• Tidak ada hasil yang ditemukan

S I N T A Nim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "S I N T A Nim"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

(2)

(3) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 2 MASAMBA KAB. LUWU UTARA. SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar. SINTA Nim. 105 36 2287 07. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2012.

(4) ABSTRAK SINTA. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Kab. Luwu Utara. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIb SMP Negeri 2 Masamba yang diajar dengan model pembelajaran make a match.. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar dan observasi. Data hasil belajar yang dikumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan data hasil observasi dianalisis dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa pada siklus I sebesar 57,63 ini berarti skor rata-rata siswa pada kategori sedang dengan standar deviasi 13,41. Siswa yang tidak tuntas belajar 19 orang siswa atau 63,33% dan tuntas belajar 11 orang siswa atau 36,67 %. Sedang pada siklus II diperoleh skor rata-rata siswa sebesar 79,80 ini berarti bahwa skor rata-rata siswa pada kategori tinggi dengan standar deviasi 9,47. Siswa yang tidak tuntas belajar 4 orang siswa atau 13,33%, dan tuntas belajar 26 orang siswa atau 86,67% . Hal ini menunjukkan telah tercapai hasil belajar siswa secara klasikal. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas VIIIB SMP negeri 2 Masamba dalam proses pembelajaran, maka hasil belajar matematika kehadiran, dan keaktifan siswa dapat meningkat..

(5) KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah Swt, sehingga skripsi dengan Judul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Make A Match Pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Kab. Luwu Utara” dapat diselesaikan. Pernyataan rasa syukur kepada Allah Swt, atas apa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan karya ini yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata dan dituliskan dengan kalimat apapun. Tak lupa juga penulis panjatkan salawat dan salam atas junjungan nabi Muhammad SAW, dengan segala da’wahnya yang sarat dengan petunjuk dan nasehat agama. Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada ayahanda Mirwan.M dan ibunda Kamsia atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat..

(6) Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada : 1. Ayahanda Dr. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Univesitas Muhammadiyah Makassar sekaligus sebagai pembimbing I dengan segala kerendahan hatinya telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.. 2. Ayahanda Dr. Andi Syukri Syamsuri, S.Pd., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Ayahanda Drs. Baharullah, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas. Keguruan. dan. Ilmu. Pendidikan. Universitas. Muhammadiyah Makassar. 4. Ayahanda Mukhlis S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas. Keguruan. dan. Ilmu. Pendidikan. Universitas. Muhammadiyah Makassar. 5. Ibunda Sitti Fitriani Saleh, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II dengan segala kerendahan hatinya telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.. 6. ibunda Fitriany, S.Pd., selaku penasehat akademik atas segala bimbingan yang diberikan dalam penyusunan instrumen penelitian. 7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Matematika yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama penulis menimba ilmu di Jurusan Matematika... 8. Ayahanda Abdullah Salim, S.Pd, selaku Guru matematika kelas VIIIb SMP Negeri 2 Masamba Sekaligus validator atas segala bimbingan yang diberikan dalam penyusunan instrumen penelitian.

(7) 9. Ayahanda Tansilu, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Masamba Kab. Luwu Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 10. Saudara-saudaraku tercinta Uchy, Harsan, Husain, Jamal, Evi, Ardi, Awan, Pillo, Rita, , Serta kakak ipar ku Arni, Lina, Erwan, Keponakan ku tersayang, Eril, Ivan, Astrit, si kembar Naila dan Naifa, Rifki dan Sakwan sayang yang selalu menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar 11. Sahabat-sahabatku Nurjamiah, Fatmasandra, Ratnawati, Hermawati, Mariani, Nisa, Nurmi, Rohani,. Satriani, Mardiana, Ira, Sukawati, Tati, Zul, dan. rekan-rekan seperjuangan mahasiswa matematika konversi ’07’ serta rekanrekan yang tak sempat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan kebersamaannya selama ini 12. Teman-teman di pondok Coki-coki Rany, Ria, Uphi, Risna, Thitin, Ayu, Whiwi, ika, Hany ,Anti2 , yang telah menoreh kenangan yang terbingkai indah dalam hidup penulis, semoga rasa yang telah kita bagi selama ini akan tetap terpatri dalam hati untuk bekal dalam memaknai ciri hidup dan kehidupan 13. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya dan tiada manusia yang luput dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga saran.

(8) dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar. Amin.. Makassar, Desember 2011. Penulis.

(9) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii PERSETUJUAN PEMBIMBIN.......................................................................iii SURAT PERNYATAA....................................................................................iv SURAT PERJANJIAN.....................................................................................v MOTTO DAN PERSEMBAHA......................................................................vi ABSTRAK.......................................................................................................vii KATA PENGANTAR.....................................................................................viii DAFTAR ISI.....................................................................................................xi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Masalah Penelitian...............................................................................5 C. Tujuan Penelitian..................................................................................6 D. Manfaat Penelitian...............................................................................6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka.....................................................................................8 B. Kerangka Pikir....................................................................................14 C. Hipotesis............................................................................................16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...................................................................................17 B. Lokasi Dan Subjek Penelitian..............................................................17.

(10) C. Faktor Yang Diselidiki.........................................................................17 D. Prosedur Tindakan Penelitian............................................................18 E. Data Penelitian...................................................................................22 F. Instrumen Penelitian.........................................................................23 G. Teknik Pengumpulan Data.................................................................24 H. Teknik Analisa Data...........................................................................24 I. Indikator Keberhasilan.......................................................................25. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian..................................................................................26 B. Analisis Refleksi Siswa........................................................................51 C. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................52. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................55 B. Saran..................................................................................................56. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................57 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP.

(11) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan demikian kualitas pribadi maupun bangsa dan negara pada umumnya ditentukan oleh kualitas proses pendidikannya. Bidang studi matematika tergolong salah satu alat untuk mengembangkan cara berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pelajaran matematika di sekolah lanjutan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh karena apa yang mereka dapatkan sebelumnya sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar pada tingkat berikutnya. Oleh karena itu tugas bidang pendidik tidak hanya terbatas pada pentrasferan nilai-nilai matematika ataupun penyampaian pengetahuan saja, akan tetapi terbatas pula pada bagaimana siswa mampu menelaah suatu kasus dengan teropong hukum, prinsip, kemudian mereka mengadakan penilain baik atau tidak didasarkan atas benar atau salah. Keberhasilan. peningkatan. mutu. pendidikan,. khususnya. matematika. tergantung dari berbagai faktor antara lain siswa itu sendiri, mata pelajaran, guru, dan orang tua, strategi belajar mengajar yang digunakan guru, paling tidak guru harus menguasai materi yang diajarkan dan terampil mengajarkanya. Dalam menyiapkan materi pelajaran sampai saat pelaksanaanya, guru harus selektif menentukan strategi belajar mengajar yang akan diterapkan.. 1.

(12) Bertitik tolak dari pendekatan dan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, dan diharapkan digunakan metode yang benar-benar melibatkan siswa secara aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan maka peran guru sangat dibutuhkan di dalam kelas. Guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran baik secara fisik maupun mental. Namun, kenyataannya dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih bersifat pasif sehingga siswa lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Para pakar pendidikan menilai bahwa proses interaksi guru dan siswa di kelas sangat menentukan hasil belajar siswa, hasil belajar inilah yang menjadi salah satu indikator untuk melihat sejauh mana kualitas pendidikan kita. Interaksi guru dan siswa adalah interaksi pada saat belajar-mengajar berlangsung, dalam setiap proses belajar mengajar metode yang biasa digunakan oleh guru untuk menginformasikan fakta dan konsep adalah metode ceramah sehingga menjadiakan siswa sekedar sebagai pendengar pasif dalam kelas. Siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar yang menggunakan metode ini kurang berminat dan bahkan kehilangan motivasi belajar karena proses pembelajarannya kurang melibatkan keaktifan siswa dan interaksinya kurang mampu menanamkan konsep pada diri siswa. Sehingga yang terjadi siswa hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafal. Kegiatan ini mengakibatkan siswa kurang ikut berpartisipasi.

(13) dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan malas belajar. Pada dasarnya pembelajaran dengan metode ini adalah pembelajaran konvensional yang masih bersifat tekstual. Proses pembelajarannya terpaku pada apa yang ada dibuku, penerimaan informasi hanya sebatas memberitahukan kepada siswa apa yang diketahui guru dan tidak diketahui oleh siswa. Padahal sebenarnya pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang mampu membawa siswa menggali, mencari dan menemukan sendiri pengetahuan baru serta mampu membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Menurut Eli Garlach (dalam Rahayu,1999;2) bahwa model pembelajaran yang berperanan penting dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran ini kurang melibatkan siswa secara aktif. Model pembelajaran yang menekankan pada keefektifan siswa adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pelajarannya sendiri, salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam peningkatan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif yaitu belajar dalam bentuk kelompok-kelompok heterogen. Keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam metode ini, jadi anak yang kurang pintar akan dapat mengembangkan keterampilannya dan dapat menyelesaikan atau memecahkan masalah secara bersama. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi atau pendekatan yang.

(14) memenuhi ketentuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika secara khusus kualitas pendidikan secara umum. Kondisi seperti yang diungkapkan diatas juga terjadi pada SMP Negeri 2 Masamba khususnya dalam pembelajaran matematika. Mempelajari matematika tidak hanya cukup dengan mendengarkan cerita guru dan menghafalkannya, akan tetapi siswa harus lebih banyak terlibat dalam berbagai macam kegiatan baik berpikir maupun motorik. Kendala – kendala yang dihadapi siswa SMP Negeri 2 Masamba khususnya dalam belajar matematika yaitu rendahnya hasil belajar siswa yang masih dibawah nilai KKM 65 yang telah ditentukan oleh guru mata pelajaran matematika. Hasil yang diperoleh pada semester I tahun ajaran 2010/2011 hanya 20% dari 30 siswa yang mencapai KKM tersebut. Menyikapi. masalah. tersebut. penulis. menawarkan. suatu. model. pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa yakni model pembelajaran kooperatif tipe make-a match. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan tipe ini dimulai dengan meminta siswa mencari pasangan dari kartu yang dipegangnya yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktu yang telah ditentukan. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Kelebihan model pembelajaran make a match ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan.. Berdasarkan hasil observasi. awal pembelajaran kooperatif tipe make a- macth belum pernah digunakan pada proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di SMPN 2 Masamba..

(15) Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Make-A Match Pada Siswa Kelas VIIIb SMP Negeri 2 Masanba Kab. Luwu Utara”. B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : a. kurangnya minat belajar siswa. b. Guru masih menggunakan metode mengajar yang menoton. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VIIIb SMPN 2 Masamba Kab. Luwu Utara 2. Alternatif pemecahan masalah Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VIIIb SMPN 2 Masamba diharapkan dapat dipecahkan melalui model pembelajaran make a match atau mencari pasangan. 3. Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan maka rumusan. masalah. dalam. penelitian. ini. adalah. “Apakah. model. pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIIIb SMP Negri 2 Masamba?” C. Tujuan penelitian.

(16) Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dituliskan tujuan penenlitian sebagai berikut: Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIb SMP Negeri 2 Masamba yang diajar melalui model pembelajaran make –a match. D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapakan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru, dapat untuk menambah wawasan guru tentang model pembelajaran make – a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran matematika. 2. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu/ kualitas pembelajaran. 3. Bagi siswa, menambah minat belajar khususnya pelajaran matematika. melalui pembelajaran dengan menggunakan kartu indeks. 4. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran make a match.

(17) BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka 1.. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki. arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Defenisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu meruapakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Baharuddin, 2007:13). Menurut Hilgrad dan Bower , belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of troughnexperience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out. Menurut defenisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Secara psikologi belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan yaitu suatu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan 8.

(18) lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan dituangkan dalam seluruh aspek tingkah laku. Sehubungan hal tersebut, Effendi (1982:8). mengemukakan bahwa belajar diartikan sebagai "suatu proses. keseluruhan yaitu terjadinya perubahan aspek tingkah laku,kognitif, afektif, dan psikomotorik, secara interaktif". Belajar dapat pula diartikan sebagai hasil dari pengalaman seseorang dalam mengadakan interaksi dengan lingkungannya. Dalam konteks tersebut, Slameto (1982:2) mengatakan bahwa; Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam. interaksi. dengan lingkungannya. Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan hanya berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman. hidup manusia juga menganjurkan. manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Di dalam Alquran, kata al-‘ilm dan kata-kata turunannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan. kepada. Rasulullah. Muhammad S.A.W, menyebutkan. pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk manusia.. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS Al-‘Alaq [96]: 1-5) Tafsir Alquran. 2) Hakikat Pembelajaran.

(19) Pembelajaran dapat diberi arti sebagai setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. (Sudjana, 2005:8) Heinich,dkk (1996:8), pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan baru, keterampilan atau sikap sebagai suatu interaksi timbal balik pribadi anak dengan informasi dan lingkungan tempat belajar tersebut berlangsung sepanjang waktu. Pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan (Departemen Pendidkan Nasional, 2004: 15) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,. material,. fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling. mempengaruhi tujuan pembelajaran. (Hamalik, 2000: 57) 3) Hasil Belajar Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk mencapai tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melakukan sesuatu tertentu. Dalam kamus Bahasa Indonesia, hasil belajar berarti sebagai sesuatu yang telah dicapai dan yang telah dilakukan atau dikerjakan sebelumnya. Pengertian hasil belajar (Marlina,2006) bahwa: suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan insruksional telah dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkan setelah mereka menempuh pengalaman. belajarnya (proses belajar-mengajar). Hasil.

(20) belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari pengertian hasil belajar yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki sebagai hasil pembelajaran yang diamati melalui penampilan siswa dimana untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai diadakan penilaian.. Salah satu alat ukur yang. digunakan adalah tes. 4) Pembelajaran Matematika Dalam pembelajaran matematika kemampuan siswa dan guru adalah salah satu faktor penentu dari keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Siswa harus mempunyai pengetahuan dasar sebagai prasyarat, sedangkan guru harus pula mengetahui tentang apa yang akan diajarkan, keadaan siswa yang akan diajar, pengolaan kelas, pemakaian metode pembelajaran, serta mengadakan penilaian proses maupun penilaian hasil belajar. Hudoyo (1990 : 3 – 4) menyatakan “ Matematika berkenaan dengan ideide, struktur-struktur, dan hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika itu berkenaan dengan konsep-konsep abstrak. Pola pikir manusia yang tersusun menjadi prinsip-prinsip belajar, diaplikasikan kedalam matematika. Sebagai misal mempelajari konsep B yang berdasarkan konsep A, seseorang harus memahami terlebi dahulu konsep A tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan, serta berdasarkan pada pengalaman pelajaran yang lalu”..

(21) Oleh sebab itu, proses pembelajaran matematika haruslah terstruktur, dikarenakan konsep dari matematika itu yang bertingkat dan antara materi yang satu berkaitan dengan materi yang lain. 5. Model pembelajaran Model pembelajaran adalah rencana atau pola yang mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan. materi. pembelajaran. (Supriono, 2003: 60) Menurut Joyce dan Weil (dalam Risnawati 2011: 11), model pembelajaran adalah deskripsi dari lingkungan pembelajaran yang bergerak dari perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian dari pelajaran untuk merangcang materi pelajaran, buku latihan kerja, program, dan bantuan kompetensi untuk program pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bantuan alat-alat yang mempermudah siswa dalam belajar. Jadi, keberadaan model pembelajaran berfungsi membantu siswa memperoleh informasi, gagasan, keterampilan, nilainilai, cara berpikir dan pengertian yang diekspresikan mereka. Menurut Irwan, ( 2005: 182-183), model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran bahan kajian atau pokok bahasan/sub pokok bahasan tertentu dengan menggunakan waktu, dana tak begitu banyak dan mendapatkan hasil yang dapat diserap siswa secara maksimal. 6) Model Pembelajaran Make-A Match.

(22) Model pembelajaran tipe make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tipe ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.. Menurut Rusman, ( 2010: 223-224),. Langkah-langkah penerapan tipe. make a match sebagai berikut:. a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok..

(23) i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.. Adapun manfaat yang dapat diperoleh siswa dengan penggunaan model pembelajaran make-a match adalah mampu menciptakan suasana aktif dan menyenangkan, sehingga pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.. B. Kerangka Pikir Salah satu hal yang dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajaran yang diajarkan adalah penyajian materi yang lebih menarik serta komunikatif, sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, pada saat mengajar seorang guru sebaiknya kreatif dalam menyajikan bahan pelajaran terutama dalam pembelajaran matematika. Salah satu sarana pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran yang tepat. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran akan lebih memotivasi siswa karena memberikan pengalaman belajar tersendiri bagi siswa, baik berupa kesan penglihatan maupun kesan pendengaran, sehingga bahan yang diajarkan mudah di ingat dan dipahami..

(24) Bagan Kerangka Pikir. Rendahnya hasil belajar siswa Penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match Siswa. Memegang kartu soal. < - - - - - >. Memegang kartu jawaban. Hasil belajar. C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: ”Jika penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make –a match diterapkan dalam pembelajaran, maka hasil belajar matematika siswa kelas VIIIb SMP Negeri 2 Masamba akan mengalami peningkatan..

(25) BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang berusaha untuk me nemukan dan memecahkan masalah di dalam kegiatan belajar mengajar dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi secara berulang (bersiklus). B. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Masamba Kab. Luwu Utara pada smester ganjil tahun ajaran 2011//2012 . Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIb SMP Negeri 2 Masamba Kab. Luwu Utara sebanyak 30 orang yang terdiri dari 13 laki-laki dan 17 perempuan. C. Faktor yang diselidiki Ada beberapa faktor yang ingin diselidiki yaitu: a. Faktor proses, yaitu dengan melihat persentase kehadiran siswa dan keaktifan dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. b. Faktor hasil yaitu hasil belajar matematika yang diporoleh siswa setelah diajarkan menggunakan model pembelajaran make a macth. 17 E. Prosedur Tindakan Penelitian.

(26) Penelitian tindakan kelas ini direncanakan minimal dua siklus sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, dengan perincian sebagai berikut: 1. Siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan 2. Siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan SIKLUS I 1. Tahap Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal di SMP Negeri 2 Masamba, khususnya siswa kelas VIIIb. Temuan dari hasil observasi menjadi bahan untuk membuat perencanaan tindakan siklus I. 2. Mengkaji kurikulum SMP kelas VIIIb semester I mata pelajaran matematika tahun ajaran 2011/2012. 3. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika. 4. Merancang kartu soal dan kartu jawaban 5. Menyusun instrumen berupa tes hasil belajar yang terdiri atas soal-soal berdasarkan. indikator. yang. tertuang. dalam. rencana. pelaksanaan. pembelajaran (RPP). 6. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau keadaan siswa dikelas saat proses belajar berlangsung selama diadakan model pembelajaran koofperatif tipe make a match. 2. Tahap tindakan.

(27) Setelah tahap perencanaan dianggap matang, kemudian dilaksanakan tahap tindakan pada tahap. ini. dilaksanakan. kegiatan. belajar mengajar dan. mengembangkan madel kooperatif tipe make a match. Adapun langkah-langkah yang dilakukan tahap ini adalah sebagai berikut :. a.. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.. b. Guru membagi komunitas kelas menjadi tiga kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat 10 siswa, dimana sebagian siswa pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan sebagiannya lagi adalah pembawa kartukartu berisi jawaban-jawaban. c. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. d. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. e. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. f. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. g. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. i. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok..

(28) j. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.. 3. Tahap observasi/evaluasi Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan evaluasi. 4.Refleksi Hasil yang diperoleh dari. observasi dan evaluasi dikumpulkan serta. dianalisis. Hasil yang didapatkan peneliti dijadikan sebagai bahan refleksi apakah tindakan yang dilakukan telah meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Hasil analisis yang diperoleh dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus II sehingga yang dicapai pada siklus berikutnya. sesuai dengan apa yang diharapkan dan hendaknya. lebih baik dari siklus sebelumnya (siklus 1). SIKLUS II Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya adalah mengulang tahapan-tahapan pada siklus I, akan tetapi dilakukan pula sejumlah rencana baru seperti kelompoknya diubah pokok bahasan yang berbeda, menambah soal latihan dan sebagainya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I. Siklus PTK yang bersifat spiral itu dengan jelas digambarkan oleh Hopkins sebagai berikut..

(29) Plan. Reflective. Action/Observation Revised Plan. Reflective. Action/Observation Revised Plan. Reflective. Action/Observation Sumber : Bahri (2009:6). F. Data Penelitian 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIb SMPN 2 Masamba. Kab.Luwu Utara..

(30) 2. Jenis Data Jenis data yang diporoleh dari sumber data, yaitu: a. Data kualitatif berupa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan tanggapan/respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran make a macth. b. Data kuantitatif, berupa skor tes hasil belajar yang diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa tiap akhir siklus G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data. Maka instrumen penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi Adalah format berisi serangkaian komponen yang akan diamati berkaitan dengan aktivitas siswa kelas VIIIb SMPN 2 Masamba. 2. Angket Angket adalah serangkaian pertanyaan yang akan mengungkapkan respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran make a match 3. Tes hasil belajar Tes adalah serangkaian pertanyaan atau soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberikan materi.. H. Teknik Pengumpulan Data.

(31) Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut. 1. Data mengenai keaktifan siswa, dalam mengikuti proses pembelajaran yang diambil melalui observasi selama pembelajaran. 2. Data mengenai tanggapan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan. model. pembelajaran. make. a. match. diambil. dengan. menggunakan lembar angket. 3. Data mengenai peningkatan penguasaan materi diambil dari tes setiap siklus, tes setiap akhir siklus ini dibuat oleh penulis bekerja sama dengan guru matematika yang mengajar dikelas tersebut. I. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari observasi dianalisis secara kualitatif sedangkan data mengenai hasil belajar matematika siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu skor rata, persentase, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi yang dicapai siswa setiap siklus. Untuk teknik analisis secara kuantitatif digunakan teknik kategorisasi. Kriteria yang digunakan untuk kategori ini adalah berdasarkan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan (Jabar, 2007:42)..

(32) Tabel 1 : Skala penilaian hasil belajar siswa Skor. Kategori. 85 – 100 65 - 84 55 - 64 35 - 54 0 – 34. Sangat Tinggi Tinggi Sedang / cukup Rendah Sangat rendah. F. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan dapat dilulusi siswa selama dilaksanakan model pembelajaran make a match. Menurut ketentuan Depdiknas siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh skor minimal 65 dari skor ideal dan tuntas klasikal apabila minimal 85% dari jumlah siswa telah tuntas belajar..

(33) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini membahas tentang hasil-hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match. Data hasil penelitian adalah data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II serta hasil observasi selama pelaksanaan tindakan. Data yang dianalisis secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan sedangkan data yang dianalisis secara kuantitatif adalah skor tes hasil belajar dan data peningkatan kreativitas yang diperoleh dari pemberian angket setelah siklus I dan siklus II. Skor tersebut dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif yaitu skor rata-rata, standar deviasi, median, frekuensi dan persentase nilai terendah dan nilai tertinggi yang dicapai siswa pada tes tersebut. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Keadaan Awal Sebelum Pemberian Tindakan Sebelum pemberian tindakan peneliti terlebih dahulu dilakukan tes awal untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi sebelumnya pada tanggal 21 oktober 2011. Adapun data keadaan awal siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba dapat dilihat pada tabel berikut:.

(34) Tabel 4.2 Data Keadaan Awal Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Statistik. Nilai statistic. Jumlah siswa. 30. Skor ideal. 100,00. Nilai maksimum. 85,00. Nilai minimum. 20,00. Rentang skor. 65.00. Skor rata-rata. 51,66. Median. 55,00. Standar deviasi. 15,10. Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Pada Keadaan Awal Skor 0-64 65-100. Kategori Tidak tuntas Tuntas Jumlah. Frekuensi. Persentase (%). 24 6 30. 80,00 20,00 100,00. 2. Deskripsi Siklus I Pertemuan I 1. Tahap Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah: a) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pokok bahasan relasi dan cara menyajikan suatu relasi, yang bertujuan agar siswa dapat menyebutkan contoh masalah sehari-hari.

(35) yang berkaitan dengan pokok pembahasan dan menyelesaikan soal latihan dengan baik. b) Membuat format observasi yang terdiri dari absensi dan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas. c) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk diselesaikan secara individu. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada kegiatan awal senin tanggal 24 oktober 2011, pembelajaran dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan manfaat materi ajar yang akan dipelajari, mengecek pengetahuan siswa, dan menyampaikan tentang pembelajaran kooperatif tipe make a match yang akan diterapkan. Selanjutnya dilakukan pembagian kelompok yang beranggotakan masing-masing 4-5 orang. Pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi pelajaran dengan bahan ajar relasi, pengertian relasi dan cara menyajikan suatu relasi,. kemudian siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah dijelaskan. Selanjutnya guru membagikan satu kartu yang berisi pertanyaan atau jawaban kepada setiap siswa, siswa memikirkan soal atau jawaban dari kartu yang dipegangnya dan mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan diberi poin, Setelah satu babak kartu dikocok kembali agar setiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya. Selanjutnya guru membagikan Lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara individu..

(36) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan penguatanpenguatan dan memberikan PR kepada siswa 3. Tahap Observasi dan Evaluasi. Pada pertemuan I tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang tercatat pada pertemuan I yaitu: a) Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 30 orang. b) Siswa yang mengajukan pertanyaan/permasalahan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru sebanyak 8 orang. c) Siswa yang menjawab pertanyaan/permasalahan secara lisan oleh guru sebanyak 5 orang. d) Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal dipapan tulis sebanyak 6 orang e) Siswa yang mengerjakan pekerjaan Rumah 20 orang. f) Siswa yang melakukan kegitan lain pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 10 orang. 4.. Refleksi Dari hasil observasi, bahwa sebagian siswa belum memahami dengan. benar prosedur-prosedur pembelajaran kooperatif tipe make a match sehingga merasa kesulitan dalam proses pembelajaran. Masih terdapat beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak terkait dengan kegiatan pembelajaran pada saat pembelajaran berlangsung sehingga perhatiannya terhadap bahan ajar tidak.

(37) berkesinambungan, akibatnya pemahamannya terhadap bahan ajar yang dipelajari tidak utuh, sehingga kesulitan menyelesaikan LKS yang diberikan. Pertemuan II 1. Tahap Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah: d) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pokok bahasan pengertian fungsi dan notasi dan nilai fungsi, yang bertujuan agar siswa dapat mengidentifikasi nilai fungsi dengan benar dan menyelesaikan soal latihan dengan baik. e) Membuat format observasi yang terdiri dari absensi dan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas. f) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk diselesaikan secara individu. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan ke dua selasa tanggal 25 oktober 2011, Secara umum, langkahlangkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua hampir sama dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu pada langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP dengan pembelajaran kooperatif tipe make a match Hal-hal yang lebih khusus pada pertemuan kedua antara lain: Pada kegiatan awal dibahas PR yang diberikan pada pertemuan pertama. a. Menyampaikan kembali hasil lembar kerja siswa (LKS) pertemuan lalu sebagai motivasi..

(38) b. Kegiatan pembelajaran mengacu pada RPP dan LKS dengan bahan ajar fungsi, pengertian fungsi dan notasi dan nilai fungsi 3. Tahap Observasi dan Evaluasi. Pada pertemuan II tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang tercatat pada pertemuan II yaitu: a) Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 28 orang. b) Siswa yang mengajukan pertanyaan/permasalahan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru sebanyak 5 orang. c) Siswa yang menjawab pertanyaan/permasalahan secara lisan oleh guru sebanyak 8 orang. d) Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal dipapan tulis sebanyak 6 orang e) Siswa yang mengerjakan pekerjaan Rumah 25 orang. f) Siswa yang melakukan kegitan lain pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 8 orang. 4. Tahap Refleksi Pada pertemuan II siswa sudah mulai beradaptasi dengan pembelajaran yang diterapkan dan mulai mengerti dengan prosedur-prosedur pembelajaran kooperatif tipe make a match seperti siswa yang menjawab/menyelesaikan LKS secara individu. Hal ini terlihat pada hasil obsrvasi pertemuan II. Meskipun masih.

(39) terdapat beberapa siswa yang melakukan kegitan lain yang tidak terkait dengan pembelajaran. Pertemuan III 1. Tahap Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah: g) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pokok bahasan menentukan rumus fungsi jika nilainya diketahui, yang bertujuan agar siswa dapat menentukan nilai fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui dan menyelesaikan soal latihan dengan baik. h) Membuat format observasi yang terdiri dari absensi dan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas. i) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk diselesaikan secara individu. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelakasanaan tindakan pada pertemuan III senin tanggal 31 oktober 2011, hampir sama dengan pertemuan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran mengacu pada RPP dan LKS, dengan bahan ajar fungsi, menentukan rumus fungsi jika nilainya di ketahui. 3. Tahap Observasi dan Evaluasi Pada pertemuan III tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang tercatat pada pertemuan III yaitu:.

(40) a) Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 29 orang. b) Siswa yang mengajukan pertanyaan/permasalahan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru sebanyak 7 orang. c) Siswa yang menjawab pertanyaan/permasalahan secara lisan oleh guru sebanyak 6 orang. d) Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal dipapan tulis sebanyak 8 orang e) Siswa yang mengerjakan pekerjaan Rumah 28 orang. f) Siswa yang melakukan kegitan lain pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 5 orang. 4. Tahap Refleksi Pada pertemuan III siswa sudah mengerti dengan pembelajaran yang diterapkan karena aktivitas-aktivitas siswa yang sifatnya positif mengalami peningkatan dan aktivitas-aktivitas siswa yang sifatnya negatif berkurang dibandingkan pertemuan II. Hal ini terlihat pada hasil obsevasi pertemuan III Pertemuan IV 1.. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini dipersiapkan tes hasil belajar dan angket respon siswa.. 2.. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini selasa 1 november 2011, diberikan tes hasil belajar dan angket respon siswa..

(41) 3.. Tahap Observasi dan Evaluasi Seperti yang dijelaskan sebelumya bahwa data yang terkumpul dianalisis. dengan menggunakan statistik deskriptif. Data hasil belajar dikategorikan dengan menggunakan teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen Pendidikan Nasional a. Hasil Analisis Kuantitatif Pada siklus I ini dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentuk ulangan harian setelah penyajian. Adapun data skor hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.2 Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba pada siklus satu Statistik. Nilai statistic. Jumlah siswa. 30. Skor ideal. 100,00. Nilai maksimum. 85,00. Nilai minimum. 27,00. Rentang skor. 58.00. Skor rata-rata. 57,63. Median. 60,00. Standar deviasi. 13,41. Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean) hasil belajar matematika setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siklus I adalah 57,63% dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Dari skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba pada siklus I sebesar 57,63%. Hal ini disebabkan karena.

(42) masih kurangnya perhatian siswa dengan melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh persentase skor hasil belajar nilai seperti yang disajikan pada tabel 4.3: Tabel 4.3 Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Pada Siklus I Skor. Kategori. Frekuensi. Persentase (%). 0 – 34. Sangat rendah. 2. 6,67. 35 – 54. Rendah. 8. 26,67. 55 – 64. Sedang. 9. 30,00. 65 – 84. Tinggi. 10. 33,33. 85 – 100. Sangat tinggi. 1. 3,33. 30. 100,00. Jumlah. Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba setelah diberi tindakan pada siklus I berada pada kategori sedang. Selanjutnya jika skor hasil belajar siswa pada siklus I dikelompokkan berdasarkan skor Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65% untuk mata pelajaran matematika maka diperoleh distribusi skor hasil belajar siswa sebagai berikut: Apabila hasil belajar siswa dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa dapt dilihat pada tabel 4.4 berikut.

(43) Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Pada Siklus I Skor 0-64 65-100. Kategori Tidak tuntas Tuntas Jumlah. Frekuensi. Persentase (%). 19 11 30. 63,33 36,67 100,00. Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas sebesar 36,67% yaitu 11 siswa dari 30 termasuk dalam kategori tuntas dan 63,33% atau 19 siswa dari 30 termasuk dalam kategori tidak tuntas. Ini berarti 19 siswa yang perlu perbaikan karena belum mencapai kriteria ketuntasan individual. b. Hasil Analisis Kualitatif Pada siklus I tercatat sikap yang terjadi pada setiap siswa terhadap pelajaran matematika. Sikap siswa tersebut diperhatikan setiap pertemuan yang dicatat pada setiap siklus. Lembar observasi tersebut untuk mengetahui perubahan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Adapun sikap siswa dari siklus I adalah sebagai berikut: 1.. Pada siklus I pertemuan kedua ada 2 orang dan pertemuan ketiga ada 1 orang siswa yang tidak hadir mengikuti pelajaran baik itu tidak hadir tanpa keterangan maupun yang sakit.. 2.. Perhatian siswa pada siklus I ini masih berjalan seperti biasa seperti kurang antusiasnya siswa dalam belajar.. 3.. Pada siklus I keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar seperti menjawab pertanyaan dari guru masih rendah. Pada pertemuan pertama hanya 5 orang yang menjawab pertanyaan guru, pertemuan ke dua 8 orang, dan pertemuan ke tiga 6 0rang..

(44) 4.. Pada siklus I kepasifan siswa dalam proses belajar mengajar masih tinggi, terlihat dari hasil observasi pada pertemuan pertama hanya 6 orang, pertemuan ke dua 6 orang dan pertemuan ke tiga 8 orang, yang mengajukan diri naik mengerjakan soal, yang masih didominasi oleh siswa yang pintar dan itupun jika ditunjuk.. 5.. Selama siklus I berlangsung masih banyak siswa yang kurang perhatian untuk menyetor pekerjaan rumah pada pertemuan pertama 10 orang , pertemuan ke dua 3 orang dan pertemuan ke tiga 1 orang dengan berbagai alasan yang mereka berikan. c. Hasil Analisis Refleksi Siklus I dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Pada siklus I tampak masih ada beberapa siswa yang tidak hadir mengikuti pelajaran baik itu tidak hadir tanpa keterangan maupun yang sakit. Hal ini disebabkan karena siswa menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit dan rumit dengan rumus-rumusnya serta soal-soal matematika yang sulit diselesaikan. Sebelum masuk pada materi pelajaran guru selalu menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tertarik terhadap materi pelajaran tersebut, tetapi dengan begitu masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru. Pada setiap selesai satu kali pertemuan guru selalu memberikan pekerjaan rumah (PR) dengan tujuan agar siswa mau belajar dan melatih diri dalam.

(45) menyelesaikan soal-soal yang ada dan dikumpul pada pertemuan berikutnya. Tetapi pada pertemuan berikutnya masih banyak siswa yang tidak meyelesaikan pekerjaan rumah tersebut dengan berbagai alasan yang mereka berikan. Pembelajaran kooperatif pada fase terakhir adalah pemberian penghargaan kepada kelompok. Pada siklus I ini siswa dengan pemberian penghargaan pada kelompok belum dapat meningkatkan minat dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa baru mengenal model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang sebelumnya tidak pernah digunakan oleh guru kelasnya. Karena hasil yang didapat pada akhir siklus I belum menunjukkan hasil yang optimum dan metode yang digunakan belum terserap dengan baik pada siswa, maka perlu dilanjutkan pada siklus II. 3. Deskripsi Siklus II Pertemuan I 1.. Tahap Perencanaan Pada pertemuan I tahap perencanaan relatif sama dengan pertemuan. siklus I yaitu: a) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pokok bahasan grafik fungsi atau pemetaan yang bertujuan agar siswa dapat menyusun tabel pasangan antara nilai peubah dengan nilai fungsi dan menyelesaikan soal latihan dengan baik.

(46) b) Membuat format observasi yang terdiri dari absensi dan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas. c) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk diselesaikan secara individu. 2.. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada kegiatan awal pembelajaran senin 7 november 2011 dimulai dengan. kembali menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan manfaat materi ajar yang akan dipelajari, menegaskan pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai siswa. Dan tak kalah pentingnya adalah menegaskan kembali hakikat kegiatan pembelajaran yang sedang diterapkan, terutama hal-hal yang masih kurang dipahami oleh siswa bahwa, pembelajaran kooperatif tipe make a match yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar saat ini, pemahamannya terletak pada kerja/belajar kelompok. Artinya, ditentukan dari kekompakan setiap kelompok . Siswa harus percaya diri dan yakin benar, bahwa semua siswa bisa berhasil apabila bersungguh-sungguh dan mematuhi aturan dalam bekerja dan belajar kelompok. Semua siswa harus benar-benar menyadari betapa pentingnya kedudukannya didalam kelompoknya masing-masing dan semua harus siap memikul beban dan tanggung jawab dalam mengembang misi, yaitu semua siswa di dalam timnya harus menguasai bahan ajar yang dipelajari. Melalui pemahamanpemahaman ini, diharapkan semua siswa dapat bangkit, belajar dan bekerja dengan benar untuk kepentingan dirinya sendiri dan kepentingan kelompoknya. Selanjutnya pada kegiatan inti guru (peneliti) menjelaskan secara singkat materi pelajaran dengan bahan ajar fungsi grafik fungsi / pemetaan, lalu.

(47) memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang dimengerti selanjutnya siswa diarahkan melakukan transisi menurut pasangannya masing-masing. lalu. diberikan. LKS,. selanjutnya. guru. meminta. siswa. menyelesaikan/menjawab LKS secara individu. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan penguatanpenguatan dan memberikan PR kepada siswa 3.. Tahap Observasi dan Evaluasi. Pada pertemuan I tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses. belajar mengajar berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang tercatat pada pertemuan I yaitu: Tahap Observasi dan Evaluasi g) Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 30 orang. h) Siswa yang mengajukan pertanyaan/permasalahan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru sebanyak 10 orang. i) Siswa yang menjawab pertanyaan/permasalahan secara lisan oleh guru sebanyak 9 orang. j) Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal dipapan tulis sebanyak 6 orang k) Siswa yang mengerjakan pekerjaan Rumah 28 orang. l) Siswa yang melakukan kegitan lain pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 4 orang..

(48) 4.. Tahap Refleksi Pada pertemuan I aktivitas-aktivitas siswa yang sifatnya positif mengalami. peningkatan sedangkan aktivitas-aktivitas yang sifatnya negatif semakin berkurang dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya pada siklus I. Hal ini terjadi karena siswa mulai tertarik dengan pelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match Pada pertemuan ini peneliti sering memberikan motivasi kepada siswa agar semangat mengikuti pelajaran dengan cara mendorong untuk saling membantu bila ada siswa mengalami kesulitan dalam belajar, mau bekerja sama serta membantu siswa agar tidak takut dalam bertanya dan mengerjakan soal di papan tulis serta percaya diri dalam mengerjakan soal. Dan diakhir pertemuan peneliti memberikan penghargaan bagi kelompok/pasangan yang hasil presentasenya paling baik. Pertemuan II 1.. Tahap Perencanaan Pada pertemuan II tahap perencanaan relatif sama dengan pertemuan. siklus I yaitu: d) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pokok bahasan grafik fungsi atau pemetaan yang bertujuan agar siswa dapat menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius dan menyelesaikan soal latihan dengan baik. e) Membuat format observasi yang terdiri dari absensi dan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas..

(49) f) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk diselesaikan secara individu. 2.. Tahap Pelaksanaan Tindakan Secara umum, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan. kedua selasa 8 november 2011, hampir sama dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu pada langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP dengan pembelajaran kooperatif tipe make a match. Hal-hal yang lebih khusus pada pertemuan kedua, adalah antara lain: a. Pada kegiatan awal dibahas PR yang diberikan pada pertemuan pertama. b. Menyampaikan kembali hasil lembar kerja siswa pada pertemuan lalu sebagai motivasi. c. Kegiatan pembelajaran mengacu pada RPP dan LKS dengan bahan ajar menghitung nilai perubahan fungsi jika nilai variabel berubah. 3. Tahap Observasi dan Evaluasi. Pada pertemuan II tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang tercatat pada pertemuan II yaitu: Tahap Observasi dan Evaluasi m) Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 30 orang. n) Siswa yang mengajukan pertanyaan/permasalahan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru sebanyak 6 orang..

(50) o) Siswa yang menjawab pertanyaan/permasalahan secara lisan oleh guru sebanyak 12 orang. p) Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal dipapan tulis sebanyak 9 orang q) Siswa yang mengerjakan pekerjaan Rumah 28 orang. r) Siswa yang melakukan kegitan lain pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 2 orang. 4. Refleksi Pada pertemuan II aktivitas-aktivitas siswa yang sifatnya positif mengalami peningkatan. dan aktivitas-aktivitas siswa yang sifatnya negatif. semakin berkurang dibandingkan pertemuan I. Hal ini terlihat pada hasil observasi pertemuan II. Pertemuan III 3.. Tahap Perencanaan Pada pertemuan III tahap perencanaan relatif sama dengan pertemuan. sebelumnya yaitu: g) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pokok bahasan korespondensi satu-satu yang bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan tugas latihan dengan baik. h) Membuat format observasi yang terdiri dari absensi dan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas. i) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk diselesaikan secara individu..

(51) 4.. Tahap Pelaksanaan Tindakan Secara umum, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan. ketiga senin 14 november 2011, hampir sama dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu pada langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP dengan pembelajaran kooperatif tipe make a match. Hal-hal yang lebih khusus pada pertemuan kedua, adalah antara lain: d. Pada kegiatan awal dibahas PR yang diberikan pada pertemuan pertama. e. Menyampaikan kembali hasil lembar kerja siswa pada pertemuan lalu sebagai motivasi. f. Kegiatan pembelajaran mengacu pada RPP dan LKS dengan bahan ajar korespondensi satu-satu. 3. Tahap Observasi dan Evaluasi. Pada pertemuan II tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang tercatat pada pertemuan II yaitu: Tahap Observasi dan Evaluasi s) Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 30 orang. t). Siswa yang mengajukan pertanyaan/permasalahan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru sebanyak 6 orang..

(52) u) Siswa yang menjawab pertanyaan/permasalahan secara lisan oleh guru sebanyak 12 orang. v) Siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal dipapan tulis sebanyak 11 orang w) Siswa yang mengerjakan pekerjaan Rumah 29 orang. x) Siswa yang melakukan kegitan lain pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 3 orang.. 4. Tahap Refleksi Pada pertemuan III aktivitas-aktivitas siswa yang sifatnya positif mengalami peningkatan. dan aktivitas-aktivitas siswa yang sifatnya negatif. semakin berkurang dibandingkan pertemuan II. Hal ini terlihat pada hasil observasi pertemuan III. Pertemuan IV 4.. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini dipersiapkan tes hasil belajar dan angket respon siswa.. 5.. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini selasa 15 november 2011, diberikan tes hasil belajar dan angket respon siswa.. 6.. Tahap Observasi dan Evaluasi Seperti yang dijelaskan sebelumya bahwa data yang terkumpul dianalisis. dengan menggunakan statistik deskriptif. Data hasil belajar dikategorikan dengan.

(53) menggunakan teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen Pendidikan Nasional. a. Hasil Analisis Kuantitatif Sama halnya pada siklus I, tes hasil belajar pada siklus II ini. Hasil analisis kantitatif menunjukkan bahwa skor rata-rata yang dicapai oleh siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe make a match pada siklus II disajikan dalam tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba pada siklus II Statistik. Nilai statistik. Jumlah siswa Skor ideal Nilai maksimum Nilai minimum Rentang skor Skor rata-rata Median Standar deviasi. 30 100 95,00 62,00 33,00 79,80 81.50 9,47. Dari tabel di atas skor rata-rata (mean) hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siklus II adalah 79,80 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Dari skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba pada siklus II sebesar 79,80 %. Sekalipun sudah terjadi peningkatan pada siklus ini, namun masih terdapat siswa yang melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung..

(54) Secara individual, skor yang dicapai siswa bervariasi dari skor minimum 62 dari terendah yang mungkin dicapai 0 sampai dengan skor maksimum 95 dari skor tertinggi (ideal) yang mungkin dicapai 100 dengan rentang skor 33,00. Ini berarti bahwa hasil belajar matematika siswa cukup bervariasi dari skor hasil belajar yang sedang (62%) sampai dengan skor hasil belajar yang tinggi (95%). Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh persentase skor hasil belajar matematika nilai seperti pada tabel 4.6.. Tabel 4.7 Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Pada Siklus II Skor. Kategori. Frekuensi. Persentase (%). 0 – 34. Sangat rendah. 0. 0. 35 – 54. Rendah. 0. 0. 55 – 64. Sedang. 4. 13,33. 65 – 84. Tinggi. 12. 40,00. 85 – 100. Sangat tinggi. 14. 46,67. 30. 100. Jumlah. Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba setelah diberi tindakan pada siklus II berada pada kategori tinggi.Hal ini dapat di lihat pada diagram batang berikut ini: Selanjutnya jika skor hasil belajar siswa pada siklus II dikelompokkan berdasarkan skor Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 % untuk mata pelajaran matematika maka diperoleh distribusi skor hasil belajar siswa sebagai berikut:.

(55) Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Pada Siklus II Skor. Kategori. Frekuensi. Persentase (%). 0-64. Tidak tuntas. 4. 13,33. 65-100. Tuntas. 26. 86,67. 30. 100,00. Jumlah. Berdasarkan tabel 4.8 di atas, di peroleh informasi bahwa 86,67% siswa yang termasuk dalam kategori tuntas dalam pembelajaran matematika pada siklus II. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siklus II mencapai ketuntasan klasikal minimal yaitu 85 % siswa mencapai atau lebih dari skor kriteria ketuntasan minimal (KKM). Informasi lain yang ditemukan yaitu masih ada 4 orang siswa yang memerlukan perhatian serta perbaikan secara individual pada pembelajaran matematika berikutnya. Selanjutnya tabel 4.9 akan memperlihatkan peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba setelah diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siklus I dan siklus II. Tabel 4.9 Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Pada Tes Akhir Siklus I Dan Siklus II SKOR. KATEGORISASI. 0 – 34 35 – 54. Sangat Rendah Rendah. FREKUENSI SIKLUS SIKLUS I II 2 0 8 0. PERSENTASE (%) SIKLUS SIKLUS I II 6,67 0 26,67 0.

(56) 55 – 64 65 – 84 85 – 100. Sedang Tinggi Sangat Tinggi. 9 10 1. 4 12 14. 30,00 33,33 3,33. 13,33 40,00 46,67. Tabel 4.9 Deskripsi ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba Pada Tes Akhir Siklus I Dan Siklus II FREKUENSI SIKLUS SIKLUS I II. PERSENTASE (%) SIKLUS SIKLUS I II. SKOR. KATEGORI. 0 – 64. Tidak tuntas. 19. 4. 63,33. 13,33. 65 − 100. Tuntas. 11. 26. 36,67. 86,67. 30. 30. Jumlah. 100%. 100%. b. Hasil Analisis Kualitatif Selama penelitian, selain terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada siklus I dan siklus II tercatat sejumlah perubahan yang terjadi pada setiap siswa terhadap pelajaran matematika. Perubahan tersebut diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat pada setiap siklus. Lembar observasi tersebut untuk mengetahui perubahan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Adapun perubahan sikap siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: 1. Pada siklus II tampak perubahan dengan ketidakhadiran siswa hampir tidak ada dibandingkan dengan siklus II. 2. Perhatian siswa pada siklus II tampak terjadi peningkatan pada saat proses belajar mengajar..

(57) 3. Pada siklus II keaktifan siswa sudah meningkat dalam proses belajar mengajar seperti menjawab pertanyaan, sudah berani bertanya dan berebutan menaikkan tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. 4. Pada siklus II kepasifan siswa dalam proses belajar mengajar sudah rendah, dalam hal ini siswa sudah berani menjawab pertanyaan serta mengerjakan soal dipapan tulis tanpa ditunjuk. 5. Selama siklus II berlangsung, perhatian siswa sudah meningkat dengan ditandai banyaknya siswa yang menyetor pekerjaan rumah. c. Hasil Analisis Refleksi Begitu pula Siklus II juga dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran yang sama dengan berbagai macam metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Lain halnya pada siklus II kehadiran siswa hampir tidak ada yang tidak hadir mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan karena rasa ingin tahu siswa terhadap matematika yang sebelumnya dianggap sulit itu ternyata mudah. Sehingga timbul semangat untuk mengikuti pelajaran. Begitu pula perhatian siswa semakin antusias saja dalam menerima materi pelajaran. Sama halnya pada pemberian PR hampir semua siswa mengerjakan dan mengumpulnya meskipun itu dikerja di sekolah. Pada siklus II ini semangat dan minat siswa semakin meningkat dengan adanya penghargaan yang diberikan sehingga dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar..

(58) B. Analisis Refleksi Siswa Dari hasil analisis terhadap refleksi dan tanggapan siswa dapat disimpulkan ke dalam kategori sebagai berikut: 1.. Pendapat siswa tentang pelajaran matematika Sebanyak 17 orang siswa berpendapat bahwa pelajaran matematika. merupakan pelajaran yang kadang-kadang mudah dimengerti juga kadang-kadang sulit dipahami mulai dari berhitung sampai penggunaan rumusnya. Oleh karena itu diperlukan keseriusan, konsentrasi dan disiplin yang tinggi. Sebanyak 19 orang siswa berpendapat bahwa kesenangan terhadap pelajaran matematika relatif artinya pada saat materi pelajaran yang diajarkan mudah mereka senang belajar. Tetapi jika materi yang diajarkan sulit maka mereka kurang senang menerima materi pelajaran.Selain itu dalam mempelajari matematika diperlukan banyak latihan dalam menyelesaikan soal-soal, agar dapat meningkatkan daya nalar. Dengan mempelajari matematika dapat mengetahui banyak rumus dan simbol-simbol. Sehingga dengan mempelajari matematika semua pelajaran yang lain mudah dipahami. 2.. Bagaimana tanggapan siswa tentang model pembelajaran make a match Siswa merasa senang dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe. make a match. Karena model pembelajaran dapat melatih siswa mengembangkan sendiri ide-ide serta dapat memudahkan siswa memahami materi yang dipelajarinya..

(59) C. Pembahasan Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini membuahkan hasil yang signifikan yakni meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar matematika di kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba. Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif, menunjukkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat memberikan perubahan kepada siswa. Hal ini ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku dalam diri siswa, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (efektif), serta keterampilan (Psikomotor). Hal ini dapat dilihat pada diagram batang berikut ini.. Perbandingan Frekuensi dan Skor Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II. FREKUENSI. 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0. HASIL BELAJAR SIKLUS I. SKOR SKOR 0 –HASIL 34 35 –BELAJAR 54 55 – 64 PADA 65 – 84 SIKLUS 85 – 100. I DAN. SIKLUS II Kenyataan diatas sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Sadirman yang menyatakan bahwa salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar yaitu karena adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Hal tentang perubahan tingkah laku siswa dapat diatasi melalui suatu proses pembelajaran dimana pada.

(60) proses pembelajaran tersebut dibagi menjadi dua siklus, siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan, pada pertemuan ini siswa diberikan tugas untuk mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban, dimana setiap siswa memikirkan soal/jawaban dari kartu yang dipegang dan setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok. Pada siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan,. pada. dasarnya langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II telah memperoleh refleksi, selanjutnya dikembangkan dan dimodifikasi tahapan-tahapan yang ada pada siklus I dengan beberapa perbaikan dan penambahan sesuai dengan masalah yang ditemukan. Berdasarkan tabel diagram batang diatas diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkat. Perbandingan hasil belajar yang menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan dua kali tes, peningkatan kualitas proses belajar siswa pada hasil observasi menunjukkan pada siklus I rendah, hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan strategi pembelajaran yang diterapkan, akibatnya hasil belajar matematika juga rendah. Pada siklus II terjadi peningkatan kualitas proses belajar mengajar yang diikuti dengan peningkatan hasil belajar matematika. Hal ini dsebabkan siswa mulai beradaptasi dengan strategi pembelajaran yang diterapkan, selain itu siswa lebih termotivasi dengan penghargaan dalam bentuk materi. Peningkatan hasil belajar ini tidak terlepas dari meningkatnya keaktifan siswa untuk belajar karena pada setiap pertemuan akan diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan sehingga siswa mudah memahami pelajaran yang diberikan dan cara belajar siswa lebih teratur. Adapun hasil pengamatan menunjukkan bahwa keterampilan sosial dalam.

(61) belajar kelompok secara kooperatif masih perlu ditingkatkan terutama menjalin kerjasama yang baik. Jadi,. peneliti. merangsang. motivasi. siswa. dengan. menggunakan. pembelajaran kooperatif tipe make a match di setiap pembelajaran dan hasilnya dapat dilihat bahwa motivasi dan keaktifan siswa untuk mengikuti pelajaran matematika meningkat. Ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Slavin dalam Ratumanan yang tercantum dalam BAB II halaman 14-15 siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok yaitu: a.. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil. b.. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompoK. c.. Interaksi. antar. siswa. meningkat,. seiring. dengan. peningkatan. kemampuan mereka dalam berpendapat. Dengan peningkatan keterampilan sosial akan lebih memudahkan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Rencana pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini sesuai dengan waktu yang diberikan, namun waktu yang digunakan kenyataannya tidak cukup dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas..

(62) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Terjadi peningkatan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe make a match cocok digunakan di kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Masamba setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match. Sehingga hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe make a match yang diperoleh dari tes akhir siklus maupun dari segi keaktifan siswa dalam pembelajaran, yaitu meningkatnya hasil belajar matematika dan meningkatnya keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika. Siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 11 orang siswa atau 36,67%, dan tidak tuntas 19 orang siswa atau 63,33%. Pada siklus II siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan dari siklus I menjadi 26 orang siswa atau 86,67%, dan tidak tuntas belajar 4 orang siswa atau 13,33%. Terjadi perubahan sikap siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan hasil observasi yaitu dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk bertanya kepada guru dan dapat meningkatkan kehadiran siswa..

(63) B. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada guru matematika khususnya agar dapat mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Guru matematika sebaiknya kreatif dalam menciptakan suasana kelas agar siswa tidak cepat bosan dan tegang dalam belajar serta lebih termotivasi untuk memperhatikan apa yang diajarkan. 3. Sebaiknya kepada pihak sekolah memaksimalkan sarana dan prasarana di sekolah, misalnya peningkatan kualitas dan kuantitas buku-buku perpustakaan, sehina siswa yang tidak memiliki buku pelajaran belajarnya tidak terhambat dengan meminjam keperpustakaan. 4. Diharapkan kepada peneliti yang akan melakukan penelitian sebaiknya mengambil satu permasalahan misalnya kombinasi antara model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini dengan salah satu metode pembelajaran, untuk mengetahui apa dengan penerapannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa..

(64) DAFTAR PUSTAKA. Arikunto. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta. Baharuddin, H. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media.Jogjakarta Curran, Lorna. 1994. Teknik Model Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Model Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Efendi, E Usman. 1982. Pengertian Belajar. Bumi Aksara : Jakarta. Hamalik, Oemar. 2000 Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara : Jakarta Heinich, dkk. 1996. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta Hilgrad. 1982. Pengertian Belajar. Bumi aksara : Jakarta. Hudoyo. 1990. Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Irwan Nasution, Syafaruddin. 2005. Model Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. PT Wahyu Media. Jakarta. Marlina. 2006. Hasil Belajar. Bumi aksara : Jakarta. Nasution, Syafaruddin Irwan. Model Pembelajaran. . Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Rusman,2010. Model-Model pembelajaran. PT. RajaGrapindo Persada. Slameto. 1982. Pengertian Belajar. Bumi Aksara : Jakarta. Sudjana. 2005. Hakikat Pembelajaran. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta. Supriono. 2003. Model Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tanggart, Kemmis. 1988. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung ..

(65) Tiro, Muhammad Arif. 2001. Dasar-dasar Statistika. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Weil, Joyce. 1996. Model Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia..

(66) A. Silabus B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II C. Kisi-Kisi Instrument Penelitian Siklus I dan Siklus II D. Lembar kerja Siswa E. Tes hasil Belajar Siklus I dan Siklus II F. Kunci Jawaban siklus I dan Siklus II G. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Selama Proses Belajar Mengajar H. Data Hasil Observasi Siklus I dan II I. Data Hasil Penelitian Siklus I dan II J. Analisi Data Siklus I dan II.

(67)

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah Puji Syukur sedalam dalamnya penulis panjatkan kepada Allah SWT karena Rahmat dan HidayahNya Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang

78 Golden Wall Export Filter PT Pagi Tobacco 79 Golden Wall Long Size Filter PT Pagi Tobacco 80 GSP (BLACK) TYPE SUM CIGARILLOS PT Djarum 81 GSP (BLACK) TYPE SUM PETIT PT Djarum 82

Proses bisnis yang dilakukan yaitu mengenai penyusunan rencana dan program kerja, evaluasi dan pelaporan, perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, pengelolaan

[r]

Bentuk pola hamburan disebabkan oleh karakteristik dari difuser masing-masing, difuser MLS dengan desain lebar 0,04 m memiliki pola hamburan yang merata pada frekuensi 4250

Hasil perhitungan rata-rata persen hidup, tinggi dan diameter setiap famili dari tanaman jabon dari provenan Lombok Barat sampai umur 18 bulan di plot konservasi ex situ di Gunung

Langkah pertama yang dilakukan dalam memodifikasi alat tenun adalah dengan melakukan Pemilihan Alat yang dapat dimodifikasi dengan menambahkan mesin pada alat

Peringkat perubahan terancang tersebut, terdiri dari tiga peringkat yang perlu berturut-turut iaitu peringkat mencairkan cara lama ( status quo ), melakukan perubahan,