• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK CILEDUG AL-MUSADDADIYAH GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK CILEDUG AL-MUSADDADIYAH GARUT."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan berkembangnya zaman, pendidikan merupakan suatu

kebutuhanmendasaryang harus dipenuhi untuk membentuk sumber daya manusia

berkualitas yang diharapkan bangsa, negara, dan agama.

Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor

20 Tahun 2003 tentang sstem pendidikan nasional (sisdiknas) Bab I pasal 1 yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Proses pendidikandapatditempuhmelaluilembagapendidikanformal dan non

formal. Sekolahsalahsatulembagapendidikanformal yang mengakomodasi para

pesertadidikuntukmenimbailmudenganbimbingantenagapengajar.Dilembaga

pendidikan yang bernama sekolah ini siswa dibekali ilmu yang dapat menjadi

bekal ke jenjang berikutnya dengan panduan kurikulum. Pembekalan pendidikan

melalui proses belajar tersebut bertujuan untuk mempersiapkan anak didik melalui

sumberdaya manusia yang berkualitas. Menurut Usman, Moh. Uzer (4:2009) “proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama”. Proses belajar

mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru

dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.Interaksi atau hubungan timbal balik

antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi keberlangsungan

proses belajar mengajar.

Dilihat dari kacamata agama Islam belajar memiliki konsepsi yang lebih

berarti sehingga setiap muslim dituntut untuk senantiasa belajar tanpa mengenal

batas usia, batas ruang dan waktu, bahkan gender. Sebagaimanafirman Allah

(2)

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang -lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al-Mujadilah: 11).

Konsepsi Islam lebih mempertegas lagi bahwa menuntut ilmu itu hukumnya

wajib bagi setiap muslim dari buaian hingga ajal menjemput. Konsekuensinya

adalah apabila tidak mengikuti tuntunan jatuh pada hukum dosa.

Melalui kegiatan belajar kemampuan manusia terus diasah agar memiliki

ketajaman dalam memecahkan persoalan kehidupan. Dengan belajar, hal-hal yang

tidak tahu menjadi tahu, sehingga kegitan belajar sangat penting bagi seluruh

manusia. Ditegaskan dalam Engkoswara dan Aan (2011:6) UNESCO menjelaskan

bahwa menekankan pentingnya empat pilar yang harus dilakukan dalam semua

proses pendidikan, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar

untuk berbuat (learning to do), belajar untuk mandiri (learning to be), dan belajar

untuk hidup bersama (learning to live together). Selain itu, Gagne menyebutkan

dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:10), belajar pada hakikatnya merupakan

kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar

memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas

tersebut dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang

dilakukan oleh pelajar. Sehingga belajar menurut Gagne adalah seperangkat

proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan

informasi, menjadi kapabilitas baru.

Kondisi proses belajar mengajar di Indonesia dewasa ini, masih menyisakan

kesenjangan antara proses dan hasil, seperti dalam Suhardan (2010:5), Blazely

(1197) dan World Bank (1998) mengemukakan bahwa:

Pembelajaran disekolah cenderung teoritik, tidak terkait dengan lingkungan anak, anak kurang memahami cara belajar, kurang terampil dalam memecahkan masalah kehidupan, dan “many teacher are poory trained

sehingga berdampak pada hasil pencapaian siswa.

Proses pembelajaran yang diharapkan selalu dihadapkan pada berbagai

(3)

belajar siswa yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar. Motivasi belajar

merupakan suatu dorongan secara internal dan eksternal untuk menunjang

keberhasilan dalam belajar. Motivasi belajar siswa yang tinggi dapat menunjang

keberhasilan belajar, begitupun motivasi belajar siswayang rendah akan berimbas

terhadap hasil belajar yang rendah. Padahal kegiatan belajar diharapkan menjadi

sebuah upaya peningkatan kualitas manusia untuk mewujudkan generasi bangsa

yang akan melaksanakan pembangunan negara Indonesia di masa mendatang.

Selain itu, motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kegiatan yang dapat

menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi

yang dimilikinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Hal ini selaras dengan

pendapat Sadirman (2011:75):

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa program

keahlian administrasi perkantoran di SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut

terdapat motivasi belajar siswa yang rendah. Hal ini sesuai dengan data yang

diperoleh penulis dari bagian Kesiswaan SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut

[image:3.595.106.514.532.721.2]

sebagai berikut :

Tabel 1.1 Analisis Hasil Ulangan Semester Ganjil Mata Pelajaran Produktif

Semester Perolehan

Nilai

Presentase perolehan

skor

Jumlah presentase nilai

1

80 ke atas 29,2 %

100%

60 – 79,9 38,6 %

Dibawah 60 32,2%

2

80 ke atas 30,7 %

100%

60 – 79,9 25,9%

Dibawah 60 43,4 %

3

80 ke atas 28,5 %

100%

60 – 79,9 35 %

(4)

Semester Perolehan Nilai Presentase perolehan skor

Jumlah presentase nilai

4

80 ke tas 43,4 %

100%

60 – 79,9 38,6 %

Dibawah 60 18 %

5 80 ke tas 25%

100%

60 – 79,9 35%

Dibawah 60 40%

*sumber : SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut (2014)

Mencermati tabel 1.1 di atas, perolehan presentase jumlah siswa dengan

nilai dibawah nilai KKM dari semester pertama hingga semester kelima

mengalami penurunan dalam mata pelajaran produktif. Pada semester pertama

presentase siswa yang mempunyai nilai di bawah 60 sebanyak 32 %, pada

semester 2 meningkat menjadi 43,4 % dan pada semester 3 menurun sekitar 6,9 %

menjai 36, 5 %, pada semester 4 nilai siswa yang dibawah 60 sangat turun

menjadi 18%, dan meningkat kembali pada semester 5 menjadi 40%.

Berdasarkan data yang didapat dari peneliti melalui wawancara, ada

fenomena yang menunjukkan rendahnya motivasi belajar siswa di sekolah

tersebut. Hasil wawancara menegaskan bahwa banyak hal yang mempengaruhi

motivasi belajar siswa, baik itu dari lingkungan sendiri maupun hasil proses

sosialisasi dengan siswa sekolah lain.

Penulis juga mendapatkan keterangan dari beberapa guru yang mengajar di

kelas, bahwa sering ada siswa yang tidur pada saat jam pelajaran. Selain itu,

motivasibelajarsiswa juga dapatdilihatdari data rekapitulasiketidakhadiransiswa

SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut pada

programkeahlianAdministrasiPerkantoran pada semester 1 tahun ajaran

[image:4.595.111.512.112.251.2]

2014/2015sebagaiberikut:

Tabel 1.2 RekapitulasiKetidakhadiranSiswa

KelasXIJurusan Admnistasi Perkantoran Semester 1 pada SMKCiledug Al-Musadadiyah Garut Tahun Ajaran 2014/2015

No. Kelas

Bulan (%)

(5)

1. XI AP 1 3,00 1,00 5,50 2,41 5,30 1,52 2,46

No. Kelas Bulan (%) Rata-rata

(%)

2. XI AP 2 2,00 1,00 7,30 2,00 5,42 2,00 2,79

Rata-rata 2,50 1,00 6,40 2,25 5,3 1,76 2,62

Sumber:Tata UsahaSMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut (2014)

Keterangan:

Jumlahsiswakelas XI Ap 1 = 37orang

Jumlahsiswakelas XI Ap 2 = 36 orang

Berdasarkan tabel di atas, digambarkan tingginya angka ketidakhadiran

siswa terjadi pada bulan September dan November yaitu sebesar 5-6%. Tingginya

angka ketidakhadiran siswa tersebut salah satunya karena malas untuk sekolah.

Berkaitandenganhalitu, sudahselayaknyadicarifaktor-faktor yang

mempengaruhimotivasibelajar yang relatifrendahpadanilai yang

seringtidaktuntasdanmotivasibelajar yang ditinjaudari hasil rekapitulasi kehadiran

siswa, bahkantidur di dalamkelassaat KBM berlangsung.Rendahnya tingkat

motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang

dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2011:23):

Motivasibelajardapattimbulkarenafaktorintrinsik, berupahasrat dan keinginanberhasil dan dorongankebutuhanbelajar, harapanakan cita-cita. Sedangkanfaktorekstrinsiknyaadalahadanyapenghargaan, lingkunganbelajar yang kondusif, dan kegiatanbelajar yang menarik.

Gibson dalam Winardi (2002:4) menjelaskan bahwa:

(6)

Motivasi belajar siswa pada saat ini, sebagaimana ditunjukkan oleh

fenomena-fenomena yang terjadi. Oleh karena itu, dalam upaya memahami dan

memecahkan masalah fenomena belum optimalnya motivasi belajar di SMK

Ciledug Al-Musaddadiyah dalam mewujudkan tujuan pembelajaran, diperlukan

pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut.

Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi

eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Sebagaimana dalam Simamora, Ns.

Roymond (2009: 28) Gagne menyebutkan bahwa “belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dari dalam diri serta keduanya saling berinteraksi”. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa kegiatan belajar merupakan sistem yang

membantu individu belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan

belajar tidak terbatas pada lingkungan fisik saja. Atmosfer sekolah yang dibangun

juga merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap suasana belajar.

Salahsatuupayadalammewujudkanlingkunganbelajar yang kondusif agar

motivasibelajarsiswa bisa meningkatadalahdengansekolah mempunyai atmosfir

sekolah yang baik. Iklim sekolah akan berdampak positif pada pencapaian hasil

akademik siswa. Selain itu iklim sekolah memiliki kontribusi positif terhadap

pencapaian hasil non akademik, seperti pembentukan konsep diri, aspirasi, dan

keyakinan diri.

Iklim sekolah merupakan perasaan siswa dan staf sekolah terhadap

lingkungan sekolah. Perasaan tersebut berkaitan dengan lingkungan yang nyaman

dan mendukung untuk kegiatan belajar dan mengajar sehingga keteraturan dan

keamanan dapat dirasakan oleh setiap personel sekolah. Iklim sekolah berkaitan

juga dengan perasaan positif (dukungan dan kenyamanan) atau perasaan negatif

(ketakutan, frustasi, dan dikucilkan) ketika berada di dalam lingkungan sekolah.

Iklim sekolah yang positif ditandai dengan kesadaran warga sekolah untuk

menjadikan sekolah sebagai ikatan yang kuat antara seluruh warga sekolah untuk

berbagi pengetahuan, norma, nilai, dan keterampilan yang bertujuan untuk

kemajuan bersama. Oleh karena itu, sekolah perlu dikelola secara baik untuk

(7)

Sehubungan dengan latar belakang tersebut, di penulis tertarik menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Ciledug AL-Musaddadiyah Garut”.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa jurusan

Administrasi Perkantoran SMK Ciledug AL-Musaddadiyah Garut yang masih

stagnan bahkan sering kali mengalami penurunan dilihat dari hasil nilai rapor

mata pelajaran produktif dan keterangan dari pihak BP/BK yang menyatakan

masih banyak siswa yang sering bolos sekolah, tidur dikelas, dan lain sebagainya.

Motivasi belajar pada diri siswa sangatlah penting karena motivasi

merupakan tingah laku seseorang yang erat kaitannya dengan masaalah kegiatan.

Tanpa adanya motivasi, seseorang akan enggan melakukan suatu kegiatan tidak

akan menunjang semangat belajar dan tujuan yang diinginkan oleh peserta didik.

Gagne menyebutkan dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:10), belajar pada

hakikatnya merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas.

Setelah itu, belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Kapabilitas tersebut timbul dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses

kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian, belajar menurut Gagne

adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan

melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Menurut Gagne belajar

terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan

hasil belajar. Sebagaimana dalam Simamora, Ns. Roymond (2009:28) Gagne menyebutkan bahwa “belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dari dalam diri serta keduanya saling berinteraksi”. Akhirnya, bisa disimpulkan bahwa kegiatan belajar merupakan sistem yang membantu individu belajar dan

berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan belajar tidak terbatas pada

lingkungan fisik saja. Atmosfer sekolah yang dibangun juga merupakan

(8)

Masalah motivasi belajar siswa yang rendah sangat berdampak pada

aspek-aspek kegiatan belajar mengajar sehingga perlu adanya pemikiran bagaimana

mengubah kondisi tersebut ke arah yang lebih baik. Mengingat banyak faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar, maka dipilihlah faktor ekstrinsik, yaitu

lingkungan yang kondusif dengan didasarkan pada argumen bahwa lingkungan

belajar yang kondusif diciptakan oleh seluruh warga sekolah.

Iklim sekolah merupakan persepsi seluruh warga sekolah mengenai atribut

psikologis dan institusional sekolah merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Franklin et

all (2006:777) yang diambil dari berbagai sumber (Haynes, Emmons, &

Ben-Avie, 1997; Kuperminc, Leadbeater, Emmons, & Blatt, 1997; Noblit,Malloy,&

Malloy,2001; mengungkapkan:

Getting started school, along with home and neigh bordhood, is the primary enivormnet that impats child developmental outcomes,. Schools with a positive climate,where children feel welcome and look forward to attending, families like to visit and volunteer, and staff like to work are environments tht promote learning and healthy growth.

Dimulai dari sekolah, lalu rumah dan juga tetangga, merupakan lingkungan

utama yang akan mempengaruhi hasil perkembangan anak. Sekolah dengan

lingkungan positif , akan menjadikan anak-anak merasa senang dan antusias untuk

belajar. Misalnya seperti keluarga siap untuk membantu anak-anak dengan

menjadi sukarelawan untuk belajar, pegawai senangbekerja merupakan

lingkungan yang mendorong peningkatan belajar.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan dalam pernyataan masalahsebagai berikut : “iklim sekolah belum positif sehingga hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa relatif rendah”. Kondisi semacam ini harus

segera ditanggulangi karena jika tidak, akan memberikan citra yang buruk di

masyarakat. Oleh karena itu, sekolah sangat diharapkan dapat menjadi media

solusi pembentukan akhlak dan moral peserta didik di era globalisasi.

Berdasarkan pernyataan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini

(9)

1) Bagaimana iklim sekolah pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran

SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut?

2) Bagaimana tingkat motivasi belajar siswa Program Keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut?

3) Bagaimana pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa Program

Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, tujuanpenelitian ini adalah

untuk memperoleh gambaran empiris dan menganalisis pengaruhiklimsekolah

terhadap motivasi belajar siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK

Ciledug Al-Musaddadiyah Garut. Analisis tersebut diperlukan untuk mengetahui

pengaruh iklim sekolah dengan motivasi belajar siswa Program Keahlian

Administrasi Perkantoran SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui kondusiftidakkondusifnya gambaran iklim sekolah di Program

Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut.

2. Mengetahui tinggi rendahnya gambaran motivasi belajar siswa Program

Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut.

3. Mengetahui besar kecilnya pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar

siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Ciledug

Al-Musaddadiyah Garut?

1.4Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi ilmu belajar.

Temuan-temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoretik, atau dijadikan

(10)

terakumulasi sehingga dapat melahirkan kembali temuan ilmiah yang lebih

produktif.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dalam tatanan praktis ini diharapkan dapat memiliki

manfaat: (1) sebagai bahan informasi bagi Kepala Sekolah SMK Ciledug

Al-Musaddadiyah Garut untuk dapat memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan

motivasi belajar siswa; (2) sebagai sumbangan pemikiran bagi Kepala Sekolah

SMK Ciledug Al-Musaddadiyah mengenai penerapan budaya pesantren pada

siswa; (3) untuk mengetahui dengan pasti implementasi dari iklim sekolah

terhadap motivasi belajar siswa; (4) sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain

yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian,

khususnya mengenai iklim sekolah yang menunjang tingkat motivasi belajar

siswa.

1.5Sistematika Penulisan Skripsi

Sitematika penulisan skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari

setiap bab dalam skripsi, mulai dari bab I sampai dengan bab V.

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari

skripsi yang terdiri dari :

1.1Latar belakang Penelitian

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.3Tujuan Penelitian

1.4Manfaat penelitian

1.5Struktur Organisasi Skripsi

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka dan hipotesis penelitian. Kajian

pustaka mempunyai peran yang sangat penting, kajian pustaka berfungsi sebagai

landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis,

bab II terdiri dari pembahasan teori-teori, konsep, dan turunannya dalam bidang

(11)

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang terdiri

dari :

3.1Desain Penelitian

3.2Populasi dan sampel

3.3Instrumen Penelitian (angket)

3.4Prosedur Penelitian

3.5Analisis Data ; rincian tahap-tahap analisis data, teknik yang dipakai dalam

analisis data

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari :

4.1Pengolahan atau analisis data

4.2Pemaparan data kuantitatif (angket)

4.3Pembahasan dan penelitian

Bab V menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil

analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yakni

dengan cara butir demi butir atau dengan uraian padat, bab V terdiri dari :

5.1Kesimpulan

(12)
(13)

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis deskriftif data dan dikonsultasikan pada rata-rata skor jawaban

responden menunjukkan iklim sekolah berada pada kategori kondusif. Hal ini

menunjukkan bahwa menurut persepsi responden mengenai iklim sekolah di SMK

Ciledug Al-Musaddadiyah Garut sudah kondusif.

2. Berdasarkan hasil analisis data dan dikonsultasikan pada rata-rata skor jawaban

responden menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa SMK Ciledug Al-Musaddadiyah

Garut berada pada kategori cukup. Oleh karena itu, motivasi belajar masih perlu

ditingkatkan secara optimal untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa iklim

sekolah memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap motivasi belajar siswa di SMK

Ciledug Al-Musaddadiyah Garut.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan dan merujuk kepada skor rata-rata jawaban responden pada

setiap indikator, saran yang dikemukakan mengacu kepada indikator yang memiliki skor

rata-rata rendah di antara indikator yang lain untuk masing-masing variabel. Berdasarkan hal

tersebut saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Indikator social suport adults (dukungan sosial orang dewasa) dalam variabel iklim

sekolah memiliki skor rata-rata paling rendah jika dibandingkan dengan indikator yang

lainnya. Rendahnya skor rata-rata indikator ini perlu mendapat perhatian dari pihak

sekolah dalam hal ini SMK Ciledug Al-Musaddadiyah Garut supaya membenahi iklim

sekolah sehingga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Hal yang perlu

ditingkatkan adalah bekerja sama dengan orang tua untuk mendukung siswa dalam

kaitannya dengan harapan tinggi untuk sukses, keinginan untuk mendengar, dan

kepedulian pribadi.

2. Indikator adanya hasrat ingin belajar dalam variabel motivasi belajar siswa memiliki skor

rata-rata paling rendah jika dibandingkan dengan indikator lainnya, untuk itu perlu

(14)

penciptaan kondisi kelas sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dimulai, tingkat

pemanfaatan sumber belajar dan fasilitas belajar, tingkat pemilihan sumber belajar, dan

tingkat kenyamanan berada di lingkungan sekolah serta tingkat dukungan guru dan oran

tua terhadap siswa.

3. Iklim sekolah memiliki pengaruh yang kuat terhadap motivasi belajar siswa. Oleh karena

itu, penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan variabel yang lebih banyak dan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

___________.(2014). teori-teori motivasi. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/ 02/06/teori-teori-motivasi/.

Diakses pada tanggal 12 Januari 2015.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka

Cipta: Jakarta

Angkowo dan Kosasih .(2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Grasindo:

Jakarta.

Aritonang, Keke T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 10, tahun 7, h. 11-21.

Somantri, Ating dan Muhidin, Sambas Ali, (2006), Aplikasi Statistika dalam

Penenlitian, Bandung, CV. Pustaka Setia.

Brief. (2004). Characteristics of effective school. Tersedia:

http://www.outreach.msu.edu.journalBestPractise. No.31, diunduh 30

November 2014.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Cemerlang

Publisher: Jakarta.

Dimyati dan Mudjino. (2009).Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, Saiful Bahri. (2000).Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukasi.

Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, Saiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Engkoswara dan Komariah, A. (2011). Administrasi Pendidikan. Alfabeta:

(16)

Based Profesional Ok: Oxford University Press

Hadiyanto (2004). Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di

Indonesia. PT. Rineka Cipta : Bandung

Hamzah B. Uno. (2011). Pengembangan Instrumen Penelitian. Delima Press:

Jakarta

Hoffman, et.al (2009). On Improving School Climate: Reducing Reliance on

Rewads and Punishment. International Journal Of Whole Schooling. Vol

5(3). Tersedia: http://www.wholeschooling.et/Journal of Whole

Schooling/articles/5-1%20Hoffman.pdf. Diunduh 30 November 2014

Hoy and Miskel (2010). Education Administration: Theory Reseach and Practice.

(Sixth Edition). New York. Mc Graw Hill

Malhotra, Naresh K. 2009. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Jilid 1. PT

Index: Jakarta.

Maknun, Abin Syamsuddin.(2012). Psikologi Pendidikan.PT. Remaja Rosda

Karya: Bandung.

Mulyasa.(2004). Standar Kopetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosdakarya:

Bandung

Pinkus, Lyndsay M (2009). Moving Beyond AYP: High School Peformance

Indicator. Alliance For Excellent Education, 1-20 [online] tersedia :

Http://www.all4ed.org. 05 November 2014.

Sadirman (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Perawi Pers: Jakarta.

Saefullah, U. (2012). Manajemen Pendidikan Islam. CV Pustaka Setia: Bandung.

(17)

pendidikan teori,peneitian dan aplikasi: Edisi Bahasa Indonesia. PT

Indeks: Jakarta

Sherri L Jackson.(2012). Research Methode: A Modular Approach edition.

Wadsworth/Cengange Learning

Simamora, Ns. Roymond H. (2008). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan.

EGC: Jakarta. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id/ [21 Maret

2014]

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka

Cipta: Jakarta.

Sugiyono, (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. PT Alfa Beta: Bandung.

Suhardan, D. (2010). Suvervisi Bantuan Proffesional. Alfabeta: Bandung

Sekaran, Uma.(2009). Research Methods For Business. Buku 1. Salemba Empat:

Jakarta.

Usman,Moh.Uzer.(2009). Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Winardi, (2002), Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Wirawan.(2007). Budaya dan Iklim Organisasi: Teori, aplikasi dan penelitian.

(18)

Gambar

Tabel 1.1 Analisis Hasil Ulangan Semester Ganjil Mata Pelajaran Produktif
Tabel 1.2 RekapitulasiKetidakhadiranSiswa KelasXIJurusan Admnistasi Perkantoran Semester 1 pada SMKCiledug Al-

Referensi

Dokumen terkait

Saya Eunike Perbina br Sembiring, mahasiswa di Fakultas Farmasi USU akan mengadakan penelitian dengan judul “TINGKAT KEPUASAN PASIEN DAN KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DI

[r]

Kualitas pelayanan dapat dinilai dari banyak faktor yang berhubungan, dimana kualitas pelayanan dapat dinilai dari persepsi konsumen dalam menikmati barang dan jasa yang

[r]

Seluruh data diolah menggunakan SPSS 18 for windows menggunakan Analysis of Covariant (ANCOVA). Hasil pengolahan data menunjukan bahwa 1) model pembelajaran (TGfU

Through the lens of human capital theory, information literacy is the accumulation of one’s knowledge through general education, training (either general or

Fungsi yang dapat dilakukan pada sisi handphone adalah menampilkan pengumuman, jadwal, informasi dosen, mata kuliah, nilai, informasi tugas akhir dan kerja praktek. Pada

[r]