• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II DESKRIPSI PROYEK"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK 2.1 Deskripsi Umum Proyek

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:

1. Judul Proyek : Medan Art Gallery

2. Tema Proyek : Arsitektur Ekspresionisme 3. Lokasi Proyek : Jln. Perintis Kemerdekaan 4. Luas Site : ± 2,1 Ha

5. Status Proyek : Fiktif 6. Pemilik Proyek : Swasta 2.1.1 Terminologi Judul

Judul Proyek: Medan Art Gallery a. Pengertian Medan

Medan merupakan nama sebuah kota.

b. Pengertian Art atau Seni

• Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”.

• Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan.

• Seni dapat juga diartikan sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa orang dan dilahirkan dengan perantaraan alat- alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap indera pendengaran, pandang, atau dilahirkan dengan perantaraan gerak.

• Seni adalah hasil dari proses keahlian, imajinasi dan temuan manusia.

Sumber :"http://id.Definition of art - Hutchinson encyclopedia article about Definition of art.htm

(2)

Teori-teori tentang seni menurut beberapa pakar antara lain:

1. Seni sama halnya dengan mimesi (imitasi), perwakilan penampilan, dan memberikan kesenangan melalui ketelitian dan keahlian dengan mana ini mewakili dunia nyata. Aristotle (c. 384 BC)

2. Seni digambarkan sebagai keindahan yang timbul diinspirasi oleh (dewa, Tuhan, atau dorongan dari dalam diri, dari imajinasi) bersamaa dengan itu diwujudkan sesuai dengan keadaan perasaan dalam diri, kebeneran yang sesunguhnya, dan masa yang dijalani. Plato (c. 427 BC)

Sumber :

3. Seni adalah pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang membahagiakan jiwa spritual manusia. Brade(1956)

"http://id.Definition of art - Hutchinson encyclopedia article about Definition of art.htm

4. Seni adalah kegiatan untuk menciptakan sesuatu yang dapat dipahami oleh perasaan manusia bentuknya berupa lukisan, patung, arsitektur, musik, drama, tari, film dll. Langer (1964)

5. Seni adalah kemahiran dalam menciptakan aneka bentuk untuk menggembirakan orang lain Read (1968)

6. Seni adalah eksprsi sebuah pengalaman nyata yang memiliki nilai yang berdiri sendiri yang dapat ditangkap oleh panca indera. Parker (1964)

Sumber :

c. Pengertian Gallery atau galeri

"http://id.Yahoo! Answers - Sebutkan pengertian seni menurut para ahli seni dan juga pengertian keindahan.htm

Gallery dalam bahasa Inggris yang berarti tempat untuk memajang atau memamerkan sebuah karya seni.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa “Medan Art Gallery” adalah tempat atau wadah untuk memajangkan atau memamerkan karya seni. Dalam hal ini wadah ini bersifat komersil.

(3)

2.2 Tinjauan Umum

Tinjauan umum membahas tentang Medan Art Gallery secara keseluruhan dan secara umum.

2.2.1 Tinjauan Terhadap Kesenian

2.2.1.1 Tinjauan Terhadap Kesenian

Kesenian adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang diungkapkan secara sadar dan diwujudkan dalam bentuk nada, kata dan warna medium (media/alat) sehingga dapat menggugah rasa seseorang untuk melihat ataupun mendengar.

Kesenian adalah segala sesuatu mengenai seni yang merupakan ekspresi hasrat manusia akan rasa keindahan dan dilahirkan melalui perantara alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pengelihatan atau dilahirkan melalui perantara gerak.

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing- masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

(4)

2.2.1.2 Tinjauan Terhadap Gallery

Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolekto-kolektor-kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni.

Sedangkan fungsi galeri adalah sebagai wadah komunikasi antara konsumen dengan produsen. Pihak produsen yang dimaksud adalah para seniman sedangkan konsumen adalah kolektor dan masyarakat. Fungsi galeri adah sbb:

• Sebagai wadah promosi barang-barang seni.

• Sebagai wadah pembinaan dan pengarahan bagi para seniman dalam mengembangkan dan memasarkan hasil karyanya.

• Sebagai sarana komunikasi antara pengelola dan pengunjung dalam suasana yang rekreatif.

Galeri suatu fasilitas berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual art atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik. Berdasarkan studi banding hal tersebut dapat dicapai melalui perbedaan luasan ruang.

Faktor-faktor dalam mengkomunikasi karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan manusia harus memperhatikan:

Gambar 2.1. suasana galeri

Sumber : www.google_galeri_image.jpg.com Diakses pada 11 februari 2009

(5)

a. Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.

Tinggi rata-rata Pandangan mata

Pria 165 cm 160 cm

Wanita 155 cm 150 cm

Anak-anak 115 cm 100 cm

Kemampuan gerak anatomi leher pengujung manusia, yaitu sekitar 30º ke atas dan 40º ke bawah/ke samping sehingga dalam mengapresiasikan suatu karya selalu dalam posisi badan/leher yang nyaman.

Gambar 2.2. Jarak pandang mata terhadap ukisan Sumber : olah data primer

Tabel 2.1. tinggi rata-rata manusia

Gambar 2.3. Sudut pandang lukisan Sumber : olah data primer

(6)

b. Pencahayaan yang dapat membangkitka emosi pengunjung dan meningkatkan kualitas presentasi suatu karya visual arts yang diterima oleh pengunjung.

Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environtment control (kontrol terhadap lingkungan galeri) yaitu dengan kunci-kunci komponen environment control sebagai berikut.

a. Climate Control

Adalah meliputi pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan kontrol terhadap temperatur dan kelembapan ruang, kualitas udara dan vibrasi ruang. Implementasi climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terhadap karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan

b. Temperature And Relative Humidity

Fluktuasi dalam temperatur dan kelembapan dapat merusak karya- karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembapan.

Perubahan kelembapan ruang/lingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi ligkungan sangat kering, sedangkan dalam

Gambar 2.4. kemampuan gerak anatomi manusia Sumber : olah data primer

(7)

kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan menjamur.

Standart temperatur dan kelembapan pada daerah tropis adalah sebagai berikut:

Temperatur 21ºC ± 1ºC, kelembapan 55% ± 5%

c. Air Filtration

Udara yang tidak terfilter mengandung polusi, berupa gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adalah ketidaknyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara kotor ini dapat dikontrol melalui suatu sistem ducting dan standart efisiensi penyaringan tersebut 80 % sampai 98%.

d. Light

Pencahayaan adalah faktor paling penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam memapresiasikan karya- karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana/atmosfir ruang. Dengan kata lai melalui pencahayaan dapat mengakibatkan emosi pengunjung.

Cahaya buatan maupun alami dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut.

• Karya dengan bahan kertas : 50 lux

• Karya lukisan di atas kanvas 150-200 lux

• Metal, keramik, glass dan batu : 300 lux

Tingkat intensitas cahaya diatas adalah berdasarkan survei galeri-galeri seni profesional di australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah dengan penggunaan cahaya alami dari atas (lighting from above) dan penggunaan cahaya alamidari samping (lateral lighting).

Dalam memamerkan karya-karya visual arts di Art Studio “Forum For usic, Dance And Visual Art”, yaitu:

(8)

a) Pameran Khusus

Pameran khusus adalah pameran yang penyelenggaranya dibiyai sepenuhnya oleh pengelola. Tema pameran dipilih berdasarkan pertimbangan dewan kurator. Koleksi yang dipamerkan adalah koleksi milik pengelola atau koleksi milik seniman atau kurator. Dalam satu tahun diprogramkan 2-3 kali pameran khusus.

Pameran khusus ini akan ditempatkan pada galeri tetap.

b) Pameran Kerjasama

Pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara pengelola dengan pihak lain seperti lembaga/organisasi. Pihak lain menyewa ruang pamer kontemporer yang tersedia di Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” sebagai sarana komesil.Biaya penyelengaraan ditanggung bersama pihak Penyelenggara .Penyewaan gedung dilakukan dengan cara pemohon mengajukan proposal kepada pengelola dan selanjutnya akan diberikan pertimbangan oleh dewan kurator. Posisi pihak pengelola hanya membantu menyediakan fasilitas pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan keamanan. Dalam sutu tahun dapat dilaksanakan sekitar 15 kali pameran berlangsung antara 1 minggu sampai 3 minggu. Pameran ini akan dilaksanakan pada ruang pameran temporer. Alasannya ruang pamer ini dipisahkan adalah agar tidak mengganggu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa yang belajar yang merupakan kegiatan utama digedung ini. Hal ini juga membedakan antara ruang komersil dan bukan ruang komersil.

Semua pameran yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu disetujui oleh kurator.

Adapun tugas kuratorial adalah untuk:

• Mengamati dan meneliti perkembangan visual art Indonesia dan dunia

• Memberikan pertimbangan dan menentukan arah, jenis dan kualitas pameran.

• Menentukan kebijakan dan kriteria pengadaan koleksi, siatem pendokumentasian dan perawatan koleksi.

(9)

• Menentukan arah pengkajian, pendidikan pemahaman dan penyebaran apresiasi visual art.

Dengan tim pengelola harian galeri bertugas melaksanakan pengelolaan program dan kegiatan serta administrasi berupa:

• Pameran-pameran yang telah disetujui kurator.

• Inventarisasi dan dokumentasi karya-karya visual arts.

• Perawatan kegiatan koleksi visual art berupa konservasi dan restorasi

• Kegiatan-kegiatan pengkajian, pendidikan dan pengembangan apresiasi.

• Perawatan gedung dan lingkungan

• Koordinasi keamanan

Dalam rangka memelihara dan merawat koleksi maka kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Penyimpanan

Koleksi disimpan di dalam sebuah fasilitas ruang penyimpanan disesuaikan semaksimal mungkin mengikuti persyaratan penyimpanan karya seni, anatara lain : AC, panel geser dan panel kayu, dan untuk pengamanan dibantu dengan alarm sistem.

b) Pendokumentasian

Disamping dicatat dan difoto, koleksi-koleksi tersebut juga didokumentasikan dalam bentuk katalog.

c) Konservasi dan Restorasi

Perawatan/konservasi yang dilaksanakan bersifat cepat/ringan yaitu pembersihan karya seni dari debu atau kotoran dengan peralatan sederhana sedangkan perbaikan yang dilaksanakan berupa perbaikan ringan yaitu perbaikan karya seni berupa penggantian pigura dan spanram lukisan. Kalau

(10)

Gambar.2.5. peta Indonesia Sumber: Google earth diakses pada 10 februari 2009

koleksi tersebut sudah tergolong tua maka diperlukan konservasi yang profesional oleh tenaga ahli konservator.

2.3 Pemilihan Lokasi

2 .3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

 Tinjauan Pemilihan Kota Medan

Pemilihan lokasi kota Medan untuk “Medan Art Gallery”:

• Medan merupakan kota menuju metropolitan, kota terbesar ke-3 di Indonesia, dan ibukota Propinsi Sumatera Utara, sehingga menjadikannya pusat kegiatan di Sumatera Utara.

• Adanya fasilitas bandara taraf internasional sehingga menyebabkan seiringnys dikunjungi wisatawan mancanegara.

• Adanya transportasi darat yang baik menuju kota Medan.

• Tingkat ekonomi dan sosial budaya yang cukup tinggi.

 Kondisi Lingkungan

Letak geografis kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara dan 98o35’-98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3oC-24.4oC dan suhu maksimum antara 30.7oC-33.2oC.

(11)

Gambar.2.7. peta lokasi Medan

Sumber: Google earth diakses pada 10 februari 2009

Gambar 2.6. peta Sumatera Sumber: Google earth diakses pada 10 februari 2009

 Kriteria-kriteria pemilihan lokasi ditetapkan dari hal-hal berikut ini

Tabel 2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi

No KKriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota Kawasan Medan Johor merupakan kawasan yang termasuk dalam WPP D yang diperuntukkan sebagai CBD, Pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan.

( sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 )

2. Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik

(12)

angkutan umum maupun pribadi ( karena itu harus berada pada jalan besar atau jalan arteri Kota ).

( sumber : NAD dan TSS )

3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi perkantoran pemerintahan, perumahan dan pendidikan.

( Sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 ) 4. Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi.

Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersil dan pendidikan akan dikembangkan di WPP D.

KDB bangunan 60 % KLB bangunan 3-4 lantai

( Sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 )

2.3.2. Pemilihan lokasi

Untuk mencapai target yang diharapkan, maka acuan yang hendaknya dipakai dalam menentukan lokasi site adalah WPP yang terdapat dalam RUTRK pemerintah kota Medan. Berikut merupakan tabel Wilayah Pengembangan Pembangunan beserta peruntukan wilayahnya.

Tabel 2.3. Wilayah Pengembangan Pembangunan

Wilayah Pembangunan

Cakupan Wilayah Adm Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Kegiatan Utama

WPP A Kec. Medan Belawan,

Medan Marelan, Medan Labuhan

Pusat

Pengembangan : Belawan

Pelabuhan, Industri, Terminal,

Pergudangan,

Orientasi Pelabuhan, Perumahan,

Konservasi

(13)

WPP B Kec. Medan Deli Pusat

Pengembangan : Tanjung Mulia

Perumahan, Perdagangan, Perkebunan WPP C Kec. Medan timur, Medan

Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas

Pusat

Pengembangan : Aksara

Perumahan, Industri, Terminal

barang/pergudangan,

Berorientasi ke konsumen

WPP D Kec. Medan Baru, Medan Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor

Pusat

Pengembangan : di Inti Kota

Pusat bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan, Perumahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Pusat Komersil

WPP E Kec. Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang

Pusat

Pengembangan : Sei Sikambing

Perumahan,

Perkantoran, Komersil Konservasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota

Berdasarkan kriteria yang mengacu pada RUTRK Kota Medan maka lokasi proyek “Medan Art Gallery” ini berada di wilayah WPP D yang peruntukan wilayahnya adalah sebagai pusat bisnis (CBD), pusa pemerintahan, perumahan, hutan kota, pusat pendidikan dan pusat komersil.

2.3.3. Analisa dan Penetapan Lokasi Proyek

2.3.3.1. Analisa dan Penetapan Lokasi Proyek

Pemilihan lokasi site didasarkan atas beberapa kriteria, seperti:

1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK) 2005. Lokasi site harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana peruntukan lahan.

Sumber: RURTRK Kota Medan thn 2005

(14)

2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis , lingkungan dengan imej yang bagus dan berbudaya dan sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.

3. Aksesibilitas lokasi tapak yang mudah dicapai, dan adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site.

Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi bagi ”Medan Art Gallery”:

 ”Medan Art Gallery” direncanakan sebagai fasilitas pelatihan yang lengkap dan bermutu yang mampu mengadakan pagelaran taraf nasional maupun internasional, sehingga ditempatkan di pusat kota.

 Seni musik, tari, lukis dan fotografi merupakan bagian dari seni yang diminati oleh semua kalangan usia terutama remaja, sehingga diutamakan terletak dengan fasilitas sekolah, pemukiman dan juga perkantoran.

 Pertimbangan lokasi yang memiliki lahan yang cukup luas yang dapat menampung seluruh kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.

 ”Medan Art Gallery” diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat akan seni sehingga diusahakan lokasi terletak di pusat kota.

 Mampu mewadahi kegiatan secara optimal, baik masa kini maupun masa datang.

 Mudah dicapai :

- tersedia sarana angkutan umum - merupakan jalan utama kota

 Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara.

 Kondisi lingkungan sehat dan segar.

 Tersedia sarana air bersih.

 Tersedianya jaringan lstrik.

 Terjangkau jaringan telepon.

 Topografi jalan rata.

(15)

 Berada di zona pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang mudah bagi kalangan pelajar untuk dapat mengakses fasilitas dan informasi.

 Area lokasi dapat memberikan ruang gerak yang leluasa.

 Lokasi tapak tidak rawan bencana, bebas banjir dan sebagainya.

 Tidak menyalahi peraturan pemerintah yang berlaku

Dari pemetaan beberapa sanggar seni yang telah dilakukan, maka di tetapkan beberapa alternatif lokasi perencanaan Art Studio ”Medan Art Gallery” yang berada jauh dari titik-titik letak sanggar yang ada pada saat ini. Seni merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh semua kalangan terutama remaja. Oleh sebab itu, tari direncanakan dekat dengan fasilitas pemukiman, fasilitas pendidikan, serta perkantoran. Sehingga mudah di jangkau dari mana saja. Serta harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, seperti ketentuan RUTRK kota Medan.

Gbr. 2.8. Titik Sebaran Sanggar-sanggar Besar di Kota Medan

Sumber: Hasil olah data primer Ista

(16)

WPP D Pusat Bisnis(CBD), pusat

WPP E

Perumahan, perkantoran, konservasi,

WPP A Merupakan Kawasan Pelabuhan,

WPP B Merupakan kawasan

k t d

WPP C Merupakan kawasan

ki d

PETA WILAYAH PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN

Gambar 2.9. Peta pengembangan pembangunan kota Medan

Alternatif 1 berada pada daerah WPP C Kecamatan Alternatif 2 berada pada daerah WPP C Kecamatan Alternatif 3 berada pada daerah WPP D Kecamatan A. Alternatif tersebut antara lain:

Alternatif Lokasi Proyek

Luas lahan : ± 2.1 Ha Alternatif 1

Lokasi : Persimpangan jalan

• Perintis Kemerdekaan

• Sutomo Ujung (Depan Universitas Nomensen)

Kecamatan : Medan Timur Jl. Perintis Jl. Sutomo

site

(17)

Luas lahan : ± 1.72 Ha Alternatif II

Lokasi : Persimpangan jalan

• Perintis Kemerdekaan

• Gaharu

(Samping Universitas Nomensen) Kecamatan : Medan Timur

Luas lahan : ± 3,00 Ha Alternatif III

Lokasi : Persimpangan jalan

• Pangkalan Masyhur

• Karya Budi

(Samping asrama haji Medan) Kecamatan : Medan Johor

Penilaian Pemilihan Lokasi

Penilaian lokasi proyek dari beberapa alternatif disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2.4. Penilaian Pemilihan Lokasi

Kriteria Lokasi

Alternatif I Alternatif II Alternatif III Luas lahan (5)

2.15 Ha

(4) 1.72 Ha

(5) 3,00 Ha Tingkatan Jalan (5)

Jalan Arteri Primer (5)

Jalan Arteri Primer

(5)

Jalan Arteri Primer

Pencapaian ke (5) (5) (5)

SITE

Jl. Perintis Kemerdekaan Jl. Gaharu

site

Jl. Pangkalan Mansyhur Jl. Karya Budi

SITE

Gambar. 2.11. Alternatif II

Gambar. 2.12. Alternatif III

(18)

Lokasi Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan

pribadi maupun angkutan umum

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum

Jangkauan terhadap Struktur kota

(4)

Berada dekat dengan pusat kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan

perdagangan dan rekreasi

(4)

Berada dekat dengan pusat kota dengan tingkat

kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah

pengembangan perdagangan dan rekreasi

(5)

Berada dekat dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan perdagangan, komersil dan rekreasi

Fungsi Pendukung sekitar lokasi

(4)

Perkantoran, hotel, dan sekolah

(4)

Perkantoran,

hotel, dan sekolah

(4)

Perumahan, asrama, dan perkantoran

RUTRK (Pengembangan Perdagangan dan Rekreasi)

(5) Sesuai

(5) Sesuai

(5) Sesuai

Fungsi eksisting (4)

Restoran, ruko

(5)

Lahan kosong (5)

Lahan kosong Kontur Realtif datar Realtif datar Relatif datar Pengenalan

Entrance

(3)

 Mudah

 Dekat dengan persimpangan 2 jalan

 Berada di depan Universitas

(4)

 Cukupmudah

 Dekat dengan persimpangan 2 jalan

(4) - Mudah

- Dekat dengan persimpangan 2 jalan

- Berada di sebelah kanan Asrama Haji Medan

(19)

Hotel Angkasa

Total Nilai 35 36 38

Perinngkat 3 2 1

Keterangan :

5 : Baik sekali 3 : Cukup 1 : Kurang sekali

4 : Baik 2 : Kurang

2.4.Studi Banding Proyek Sejenis

2.4.1. Galeri Simprassri

Sumber: Data olah primer

Galeri ini merupakan galeri yang pertama dibangun di kota Medan.

Galeri oini mewadahi para seniman kota Medan

Gambar. 2.13. Galeri Simpassri

(20)

2.4.2. Galeri Seni Payung Teduh

2.4.3. TO2 Galeri

Galeri ini dibangun pada tahun 2009. Galeri ini telah menyelenggarakan 6 kali pameran, dan juga pameran rutin.

Merupakan galeri yang sering mengadakan pameran seni.Galeri ini mempunyai banyak karya seni yang di pamerkan setiap harinya.

Gambar. 2.13. Galeri Seni Payung Teduh

Gambar. 2.14. Galeri TO2

(21)

2.4.4. GALERI NASIONAL INDONESIA

Galeri Nasional Indonesia merupakan lembaga kebudayaan yang gagasannya sudah direncanakan sejak lama, diawali dengan pendirian Wisma Seni Nasional yang berkembang pula sebagai gagasan Pusat Pengembangan Kebudayaan.

Gagasan ini untuk sebagian diwujudkan dengan pembangunan Gedung Pameran Seni Rupa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (23 Februari 1987) sebagai sarana kegiatan seni rupa. Akhirnya setelah diperjuangkan secara intensif sejak tahun 1995, pendirian Galeri Nasional Indonesia terealisasi pada tanggal 8 Mei 1998 di Jakarta dan setahun kemudian diresmikan secara formal fungsionalisasinya.

Lembaga kebudayaan ini bertugas melaksanakan pengumpulan, pendokumentasian, pendaftaran, penelitian, pemeliharaan, perawatan, pengamanan, penyajian, penyebaran informansi, dan bimbingan edukatif tentang karya seni rupa.

Visi Galeri Nasional Indonesia

Menjadi pusat kegiatan pelestarian, pengembangan dan penyajian karya seni rupa yang berorientasi kedepan, dinamis, kreatif, inovatif, dan demokratis sebagai wahana mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudaya dan memiliki jati diri ditengah-tengah pergaulan antar bangsa dan tantangan global.

Misi Galeri Nasional Indonesia

Menghimpun, melestarikan, dan mengembangkan karya seni rupa dalam lingkup nasional maupun internasional.

Mengkaji dan menyebarluaskan data dan informasi tentang koleksi Galeri Nasional Indonesia.

Memberdayakan kreatifitas dan apresiasi seni rupa melalui program pameran, pendidikan, penelitian, penukaran, workshop, kompetisi dan komitmen.

Mengembangkan pemikiran, pandangan dan tanggapan terhadap karya seni rupa dalam kerangka peningkatan wawasan dan perluasan komunitas kreator dan apresiator.

(22)

Memberikan bimbingan (guiding) dan pembelajaran seni melalui publik program yang bersifat edukatif-kultural dan rekreatif.

Fasilitas Galeri Nasional

Galeri Nasional Indonesia memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai lembaga yang mengkoleksi karya seni rupa, pameran dan seminar maupun pelatihan seni rupa dalam kapasitasnya sebagai institusi resmi pemerintah Indonesia terhadap pelestarian nilai-nilai budaya, khususnya karya seni rupa.

Ruang Pameran

Galeri Nasional Indonesia memiliki empat (4) gedung pameran, yakni:

1.GedungA 2.GedungB 3.GedungC 4.GedungD

Hingga saat ini luas tanah Galeri Nasional Indonesia adalah 28.620 m.

Ruang Seminar

Galeri Nasional Indonesia memiliki fasilitas ruang seminar (serba guna) untuk mendukung kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni rupa. Ruang seminar ini dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC), agar suasana seminar atau diskusi terasa nyaman.

Gambar. 2.15.

Galeri Nasional Indonesia

Gambar. 2.16.

Ruang seminar (ruang serba guna)

(23)

Ruang Restorasi

Pekerjaan konservasi-restorasi dilakukan pada Laboratarium Konservasi dengan fasilitas penerangan lampu polikhromatis dan ultra-violet. Bersikulasi udara, ber- AC, dan dialiri air distilasi. Laboratarium ini juga dilengkapi tabung- tabung gelas yang berfungsi sebagai wadah atau alat ukur/ analisa, alat-alat ukur elektronik dan komputer pendukung untuk analisa dan simulasi pekerjaan teknis mekanis. Alat mikrokopis, alat kontrol klimotologi, ruang fumigasi serta alat pendingin untuk membasmi jamur atau serangga juga melengkapi laboratorium ini. Para tenaga terlatih kami siap melayani anda secara profesional.

Ruang Penyimpanan Karya

Karya-karya seni rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia sebagian besar di tempatkan di ruang penyimpanan (storage) yang sudah memenuhi persyaratan peyimpanan karya seni rupa karena ruang penyimpanan tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas mesin penyejuk ruangan, alat pengatur suhu udara, lemari kayu, panel geser, panel kawat dan panel kayu, serta dilengkapi juga dengan alarm system sebagai sarana pengamanannya.

Gambar. 2.17.

Ruang restorasi

Gambar. 2.18.

Ruang penyimpanan karya

(24)

Jenis-jenis Pameran

1. Pameran Tetap (Permanent Exhibition) 2. Pameran Temporer (Temporary Exhibition) 3. Pameran Keliling (Traveling Exhibition)

Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia umumnya menampilkan karya seni rupa modern dan kontemporer (lukisan, patung, grafis, kriya, desain, photografi, arsitektur, dll) dari Indonesia dan mancanegara.

Pelaksanaan pameran meliputi:

PAMERAN TETAP

1. Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia.

Gambar. 2.19 Ruang pameran

(25)

2. Waktu penyelenggaraan Pameran Tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun

PAMERAN TEMPORER

1. Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.

2. Waktu penyelenggaraan Pameran Temporer berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.

Gambar. 2.20 Ruang pameran tetap

Gambar. 2.21 Ruang pameran

(26)

PAMERAN KELILING

1. Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia maupun karya di luar koleksi Galeri Nasional Indonesia ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh Galeri

2. Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain.

Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari.

Pola Pameran Temporer meliput i :

1. PAMERAN TUNGGAL / PAMERAN BERSAMA

1) Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan.

2) Peminjaman gedung dilakukan dengan cara mengajukan permohonan disertai porposal kepada Galeri Nasional Indonesia, selanjutnya permohonan tersebut akan dipertimbangkan oleh Tim Kurator. Fasilitas pokok yang disediakan gedung pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan fasilitas keamanan.

3) Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Selama satu tahun pameran yang diselenggarakan di gedung ini dapat mencapai 15 pameran.

Gambar. 2.22

Koleksi Galeri

(27)

2. PAMERAN KERJA SAMA

1. Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara Galeri Nasional Indonesia, dengan pihak lain. Pihak lain tersebut dapat merupakan lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan Pusat-Pusat Kebudayaan negara sahabat.

2. Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran Kerja sama ini dapat dilaksanakan selama 10 kali dalam 1 tahun, tiap-tiap pameran dapat dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan.

3. PAMERAN KHUSUS

1) Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung oleh Galeri Nasional Indonesia. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi Galeri Nasional Indonesia atau milik seniman atau kolektor lainnya.

2) Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun.

Gambar. 2.23.

Galeri Nasional Indonesia

(28)

2.4.5. TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA

Taman Budaya Sumatera Utara atau lebih dikenal dengan sebutan singkat TBSU, secara institusional merupakan instansi pemerintah yang bidang tugasnya berkenaan dengan pembangunan nasional Indonesia dibidang kebudayaan pada tingkat propinsi.

Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara berada di areal seluas 8.216 meter per segi di kawasan yang sangat strategis, yakni di jalan Perintis Kemerdekaan No.33 Medan, tidak jauh dari persimpangan jalan Sutomo, letaknya bersebelahan dengan SMKN 11 yang merupakan satu-satunya sekolah menengah kejuruan musik di Medan dan hanya sekitar 75 meter dari kampus IAIN Medan- Sumut dan Universitas HKBP Nommensen Medan. Selain itu Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara memiliki areal parkir yang cukup luas, posisinya berhadapan dengan hotel berbintang Grand Angkasa. juga tidak terlalu jauh dari

Gambar. 2.24.

Entrance Taman Budaya

(29)

plaza yang ada di kawasan kota Medan. sarana transportasi ke Taman Budaya Sumatera Utara pun tidak sulit, karena jalan raya di depannya merupakan lintasan penumpang umum angkutan kota dari berbagai jurusan.

1. PERAN DAN FUNGSI UPT TAMAN BUDAYA DALAM PEMBERDAYAAN SENI BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI SUMATERA UTARA

Wilayah Sumatera Utara merupakan sebuah potensi yang sangat luar biasa dari sisi keragaman kultural. Setiap kelompok masyarakat dan etnis memiliki keunikan dan identitas budayanya tersendiri yang secara komunal mencerminkan konsep hidup dan tatanan nilai dalam kehidupan sosial dan budaya mereka.

Kekayaan kultural ini lebih menarik lagi ditunjang oleh faktor kesuburan dan keindahan geografis yang secara tidak langsung turut berperan membentuk karekter masayarakat dan pola-pola tatanan adat dan tradisi sebagai sebuah pluralitas, baik dari sisi heterogenitas masyarakat maupun pengkayaan unsur- unsur kebudayaannya.

Gambar. 2.25.

Bangunan Utama Taman Budaya

(30)

Khusus di bidang kesenian, pluralitas masyarakat tersebut memberikan ruang gerak bagi tumbuh dan berkembangnya aktivitas dan kreativitas seni dari berbagai etnis yang ada, seperti Melayu, Nias, Toba, Karo, Simalungun, Pakpak Dairi, Mandailing, Pesisir, bahkan keanekaragaman itu masih diperkaya oleh ekspresi-ekspresi komunal dari berbagai etnis “pendatang” seperti Jawa, Bali, Sunda, Aceh, Minang, Cina, India dan lain-lain.

Sejauh mana keterlibatan potensi-potensi tersebut bagi upaya-upaya pengembangan kepariwisataan di Sumatera Utara dan Sejauhmana peran dan fungsi UPT Taman Budaya pada khususnya berkaitan dengan upaya tersebut.

Sudah barang tentu mengupas pertanyaan tersebut bukanlah hal sederhana, diperlukan pengkajian secara detail dan mendalam terahap kompleksitas berbagai aspek permasalahan yang melekat pada hal-hal yang dibutuhkan bagi pengembangan kepariwisataan. Di samping itu faktor lain yang tidak dapat dipungkiri adalah kemampuan dan sensitifitas menghadapi arus perubahan yang begitu cepat ketika memasuki era hidup global dengan ketergantungan tinggi terhadap hi-tek. Kecenderungan-kecenderungan yang menunjukkan indikasi bahwa secara perlahan tapi pasti masyarakat kita akan menuju pada masyarakat industri, mengajak kita untuk berpikir bahwa memandang ke masa depan menjdi prioritas karena mau tidak mau dunia seni kita akan terimbas. Belum lagi penjajagan pemahaman kita terhadap kedudukan seni dalam sebuah industri, mengingat mesti ada pemilahan yang jelas antara kedudukan seni dalam konteks murni sebagai industri atau kedudukan seni dalan kaitannya dengan industri pariwisata, karena keduanya adalah hal yang tidak sama.

Industri kepariwisataan yang sudah ataupum mulai marak sebagaimana terlihat di kota-kota besar, sebenarnya memungkinkan untuk menciptakan peluang yang cukup luas dalam memberdayakan sumber daya manusia dengan memposisikan kesenian menjadi salah satu aset industri yang cukup penting bagi kepariwisataan. Namun demikian secara spesifik memasuki dunia kesenian kita sebaga bagian dalam industri kepariwisataan bukanlah hal yang gampang dan cepat diraih. Kompleksitas terhadap harmonisasi dan pengasimilasasian tuntutan- tuntutan ideal berkesenian dengan kebutuhan-kebutuhan kepariwisataan merupakan salah satu permasalahan pelik yang hampir selalu dihadapi di beberapa

(31)

daerah yang sedang berupaya mengembangkan kepariwisataan. Oleh karena itu alangkah baiknya bila sejak dini mulai mencoba mempersiapkan diri dengan memikirkan berbagai perencanaan untuk menggali, meneliti dan mencari berbagai kemungkinan untuk mewujudkan pemberdayaan seni tersebut baik dalam bentuk industri maupun peningkatan profesi.

Berpijak dari permasalahan di atas, UPT Taman Budaya yang didukung oleh para tenaga ahli di bidang seni dalam kapasitasnya sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, selain berperan utama sebagai fasilitator dan dinamisator yang mengemban upaya-upaya pembinaan dan pelestarian seni tradisi, diharapkan mampu mengembangkan program-program kegiatannya dalam meningkatkan terwujudnya produk-produk seni sebagai aset industri pariwisata.

Secara konkrit UPT Taman Budaya Sumatera Utara dalam program- program kegiatannya telah melaksanakan upaya-upaya pembinaan seni dengan melalui kegiatan-kegiatan pergelaran dan pameran baik dalam skala lokal, regional, nasional maupun internasional serta kegiatan-kegiatan lain semacamnya.

Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu seni baik yang bersifat teknis seperti pelatihan, workshop, loka karya selalu dilaksanakan dalam setiap program rutin setiap tahunnya. Demikian pula dengan program-program kegiatan yang bersifat non teknis seperti ceramah, diskusi, sarasehan, penataran dan kegiatan semacamnya dilaksanankan guna meningkatkan apresiasi dan memperluas wacana berkesenian bagi masyarakat.

Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara yang menempati areal kecil (seluas 8.216 meter persegi) di Jl. Perintis Kemerdekaan 33 Medan, memang menyediakan ruang yang cukup bagi proses kreatif yang dilakukan, namun berbagai fasilitas pendukung seperti lighting, sound, media dokumentasi dan lain- lain untuk penyelenggaraan pertunjukan dan pameran memang dirasa jauh memadai untuk menampilkan produk-produk seni yang ada secara maksimal.

Sebagai modal utama sebagaimana telah diungkap di depan bahwa kekayaan potensi seni budaya di Sumatera Utara, setidaknya telah menjadi daya tarik tersendiri bagi kepariwisataan di daerah Sumatera Utara. Dengan

(32)

meningkatkan peran dan fungsi UPT Taman Budaya sebagai salah satu laboratorium seni bagi produk-produk seni wisata kiranya akan dapat mendukung terwujudnya visi Kementrian Negara Kebudayaan dan Pariwisata yang berupaya pada kondisi bahwa perkembangan seni budaya dan pariwisata akan dapat tumbuh dan berkembang bersama, saling mengisi, mendukung dan saling memperoleh manfaat, sehiengga pada saatnya mampu menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi, penghasil devisa, pembangun dan pengembang sumber daya manusia. Oleh karena itu kiranya perlu ditingkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam ikut berperan secara aktif melalui bentuk-bentuk program kegiatan yang telah dirumuskan.

• Gedung dan Fasilitas Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU)

Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU), dilengkapi sejumlah bangunan untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan kesenian antara lain :

 Pentas terbuka atau Open Stage.

Bangunan pentas terbuka sesuai dengan namanya berada di alam terbuka, terletak pada bagian barat kompleks Taman Budaya Sumatera Utara, tepat di depan Sanggar Teater dengan posisi menghadap jalan Perintis Kemerdekaan.

Pentas terbuka merupakan bangunan pentas yang berbentuk setengah lingkaran, yang di depannya terdapat tempat duduk untuk penuntun berupa susun anak tangga yang dibentuk diatas tanah.

Gambar. 2.26.

Open stage

(33)

 Gedung Utama atau Teater Tertutup

Gedung Utama atau Teater Tertutup merupakan Gedung pertunjukan Utama dengan kapasitas 600 orang. Terletak pada jalur tengah areal dan memanjang ke belahan barat. Gedung ini dilengkapi dengan sebuah pentas, perangkat tata lampu dan soundsystem, umumnya menjadi pilihan utama tempat mempergelarkan berbagai cabang seni, seperti teater, tari, musik dan sastra.

 Gedung Pameran

Gedung Pameran biasanya digunakan untuk menggelar kegiatan seni rupa, termasuk seni pahat, keramik dan kerajinan.Terletak di bagian tengah areal Taman Budaya Sumatera Utara, selain selalu digelar pameran karya-karya para seniman Sumatera Utara juga pernah dipamerkan karya sniman-seniman dari Jakarta.

Selain gedung-gedung diatas, terdapat juga gedung yang lainnya yaitu : Gedung Sanggar Musik

Sanggar Tari

Gedung Sanggar Teater Perpustakaan

Musholla

Gambar. 2.27.

Gedung pameran

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan hasil penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang faktor risiko persalinan dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Mengumumkan Renacana Umum Pen8adaan Barangflasa pelaksanaan keglatan Tahun Anggaran 2014 sepertl tersebut dibawah

Segala biaya akomodasi dan transportasi penyedia jasa yang berkaitan dengan rapat pembuktian kualifikasi ini ditanggung oleh penyedia jasa itu sendiri. Apabila pihak Penyedia Jasa

Demikian pengumuman ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan

[r]

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan

Wajib minimal menempuh 8 sks peminatan, termasuk salah satu mata kuliah harus terkait skripsi... 10 sks PLKH, termasuk 9 sks