• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOORDINASI KEBIJAKAN RISET NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOORDINASI KEBIJAKAN RISET NASIONAL"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENKO BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Makassar, 9 Agustus 2017

KOORDINASI KEBIJAKAN RISET NASIONAL

PROF. DR. R. AGUS SARTONO, MBA Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama

(2)

POTENSI TANAH AIR INDONESIA

Lebih Dari

17.000

Pulau

Panjang Garis Pantai

54.716 Km

Keragaman Hayati

3 Besar

Dunia

Letak Geografis

Persilangan

Produksi Ikan

3 Besar

Dunia

Potensi Migas

70%

Perairan

Jumlah Penduduk

4 Besar

Dunia

(3)

POTENSI TANAH AIR INDONESIA

KEKAYAAN ALAM

Batubara dan Mineral Lain

Gas Alam

Emas dan Logam Lain Minyak Bumi

(4)

“Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing

100 tahun kemerdekaan

Dependency Ratio semakin kecil (2010-2040):

Usia produktif semakin besar (Bonus Demografi ~ Demografic Dividen), kesempatan dan potensi meningkatkan produktivitas semakin tinggi, semakin tinggi tingkat kesejahteraan, tetapi kalau tidak dikelola

dengan baik akan menjadi Bencana Demografi~ Demografic Disaster.

Kualitas SDM sebagai kata kunci, Pendidikan dan Kesehatan sebagai peran kunci.

"Bonus Demografi"

(5)
(6)

PENINGKATAN KELAS MENENGAH

INDONESIA

Pengeluaran Per Kapita (Dollar AS Per Hari)

2-4 4-6 6-10 10-20 Kenaikan (Juta Orang) 91.49 27.8 11.88 3.09

Sumber: World Eeconomic Forum (WEF) Report 2015

Hampir 15 juta orang membelanjakan $6 s/d 20 per hari. Menjadi daya dorong

pertumbuhan ekonomi Indonesia dan meningkatkan daya saing global Indonesia naik ke peringkat 34 dunia 2014/2015. Tahun 2050 diprediksi menjadi nomor 4 dunia.

Ekonomi Indonesia 2030

Diprediksi Melampaui Ekonomi Jerman dan Inggris dan Berada di Posisi 7 Dunia (McKinsey 2012). 2016 Diposisi 8 Dunia

Ekonomi Indonesia di

Ranking 8 Dunia, Dibawah

Cina, USA, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil. (PwC Februari 2017)

PAUD SD/MI SMP/MTs SMA/MA PT

(7)
(8)

Indeks Daya Saing Global

(9)

12 Pilar

Indeks

Daya Saing

Global

Indonesia

2016/2017

(10)

NO PILAR 2014/2015 2015/2016 2016/2017

34/4,6 37/4,5 41/4,5

1 Institutions 4,1 4,1 4,1

2 Infrastructure 4,4 4,2 4,2

3 Macroeconomic environment 5,5 5,5 5,5

4 Health and primary education 5,7 5,6 5.3

5 Higher education and training 4,5 4,5 4,5

6 Goods market efficiency 4,5 4,4 4,4

7 Labor market eficiency 3,8 3,7 3,8

8 Financial market development 4,5 4,2 4,3

9 Technological readiness 3,6 3,5 3,5

10 Market size 5,3 5,7 5,7

11 Business sophistication 4,5 4,3 4,3

(11)

THE FOURTH INDUSTRIAL REVOLUTION

1. Revin 1 terjadi pada abad 18 hingga 19 ditandai dengan pergeseran dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Perkembangan industri baja dan tekstil sangat pesat.

2. Revin 2 berlangsung antara 1870-1914 sebelum Perang Dunia 1, ditandai munculnya industri minyak bumi, listrik dan pemanfaatan listrik guna menciptakan produk masal. Kemajuan teknologi telepon, phonograph = industri

rekaman, serta mesin pembangkit listrik bertenaga besar. 3. Revin 3 atau digital revolution mendapatkan momentum

dengan berkembangnya personal computer, teknologi informasi dan internet.

(12)

THE FOURTH INDUSTRIAL REVOLUTION

4. Revin 4 dibangun atas dasar digital revolution yang saat ini sedang berlangsung dimana teknologi menjadi bagian

dalam kehidupan sosial dan bahkan dalam tubuh manusia. 5. Berkembang pesat artificial intelligence (AI), nano

technology, 3D Printing dan system robot dalam kehidupan masyarakat. Teknologi tersebut memungkinkan manusia untuk saling terkoneksi dengan jutaan manusia di belahan dunia, dan meningkatkan efisiensi dalam berusaha.

6. Revin 4 mengalami perubahan sangat cepat dan bersifat

exponensial, mengubah paradigma system produksi,

management dan governance di semua sektor baik public maupun private.

(13)

THE FOURTH INDUSTRIAL REVOLUTION

7. Storage and processing capasity serta akses ke knowledge

menjadi unlimited terutama didukung perkembangan AI, 3D printing dan System Robotic.

8. Lihat saja self driving car, drone, vending machine, ATM,

phone banking, on-line business tumbuh sangat pesat.

Pekerjaan yang sifatnya rutin – low skill worker – hampir pasti akan digantikan oleh robot.

9. Transportation and communication cost turun drastis dan

logistik dan global supply chain makin efisien. Business

leaders and policy maker harus responsif terhadap

perubahan lingkungan yg cepat. Memanfaatkan teknologi –

(14)

1. Ekonomi dunia akan dua kali lipat pada 2050 dengan

asumsi pertumbuhan stabil dan tak ada gejolak global yang mengancam civilization.

2. Emerging market akan tetap menjadi pendorong

pertumbuhan ekonomi dunia. Negara E7 (China, India,

Indonesia, Brazil, Russia, Mexico dan Turkey) memberikan kontribusi hampir 50% ekonomi dunia. Sementara negara G7 (US, UK, Perancis, Japan, Canada dan Italy) justru

mengalami penurunan menjadi hanya 22%.

3. Mexico akan tumbuh signifikan dan melampaui Germany; sementara Vietnam, India dan Bangladesh merupakan

negara dengan pertumbuhan paling tinggi.

(15)
(16)

INCREASING ECONOMIC GAP

(17)

GROWTH OF INTERNET

USERS IN THE E7

10 20 30 40 50 60 70

(18)
(19)

29322 20433 11865 14436

5678

16172 11130 9501 8321 3584

2016 2017

Capaian Publikasi Terindeks Global

ASEAN

(20)

AMANAT RPJMN 2015-2019 :

(Perpres No. 2/2015)

Konsolidasi dan Sinergitas Riset Nasional

Buku 2 RPJMN 2015-2019, BAB 4 Bidang Iptek, Bagian 4.5.2 Kerangka Kelembagaan, Halaman 4-41 menyebutkan:

‘’Undang-undang No. 18/2002 tentang P3Iptek, mengamanatkan DRN menyusun Agenda Riset Nasional (ARN) yang diharapkan menjadi acuan bagi semua kementerian/lembaga menyusun program dan kegiatan riset. Program yang telah disusun baik dalam ARN tidak efektif sebagai acuan penyusunan program riset di berbagai lembaga. Alternatif penyelesaian kelembagaan seperti ini ada dua, yakni melalui mekanisme hirarki kelembagaan sehingga semua lembaga berada dalam satu garis komando, atau melalui mekanisme pembagian sumberdaya khususnya pendanaan riset”.

(21)

Arah kebijakan Sub Agenda 7 :

3. Peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan pasar

5. Penguatan Teknologi melalui kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional Arah kebijakan Sub Agenda 8 :

(22)

Menciptakan Nilai Tambah Sumber Daya Alam Dalam Rangka Transformasi Ekonomi Nasional Menuju

Innovation Driven Economy

Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2005-2025

Kebijakan Strategis Nasional Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jakstranas Iptek)

Agenda Riset Nasional (ARN)

Iptek dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Kapasitas dan kompetensi riset;

Kemampuan pengembangan menuju proses penciptaan berbasis Iptek;

Jaringan kelembagaan dan peneliti di ranah lokal, regional dan global;

Relevansi & Produktivitas litbangnas utk menjawab kebu-tuhan teknologi masyarakat;

Pendayagunaan riset dan pengembangan nasional Lembaga Riset Non Kementerian (LPNK) Unit Riset Pendidikan Tinggi Masyarakat/ Komunitas Peneliti spt

AIPI, DRN Unit Riset

Kementerian/ Lembaga/Daerah

Diskoneksitas hasil riset dengan kebutuhan dunia industri;

Diskoneksitas riset antara perguruan tinggi dengan lembaga-lembaga riset; Belum optimalnya sumber daya riset (personil litbang seperti peneliti,

perekayasa dan dosen; anggaran, peraturan dan fasilitas riset).

Bangsa Indonesia dihadapkan pada kondisi masih lemahnya:

Sejumlah kebijakan Iptek telah diterbitkan tapi belum optimal

MARWAH RISET IPTEK

UU SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

(23)

KEMENTERIAN KOOORDINATOR

BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA

DAN KEBUDAYAAN

PERPRES NO 9 / 2015

TUGAS KEMENKO PMK

Menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian urusan kementerian dalam

penyelenggaraan pemerintahan di bidang

pembangunan manusia dan kebudayaan.

(24)

MENGKOORDINASIKAN:

a. Kementerian Agama;

b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

c. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

d. Kementerian Kesehatan; e. Kementerian Sosial;

f. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; g. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

h. Kementerian Pemuda dan Olah Raga; dan i. Instansi lain yang dianggap perlu.

(BKKBN, BNPB, BPPT, LIPI, BATAN, BAPETEN, BSN, LAPAN)

PERPRES NO 9 / 2015

KEMENTERIAN KOOORDINATOR

BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA

(25)

TUJUAN KOORDINASI

KEBIJAKAN RISET IPTEK

MENYELARASKAN

PROGRAM RISET K/L/PT

DAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN

DENGAN

ARAH DAN SASARAN PEMBANGUNAN

RISET NASIONAL JANGKA PANJANG

(26)

Diperlukan integrator kebijakan Riset dan Pengembangan Iptek Nasional sebagaimana disebutkan dalam RPJMN 2015-2019

• Komitmen K/L dan pemangku kepentingan dalam Riset dan Pengembangan Iptek menyusun Rencana Induk Riset Nasional

• RIRN untuk meningkatkan efekifitas kegiatan Risbang melalui mekanisme hirarki kelembagaan dan melalui mekanisme pembagian sumberdaya khususnya pendanaan sesuai amanat RPJMN.

• RIRN harus dapat mengatasi permasalahan seperti diskoneksitas riset antara lembaga litbang/perguruan tinggi dengan kebutuhan nasional. RIRN harus dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan Riset dan Pengembangan Iptek mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi hasil penelitian.

RENCANA INDUK RISET

NASIONAL

(27)

menciptakan nilai tambah sumber daya alam dalam rangka transformasi ekonomi nasional menuju

innovation driven economy

Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2005-2025

Kebijakan Strategis Nasional Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jakstranas Iptek)

Agenda Riset Nasional (ARN)

Iptek dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Kapasitas dan kompetensi riset;

Kemampuan pengembangan menuju proses penciptaan berbasis Iptek;

Jaringan kelembagaan dan peneliti di ranah lokal, regional dan global;

Relevansi & Produktivitas litbangnas utk menjawab kebu-tuhan teknologi masyarakat;

Pendayagunaan riset dan pengembangan nasional Lembaga Riset Non Kementerian (LPNK) Unit Riset Pendidikan Tinggi Masyarakat/ Komunitas Peneliti spt

AIPI, DRN Unit Riset

Kementerian/ Lembaga/Daerah

•Koneksitas hasil riset dengan kebutuhan dunia industri;

•Koneksitas/Integrasi riset antara perguruan tinggi vs lembaga-lembaga riset;

Bangsa Indonesia dihadapkan pada kondisi masih lemahnya:

Sejumlah kebijakan Iptek telah diterbitkan tapi belum optimal MARWAH RISET IPTEK

SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

RENCANA INDUK

RISET NASIONAL

(28)

POSISI RIRN DALAM

SISTEM PERENCANAAN NASIONAL

RIRN

“sebagai rencana sektor Iptek”

LIMA TAHUNAN

(29)

RIRN MEMUAT TAHAPAN INDIKATOR RISET 2015-2045

DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

Catatatan : 1) MFP: multi factor productivity (%)

T. SDA

OUTPUT & OUTCOME TERCAPAI BILA INPUT

DIPENUHI T. Maju SDA T. Terapan Manufaktur T. Terapan Jasa T. Tinggi T. Frontier SASARAN 2015 2019 2024 2029 2034 2039 2044 MFP 16,7 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 PRODUKTIVITAS PENELITI 0,02 0,04 0,07 0,10 0,14 0,18 0,22 SDM PENELITI 1.071 1.600 3.200 4.800 6.400 8,000 9.600 SDM KANDIDAT PENELITI 5,6 20 40 60 80 90 100 GERD/PDB 0,20 0,84 1,68 2,52 3,36 4,20 5,04 GBAORD/PDB 0,15 0,21 0,42 0,63 0,84 1,05 1,26 out c om e ouput inp ut S DM inp ut an gg aran

(30)

RIRN MEMUAT

(31)

BIDANG AKTOR UTAMA

Kementerian/ Lembaga LPNK Perguruan Tinggi Swasta/ lainnya

Kemandirian Pangan Kementan, Kemenristekdikti, KKP, LHK,

Agraria/BPN, Kemenristekdikti

BPPT, LIPI, BATAN, BAPETEN, BPOM,

PTN/PTS terkait PTPN, Indofood, BUMN Pangan, dan pihak terkait

Penciptaan dan Pemanfaatan Energi

Baru dan Terbarukan ESDM, Kemenperin, PUPR, LHK, DPDT2, KKP,

Kemenhub, Kemenristekdikti

BATAN, LIPI, BAPETEN, BPPT PTN/PTS terkait Industri yang bergerak di sektor energi

Pengembangan Teknologi Kesehatan

dan Obat Kemenkes, LHK, Kemenperin BPOM, LIPI, BPPT PTN/ PTS terkait PT Bio Farma, Indofarma, Medica, Dexa dan pihak terkait

Pengembangan Teknologi dan

Manajemen Transportasi Kemenhub, Kominfo, Kemenristekdikti, Kemenperin, PUPR LAPAN, BPPT PTN/ PTS terkait

PT DI, PT LEN INDUSTRI, INKA, PT PAL, dan pihak lain terkait

Teknologi Informasi dan Komunikasi Kominfo, PUPR, Kemenhan LIPI, BPPT, BIG, Bekraf,

Kemenristekdikti PTN/ PTS terkait INTI, CMI, SOLUSI, dan pihak lain terkait

Pengembangan Teknologi Pertahanan

dan Keamanan Kemenko Polhukan, Kemenhan, Kominfo, Kemenperin, Kemenristekdikti

BPPT, LIPI PTN/ PTS terkait PT DI, PT Dahana, PT PAL,

PT LEN dan pihak terkait

Material Maju Kemenperin, ESDM, LHK, Kementan,

Kemenkes, Kemenristekdikti

BPPT, LIPI PTN/ PTS terkait PT DI, PT Dahana, PT PAL,

PT LEN dan pihak terkait

Kemaritiman Kemenko Maritim, KKP, Kemenristekdikti,

Kemenpar, Kemenhub

Bakamla, LIPI, BMKG, LAPAN, BIG, BPPT

PTN/ PTS terkait PT PAL dan pihak terkait

Manajemen Penanggulangan

Kebencanaan dan Lingkungan LHK, Agraria/ BPN, PUPR, Kemenristekdikti, Kemenko PMK, Kemendagri, Kemenkes, Kemensos

LAPAN, LIPI, BPPT, BNPB, BMKG, PVMBG, BIG

PTN/ PTS terkait IABI, WWF, KEHATI, WALHI, dan pihak lain terkait

(32)

Matriks Rencana Aksi

(33)

Referensi

Dokumen terkait

This contains the complete table material (tables 1{16), including table 8 which is omitted in the printed paper and tables 1{7 and 9{13 which are given in the printed paper in

Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Panjang Tahun Anggaran 2014, maka dengan ini kami mengundang Saudara/i untuk hadir pada :. Hari : Senin dan Selasa Tanggal : 21 dan 22

Setelah selesai penjelasan dokumen pengadaan, bila dianggap perlu dilanjutkan dengan peninjauan lokasi rencana pekerjaan/kegiatan, dan semua calon peserta pengadaan

Uphill Energy Diff... Uphill

Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan sebagaimana tersebut diatas, saudara tidak dapat hadir atau tidak dapat menunjukkan dokumen asli untuk melakukan

Cambridge crystal database identifiers: FIXCUK: (R,R:S,S)-N-Benzyl-4-(1-(4-cyanophenyl)-1-hydroxymethyl)-1,4- dihydronicotinamide,

Hal ini menyebabkan pembuluh darah tali pusat rentan terhadap perubahan sirkulasi plasenta seperti yang terjadi pada preeklampsia.. Penelitian Barnwal dkk menyatakan

[r]