4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner, dengan objek penelitian Wajib Pajak Orang Pribadi yang merupakan UMKM. Dan memiliki NPWP. Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner adalah 100 kuesioner. Total kuesioner yang disebar dalam penelitian ini adalah sebanyak 108 kuesioner. Dari 108 kuesioner ini 100 kuesioner sesuai kriteria, namun 8 diantaranya tidak sesuai dengan kriteria. Kuesioner yang tidak sesuai kriteria adalah kuesioner yang penghasilan penjualan tahun 2016 nya diatas 4,8 miliyar. Kuesioner dibagikan secara manual yaitu diberikan langsung kepada responden yang mempunyai usaha di Surabaya.
Tabel 4.1 Hasil Rincian Kuesioner Kuesioner
yang Disebar
Kuesioner yang Kembali
Kuesioner Tidak Sesuai
Kriteria
Kuesioner yang Dapat
diolah
108 108 8 100
Sumber: Hasil Pengolahan kuesioner 4.1.1 Data Responden
Penelitian ini menggunakan deskripsi profil responden yang dibagi berdasarkan jenis kelamin, umur, rata-rata penghasilan, bidang usaha, dan kepemilikan usaha online..
Tabel 4.2 Deskripsi Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 55 55%
Wanita 45 45%
Total 100 100,00%
Sumber: Hasil Olahan
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 55 orang (55%) dari jumlah total responden dan jumlah responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 45 orang (45%) dari total keseluruhan responden.
Tabel 4.3 Deskripsi Profil Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase Kurang dari 30
Tahun 28 28%
31-40 Tahun 30 30%
41-50 Tahun 22 22%
Lebih dari 50
Tahun 20 20%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden atau wajib pajak orang pribadi UMKM yang menjadi sampel dalam penelitian ini berada dalam range usia 31-40 tahun, yaitu sebanyak 30 orang (30%) dari jumlah keseluruhan responden yang kemudian diikuti oleh wajib pajak orang pribadi dalam range usia kurang dari 30 tahun sebanyak 28 orang (28%).
Tabel 4.4 Deskripsi Profil Responden Berdasarkan Omzet per tahun Omzet per tahun Frekuensi Persentase
≤ 4.800.000.000,- 100 100%
≥ 4.800.000.000,- 0 0%
Sumber: Hasil Olahan
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa seluruh responden memiliki omzet dibawah 4.800.000.000,- dengan persentase 100%
Tabel 4.5 Deskripsi Profil Responden Berdasarkan Rata-Rata Penghasilan(pertahun)
Rata-Rata Penghasilan (pertahun)
Frekuensi Persentase
0 – Rp 500.000.000 23 23%
Antara
Rp.500.000.000 – Rp.1.000.000.000
24 24%
Antara
Rp.1.000.000.000- Rp.2.500.000.000
28 28%
Antara
Rp.2.500.000.000- Rp.4.800.000.000
25 25%
Total 100 100,00%
Sumber: Hasil Olahan
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden, yaitu sejumlah 28 orang (28%) merupakan responden dengan rata-rata
penghasilan pertahun antaraRp.1.000.000.000-Rp.2.500.000.000 yang kemudian diikuti oleh responden dengan rata-rata penghasilan pertahun antara
Rp.2.500.000.000-Rp.4.800.000.000 sebanyak 25 orang (25%)
.Tabel 4.6 Deskripsi Profil Responden Berdasarkan Bidang Usaha Bidang Usaha Frekuensi Presentase
Usaha Dagang 53 53%
Kuliner 11 11%
Jasa 24 24%
Lainnya 12 12%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olahan
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sejumlah 53 orang (53%) merupakan responden yang memiliki bidang usaha dagang, yang kemudia diikuti dengan jasa (24%) , usaha lainnya (12%) dan kuliner (8 %).
Tabel 4.7 Deskripsi Profil Responden Berdasarkan penjualan dalam bidang online (olshop)
Melayani penjualan secara online Frekuensi Persentase
Ya 41 41%
Tidak 59 59%
Total 100 100,00%
Sumber: Hasil Olahan
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang tidak melakukan penjualan secara online sebanyak 59 orang (59%) dari jumlah total responden dan jumlah responden yang melayani transaksi secara online sebanyak 41 orang (41%) dari total keseluruhan responden.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dibutuhkan untuk memberikan gambaran umum dari variabel yang bersifat kualitatif yang dikuantitatifkan menggunakan skala likert.
Pengukuran statistic deskriptif yang dilakukan adalah nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
Variabel dalam penelitian ini meliputi kesadaran pajak, pengetahuan perpajakan, sanksi perpajakan, kualitas pelayanan otoritas pajak dan kepatuhan wajib pajak UMKM. Berikut hasil statistik deskriptif:
1. Kesadaran Pajak
Tabel 4.8 Data Statistik Deskriptif Kesadaran Pajak Pertanyaan N Min Max Mean Std. Deviation
X1.1 100 1 5 2.88 1.444
X1.2 100 1 5 3.08 1.468
X1.3 100 1 5 3.02 1.428
X1.4 100 1 5 2.88 1.493
Valid N 100 2.96 1.459
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel Kesadaran pajak memiliki 4 pertanyaan yang dijawab oleh 100 (N) responden. Dari pertanayaan-pertanyaan tersebut nilai minimum indikator adalah 1 dan maksimum 5. Nilai rata-rata dari empat pertanyaan tersebut adalah 2.96 dengan standar deviasi sebesar 1.459 .
2. Pengetahuan Perpajakan
Tabel 4.9 di bawah, menunjukan bahwa variabel Pengetahuan perpajakan memiliki 4 pertanyaan yang dijawab oleh 100 (N) responden. Dari pertanayaan-pertanyaan tersebut nilai minimum indikator adalah 1 dan maksimum 5. Nilai rata-rata dari empat pertanyaan tersebut adalah 3.07 dengan standar deviasi sebesar 1.366.
Tabel 4.9 Data Statistik Deskriptif Pengetahuan Perpajakan Pertanyaan N Min Max Mean Std. Deviation
X2.1 100 1 5 2.92 1.468
X2.2 100 1 5 3.23 1.340
X2.3 100 1 5 3.00 1.263
X2.4 100 1 5 3.12 1.395
Valid N 100 3.07 1.366
Sumber: Hasil Olahan
3. Sanksi Denda Perpajakan
Tabel 4.10 di bawah, menunjukan bahwa variabel Sanksi perpajakan memiliki 4 pertanyaan yang dijawab oleh 100 (N) responden. Dari pertanayaan-pertanyaan tersebut nilai minimum indikator adalah 1 dan maksimum 5. Nilai rata-rata dari empat pertanyaan tersebut adalah 3.20 dengan standar deviasi sebesar 1.387 .
Tabel 4.10 Data Statistik Deskriptif Sanksi Denda Perpajakan Pertanyaan N Min Max Mean Std. Deviation
X3.1 100 1 5 3.03 1.344
X3.2 100 1 5 3.34 1.372
X3.3 100 1 5 3.11 1.442
X3.4 100 1 5 3.31 1.390
Valid N 100 3.20 1.387
Sumber: Hasil Olahan
4. Kualitas Pelayanan Otoritas Pajak
Tabel 4.11 Data Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Otoritas Pajak Pertanyaan N Min Max Mean Std. Deviation
X4.1 100 1 5 2.88 1,416
X4.2 100 1 5 2.95 1.373
X4.3 100 1 5 3.06 1.309
X4.4 100 1 5 3.10 1.432
X4.5 100 1 5 3.10 1.396
X4.6 100 1 5 2.85 1.359
X4.7 100 1 5 2.95 1.359
Valid N 100 3.13 1.378
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.11 menunjukan bahwa variabel Kualitas pelayanan otoritas pajak memiliki 7 pertanyaan yang dijawab oleh 100 (N) responden.Pertanyaan- pertanyaan tersebut dinilai memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5. Nilai rata-rata dari lima belas pertanyan tersebut adalah 3.13 dengan standar deviasi sebesar 1.378.
5. Kepatuhan Pajak
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel kepatuhan pajak memiliki 4 pertanyaan yang dijawab oleh 100 (N) responden.Pertanyaan-pertanyaan tersebut dinilai memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5. Nilai rata-rata dari lima belas pertanyan tersebut adalah 3.07 dengan standar deviasi sebesar 1.401.
Tabel 4.12 Data Statistik Deskriptif Kepatuhan Pajak Pertanyaan N Min Max Mean Std. Deviation
Y.1 100 1 5 3.18 1.388
Y.2 100 1 5 3.01 1.425
Y.3 100 1 5 2.87 1.361
Y.4 100 1 5 2.98 1.428
Valid N 100 3.07 1.401
Sumber: Data Primer yang Diolah
4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data 4.2.2.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varians kesalahan yang kecil sehingga dapat dipercaya bahwa angka yang dihasilkan merupakan angka yang sebenarnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi Product Moment yaitu dengan mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor total variabel.
Berikut hasil uji validitas untuk setiap pertanyaan pada kuesioner:
1. Kesadaran Pajak
Tabel 4.13Hasil Uji Validitas Kesadaran Pajak
No Item
Pernyataan
Skor Total Variabel X1
Keterangan Koefisien korelasi P-value
1 X1.1 0,482 0,000 Valid
2 X1.2 0,472 0,000 Valid
3 X1.3 0,555 0,000 Valid
4 X1.4 0,455 0,000 Valid
Sumber: Hasil SPSS
Berdasarkan tabel 4.13 ditunjukkan bahwa tidak terdapat item pernyataan pada variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1) yang tidak valid. Hal tersebut dapat
diketahui dari nilai r hitung yang lebih besar dari r table (0.197) atau tingkat signifikan yang dihasilkan nilainya kurang dari 0,05. Sehingga didapatkan hasil yang Valid.
2. Pengetahuan Perpajakan
Tabel 4.14Hasil Uji Validitas Pengetahuan Perpajakan
No Item
Pernyataan
Skor Total Variabel X2
Keterangan Koefisien korelasi P-value
1 X2.1 0,488 0,000 Valid
2 X2.2 0,473 0,000 Valid
3 X2.3 0,508 0,000 Valid
4 X2.4 0,513 0,000 Valid
Sumber: Hasil SPSS
Berdasarkan tabel 4.14 ditunjukkan bahwa tidak terdapat item pernyataan pada variabel Pengetahuan Perpajakan (X2) yang tidak valid. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (0.197) atau tingkat signifikan yang dihasilkan nilainya kurang dari 0,05. Sehingga didapatkan hasil yang Valid.
3. Sanksi Perpajakan
4. Tabel 4.15Hasil Uji Validitas Sanksi Perpajakan
No Item
Pernyataan
Skor Total Variabel X3
Keterangan Koefisien korelasi P-value
1 X3.1 0,438 0,000 Valid
2 X3.2 0,520 0,000 Valid
3 X3.3 0,620 0,000 Valid
4 X3.4 0,489 0,000 Valid
Sumber: Hasil SPSS
Berdasarkan tabel 4.15 ditunjukkan bahwa tidak terdapat item pernyataan pada variabel Sanksi Pajak (X3) yang tidak valid. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (0.197) atau tingkat signifikan yang dihasilkan nilainya kurang dari 0,05. Sehingga didapatkan hasil yang Valid.
4. Kualitas Pelayanan Otoritas Pajak
Tabel 4.16Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan Otoritas Pajak
No Item
Pernyataan
Skor Total Variabel X4
Keterangan Koefisien korelasi P-value
1 X4.1 0,437 0,000 Valid
2 X4.2 0,374 0,000 Valid
3 X4.3 0,437 0,000 Valid
4 X4.4 0,478 0,000 Valid
5 X4.5 0,506 0,000 Valid
6 X4.6 0,355 0,000 Valid
7 X4.7 0,484 0,000 Valid
Sumber: Hasil SPSS
Berdasarkan tabel 4.16 ditunjukkan bahwa tidak terdapat item pernyataan pada variabel Kualitas Pelayanan (X4) yang tidak valid. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (0.197) atau tingkat signifikan yang dihasilkan nilainya kurang dari 0,05. Sehingga didapatkan hasil yang Valid.
5. Kepatuhan Pajak
Tabel 4.17Hasil Uji Validitas Kepatuhan Pajak
No Item
Pernyataan
Skor Total Variabel X5
Keterangan Koefisien korelasi P-value
1 Y1 0,572 0,000 Valid
2 Y2 0,460 0,000 Valid
3 Y3 0,541 0,000 Valid
4 Y4 0,541 0,000 Valid
Sumber: Hasil SPSS
Berdasarkan tabel 4.17 ditunjukkan bahwa tidak terdapat item pernyataan pada variabel Kekpatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) yang tidak valid Hal tersebut dapat diketahui dari nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (0.197) atau tingkat signifikan yang dihasilkan nilainya kurang dari 0,05. Sehingga didapatkan hasil yang Valid.
4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas digunakan digunakan untuk menguji apakah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dalam mengukur reliabilitas, digunakan metode alpha cronbach.
Jika nilai alpha dari pengujian >0,6 maka dapat dikatakan hasil pengukuran reliable. Sebaliknya jika nilai alpha <0,6 maka dikatakan hasil pengukuran tidak reliable. Berikut hasil uji reliabilitas setiap variabel:
Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Penelitian Cronbach Alpha Keterangan
1 Kesadaran Perpajakan (X1) 0,613 Reliabel
2 Pengetahuan Perpajakan (X2) 0,618 Reliabel
3 Sanksi Perpajakan (X3) 0,646 Reliabel
4 Kualitas Pelayanan (X4) 0,645 Reliabel
5 Kepatuhan Pajak (Y) 0,657 Reliabel
Sumber: Hasil SPSS
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Variabel dependen yaitu Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) dan variabel independen adalah Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4) adalah reliabel karena nilai Cronbach Alpha yang dihasilkan melebihi 0,60. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel dari setiap kuesioner dalam penelitian ini sudah reliable.
4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang didapat telah sahih (benar, dapat diterima), maka perlu melakukan pengujian terhadap kemungkinan adanya pelanggaran asumsi klasik. Adapun hasil dari asumsi klasik adalah sebagai berikut:
4.2.3.1 Hasil Uji Normalitas
Pengujian ini memiliki tujuan untuk melihat apakah variabel dependen dan independennya memiliki distribusi yang normal atau tidak. Dalam hal ini normal diartikan dengan tidak ada responden yang menjawab secara ekstrim atau berbeda dari yang lain. Dalam pengujian ini digunakan kolmogorov smirnov. Jika Kolmogorov smirnov memiliki nilai lebih dari 0,05 maka data telah terdistribusi secara normal. Berikut hasil pengujian normalitas:
Tabel 4.19.Hasil Uji Normalitas Pada Residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .62925349
Most Extreme Differences Absolute .081
Positive .070
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .807
Asymp. Sig. (2-tailed) .532
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil SPSS
Tabel4.19 menunjukkan bahwa distribusi data pada residual adalah telah memenuhi distribusi normal, karenanilaiKolmogorov-Smirnov yang dihasilkan0,807dengan tingkat signifikan sebesar 0,532 lebih dari 5%. Apabila residual (ui) berdistribusi normal dengansendirinyaVariabel dependen yaitu Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) dan variabel independen adalah Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), danKualitas Pelayanan (X4)telah berdistribusi normal. Sehingga analisis regresi linear berganda bisa dilanjutkan.
4.2.3.2 Uji Multikoliniearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam regresi tidak berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Dari dugaan adanya multikolinearitas tersebut maka perlu adanya pembuktian secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinearitas yang dapat dilakukan dengan cara menghitung VIF. Jika VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas kalau lebih kecil dari 10 tidak terjadi multikolinearitas.
Adapun nilai VIF yang dihasilkan oleh variabel independen adalah Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.20. Nilai VIF Pengujian Multikolinearitas
No Variabel-Variabel Penelitian Tolerance VIF Keterangan
1 Kesadaran Wajib Pajak (X1) 0.967 1.034 Tidak ada multikolinearitas 2 Pengetahuan Perpajakan (X2) 0.927 1.078 Tidak ada multikolinearitas 3 Sanksi Pajak (X3) 0.857 1.167 Tidak ada multikolinearitas 4 Kualitas Pelayanan (X4) 0.891 1.123 Tidak ada multikolinearitas
Sumber: Hasil SPSS
Tabel 4.20 menunjukkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas, dilihat dari nilai VIF pada variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4)yang kurang dari angka 10 dan nilai tolerancelebih dari 0,1.
4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Varian variabel bebas tidak konstan atau berbeda untuk setiap nilai tertentu variabel bebas.Pada regresi linear nilai residual atau nilai mutlak dari residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara unstandardized residual dengan seluruh variabel bebas.
Adapun hasil uji heteroskedastisitas pada variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4)adalah sebagai berikut :
Tabel 4.21Hasil Dari Uji Korelasi Rank Spearman
No Variabel Penelitian Korelasi Rank
Spearman P-value Keterangan
1 Kesadaran Wajib Pajak (X1) -0.024 0.809 Tidak terjadi heteroskedastisitas 2 Pengetahuan Perpajakan (X2) -0.002 0.983 Tidak terjadi heteroskedastisitas 3 Sanksi Pajak (X3) -0.014 0.890 Tidak terjadi heteroskedastisitas 4 Kualitas Pelayanan (X4) -0.016 0.874 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Hasil SPSS
Tabel 4.21 menunjukkan bahwa antar residual dengan variabel bebas tidak terjadi heteroskedastisitas, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikan pada variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4) yang memiliki nilai p-value (sig.) lebih dari 5%.
4.2.4 Model Persamaan Regresi Linear Berganda
Adapunhasil pengolahan analisisregresi linier berganda Variabel dependen yaitu Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) dan variabel independen Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4)dapat dilihat pada tabeldibawah ini:
Tabel 4.22 Persamaan Regresi Linier Berganda
Variabel bebas Koefisien regresi
Konstanta 1.474
Kesadaran Wajib Pajak (X1) -0.226
Pengetahuan Perpajakan (X2) 0.228
Sanksi Pajak (X3) 0.222
Kualitas Pelayanan (X4) 0.267
Sumber: Hasil SPSS
Berdasarkan tabel 4.22 di atas, maka persamaan regresi yang didapat adalah : Y=1.474- 0.226X1+ 0.228X2+0.222X3+0.267X4+ e
Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut :
1. b0 = Konstanta = 1.474menunjukkan besarnya nilai Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y). Jika variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4), sama dengan nol atau konstan, maka Y sebesar1.474.
2. b1 = Koefisien regresi untuk X1 = -0.226yang berarti setiap adanya peningkatan pada variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1)sebesar satu satuan, maka mengakibatkan variabel Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) turun sebesar 0.226satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
3. b2 = Koefisien regresi untuk X2= 0.228yang berarti setiap adanya peningkatan pada variabel Pengetahuan Perpajakan (X2)sebesar satu satuan, maka mengakibatkan variabel Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) naik sebesar 0.228satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
4. b3 = Koefisien regresi untuk X3= 0.222yang berarti setiap adanya peningkatan pada variabel Sanksi Pajak (X3)sebesar satu satuan, maka mengakibatkan variabel Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) naik sebesar 0.222satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
5. b4 = Koefisien regresi untuk X4= 0.267yang berarti setiap adanya peningkatan pada variabel Kualitas Pelayanan (X4)sebesar satu satuan, maka mengakibatkan variabel Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) naik sebesar 0.267satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
4.2.5 Hasil Uji Hipotesis 4.2.5.1 Hasil Uji F
Hasil uji F dapat digunakan untuk mengetahui kecocokan model regresi linier berganda Variabel dependen yaitu Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y) dan variabel independen adalah Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4). Adapun hasil dari uji F adalah sebagai berikut :
Tabel 4.23 Hasil ANOVA Regresi Linier Berganda
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 14.915 4 3.729 9.036 .000a
Residual 39.200 95 .413
Total 54.115 99
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil SPSS
Tabel 4.23 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 9.036 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti model regresi yang dihasilkan adalah sesuaiuntukmengetahuipengaruhvariabel independen adalah Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4) terhadap Variabel dependen yaitu Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y).
4.2.5.2 Hasil Uji T
Fungsi dari uji T adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan dalam uji T, dapat dengan cara membandingkan nilai signifikansi probabilitas dengan nilai alpha sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas < dari nilai alpha maka variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji T dalam penelitian ini:
Tabel 4.24. Hasil Uji tRegresi Linier Berganda
Variabel bebas t-hitung Tingkat
signifikan Kesimpulan
Konstanta 2.745 0.007 Berpengaruh
Kesadaran Wajib Pajak (X1) -2.457 0.016 Berpengaruh Pengetahuan Perpajakan (X2) 2.299 0.024 Berpengaruh
Sanksi Pajak (X3) 2.292 0.024 Berpengaruh
Kualitas Pelayanan (X4) 2.357 0.020 Berpengaruh
Sumber: Hasil SPSS
Tabel 4.24 menunjukkan bahwa variable Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pengetahuan Perpajakan (X2), Sanksi Pajak (X3), dan Kualitas Pelayanan (X4)secara parsial berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Y).
Hal ini dilihat dari nilai t hitungvariabel yang dihasilkan dan tingkat signifikan yang kurang dari 5%.
4.3 Analisis
4.3.1 Temuan dan Interpretasi
4.3.1.1 PengaruhKesadaran Pajak terhadap Kepatuhan Pajak
Menurut hasil dari uji parsial (uji t) diketahui bahwa kesadaran pajak memiliki pengaruh negatif terhadap kepatuhan pajak. Hal tersebut didapat dari tabel 4.21 yang menunjukkan bahwa t hitung memiliki nilai yang lebih besar dari t tabel dengan nilai t hitung sebesar 2.47 dan t tabel sebesar 1.98525, dan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai signifikan 0,016., maka hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan tentang kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan pajak dapat diterima.
Hasil dari penelitian ini yaitu kesadaran pajak berpengeruh negatif, jadi dari hasil penyebearan kuesioner masih banyak wajib pajak UMKM yang memiliki kesadaran yang rendah tetapi memiliki kepatuhan yang tinggi. Jadi, penulis mengambil kesimpulan wajib pajak pajak tetap membayarkan pajaknya sesuai aturan yang berlaku, tetapi sebenarnya mereka tidak memiliki kesadaran akan fungsi pembayaran pajak. Mereka hanya membayarkan pajaknya karena itu diatur dalam undang-undang. Sehingga walupun mereka membayarkan pajaknya dan dianggap patuh, tetapi mereka tidak memiliki kesadaran akan pembayaran pajak tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kamil (2015) menunjukam adanya pengaruh positif dan signifikan variable kesadaran pajak terhadap kepatuhan pajak.
Menurutnya, kesadaran harus dimiliki oleh setiap wajib pajak, karena kesadaran pajak merupakan dasar wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Dengan kesadaran tinggi maka wajib pajak akan termotivasi untuk membayar pajak karena mengetahui fungsi dan manfaat pajak yang besar bagi Indonesia.
4.3.1.2 Pengaruh Pengetahuan perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak Menurut hasil dari uji parsial (uji t) diketahui bahwa pengetahuan perpajakan memiliki pengaruh negatif terhadap kepatuhan pajak. Hal tersebut didapat dari tabel 4.21 yang menunjukkan bahwa t hitung memiliki nilai yang lebih besar dari t tabel dengan nilai t hitung sebesar 2,299 dan t tabel sebesar 1.98585, dan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai signifikan 0,024.
Hasil ini sama dengan penelitian Kamil (2015). Penelitian yang dilakukan oleh Yulianawati (2011) mendukung hasil penelitian ini. Menurut Yulianawati
tingkat pengetahuan wajib pajak dipengaruhi oleh factor pendidikan wajib pajak itu sendiri, oleh sebab itu jika tingkat pendidikan wajib pajak tentang pajak juga rendah dan jika pengetahuan wajib pajak tentang pajak rendah maka kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak juga rendah.
4.3.1.3PengaruhSanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak
Menurut hasil dari uji parsial (uji t) diketahui bahwa sanksi perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Hal tersebut didapat dari tabel 4.21 yang menunjukkan bahwa t hitung memiliki nilai yang lebih besar dari t tabel dengan nilai t hitung sebesar 2,292 dan t tabel sebesar 1.98585, dan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai signifikan 0,024.
Sanksi dibuat untuk memastikan bahwa peraturan yang berlaku telah dipatuhi. Sanksi perpajakan merupakan hal yang penting, mengingat system perpajakan di Indonesia menggunakan self assessment. Sehingga sansksi perpajakan juga akan meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian oleh Jatmiko (2006), Jotopurnomo (2013) dan Efebra (2015) yang menyatakan adanya pengaruh positif antara sanksi perpajakan dengan kepatuhan pajak. Menurut Jatmiko (2006), walaupun wajib pajak tidak mendapat penghargaan walaupun patuh, wajib pajak tetap akan dikenakan sanksi apabila tidak patuh dalam pelaksanaan kewajiban perpajakannya. Sehingga wajib pajak tidak memiliki pilihan lain selain mematuhi peraturan tersebut. Penelitian ini sama dengan penelitian Efebra (2015), wajib pajak merasa takut akan sanksi pajak. Apabila wajib pajak tidak patuh, maka wajib pajak akan merasa tidak tenang karena mengetahui adanya sanksi pajak yang besar. Kesimpulannya, semakin tinggi sanksi yang diberikan atas tindakan tidak patuh maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak.
Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian Kamil (2015), yang menunjukan bahwa dengan adanya sanksi pajak, wajib pajak akan takut untuk tidak patuh. Sanksi memiliki tujuan untuk memastikan peraturan perpajakan yang berlaku dipatuhi oleh wajib pajak. Wajib pajak akan memilih untuk membayar
pajak daripada harus mengambil resiko untuk tidak patuh yang kemudian kan terdeteksi oleh petugas pajak dan terpaksa harus membayar sanksi yang
diberlakukan.
4.3.1.4 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Pajak
Menurut hasil dari uji parsial (uji t) diketahui bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. Hal tersebut didapat dari tabel 4.21 yang menunjukkan bahwa t hitung memiliki nilai yang lebih besar dari t tabel dengan nilai t hitung sebesar 2,357 dan t tabel sebesar 1.98585, dan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai signifikan 0,020.
Kualitas pelayanan fiskus yang bertanggung jawab sangat dibutuhkan guna mengingkatkan kepatuhan pajak, karena fiskus juga berkewajiban memberikan pelayanan yang baik agar hak dan kwajiban perpajakan dapat dilaksanakan dengan benar oleh wajib pajak.
Pentingnya meningkatkan kualitas pelayanan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak telah dikemukakan oleh Jatmiko (2006), Jotopurnomo (2013), Hardiningsih dan Yulianawati (2015) dan Kamil (2015) yang juga menemukan adanya pengaruh positif antara kualitas pelayanan terhadap kepatuan pajak, dengan memberikan layanan yang jelas dan akurat kepada wajib pajak maka wajib pajak dapat melaksanakan kewajibannya dengan lancer. Oleh karena itu, petugas diharapkan memiliki kemampuan, pengalaman, dan pengetahauan dalam hal perpajakan agar dapat memberi layanan informasi, bimbingan atau arahan yang jelas dan akurat kepada wajib pajak yang hendak melaksanakan kewajiban perpajakannya.