• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Ruang Lingkup UMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengertian dan Ruang Lingkup UMKM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Lingkup UMKM

HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami pengertian koperasi, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah.

KRITERIA PENILAIAN

1. Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara koperasi, usaha mikro, usaha kecil , dan usaha menengah.

2. Mahasiswa dapat memahami kelebihan dan kekurangan UMKM sehingga bisa mengatasi kekurangan dan memanfaatkan kelebihan untuk merebut peluang usaha.

SUB POKOK BAHASAN 1 Pengertian Koperasi 2 Pengertian Usaha Mikro 3 Pengertian Usaha Kecil 4 Pengertian Usaha Menengah 5 Kelebihan dan Kekurangan UMKM

SUMBER PUSTAKA

1. Hubeis, Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis. Ghalia Indonesia.

Bogor.

2. Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia Isu-isu Penting. LP3ES.

Jakarta.

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

1.1 Pengertian Koperasi

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan usaha yang paling banyak digeluti di Indonesia dan menjadi sumber penghidupan sebagian besar tenaga kerja sejak sebelum krisis, apalagi setelah krisis ekonomi tahun 1997-1998. Koperasi yang seringkali disebut beriringan dengan UMKM merupakan usaha yang dijalankan bersama oleh sekelompok orang (minimal 20 orang) yang kadang merupakan usaha mikro, bisa jadi usahanya skala kecil, atau sudah berkembang menjadi usaha menengah, bahkan bisa jadi menjadi usaha besar. Dalam pembahasan sepanjang buku ini, UMKM akan dipisahkan pembahasaannya dengan koperasi.

(2)

Sebelum lebih jauh masuk ke pembahasan, terlebih dahulu kita sepakati dahulu masing- masing pengertian dari UMKM dan koperasi. Terutama UMKM banyak sekali yang membuat definisi yang berbeda, termasuk kriteria-kriterianya. Dalam pembahasan di buku ini, penulis lebih memilih untuk membahasakannya menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Definisi ini adalah definisi yang sudah dianggap paling sesuai di zamannya yang sudah harus ditegaskan kembali dengan adanya tambahan kata adanya pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha.

Bentuk koperasi bisa dibagi menjadi koperasi primer dan sekunder. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang perseorangan, sedangkan Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum Koperasi. Baik koperasi primer maupun koperasi sekunder, mereka ada dan saling mendukung untuk melakukan sebuah gerakan yang tiada henti yaitu gerakan koperasi. Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan Perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita dan tujuan Koperasi. Koperasi yang didirikan untuk antara lain menyejahterakan para anggotanya memiliki dewan koperasi. Dewan Koperasi Indonesia adalah organisasi yang didirikan dari dan oleh Gerakan Koperasi untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi.

1.2 Pengertian Usaha Mikro

UMKM (secara umum) didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada aspek dan perspektif negara asal yang mendefinisikannya. Berikut ini UMKM didefinisikan secara berbeda:

1. Di Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UMKM berdasarkan kepentingan lembaga yang memberikan definisi.

a. Badan Pusat Statistik (BPS); UMKM adalah perusahaan atau industri dengan pekerja antara 5-19 orang.

b. Bank Indonesia (BI): UMKM adalah perusahaan atau industry dengan karakteristik berupa:

modalnya kurang dari Rp20 juta, untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juta, memiliki aset maksimum Rp600 juta di luar tanah dan bangunan, dan omset tahunan kurang dari atau sama dengan Rp1 miliar.

(3)

c. Departemen (sekarang Kementerian Negara) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UU No.9 Tahun 1995): UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp50 juta – Rp200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan omset tahunan ≤ Rp1 Miliar; dalam UU UMKM/2008 dengan kekayaan bersih Rp50 juta – Rp10 miliar dan omset Rp300 juta – Rp50 miliar.

d. Keppres No. 16/1994: UMKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp400 juta.

e. Departemen Perindustrian dan Perdagangan: UMKM adalah perusahaan yang memiliki asset maksimum Rp600 juta di luar tanah dan bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung) dan memiliki modal kerja di bawah Rp25 juta (Departemen Perdagangan sebelum digabung).

f. Departemen Keuangan: UMKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp600 juta per tahun dan atau aset maksimum Rp600 juta di luar tanah dan bangunan.

g. Departemen Kesehatan: perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merek Dalam Negeri (MD), dan Merek Luar Negeri (ML).

2. Di Negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UMKM yang sesuai menurut karakteristik masing-masing negara, yaitu sebagai berikut:

a. World Bank: UMKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang, pendapatan pertahun US$3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US$ 3 juta.

b. Di Amerika: UMKM adalah industri yang tidak dominan di sektornya dan mempunyai pekerja kurang dari 500 orang.

c. Di Eropa: UMKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10 – 40 orang dan pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang, dikategorikan usaha rumah tangga.

d. Di Jepang: UMKM adalah industri yang bergerak di bidang manufaktur dan retail/service dengan jumlah tenaga kerja 54-300 orang dan modal ¥ 50 juta – 300 juta.

e. Di Korea Selatan: UMKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang dan aset

<US$ 60 juta.

f. Di beberapa negara Asia Tenggara: UMKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-15 orang (Thailand), atau 5-50 orang (Malaysia), atau 10-99 orang (Singapura), dengan modal ± US$ 6 juta.

Berikut ini akan dijelaskan satu persatu usaha ditinjau dari UU Nomor 20 Tahun 2008. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.

Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

(4)

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

c. milik warga negara Indonesia,

d. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar dan

e. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

1.3 Pengertian Usaha Kecil

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baiklangsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria. Kriteria usaha kecil adalah:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. milik warga negara Indonesia,

d. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar dan

e. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

1.4 Pengertian Usaha Menengah

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan tertentu. Kriteria usaha menengah antara lain:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

(5)

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

c. milik warga negara Indonesia, d. berdiri sendiri,

e. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

Kriteria nominal aset maupun omset disesuaikan dengan perkembangan ekonomi yang akan diatur melalui Peraturan Presiden, baik usaha mikro, kecil maupun menengah.

Selain dari sisi ciri-ciri secara fisik (omset maupun aset) yang dimiliki, kita bisa melihat berbagai perbedaan lainnya yang bisa ditinjau dari sisi formalitas, organisasi dan manajemen, sifat dari kesempatan kerja, pola/sifat dari proses produksi, orientasi pasar, profil ekonomi dan sosial dari pemilik usaha, sumber-sumber dari bahan baku dan modal, hubungan-hubungan eksternal, dan wanita pengusaha. Secara terinci dapat dilihat dari Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1. Karakteristik Utama Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah

No. Aspek Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah

1 Formalitas Beroperasi di sektor informal;

usaha tidak terdaftar;

tidak/jarang membayar pajak

Beberapa beroperasi di sektor formal; beberapa tidak terdaftar; sedikit yang membayar pajak

Semua di sektor formal;

terdaftar dan membayar pajak

2 Organisasi dan manajemen

Dijalankan oleh pemilik; tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal (ILD), manajemen dan struktur organisasi formal (MOF);

sistem pembukuan formal (ACS)

Dijalankan oleh pemilik;

tidak ada ILD, MOF, ACS

Banyak yang

mempekerjakan manajer professional dan

menerapkan ILD, MOF, ACS

3 Sifat dari

kesempatan kerja

Kebanyakan menggunakan anggota-anggota keluarga tidak dibayar

Beberapa memakai tenaga kerja (TK) yang digaji

Semua memakai TK digaji;

semua memiliki sistem perekrutan formal 4 Pola/sifat dari

proses produksi

Derajat mekanisasi sangat rendah/umumnya manual;

tingkat teknologi sangat rendah

Beberapa memakai mesin- mesin terbaru

Banyak yang mempunyai derajat mekanisasi yang tinggi/mempunyai akses terhadap teknologi tinggi 5 Orientasi pasar Umumnya menjual ke pasar

lokal untuk kelompok berpendapatan rendah

Banyak yang menjual ke pasar domestic dan ekspor, dan melayani kelas menengah ke atas

Semua menjual ke pasar domestic dan banyak yang ekspor, dan melayani kelas menengah ke atas 6 Profil ekonomi

dan social dari pemilik usaha

Pendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin; motivasi utama adalah survival

Banyak berpendidikan baik dan dari RT non-miskin;

banyak yang bermotivasi bisnis/mencari profit

Sebagian besar berpendidikan baik dan dari RT makmur; motivasi utama adalah profit 7 Sumber-sumber

dari bahan baku dan modal

Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan yang sendiri

Beberapa memakai bahan baku impor dan

mempunyai akses ke kredit formal

Banyak yang memakai bahan baku impor dan mempunyai akses ke kredit formal

8 Hubungan- hubungan eksternal

Kebanyakan tidak mempunyai akses ke program-program pemerintah dan tidak punya

Banyak yang punya akses ke program-program pemerintah dan punya

Sebagian besar punya akses ke program-program pemerintah dan banyak

(6)

hubungan-hubungan bisnis dengan usaha besar

hubungan-hubungan bisnis dengan usaha besar (termasuk PMA)

punya hubungan-hubungan bisnis dengan usaha besar (termasuk PMA)

9 Wanita pengusaha

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat tinggi

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha cukup tinggi

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat rendah.

Sumber: Tambunan, 2012.

1.5 Kelebihan dan Kekurangan UMKM

Usaha mikro dan kecil merupakan usaha yang paling banyak digeluti di Indonesia. Usaha ini terbukti mampu menopang perekonomian rumah tangga miskin dan bisa menjadi penyangga ekonomi nasional. Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BPS dan Kemenegkop UKM (2008) menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2007 tumbuh sebesar 6,3% terhadap tahun 2006. Bila dirinci menurut skala usaha, pertumbuhan PDB Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mencapai 6,4% dan Usaha Besar (UB) tumbuh 6,2%. Dibandingkan tahun 2006 pertumbuhan PDB UKM hanya 5,7%, dan PDB UB hanya 5,2%. Pada tahun 2007 total nilai PDB Indonesia mencapai 3.957,4 triliun rupiah, dimana UKM memberikan kontribusi sebesar 2.121,3 triliun rupiah atau 53,6% dari total PDB Indonesia. Pertumbuhan PDB UKM tahun 2007 terjadi di semua sektor ekonomi. Jumlah populasi UKM pada tahun 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99% terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia.

Besarnya peran UKM harus diikuti dengan adanya pembinaan kepada berbagai kelemahan dan permasalahan yang dihadapinya. Salah satu permasalahan yang dihadapi UKM adalah terbatasnya akses UKM kepada sumber daya produktif. Akses kepada sumber daya produktif terutama terhadap permodalan, teknologi, informasi dan pasar. Bappenas (2008), menemukan bahwa dalam hal pendanaan, produk jasa lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit modal kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Bagi UKM keadaan ini sulit untuk meningkatkan kapasitas usaha ataupun mengembangkan produk-produk yang bersaing. Di samping persyaratan pinjamannya juga tidak mudah dipenuhi, seperti jumlah jaminan meskipun usahanya layak, maka dunia perbankan yang merupakan sumber pendanaan terbesar masih memandang UKM sebagai kegiatan yang beresiko tinggi. Pada tahun 2003, untuk skala pinjaman dari perbankan sampai dengan jumlah 50 juta rupiah, terserap hanya sekitar 24% ke sektor produktif, selebihnya terserap ke sektor konsumtif.

Menurut Hubeis (2009), UMKM yang ada di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan sebagaimana tertera di bawah ini.

(7)

Kelebihan-kelebihan UMKM:

1. organisasi internal sederhana,

2. mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan/ padat karya, berorientasi ekspor dan substitusi impor,

3. aman bagi perbankan dalam memberi kredit, 4. bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan, 5. mampu memperpendek rantai distribusi, dan 6. fleksibilitas dalam pengembangan usaha.

Kelemahan-kelemahan UMKM:

1. lemah dalam kewirausahaan dan manajerial, 2. keterbatasan keuangan,

3. ketidakmampuan aspek pasar,

4. keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, 5. ketidakmampuan informasi,

6. tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai, 7. tidak terorganisir dalam jaringan dan kerjasama, dan 8. sering tidak memenuhi standar.

Selain itu, sering pula ditemukan kelemahan-kelemahan lain diantaranya lemahnya akses ke bank formal, pembukuan secara spesifik.

Melihat kelebihan dan kelemahan yang ada pada UMKM di Indonesia, maka harus ada suatu strategi untuk turut membantu dan mendorong berkembangnya usaha yang mereka jalankan. Pada akhir pembahasan buku ajar ini, akan kita bahas seperti apa bantuan yang bisa kita berikan dan strategi yang akan dijalankan untuk tujuan tersebut. Pada bab kedua, kita akan membahas perusahaan-perusahaan yang ada dan dikenal di Indonesia yang dibakukan dalam sebuah bentuk usaha.

RINGKASAN

1. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

2. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro.

3. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

(8)

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baiklangsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria.

4. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan tertentu.

5. Kelebihan UMKM antara lain: organisasi internal sederhana, mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan/ padat karya, berorientasi ekspor dan substitusi impor, aman bagi perbankan dalam memberi kredit, bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan, mampu memperpendek rantai distribusi, dan fleksibilitas dalam pengembangan usaha. Kelemahannya dalam hal:

kewirausahaan dan manajerial, keuangan, aspek pasar, pengetahuan produksi dan teknologi, informasi, tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai, tidak terorganisir dalam jaringan dan kerjasama, dan sering tidak memenuhi standar.

LATIHAN SOAL

1. Sebutkan pengertian koperasi!

2. Apa perbedaan antara usaha mikro, kecil, dan menengah dari sisi omset tahunannya? Jelaskan!

3. Apa saja kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh UMKM yang ada di Indonesia menurut pendapat Saudara?

Gambar

Tabel 1.1. Karakteristik Utama Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah

Referensi

Dokumen terkait

Permainan stacko telah diterapkan dalam pembelajaran pelafalan bahasa mandarin kelas XI oleh Sholihah (2017: 6) dengan hasil pada proses pembelajaran pelafalan bahasa

Dalam menentukan kriteria kerjasama tim pada permainan sepak takraw (sesudah diberikan model pembelajaran kooperatif), didasarkan dari hasil kuesioner dimana semua

Pembinaan terhadap kursus ini diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendikbud) Nomor 0151/U/1977 tentang Pokok-pokok Pelaksanaan Pembinaan

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menunjukkan bahwa hasil penelititian terdahulu yang tidak konsisten, maka penulis bermaksud untuk membuat sebuah tulisan dari

Kegiatan pelatihan ini mendapat respon positif dari peserta pelatihan, adapun manfaat yang didapat oleh peserta pelatihan adalah menumbuhkan minat guru dalam