelesaikan langkah-langkah penyelesaian dengan benar juga terlihat pada lembar hasil jawaban subjek yang tidak secara jelas menentukan nilai 1.5 pada gambar kolam renang sehingga secara tidak langsung juga berpengaruh pada hasil jawaban terhadap penyelesaian suatu soal.

Berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal, terlihat dari subjek kesulitan memahami maksud soal secara jelas sehingga membuat subjek kesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan benar.

c. Tes kemampuan Awal Berdasarkan Kategori Rendah

Subjek dengan Kode S5 dan S6 yang terpilih kedalam tes kemampuan awal pada kategori rendah ditunjukkan pada gambar 4.5 dan 4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.5 Jawaban S5 Pada Soal Nomor 2

(44)

33

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa S5 kesulitan menyelesaikan masalah-masalah verbal pada soal nomor 2. Ringkasan wawancara dengan S5 yakni sebagai berikut:

P : Informasi apa yang kamu peroleh dari soal nomor 2?

S5 : Tentang permukaan kolam renang

P : Apakah adek faham mengenai informasi yang adek katakan tadi?

S5 : Tidak kak

P : Dari soal tersebut, bagian manakah yang menjadi kesulitan adek?

S5 : Semuanya kak

P : Jenis kesulitan seperti apa yang adek temukan dalam menyelesaikan soal tersebut?

S5 : Saya tidak mengerti soalnya dengan cara menjawabnya bagaimana kak

P : Terus bagaimana adek bisa menjawab 1 langkah penyelesaian dengan benar kalau adek tidak paham dengan soalnya?

S5 : karna disoal saya membaca panjang 25 dan lebar 10 makanya saya kalikan saja kak. Tapi untuk nilai 1.5 saya tidak tau bagaimana lagi menjumlahkannya kak makanya jawabannya hanya itu saja.

P : Jadi adek tau tapi tidak mengerti, apakah benar seperti itu?

S5 : iya begitu kak

P : Memangnya apa yang menjadi penyebab sehingga adek kesulitan memahami dan mengerjakan soal nomor 2?

(45)

S5 : Jarang belajar kak dan baru kali ini juga dapat soal yang seperti ini.

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa petikan wawancara pertama subjek tidak secara lengkap menjelaskan informasi yang ada pada soal nomor 2. Petikan wawancara (ke-2, ke-3 dan ke-4) subjek kesulitan memahami soal dan menjawab soal secara lengkap dan tepat. Petikan wawancara (ke-5 dan ke-6) subjek megetahui soalnya tetapi tidak paham betul mengenai soal tersebut dan bagaimana cara menjawab soal dengan benar. Dan petikan wawancara ke-7 subjek kesulitan memahami dan mengerjakan soal dengan benar karena subjek jarang belajar dan baru pertama kali menemukan soal HOTS.

Berdasarkan hasil lembar jawaban pada gambar 4.5 dan wawancara, diketahui bahwa petikan wawancara (ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4) subjek kesulitan memahami soal. Petikan wawancara (ke 5 dan ke- 6) subjek mengetahui soal tetapi tidak paham betul dengan soal tersebut dan bagaimana cara mengerjakan secara tepat terlihat dari hasil jab siswa yang kurang lengkap daam menjawab soal. Petikan wawancara ke-7 subjek kesulitan memahami dan mengerjakan soal dengan tepat dan benar karena subjek jarang belajar dan baru pertama kali menemukan soal HOTS.

Berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari gambar jawaban S5 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami

(46)

35

maksud soal sehingga subjek tidak menjelaskan secara benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, juga tidak menjawab soal dengan tepat dan benar.

Gambar 4.6 Jawaban S6 Pada Soal Nomor 2

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa S6 kesulitan menyelesaikan masalah-masalah verbal, terlihat jawaban S6 yang hanya sekedar menulis soal dan tidak menuliskan mengenai langkah penyelesaiannya.

Ringkasan wawancara dengan S6 yakni sebagai berikut:

P : Apakah Informasi yang kamu peroleh dari soal no.2?

S6 : Permukaan kolam renang

P : Apakah adek faham mengenai informasil yang adek katakan tadi?

S6 : Tidak kak

P : Dari soal tersebut, bagian manakah yang menjadi kesulitan adek?

S6 : Semuanya

(47)

P : Jenis kesulitan seperti apa yang adek temukan dalam menyelesaikan soal tersebut?

S6 : Soal dan jawabannya

P : Memangnya apa yang menjadi penyebab sehingga adek kesulitan memahami dan mengerjakan soal nomor 2?

S6 : Baru kali ini dapat soal begini kak

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa petikan wawancara pertama subjek tidak secara rinci menjelaskan informasi yang ada pada nomor 2. Petikan wawancara (ke-2, ke-3 dan ke-4) subjek kesulitan dalam memahami soal dan menentukan penyelesaian dari soal tersebut. Dan petikan wawancara ke-5 subjek baru kali ini mendapatkan soal HOTS.

Berdasarkan hasil lembar jawaban pada gambar 4.6 dan wawancara, diketahui bahwa petikan wawancara (ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5) subjek kesulitan dalam memahami soal dan kesulitan menentukan penyelesaian dari soal tersebut karena ini adalah pertama kali subjek mendapatkan soal HOTS.

Berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari gambar jawaban S6 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami soal sehingga membuat subjek juga kesulitan dalam menyelesaikan jawaban. Secara tidak langsung, subjek hanya sekedar menulis soal dan tidak menuliskan mengenai apa yang diketahui, apa yang ditanyakan

(48)

37

dan bagaimana cara penyelesaiannya juga tidak menjawab soal dengan tepat dan benar.

B. PEMBAHASAN

Berikut ini peneliti akan membahas hasil penelitian berdasarkan paparan data yang telah disajikan sebelumnya sesuai dengan analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS.

1. Analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori tinggi Tes kemampuan awal berdasarkan kategori tinggi pada subjek S1 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek S1 kesulitan dalam menggunakan prinsip yaitu kesulitan dalam hal kegiatan penemuan mengenai suatu hal yang diteliti dalam berhitung juga kesulitan dalam menemukan rumus ada.

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori tinggi pada subjek S2 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam hal menyelesaikan masalah verbal yang mencakup kesulitan menggunakan konsep dan kesulitan menggunakan prinsip terlihat dari hasil lembar jawaban subjek yang kesulitan memahami maksud soal dengan tepat sehingga membuat subjek juga berkesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan tepat dan benar. Apabila seorang siswa tidak mampu memahami arti istilah tersebut serta mengalami ketidakmampuan seperti yang dipaparkan, maka siswa tersebut tentu akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal.

2. Analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori sedang

(49)

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori sedang pada subjek S3 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari jawaban S3 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami maksud soal dengan tepat sehingga membuat subjek kesulitan menentukan secara jelas mengenai lebar apa yang ada pada soal, seperti lebar kolam untuk nilai 10 m dan lebar disekeliling kolam untuk nilai 1.5 m dan juga subjek kesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan benar.

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori sedang pada subjek S4 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat S4 kesulitan memahami maksud soal secara jelas sehingga membuat subjek kesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan benar.

3. Analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori rendah Tes kemampuan awal berdasarkan kategori rendah pada subjek S5 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari gambar jawaban S5 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami maksud soal sehingga subjek tidak menjelaskan secara benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, juga tidak menjawab soal dengan tepat dan benar.

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori rendah pada subjek S6 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari gambar jawaban

(50)

39

S6 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami soal sehingga membuat subjek juga kesulitan dalam menyelesaikan jawaban. Secara tidak langsung, subjek hanya sekedar menulis soal dan tidak menuliskan mengenai langkah penyelesaiannya.

(51)

40 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Diperoleh kesimpulan yaitu:

Berdasarkan pemilihan subjek, dilakukan tes kemampuan awal sebanyak 30 orang siswa yang kemudian memilih 6 subjek yaitu 2 siswa yang terpilih berdasarkan kategori tertinggi, 2 siswa yang terpilih berdasarkan kategori sedang serta 2 siswa yang terpilih berdasarkan kategori terendah, setelah itu diberikan tes soal yang berbasis HOTS dan wawancara untuk ke-6 subjek yang terpilih.

1. Deskripsi Kesulitan Menyelesaikan Soal Berbasis HOTS Ditinjau Dari Kemampuan Awal Peserta didik Berdasarkan Kategori Tinggi

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori tinggi pada subjek S1 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek S1 kesulitan melakukan prinsip yaitu kesulitan dalam melakukan penemuan mengenai suatu hal yang diteliti pada saat berhitung juga terlihat dari lembar jawaban dan hasil wawancara peserta didik yang berkesulitan menemukan rumus untuk menyelesaikan masalahan pada soal nomor 1.

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori tinggi pada subjek S2 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan menyelesaikan permasalahan verbal yang mencakup kesulitan dalam menggunakan konsep serta kesulitan dalam melakukan prinsip terlihat dari hasil lembar jawaban subjek yang kesulitan memahami maksud soal dengan

(52)

41

tepat sehingga membuat subjek juga berkesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan tepat dan benar.

2. Deskripsi Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal HOTS Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Berdasarkan Kategori Sedang

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori sedang pada subjek S3 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari jawaban S3 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami maksud soal dengan tepat sehingga membuat subjek kesulitan menentukan secara jelas mengenai lebar apa yang ada pada soal, seperti lebar kolam untuk nilai 10 m dan lebar disekeliling kolam untuk nilai 1.5 m dan juga subjek kesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan benar sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek S3 memiliki kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan verbal yang berkaitan dengan kesulitan dalam menggunakan konsep serta kesulitan dalam melakukan prinsip.

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori sedang pada subjek S4 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari jawaban S4 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami maksud soal secara jelas sehingga membuat subjek kesulitan dalam menyelesaikan jawaban dengan benar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek S3 memiliki kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan verbal yang berkaitan dengan kesulitan dalam menggunakan konsep serta kesulitan dalam melakukan prinsip.

(53)

3. Deskripsi Kesulitan Menyelesaikan Soal berbasis HOTS Ditinjau Dari Kemampuan Awal Peserta didik Berdasarkan Kategori Terendah

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori rendah pada subjek S5 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari gambar jawaban S5 dan hasil wawancara yang kesulitan memahami maksud soal sehingga subjek tidak menjelaskan secara benar mengenai apa yang diketahui dalam soal tersebut dan juga tidak menuliskan secara jelas apa yang ditanyakan, juga tidak menjawab secara tepat. Jadi, bisa disimpulkan bahwa subjek S5 memiliki kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan verbal yang berkaitan dengan kesulitan dalam menggunakan konsep serta kesulitan dalam melakukan prinsip.

Tes kemampuan awal berdasarkan kategori rendah pada subjek S6 yaitu berdasarkan indikator kesulitan, subjek termasuk kedalam kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal terlihat dari gambar jawaban S6 dan hasil wawancara, subjek kesulitan memahami soal sehingga membuat subjek juga kesulitan dalam menyelesaikan jawaban. Secara tidak langsung, subjek hanya sekedar menulis soal akan tetapi tidak menulis secara jelas mengenai hal yang diketahui, apa yang ditanyakan dalam soal serta bagaimana cara penyelesaiannya juga tidak menuliskan jawaban dengan tepat. Maka, kesimpulannya adalah subjek S6 memiliki kesulitan menyelesaikan permasalahan verbal yang berkaitan dengan kesulitan dalam menggunakan konsep serta kesulitan dalam melakukan prinsip.

(54)

43

Jadi, Berdasarkan kesimpulan dari deskripsi kesulitan menyelesaikan soal berbasis HOTS ditinjau dari kemampuan awal peserta didik berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah, yaitu:

1. analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori tinggi, subjek S1 kesulitan dalam menggunakan konsep, sedangkan subjek S2 kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal.

2. analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori rendah, subjek S3 dan subjek S4 kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal

3. analisis kesulitan menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari kategori rendah, subjek S5 dan subjek S6 kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah verbal

B. Saran

Saran yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk siswa yang berkesulitan menggunakan konsep, berkesulitan dalam melakukan prinsip dan berkesulitan dalam menyelesaikan permasalahan verbal agar lebih giat belajar dan mencari referensi yang mengenai bagaimana mencari luas serta bagaimana mencari keliling persegi supaya apabila mendapatkan soal HOTS yang seperti ini lagi, siswa lebih bisa dan lebih mampu dalam memahami dan menjawab soal.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Reneka Cipta

Ahmadi, A. dan Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Ariyanta, Y., & Besary, R. (2018). Buku Pegangan pembelajaran Berorientasi

pada Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi. Direktorat Jendral Guru dan Tenaga KependidikanKementrian Pendidikan dan Kebudayaan Hak.

Brookhart, S. M. 2010. How to Assess Higher Order Thinking Skills in Your Classroom. Alexsandria: ASCD

Darminto. 2006. Pembelajaran Kimia yang Berkualitas. Jurnal Kimia dan

“Chemica”, Edisi Khusus 2 oktober 2006.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Dinni, H. N. 2018. HOTS (High Order Thinking Skills) dan kaitannya dengan kemampuan literasi matematika. PRISMA Prosiding Seminar Nasional Matematika (Vol. 1, 170-176).

Drs. H. M. Aliyusuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 88.

Ernawati. 2016. Pengembangan Perangkat Pembelajaran matematika berbasis open-ended approach untuk Mengembangkan HOTS Siswa. Jurnal Riset Pendidikan Matematika

Fanani, M. Z. 2018. Strategi Pengembangan Soal HOTS Pada Kurikulum 2013.

EDUDEENA, 2(1), 59-76.

Kemendikbud. 2017. Modul penyusunan Soal HOTs. Jakarta: Diraktorat Pembinaan SMA, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Krathwohl, D. R. 2002. A revision of bloom’s taxonomy: An overview. Theory intoPratice, 41 (4), 212-218

Prihandoko, Antonius Cahya. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep

Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas, 2006 Shadiq, Fajar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi,

Disampaikan Pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar, Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta, 6-19 Agustus

2004

(56)

45

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:

Rineka Cipta

Sofyan, F. A. 2019. Implementasi Hots Pada Kurikulum 2013. Inventa, 3 (1), 1-9.

https://doi.org./10.36456/inventa.3.1a

Suryapuspitarini, Wardono dan Kartono. 2018. Analisis Soal-Soal matematika Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Kemampuan Literasi Siswa. h. 876-874.

Sumaryanta. 2018. Penilaian HOTS dalam pembelajaran Matemtika. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, 8(8), 500-509.

Untari, Erny. 2014. Diagnosis Kesulitan Belajaar Pokok Bahasan Pecahan pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.13, No.1, 1-8

Yusmin, Edy. 1995. Kesulitan Siswa Dalam Mempelajari Objek Belajar Matematika. Pontianak: Universitas Tanjungpura

(57)
(58)

LAMPIRAN 1 SOAL TES

(59)

KISI-KISI BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA TES 1 Sekolah : SMPN 3 Gantarangkeke

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII

Alokasi Waktu : 30 menit Jumlah Soal : 3 Soal

Bentuk soal : Pilihan Ganda

NO Kompetensi Dasar Kelas Materi Indikator Soal Nomor Soal

Bentuk Soal

1

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas, keliling persegi panjang lebar dan panjang persegi panjang

VII Persegi Panjang

Menghitung luas dan keliling persegi panjang

1 Uraian

2 VII Persegi

Panjang

Menghitung lebar

persegi panjang 2 Uraian

3 VII Persegi

Panjang

Menghitung panjang

persegi panjang 3 Uraian

(60)

LEMBAR SOAL TES 1 (PEMILIHAN SUBJEK) Sekolah : SMPN 3 Gantarangkeke Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII

Waktu : 30 Menit

Petunjuk Pengerjaan Soal:

1. Tulislah Nama, Nis dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan!

2. Bacalah soal dibawah ini dengan cermat dan teliti!

3. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang kurang jelas!

4. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpul!

SOAL

1. Jika diketahui persegi panjang memiliki panjang 8 cm dan lebar 5 cm, maka luas dan keliling persegi panjang tersebut adalah…

2. Jika persegi panjang memiliki keliling 34 cm dan diketahui panjangnya adalah 9 cm.

Maka lebar persegi panjang tersebut adalah…

3. Diketahui luas persegi panjang adalah 357 cm2. Jika lebarnya 17 cm, maka panjang persegi panjang tersebut adalah…

***Selamat Bekerja***

(61)

KISI-KISI BUTIR SOAL HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILL) PADA TES II

Sekolah : SMPN 3 Gantarangkeke Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII

Alokasi Waktu : 30 Menit Jumlah Soal : 2 Soal Bentuk Soal : Uraian

NO Kompetensi

Dasar Kelas Materi Indikator Soal Level Kognitif

Nomor Soal

Bentuk Soal 1 Menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan keliling persegi panjang

VII Persegi Panjang

Menelaah keliling persegi panjang

C4 1 uraian

2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas persegi panjang

VII Persegi Panjang

Mengukur luas persegi panjang

C4, C6 2 uraian

Gambar

Tabel  4.1  Pengelompokan  Jenis  Kesulitan  Siswa  Kelas  VII  SMP  Negeri 3 Gantarangkeke Dalam Menyelesaikan Soal HOTS
Gambar 4.1 Jawaban S1 Soal Nomor 1
Gambar 4.2 Jawaban S2 pada soal Nomor 1
Gambar 4.3 Jawaban S3 pada soal Nomor
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada persyaratan teknis terdapat dua puluh satu atribut, enam belas atribut dari segi produk dan lima atribut dari segi kemasan dalam mengembangkan produk keripik

Berdasarkan sebaran posisi ikan terubuk yang tertangkap pada jaring dua lapis mengindikasikan bahwa keberadaan potensi atau populasi ikan terubuk yang beruaya membentuk kelompok

Tényleg nem tudom, változott-e valami. Megakadtam, el- akadtam az írással. Az első jegyzet a könyvről nagyon, talán túlzottan is személyesre sikeredett. Nyilvánvalóan

Oleh karena begitu banyaknya hal yang dapat diangkat dari kajian filologi, penulis membatasi penelitian hanya pada penyajian suntingan teks Hikayat Raja Handak W 88 dan W 91

Penelitian yang relevan terkait analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yakni Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal HOTS Fisika Materi Getaran Harmonis di SMA

Pencairan dana beasiswa ditransfer ke rekening penerima beasiswa, universitas, atau pihak ketiga sesuai dengan komponen beasiswa yang diajukan. Setiap penerima

Begitu pula sama kuatnya posisi anak laki-laki dan anak perempuan sebagai ahli waris, juga mengenai ahli waris pengganti, tidak pernah tertutup karena keberadaan ahli

Konversi karbohidrat dalam pati ubi gadung menjadi LA digunakan suatu katalis yaitu asam sulfat untuk mempercepat reaksi- nya seperti pada penelitian-penelitian yang