Fajar Ardi Saputro, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SISWA ANTARA PEMBELAJARAN DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR RUMUS ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Hasil Belajar ... 8
B. Deskripsi Interpersonal Intelligence ... 12
C. Deskripsi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 21
D. Materi Teknik Digital ... 27
E. Penelitian Terdahulu ... 34
F. Asumsi ... 37
G. Kerangka Pemikiran ... 38
Fajar Ardi Saputro, 2015
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 40
1. Lokasi Penelitian ... 40
2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 40
B. Desain Penelitian ... 41
C. Metode Penelitian... 42
D. Definisi Operasional... 43
E. Instrumen Penelitian... 44
1. Instrument ... 45
2. Variabel Penelitian ... 46
3. Prosedur Penelitian ... 46
F. Proses Pengembangan Instrument... 50
1. Tes Objektif ... 50
a. Uji Validitas Instrumen ... 50
b. Uji Reliabilitas ... 51
c. Uji taraf Kesukaran (TK) ... 54
d. Uji Daya Pembeda ... 54
2. Nontes/Angket ... 55
G. Teknik Pengumpulan Data ... 56
H. Teknik Analisis Data ... 58
1.Uji Persyaratan Analisis ... 58
a. Konversi Skor Pretest, Postest Interpersonal Intelligence ... 58
b. Analisis Data Pretest, Posttest dan Gain Normalisasi Siswa ... 61
c. Uji Normalitas ... 63
Fajar Ardi Saputro, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SISWA ANTARA PEMBELAJARAN
e. Uji Hipotesis....………... 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ... 68
1. Pretest ... 68
2. Treatment ... 68
3. Posttest ... 68
B. Hasil Uji Coba Instrumen ... 69
1. Uji Validitas Intrumen Penelitian... 70
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 71
3. Penafsiran Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda ... 71
C. Hasil Penelitian Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 72
1. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain Ternormalisasi Ranah Kognitif ... 72
2. Hasil Intrument Interpersonal Intelligence ... 78
D. Analisis Data Hasil Penelitian ... 87
1. Uji Normalitas ... 87
2. Uji Homogenitas Data ... 90
3. Uji Hipotesis Data ... 92
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98
1. Temuan Hasil Analisis ... 98
2. Pembahasan Hasil Analisis ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 101
B. SARAN ... 102
Fajar Ardi Saputro, 2015
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran
Konvensional ... 23
Tabel 2.2.Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 25
Tabel 2.3.Langkah Pembelajaran Konvensional……….... 27
Tabel 3.1. Desain Nonequivalent Control Group Design ... 41
Tabel 3.2. Kriteria Reliabilitas ... 53
Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Kesukaran... 54
Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda ... 55
Tabel 3.5. Angket Interpersonal Intelligence ... 56
Tabel 3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 58
Tabel 3.7. Bobot Skor Tiap Pernyataan ... 59
Tabel 3.8. Kriteria Pengelompokkan Tingkat Intepersonal Intelligence ... 60
Tabel 3.9. Intepretasi Kategori Interpersonal Intelliegnce ... 60
Tabel 3.10. Kategori Perolehan Skor Gain ... 63
Tabel 3.11.Tabel Distribusi Frekuensi ……… 64
Tabel 4.1. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 69
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Ranah Kognitif ... 70
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Interpersonal Intelligence ... 71
Tabel 4.4. Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Ranah Kognitif ... 72
Tabel 4.5. Hasil Uji Daya Pembeda Soal Ranah Kognitif ... 72
Tabel 4.6. Hasil Pretest, Postest dan Gain Ternormalisasi Ranah Kognitif Kelas
Eksperimen ... 73
Tabel 4.7. Hasil Pretest, Postest dan Gain Ternormalisasi Ranah Kognitif Kelas
Kontrol ... 74
Tabel 4.8. Perbedaan Rata-rata Gain Ternormalisasi Ranah Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kontrol ... 77
Tabel 4.9. Hasil Pretest, Postest dan Gain Ternormalisasi Skor Interpersonal
Intelligence Kelas Eksperimen ...
Fajar Ardi Saputro, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SISWA ANTARA PEMBELAJARAN
Tabel 4.10.Hasil Pretest, Postest dan Gain Ternormalisasi Hasil Interpersonal
Intelligence Kelas Kontrol ...
79
Tabel 4.11.Capaian Skor Tiap Aspek Interpersonal Intelligence Kelas
Eksperimen ... 81
Tabel 4.12. Capaian Skor Tiap Aspek Interpersonal Intelligence Kelas Kontrol .... 84
Tabel 4.13.Perbedaan Rata-rata Gain Ternormalisasi Hasil Interpersonal Intelligence Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 86 Tabel 4.14.Uji Normalitas Pretest dan Postest Ranah Kognitif ... 87
Tabel 4.15.Uji Normalitas Pretest dan Postest Hasil Interpersonal Intelligence ... 89
Tabel 4.16.Hasil Uji Homogenitas Data Ranah Kognitif ... 90
Tabel 4.17.Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Interpersonal Intelligence ... 91
Tabel 4.18.Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretest ... 92
Tabel 4.19.Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest... 93
Tabel 4.20.Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretest Hasil Interpersonal Intelligence ... 94 Tabel 4.21.Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Hasil Interpersonal Intelligence ... 95 Tabel 4.22.Hasil Uji Persamaan Dua rata-rata Skor Gain Ranah Kognitif ... 96
Tabel 4.23.Hasil Uji Persamaan Dua rata-rata Gain Hasil Interpersonal
Intelligence……….
Fajar Ardi Saputro, 2015
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar.2. 1. Persamaan Rangkaian Gerbang Logika ... 10
Gambar.2. 2. Dimensi Pengembangan Intepersonal Intelligence ... 18
Gambar.2.3.Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw (Kelompok Cooperative) ...
Gambar 3. 2. (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji n. 63 Gambar 4. 1. Grafik Data Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen... 75
Gambar 4. 2. Grafik Pencapaian Nilai KKM Pada Ranah Kognitif ... 75
Gambar 4. 3. Grafik Data Hasil Pretest dan Postest Kelas Kontrol ... 76
Gambar 4. 4. Grafik Pencapaian Nilai KKM Pada Ranah Kognitif ... 76
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Rata-Rata Gain Ternormalisasi Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 77 Gambar 4. 6. Grafik Data Tiap Aspek Interpersonal Intelligence ... 81
Gambar 4.7. Grafik Data Hasil Pretest dan Postest Skor Interpersonal Intelligence Kelas Ekperimen ... 82 Gambar 4. 8. Grafik Data Tiap Aspek Interpersonal Intelligence ... 83
Gambar 4. 9. Grafik Data Hasil Pretest dan Postest Kelas Kontrol ... 85
Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Rata-Rata Gain Ternormalisasi Hasil
Interpersonal Intelligence Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol………
Fajar Ardi Saputro, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SISWA ANTARA PEMBELAJARAN DAFTAR RUMUS
Halaman
Rumus 3.1 Rumus Korelasi Product Moment ... 50
Rumus 3.2 Rumus Uji-t ... 51
Rumus 3.3 Rumus Kuder-Richardson 20 (K-R.20) ... 52
Rumus 3.4 Rumus Varian Tiap Item ... 52
Rumus 3.5 Rumus Varian Tiap Item ... 52
Rumus 3.6 Rumus Varian Tiap Total ... 53
Rumus 3.7 Rumus Alpha Crombath ... 53
Rumus 3.8 Rumus Taraf Kesukaran ... 54
Rumus 3.9 Rumus Rumus Daya Pembeda ... 54
Rumus 3.10 Rumus Mencari Skor Matang ... 59
Rumus 3.11 Rumus Mencari Nilai Siswa ... 62
Rumus 3.12 Rumus Gain ... 62
Rumus 3.13 Rumus Rata-rata Gain ... 62
Rumus 3.14 Rumus Gain Normalisasi ... 62
Rumus 3.15 Rumus Mencari Interval ... 64
Rumus 3.16 Rumus Mencari Nilai F... 65
Rumus 3.17 Rumus Uji t Dengan Separated Varian ... 66
Fajar Ardi Saputro, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A
A-1 Silabus Teknik Mikroprosesor ... 107
A-2 Kriteria Ketuntasan Minimal Teknik Mikroprosesor... 113
A-3 Wawancara Guru Teknik Mikroprosesor ... 114
A-4 Angket Respon Siswa ... 115
A-5 Instrumen Uji Coba Teknik Mikroprosesor ... 117
A-6 Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Teknik Mikroprosesor ... 123
A-7 Instrumen Uji Coba Interpersonal Intelligence ... 125
A-8 Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Interpersonal Intelligence ... 127
LAMPIRAN B B-1 RPP Kelas Kontrol ... 128
B-2 RPP Kelas Eksperimen ... 140
B-3 Materi Pertemuan 1, 2, dan 3 ... 152
B-4 Jobsheet Pertemuan 1, 2, dan 3 ... 161
B-5 Instrumen Pretest-Postest Teknik Mikroprosesor ... 177
B-6 Kisi-kisi Instrumen Pretest- Postest Teknik Mikroprosesor ... 181
B-7 Instrumen Pretest-Postest Interpersonal Intelligence ... 183
B-8 Kisi-kisi Pretest- Postest Intepersonal Intelligence ... 185
B-9 Skenario Pembelajaran Teknik Jigsaw ... 186
LAMPIRAN C C-1 Data Hasil Uji Coba Instrumen Teknik Mikroprosesor ... 192
C-2 Data Hasil Uji Coba Instrumen Interpersonal Intelligence ... 199
C-3 Data Hasil Pretest-Postest Kelas Kontrol Ranah Kognitif ... 203
C-4 Data Hasil Pretest-Postest Kelas Eksperimen Ranah Kognitif ... 205
C-5 Data Hasil Gain Kelas Kontrol Ranah Kognitif ... 207
C-6 Data Hasil Gain Kelas Eksperimen Ranah Kognitif ... 208
C-7 Data Uji Normalitas, Homogenitas, dan Hipotesis Ranah Kognitif ... 209
Fajar Ardi Saputro, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SISWA ANTARA PEMBELAJARAN
C-9 Data Hasil Pretest-Postest Kelas Kontrol Interpersonal Intelligence ... 222
C-10 Data Hasil Pretest-Postest Kelas Eksperimen Interpersonal Intelligence ... 224
C-11 Data Hasil Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen Interpersonal Intelligence ... 226
C-12 Data Uji Normalitas, Homogenitas, dan Hipotesis Interpersonal Intelligence .... 228
LAMPIRAN D D-1 Perhitungan Manual Uji Validitas, Reabiltas, taraf Kesukaran dan Daya Pembeda 233 D-2 Perhitungan Manual Uji Normalitas Homogenitas, Kesamaan Dua Rata-rata ... 241
D-3 Data Dokumentasif ... 249
D-4 Lembar Revisi Prasidang ... 255
LAMPIRAN E E-1 Tabel Distribusi t ... 260
E-2 Tabel Chi Kuadrat ( ) ... 261
E-3 Data Dokumentasi ... 262
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Berdasarkan undang–undang tersebut maka proses pembelajaran yang
berlangsung sangat mempengaruhi ketercapaian pengembangan potensi siswa
dan secara tersirat tersirat kemampuan yang yang harus dimiliki peserta didik
selain kemampuan akademis juga kemampuan pribadi, sosial kemampuan
intelelktual dan sistem nilai peserta didik
Kendala pada dunia pendidikan untuk menghasilkan lulusan berkualitas
adalah masih adanya sekolah yang mempunyai pola pikir tradisional dalam
menjalankan proses belajarnya yaitu sekolah masih menekankan pada
kemampuan logika (matematika) dan bahasa, hal ini berbeda dengan Undang–
undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat 1 yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pendidikan
perlu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Kecerdasan intelektual tidak hanya pada kemampuan matematika dan bahasa.
Arikunto (2012, hlm. 21) menyebutkan tujuh kecerdasan yaitu : kecerdasan
kinetis-fisik, kecerdasan logika/ matematik, kecerdasan hubungan intrapersonal,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan musik/irama. Kecerdasan interpersonal
(interpersonal intelligence) merupakan salah satu kecerdasan yang ditetapkan
oleh Howard Gardner.
“kecerdasan interpersonal atau biasa dikatakan sebagai kecerdasan sosial,
diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi serta mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau saling menguntungkan” (Safaria, 2005, hlm. 23).
Sekolah bertanggung jawab penuh untuk membangun sikap sosial siswa
dengan cara menerapkan komunikasi interpersonal dan keterlibatan kelompok
antara mereka (Huda, 2014, hlm. 4) dengan penjelasan tersebut dapat
menunjukkan bahwa sekolah merupakan salah satu cermin masyarakat dan
berfungsi untuk belajar tentang kehidupan nyata. Namun, berdasarkan observasi
penulis pada guru kelas XI TEAV pada Mata Pelajaran Teknik Mikroprosesor
didapat informasi bahwa masih adanya siswa yang masih kurang fokus saat
proses pembelajaran, contohnya masih ada siswa yang sering mengobrol selama
proses pembelajaran, merasa cepat jenuh dan juga minimnya keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
Selain itu juga berdasarkan hasil perbincangan dengan beberapa siswa
Kelas XI TEAV SMK Negeri 4 Bandung, hampir semua siswa mengatakan
bahwa proses pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode
konvensional berupa metode ceramah. Selama proses pembelajaran guru banyak
memberikan ceramah tentang materi, sehingga aktivitas yang dilakukan siswa
biasanya hanya mendengar dan mencatat, dan itu yang menyebabkan mereka
menjadi cepat bosan dan jenuh. Gaya bahasa guru juga masih sering kurang
dipahami oleh para siswa yang menyebabkan mereka merasa canggung bertanya
kepada guru tentang materi yang mungkin kurang dipahaminya karena masih
takut atau dianggap bahwa pertanyaannya kurang berbobot. Namun menurut
seorang guru hendaknya merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar dan juga
tujuan yang ingin dicapai salah satunya yakni dengan menggunakan metode yang
tepat”
Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk
mengatasi rasa jenuh,bosan dan canggung adalah pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Pembelajaran kooperatif dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam suasana
bergotong-royong yang harmonis dan kondusif. Seperti penjelasan menurut
Slavin (2005, hlm. 4).
“penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para peserta didik, dan juga akibat-akibat positif lainnya dapat mengembangkan hubungan antarkelompok , penerimaan terhadap teman sekelas
dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri”.
Secara umum proses pembelajaran dengan meggunakan model
pembelajaran kooperatif, guru membagi kelompok heterogen dimana tiap
kelompok dapat dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar
belakang agama sosio–ekonomi dan etnik serta kemampuan akademis. Dan salah
satu model kooperatif yang yang dapat digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang menekankan kerjasama tim untuk menyelesaikan
suatu persoalan. Dimana siswa dibentuk berdasarkan dua kelompok yang
berbeda yaitu kelompok asal (cooperative) sebagai kelompok awal
pembentukkan dengan beberapa tugas/materi yang berbeda dan juga kelompok
ahli (expert) sebagai kelompok yang berdasarkan tugas/materi yang sama
sehingga dengan metode tersebut peserta didik akan lebih bersemangat untuk
mengikuti pembelajaran untuk saling membagi pemahamannya kepada siswa lain
yang ada pada kelompok asal (cooperative) sehingga hasil belajar peserta didik
meningkat. Namun kelompok tersebut dapat terdiri berdasarkan pengelompokkan
kemampuan akademis dan juga intepersonal intelligence peserta didik dengan
beberapa alasan yaitu :1) memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer
kelas karena ada siswa yang berkemampuan akademis tinggi diantar kelompok
belajar yang dapat juga dijadikan asisten guru. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR
DAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SISWA ANTARA
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN
KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK
MIKROPROSESOR”.
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah
dipaparkan,masalah yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah pembelajaran
yang masih bersifat berpusat pada guru, tidak adanya variasi metode
pembelajaran, dan kuranganya pengembangan sifat sosial pada siswa.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka untuk
memperjelas perlu adanya rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang
menggunakan pembelajaran konvensional pada ranah kognitif?
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil interpersonal intelligence siswa
antara kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan
kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan dengan beberapa
hal antara lain:
1. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah nilai tes Mata
2. Hasil belajar siswa diukur dengan melalui instrument tes tertulis berupa soal
pilihan ganda jenjang C1, C2, C3 dan C4.
3. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan pada Mata Pelajaran Teknik
Mikroprosesor dengan pokok bahasan Gerbang Logika Dasar dan Kombinasi
serta Penyederhanaan Rangkaian Logika (Aljabar Boole).
4. Sekolah yang dipilih sebagai bahan pada penelitian ini adalah SMK Negeri 4
Bandung.
5. Kelas yang dipakai sebagai kelas eksperimen adalah kelas X TEAV 1
6. Kelas yang dipakai sebagai kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas
TEAV 3.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas
yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang
menggunakan pembelajaran konvensional pada ranah kognitif.
2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil interpersonal intelligence
siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak di
antaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai pembelajaran kelompok
dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dan peningkatan
kompetensi peserta didik
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran
peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dan interaksi peserta didik
dengan peserta didik lainnya..
b. Bagi Guru
Memberikan kontribusi alternatif model pembelajaran sehingga dapat
memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan professional guru dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan juga mengetahui profil
interpersonal intelligence peserta didik.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses
belajar-mengajar di sekolah serta menciptakan peserta didik yang berkualitas.
d. Bagi Universitas
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian atau referensi
bagi mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tentang penelitian
pengaruh model pembelajaran, serta dapat digunakan sebagai bahan penelitian
F. Struktur Organisasi
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini mengemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung
dan relevan dengan permasalahan penelitian, kerangka pemikiran yang
digunakan dalam penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang metode penelitian, variabel
penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data penelitian, populasi dan
sampel penelitian, teknik pengumpulan data, kisi-kisi dan instrument penelitian,
serta teknik analisis data penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini mengemukakan pembahasan hasil yang diperoleh dalam
penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran yang bersifat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 4 Bandung, Jalan Kliningan
No. 6 Bandung 40173 Provinsi Jawa Barat.
2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian
a. Subjek Populasi
Setiap penelitian akan selalu berhadapan dengan objek yang akan
diteliti. Pada umumnya objek yang diteliti berupa suatu kelompok atau
populasi. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012, hlm. 117). Populasi yang diambil yaitu kelas X TEAV 1dan
X TEAV 3 SMKN 4 Bandung, yang berjumlah 64 orang siswa/i.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yuang dimiliki
oleh populasi. Sampel akan mewakili suatu populasi dengan pertimbangan
tertentu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2012, hlm. 118). Dikarenakan
jumlah objek dibatasi maka Sampel yang digunakan yaitu seluruh kelas X
TEAV 1 dan TEAV 3 SMKN 4 Bandung berjumlah enam puluh empat, yang
dibagi menjadi kelas kontrol dan eksperimen. Pembagian menjadi dua kelas
dipilih secara acak atau undian, dengan asumsi bahwa kedua kelas
c. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yaitu secara sampling purposive.
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu” (Sugiyono, 2012, hlm. 124). Sampel dalam penelitian ini adalah
terdiri dari dua kelas yang dipilih atas dasar pertimbangan siswa yang akan
mempelajari materi Gerbang Logika dan Kombinasi serta Penyederhanaan
Aljabar Boole.
B. Desain Penelitian
Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah
quasi-experimental design, dengan desain Nonequivalent control group design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok, kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pada pelaksanaannya akan
digunakan pola desain penelitian seperti Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test
Kelas Eksperimen O1 X1 O2
Kelas Kontrol O3 X2 O4
Keterangan:
O1 dan O3 = Pre test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
pada hasil belajar ranah kognitif dan intepersonal intelligence.
O2 dan O3 =Post test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa pada
ranah kognitif dan intepersonal intelligencesiswa setelah diberi
perlakuan.
X1 =Berupa pembelajaran yang menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
X2 =Berupa pembelajaran yang menggunakan pembelajaran
Tahapan pada metode ini yaitu sebelum diberi perlakuan, kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberi tes awal (pretest) untuk mengetahui
kemampuan awal siswa berupa soal materi Gerbang Logika Dasar dan
Kombinasi serta Penyederhanaan Aljabar Boole. Setelah diberi pretest
selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment) dengan
menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan kelas kontrol
diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan pembelajaran
konvensional. Selanjutnya kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes
akhir (posttest) untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan
siswa mengenai materi (Gerbang Logika Dasar dan Kombinasi serta
Penyederhanaan Aljabar Boole) dan kuesioner interpersonal intelligence pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan dengan
materi dan alokasi waktu yang sama. Pengaruh dari perlakuan (treatment)
adalah (O2-O1)-(O4-O3) (Sugiyono, 2012, hlm. 116).
C. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2012, hlm.3) yaitu cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan metode penelitian eksperimen. Metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh treatment (perlakuan) tertentu (Sugiyono, 2012, hlm. 11). Penelitian
ini dilaksanakan dengan melakukan perlakuan kepada kelas eksperimen
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses
kegiatan mengajarnya sedangkan pada kelas kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional. Hasil perlakuan tersebut kemudian diolah secara
statistik dan menghasilkan hasil penelitian berupa angka-angka.Penelitian ini
dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif dan hasil
D. Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk menyamakan kemungkinan
pengertian yang beragam antara peneliti dengan orang yang membaca
penelitiannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka definisi operasional
disusun dalam suatu penelitian.
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran
kooperatif dimana terdapat kelompok asal dan kelompok ahli . kelompok asal
yaitu kelompok induk siswa beranggotakan siswa dengan kemampuan yang
beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa kelompok ahli.
Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal
berbeda yang terdiri dari empat sampai enam orang siswa yang ditugaskan
untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas
yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
kelompok asal.
2. Hasil Belajar
“Hasil belajar merupakan perubahan perilaku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti” (Hamalik, 2010, hlm. 23). Yang dimaksud hasil belajar pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Teknik
Mikroprosesor. hasil belajar penelitian ini adalah dalam ranah kognitif yang
dimiliki individu setelah menerima pengalaman belajar sehingga menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar juga merupakan penilaian yang
dicapai untuk mengetahui sejauh mana materi yang sudah diterima oleh
siswa.
3. Interpersonal Intelegence
Interpersonal Intelegence (kecerdasan Interpersonal) merupakan salah
satu kecerdasan yang telah dikemukakan oleh Howard Gardner seorang ahli
Psikologi kecerdasan terkemuka di Amerika.Teori Intelegensi ganda
(Multiple Intelegence) telah banyak menjadi acuan dalam pendidikan anak
dapat juga dikatakan sebagai kecerdasan sosial .Diartikan sebagai
kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi,
membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua
belah pihak berada dalam situasi yang menguntungkan. Kecerdasan
interpersonal dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas X TEAV 1
dan X TEAV 3 SMKN 4 Bandung tahun ajaran 2014/2015 dalam
menciptakan relasi sosial yang positif, dan menjaga relasi sosial itu dengan
baik sehingga akan terwujudnya keharmonisan dan kenyamanan dalam
kehidupan sosial siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal
dengan 3 dimensi yang merupakan satu kesatuan yang utuh diantaranya :
1) Kepekaan sosial (sosial sensitivity) yaitu kemampuan siswa untuk
mampu merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang
lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun nonverbal. siswa yang
memiliki kepekaan sosial yang tinggi mudah memahami dan menyadari
reaksi positif maupun reaksi negatif. Kepekaan sosial meliputi : bersikap
empati dan prososial.
2) Wawasan sosial (sosial insight) yaitu kemampuan siswa untuk
memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu
interaksi sosial, sehingga masalah tidak menghambat apalagi
menghancurkan relasi sosial yang telah dibangun siswa. Wawasan Sosial
meliputi : kesadaran diri, pemahaman tentang etika sosial dan situasi
sosial dan keterampilan memecahkan masalah.
3) Komunikasi sosial (sosial communication) yaitu kemampuan individu
untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun
hubungan interpersonal yang sehat. Komunikasi sosial meliputi :
komunikasi efektif dan mendengarkan efektif.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2012, hlm. 148) adalah
“suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati”. Dengan kata lain, instrumen penelitian digunakan sebagai alat
instrumen penelitian harus disesuaikan dengan karakteristik sumber data dari
variabel yang diteliti agar mempermudah peneliti dalam mendapatkan data
dan informasi yang dibutuhkan.
1. Instrument:
a. Tes objektif (pilihan ganda)
dengan jumlah soal sebanyak 45 soal dengan empat alternative
jawaban. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum pembelajaran sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah pembelajaran
b. Angket/non test
Sugiyono (2012, hlm. 199) menyatakan bahwa “kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya”. Secara lebih rinci, angket dalam penelitian ini menggunakan
angket tertutup. Seperti yang dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 132)
bahwa:
angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakterisik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist ().
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh
mana interpersonal intelligence siswa.
c. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini merupakan lembar pengamatan
siswa, guru, dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengamat /
observer. Lembar observasi ini berfungsi untuk mengetahui apakah aktifitas
guru (peneliti) sesuai dengan strategi dan pendekatan yang sedang diteliti atau
tidak. Hasil observasi ini menjadi bahan evaluasi dan bahan masukan bagi
peneliti agar pertemuan-pertemuan berikutnya menjadi lebih baik. Lembar
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, variabel
yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok Sugiyono (2012, hlm. 60), yaitu:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya
perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel
bebasnya adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Pembelajaran
konvesional kompetensi dasar Gerbang Logika Dasar dan Kombinasi serta
Penyederhanaan Aljabar Boole.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat (Y)
adalah peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa pada kompetensi dasar
Gerbang Logika Dasar dan Kombinasi serta Penyederhanaan Aljabar Boole
dan hasil interpersonal intelligence.
3. Prosedur Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang terdiri atas beberapa langkah.
Langkah ini bukan sesuatu yang sekuensial atau langkah-langkah yang harus
diikuti secara kaku. Proses penelitian adalah sesuatu kegiatan interaktif antara
peneliti dengan logika, masalah, desain dan interpretasi Gambar 3.1.
Mulai
Mengidentifikasi Masalah
Merumuskan dan Membatasi Masalah Melakukan Studi Kepustakaan Melakukan Hipotesis
Menentukan Desain dan Metode Penelitian
Menyusun Instrumen
Validitas Instrumen
Reabilitas Instrumen
Dibuang
Dibuang
(Treatment) Pembelajararan Konvensional (Treatment)
Pembelajararan Kooperatif Tipe Jigsaw
Posttest
Menganalisis dan Menyajikan Hasil
Menginterpretasikan Temuan, Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi
Selesai
Menyusun Laporan
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Pretest
Gambar 3. 1. Alur Penelitian
a. Mengidentifikasi Masalah
Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu dan
masalah-masalah penting (esensial), hangat (aktual), dan mendesak (krusial
yang dihadapi saat ini, dan yang paling banyak arti atau kegunaannya bila isu
atau masalah tersebut diteliti.
b. Merumuskan Masalah dan Membatasi Masalah
Perumusan masalah merupakan perumusan dan pemetaan
faktor-faktor, atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Faktor atau
variabel-variabel tersebut ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan
oleh fokus masalah. Karena faktor atau variabel yang terkait dengan fokus
masalah cukup banyak, maka perlu ada pembatasan faktor atau variabel, yaitu
dibatasi pada faktor atau variabel-variabel yang dominan.
c. Melakukan Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan untuk mengkaji teori-teori
yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenan dengan bidang ilmu yang
diteliti maupun metodologi. Dalam studi kepustakaan juga dikaji hal-hal yang
bersifat empiris bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu.
d. Merumuskan Hipotesis
Hal-hal pokok yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam
bentuk hipotesis atau pertanyaan penelitian. Rumusan hipotesis dibuat apabila
penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data
statistik inferensial.
e. Menentukan Desain dan Metode Penelitian
Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian,
dengan menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan
data, dan sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan
metode tersebut.
f. Menyusun Instrumen dan Mengumpulkan Data
Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik,
penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan
keakuratan data yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses
pelaksanaannya perlu mendapatkan perhatian.
g. Validitas Instrumen
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa
yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila
mempunyai derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012,
hlm. 173). Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Agar data yang
diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran
tersebut.
h. Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang Reliabel adalah instrument yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono, 2012, hlm. 173).
i. Pretest
Pada penelitian ini, masing-masing kelas diberikan tes awal (pretest)
untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif dan juga hasil
interpersonal intelligence.
j. Treatment
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan (treatment) menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang heterogen, sedangkan
Kelompok kontrol diberikan perlakuan (treatment) menggunakan
pembelajaran konvensional dengan kelas yang dengan pembagian kelompok
berdasarkan nomor absen.
k. Posttest
Pada penelitian ini masing-masing kelas diberikan tes akhir (posttest)
untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif setelah dilaksanakan
l. Menganalisis dan Menyajikan Hasil
Analisis data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh
dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa tabel, grafik, profil,
bagan, atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi,
perbedaan, analisis jalur, dan lain-lain.
m. Menginterpretasikan Temuan, Membuat Kesimpulan dan
Rekomendasi
Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna.
Pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interferensi.
Interferensi dibuat dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu
dengan yang lainnya, antara temuan dengan konteks ataupun dengan
kemungkinan penerapannya.
F. Proses Pengembangan Instrument
1. Tes Objektif
Bentuk instrument yang digunakan adalah 45 soal pilihan ganda,
Analisis yang digunakan antara lain: validitas butir soal, Reliabilitas soal,
Taraf Kesukaran soal, dan Daya Pembeda.
a. Uji Validitas Instrumen
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa
yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila
mempunyai derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012,
hlm.173).
Untuk menguji validitas item instrumen pada penelitian ini digunakan
rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
………(3.1)
Keterangan :
rXY = koefisien validitas butir item
N = jumlah responden
∑X = jumlah skor tiap siswa pada item soal
∑Y = jumlah skor total seluruh siswa
Pengujian signifikansi koefisien validitas, selain dapat menggunakan
tabel juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus uji t hitung sebagai
berikut.
√ √ ……….……….(3.2)
(Arikunto, 2010, hlm. 337)
Keterangan :
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi
Kriterianya adalah jika thitung positif dan thitung> ttabel maka koefisien
item soal tersebut valid dan jika thitung negatif dan thitung ≤ ttabel maka koefisien
item soal tersebut tidak valid, ttabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (α =
0,05) dengan derajat kebebasan (dk) = N-2.
b. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi
jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian
reliabilitas tes berhubungan dengan masalah hasil tes atau seandainya
hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Instrumen yang Reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2012, hlm.173).
Dalam menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini rumus yang
digunakan peneliti dalam menguji reliabilitas soal ranah kognitif adalah
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya butir pertanyaan S = standar deviasi dari tes
p = proposi subyek yang menjawab betul pada sesuatu butir q = proposi subyek yang menjawab salah (q=1-p)
Harga Varians item (S2) dihitung dengan menggunakan rumus:
N
∑ = kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap itemnya Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel
r-Product Moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel,
sebaliknya r11 < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.sedangkan untuk
soal hasil interpersonal intelligence Perhitungan reliabilitas instrumen
ditempuh dengan menggunakan rumus Alpha Crombath, dengan
langkah-langkah perhitungan penulis rangkum dari Arikunto (2012, hlm. 122) sebagai
berikut:
1) Menghitung harga varian tiap item, dengan rumus sebagai berikut:
………...(3.5)
2
)
(X = kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap itemnya
2) Menghitung Varians Total ).
= jumlah kuadrat skor total tiap responden
2
)
(Y = kuadrat dari jumlah skor total dari setiap butir soal
3) Menghitung Reliabilitas angket dan soal
tes dengan rumus Alpha.
……….………...(3.7) (Arikunto, 2012, hlm. 122)
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
n = jumlah butir pertanyaan
4) Mengkonsultasikan nilai pada kriteria penafsiran indeks korelasi, Tabel
3.2.
Tabel 3.2. Kriteria Reliabilitas
Koefisien Korelasi (r11) Kriteria
Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r11 < rtabel
maka instrumen tersebut tidak reliable.
c. Uji Taraf Kesukaran (TK)
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba
lagi karena diluar jangkauannya.
Taraf Kesukaran dapat dihitung dengan rumus :
……….……….(3.8)
(Arikunto, 2012, hlm. 223) Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik
sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Kesukaran
No. Rentang Nilai Taraf Kesukaran P Klasifikasi
1. 0,71 – 1,00 Mudah
2. 0,31 - 0,70 Sedang
3. 0,00 - 0,30 Sukar
(Arikunto, 2012, hlm. 225)
d. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai
D = indeks daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar
Indeks daya pembeda ideal adalah sebesar mendekati angka satu.
Sedangkan indeks daya pembeda sekitar 0 menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai daya diskriminasi rendah sedangkan harga daya pembeda negatif
menunjukkan bahwa item tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Berikut
ditunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda
(Arikunto, 2012, hlm. 232)
2. Nontes/angket
Skala pada angket yang digunakan berupa Skala Likert yang terdiri
dari penyataan positif dan pernyataan negatif dan hanya terdiri atas lima
alternatif jawaban yaitu sangat sesuia, kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat
tidak sesuai.
Rentang Nilai D Klasifikasi
Tabel 3.5. Angket Interpersonal Intelligence
No Variabel Sub variabel Indikator
Pernyataan
penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan
data. Kualitas pengumpulan data berkenanaan dengan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Suatu instrument yang teruji
secara validitas dan reliabelitasnya belum tentu dapat menghasilkan data yang
valid dan reliable, apabila instrument tersebut tidak digunakan secara tepat
dalam pengumpulan datanya (Sugiyono, 2012, hlm. 193). Arti pengumpulan
data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu
1. Studi Pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilakukan.
Maksud dan tujuannya yaitu untuk mengetahui beberapa informasi
diantaranya: kondisi pembelajaran, metode, media pembelajaran, data
hasil belajar siswa dan mekanisme proses pembelajaran Teknik
Mikroprosesor.
2. Studi Literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi yang relavan
dengan fokus penelitian, dengan cara mempelajari, mengutip pendapat
dan informasi dari berbagai berupa buku, jurnal, skripsi, diktat, internet
dan sumber lainnya.
3. Wawancara, dilakukan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan
untuk mengetahui hal-hal dari responden atau narasumber yang lebih
mendalam (Sugiyono, 2012, hlm. 194). Responden atau narasumber pada
penelitian ini yaitu: guru mata pelajaran Teknik Mikroprosesor, siswa
yang mempunyai berkemampuan diatas dan yang berkemampuan
dibawah pada pelajaran Teknik Miktroprosesor.
4. Tes, merupakan alat atau prosudur yang digunakan untuk mengetahui dan
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
telah ditentukan (Arikunto, 2010, hlm. 53). Teknik tes yang digunakan
berupa tes objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Tes
dilaksanakan pada awal (pretest), dan pada akhir perlakuan (posttest)
untuk mengukur kemampuan siswa.
5. Observasi, digunakan untuk mengetahui perilaku manusia, proses kerja,
dan keterampilan bila respon tidak terlalu besar (Sugiyono, 2012, hlm.
203).
Untuk lebih jelasnya ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data
Tabel 3.6. Teknik Pengumpulan Data
No
Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data
1 Studi
Pendahuluan
Pertanyaan
Terstruktur
Metode dan media
pembelajaran, data hasil
belajar,
Guru mata
pelajaran
2 Studi Literatur - Teori penunjang penelitian Buku, jurnal,
skripsi, dan
Mengolah data atau menganalisis data merupakan aspek penting untuk
memperoleh jawaban terhadap masalah yang diteliti. Data dalam penelitian
ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka,
sehingga agar data dapat bermakna maka perlu adanya suatu pengolahan data
yang sesuai dengan pendekatan statistik.
Teknik pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui beberapa
tahapan yaitu uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis, dan deskripsi data.
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Konversi Skor Pretest, Postest Interpersonal Intelligence
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan untuk
mengukur adalah Skala Liker. Jawaban pada setiap item angket interpersonal
negatif maka hasil jawaban tiap siswa pada kuesioner interpersonal
intelligence dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Bobot Skor Tiap Pernyataan
Alternatif Jawaban
Bobot Penilaian
Pernyataan
positif(+)
Pernyataan
Negatif(-)
Sangat Sesuai (SS) 5 1
Sesuai (S) 4 2
Kurang Sesuai (KS) 3 3
Tidak Sesuai (TS) 2 4
Sangat Tidak Sesuai (STS 1 5
Setelah semua data dikumpulkan, maka perlu dioalah dan dianalisis
untuk mengetahui gambaran mengenai interpersonal intelligence siswa kelas
X TEAV 1 dan 3 dan juga sebagai acuan untuk menentukkan
pengelompokkan profil interpersonal intelligence siswa kedalam tiga kategori
yaitu kategori Tinggi(T), Sedang, dan Rendah(R). Data yang didapat diolah
dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010. Untuk mengetahui
kategori interpersonal intelligence digunakan skor matang dengan cara
membagi jumlah skor rata-rata aktual dengan skor ideal seperti dibawah ini :
………....(3.10)
Keterangan :
k = Jumlah soal
Nmaks = Nilai maksimal jawaban pada tiap item pernyataan
Untuk menentukkan kategori Tinggi(T), Sedang(S) dan Rendah(R),
menggunakan Nilai skala pengukuran terbesar yaitu 3 dan skala pengukuran
terkecil yaitu 1. Nilai tertinggi adalah 100, untuk mengetahui nilai terendah
adalah (1/3 ) x 100 =33,333 dibulatkan menjadi 33. Untuk mencari rentang
kelas, pengkategorian tertinggi dikurangi terendah yaitu 100 – 33 = 67 dan
(Supranto, 2000, hlm. 72)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka pembagian kategori
interpersonal intelligence dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Kriteria Pengelompokkan Tingkat Intepersonal Intelligence
No Kriteria Kategori
1 >77 Tinggi
2 55-76 Sedang
3 < 54 Rendah
Untuk lebih jelasnya pembagian kategori interpersonal intelligence
disajikan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Intepretasi Kategori Interpersonal Intelliegnce
Kategori
Interpretasi
Tinggi
Siswa pada kategori ini memiliki interpersonal intelligence yang
optimal pada setiap dimensi interpersonal intelligence, yaitu pada
dimensi kepekaan sosial (social sensirtivity), dimensi wawasan sosial
(social insight), dan dimensi komunikasi sosial (social
communication). Artinya siswa mampu bersikap empati terhadap
orang lain, mampu bersikap prososial, memilki kesadaran diri,
memahami etika sosial dan situasi sosial, mempu memecahkan
masalah (konflik interpersonal) dengan efektif, mampu berkomunikasi
dengan baik dan menjadi pendengar yang baik. Dengan kata lain siswa
pada kategori ini memilki interpersonal intelligence yang Tinggi
Sedang
Siswa pada kategori ini memiliki interpersonal intelligence yang
Cukup pada setiap dimensi interpersonal intelligence, yaitu pada
dimensi kepekaan sosial (social sensirtivity), dimensi wawasan sosial
(social insight), dan dimensi komunikasi sosial (social
communication). Artinya siswa cukup bersikap empati terhadap orang
lain, cukup bersikap prososial, cukup memilki kesadaran diri, cukup
memahami etika sosial dan situasi sosial, cukup memecahkan masalah
(konflik interpersonal) dengan efektif, cukup berkomunikasi dengan
baik dan cukup menjadi pendengar yang baik. Dengan kata lain siswa
Rendah
Siswa pada kategori ini memiliki interpersonal intelligence yang
Kurang pada setiap dimensi interpersonal intelligence, yaitu pada
dimensi kepekaan sosial (social sensirtivity), dimensi wawasan sosial
(social insight), dan dimensi komunikasi sosial (social
communication). Artinya siswa kurang bersikap empati terhadap
orang lain, kurang bersikap prososial, kurang memilki kesadaran diri,
kurang memahami etika sosial dan situasi sosial, kurang mampu
memecahkan masalah (konflik interpersonal) dengan efektif, kurang
dalam berkomunikasi dengan baik dan kurang menjadi pendengar
yang baik. Dengan kata lain siswa pada kategori ini memilki
interpersonal intelligence yang Rendah
b. Analisis Data Pretest, Posttest dan Gain Ternormalisasi Siswa
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah
kognitif sebelum pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ranah kognitif
setelah diberikan perlakuan (posttest), serta melihat ada atau tidaknya
peningkatan (gain) ternormalisasi hasil belajar ranah kognitif dan skor hasil
interpersonal intelligence setelah digunakannya pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data
pretest, posttest dan gain ternormalisasi siswa:
1) Pemberian skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai
Skor untuk soal uraian ditentukan berdasarkan metode penskoran,
karena hanya menggunakan beberapa butir tes, maka rentang skor yang
digunakan 0 s/d 100. Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah menjadi
nilai dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai siswa =
...(3.11)
2) Menghitung Gain Semua Subjek Penelitian (Siswa)
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan nilai pretest. Secara
matematis dituliskan sebagai berikut:
Data gain tersebut dijadikan sebagai data peningkatan hasil belajar
siswa ranah kognitif. Adapun hasil belajar siswa ranah kognitif ini dikatakan
meningkat apabila terjadi perubahan yang positif sebelum dan sesudah
pembelajaran (gain bersifat positif).
3) Menghitung rata-rata gain
Nilai rata-rata (mean) dari gain ditentukakn dengan menggunakan
rumus :
̅ ∑ ………(3.13)
4) Analisis Gain Normalisasi
Analisis gain normalisasi digunakan untuk mengetahui kriteria gain
yang diperoleh. Gain didapat dari skor pretest dan posttest yang
kemudian diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi.
Rata-rata gain normalisasi dihitung menggunakan rumus (Hake, 1998):
<g> =
……… (3.14)
Keterangan:
<g> = gain ternormalisasi
<G> = gain kanal
= gain maksimum yang mungkin terjadi
= persentase posttest = persentase pretest
Kriteria perolehan skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada
Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Kategori Perolehan Skor Gain
Batasan Kategori
(<g> )> 0,7 Tinggi
0,3 ≤( <g>) ≤ 0,7 Sedang
Data yang diperoleh dari penelitian ini diolah untuk mendapatkan
informasi yang diinginkan. Analisis dilakukan untuk mengetahui perbedaan
hasil tes dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan hasil
tes dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau
tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2).
Menurut Sugiyono (2012,hlm.241), uji normalitas data dengan chi-kuadrat
dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari
data yang telah terkumpul (b) dengan kurva normal baku/standar (a).
Gambar.3. 2. (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan
diuji normalitasnya
Menurut Sugiyono (2014,hlm.77), untuk menghitung besarnya nilai
chi-kuadrat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan
chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal
Baku).
2) Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:
………(3.15)
3) Menyusun kedalam Tabel 11.
Tabel 3.11. Tabel Distribusi Frekuensi
Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2
Keterangan :
fo = frekuensi/jumlah data hasil observasi
fh = frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang
dikalikan dengan n)
4) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)
5) Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus
menghitung harga-harga (fo–fh) dan dan menjumlahkannya. Harga
merupakan harga chi-kuadrat .
6) Membandingkan harga chi-kuadrat hitung( hitung) dengan chi-kuadrat
tabel ( tabel)dengan ketentuan:
Jika:
hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal
hitung> tabel maka data terdistribusi tidak normal
d. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas
berasal dari populasi dengan varians yang sama atau tidak. Langkah-langkah
perhitungan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut:
2) ………..………(3.16)
(Sugiyono, 2012, hlm. 275)
keterangan :
S12 = varian terbesar
S22 = varian terkecil
3) Menentukan derajat kebebasan
dk1 = N1 - 1; dk2 = N2 - 1
5) Penentuan keputusan.
Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :
Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan
95% dengan derajat kebebasan dk1 = N1 - 1 dan dk2 = N2 - 1, maka kedua
varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak homogen.
e. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji kedua belah pihak, dikarenakan
hipotesis yang digunakan merupakan hipotesis komparatif, maka pengujiannya
menggunakan uji pihak kiri dan kanan. Pada penelitian ini mempunyai jumlah
sampel yang sama, sehingga kemungkinan penggunaan rumus pengujian
hipotesis berdasarkan homogenitas varian.
Penggunaan rumus untuk menguji hipotesis didasarkan pada jumlah
sampel dan homogenitas varian. Dimana dua rumus yang akan digunakan
berdasarkan klasifikasi tersebut yaitu separated variant atau polled variant
seperti rumus 3.17 dan 3.18 .
̅ ̅
√
……………… …(3.17)
̅ – ̅
√
……….……..……(3.18)
(Sugiyono, 2012, hlm. 273)
Keterangan ;
̅
= nilai rata-rata kelompok kontrol
̅
= nilai rata-rata kelompok eksperimen
= varians 1
= varians 2
N2 = jumlah responden kelompok eksperimen
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan
dengan nilai ttabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung) dengan statistik tabel
(ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut:
Tolak Ho1 jika thitung terletak diantara batas –ttabel < thitung< ttabel: Tidak
terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang
menggunakan pembelajaran konvensional pada ranah kognitif.
Terima Ha1 jika thitung tidak terletak diantara batas –ttabel< thitung< t1-tabel:
Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas yang
menggunakan pembelajaran konvensional pada ranah kognitif.
Tolak Ho2 jika thitung terletak diantara batas –t tabel < thitung< t tabel: Tidak
terdapat perbedaan peningkatan hasil interpersonal intelligence siswa antara
kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Terima Ha2 jika thitung tidak terletak diantara batas –t tabel < thitung< t tabel:
Terdapat perbedaan peningkatan hasil interpersonal intelligence siswa antara
kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan kelas