• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian Portofolio 1. Pengertian Penilaian Portofolio Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian Portofolio 1. Pengertian Penilaian Portofolio Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

9 A. Penilaian Portofolio

1. Pengertian Penilaian Portofolio

Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses, (Arifin, 2009: 197). Menurut Suprapranata dan Hatta (2004: 28) portofolio secara sederhana dapat diartikan sebagai bukti-bukti pengalaman belajar peserta didik yang dikumpulkan sepanjang waktu, misalnya selama satu semester atau satu tahun.

Sedangkan dalam konteks penilaian portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk menilai dan membantuk perekmbangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, (Suprapranata dan Hatta, 2004: 28). Sedangkan menurut Uno dan Koni (2013: 26) penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.

Hal tersebut serupa dengan pendapat Arifin (2009: 197) bahwa penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh peserta didik, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.

Menurrut Dasim Budimansyah dalam Sukanti (2010) penilaian portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya. Portofolio juga merupakan kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam karya

(2)

tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan belajar dan prestasi siswa, BSPN (2007). Serta menurut Marhaeni (2006) penilaian portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa melalui portofolionya, dimana pengumpulan informasi tersebut dilakukan secara formal dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap status siswa.

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai, dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan yang didasaran pada pengumpulan informasi dari peserta didik yang dilakukan pada periode tertentu.

2. Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio a. Tujuan Penilaian Portofolio

Menurut Arifin (2009: 199-200) tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor, dengan demikian rapor tetap harus dibuat.

Sedangkan menurut Suprapranata dan Hatta (2004: 76) tujuan portofolio ditetapkan oleh apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan meggunakan penilaian portofolio tersebut. Fakta yang paling penting dalam portofolio adalah digunakannya penilaiain tertulis (paper and pen assessment), project, product, dan catatan kemampuan (record of performance). Portofolio dalam penilaiain dikelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujan, yaitu:

1) Menghargai perkembangan peserta didik.

2) Mendokumentasikan proses pembelajaran.

3) Member perhatian pada prestasi kerja.

4) Mereflesikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi.

5) Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

6) Bertukar informasi antara orang tua peserta didik dan guru.

7) Mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik.

8) Meningkatkan kemampuan refleksi diri.

9) Membantu peserta didik merumuskan tujuan.

(3)

b. Fungsi Penilaian Portofolio

Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya. Portofolio dapat pula berfungsi sebagai alat untuk (1) melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, (2) perluasan dimensi belajar, (3) pembaharuan kembali proses belajar-mengajar, (4) penekanan pada pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar, (Suprapranata dan Hatta, 2004: 73),

Sedangkan menurut Arifin (2009: 201) fungsi penilaian portofolio dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu :

1) Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran.

2) Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.

3) Portofolio sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment).

4) Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.

3. Prinsip Penilaian Portofolio

Menurut Suprapranata dan Hatta (2004: 77) ada beberapa prinsip yang perlu dperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain saling percaya, kerahasiaan bersama, milik bersama, kepuasan, kesesuaian, proses, dan hasil. Hal tersebut harus dilakukan agar pencapaian hasil belajar optimum.

a. Saling Percaya

(4)

Dalam penilaian portofolio guru dan peserta didik ataupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya harus memiliki rasa saling mempercayai.

Oleh karena itu, guru dan peserta didik maupun pesera didik dengan peserta didik lainnya harus saling terbuka dan jujur satu sama lainnya. Guru hendaknya seoptimal mungkin menciptakan suasana pembelajaran dan penilaiain yang kondusif sehingga peserta didik dapat dengan mudah mempelihatan kemampuannya secara optimal sesuai dengan harapan standar kompetensii, kompetensi dasar, dan indicator yang dituntut dalam kurikulum.

b. Kerahasiaan Bersama

Kerahasiaan evidence peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik secara individu ataupun kelompok sebaiknya tidak diperlihatkan kepada peserta didik yang lain atau kelompok lain, sebelum diadakan eksibisi (pameran). Hal ini dilakukan agar peserta didik yang memiliki kelemahan tidak merasa dipermalukan. Penjagaan kerahasiaan ini akan memotivasi peseta didik untuk memperbaiki evidence mereka. Sebaliknya, peserta didik yang berpenampilan baik tidak besar kepala.

c. Milik Bersama

Semua pihak, guru maupun peserta didik harus menganggap bahwa semua evidence mereka merupakan mmilik bersama yang harus dijaga secara bersama-sama pula. Guru dan peserta didik perlu menyepakati bersama dimana evidence yang telah dihasilkan peserta didi akan disimpan. Hal ini akan mempermudah peserta didik untuk menyimpan dan mengambil kembali portofolio mereka. Selain itu, peserta didik akan merasa memiliki terhadap hasil kerja mereka, dan akan tumbuh rasa tanggung jawab.

d. Kepuasan dan Kesesuaian

Hasil akhir portofolio adalah ketercapaian standar kompetensi, kompetensi dasarr, dan indicator. Kepuasan semua pihak terleta pada tercapai tidaknya standar kometensi, kompetensi dasar maupun indiator yang dimanifestasikan melalui evidence peserta didik. Kesesuaian ini akan menjamin ketercapaian kompetensi yang menjadi criteria keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.

e. Penciptaan Budaya Mengajar

Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pembelajarannyapun menggunakan pendekatan portofolio. Artinya, jika guru dalam pembelajaran hanya menuntut peserta didik untuk menghafal pengetahuan atau fakta pada

(5)

tingkat rendah, maka penilaian portofolio tidak akan bermakna. Penilaian portofolio akan efektif jika pembelajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang nyata dan menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai pada taraf yang lebih tinggi.

f. Refleksi Bersama

Prinsip penilaian portofolio yang lain adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan refleksi bersama-sama. Peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

g. Proses dan Hasil

Penilaian portofolio juga harus diarahkan untuk menilai proses belajar peserta didik, seperti: catatan perilaku harian, sikap dan motivasi belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, baik dalam kegiatan belajar kelompok maupun individual. Bukan hanya proses belajar, tetapi juga harus menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.

4. Bentuk Penilaian Portofolio a. Tinjauan Proses

Menurut Arifin (2009: 207-208) jenis portofolio proses menunjukan tahapan belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio proses menunjukan kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indicator yang telah ditetapkan dalam kurikulum, serta menunjukan semua hasil dari awal sampai dengan akhir selama kurun waktu tertentu. Tujuan menggunakan portofolio proses adalah untuk membantu peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu, dan menunjukan pencapaian hasil belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimaan peserta didik belajar, berkreassi, termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai.

Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai, (Suprapranata & Hatta, 2004: 47- 48).

(6)

Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja (working portofolio), yaitu bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik, memantau kemajuan atau perkembangan, dan menilai peserta didik dala mengelola kegiatan belajar mereka sendiri. Peserta didik megumpulkan semua hasil kerja termasuk coretan-coretan (sketsa), buram, catatan, kumpulan untuk rangsangan, buram setengah jadi, dan pekerjaan yang sudah selesai. Portofolio kerja bermanfaat bagi peserta didik terutama untuk memberikan informasi tentang bagaimana mengorganisasikan dan mengelola kerja, merefleksi dari pencapaiannya, memantau pekembangan, dan menetapkan tujuan dan arahan, (Arifin, 2009: 208).

Menurut Suprapranata & Hatta (2004: 60-61) penilaian portofolio kerja berguna bagi peserta didik dalam hal:

1) Mengendalikan pekerjaan peserta didik 2) Merefleksikan strategi

3) Memantau perkembangan

Sedangkan portofolio kerja berguna bagi guru dalam hal:

1) Memberi kesempatan untuk memikirkan kembali arti suatu hasil pekerjaan 2) Meningkatkan motivasi

3) Memperbaiki komitmen terhadap pengajaran b. Tinjauan Hasil

Menurut Suprapranata & Hatta (2004: 61) portofolio ditinjau dari hasil adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai evidence itu terjadi. Portofolio semacam ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai.

Penilaian bentuk ini biasanya memerlukan peserta didik untuk mengkoleksi semua pekerjaan mereka, dimana pada suatu saat mereka harus menunjukan evidence yang terbaik.

1) Portofolio Dokumentasi

Portofolio dokumentasi adalah bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik yang khusus digunakan untuk penilaian.

Tidak seperti portofolio kerja, dimana koleksi dilakukan dari hari ke hari, dalam portofolio dokumentasi hanya evidence peserta didik yang terbaik yang diseleksi yang akan diajukan dalam penilaian. Dengan demikian

(7)

penilaian portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari sekumpulan evidence peserta didik selama kurun waktu tertentu.

2) Portofolio Penampilan

Portofolio penampilan adalah bentuk yang digunakan untuk memilih evidence yang paling baik yang dikerjakan oleh peserta didik ataupun kelompok peserta didik. Tidak seperti portofolio dokumentasi, portofolio penampilan hanya berisi pekerjaan peserta didik yang telah selesai, tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan peserta didik.

5. Karakteristik Penilaian Portofolio

Menurut Barton & Collin dalam Suprapranata dan Hatta (2004: 82) terdapat beberapa karakteristik esensial dalam pengembangan berbagai bentuk portofolio, yaitu:

a. Multi Sumber

Multi sumber artinya portofolio memungkinan untuk menilai berbagai mcam evidence. Multiple sumber antara lain mencakup orang (pernyataan dan observasi peserta didik, guru, program, oran tua, dan anggota masyarakat), evidence yaitu apa saja yang akan dinilai seperti foto, rancangan, journal, audio dan video tape.

b. Authentic

Evidence peserta didik haruslah autentik, artinya ditinjau dari konteks maupun fakta harus saling berkaitan satu sama lain. Evidence peserta didik yang dinilai haruslah berkaitan dengan program pengajaran, criteria, kegiatan, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator yang hendak dicapai.

Ketika portofolio digunakan untuk menilai pengaruh suatu program pada peserta didik atau anggota masyarakat, maka evidence peserta didik haruslah merefleksikan program kegiatan ketimbang kemampuan yang diperoleh diluar kelas.

c. Dinamis

Portofolio bersifat dinamis, artinya portofolio mencakup perkembngan dan perubahan. Salah satu hal yang penting dalam portofolio adalah evidence yang ditambahkan dari waktu ke waktu, tidak hanya sebelum atau sesudah penilaiain dilakukan.

d. Eksplit

(8)

Portofolio harus jelas, artinya semua tujuan pembelajaran berupa kompetensi dasar dan indkator harus dinyatakan secara jelas. Selain itu, bagaimana standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator tersebut dicapai perlu juga dinyatakan.

e. Integrasi

Portofolio senantiasa berkaitan antara program yyang dilakukan peserta didik di kelas dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, portofolio tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik tidak jauh dari apa yang mereka alami.

f. Kepemilikan

Penilaian portofolio menekankan pada adanya rasa kepemilikan, yaitu adanya keterkaitan antara evidence dengan kompetensi dasar dan indicator yang telah ditentukan dalam rangka mencapai standar kompetensi tertentu.

Peserta didik harus merasa memiliki semua evidence yang mereka hasilkan.

g. Beragam tujuan

Portofolio dilaksanakan tidak hanya mengacu pada satu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator pencapaian hasil belajar misalnya, tetapi juga mengacu ke berbagai tujuan misalnya hasil belajar.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Ani dalam Prasetyani (2010: 36) hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.Perolehan aspek- aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar, (H. Nashar dalam Setyowati, 2007: 19).

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki baik bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotorik) yang semuanya ini diperoleh melalui proses belajar mengajar, (Mappeasse, 2009). Sedangkan menurut Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(9)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, kemampuan tersebut meliputi kemampuan kognitif, afektip dan psikomotorik. Dimana kemampuan ini dimiliki setelah melalui proses belajar.

2. Factor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Dalyono dalam Setyowati (2007: 21-23) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu:

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar) 1) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat, sakitkepala, demam, pilek batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatanrohani (jiwa) kurang baik.

2) Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQ- nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik.

Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.

Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegansi tinggi saja atau bakat saja.

3) Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia.

Begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong.

4) Cara belajar

(10)

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.

b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar) 1) Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian.

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya, semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar.

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak giat belajar.

4) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan sebagainya semua ini akanmempengaruhi kegairahan belajar.

Sedangkan menurut Sugihartono, dkk. (2007: 76-77) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

3. Klasifikasi Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Setyowati (2007: 23-24) secara garis besar membaginya menjadi tigaranah, yaitu:

(11)

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan evaluasi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.

c. Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan dibidang pisik, gerakan-gerakan skil mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Sedangkan menurut Bloom dalam Sudjana (2005) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.

a. Ranah kognitif

Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:

1) Pengetahuan (knowledge)

Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya.

Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana mengguankan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat.

2) Pemahaman

Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan.

3) Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.

(12)

Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan.

4) Analisis

Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya.

Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.

5) Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas.

6) Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll.

b. Ranah afekif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

c. Ranah psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

C. Pemanfaatan Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan pekejaan siswa serta catatan tentang kemajuan belajar siswa. Menurut Marhaeni (2006) dalam suatu portofolio terdapat paling sedikit tujuh elemen pokok, yaitu (1) adanya tujuan yang jelas, dan dapat mencakup lebih dari satu ranah, (2) kualitas hasil (outcome), (3) bukti-bukti otentik yang mencerminkan dunia nyata dan bersifat multi sumber, (4) kerjasama siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru, (5) penilaian yang integratif dan dinamis karena mencakup multidimensi, (6) adanya kepemilikan (ownership) melalui refleksi diri dan evaluasi diri, (7) perpaduan asesmen dengan pembelajaran.

(13)

Salah satu alasan mengapa system penilaian portofolio dirasa perlu digunakan dalam sebuah proses pembelajaran. Hal ini karena masih banyaknya pendidik yang menggunakan system penilaian konvensional. Dimana system penilaian konvensional hanya berbentuk tes-tes baku yang dianggap tidak mampu menampilkan kemampuan siswa secara menyeluruh. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan tes baku adalah tes-tes yang secara tradisional digunakan untuk mengukur perkembangan belajar. Tes- tes tersebut kebanyakan berbentuk tes objektif dimana hanya ada satu pilihan jawaban yang benar. Tes-tes tersebut dikembangkan dalam format pilihan ganda, satu butir tes disediakan tiga hingga lima kemungkinan jawaban. Sebelum digunakan, tes-tes tersebut distandarisasi terlebih dahulu. Dalam perkembangan berikutnya, tes-tes di kelas pun, yang sifatnya formatif, juga menggunakan bentuk-bentuk tes baku tersebut.

Penilaian portofolio ini memiliki 2 bentuk, yaitu penilaian yang ditinjau dari proses dan penilaian yang ditinjau dari produk. Hal ini berkaitan dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan, yaitu mengamati bentuk portofolio mana yang paling efektif dan berpengaruh terhadap hasil belajar. Menurut teori kedua bentuk pendekatan portofolio tersebut biasa digunakan di semua tingkatan. Namun demikian, pendekatan proses lebih banya digunaka di tingkat-tingkat dasar. Hal ini terjadi karena pada tingkat-tingkat dasar guru lebih cenderung untuk melihat perkembangan peserta didik dan kemampuan khusus yang pelu dikembangkan. Sebaliknya, pendekatan produk lebih umum digunakan di pendidikan tingkat menengahh. Hal ini terjadi karena dua factor. Pertama, peserta didik yang berada pada tingkatan pendidikan menengah lebih mementingkan hasil ketimbang proses. Kedua, peserta didik di pendidikan menengah khususnya memiliki kemampuan berfikir yang lebih untuk memilih hasil pekerjaan terbaik mereka secara bijak, disamping rasa kepedulian mereka juga lebih mendalam.

Namun demikian, kedua pendekatan ini sangat bergantung kepada cara guru mengajar, kebiasaan, dan juga budaya sekolah, (Suprapranata & Hatta, 2004: 47).

D. Analisis Materi Biologi

Materi biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai

“EKOSISTEM”.

1. Satuan-Satuan dalam Ekosistem

Ekosistem tersusun atas makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Dalam ekosistem, terdapat satuan-satuan makhluk hidup. Individu, populasi, komunitas, biosfer yang merupakan satuan makhluk hidup dalam satu ekosistem, dan sinar

(14)

matahari sangat berperan terhadap kelangsungan hidup satuan-satuan ekosistem tersebut.

2. Komponen Penyusun Ekosistem

Ekosistem tersusun dari komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Antara kedua komponen tersebut saling berinteraksi.

Komponen biotik merupakan bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, ataupun makhluk hidup pengurai. Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, komponen biotic dibedakan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan bahan organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

Dekomposer adalah makhluk hidup kecil adalah mikroorganisme pengurai atau sering disebut dengan.

Berdasarkan sumber makanan makhluk hidup, komponen biotik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makhluk hidup autotrof dan heterotrof. Makhluk hidup autotrof merupakan makhluk hidup yang mampu membuat makanan sendiri dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Contohnya, produsen atau tumbuhan hijau. Sedangkan makhluk hidup heterotrof adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Contohnya makhluk hidup herbivor, karnivor, dan omnivor.

Salah satu komponen dari abiotik adalah:

1) Cahaya Matahari adalah sumber energi utama dalam proses fotosintesis.

2) Oksigen dan Karbon Dioksida, Oksigen diperlukan makhluk hidup untuk proses respirasi. Pada respirasi dikeluarkan gas karbon dioksida. Karbon dioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.

3) Air, berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan oleh makhluk hidup. Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis.

4) Tanah merupakan tempat tumbuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem.

5) Suhu, perubahan suhu dapat mengakibatkan perubahan iklim dan curah hujan.

(15)

6) Kelembapan, pada daerah lembap, lebih banyak terdapat tumbuhan yang memerlukan sedikit sinar matahari. Di daerah panas, misalnya pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan, seperti bakau dan pohon kelapa.

3. Keseimbangan Ekosistem

Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen abiotik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.

Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi komponen biotiknya sangat berpengaruh terhadap suatu ekosistem. Perubahan komponen biotik tersebut dapat disebabkan oleh adanya pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.

4. Saling Ketergantungan

Saling ketergantungan antara komponen penyusun ekosistem terbagi menjadi saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik, saling ketergantungan antarkomponen biotic serta saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan decomposer, contohnya adalah:

1) Rantai Makanan, dapat diartikan pula sebagai pengalihan energi dari tumbuhan melalui beberapa makhluk hidup yang makan dan dimakan.

2) Jaring-jaring makanan, rantai makanan dapat saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga dapat membentuk suatu jaring-jaring yang sangat kompleks.

3) Piramida makanan, adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak.

4) Daur Biogeokimia, adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan reaksi kimia. Berfungsinya daur biogeokimia menentukan kelestarian makhluk hidup.

5. Bentuk Interaksi Makhluk Hidup a. Simbiosis

Simbiosis adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis. Simbiosis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.

(16)

1) Simbiosis mutulisme, adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup yang keduanya saling diuntungkan, misalnya, simbiosis antara bunga dan lebah, jamur dan ganggang, burung jalak dan badak.

2) Simbiosis parasitisme, adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup berbeda jenis, tetapi satu makhluk hidup diuntungkan (parasit) dan satu makhluk hidup dirugikan (inang). Misalnya, simbiosis antara cacing pita dengan tubuh manusia, jamur dengan tubuh manusia.

3) Simbiosis komensalisme, adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup berlainan jenis, salah satu makhluk hidup diuntungkan dan makhluk hidup yang lain tidak dirugikan, misalnya, simbiosis antara anggrek dan pohon mangga; antara ikan hiu dan ikan remora.

b. Antibiosis

Antibiosis adalah interaksi antara makhluk hidup, salah satu makhluk hidupnya mengeluarkan zat antibiotik yang dapat membahayakan makhluk hidup yang lain. Contohnya, interaksi antara jamur Penicillium dengan mikroorganisme lainnya.

c. Predatorisme

Predatorisme adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain. Makhluk hidup yang satu memangsa makhluk hidup yang lain. Misalnya, kucing memangsa tikus, elang memangsa ular, dan harimau memangsa zebra.

d. Kompetisi

Kompetisi adalah hubungan antara makhluk hidup dalam satu ekosistem di saat makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain saling bersaing untuk mendapatkan makanannya. Contohnya, domba, sapi, kuda, zebra, dan rusa yang hidup di dalam ekosistem padang rumput saling bersaing untuk mendapatkan rumput sebagai bahan makanannya.

(Sulistyorini, 2009: 207-226)

(17)

E. Penelitian Terdahulu

Ipriadi (2012) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menghasilkan portofolio untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas X MAN 2 Metro.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan portofolio.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 pada kelas XG MAN 2. Dari penelitian ini dan dari data yang didapat, dapat menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis portofolio mendapatkan respon positif dari siswa selama proses pembelajaran.

Pembelajaran in berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Dari data di atas diketahui bahwa peserta didik yang tuntas belajar meningkat dari pra PTk sampai ke siklus II. Pada pra PTK siswa yang tuntas 33,33% dan yang tidak tuntas sebesar 66,67% dari 36 siswa. Sedangakan pada siklus I ke yaitu, 72,22% menjadi 83,33%

pada siklus II. Hal ini menunjukkan ada peningkatan sebesar11,11%. Dengan peningkatan persentase siswa yang lulus ini, menunjukkan pula bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang lulus yaitu pada pra PTK sebanyak 12 siswa kemudian menjadi 26 orang di siklus I. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 30. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis portolio dapat miningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XG MAN 2 Metro tahun pelajaran 2011/2012.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu jalan yang dapat dilakukan adalah melakukan upaya hukum terhadap perusahaan ekspedisi tersebut sebagai berikut: Melakukan gugatan keperdataan atas

dan dapatkan Produk-Produk Fashion Terbaru dengan Harga Grosir dan Eceran. Cukup Daftarkan Email Kamu disini untuk Memenangkan Harga Discount dan info- info Menarik seputar Baju

Pada kasus keracunan metanol, formaldehida tidak pernah terdeteksi dalam cairan tubuh korban karena formaldehida yang terbentuk sangat cepat

Kegiatan pelatihan pada hari ini diawali dengan kegiatan rapid antigen yang wajib diikuti oleh seluruh peserta dan panitia yang hadir dalam kegiatan pelatihan Policy

Ketika lapisan endotel pembuluh darah robek ataupun rusak, maka komponen yang normal nya berada pada dinding pembuluh darah akan masuk ke dalam aliran darah, hal ini

Selisih dari ukuran partikel dengan pelarut 1-propanol dan 2-propanol yang kecil menjelas- kan bahwa jumlah rantai karbon yang sama mengakibatkan ukurannya tidak jauh berbeda

Lembaga Dewan Syari’ah juga berfungsi dalam Peran Dewan Syari’ah Dalam Pembinaan Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Kalimantan Timur yaitu sebagai lembaga fatwa di

probiotik yang berisi bakteri pengurai bahan organic (Paracoccus pantotrophus dan Bacillus megaterium) terhadap laju sintasan dan pertumbuhan Tokolan Udang Vanamei