Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1303
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMKN 7 PADANG
Anissa Retna Sari1, Lidya Martha2
1,2Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP
Email: anissaretnas@gmail.com, lidyam83@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the effect of leadership style, work motivation on teacher performance at SMKN 7 Padang. The sampling method using total sampling technique with a total of 66 respondents.
The research data were collected from the results of multiple linear regression analysis and hypothesis testing with the help of the SPSS application. The results of this study indicate that leadership style has a positive and significant effect on teacher’s performance, and work motivation has a positive and significant effect on teacher’s performance.
Keywords : leadership style, work motivation, teacher performance
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMKN 7 Padang. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan total 66 responden. Data penelitian dikumpulkan dari hasil analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru, dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Kata kunci : gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kinerja guru PENDAHULUAN
Kinerja guru merupakan hasil kerja yang dapat dicapai guru dalam suatu organisasi (sekolah), sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab yang diberikan sekolah dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Guru merupakan garda terdepan dalam dunia pendidikan yang bersentuhan langsung dengan peserta didik yang kelak menjadi generasi penerus di masa yang akan datanng. Guru merupakan kunci dari keberhasilan pendidikan, Oleh sebab itu guru harus selalu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.
SMKN 7 Padang yang berfokus pada bidang seni selalu mengusahakan untuk meningkatkan keterampilan guru agar setiap peserta didik mampu memahami pembelajaran baik itu berupa keterampilan maupun materi yang diajarkan. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas ini, pemerintah melalui instansi pendidikan selalu mengusahakan kinerja guru seoptimal mungkin, karena pada dasarnya kinerja guru akan mempengaruhi hasil dan kualitas pendidikan. Kinerja guru yang baik ketika guru dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Menurut Yawan, (2016) kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru untuk melakukan suatu perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup aspek perencanaan program belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas yang optimal, pengendalian kondisi belajar yang optimal, serta penilaian hasil
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1304
belajar. Kinerja guru didasarkan pada pencapaian guru dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan adanya kecakapan kesungguhan, pengalaman, serta kinerja yang dihasilkan dapat terlihat, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya (Caksana, 2019).
Kinerja memiliki peran penting yang dapat dilihat dengan kemajuan perkembangannya dalam organisasi manapun, karena karyawan ikut serta dalam mencapai keberhasilannya (Khtatbeh et al, 2020). Pada SMKN 7 Padang kinerja guru sangat diperhatikan karena kinerja yang tinggi akan menghasilkan peningkatan kinerja secara keseluruhan. Kinerja yang baik yaitu guru yang dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan. Dalam kaitannya dengan kinerja guru juga berdasar pada program kerja yang telah direncanakan yaitu berupa kompetensi dasar dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada setiap semester.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa guru yang menyerahkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tepat waktu masih belum maksimal, bahwa guru-guru perlu mendapatkan perhatian lebih dari kepemimpinan kepala sekolah serta adanya pemberian motivasi yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru dalam mencapai tujuan bersama. Adanya kendala dalam penyelesaian program kerja ini sendiri karena keterbatasan kemampuan dan juga kedisiplinan, sehingga guru masih belum maksimal dalam melaksanakan tugasnya. Serta guru yang sudah cukup berumur mengalami kendala dalam menjalankan tugasnya, peran kepala sekolah sebagai pimpinan sangat dibutuhkan dalam hal ini, untuk meningkatkan semangat dan keterampilan guru-guru dalam melaksanakan tugasnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Candra et al, (2019) yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani & Rasyid, (2015) kinerja guru yang tinggi ditunjukkan dengan sikap guru yang profesional serta mampu untuk menguasai empat kompetensi meliputi kompetensi profesional, kepribadian, pendekatan dan sosial, oleh karena itu kinerja mempunyai peranan yang cukup penting dalam mencapai tujuan pengajaran secara maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Solahudin & Ahdiat, (2019) menemukan bahwa terdapat adanya pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Candra et al, (2019) yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Gaya kepemimpinan adalah proses dimana atasan dalam mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan bersama, hal ini dapat dilihat dari kegiatan kepemimpinan dalam proses mempengaruhi bawahan sehingga timbulnya hubungan timbal balik serta proses perencanaan dan perumusan hingga pencapain tujuan organisasi (Prananosa et al, 2018). Gaya kepemimpinan bagian penting dari organisasi, karena dalam kegiatan kepemimpinan akan mempengaruhi semangat kerja dan kepuasan kerja, rasa aman, kualitas kerja dan kehidupan, terutama prestasi organisasi. Pemimpin harus mampu memenuhi kebutuhan bawahan dengan kebutuhan organisasi secara keseluruhan. Melalui tugas ini, kepemimpinan mendorong bawahan untuk memperoleh pengembangan keterampilan dan peluang dengan mengantisipasi setiap tantangan dan peluang dalam pekerjaan mereka (Gunawan & Rahmizal, 2021).
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1305
Gaya kepemimpinan merupakan perwujudan dari tingkah laku pemimpin menyangkut kompetensi dan kemampuan dalam memimpin. Maka dari itu kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah harus bisa memotivasi guru-guru dalam melaksanakan tugasnya serta mampu menjadi teladan yang dapat dicontoh oleh guru-guru, sehingga dapat menimbulkan kesadaran dan meningkatkan semangat guru untuk mencapai tujuan sekolah bersama-sama. Gaya kepemimpinan merupakan proses di mana seorang individu mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama, Cara pemimpin mengarahkan dan membina bawahannya menjadi penentu baik atau tidaknya kinerja seseorang (Saleem, 2015).
Gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat diukur dengan menggunakan indikator strategi yang realistis, jelas, mendorong anggota, menghargai adanya perbedaan dan keyakinan serta memelihara kekompakan (Ulum et al, 2020). Gaya kepemimpinan juga memberikan dampak bagi kinerja guru karena kepala sekolah mempunyai wewenang yang luas dalam mengelola potensi yang dimiliki untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah, cara kepala sekolah dalam mengarahkan guru akan mampu menimbulkan motivasi kerja bagi guru-guru di SMKN 7 Padang.
Motivasi kerja merupakan dorongan atau daya penggerak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau perbuatan dalam melakukan kegiatan. Motivasi merupakan unsur yang dianggap krusial dalam mendukung kinerja seorang guru maupun pegawai lainnya. Guru yang bekerja dengan motivasi yang tinggi akan menghasilkan suatu pekerjaan yang sesuai dengan ekspektasi dari lingkungan organisasinya (Candra et al, 2019).
Motivasi merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen dalam memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan instansi yang diinginkan. Motivasi seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena adanya suatu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan ekonomi yaitu untuk memperoleh uang, sedangkan kebutuhan non ekonomi dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh penghargaan dan keinginan lebih maju (Martha & Febrianti, 2021). Menurut Fachreza et al, (2018) motivasi dapat dipengaruhi oleh inspirasi kerja, sehingga mampu memberikan semangat dan dorongan dari dalam atau luar diri seseorang dalam menyelesaikan tugas yang diembannya. Tujuan organisasi memerlukan adanya peranan manusia yang terlibat langsung di dalamnya, agar organisasi terlaksana sesuai dengan yang direncanakan, maka motivasi diri sangat diperlukan, karena dari motivasi inilah yang dapat menentukan sifat seseorang dalam bekerja.
Motivasi kerja merupakan upaya untuk mencapai tujuan organisasi dalam rangka mencerminkan ketertarikan terhadap pekerjaan dan perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut (Sule & Priansa, 2018). Motivasi dapat juga diartikan dengan mengusahakan cara supaya seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat, manusia memiliki motivasi yang berbeda tergantung dari banyak faktor seperti ambisi kepribadiannya (Mariadi & Yusra, 2021).
Kinerja guru SMKN 7 Padang akan mengalami peningkatan apabila kepala sekolah dapat mendorong atau memotivasi guru agar memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya. Kepala sekolah memiliki sifat yang ramah, mampu mengayomi dan mengutamakan kebersamaan sangat disukai oleh guru-guru, dengan hal itu dapat meningkatkan kinerja guru SMKN 7 Padang.
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1306
Penelitian yang dilakukan oleh Muslimin & Nursasongko, (2019) tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan kemampuan manajerial kepala sekolah dasar terhadap kinerja guru.
Berdasarkan penelitian tersebut terdapat adanya pengaruh positif dan signfikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru, kepala sekolah yang peduli terhadap guru-guru memberikan semangat tersendiri untuk meningkatkan kinerjanya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prananosa et al, (2018) yang meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan keterampilan berkomunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru. berdasarkan penelitian tersebut terdapat adanya pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru.
H1 : Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinera Guru Motivasi merupakan unsur yang dianggap krusial dalam mendukung kinerja seorang guru maupun pegawai lainnya. Guru yang bekerja dengan motivasi yang tinggi akan menghasilkan suatu pekerjaan yang sesuai dengan ekspektasi dari lingkungan organisasinya. Motivasi dapat timbul dari dalam diri karena adanya ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, sikap dan perilaku, adanya kemauan, sedangkan dari lingkungan/sekolah timbul karena adanya perhatian dan pemberian pujian, mendapatkan semangat dari rekan-rekan, mendapatkan penghargaan atas suatu pencapaian. Menurut Fachreza et al, (2018) motivasi dapat dipengaruhi oleh inspirasi kerja, sehingga mampu memberikan semangat dan dorongan dari dalam atau luar diri seseorang dalam menyelesaikan tugas yang diembannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Solahudin & Ahdiat, (2019) mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat adanya pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru.
Selaras dengan penelitian Yawan, (2016) yang meneliti tentang pengaruh motivasi kerja guru dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja. Dari hasil penelitian tersebut terdapat adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru. Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan, dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
H2 : Motivasi Kerja Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinera Guru METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Objek penelitian menjadi target ilmiah dalam pengumpulan data dengan tujuan tertentu, yang bertujuan untuk efisiensi dan kehandalan atas sesuatu (variabel spesifik). Objek penelitian ini dilakukan pada SMKN 7 Padang, yang beralamat di Jl. Raya Padang Indarung, Cangkeh Nan XX, Kec.
Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat.
Populasi adalah seluruh wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan setelah itu didapatkan kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMKN 7 Padang yang berjumlah 66 orang. Teknik pegambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu suatu teknik penarikan sampel yang mana keseluruhan guru pada populasi diambil menjadi sampel penelitian. Maka dari itu jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 66 responden.
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1307
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja guru (Y), sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2). Semua variabel tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1
Indikator Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Indikator Sumber
1 Gaya
Kepemimpinan (X1)
Kemampuan
seseorang dalam menjalankan fungsi manajemen,
sehingga mampu untuk menggerakkan SDM serta dapat merencanakan untuk mencapai tujuan bersama.
a. Strategi yang jelas
b. Peduli kepada anggota
c. Mendorong anggota d. Memelihara
kekompakan e. Menghargai
adanya perbedaan
Ulum et al, (2020)
2 Motivasi Kerja (X2)
Suatu kondisi yang menggerakkan serta mempengaruhi seseorang agar dapat membangkitkan dan meningkatkan
semangat dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
a. Kenyamanan b. Kesempatan
untuk maju c. Fasilitas
d. Nama baik tempat bekerja e. Gaji
Caksana, (2019)
3 Kinerja Guru (Y)
Keberhasilan
seorang guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar yang bermutu, menguasai bahan pembelajaran, serta melaksanakan
tugas yang
diembankan
kepadanya dengan penuh tanggung jawab.
a. Kemampuan membuat perencanaan b. Penguasaan
materi
c. Strategi mengajar d. Pemberian tugas- tugas kepada siswa
e. Kemampuan mengelola kelas f. Kemampuan
melakukan penilaian
Kartini &
Kristiawan , (2019)
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1308
Teknik Analisis Data Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan apakah variabel yang diukur valid atau tidak, uji validitas ini terdiri atas kumpulan pertanyaan maupun pernyataan (Sugiyono, 2017). Uji validitas menggunakan ketentuan jika signifikansi dari r hitung atau r hasil > r tabel maka item variabel disimpulkan valid. Apabila nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,300 maka instrumen atau item-item pernyataan dikatakan valid dan apabila nilai Corrected Item-Total Correlation
< 0,300 maka instrumen atau item-item pernyataan dikatakan tidak valid.
Uji Reliabilitas
Uji ini digunakan untuk dapat mengetahui apakah pengukuran pada beberapa item dalam keadaan konsisten atau tetap jika dilakukan pegukuran yaitu sebanyak dua bahkan lebih pada objek dan alat ukur yang sama (Sugiyono, 2017). Uji reliabilitas menggunakan ketentuan jika Cronbach Alpha > 0,6 maka variabel yang diteliti adalah reliabel.
Uji TCR (Tingkat Capaian Responden)
Menghitung tingkat capaian responden TCR masing-masing kategori dari data deskriptif variabel.
Rumus yang digunakan yaitu : TCR = 𝑅𝑆
𝑛 𝑥 100%
Keterangan :
TCR = Tingkat Capaian Responden Rs = Rata-rata skor jawaban responden n = Nilai skor jawaban
Persentase pencapaian
Nilai TCR 81% - 100% = Sangat Baik, Nilai TCR 61% - 80% = Baik, Nilai TCR 41% - 60% = Cukup Baik, Nilai TCR 21% - 40% = Kurang Baik, Nilai TCR 00% - 20% = Tidak Baik Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji kolmogrov-smirnov dengan pemakaian aplikasi SPSS. Jika nilai sig (p value) > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal, tetapi jika sig (p value) < 0,05 maka data dinyatakan tidak terdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolineritas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan (korelasi) antara variabel independen (Sugiyono, 2017). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat digunakan kriteria sebagai berikut : Jika nilai VIF <10 dan tolerance >0,10, maka penelitian
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1309
terbebas dari gejala multikolinearitas dan jika nilai VIF >10 dan tolerance <0,10 maka penelitian tersebut tidak terbebas dari gejala multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regeresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dengan menggunakan Uji Glejser (Sugiyono, 2017). Dikatakan bebas dari heteroskedastisitas jika nilai sig > 0,05, dan jika sig <0,05 maka telah terjdi masalah heteroskedastisitas.
Uji Regresi Linear Berganda
Suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan secara linear antara variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali, 2018).
Y = α + β1 X2 + β2 X2
Dimana Y= kinerja guru, α = konstanta, β1= Koefisien regresi gaya kepemimpinan, β2 = Koefisien regresi motivasi kerja, X1= gaya kepemimpinan, X2= motivasi kerja
Uji Hipotesis Uji T
Uji t bertujuan untuk menguji kebenaran atau tidaknya suatu hipotesis (pengujian asumsi). Atau dapat didasarkan pada hasil pengolahan data melalui program SPSS dengan kriteria : terima Ha jika : thitung > ttabel atau p-value (Sig.) < ꭤ (0,05), tolak Ha jika : thitung < ttabel atau p-value (Sig.) > ꭤ (0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas kemudian dilanjutkan dengan uji Reliabilitas. Hasil olah data tersebut pada tabel
Tabel 5 Uji Reliabilitas
No. Variabel
Penelitian
Cronbach’s Alpha
Role Of
Thumb Kesimpulan 1. Gaya Kepemimpinan (X1) 0,880 0,6 Reliabel
2. Motivasi Kerja (X2) 0,753 0,6 Reliabel
3. Kinerja Guru (Y) 0,908 0,6 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat dari hasil pengolahan data bahwa ternyata nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel kinerja guru, gaya kepemimpinan dan motivasi kerja > 0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa jawaban-jawaban yang diberikan responden sudah reliabel sehingga tahapan pengolahan data selanjutnya dapat dilakukan.
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1310
Uji Analisis Deskriptif (TCR)
Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas kemudian dilanjutkan dengan uji analisis deskriptif. Berdasarkan hasil tabulasi data dengan seluruh responden yang menjadi sampel dalam penelitian diperoleh informasi bahwa distribusi frekuensi variabel kinerja guru tergolong pada kriteria sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata tingkat capaian responden diantara 81-100%. Dengan kondisi tersebut hasil penelitian memberikan indikasi bahwa kinerja guru pada SMKN 7 Padang mendapat respon yang positif.
Uji Normalitas
Setelah melakukan uji TCR kemudian dilanjutkan dengan uji normalitas. Hasil olah data tersebut pada tabel berikut :
Tabel 6 Uji Normalitas Asymp.
Sig. (2-tailed)
Alpha Kesimpulan 0,200 0.05 Terdistribusi
Normal Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan pada tabel 6 dapat dilihat hasil pengujian yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal, karena Asymp. Sig 0,200 > 0,05. Dengan demikian, tahapan pengolahan data selanjutnya dapat dilakukan.
Uji Multikolinearitas
Setelah melakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji Multikolinearitas. Hasil olah data tersebut pada tabel :
Tabel 7
Hasil Uji Multikolinearitas
No Variabel VIF Tollerance Kesimpulan
1 Gaya Kepemimpinan 1,423 0,703 Tidak Terjadi Multikolinearitas 2 Motivasi Kerja 1,423 0,703 Tidak Terjadi
Multikolinearitas Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa nilai tolerance variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja lebih besar dari nilai tolerance yaitu 0,10 (tolerance > 0,10) dan pada nilai VIF dapat diketahui bahwa nilai VIF disini lebih kecil yaitu 10 (VIF < 10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap variabel independen tidak terdapat indikasi multikolinearitas.
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1311
Uji Heteroskedastisitas
Setelah melakukan uji mulkolinearitas kemudian dilanjutkan dengan uji heteroskedastisitas. Hasil olah data tersebut pada tabel :
Tabel 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
No Variabel Sign Alpha Kesimpulan
1 Gaya Kepemimpinan 0,637 0,05 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
2 Motivasi Kerja 0,226 0,05 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. setiap variabel independen diatas adalah lebih besar dari nilai Alpha (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak terdapat indikasi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda adalah kelanjutan analisis setelah uji validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik. Persamaan Analisis Regreasi Berganda sebagai berikut :
Tabel 9
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Keterangan Coeficient
Constand -4,660
Gaya kepemimpinan 0,368
Motivasi kerja 0,720
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dibentuk suatu persamaan regresi dengan model taksiran sebagai berikut :
Y = α + β1 X1 + β2 X2
Y = -4,660 + 0,368 (X1) + 0,720 (X2)
Persamaan regresi di atas memperlihatkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial, dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa: Konstanta mempunyai nilai sebesar -4,660 artinya apabila gaya kepemimpinan dan motivasi kerja guru SMKN 7 Padang bernilai nol (tidak ada), maka kinerja guru mengalami penurunan sebesar 4,660.
Nilai koefisien regresi gaya kepemimpinan adalah 0,368 artinya apabila gaya kepemimpinan meningkat sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0,368 dengan asumsi variabel lain konstan. (3) Nilai koefisien regresi motivasi kerja adalah 0,720 artinya apabila motivasi kerja meningkat sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0,720 dengan asumsi variabel lain konstan.
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1312
Uji Hipotesis (t-test)
Uji t bertujuan untuk menguji kebenaran atau tidaknya suatu hipotesis (pengujian asumsi).
Dasar pengambilan keputusannya yaitu jika nilai signifikan < 0,05 dan nilai t hitung > dari t tabel maka variabel independen secara persial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Berikut ini tabel uji t dengan hasil sebagai berikut : Tabel 10 Hasil Uji T No Variabel t-
hitung t-
tabel Α Sign Kesimpula n 1 Gaya
Kepemimpinan (X1)
4,790 1,997 0,05 0,000 H1 diterima 2 Motivasi Kerja
(X2) 8,164 1,997 0,05 0,000 H2 diterima Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan hasil tabel uji t secara parsial di atas dapat dilihat bahwa variabel gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMKN 7 Padang dengan t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,790>1,997) dan nilai signifikan lebih kecil dari nilai alpha (0,000<0.05) maka, hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini dinyatakan diterima. Sedangkan hasil uji t untuk variabel motivasi kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMKN 7 Padang dengan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (8,164<1,997) dengan nilai signifikan lebih kecil dari nilai alpha (0.000<0.05) maka, hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini dinyatakan diterima.
PEMBAHASAN
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru di SMKN 7 Padang
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru di SMKN 7 Padang dengan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,790>1,997) dan nilai signifikan lebih kecil dari nilai alpha (0,000<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini berarti gaya kepemimpinan merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kinerja guru.
Keterbukaan pimpinan dalam menjalin hubungan kerjasama dengan guru-guru, sikap saling menghargai dan menghormati, serta sikap perhatian pimpinan tentunya akan membawa dampak perubahan yang baik dalam kinerja guru untuk menyelesaikan pekerjaanya.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi bahwa guru SMKN 7 Padang akan semangat apabila kepala sekolah dapat mendorong atau memotivasi guru-guru agar memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaanya. Kepala sekolah memiliki sifat yang ramah, mampu mengayomi dan mengutamakan kebersamaan sangat disukai oleh guru-guru, jika kepala sekolah semakin baik dalam membina guru-guru maka akan semakin baik pula kinerja guru karena adanya kemampuan untuk mempengaruhi anggotanya, memiliki stategi yang jelas, inovatif dan berpikiran terbuka.
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1313
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muslimin & Nursasongko, (2019) yang menemukan bahwa terdapat adanya pengaruh positif dan signfikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru. Pimpinan yang peduli terhadap guru-guru memberikan semangat tersendiri untuk meningkatkan kinerjanya. Penelitian ini juga didukung oleh Prananosa et al (2018), variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh gaya kepemimpinan dan keterampilan berkomunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Dari penelitian tersebut terdapat adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru, kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sangat penting karena dapat mempengaruhi guru dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMKN 7 Padang
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMKN 7 Padang dengan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (8,164>1,997) dan nilai signifikan lebih kecil dari nilai alpha (0,000<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Dalam usaha meningkatkan kualitas sekolah melalui kinerja guru, maka faktor yang perlu diperhatikan dengan baik adalah motivasi guru. Guru SMKN 7 Padang termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan karena adanya hubungan yang baik dengan kepala sekolah, sesama guru dan pegawai lainnya serta dengan adanya minat peserta didik untuk mau belajar dengan serius dan paham ketika ketika guru menerangkan pelajaran.
Motivasi yang cukup dapat mewujudkan semangat kerja yang semakin tinggi serta dengan adanya dukungan dari pimpinan yang akan meningkatkan semangat guru dalam melaksanakan tugasnya di SMKN 7 Padang. Penelitian yang dilakukan oleh Solahudin & Ahdiat, (2019) menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru.
Candra et al, (2019) juga menemukan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Selaras juga dengan Yawan, (2016) dalam penelitiannya tersebut terdapat adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SD Biak Numfor, Papua. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan bersama.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan data yang diolah menggunakan aplikasi SPSS maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut: Gaya Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMKN 7 Padang. Kepala sekolah diharapkan memiliki gaya kepemimpinan yang dapat mengayomi guru-guru dalam menjalankan tugasnya. Dengan adanya sikap kepemimpinan yang baik akan memberikan pengaruh yang dapat meningkatkan kinerja guru. Motivasi Kerja (X2) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMKN 7 Padang. Semakin tingginya motivasi kerja serta adanya dukungan dari kepala sekolah, maka akan semakin baik juga kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Caksana, N. P. E. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Sman 1 Tulungagung. Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (Penataran), 4(1), 82–92.
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1314
Candra, V., Silaban, P., & Sudirman, A. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan , Budaya Sekolah Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Smp Swasta. Jurnal Pendidikan Ips, 6(1), 49–60.
Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.21831/Hsjpi.V6i1.25359
Fachreza, Musnadi, S., & Majid, M. S. A. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dan Dampaknya Pada Kinerja Bank Aceh Syariah Di Kota Banda Aceh. Jurnal Magister Manajemen, 2(1), 115–122.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.
Gunawan, J. S., & Rahmizal, M. (2021). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Tehadap Kinerja Pegawai Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Padang. Academic Conference For Management, 3(Agustus), 149–161.
Http://Ocs.Akbpstie.Ac.Id/Index.Php/Acmr/Acm4/Schedconf/Presentations
Handayani, T., & Rasyid, A. A. (2015). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru Sma Negeri Wonosobo Titik. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 3(2). Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jamp Kartini, D., & Kristiawan, M. (2019). Pengaruh Tunjangan Profesi Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Guru. Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(1), 25–33.
Khtatbeh, M. M., Mahomed, A. S. B., Rahman, S. Bin A., & Mohamed, R. (2020). The Mediating Role Of Procedural Justice On The Relationship Between Job Analysis And Employee Performance In Jordan Industrial Estates. Heliyon, 6(10), E04973.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Heliyon.2020.E04973
Mariadi, R. P., & Yusra, I. (2021). Pengaruh Motivasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Sumatera Tropical Spices. Academic Conference For Management,
3(November), 310–321.
Http://Ocs.Akbpstie.Ac.Id/Index.Php/Acmr/Acm4/Schedconf/Presentations
Martha, L., & Febrianti, R. (2021). Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pltu Ombilin Kota Sawahlunto. Academic Conference For
Management, 3(Desember), 536–548.
Http://Ocs.Akbpstie.Ac.Id/Index.Php/Acmr/Acm4/Schedconf/Presentations
Muslimin, A., & Nursasongko, R. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana, 13(2), 127–132.
Prananosa, A. G., Putra, M. R. E., Yuneti, A., & Alliyah, R. R. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Keterampilan Berkomunikasi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru.
Journal Of Administration And Educational Management, 1(2), 63–74.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31539/Alignment.V1i2.405
Saleem, H. (2015). The Impact Of Leadership Styles On Job Satisfaction And Mediating Role Of Perceived Organizational Politics. Procedia - Social And Behavioral Sciences, 172, 563–569.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Sbspro.2015.01.403
Solahudin, & Ahdiat, M. (2019). Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan Ips Vol., 1(3), 228–238.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitaitf, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta, Cv.
Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.159 1315
Sule, Ernie Tisnawati, & Priansa, Donni Juni. (2018). Kepemimpinan & Perilaku Organisasi (Membangun Organisasi Unggul Di Era Perubahan). Pt. Refika Aditama : Bandung.
Ulum, M. B., Sarwoko, E., & Yuniarianto, A. (2020). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kinerja Guru: Peran Mediasi Motivasi Kerja. Jurnal Adminitrasi Dan Manajemen Pendidikan, 3(4), 299–307.
Yawan, R. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja Guru Dan Gaya Kepemimpinan Kepsek Terhadap Kinerja Guru Sd Biak Numfor, Papua. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 4(2), 184–
194. Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jpms