KORELASI BODY MASS INDEX TERHADAP RASIO KADAR KOLESTEROL TOTAL/HDL PADA MAHASISWA MAHASISWI
KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Yosin Guruh Herawati
NIM : 098114024
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
KORELASI BODY MASS INDEX TERHADAP RASIO KADAR KOLESTEROL TOTAL/HDL PADA MAHASISWA MAHASISWI
KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Yosin Guruh Herawati
NIM : 098114024
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Halaman Persembahan
Kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus yang baik sebagai sahabat, perisai, dan sumber kekuatan. Bunda Maria yang selalu mendoakan dan melindungiku. Mama, Papa, dan sanak saudaraku yang selalu mendukung dan selalu ada buatku. Teman-teman serta Almamaterku.
When I can`t see the stars in the night
When I can`t see the sun in the morning
When I see hopes so far of my way
I still trust in You....
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Korelasi Body
Mass Index Terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL pada Mahasiswa
Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.
Farm.) Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ipang Djunarko M.Si., Apt selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan
saran dalam skripsi ini.
2. dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK., selaku dosen pembimbing skripsi atas segala
bimbingan, motivasi, dan segala masukan dalam penyusunan skripsi.
3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas
masukan-masukan dan saran dalam skripsi ini.
4. Laboratorium Parahita atas segala kerjasama dalam pengukuran profil lipid
sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
5. Bagian Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan
tempat serta perlengkapan selama pelaksanaan penelitian.
6. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang telah ikut
viii
7. Mama dan Papa yang selalu memberikan yang terbaik melalui doa, semangat,
dan kasih sayang demi keberhasilan penulis.
8. Rosalia Guruh Rachmawati, Dionisius Guruh Rahmatjati, Hiasinta Guruh
Hardianti, dan Marcela Venesia Guruh Ratmila sebagai saudara-saudara yang
juga berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi orangtua dan selalu
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
9. Fransiska Anggita, Kusniar Sri Rahmini, Novi Kiswanto, Lidya Dinda,
Bernadhea Wikan, Diah Intan Sari, Silvia Dwita, Hayu Ajeng Raras, Amelia
Felicia, Arnoldus Yansen, Danny Trias Prisnanda yang merupakan rekan
penulis dalam penelitian ini yang telah bersama sama dalam suka dan duka
menyelesaikan penelitian.
10. Wandul, Bertul, Lambul, Denyo, Chonil, Mama Laras, Mbok de Arum, dan
teman-teman sekelas yang selalu ada disaat penulis membutuhkan dukungan,
semangat dan keceriaan. Kehangatan dan hari–hari yang penuh warna bersama mereka akan selalu teringat dalam hati penulis.
11. Teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kalian semua adalah bagian dari hidup penulis.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penelitian yang
dilakukan oleh penulis dan dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun. Penulis juga mengharapkan tulisan ini
mampu menyumbangkan bantuan kepada ilmu pengetahuan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
PRAKATA ... vii
A. Latar Belakang ... 1
1. Rumusan masalah ... 5
2. Keaslian penelitian... 5
3. Manfaat penelitian ... 8
B. Tujuan Penelitian... 8
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 9
A. Metode Antropometri ... 9
x
C. Kolesterol Total dan HDL ... 11
D. Obesitas ... 14
E. Landasan Teori ... 15
F. Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 17
B. Variabel Penelitian ... 17
C. Definisi Operasional ... 18
D. Responden Penelitian ... 19
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
F. Ruang Lingkup ... 21
G. Teknik Sampling ... 22
H. Instrumen Penelitian ... 23
I. Tata Cara Penelitian ... 24
1. Observasi Awal ... 24
2. Permohonan Izin dan Kerja Sama ... 24
3. Pembuatan Leaflet dan Informed Consent ... 24
4. Pencarian Responden ... 25
5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 27
6. Pengukuran Parameter ... 27
7. Pengolahan Data ... 28
8. Analisis Data Penelitian ... 28
xi
J. Teknik Analisis Data Statistik ... 30
K. Kesulitan Penelitian ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Karakteristik Responden Penelitian ... 31
1. Usia ... 32
2. Body Mass Index (BMI) ... 33
3. Kolesterol Total ... 35
4. High Density Lipoprotein (HDL) ... 37
5. Rasio Kolesterol Total/HDL ... 39
B. Perbandingan Kolesterol Total, HDL dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 41
1. Perbandingan Kolesterol Total pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 43
2. Perbandingan HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 44
3. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2 ... 46
C. Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total, HDL dan Rasio Kolesterol Total/HDL ... 48
1. Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total ... 48
2. Korelasi BMI terhadap HDL ... 50
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN ... 64
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa
Asia ... 10
Tabel II Klasifikasi Kolesterol Total berdasarkan Adult
Treatment Panel III ... 12
Tabel III Klasifikasi dari Kolesterol HDL ... 13
Tabel IV Klasifikasi Rasio Kolesterol Total/HDL ... 14
Tabel V Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan
Kekuatan Kolerasi, Nilai p, dan Arah Kolerasi... 29
Tabel VI Karakteristik Responden Penelitian ... 31
Tabel VII Perbandingan Kolesterol Total, HDL dan Rasio
Kolesterol Total/HDL pada Kelompok
BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 42 Tabel VIII Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total,
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pengukuran Berat Badan ... 11
Gambar 2 Pengukuran Tinggi Badan ... 11
Gambar 3 Skema Responden ... 20
Gambar 4 Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita ... 32
Gambar 5 Histogram Distribusi Usia pada Responden Pria ... 33
Gambar 6 Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita... 34
Gambar 7 Histogram Distribusi BMI pada Responden Pria... 34
Gambar 8 Histogram Distribusi Kolesterol Total pada Responden Wanita ... 36
Gambar 9 Histogram Distribusi Kolesterol Total pada Responden Pria ... 37
Gambar 10 Histogram Distribusi HDL pada Responden Wanita ... 38
Gambar 11 Histogram Distribusi HDL pada Responden Pria ... 39
Gambar 12 Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/ HDL pada Responden Wanita ... 40
Gambar 13 Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/ HDL pada Responden Pria ... 41
Gambar 14 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total pada Responden Wanita ... 49
xv
Gambar 16 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap HDL
pada Responden Wanita ... 51
Gambar 17 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap HDL
pada Responden Pria ... 52
Gambar 18 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total/HDL
pada Responden Wanita ... 53
Gambar 19 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total/HDL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ethical Clearence... 65
Lampiran 2 Informed Consent ... 66
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 67
Lampiran 4 Surat Penelitian dan Pengambilan Data ... 68
Lampiran 5 Leaflet... 69
Lampiran 6 Blanko Pencatatan ... 71
Lampiran 7 Data Laboratorium Parahita ... 72
Lampiran 8 Foto Timbangan Berat Badan ... 73
Lampiran 9 Foto Pengukur Tinggi Badan ... 74
Lampiran 10 Data Validasi Alat ... 75
Lampiran 11 Prosedur Pemeriksaan Kolesterol ... 76
Lampiran 12 Prosedur Pemeriksaan HDL ... 82
xvii
INTISARI
Antropometri adalah parameter untuk menentukan status gizi dan obesitas seseorang. Obesitas adalah suatu kondisi akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Body mass index digunakan untuk menentukan obesitas seseorang berdasarkan berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (dalam m2). Pengukuran body mass index (BMI) berkaitan dengan penurunan
high density lipoprotein (HDL) dan peningkatan kolesterol total serta peningkatan
rasio kolesterol total/HDL. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan rancangan penelitian cross-sectional (potong lintang) dan teknik pengambilan sampel adalah non random sampling. Penelitian ini melibatkan 129 responden yang terdiri dari 69 responden pria dan 60 responden wanita mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis hasil dilakukan dengan menguji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dan menguji korelasi BMI terhadap rasio kolesterol
total/HDL kolesterol menggunakan analisis Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.
Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat korelasi positif bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL pada responden wanita dengan kekuatan korelasi sedang (r= 0,475; p=0,000) dan pada responden pria menunjukkan terdapat korelasi positif bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi lemah (r= 0,390; p= 0,002).
xviii ABSTRACT
Anthropometry is a parameter to determine someone's nutritional status and obesity. Body mass index is used to determine a someone's obesity based on body weight (kg) divided by height (in m2). Body mass index (BMI) is related to decline of high density lipoprotein (HDL) and increase of total cholesterol and ratio of total cholesterol/HDL. This study was aimed to determine the correlation between BMI to ratio of total cholesterol/ HDL.
This study was an analytic observational with cross-sectional study and technique of sampling was non-random with purposive sampling. The study involved 129 respondents consisting of 69 male respondents and 60 female respondents in the 3rd Campus of Sanata Dharma University in Yogyakarta who completed inclusion and exclusion criteria. Analysis was conducted by testing the normality using Kolmogorov-Smirnov and by testing the correlation of BMI to ratio of total cholesterol/HDL using Spearman analysis with confident level 95%.
The conclusion of this study showed that there was a positive significant correlation between BMI to ratio of total cholesterol/HDL on female respondents with moderate strength correlation (r=0.475; p=0.000) and male respondents showed a positive significant correlation between BMI to ratio of total cholesterol/HDL with weak strength correlation (r=0.390; p=0.002).
1
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Antropometri adalah suatu parameter yang meliputi pengukuran berat
badan, tinggi badan, ketebalan kulit dan lingkar lengan (Wong, Eaton, Wilson,
Winkelstein, and Schwartz, 2008). Antropometri mengkaji tentang pengukuran
tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa (lemak).
Antropometri berasal dari kata Yunani "anthropo" yang berarti manusia dan kata
Yunani "metron" yang berarti ukuran (Cahyono, 2008). Bidang antropometri
meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia (NHANES, 2009). Antropometri
digunakan untuk mengetahui status gizi individu atau kelompok penduduk, dan
pengukurannya dapat dilakukan dengan mudah, tidak harus oleh tenaga
profesional, biaya relatif murah, dan obyektif (Cogill, 2003).
Body Mass Index adalah pengukuran antropometri sederhana berdasarkan
berat badan dan tinggi badan sebagai penilaian status gizi seseorang. Nilai BMI
dihitung dari pengukuran berat badan dan tinggi badan. Berat badan diukur pada
subyek tanpa mengenakan sepatu dan alat diletakkan pada permukaan bidang
datar. Tinggi badan diukur dengan menggunakan alat yang diposisikan pada sudut
90° terhadap pita logam yang tertempel di dinding. Nilai BMI didapatkan dari
berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m2) (Wildman, 2004). Menurut World
Health Organization, orang Asia mengalami overweight apabila nilai BMI sama
lebih dari 25 kg/m2 (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2011). Menurut
International Obesity Task Force, orang Asia dikatakan normal jika memiliki
nilai BMI sebesar 18,5-22,9 kg/m2 dan mengalami obesitas kelas I jika memiliki
nilai BMI sebesar 25-29,9 kg/m2(Weisell, 2002).
Obesitas adalah faktor risiko untuk peningkatan tekanan darah dan profil
lipid (penurunan kadar kolesterol HDL, peningkatan kolesterol LDL, dan
trigliserida) (Gibney, Margetts, and Kearney, 2008). Obesitas dapat dinilai
mudah dari berat badan dan tinggi badan berdasarkan BMI. Obesitas adalah
bagian dari sindrom metabolik meliputi hipertensi, dislipidemia, dan resistensi
insulin. Obesitas dikaitkan dengan penyakit jantung serta berkontribusi terhadap
morbiditas dan mortalitas (Wolk, Berger, Lennon, Brilakis, and Somers, 2003).
Mahasiswa-mahasiswi memiliki gaya hidup yang tidak baik karena kurang
memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan dan pola hidup yang sehat.
Kebanyakan dari mereka sering mengonsumsi makanan siap saji yang umumnya
mengandung lemak jenuh dan rendah serat karena sedikit sekali sayuran dan
buah-buahan segar (Cahyono, 2008).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi
obesitas umum pada penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun adalah
10,3% (Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,
2007). Obesitas pada orang dewasa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
memiliki persentase 15,5% dan dari semua kota di Provinsi Daerah Istimewa
24,0% (Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,
2008).
Pada orang dewasa, kadar normal kolesterol total berada di bawah 200
mg/dL sedangkan kadar kolesterol total yang berada di atas 240 mg/dL memiliki
risiko tinggi terhadap penyakit jantung koroner (NHIS, 2008). Nilai kolesterol
HDL normal biasanya 20-30 persen dari serum kolesterol total. Kolesterol HDL
mempunyai korelasi negatif dengan risiko penyakit jantung koroner yang berarti
dengan meningkatnya nilai kolesterol HDL maka akan menurunkan risiko
penyakit jantung koroner. Beberapa bukti menunjukkan kolesterol HDL dapat
mencegah perkembangan aterosklerosis yaitu kondisi dimana kolesterol di dalam
tubuh berlebihan dan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah. Nilai
kolesterol total/HDL biasanya digunakan untuk memprediksi risiko penyakit
jantung iskemik. Penurunan kadar HDL dan peningkatan rasio kolesterol
total/HDL berkaitan dengan penyakit jantung koroner (NCEP, 2002). Stimulus
hormon estrogen pada wanita berpengaruh positif terhadap jumlah dan distribusi
lemak. Estrogen yang diproduksi wanita selama masa premenopause membuat
wanita cenderung terlindung dari penyakit kardiovaskular dibandingkan pria
(Tarnus and Bourdon, 2006).
Penelitian oleh Lemieux, Pascot, and Couillard (2000), menyatakan
bahwa BMI yang semakin meningkat berhubungan dengan meningkatnya kadar
kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol dan menurunkan kadar HDL kolesterol.
Penelitian oleh Sanlier and Yabanci (2007), melibatkan 172 responden pria dan
meningkatnya BMI akan meningkatkan kadar rasio kolesterol total/HDL pada
responden pria dan wanita.
Penelitian oleh Brenner, Tepylo, Eny, Cahill, and Sohemy (2010),
melibatkan mahasiswa dan mahasiswi Universitas Toronto di Kanada dengan
jumlah responden pria yaitu 358 dan responden wanita sebanyak 823 dengan
rentang usia 20-29 tahun, menunjukkan korelasi positif dan bermakna antara BMI
terhadap rasio kolesterol total/HDL pada responden pria. Penelitian oleh Somiya,
Alsarag, and Amin (2011), melibatkan 204 responden wanita dengan rentang
umur 25-69 tahun di Sudan menunjukkan korelasi positif dan bermakna antara
BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL pada responden wanita. Penelitian oleh
Utami (2011), melibatkan 57 staf wanita Universitas Sanata Dharma dengan
rentang usia 30-50 tahun yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang
bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan kekuatan
korelasi sedang. Penelitian oleh Prayogie (2011), melibatkan 70 orang pria berusia
30-50 tahun dari Universitas Sanata Dharma yang menunjukkan korelasi antara
BMI dengan rasio kolesterol total/HDL adalah bermakna dengan kekuatan
korelasi sedang.
Penelitian dilakukan di wilayah kampus III Universitas Sanata Dharma
yang terdiri dari Fakultas Psikologi, Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik, dan
Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan jumlah total mahasiswa dan
mahasiswi sebanyak 3.628 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil
kesehatan mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini
terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah pada
Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta”. Penelitian ini akan fokus pada korelasi pengukuran BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL.
1. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang
diangkat penulis dalam penelitian ini adalah : apakah terdapat korelasi antara BMI
terhadap rasio kolesterol total/HDL pada mahasiswa mahasiswi Kampus III
Universitas Sanata Dharma?
2. Keaslian penelitian
Berdasarkan hasil pencarian informasi-informasi yang berkaitan dengan
penelitian mengenai korelasi BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL, maka
dapat dinyatakan bahwa penelitian seperti ini belum pernah dilakukan
sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan obesitas, kadar
kolesterol total, dan HDL. Penelitian-penelitian tersebut antara lain :
a. “Relationship between Anthropometric Indices and Dyslipidemia among Sudanese Women in Khartoum State” (Somiya, G., Alsarag, M.S., and Amin, 2011).
Penelitian ini melibatkan 204 responden wanita dengan rentang umur 25-69
pada responden wanita adalah bermakna dengan kekuatan korelasi sedang (r=
0,455; p=0,000).
b. “Relation of Body Mass Index with Lipid Profile and Blood Pressure in Healthy Female of Lower Socioeconomic Group in Kaduna Northern Nigeria”
(Abubakar, Mabruok, Gerrie, Dikko, Aliyu, Yusuf, et al., 2009).
Penelitian yang dilakukan di Nigeria pada 52 wanita mendapatkan hasil bahwa
terdapat perbedaan kadar kolesterol total yang tidak bermakna pada kelompok
underweight, normal dan overweight (p=0,23) serta terdapat perbedaan HDL
yang bermakna pada kelompok underweight, normal dan overweight (p=0,04).
c. “Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness Terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL” (Prayogie, 2011).
Penelitian ini melibatkan 70 orang pria berusia 30-50 tahun dari Universitas
Sanata Dharma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara BMI
dengan rasio kolesterol total/HDL adalah bermakna dengan kekuatan korelasi
sedang (r=0,557; p=0,000), sedangkan korelasi antara triceps skinfold thickness
dengan rasio kolesterol total/HDL adalah bermakna dengan kekuatan korelasi
lemah (r=0,396; p=0,001).
d. “Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL pada Staf Wanita Universitas
Sanata Dharma” (Utami, 2011).
Penelitian ini melibatkan 57 staf wanita Universitas Sanata Dharma dengan
yang bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan
kekuatan korelasi sedang (r=0,455; p=0,000).
e. “Association Between Total Body Fat and Serum Lipid Concentrations in Obese Human Adolescents” (Choi, Pai,and Kim, 2002).
Penelitian ini melibatkan 790 remaja sehat berusia 14-19 tahun menunjukkan
hasil bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kolesterol total dan
HDL pada kelompok BMI <19 kg/m2, kelompok 19≤BMI<25 dan kelompok
BMI≥25 kg/m2. Korelasi BMI terhadap kolesterol total pada responden wanita memperoleh nilai r=0,21 dan responden pria memperoleh r=0,29 yang
keduanya menunjukkan arah hubungan yang positif dengan kekuatan korelasi
lemah.
f. “Relationship between Body Mass Index, Lipids and Homocysteine Levels in University Students” (Sanlierand Yabanci, 2007).
Penelitian yang melibatkan 172 responden mahasiswa laki-laki dan sebanyak
183 responden perempuan. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna antara rasio kolesterol total/HDL pada kelompok
underweight, normal dan overweight dan perbedaan kolesterol total dan HDL
yang tidak bermakna pada kelompok underweight, normal dan overweight.
Korelasi antara BMI dengan kolesterol total memperoleh nilai r=0,21 dan
p>0,05 yang menunjukkan kekuatan korelasi lemah dan tidak bermakna
dengan arah positif. Korelasi antara BMI dengan HDL memperoleh nilai
r= -0,16 dan p>0,05. Korelasi antara BMI dengan rasio kolesterol total/HDL
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi
BMI terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan
mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Pengukuran BMI diharapkan dapat memberikan gambaran awal mengenai
rasio kadar kolesterol total/HDL. Pengukuran BMI merupakan pengukuran
yang mudah, praktis, dan tidak memerlukan keahlian khusus.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi BMI terhadap
rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III
9
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Metode Antoprometri
Antropometri adalah suatu metode pengukuran tubuh meliputi
pengukuran berat badan, tinggi badan (berdiri), skinfold thickness, lingkar lengan,
panjang lengan, lebar bahu, pergelangan tangan, dan jaringan adiposa (NHANES,
2004). Antropometri mengkaji tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal
dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa (lemak). Kata antropometri berasal dari
kata Yunani anthropo yang berarti manusia dan metron yang berarti ukuran
(Cahyono, 2008). Antropometri digunakan sebagai indikator yang dapat
menggambarkan lemak subkutan, distribusi lemak, dan perkiraan massa total
tubuh (Himes, 2000).
Pengukuran antropometri dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan,
kondisi sosial budaya, gaya hidup, dan kesehatan pada setiap individu
(Perissinotto, Pisent, Sergi, Grigoletto, and Enzi, 2001). Pengukuran antropometri
dapat digunakan sebagai indikator obesitas yang dapat digunakan untuk mengukur
akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Antropometri dapat digunakan pula untuk
mengetahui status gizi individu atau kelompok penduduk dan pengukurannya
dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tidak harus oleh tenaga profesional, biaya
B. BMI (Body Mass Index)
BMI berdasarkan perhitungan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi
badan dalam meter persegi. BMI merupakan indikator kegemukan seseorang.
Nilai BMI dapat mengklasifikasikan kondisi underweight, normal, overweight,
obesitas I, serta obesitas II. Pengukuran BMI merupakan metode murah dan
mudah dilakukan untuk skrining kategori berat badan yang dapat menyebabkan
masalah kesehatan (Mei, Grummer-Strawn, Pietrobelli, Goulding, Goran, and
Dietz, 2002).
Nilai rerata atau median BMI pada populasi Asia lebih rendah daripada
populasi non-Asia. Penelitian pada populasi di Indonesia untuk usia, jenis
kelamin, dan persentase lemak tubuh yang sama memiliki nilai BMI yaitu sekitar
3 kg/m2 lebih rendah dibandingkan dengan orang kulit putih di Belanda (WHO,
2004).
Rumus perhitungan BMI sebagai berikut:
(NHANES, 2004).
Gambar 1. Pengukuran Berat Badan
Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan
C. Kolesterol Total dan HDL
Kolesterol adalah suatu molekul lemak yang berada dalam sel tubuh.
Kolesterol dibawa oleh lipoprotein dalam aliran darah. Lemak merupakan salah
satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Lemak khususnya
kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama
untuk pembentukan dinding sel dalam tubuh (NCEP, 2002). Kolesterol dalam
tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan
menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau
pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya
Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%),
kolesterol (14%), dan ester kolesteril (36%), serta sedikit asam lemak bebas
(FFA) (4%). Empat kelompok utama lipoprotein, yaitu :
1. Kilomikron, yang berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus.
2. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL,
atau pra-β -lipoprotein) yang berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol. 3. Lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoprotein, LDL, atau β
-lipoprotein) yang menggambarkan suatu tahap akhir metabolisme VLDL.
4. Lipoprotein berdensitas tinggi (high density lipoprotein, HDL, atau α -lipoprotein) yang berperan dalam transpor kolesterol dan pada metabolisme
VLDL dan kilomikron (Murray, Granner, and Rodwell, 2009).
Tabel II. Klasifikasi Kolesterol Total berdasarkan Adult Treatment
Panel III (Graedon, 2002)
Kolesterol total Yang diinginkan <200 mg/dL Batas tinggi 200-239 mg/dL Tinggi 240 mg/dL
HDL adalah suatu partikel yang mengandung lapisan amfipatik dari
kolesterol bebas, fosfolipid dan beberapa apolipoprotein pada bagian permukaan
yaitu antara lain apo A-I, AII, C, E, A-IV, J dan D. HDL memiliki sifat sebagai
antioksidan, antiinflamasi, dan antitrombosis. Sifat lain yang dimiliki HDL adalah
sebagai antiaterogenik dengan merangsang efflux kolesterol dari sel yang
dikaitkan dengan apo A-I (Ansell, Watson, Fogelman, Navab, and Fonarow,
Kadar kolesterol HDL berhubungan dengan risiko penyakit
kardiovaskular (Barter, Gotto, Phil, LaRosa, Maroni, Szarek, et al., 2007).
Semakin tinggi kadar HDL akan menurunkan risiko penyakit jantung, hal ini
disebabkan karena HDL membawa kolesterol dari aliran darah menuju ke hati.
Kolesterol tersebut akan dipecah menjadi asam empedu di dalam hati dan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui tinja (Soeharto, 2001). HDL sering disebut
kolesterol baik karena membantu dalam mengurangi penimbunan plak pada
dinding pembuluh darah, sedangkan LDL sering disebut sebagai kolesterol buruk
karena dapat menyebabkan pembentukan plak pada dinding pembuluh darah
(NHIS, 2008).
Tabel III. Klasifikasi dari Kolesterol HDL (AHA, 2009b)
Jenis Kelamin Serum Kolesterol HDL (mg/dL) Klasifikasi Perempuan <50 mg/dL Rendah
>60 mg/dL Tinggi Laki-laki <40 mg/dL Rendah
>60 mg/dL Tinggi
Kadar HDL <40 mg/dL pada pria ditetapkan sebagai kategori rendah.
Wanita biasanya memiliki kadar kolesterol HDL lebih tinggi dibandingkan pria.
Kadar HDL <50 mg/dL pada wanita ditetapkan sebagai kategori rendah (Toth,
2005). Nilai HDL <40 mg/dL akan lebih banyak dimiliki oleh pria, yaitu kira-kira
sepertiga pada pria dan sekitar seperlima pada wanita dalam populasi umum
(NCEP, 2002). Peningkatan kadar HDL sebesar 10 mg/dL akan menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular sebesar 29% (Briel, Gonzalez, You, Karanicolas,
Tabel IV. Klasifikasi Rasio Kolesterol Total/HDL (AHA, 2009a)
Risiko Penyakit Jantung Pria Wanita Terendah <3,8 <2,9 Rendah 3,9-4,7 3,0-3,6 Rata-rata 4,8-5,9 3,7-4,6 Sedang 6,0-6,9 4,7-5,6
Tinggi ≥7,0 ≥5,7
Menurut Pereira (2012), rasio kolesterol total/HDL sangatlah penting
dalam memprediksi terjadinya risiko penyakit kardiovaskular. Menurut laporan
Framingham Heart Study, pada laki-laki nilai rasio kolesterol total/HDL sebesar 5
menandakan risiko rata-rata terjadinya penyakit jantung. Perempuan cenderung
memiliki tingkat HDL yang lebih tinggi. Nilai rasio kolesterol total/HDL pada
wanita sebesar 4,4 menandakan risiko rata-rata terjadinya penyakit jantung
(Harvard Medical, 2005).
D. Obesitas
Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000a). Menurut
Choi, et al. (2002), obesitas adalah suatu kondisi abnormal lemak tubuh yang
meningkat akibat asupan energi yang juga relatif meningkat.
Pria cenderung mengalami obesitas tubuh bagian atas (android obesity).
Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit
kardiovaskular daripada obesitas tubuh bagian bawah (Boivin, Brochu, Marceau,
Marceau, Hould, and Tchernof, 2007). Obesitas tubuh bagian bawah merupakan
obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita yang sering disebut gynoid obesity
(Bergman, Van-Citters, Mittelman, Dea, Hamilton, Wessler, et al., 2001).
Penelitian Framingham menunjukkan bahwa kelebihan berat badan
sebesar 20% dari berat badan relatif dapat mempengaruhi kesehatan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi obesitas yaitu asupan makanan, genetik, tingkat sosial, umur,
dan jenis kelamin. Aktivitas fisik juga berperan dalam mempengaruhi
keseimbangan kalori. Individu yang mengalami obesitas cenderung kurang aktif
atau kurang berolahraga (Isselbacher, Braunwald, Martin, Fauci, and Kasper,
2002).
E. Landasan Teori
Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi meliputi pengukuran
berat badan, tinggi badan, ketebalan kulit, dan lingkar lengan (Wong, et al.,
2008). Pengukuran antropometri dilakukan berdasarkan pengukuran tinggi badan,
berat badan yang dapat menentukan nilai BMI (Mei, et al., 2002). Antropometri
digunakan untuk mengetahui status gizi dan obesitas seseorang. Obesitas
merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000a). Kolesterol dalam tubuh
yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan
menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis (Gibney, et al., 2008).
Kadar HDL yang semakin tinggi akan menurunkan risiko penyakit jantung, hal ini
disebabkan karena HDL membawa kolesterol dari aliran darah menuju ke hati.
meningkatnya kadar kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol dan menurunkan
kadar HDL kolesterol (Lemieux, et al., 2000).
Rasio kolesterol total/HDL sangatlah penting dan berguna dalam
menentukan risiko terjadinya penyakit jantung iskemik (Harvard Medical, 2005).
Penelitian oleh Sanlier and Yabanci (2007), melibatkan 172 responden pria dan
183 responden wanita dengan rentang umur 19-23 tahun di Turki menunjukkan
meningkatnya BMI akan meningkatkan kadar rasio kolesterol total/HDL pada
responden pria dan wanita. Gambaran tentang profil lipid seseorang dapat
ditentukan dari pengukuran antropometri berupa BMI dengan melihat korelasi
antara BMI dan rasio kolesterol total/HDL sehingga dapat dijadikan sebagai
prediktor penyakit kardiovaskular.
F. Hipotesis
Terdapat korelasi positif bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol
total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian
observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara
fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun
antar faktor efek. Penelitian cross-sectional adalah suatu penelitian dimana
variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian
diukur dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini menganalisis korelasi antara body mass index sebagai faktor risiko
terhadap rasio kolesterol total/HDL sebagai faktor efek. Data penelitian yang
diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data
penelitian.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Ukuran body mass index (BMI).
2. Variabel tergantung
3. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali : usia dan keadaan puasa.
b. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas dan gaya hidup subyek
penelitian.
C. Definisi Operasional
1. Responden penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa
dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama
dalam penelitian ini.
2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan
hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi adalah usia dan latar
pendidikan responden penelitian. Pengukuran antropometri meliputi
pengukuran body mass index (BMI). Pemeriksaan profil lipid meliputi kadar
kolesterol total dan kadar HDL yang diperoleh dari hasil laboratorium.
3. Pengukuran body mass index (BMI) adalah perhitungan berat badan dalam
kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter persegi (m2).
4. Pengukuran rasio kolesterol total/HDL adalah perbandingan kadar kolesterol
total dengan kadar HDL hasil pemeriksaan laboratorium Parahita dengan
5. Kolesterol total adalah kadar kolesterol dalam darah yang diperoleh dari data
pemeriksaan laboratorium saat responden berpuasa 8-10 jam sebelum
pengambilan darah.
6. Kadar HDL adalah kadar HDL dalam darah yang diperoleh dari data
pemeriksaan laboratorium saat responden berpuasa 8-10 jam sebelum
pengambilan darah.
D. Responden Penelitian
Responden penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata
Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama dalam
penelitian ini. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang
menderita penyakit jantung koroner, demam, hamil, oedem, mengkonsumsi obat
penurun kadar lemak darah, penyakit hati akut maupun kronis, penyakit
peradangan akut dan kronis. Jumlah responden penelitian yang ditetapkan sebesar
129 orang yang terdiri dari 60 laki-laki dan 69 perempuan. Jumlah minimum
sampel yaitu sebesar 30 subyek (Spiegel and Stephens, 2007).
Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan data
pertama dilaksanakan pada tanggal 8 September 2012 di Kampus III Paingan
Universitas Sanata Dharma dengan jumlah responden wanita yang hadir yaitu 34
responden dari 48 responden wanita yang bersedia bekerja sama dan terdaftar
dalam penelitian dan responden pria yang hadir yaitu 20 responden dari 26
Pengambilan data pertama pada responden wanita terdapat 1 responden yang
dieklusi karena tidak berpuasa. Pengambilan data kedua dilaksanakan pada
tanggal 15 September 2012 di Kampus Paingan dengan jumlah responden wanita
yaitu 37 responden dari 41 responden wanita yang bersedia bekerja sama dan
terdaftar dalam penelitian. Responden pria yang hadir yaitu 41 responden dari 56
responden pria yang bersedia bekerja sama dan terdaftar dalam penelitian.
Pengambilan data kedua terdapat 1 responden wanita dan 1 responden pria yang
dieklusi karena tidak berpuasa. Data pemeriksaan yang dipakai sebagai data yaitu
69 responden dari 87 responden wanita dan 60 responden dari 82 responden pria.
Skema responden dapat dilihat pada gambar 3.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai September 2012. Pengambilan
data pertama dilakukan pada tanggal 8 September 2012 dan pengambilan data
kedua dilakukan pada tanggal 15 September 2012.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian payung yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa
dan Tekanan Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok
dengan kajian yang berbeda-beda.
Kajian dari penelitian ini meliputi :
1. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida.
2. Korelasi Pengukuran Body Fat Percentage terhadap Kadar Trigliserida.
3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap Kadar Trigliserida
4. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap rasio kolesterol
total/HDL
5. Korelasi Pengukuran Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL
6. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
7. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap rasio HDL/LDL
8. Korelasi Pengukuran Body Fat Percentage terhadap rasio HDL/LDL
9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap rasio HDL/LDL
10.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage
terhadap Tekanan Darah
11.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap Tekanan Darah
12.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul (RLPP) terhadap Glukosa Darah Puasa
13.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Skinfold Thickness (triceps,
abdominal, suprailiac) terhadap Glukosa Darah Puasa.
Penelitian ini fokus pada korelasi body mass index (BMI) terhadap rasio
kadar kolesterol total/HDL.
G. Teknik Sampling
Pengambilan sampel (teknik sampling) pada penelitian ini adalah secara
non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis
purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling adalah
tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai
responden. Pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
mengidentifikasi semua karakteristik populasi, kemudian peneliti menetapkan
berdasarkan pertimbangan peneliti sebagian dari anggota populasi untuk menjadi
sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling ini
didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat
badan merk Tanita®, alat pengukur tinggi badan merk Strature®, leaflet dan
informed consent. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan berfungsi
sebagai alat untuk mengukur Body Mass Index. Pemeriksaan kadar kolesterol total
dan HDL dilakukan oleh Laboratorium Parahita dengan menggunakan instrumen
Architect ci 8200.
Suatu instrumen perlu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas. Hal
ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat. Validitas intrumen merupakan
suatu pengujian untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam mengukur suatu data (Hastono, 2001). Reabilitas intrumen adalah
suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya
atau diandalkan, artinya bahwa hasil pengukuran tetap konsisten dan ajeg apabila
dilakukan sebanyak 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan instrumen yang sama (Notoatmodjo, 2010). Ketelitian atau presisi
suatu alat adalah dengan cara menghitung nilai koefisien variasi (CV). Suatu alat
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi Awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah
mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata
Dharma, baik pria maupun wanita. Observasi ulang data mahasiswa dan
mahasiswi dilakukan ke setiap fakultas dan jurusan, selain itu dilakukan
observasi tempat yang digunakan untuk mengumpulkan responden pada saat
pengukuran parameter.
2. Permohonan Izin dan Kerja Sama
Permohonan izin berupa Ethical Clearance diajukan ke Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah
Mada untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia
yaitu darah. Permohonan izin diajukan ke Wakil Rektor I Universitas Sanata
Dharma kemudian diajukan juga ke Biro Layanan Umum untuk peminjaman
alat. Permohonan kerja sama diajukan ke calon responden dan Laboratorium
Parahita. Permohonan kerja sama yang diajukan ke calon responden berupa
informed consent. Permohonan izin juga diajukan kepada Kelapa Bagian
Rumah Tangga untuk meminjam ruangan yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian.
3. Pembuatan Leaflet dan Informed Consent
a. Leaflet
Leaflet digunakan untuk membantu peneliti memberikan penjelasan kepada
(body mass index, abdominal skinfold thicknes, lingkar pinggang, dan rasio
lingkar pinggang-panggul) sebagai suatu metode deteksi dini berbagai
masalah kesehatan khususnya mengenai penyakit kardiovaskular. Informasi
lain yang diberikan yaitu pemeriksaan laboratorium meliputi profil lipid
(kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL) serta kadar glukosa yang
berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.
b. Informed Consent
Surat persetujuan (informed concent) merupakan bukti tertulis pernyataan
kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian. Responden yang
bersedia untuk ikut serta dalam penelitian diminta untuk menuliskan nama,
usia, alamat rumah, nomor telepon, dan fakultas atau instansi pekerjaan.
Informed consent yang dibuat telah memenuhi persyaratan Komisi Etik
Penelitian Kodekteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Gajah Mada.
4. Pencarian Responden
Pencarian responden dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat izin
penelitian dari Wakil Rektor I. Surat izin penelitian untuk meminta data nama
serta NIM mahasiswa dan mahasiswi diberikan kepada setiap Dekan Fakultas
Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik pengambilan subyek penelitian
secara random sampling yang mendapatkan 200 data NIM mahasiswa dan
mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Surat
permohonan diajukan kepada Kepala BAPSI untuk meminta nomor handphone
nomor handphone yang tidak aktif serta banyak calon responden yang tidak
bersedia, sehingga dari 200 calon responden hanya didapatkan 76 calon
responden. Peneliti melakukan pencarian responden yang kedua dengan
menggunakan komunikasi langsung dengan calon responden yang sedang
berada di lingkungan Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik sampling
yang kedua termasuk non-random sampling dengan pendekatan porpusive
sampling. Calon responden yang didapatkan sebanyak 135 responden yang
bersedia sebagai calon responden penelitian ini. Total calon responden yang
bersedia hadir ikut dalam penelititan ini adalah 211 responden. Calon
responden yang bersedia untuk ikut berpartisipasi diundang untuk hadir untuk
briefing. Tujuan dari briefing adalah untuk memberi penjelasan mengenai
maksud dan tujuan penelitian kepada responden yang dijelaskan melalui leaflet
kepada calon responden. Calon responden yang bersedia untuk ikut serta dalam
penelitian akan menandatangani informed consent sebagai suatu bentuk
penyataan tertulis atas kesediaan responden ikut serta dalam penelitian. Jumlah
sampel yang bersedia mendaftar pada saat briefing kurang, sehingga dilakukan
pencarian responden secara tatap muka di wilayah Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Pencarian responden dilakukan dengan
memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon
responden. Responden akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran
parameter untuk memberikan informasi ulang terkait tempat dan waktu
pelaksanaan pengukuran parameter. Responden yang tidak hadir pada saat
5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), alat
kesehatan dikatakan baik jika memenuhi nilai CV≤5%. Pengukuran reabilitas instrumen dilakukan sebanyak lima kali. Instrumen yang divalidasi pada
penelitian ini antara lain timbangan berat badan Tanita® dengan nilai CV
sebesar 0,125%, dan alat pengukur tinggi badan Stature® dengan nilai CV
sebesar 0,027%. Berdasarkan nilai CV tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen timbangan berat badan dan tinggi badan memenuhi persyaratan
validasi.
6. Pengukuran Parameter
Parameter yang diukur adalah berat badan dan tinggi badan. Pengukuran
berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk menentukan nilai BMI.
a. Berat badan
Responden diwajibkan untuk melepas alas kaki untuk mengurangi faktor
koreksi saat pengukuran berat badan. Pengukuran berat badan dilakukan
dengan menggunakan timbangan. Responden berdiri di atas timbangan
dengan posisi tegak lurus.
b. Tinggi badan
Responden diwajibkan untuk melepas alas kaki untuk mengurangi faktor
koreksi saat pengukuran tinggi badan. Pengukuran tinggi badan dilakukan
dengan menggunakan meteran yang ditempel di tembok dengan posisi tegak
lurus. Responden berdiri tegak lurus sehingga garis meteran menyentuh
c. Kadar Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL
Pengukuran kadar kolesterol total dan HDL dalam darah dilakukan oleh
pihak Laboratorium Parahita. Kadar kolesterol total yang didapat kemudian
dibandingkan dengan kadar HDL sehingga diperoleh rasio kolesterol
total/HDL. Cara pengambilan darah dilakukan dengan memasang ikatan
pembendungan (toniquet) di lengan atas. Lokasi penusukan pada lipatan
siku dalam responden diberi alkohol, kemudian spuit injeksi disuntikkan
dengan posisi 45o ke pembuluh vena yang terdapat pada siku dalam. Darah
diambil perlahan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Toniquet
dilepas, setelah itu jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan
dengan kapas alkohol. Tempat bekas suntikan ditutup dengan plester.
7. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi kemudian disusun dan
diinterpretasi. Cara pengolahan data dilakukan secara statistik dengan
komputerisasi.
8. Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah
dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat
distribusi normal suatu data apabila jumlah sampel lebih dari 50 atau dengan
uji Shapiro-Wilk apabila jumlah sampel kurang dari 50 (Dahlan, 2011). Suatu
data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05. Uji beda
dilakukan dengan melakukan perbandingan kadar kolesterol total, HDL, dan
BMI ≥23 kg/m2. Apabila data terdistribusi normal maka uji beda yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan, sedangkan apabila data terdistribusi
tidak normal maka uji beda yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. Data
kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data
terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak terdistribusi
normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.
Tabel V. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Kolerasi, Nilai p, dan Arah Kolerasi (Dahlan, 2011)
No Parameter Nilai Interpretasi
1. Kekuatan Korelasi (r) 0,00-0,199 Sangat lemah 0,20-0,399 Lemah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat
2. Nilai p p<0,05 Terdapat kolerasi
yang bermakna antara dua variabel yang diuji
p>0,05 Tidak terdapat kolerasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji 3. Arah Korelasi + (positif) Searah, semakin
besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. - (negatif) Berlawanan arah.
Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.
9. Pembagian Hasil Pemeriksaan
Pembagian hasil pemeriksaan diberikan secara langsung kepada
memberikan saran-saran untuk menjaga kesehatan jika ditemukan hasil
pemeriksaan yang tidak normal.
J. Teknik Analisis Data Statistik
Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah
dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal
suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari
0,05. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data
terdistribusi normal atau analisis Sperman apabila data tidak terdistribusi normal.
Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.
Data juga diolah untuk melihat apakah terdapat perbedaan bermakna
antara kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI ≥23 kg/m2. Jika data terdistribusi normal digunakan uji t tidak berpasangan, jika data tidak terdistribusi normal
maka digunakan uji Mann-Whitney. Jika nilai p<0,05 maka disimpulkan terdapat
perbedaan yang bermakna (Dahlan, 2011).
K. Kesulitan Penelitian
Kesulitan yang dialami selama penelitian ini adalah penyesuaian jadwal
para responden. Setiap responden memiliki jadwal kuliah yang berbeda-beda
sehingga menyulitkan peneliti untuk mencari jadwal yang sesuai. Kesulitan
lainnya yang dihadapi adalah keterbatasan peneliti dalam mengontrol kejujuran
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada wilayah kampus III Universitas Sanata
Dharma untuk mengetahui profil kesehatan mahasiswa dan mahasiswi Universitas
Sanata Dharma dan diketahui korelasi BMI dengan rasio kadar kolesterol
total/HDL. Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan
Tekanan Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta”. Pada penelitian ini fokus pada korelasi pengukuran BMI terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL.
Tabel VI. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik Wanita (n=69) p Pria (n=60) p
Usia 20 (17-22)** 0,00 21 (17-24)** 0,00
BMI (kg/m2) 22,37 (16,52-36,45)** 0,008 23,83 (17,89-47,13)** 0,00 Kolesterol total
(mg/dL)
177,42 ± 26,61* 0,200 172,65 ± 29,33* 0,200
HDL (mg/dL) 53 (30-74)** 0,018 46,65 ± 8,01* 0,200 Rasio kolesterol
total/HDL (mg/dL)
3,26 (2,37-5,59)** 0,001 3,70 (1,81-6,21)** 0,007
Keterangan : * = rata-rata ± SD
** =median (minimum-maksimum)
p>0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal p<0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal
A. Karakteristik Responden Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 69 responden wanita dan 60 responden pria
Universitas Sanata Dharma yang memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik
penelitian meliputi usia, BMI, kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dimana digunakan untuk mengetahui
distribusi data. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dilakukan apabila responden
penelitian lebih dari 50 orang. Suatu data dikatakan normal jika nilai signifikansi
p>0,05. Normalitas data juga digambarkan melalui gambar histogram dan
dikatakan normal jika simetris, tidak miring kiri maupun kanan, tidak terlalu
tinggi atau terlalu rendah (Dahlan, 2011).
1. Usia
Subyek penelitian adalah mahasiswa-mahasiswi Kampus III Universitas
Sanata Dharma dengan rentang umur pada wanita yaitu 17-22 tahun dengan nilai
tengah yaitu 20 tahun. Uji normalitas usia responden menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov karena jumlah responden lebih dari 50 orang (Dahlan,
2011).
Gambar 4. Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita
Uji normalitas usia pada responden wanita memperoleh nilai p=0,00.
Gambar histogram (gambar 4) dan nilai p pada responden wanita dapat
Penelitian pada 329 wanita di Cina menunjukkan bahwa usia memiliki hubungan
yang signifikan dengan obesitas secara umum dan faktor risiko penyakit
kardiovaskular (Chang, Wu, Yao, Yang, Wu, and Lu, 2000).
Subyek penelitian pada pria memiliki rentang usia 17-24 tahun dengan
nilai tengah yaitu 21 tahun. Uji normalitas usia responden pada pria
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Gambar 5. Histogram Distribusi Usia pada Responden Pria
Uji normalitas usia pada responden pria memperoleh nilai p=0,00 yang
menunjukkan bahwa usia pada responden pria terdistribusi tidak normal.
Penelitian oleh Prayogie (2011), melibatkan 70 orang pria berusia 30-50 tahun
dari Universitas Sanata Dharma memiliki distribusi usia normal dengan p=0,198.
2. Body Mass Index (BMI)
Hasil rerata BMI responden wanita yang diperoleh pada penelitian ini
36,45 kg/m2 sedangkan nilai BMI terkecil responden yang diperoleh yaitu 16,52
kg/m2.
Gambar 6. Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita
Uji normalitas BMI pada responden wanita memperoleh nilai p= 0,008
yang menunjukkan bahwa persebaran BMI tidak merata. BMI digunakan sebagai
indikator gizi untuk menilai dan menunjukkan status gizi orang dewasa. Data BMI
telah terbukti penting tidak hanya dalam memantau tingkat gizi, tetapi juga tingkat
overweight serta obesitas seseorang (Weisell, 2002).
Penelitian ini memperoleh nilai median BMI pada responden pria yaitu
sebesar 23,83 kg/m2dengan ukuran BMI terkecil yaitu 17,89 kg/m2dan terbesar
yaitu 47,13 kg/m2. Uji normalitas BMI memperoleh nilai p=0,00. Histogram data
BMI pada responden pria menunjukkan bahwa data BMI cenderung miring ke kiri
(gambar 7). Berdasarkan gambar histogram dan nilai p, maka dapat disimpulkan
bahwa BMI terdistribusi tidak normal.
Penelitian oleh Sanlier and Yabanci (2007), melibatkan mahasiswa
Universitas Vocational Education Faculty yaitu 172 responden pria dan 183
responden wanita dengan rentang umur 19-23 tahun di Turki menunjukkan berat
badan, tinggi badan, dan nilai BMI ditemukan cukup tinggi pada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan (p <0,001). Peningkatan BMI merupakan faktor
risiko penting untuk penyakit kardiovaskular pada orang dewasa. Menurut
Adams, Schatzkin, Harris, Kipnis, Mouw, Ballard-Barbash, et al. (2006),
peningkatan risiko kardiovaskular berkaitan dengan nilai BMI yang terlalu tinggi
dengan peningkatan umur pada pria dan wanita (Adams, Schatzkin, Harris,
Kipnis, Mouw, Ballard-Barbash, et al., 2006).
3. Kolesterol Total
Rerata kadar kolesterol total responden wanita pada penelitian ini yaitu
sebesar 177,42 mg/dL. Kadar kolesterol total terkecil yaitu 109 mg/dL dan nilai
kolesterol total terbesar yaitu 237 mg/dL. Uji normalitas data kolesterol total pada
bahwa data terdistribusi normal. Histogram kolesterol total berbentuk simetris dan
tidak miring ke kiri maupun ke kanan (gambar 8).
Gambar 8. Histogram Distribusi Kolesterol Total pada Responden Wanita
Menurut Graedon (2002), kadar kolesterol total dikatakan normal apabila
<200 mg/dL. Hasil kadar kolesterol total rerata pada responden wanita
menunjukkan nilai kadar kolesterol total termasuk dalam kategori normal. Nilai
kolesterol total terbesar melebihi batas normal sehingga termasuk dalam kategori
batas tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fulks, Stout, and Dolan (2009),
menunjukkan bahwa kadar kolesterol total pada responden wanita berumur 20-59
tahun lebih kecil dibandingkan responden wanita berumur di atas 60 tahun. Kadar
kolesterol dan risiko penyakit jantung koroner mempunyai hubungan yang
berkesinambungan. Studi prospektif menunjukkan bahwa kelompok individu
dengan tingkat kolesterol yang rendah memiliki risiko perkembangan penyakit
Gambar 9. Histogram Distribusi Kolesterol Total pada Responden Pria
Rerata kadar kolesterol total responden pria yang diperoleh pada
penelitian ini yaitu sebesar 172,65 mg/dL. Nilai kolesterol total terbesar
responden pria yang diperoleh yaitu 227 mg/dL sedangkan nilai kolesterol total
terkecil responden pria yang diperoleh yaitu 98 mg/dL. Uji normalitas kolesterol
total memperoleh nilai p=0,200. Histogram data kolesterol total pada responden
pria menunjukkan bahwa data kolesterol total cenderung simetris (gambar 9).
Penelitian yang dilakukan oleh Yang, Xiao, Yang, Ji, Jia, Weng, et al. (2012),
menunjukkan bahwa kadar kolesterol total pada responden pria lebih besar
dibandingkan responden wanita dengan rentang umur 20-29 tahun pada populasi
di Cina.
4. High Density Lipoprotein (HDL)
Nilai median HDL responden wanita pada penelitian ini adalah 53 mg/dL
mg/dL. Nilai median HDL responden wanita termasuk dalam kategori normal.
Kadar HDL terbesar termasuk dalam kategori tinggi sedangkan kadar HDL
terkecil termasuk dalam kategori rendah. Uji normalitas HDL memperoleh nilai
p=0,018 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Histogram data
HDL pada responden wanita menunjukkan bahwa data cenderung miring ke kiri
(gambar 10).
Gambar 10. Histogram Distribusi HDL pada Responden Wanita
Kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) memiliki hubungan
dengan risiko penyakit kardiovaskular (Barter, et al., 2007). High density
lipoprotein (HDL) memiliki efek yaitu sebagai anti-aterosklerosis dan juga
menghambat oksidasi kolesterol low density lipoprotein (Bleda, Haro, Varela,
Esparza, Rodriguez, and Acin, 2012). Wanita biasanya memiliki kadar kolesterol
HDL lebih tinggi dibandingkan laki-laki (NCEP, 2002). Peningkatan HDL
sebesar 10 mg/dL akan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 29%
Gambar 11. Histogram Distribusi HDL pada Responden Pria
Kadar HDL rerata responden pria pada penelitian ini yaitu sebesar 46,65
mg/dL. Nilai HDL terkecil yaitu 31 mg/dL dan nilai HDL terbesar yaitu 74
mg/dL. Uji normalitas data HDL pada responden pria memiliki nilai p=0,200.
Data HDL ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Nilai HDL <40
mg/dL akan lebih banyak dimiliki oleh pria, yaitu kira-kira sepertiga pada pria
dan sekitar seperlima pada wanita dalam populasi umum (NCEP, 2002).
5. Rasio Kolesterol Total/HDL
Nilai median rasio kolesterol total/HDL responden wanita pada
penelitian ini adalah 3,26. Nilai rasio kolesterol total/HDL terbesar adalah 5,59
dan nilai rasio kolesterol total/HDL terkecil adalah 2,37. Uji normalitas rasio
kolesterol total/HDL memperoleh p=0,001 yang menunjukkan bahwa data
responden wanita menunjukkan bahwa data rasio kolesterol total/HDL cenderung
miring ke kiri (gambar 12).
Gambar 12. Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Wanita
Menurut Pereira (2012), rasio kolesterol total/HDL sangatlah penting
dalam memprediksi terjadinya risiko penyakit kardiovaskular. Nilai median rasio
kolesterol total/HDL responden wanita berdasarkan kriteria American Heart
Association (2009a), termasuk dalam kategori resiko penyakit jantung yang
rendah.
Nilai median rasio kolesterol total/HDL responden pria adalah 3,70. Nilai
rasio kolesterol total/HDL terbesar adalah 6,21 dan nilai rasio kolesterol
total/HDL terkecil adalah 1,81. Uji normalitas rasio kolesterol total/HDL
memperoleh p=0,007 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal.
Histogram rasio kolesterol total/HDL data pada responden pria menunjukkan
Gambar 13. Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Pria
Nilai median rasio kolesterol total/HDL responden pria berdasarkan
kriteria American Heart Association (2009a), termasuk dalam kategori resiko
penyakit jantung yang sangat rendah.
B. Perbandingan Kolesterol Total, HDL dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2
Analisis komparatif bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan yang
bermakna antara variabel bebas dengan kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol
total/HDL. Responden akan dibedakan menjadi dua kelompok menurut BMI yaitu
kelompok dengan BMI <23 kg/m2 dan kelompok dengan BMI ≥23 kg/m2. Penelitian ini membandingkan kadar kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol
total/HDL pada kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI ≥23 kg/m2. Kategori
yang termasuk dalam kategori overweight, resiko obesitas, obesitas I, dan obesitas
II adalah kelompok dengan nilai BMI≥23 kg/m2pada orang dewasa Asia (WHO, 2000b). Uji normalitas kolesterol total, HDL dan rasio kolesterol total/HDL pada
responden wanita memperoleh data terdistribusi normal pada kelompok BMI <23
kg/m2 dan kelompok BMI≥23 kg/m2. Uji beda yang digunakan pada pengujian kolesterol total, HDL dan rasio kolesterol total/HDL adalah uji t tidak
berpasangan karena pada uji normalitas memperoleh data terdistribusi normal. Uji
normalitas kolesterol total dan rasio kolesterol total/HDL pada responden pria
terdistribusi normal pada kelompok BMI <23 kg/m2dan pada kelompok BMI≥23
kg/m2. HDL pada kelompok BMI <23 kg/m2terdistribusi normal sedangkan pada
kelompok BMI≥23 kg/m2terdistribusi tidak normal. Uji beda pada responden pria untuk pengujian kolesterol total dan rasio kolesterol total/HDL yang digunakan
adalah uji t tidak berpasangan sedangkan uji beda yang digunakan untuk
pengujian HDL adalah Mann-Whitney.
Tabel VII. Perbandingan Kolesterol Total, HDL dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2
Responden
Kolesterol Total 176,05 mg/dL 179,56 mg/dL 0,953** HDL 56,69 mg/dL 47,63 mg/dL 0,930** Rasio Kolesterol
Kolesterol Total 161,80 mg/dL 180,40 mg/dL 0,300** HDL 48,32 mg/dL 45,46 mg/dL 0,091** Rasio Kolesterol
Total/HDL
3,406 4,099 0,051**