• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR SISTEM PENYULUHAN & TINGKAT KESADARAN WP (WAJIB PAJAK) DALAM PELAPORAN SPT PAJAK HOTEL BADAN PENDAPATAN DELI SERDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR SISTEM PENYULUHAN & TINGKAT KESADARAN WP (WAJIB PAJAK) DALAM PELAPORAN SPT PAJAK HOTEL BADAN PENDAPATAN DELI SERDANG"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENYULUHAN & TINGKAT KESADARAN WP (WAJIB PAJAK) DALAM PELAPORAN SPT

PAJAK HOTEL BADAN PENDAPATAN DELI SERDANG

O L E H

NAMA : RIZFA M F NASUTION NIM:152600038

Untuk Memenuhi SalahSatu Syarat Dalam Menyelesaikan Studi DIII Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)

ABSTRACT

Extension System And Level of awareness of taxpayers in the reporting of the tax revenue of the Regional Revenue Agency Deli Serdang

Tax is a source of state revenue, which is one of the Regional Original Revenues (PAD) which is derived from Regional Taxes, which are important indicators that are considered as the level of independence of local governments in the financial sector. The tax is significant roles as a source of income country. Hotel tax is one of income the state tax region has significant role in the local revenue. The purpose of this research is to examine the implementation of and collect existing taxes, both a target and the realization of tax hotel's revenue, problem with the taxpayer in reporting a letter a bill local taxes and increased local revenue district Deli Serdang. From the research who writers do can be concluded that departement of local revenue regency Deli Serdang had implemented act No. 28 of 2009. As a result of this city's genuine income the area district Deli Serdang has been increasing every years. And there is no problem taxpayer in a letter the achievement of local tax bills. Hotel taxes over the past four years show a change as well as an increase from 2015 to 2018 a very significant increase. contribution of hotel tax to local revenue in support of the implementation of regional autonomy in Deli Serdang District.

Kata Kunci : Tax Hotel

(4)

ABSTRAK

Sistem Ekstensi Dan Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Dalam Pelaporan Penerimaan Pajak dari Badan Pendapatan Daerah Deli Serdang

Pajak adalah sumber penerimaan negara, yang merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari Pajak Daerah, yang merupakan indikator penting yang dianggap sebagai tingkat kemandirian pemerintah daerah di sektor keuangan. Pajak adalah peran penting sebagai sumber pendapatan negara. Pajak hotel merupakan salah satu penghasilan negara bagian pajak yang memiliki peran signifikan dalam pendapatan lokal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pelaksanaan dan penagihan pajak yang ada, baik target maupun realisasi penerimaan pajak hotel, masalah dengan wajib pajak dalam melaporkan surat tagihan pajak daerah dan peningkatan pendapatan daerah kabupaten Deli Serdang. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa bagian dari kabupaten pendapatan lokal Deli Serdang telah menerapkan UU No. 28/2009. Sebagai hasil dari pendapatan asli kota ini wilayah kabupaten Deli Serdang telah meningkat setiap tahun. Dan tidak ada masalah wajib pajak dalam surat pencapaian tagihan pajak lokal.

Pajak hotel selama empat tahun terakhir menunjukkan perubahan serta peningkatan dari 2015 hingga 2018 peningkatan yang sangat signifikan.

kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan daerah untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Deli Serdang.

Kata Kunci : Pajak Hotel

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Tujuan dan Manfaat...1

C. Uraian Teoritis...5

D. Ruang Lingkup...18

E. Metode Penulisan...19

F. Metode Pengumpulan Data...20

G. Sistematika Penulisan Laporan...22

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG A. Sejarah Singkat Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang...24

B. Visi dan Misi ...25

C. Struktur Organisasi...26

D. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pendapatan Deli Serdang...28

(6)

BAB III GAMBARAN DAN EVALUASI...34

A. KetentuanUmum...34

B. Pengertian Pajak Hotel...34

C. Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Hotel...36

D. Prosedur Pemungutan Pajak Hotel...39

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI...45

A. Dasar- Dasar Pengenan Pajak Hotel...45

B. Jenis-Jenis Hotel...45

C. Kendala-Kendala Wajib Pajak...47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...50

A. Kesimpulan...50

B. Saran...50 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala hikmat dan karunia-Nya serta untuk setiap berkat yang telah dianugerahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan LaporanTugas Akhir ini yang diberi judul “Sistem Penyuluhan & Tingkat Kesadaran WP (Wajib Pajak) Dalam Pelaporan SPT Pajak Hotel Badan Pendaptan Daerah Deli Serdang” dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini tidak luput atas dorongan, dukungan, bantuan dan bimbingan dari banyak pihak.Oleh karenanya, dengan kerendahan hati dan tulus ikhlas dalam kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajaka.

3. Ibu Farida Hanum, SE,M.Si, AK, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis.

4. Ayahanda Elperiansah Nasution dan Ibunda tercinta Dra. Sri Murniati yang membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, dan dukungan serta nasihat dalam berbagai hal kepada penulis.

5. Seluruh staf pengajar Program Diploma III Administrasi Perpajakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(8)

6. Seluruh staf Kantor Badan Pendapatan Daerah Deli Serdang yang telah memberikan data dan informasi serta bimbingan kepada penulis selama penelitian.

7. Abangda Kurnia Paramida Siregar, SH dan Kakak tercinta Rizka Muharrani Nasution, SE yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

8. Nurul Arbi yang selalu ada dan membantu penulis.

9. Teman-teman saya kelas A stambuk 2015 yang selama 3 tahun ini bersama.

10. Seluruh teman-teman saya di DIII Administrasi Perpajakan stambuk 2015.

Dalam bagian akhir kata pengantar ini, penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan penelitian ini.

Namun demikian penulis berharap semoga ini beranfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Medan, Oktober 2018 Penulis

RIZFA M F NASUTION NIM:152600038

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber bagi penerimaan negara dan merupakan kewajiban masyarakat membayar untuk meningkatkan pemahaman akan hak dan kewajiban dalam melaksanakan peraturan perundang - undangan perpajakan yang nantinya akan berpengaruh terhadap penerimaan daerah.

Pajak yang nantinya akan dipungut oleh Pemerintah Daerah akan meningkatkan Pendapatan Daerah (PAD) yang merupakan salah satu modal dasar pemerintah untuk mendanai pembangunan serta memenuhi anggaran belanja daerah, juga untuk mengurangi ketergantungannya dalam mendapatkan dana dari pemerintah pusat.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang berasal dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

(10)

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Daerah dan retribusi daerah. Pemerintah daerah menetapkan pajak daerah dan retribusi daerah.

Di dalam Undang - Undang tersebut pemerintah daerah mengelola jenis pajak daerah Kabupaten/Kota seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, pajak hiburan, pajak penerangan jalan, pajak parkir, dan pajak pengambilan bahan galian golongan C seperti: kapur, pasir, marmer, asbes, batukapur, tawas (alumunium), tanah liat.

Sesuai dengan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1angka 20 dan 21, pajak hotel adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

B . Tujuan dan Manfaat

1.Tujuan

Suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama di bangku perkuliahan agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Kegiatan ini memiliki beberapa

2

(11)

tujuan dan manfaat bagi mahasiswa, pihak Universitas, instansi atau badan yang dijadikan tempat melaksanakan kegiatan penyelesaian tugas akhir tersebut.

Adapun tujuan dari laporan tugas akhir adalah :

a. Untuk mengetahui apakah wajib pajak patuh terhadap pembayaran pajak.

b. Untuk mengetahui sampai mana kesadaran wajib pajak.

c. Untuk mengetahui realisasi penerimaan pajak hotel.

2. Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya Pajak Hotel.

2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi

3. Mengaplikasikan semua teori dan disiplin yang telah dipelajari selama di bangku perkuliahan di dalam kehidupan dunia kerja sebagai upaya peningkatan kepatuhan terhadap pajak.

4. Menambah rasa percaya diri, tanggung jawab terhadap segala sesuatu pekerjaan yang ditugaskan.

b. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

(12)

1. Meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak Universitas dengan instansi pemerintah.

2. Meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan pada masa yang akan datang sehingga berkembang pesat.

3. Mempromosikan Sumber daya Manusia (SDM).

4. Membekali Mahasiswa/i dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja dan sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerjadan masyarakat umum.

c. Bagi Kantor Pengelola Pajak dan Restribusi Daerah Deli Serdang

1. Sarana meningkatkatkan hubungan baik antara Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang dengan Universitas Sumatra Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2. Sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan informasi mengenai pajak hotel.

3. Sebagai sarana mengetahui sudah sampai mana wajib pajak sadar akan membayar pajaknya.

C.UraianTeoritis

1. Pengertian Pajak

Pengertian Pajak Menurut Para Ahli :

(13)

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH Pajak merupakan iuran atau pungutan rakyat kepada pemerintah dengan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku atau peralihan kekayaan dari sektor swasta kepada sektor publik yang dapat untuk dipaksakan serta yang langsung ditunjuk dan dipakai gunakan untuk membiayai kebutuhan negara.

b. Prof. Dr. PJA Andriani

Prof. Dr. PJA Andriani Pajak adalah iuran atau pungutan masyarakat kepada negara yang dapat untuk dipaksakan serta akan terhutang bagi yang wajib membayarnya yang sesuai dengan peraturan Undang-Undang dengan tidak dapat memperoleh imbalan yang langsung bisa ditunjuk dan dipakai dalam pembiayaan yang diperlukan negara.

c. Prof. Dr. Djajaningrat

Pajak merupakan sebuah kewajiban dalam memberikan sebagian harta kekayaan seseorang kepada negara karena suatu keadaan, kejadian, perbuatan yang memberikan suatu kedudukan tertentu dimana iuran tersebut bukanlah suatu hukuman, namun sebuah kewajiban dengan berdasarkan berbagai peraturan yang ditetapkan pemerintah dan bersifat memaksa.

Mempunyai tujuan untuk memelihara kesejahteraan masyarakat.

2. FungsiPajak

a. Fungsi pajak budgeter, yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiaya pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi regulasi adalah pajak sebagai alat untuk mengatur atau

(14)

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dalam ekonomi.

3. Jenis pajak

a. Menurut Golongannya

1.) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain .

Contoh : Pajak Penghasilan.

2.) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.

b. Menurut Sifatnya

1.) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya yang memperhatikan keadaan Wajib Pajak.

Contoh : Pajak Penghasilan.

2.) Pajak Objektif , yaitu pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan Wajib Pajak.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungutannya

1.) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

(15)

pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contoh : Penjualan atas barang Mewah dan Bea Materai.

2.) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

 Pajak Prpinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

 Pajak Kabupaten/Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan Malam.

4. SistemPemungutanPajak

a. Self Assesment Sistem adalah sistem pemungutan pajak yang berwewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang.

b. Official Assesment Sistem adalah suatu sistem pemungutan yang berwewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

c. Withholding Sistem adalah pemungutan pajak yang berwewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh Wajib Pajak.

5. Asas - Asas Pemungutan Pajak Asas Pemungutan Pajak Secara umum : 1.Asas Domisili (kependudukan)

(16)

Asas ini menjelaskan tentang pemungutan pajak diberlakukan kepada setiap wajib pajak sesuai domisili mereka berada. Domisili diartikan sebagai tempat tinggal dari wajib pajak tersebut. Asas domisili ini diartikan bahwa pemungutan pajak diberlakukan kepada setiap warga negara yang berdomisili di negara tersebut. Tidak peduli dari mana pendapatan yang ia dapatkan baik dari luar maupun dalam negeri selama ia masih berdomisili di negara tersebut maka ia wajib untuk membayar pajak kepada negara. Hal ini diberlakukan kepada perorangan maupun suatu lembaga. Misalkan ada suatu lembaga milik asing atau badan usaha yang menetap di Indonesia, maka mereka wajib menyetorkan pajak kepada pemerintah Indonesia.

2. Asas Sumber

Maksud dari asas ini adalah perlakuan pemungutan pajak disesuaikan dengan sumber dimana ia mendapatkan pendapatan. Jadi tidak peduli dimana atau dari mana wajib pajak tersebut, selama ia mendapatkan pendapatan atau sumber pendapatannya dari negara itu maka ia wajib membayarkan pajak ke negara tersebut. Contohnya : ada seorang asing atau tidak berasal dari Indonesia, tapi ia bekerja di Indonesia dan mendapat gajian dari pemerintah Indonesia, maka orang tersebut wajib membayar pajak ke negara Indonesia.

(17)

3. Asas Kebangsaan (Nasionalitas)

Asas kebangsaan diartikan sebagai kewajiban seorang warga negara untuk tetap menyetorkan kewajiban pajaknya kepada negara meskipun saat itu dia tidak berada di negaranya, bisa saat dia bekerja ke luar, bisnis di luar dan sebagainya. Selama dia masih menjadi warga negara tersebut secara resmi maka tetap dipungut pajak. Contohnya ada seorang pekerja asal Indonesia yang bekerja di Malaysia selama 6 bulan. Dalam rentang itulah orang ini mendapatkan income maka wajib membayar pajak ke negara ia berasal.

Asas Pemungutan Pajak Menurut Adam Smith : 1. Equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak harus dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya dan manfaat yang diminta.

2. Certainty

Penetapan pajak itu tidak ditetapkan sewenang - wenang. Oleh karena itu wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus dibayar dan kapan batas akhir pembayaran.

(18)

3. Convenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak. Sebagai contoh:

pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan ini disebut Pay as You earn.

4. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang ditanggung oleh wajib pajak.

Asas Pemungutan Pajak Menurut W.J Langen:

1. Asas Daya Pikul

Daya pikul disini diartikan bahwa beban pajak yang dibebankan kepada wajib pajak tidak boleh sampai lebih dari kemampuan mereka, jumlah pajak yang harus dibayarkan harus sesuai dengan harta, pendapatan yang dimiliki oleh wajib pajak tersebut.Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki wajib pajak maka semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan olehnya juga

11tinggi, sebaliknya bagi wajib pajak yang memiliki pendapatan standart atau kecil, maka jumlah pajak yang harus dibayarkan juga kecil.

2. Asas Manfaat

(19)

Hasil dari pemungutan pajak harus digunakan atau dimanfaatkan untuk kepentingan umum atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Asas ini juga bermakna uang dari warga harus kembali lagi ke warga, maksudnya adalah wajib pajak bisa merasakan apa yang telah mereka berikan kepada negara.

3. Asas Kesejahteraan

Pada dasarnya pemungutan pajak bertujuan untuk menciptakan sebuah kesejahteraan bagi seluruh rakyat yang ada di negara tersebut. Karena dengan adanya pajak maka pemerataan pendapatan ataupun kesejahteraan warga negara tersebut.

4. Asas Kesamaan

Pemungutan pajak harus diberlakukan sama kepada setiap negara yang memenuhi kriteria wajib pajak.Tidak ada yang namanya unsur kekeluargaan, teman atau apapun itu. Yang penting semua warga negara yang memenuhi kriteria wajib pajak harus memnuhi kewajibannya.

5. Asas Beban Minimum

Untuk masalah pemungutan pajak diusahakan harus memperhatikan keringanan pada wajib pajak. Dimana jumlah pajak yang dibayarkan lebih kecil dari nilai objek pajak tersebut. Dengan tujuan agar pajak ini tidak menjadi sesuatu yang memberatkan wajib pajak.

(20)

6. Dasar Hukum Pajak Daerah , Pengertian Pajak Daerah a. DasarHukum Pajak Daerah

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku

pada tanggal diundangkan, yaitu 23 Mei 1997.

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yaitu diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkannya, yaitu 20 Desember 2000.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah, yaitu diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 4 Juli 1997.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribus Daerah, yaitu diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 4 Juli 1997.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah, yaitu diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan,yaitu 13 September 1997.

6. Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Keuangan, peraturan Daerah Provinsi, dan peraturan Daerah Kabupaten/Kota di bidang pajak daerah.

(21)

7. Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Keuangan, peraturan Daerah Provinsi,dan peraturan Daerah Kabupaten/Kota di bidang retribusi daerah.

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234).

b. Pengertian Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dengan demikian, pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah (Perda), yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah.

Karena pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua (2), yaitu Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diberi kewenangan untuk melaksanakan otonomi daerah.

(22)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

Ciri-Ciri pajak daerah:

1. Pajak daerah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah.

2. Penyerahan dilakukan berdasarkan Undang - Undang.

3. Pajak daeraah yang dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan Undang - Undang atau peraturan hukum lainnya.

4. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai

penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah atau untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik.

Adapun jenis - jenis pajak daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009yaitu :

a. Jenis Pajak Provinsi :

1) Pajak Kendaraan Bermotor

2) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

(23)

3) Pajak Air Permukaan 4) Pajak Rokok

5) Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor b. Jenis Pajak Kabupaten/Kota :

1) Pajak Hotel 2) Pajak Restoran 3) Pajak Hiburan 4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7) Pajak Parkir

8) Pajak Air Tanah

9) Pajak Sarang Burung Walet

10) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan 11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

6. Pengertian Pajak Hotel dan Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hotel a. Pengertian Pajak Hotel

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1angka 20 dan 21. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan hotel.

Hotel adalah fasilitas penyedian jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran.

(24)

b. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hotel

Dasar hukum pemungutan pajak hotel pada suatu kabupaten/kota adalah sebagi berikut:

1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daera

2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

4) Peraturan daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak Daerah.

5) Keputusan Bupati/Wali kota yang mengatur tentang pajak hotel Pajak hotel sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang

Pajak Hotel pada Kabupaten/Kota Deli Serdang.

D. RuangLingkup

Adapun ruang lingkup dalam laporan tugas akhir adalah :

1) Untuk mengetahui sampai mana kesadaran Wajib Pajak dalam pelaporan SPT pajak hotel.

2) Untuk mengetahui kendala- kendala pelaporan SPT yang dihadapin Wajib pajak.

(25)

3) Untuk mengetahui sistem penyuluhan pelaporan SPT pajak hotel .

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir adalah : 1) Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan melalui pengenalan objek pajak, yang akan dibahas, pengajuan judul, persetujuan judul oleh program studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2) Studi Literatur (Kepustakaan)

Dalam tahap ini penulis mencari data-data informasi dengan membaca landasan teori menelaah buku-buku\literatur, perundang-undangan bidang perpajakan, catatan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan penelitian.

3) Studi Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis mencari data-data dengan mengikuti penelitian di Kantor Badan Pendapatan Daerah mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas.

(26)

4) Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh penulis untuk penyusunan laporan akhir, yaitu data-data yang diperoleh dari tempat objek penelitian maupun data yang diperoleh dari studi literatur.

5) Analisis dan Evaluasi

Dalam tahap ini penulis melakukan dengan cara menganalisa permasalahan, kendala yang dihadapi dan mencari tahu atau menanyakan solusi atau jalan yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.

F. Metode Pengumpulan Data 1) Metode Interview (wawancara)

Dalam tahap ini penulis mengumpulan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten untuk mendukung hasil laporan dan memperoleh data yang dibutuhkan mengenai sampai mana tingkat kesadaran wajib pajak/kendala-kendala wajib pajak.

2) Metode Observasi (Pengamatan)

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data mencari data secara langsung untuk mengamati dan meneliti.

(27)

3) Dokumentasi

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang dilakukan dengan mencari data dan mengumpulkan data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diambil.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun yang menjadi maksud dalam membuat sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan, pemahaman, dan penulisan laporan tugas akhir dengan sistematika penulisan dibuat dalam 5 (lima) bab yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memuat dan menguraikan Latar Belakang laporan tugas akhir, tujuan dan manfaat laporan tugas akhir, metode penulisan dan sistematika laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

Dalam bab ini menguraikan gambaran objek lokasi penelitian meliputi sejarah singkat, uraian tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi Dinas Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah.

BAB III : GAMBARAN DAN EVALUASI

(28)

Dalam bab ini penulis menguraikan segala pajak hotel mulai dari subyek, objek, cara perhitungan serta masalah yang berkaitan dengan objek penelitian.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah juga evaluasi terhadap alternatif masalah tersebut.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan rangkuman atau intisari mengenai masalah dari teori pelaksanaan laporan tugas akhir dan pada saat melaksanakan laporan tugas akhir. Serta saran dari penulis dapat diambil tindakan yang konkret untuk mengatasi masalah yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

A. Sejarah singkat Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang Badan Pendapatan Daerah Deli Serdang merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang keuangan yang di pimpin oleh Kepala Badan dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Terhitung sejak 2017 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2016 Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang berubah dari Dinas pendapatan Daerah menjadi Badan Pendapatan Daerah. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang yang beralamat JL.Jendral Sudirman No.2 Lubuk Pakam, kode pos: 20512, Tel/Fax (061)-7955788, Emailbappenda@deliserdangkab.go.id juga merupakan tempat dimana penulis melakukan penelitian.

Berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang No. 786 Tahun 2014 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibidang keuangan

(30)

khususnya dalam pengelolaan pemungutan pendapatan asli daerah (PAD).

Badan Pendapatan Daerah dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi: penyusunan kebijakan teknis di bidang keuangan khusunya dalam pengelolaan pemungutan pendapatan asli daerah (PAD) yang di terapkan dalam peraturan daerah (PERDA), pelaksanaan tugas dukungan teknis dibidang keuangan khususnya dalam pengelolaan pemungutan pendapatan asli daerah, pemantauan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis dalam pengelolaan pemungutan pendapatan asli daerah, pembinaan teknis penyelenggaran fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah khususnya dalam pengelolaan pendapatan asli daerah, dan pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang N0. 2233 Tahun 2016 Tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja perangkat daerah, Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki struktur Organisasi.

B. Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Kabipaten Deli Serdang Adapun visi dan misi dari Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut:

(31)

1. Visi

Visi Dinas Pendapatan Deli Serdang adalah terwujudnya lembaga yang profesional, akuntabel dan transparan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah.

2. Misi

1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam pelayanan pajak daerah.

2. Meningkatkan kinerja secara akuntabilitas dan transparan dalam pencapai pendapatan.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagian dan pembatasan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan setiap bagian dan tujuan organisasi itu dengan cara yang paling efektif. Struktur organisasi ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja. Berikut uraian struktur organisasi dan kemudian menyajikan dalam bentuk bagan.

(32)

Struktur Organisasi Badan Pendapatan KEPALA BADAN

SEKRETARIS KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

KASUBBAG PROGRAM

KASUBBAG KEUANGAN

BIDANG PAJAK BUMI

& BANGUNAN

BIDANG BPHTB, RETRIBUSI DAERAH DAN DANA BAGI HASIL SUB BIDANG

PENDATAAN

& PENILAIAN PBB SUB BIDANG PENETAPAN &

KEBERATAN PBB

SUB BIDANG PENAGIHAN &

PEMBUKUAN PBB

SUB BIDANG VERIFIKASI &

VALIDASI PBB SUB BIDANG PENAGIHAN &

PEMBUKUAN SUB BIDANG RETRIBUSI DAERAH

& DANA BAGI HASIL BIDANG

PAJAK DAERAH BIDANG

PERENCANAAN &

PENGEMBANGAN

SUB BIDANG PERENCANAAN

SUB BIDANG PENDATAAN

&

PENDAFTAR AAN PAJAKDAER

AH SUB BIDANG

PENETAPAN

&

KEBERATAN PAJAK DAERAH

SUB BIDANG PENAGIHA

N &

PEMBUKU AN PAJAK

DAERAH SUB BIDANG

PENGEMBANGAN

SUB BIDANG PENGENDALIAN

& EVALUASI

U P T D

(33)

D. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pendapatan Deli Serdang

1. KepalaBadan

Kepala Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Bupati melaksanakan layanan urusan penunjang pemerintahan bidang pengelolaan Pendapatan, Pajak dan Retribusi Daerah yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.

2. Sekretaris

Sekretaris Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Badan dalam melaksanakan perumusan rencana program dan kegiatan, mengkoordinasikan, urusan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan perencanaan program, evaluasi dan pelaporan serta monitoring.

3. Kepala Sub Bagian Umum

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyiapan administrasi surat menyurat, kearsipan, perlengkapan rumah tangga, kepustakaan, administasi kepegawaian, dan pengelolaan inventaris barang dan aset badan.

4. Kepala SubBagian Keuangan

(34)

Kepala Sub Bagian Keuangan Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Sekretaris dalam melaksanakan penatausahaan keuangan.

5. Kepala Sub Bagian Program

Kepala Sub Bagian Program Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyusunan rencana anggaran dan program kerja.

6. Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Badan Pendapatan Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala badan dalam melaksanakan tugas di Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah dalam penyusunanbahan kebijakan teknis perencanaan dan pengembangan serta evaluasi pendaoatan daerah.

7. Kepala Sub Bagian Perencanaan

Kepala Sub Bagian Prencanaan Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pendapatan Daerah dalam menyusun, memverifiksi bahan-bahan data untuk perencanaan target penerimaan pendapatan daerah.

8. Kepala Sub Bidang Pengembangan

Kepala Sub Bagian Pengembangan Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan dalam menyusun bahan perumusan

(35)

kebijakan pelaksanaan dan pemberian bimbingan teknis/sosialisasi peningkatan pendapatan daerah.

9. Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan

Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan dalam mempersiapkan bahan evaluasi, pengawasan, dan pelaporan pendapataan daerah.

10. Kepala Bidang Pajak Daerah

Kepala Bidang Pajak Daerah Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Badan dalam pelaksanaan tugas di Bidang Pajak Daerah dalam pendataan dan pendaftaran, penetapan dan keberatan, penagihan dan pengbukuan pajak daerah yang meliputi Pajak Hotel. Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, dan Pajak Sarang Burung Walet.

11. Kepala Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran Pajak Daerah

Kepala Sub Bidang Pendataan dan Pendaftaran Pajak Daerah Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Bidang Pajak Daerah dalam melaksanakan pendataan dan pendaftaran wajib pajak daerah.

12. Kepala Sub Bidang Penetapan dan Keberatan Pajak Daerah

(36)

Kepala Sub Bidang Penetapan dan Keberatan Pajak Daerah Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala bidang Pajak Derah dalam melaksanakan Penetepan Pajak Daerah.

13. Kepala Sub Bidang Penagihan dan pembukaan Pajak Daerah Kepala Sub Bidang Penagihan dan pembukaan Pajak Daerah Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Bidang Pajak Daerah dalam melaksanakan penagihan tunggakan pajak daerah, keberatan, pengurangan dan pembukaan realisasi pajak daerah.

14. Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Badan dalam pelaksanaan tugas Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam pendataan dan penilaian, penetapan, penagihan dan pembukaan pajak bumi dan bangunan

sesuai kewenangan daerah berdasarkan peraturan perundang- undangan.

15. Kepala Sub Bidang Pendataan dan Penilaian Pajak Bumi dan Bangunan

Kepala Sub Bidang Penetapan dan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Bidang

(37)

Pajak Bumi dan Bngunan (PBB) dalam melaksanakan penilaian objek pajak bumi dan bangunan.

16. Kepala Sub Bidang Penetapan dan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan

Kepala Sub Bidang Penetapan dan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dalam melaksanakan penetapan dan keberatan pajak bumi dan bangunan.

17. Kepala Sub Bidang Penagihan dan Pembukaan Pajak Bumi dan Bangunan

Kepala Sub Bidang Penagihan dan Pembukaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Bidang

Pajak Bumi dan Bangunan dalam melaksanakan penagihan tunggakkan pajak bumi dan bangunan, keberatan, pengurangan, dan pembukuan realisasi pajak bumi dan bangunan.

18. Kepala Bidang BPHTB

Kepala Bidang BPHTB Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang memiliki tugas pokok yaitu membantu Kepala Badan dalam melaksanakan tugas Bidang BPHTB, Retribusi Daerah dan Dana Bagi Hasil Pajak Pemerintahan dalam Verifikasi dan Validasi

(38)

BPHTB, Penagihan dan Pembukaan BPHTB, dan koordinasi terhadap penganggaran dan realisasi Retribusi Daerah serta dana bagi hasil pajak Pemerintah Provinsi.

(39)

BAB III

GAMBARAN DAN EVALUASI A. KETENTUAN UMUM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa dan berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

B. PENGERTIAN PAJAK HOTEL

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sedangkan yang dimaksud dengan hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari sepuluh.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1997 Pasal 1 Ayat 13 tentang Pajak Daerah pengertian pemungutan pajak adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau

(40)

retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib retribusi serta pengawasan penyetorannya.

Masa pajak hotel :

1. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan tahun

2. Bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh.

Dasar Pemungutan Pajak Hotel

Pemungutan pajak hotel di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat, sehingga dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum pemungutan pajak hotel pada suatu Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang yang menerapkan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

3. Peraturan Daerah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.

4. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak Hotel.

(41)

5. Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Pajak Hotel sebagai aturan pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel pada Kabupaten/Kota.

C. OBJEK, SUBJEK, DAN WAJIB PAJAK HOTEL a.Objek Pajak Hotel

Pajak adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel adalah fasilitas telepon, facsimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

1. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek. Dalam pengertian rumah penginapan termasuk rumah kos dengan jumlah kamar sepuluh atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan. Fasilitas penginapan/fasilitas tinggal jangka pendek antara lain: gubuk pariwisata (cottage), motel,wisma pariwisata, pesanggarahan (motel), losmen, dan rumah penginapan.

2. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tempat tinggal angka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan. Pelayanan penunjang, antara lain, telepon, faksimile,

(42)

teleks, fotokopi, pelayanan cuci, setrika, taksidan pengangkutan lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

3. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel, bukan untuk umum. Fasilitas olah raga dan hiburan antara lain: pusat kebugaran (fitness corner), kolam renang, tenis, golf, karaoke, pub, diskotik, yang disediakan atau dikelola hotel.

4. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan atau pertemuan di hotel.

Tidak termasuk objek pajak hotel adalah :

1. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah .

2. Jasa sewa apartemen, kondominium dan sejenisnya.

3. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo panti asuhan, dan panti social lainnya yang sejenisnya.

4. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

5. jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan.

b. Subjek Pajak Hotel

Yang menjadi subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada hotel. Wajib pajaknya adalah pengusaha hotel.

c. Wajib Pajak Hotel

(43)

Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

d. Tarif Pajak

Tarif Pajak Hotel adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

e. Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel.

f. Masa Pajak

1. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwim.

2. Bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh.

D. Prosedur Pemungutan Pajak Hotel dan Tata Cara Perhitungan

a. Pengertian pemungutan menurut Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 Pasal 1 yang dimaksud pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perhimpunan data objek subjek Pajak Retribusi, penetapan besarnya Pajak atau Retribusi yang tertuang sampai kegiatan penagihan Pajak atau Retribusi wajib Pajak atau Retribusi serta pengawasanatau penyetoran.

Syarat- syarat dalam melaksanakan pemungutan adalah sebagai berikut:

(44)

1. Pemungutan pajak harus adil

2. Pengaturan pajak harus berdasarkan UU

3. Pemungutan pajak harus efesien

4.Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Tahapan dalam pemungutan Pajak Daerah Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut:

1. Pendaftaran dan Pendataan

Setiap wajib pajak dilakukan pendataaan terhadap wajib pajak yang belum terdaftar dan yang telah terdaftar sebelumnya. Pendataan terhadap wajib pajak yang belum terdaftar sebagai wajib pajak dilakukan untuk melihat potensi pajak daerah yang belum terdaftar sebagai wajib pajak. Dan pendataan

yang dilakukan terhadap wajib pajak yang terdaftar sebagai wajib pajak dilakukan untuk memastikan/mengevaluasi apakah laporan omzet pajak yang dilaporkan pada Dinas Pendapatan Kabupaten Deli Serdang telah sesuai dengan fakta atau tidak. Setiap wajib pajak yang melakukan pendaftaran terlebih dahulu melalui pengisian formulir pendaftaran yang disediakan.

Setelah melakukan pendaftran dan pendataan,proses selanjutnya kedapatan wajibpajak diberikan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) untuk memudahkan pelayanan terhadap wajib pajak.

(45)

2. Perhitungan dan Penetapan

Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakannya dengan penetapan Bupati dibayarkan berdasarkan SKPD (Surat Keterangan PajakDaerah) atau dokumen lain yang dipersamakan. Dokumen lain yang dipersamakan dapat berupa karcis, nota perhitungan (omzet) maupun buktisetor/alat bukti pelunasan pembayaran pajak yang disahkan.Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakannya dengan di bayar sendiri di bayar berdasarkan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah), SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar) dan atau SKPDKBT (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambah). Setiap wajib Pajak wajib mengisi SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) dengan benar, lengkap dan jelas serta ditanda tangani dan di sampaikan kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Deli Serdang. Penandatanganan dilakukan secara biasa dengan stempel, atau tanda tangan elektronik, atau digital yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama dan sah. Batas waktu penyampaian SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) paling lama 15 (Lima Belas) hari setelah berakhir masa pajak. Apabila dalam bataswaktu penyampaian SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) jatuh pada hari libur dapat disampaikan pada hari kerja berikutnya dan apabila tidak disampaikan sesuai batas waktu atau melampaui batas waktu 30 (Tiga Puluh) hari sejak SKPD (Surat Keterangan Paja Daerah) diterima, dapat diterbitkansurat teguran.Wajib pajak atas kemauan sendiri dapat memberikan SPTPD (Surat Pemberituan Pajak Daerah) dengan menyampaikan pernyataan tertulis dengan syarat Dinas Pengelola

(46)

Keuangan Daerah belum memulai melakukan tindakan pemeriksaan. Setelah wajib pajak melaporkan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) maka selanjutnya Dinas Pengelola Keuangan Daerah menerbitkan SKPD (Surat ketetapan Pajak Daerah).

3. Pembayaran

Pembayaran Pajak harus dilakukan sekaligus dan lunas dengan menggunakan SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) di Kas Daerah melalui bendaharawan khusus penerimaan atau di tempat lain yang ditunjuk Bupati dan dicatat pada buku penerimaan. Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus di setor ke Kas Daerah paling lama 1×24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati atau pejabat

Bupati atau pejabat atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan, dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur pembayaran pajak terhutang dalam kurun waktu tertentu. Anggaran pembayarn pajak yang terhutang dilakukan secara teratur dan berturut-turut. Bupati atau pejabat atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan untuk menunda pembayaran pajak yang terhutang sapai batas waktu yang ditentukan.

4. Penagihan

Penagihan pajak diawali dengan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis yang dilakukan oleh pejabat dan dikeluarkan 7 (Tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. Surat teguran atau surat peringatan

(47)

atau surat lain yang sejenis sekurang-kurangnya harus memuat nama wajib pajak atau penanggung jawab, besarnya hutang pajak, perintah untuk membayar, dan saat pelunasan hutang pajak, penagihan pajak dilakukan terhadap pajak yang terhutang dalam SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang),SKPD(Surat Keterangan Pajak Daerah), SKPDKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), SKPDKBT (Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambah), STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah), Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding. Bupati atau pejabat dapat menerbitkan STPD (SuratTagihan Pajak Daerah) jikapajak tahun berjalan tidak kurang bayar, dari hasil penelitian SPTPD (Surat Pemberitahuan

Pajak Daerah) terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung. Surat perintah seketika dan sekaligus diterbitkan sebelum penerbitan surat paksa. Apabila jumlah pajak yang belum dibayar tidak di lunasi dalam waktu yang sebagaimana ditentukan dalamsurat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenisnya , ditagih dengan surat paksa. Bupati atau pejabat menerbitkan surat paksa setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak surat teguran atau surat peringatan atau surat lain sejenisnya diterima oleh wajib pajak. Pengajuan keberatan oleh wajib pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan surat paksa. Pelaksaan surat paksa tidak dapat dilanjutkan denggan penyitaan sebelum lewat waktu 2×24 jam setelah surat paksa diberitahukan.

Apabila hutang pajak tidak dilunasi wajib pajak dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud, Bupati dan pejabat segera menerbitkan surat

(48)

perintah melaksanakan penyitaan. Apabila hutang pajak dan/atau penagihan pajak tidak dilunasi dalam jangka waktu 10 (sepeluh) hari setelah dilaksanakan pentitaan, Bupati atau pejabat berwewenangmelaksanakan penjualan secara lelang terhadap barang yang disita melalui Lelang Negara.

Contoh Soal : Pak Ahmad menginap di Hotel Sedap Malam. Pak Ahmad menginap selama 1 hari menyewa 1 kamar Rp.550.000/malam, pak Ahmad mengadakan rapat di Hotel Sedap Malam, pak Ahmad menyewa ruang rapat Rp.200.000, pak Ahmad menggunakan jasa laudry Rp.100.000. Berapa yang harus dibayarkan pak Ahmad?

Jawab:

Untuk sewa ruang rapat Rp 200.000

Untuk jasa Sewa kamar Rp 550.000

Untuk jasa laudry Rp 100.000 +

Jumlah pembayaran Rp 850.000

Pajak Hotel (10%) Rp 85.000+

Jumah yang harus dibayar Rp 935.000

(49)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DAT A. Dasar-Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Menurut Siahaan, Marihot P.(2010), dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel. Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. Besarnya pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum perhitunganpajak hotel adalah dengan rumus sebagai berikut

B. Jenis-Jenis Hotel

Hotel dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :

a. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan olehhotel tersebut.

(50)

b. Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat- tempat kegiatan usaha.

Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karenadiperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yanglengkap untuk seluruh anggota keluarga.

c. Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.

d. Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil Jumlah Hotel.

(51)

C. Kendala - Kendala Wajib Pajak

Dalam hal ini sebenarnya wajib pajak tidak mengalami kendala- kendala yang sangat sulit karena Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang melakukan sosialisasi secara face to face kepada para pihak wajib pajak. Dan juga mulai tahun 2018 ini Badan Pendapatan Daerah Deli Serdang melakukan program baru yaitu melalui pemantuan secara online atau tapping box yang menjadi kendala alat terbats hanya 50, tetapi secara umum Badan Pendapatan Daerah Deli Serdang bisa melakukan atau memantau secara efisien.

Daftar Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

Tahun Target Realisasi

Penerimaan

Presentase Penerimaan 2015 20.000.000.000 1.224.690.123,94 61,23%

2016 20.000.000.000 1.955.295.541,18 97,76%

2017 2.500.000.000,00 2.732.104.583,24 109,28%

2018 2.500.000.000,00 2.981.292.072,48 119,24%

Sumberdata :Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang

Seperti kita ketahui pada tabel diatas bahwa setiap tahun mengalami perubahan .Pada tahun 2015 target yang diberikan kepada pajak hotel Rp. 20.000.000.000 . Namun realisasi penerimaan di tahun 2015 adalah Rp. 1.224.690.123,94 . Artinya penerimaan mencapai target yang diberikan kepada pajak hotel dipresentasekan sebesar 61,23%.

(52)

Pada tahun berikutnya pemerintah tetap menargetkan sebesar Rp.

20.000.000.000. Namun realisasi penerimaan pajak hotel pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.955.295.541,18 . Artinya penerimaan mencapai target yang diberikan kepada pajak hotel di presentasekan sebesar 97,76% .

Pada tahun berikutnya pemerintah tetap menargetkan sebesar Rp.

2.500.000.000,00. Namun realisasi penerimaan pajak hotel pada tahun 2017 mengalami peningkatan yang sangat sebesar Rp. 2.732.104.583,24 . Artinya penerimaan mencapai target yang diberikan kepada pajak hotel di presentasekan sebesar 109,28% .

Di tahun ini hanya sampai pertengahan tahun 2018 saja penulis mendapatkan sumber data dari Badan Pendapatan Kabupaten Deli Serdang.

Menargetkan sebesar Rp. 2.500.000.000,00. Namun realisasi penerimaan pajak hotel pada tahun 2017 mengalami peningkatan yang sangat sebesar Rp. 2.981.292.072,48 . Artinya penerimaan mencapai target yang diberikan kepada pajak hotel di presentasekan sebesar 119,24% .

Rumus : Persentase Pencapaian ×100%

Rencana Target

Contoh: 1.224.690.123,94 × 100%

20.000.000.000

= 61,23%

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Penelitian diatas sebagian hotel yang ada di daerah Kabupaten Deli Serdang sudah hampir semuanya taat dalam pembayaran pajak, akan tetapi Badan Pendapatan Daerah Deli Serdang jugak mengalami kendala luasnya daerah Deli Serdang, tetapi kendala tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap Badan Pendapatan Deli Serdang karena telah berupaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus meningkat bisa dilihat dari daftar target 2015 s/d pertengahan tahun 2018 realisasi pajak hotel Kabupaten Deli Serdang & semangkin banyak hotel - hotel yang ada di Kabupaten Deli Serdang yang terdaftar sebagai wajib pajak.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan pengelolaan pajak hotel dengan melihat hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pihak Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Deli Serdang dapat

(54)

lebih ekstra dalam melakukan pemungutan agar pendapatan

daerah Kabupaten Deli Serdang dapat semangkin meningkat setiap tahunnya.

2. Pihak Badan PendapatanDaerah Kabupaten Deli Serdang menambahkan tapping box yang saat ini hanya berjumla 50 dan juga sosialisasinya dibuat efisien.

3. Ditingkatkan lagi sosialisasi terhadap pengetahuan wajib pajak agar dapat lebih paham terhadap pembayaran pajak dan lebih patuh melakukan pembayaran pajak.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Siahaan Marihot P., 2005, Pajak dan Retribusi Daerah., PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. S

http;//anditjodi.blogspot.co.id/2014/06/pajak-hotel-restoran-hiburan-dan- reklame.html

Peraturan Perundang-Undangan: Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 20019 tentang Pajak Hotel.

http,//pajakkoe.blogspot.com/2013/01/fungsi dan-dan-klasifikasi-pajak.html http,//www.eduspensa.id/pengertian pajak menurut beberapa ahli

Hukum pajak,salemba empat

(56)

LAMPIRAN

DAFTAR WAJIB PAJAK AKTIF TAHUN PAJAK 2015 S/D 2015 REKENING PAJAK-PAJAK HOTEL

NO N.P.W.P.D NAMA WAJIB PAJAK ALAMAT

1 P.20000143.33.01 PENGINAPAN“PUNCAK JUWITA”

JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN

2 P.20000193.03.10 PENGINAPAN HISTORY JL.MEDAN-BINJAI NO.88 DSN1 3 P.20000550.06.15 HOTEL’’ HALAY INN’’ DS.BANGUN SARI BARU 4 P.20000688.31.03 HOTEL’’ RANI’’ DS.TIANG AYAR

5 P.20000723.03.13 HOTEL’’MELALA IN’’ JL.MEDAN-BINJAI N0.1D DSN V 6 P.20001034.33.01 PENGINAPAN’’FLORIDA’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN 7 P.20001037.33.01 PENGINAPAN’’ INDAH’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN I 8 P.20001044.33.26 PENGINAPAN’’RINDU’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN 9 P.20002636.33.01 HOTEL’’GEMILANG’’ JL.PIK-PIK DSN II DS.BANDAR 10 P.20002688.33.26 HOTEL’’SAYNA’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN 11 P.20002766.33.01 HOTEL’’DEVI-B’’ JL.PIK-PIK DSN II DS.BANDAR 12 P.20002768.33.01 HOTEL’’PUTRA JAYA’’ JL.TVRI DSN II DS. BANDAR BARU 13 P.20013620.08.01 HOTEL’’DELI INDAH’’ DESA SUKA MANDI

14 P.20013766.31.06 PENG.IAS SUANI DS.PERTAMPILAN 15 P.20014032.33.27 HOTEL THE HILL HOTEL DESA SUKA MAKMUR 16 P.20016545.04.08 PENGINAPAN CITRA J.LETDA SUJONO

(57)

17 P.20001041.33.01 PENG.’’BINTANG TIMUR’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DUSUN III 18 P.20016269.04.08 HOTEL’’NUSA INN JL.AKSARA NO.144/145

19 P.20018965.28.06 HOTEL’’VAN HILL’’ KELURAHAN DELI TUA BAKTI 20 P.20017070.04.10 HOTEL.’’MIYANA HOTEL’’ JL.H.ANIF

21 P.20017080.33.01 PENG.’’DEWI GARDEN’’ DS.BANDAR BARU

DAFTAR WAJIB PAJAK AKTIF TAHUN PAJAK 2016 S/D 2016 REKENING PAJAK-PAJAK HOTEL

NO N.P.W.P.D NAMA WAJIB PAJAK ALAMAT

1 P.20000143.33.01 PENGINAPAN“PUNCAK JUWITA”

JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN

2 P.20000190.03.08 PENGINAPAN DWI PUTRA JL.SEI MENCIRIM NO.88 DSN I 3 P.20000202.03.10 PENGIPAN ANITA JL.MEDAN-BINJAI NO.49 DSN I 4 P.20000550.06.15 HOTEL’’ HALAY INN’’ DS.BANGUN SARI BARU

5 P.20000688.31.03 HOTEL’’ RANI’’ DS.TIANG AYAR

6 P.20000695.31.25 WISMA’’ RIO’’ DS.SEMBAHE BARU

7 P.20000723.03.13 HOTEL’’MELALA IN’’ JL.MEDAN-BINJAI N0.1D DSN V 8 P.20000817.33.01 PENGINAPAN’’ LORENA’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN I

9 P.20001034.33.01 PENGINAPAN’’FLORIDA’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN 10 P.20001037.33.01 PENGINAPAN’’ INDAH’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN I JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN I

(58)

11 P.20001044.33.26 PENGINAPAN’’RINDU’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN 12 P.20002631.33.01 HOTEL’’KUMALA’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN I

13 P.20002636.33.01 HOTEL’’GEMILANG’’ JL.PIK-PIK DSN II DS.BANDAR 14 P.20002642.33.19 HOTEL’SEGAR MELATI’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN 15 P.20002688.33.26 HOTEL’’SAYNA’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN 16 P.20002766.33.01 HOTEL’’DEVI-B’’ JL.PIK-PIK DSN II DS.BANDAR 17 P.20002768.33.01 HOTEL’’PUTRA JAYA’’ JL.TVRI DSN II DS. BANDAR BARU 18 P.20013620.08.01 HOTEL’’DELI INDAH’’ DESA SUKA MANDI

19 P.20013766.31.06 PENG.IAS SUANI DS.PERTAMPILAN 20 P.20014032.33.27 HOTEL THE HILL HOTEL DESA SUKA MAKMUR

21 P.20002851.33.01 PENG.’’PRIMA’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN I 22 P.20001035.33.01 PENG.DIRGHAYU A JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN III

23 P.20016454.04.08 PENG.CITRA JL.LETDA SUJONO

24 P.20001041.33.01 PENG.’’BINTANG TIMUR’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DUSUN III 25 P.20016269.04.08 HOTEL’’NUSA INN JL.AKSARA NO.144/145

26 P.20018965.28.06 HOTEL’’VAN HILL’’ KELURAHAN DELI TUA BAKTI 27 P.20019305.03.08 HOTEL.’’WISMA BUNDA

DELI’’

JL.MEDAN-BINJAI KM.9

28 P.20017070.04.10 HOTEL.’’MIYANA HOTEL’’ JL.H.ANIF

29 P.20017080.33.01 PENG.’’DEWI GARDEN’’ DS.BANDAR BARU

30 P.20019423.05.02 HOTEL.’’THE CREW’’ JL.SULTAN SERDANG DUSUN I 31 P.20019442.09.04 HOTEL.’’THONG S INN” PASAR V KEBUN KELAPA

(59)

32 P.20019695.04.10 HOTEL.’’CEMARA ASRI’’ BOULEVARD TIMUR NO. 88 AA-AB KOMP.CEMARA ASRI

33 P.20020157.27.04 HOTEL’’TIGAN SIBERO’’ JL.RELA DELI TUA NO.94/JL.MARINDAL UJUNG

34 P.20020167.33.01 HOTEL’’GUNUNG SARI’’ JL.JAMIN GINTING 35 P.20020166.33.01 HOTEL’’BUKIT INDAH’ JL.JAMIN GINTING 36 P.20020169.33.01 HOTEL’’NIRWANA’’ JL.JAMIN GINTING 37 P.20020175.33.01 HOTEL’’ANANDA’’ JL.JAMIN GINTING 38 P.20020174.33.01 HOTEL’’RAMA’’ JL.JAMIN GINTING 39 P.20020173.33.01 HOTEL’’MURNI JL.JAMIN GINTING 40 P.20020172.33.01 HOTEL’’NIRWANA/ATENG

A

JL.JAMIN GINTING

41 P.20020170.33.01 HOTEL NIRWANA/ATENG B

JL.JAMIN GINTING

42 P.20020175.33.26 HOTEL’’FAMILY JOINT’’ JL.RAMBUNG BARU 43 P.20020176.33.01 HOTEL’’DEVI –A’’ JL.JAMIN GINTING

(60)

DAFTAR WAJIB PAJAK AKTIF TAHUN PAJAK 2017S/D 2017 REKENING PAJAK-PAJAK HOTEL

NO N.P.W.P.D NAMA WAJIB PAJAK ALAMAT WAJIB PAJAK 1 P.20000190.03.08 PENGINAPAN DWI PUTRA JL.SEI MENCIRIM NO.88 DSN I 2 P.20000202.03.10 PENGIPAN ANITA JL.MEDAN-BINJAI NO.49 DSN I 3 P.20000688.31.03 HOTEL’’ RANI’’ DS.TIANG AYAR

4 P.20000695.31.25 WISMA’’ RIO’’ DS.SEMBAHE BARU

5 P.20000723.03.13 HOTEL’’MELALA IN’’ JL.MEDAN-BINJAI N0.1D DSN V 6 P.20001034.33.01 PENGINAPAN’’FLORIDA’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN 7 P.20001037.33.01 PENGINAPAN’’ INDAH’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN I 8 P.20001044.33.26 PENGINAPAN’’RINDU’’ JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN 9 P.20002688.33.26 HOTEL’’SAYNA’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DSN 10 P.20002766.33.01 HOTEL’’DEVI-B’’ JL.PIK-PIK DSN II DS.BANDAR 11 P.20013620.08.01 HOTEL’’DELI INDAH’’ DESA SUKA MANDI

12 P.20014032.33.27 HOTEL THE HILL HOTEL DESA SUKA MAKMUR

13 P.20001035.33.01 PENG.DIRGHAYU A JL.JENDERAL JAMIN GINTING DSN III

14 P.20016454.04.08 PENG.CITRA JL.LETDA SUJONO

15 P.20001041.33.01 PENG.’’BINTANG TIMUR’’ JL.JENDRAL JAMIN GINTING DUSUN III 16 P.20020545.05.02 HOTEL’’RUMAH KOST

MAKDANI’’

JL.PRINGGAN NO.9

17 P.20020567.05.01 HOTEL’’RUMAH KOST UNI JL.SENA

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini membuat penduduk setempat banyak yang mengungsi ke daerah kecamatan Garut Kota, dikarenakan daerah yang menjadi pusat kota merupakan titik aman dari

Equivalent class dari class buku yang terdapat pada ontologi perpustakaan dapat dilihat pada Gambar 51.. Gambar 51 Equivalent

Sehingga hal ini menarik peneliti untuk mengadakan penelitian di BPRS Mitra Agro Usaha Bandar Lampung mengenai strategi yang digunakan dalam meningkatkan nasabah

Tidak banyak orang menyadari bahwa sampah pasar bila dikelola dan diolah dapat menjadi barang bernilai ekonomis, terlebih bila manajemen pengelolaon menggunakan teknologi

Ketiadaaan respon manajemen terhadap usaha anggota, apakah individu berada di bawah kinerja atau tidak ,sehingga menimbulkan kebimbangan dalam diri anggota akan

berarti ada hubungan yang signifikan antara perilaku cara penyimpanan kacang tanah dan jagung dengan infeksi jamur Aspergillus fu- migatus pada penjual kacang tanah dan ja- gung

GI (Group Investigation) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)