• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio kadar kolesterol total HDL pada mahasiswa mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Body Mass Index terhadap rasio kadar kolesterol total HDL pada mahasiswa mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI BODY MASS INDEX TERHADAP RASIO KADAR KOLESTEROL TOTAL/HDL PADA MAHASISWA MAHASISWI

KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Yosin Guruh Herawati

NIM : 098114024

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

KORELASI BODY MASS INDEX TERHADAP RASIO KADAR KOLESTEROL TOTAL/HDL PADA MAHASISWA MAHASISWI

KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Yosin Guruh Herawati

NIM : 098114024

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Halaman Persembahan

Kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus yang baik sebagai sahabat, perisai, dan sumber kekuatan. Bunda Maria yang selalu mendoakan dan melindungiku. Mama, Papa, dan sanak saudaraku yang selalu mendukung dan selalu ada buatku. Teman-teman serta Almamaterku.

When I can`t see the stars in the night

When I can`t see the sun in the morning

When I see hopes so far of my way

I still trust in You....

(6)
(7)
(8)

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Korelasi Body

Mass Index Terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL pada Mahasiswa

Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.

Farm.) Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ipang Djunarko M.Si., Apt selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan

saran dalam skripsi ini.

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK., selaku dosen pembimbing skripsi atas segala

bimbingan, motivasi, dan segala masukan dalam penyusunan skripsi.

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas

masukan-masukan dan saran dalam skripsi ini.

4. Laboratorium Parahita atas segala kerjasama dalam pengukuran profil lipid

sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

5. Bagian Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan

tempat serta perlengkapan selama pelaksanaan penelitian.

6. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang telah ikut

(9)

viii

7. Mama dan Papa yang selalu memberikan yang terbaik melalui doa, semangat,

dan kasih sayang demi keberhasilan penulis.

8. Rosalia Guruh Rachmawati, Dionisius Guruh Rahmatjati, Hiasinta Guruh

Hardianti, dan Marcela Venesia Guruh Ratmila sebagai saudara-saudara yang

juga berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi orangtua dan selalu

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

9. Fransiska Anggita, Kusniar Sri Rahmini, Novi Kiswanto, Lidya Dinda,

Bernadhea Wikan, Diah Intan Sari, Silvia Dwita, Hayu Ajeng Raras, Amelia

Felicia, Arnoldus Yansen, Danny Trias Prisnanda yang merupakan rekan

penulis dalam penelitian ini yang telah bersama sama dalam suka dan duka

menyelesaikan penelitian.

10. Wandul, Bertul, Lambul, Denyo, Chonil, Mama Laras, Mbok de Arum, dan

teman-teman sekelas yang selalu ada disaat penulis membutuhkan dukungan,

semangat dan keceriaan. Kehangatan dan hari–hari yang penuh warna bersama mereka akan selalu teringat dalam hati penulis.

11. Teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kalian semua adalah bagian dari hidup penulis.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penelitian yang

dilakukan oleh penulis dan dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik

serta saran yang bersifat membangun. Penulis juga mengharapkan tulisan ini

mampu menyumbangkan bantuan kepada ilmu pengetahuan.

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

PRAKATA ... vii

A. Latar Belakang ... 1

1. Rumusan masalah ... 5

2. Keaslian penelitian... 5

3. Manfaat penelitian ... 8

B. Tujuan Penelitian... 8

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 9

A. Metode Antropometri ... 9

(11)

x

C. Kolesterol Total dan HDL ... 11

D. Obesitas ... 14

E. Landasan Teori ... 15

F. Hipotesis ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 17

B. Variabel Penelitian ... 17

C. Definisi Operasional ... 18

D. Responden Penelitian ... 19

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

F. Ruang Lingkup ... 21

G. Teknik Sampling ... 22

H. Instrumen Penelitian ... 23

I. Tata Cara Penelitian ... 24

1. Observasi Awal ... 24

2. Permohonan Izin dan Kerja Sama ... 24

3. Pembuatan Leaflet dan Informed Consent ... 24

4. Pencarian Responden ... 25

5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 27

6. Pengukuran Parameter ... 27

7. Pengolahan Data ... 28

8. Analisis Data Penelitian ... 28

(12)

xi

J. Teknik Analisis Data Statistik ... 30

K. Kesulitan Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Karakteristik Responden Penelitian ... 31

1. Usia ... 32

2. Body Mass Index (BMI) ... 33

3. Kolesterol Total ... 35

4. High Density Lipoprotein (HDL) ... 37

5. Rasio Kolesterol Total/HDL ... 39

B. Perbandingan Kolesterol Total, HDL dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 41

1. Perbandingan Kolesterol Total pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 43

2. Perbandingan HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 44

3. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2 ... 46

C. Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total, HDL dan Rasio Kolesterol Total/HDL ... 48

1. Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total ... 48

2. Korelasi BMI terhadap HDL ... 50

(13)

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 64

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa

Asia ... 10

Tabel II Klasifikasi Kolesterol Total berdasarkan Adult

Treatment Panel III ... 12

Tabel III Klasifikasi dari Kolesterol HDL ... 13

Tabel IV Klasifikasi Rasio Kolesterol Total/HDL ... 14

Tabel V Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan

Kekuatan Kolerasi, Nilai p, dan Arah Kolerasi... 29

Tabel VI Karakteristik Responden Penelitian ... 31

Tabel VII Perbandingan Kolesterol Total, HDL dan Rasio

Kolesterol Total/HDL pada Kelompok

BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 42 Tabel VIII Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total,

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengukuran Berat Badan ... 11

Gambar 2 Pengukuran Tinggi Badan ... 11

Gambar 3 Skema Responden ... 20

Gambar 4 Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita ... 32

Gambar 5 Histogram Distribusi Usia pada Responden Pria ... 33

Gambar 6 Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita... 34

Gambar 7 Histogram Distribusi BMI pada Responden Pria... 34

Gambar 8 Histogram Distribusi Kolesterol Total pada Responden Wanita ... 36

Gambar 9 Histogram Distribusi Kolesterol Total pada Responden Pria ... 37

Gambar 10 Histogram Distribusi HDL pada Responden Wanita ... 38

Gambar 11 Histogram Distribusi HDL pada Responden Pria ... 39

Gambar 12 Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/ HDL pada Responden Wanita ... 40

Gambar 13 Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/ HDL pada Responden Pria ... 41

Gambar 14 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total pada Responden Wanita ... 49

(16)

xv

Gambar 16 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap HDL

pada Responden Wanita ... 51

Gambar 17 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap HDL

pada Responden Pria ... 52

Gambar 18 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total/HDL

pada Responden Wanita ... 53

Gambar 19 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Kolesterol Total/HDL

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethical Clearence... 65

Lampiran 2 Informed Consent ... 66

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 67

Lampiran 4 Surat Penelitian dan Pengambilan Data ... 68

Lampiran 5 Leaflet... 69

Lampiran 6 Blanko Pencatatan ... 71

Lampiran 7 Data Laboratorium Parahita ... 72

Lampiran 8 Foto Timbangan Berat Badan ... 73

Lampiran 9 Foto Pengukur Tinggi Badan ... 74

Lampiran 10 Data Validasi Alat ... 75

Lampiran 11 Prosedur Pemeriksaan Kolesterol ... 76

Lampiran 12 Prosedur Pemeriksaan HDL ... 82

(18)

xvii

INTISARI

Antropometri adalah parameter untuk menentukan status gizi dan obesitas seseorang. Obesitas adalah suatu kondisi akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Body mass index digunakan untuk menentukan obesitas seseorang berdasarkan berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (dalam m2). Pengukuran body mass index (BMI) berkaitan dengan penurunan

high density lipoprotein (HDL) dan peningkatan kolesterol total serta peningkatan

rasio kolesterol total/HDL. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan rancangan penelitian cross-sectional (potong lintang) dan teknik pengambilan sampel adalah non random sampling. Penelitian ini melibatkan 129 responden yang terdiri dari 69 responden pria dan 60 responden wanita mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis hasil dilakukan dengan menguji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dan menguji korelasi BMI terhadap rasio kolesterol

total/HDL kolesterol menggunakan analisis Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat korelasi positif bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL pada responden wanita dengan kekuatan korelasi sedang (r= 0,475; p=0,000) dan pada responden pria menunjukkan terdapat korelasi positif bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi lemah (r= 0,390; p= 0,002).

(19)

xviii ABSTRACT

Anthropometry is a parameter to determine someone's nutritional status and obesity. Body mass index is used to determine a someone's obesity based on body weight (kg) divided by height (in m2). Body mass index (BMI) is related to decline of high density lipoprotein (HDL) and increase of total cholesterol and ratio of total cholesterol/HDL. This study was aimed to determine the correlation between BMI to ratio of total cholesterol/ HDL.

This study was an analytic observational with cross-sectional study and technique of sampling was non-random with purposive sampling. The study involved 129 respondents consisting of 69 male respondents and 60 female respondents in the 3rd Campus of Sanata Dharma University in Yogyakarta who completed inclusion and exclusion criteria. Analysis was conducted by testing the normality using Kolmogorov-Smirnov and by testing the correlation of BMI to ratio of total cholesterol/HDL using Spearman analysis with confident level 95%.

The conclusion of this study showed that there was a positive significant correlation between BMI to ratio of total cholesterol/HDL on female respondents with moderate strength correlation (r=0.475; p=0.000) and male respondents showed a positive significant correlation between BMI to ratio of total cholesterol/HDL with weak strength correlation (r=0.390; p=0.002).

(20)

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Antropometri adalah suatu parameter yang meliputi pengukuran berat

badan, tinggi badan, ketebalan kulit dan lingkar lengan (Wong, Eaton, Wilson,

Winkelstein, and Schwartz, 2008). Antropometri mengkaji tentang pengukuran

tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa (lemak).

Antropometri berasal dari kata Yunani "anthropo" yang berarti manusia dan kata

Yunani "metron" yang berarti ukuran (Cahyono, 2008). Bidang antropometri

meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia (NHANES, 2009). Antropometri

digunakan untuk mengetahui status gizi individu atau kelompok penduduk, dan

pengukurannya dapat dilakukan dengan mudah, tidak harus oleh tenaga

profesional, biaya relatif murah, dan obyektif (Cogill, 2003).

Body Mass Index adalah pengukuran antropometri sederhana berdasarkan

berat badan dan tinggi badan sebagai penilaian status gizi seseorang. Nilai BMI

dihitung dari pengukuran berat badan dan tinggi badan. Berat badan diukur pada

subyek tanpa mengenakan sepatu dan alat diletakkan pada permukaan bidang

datar. Tinggi badan diukur dengan menggunakan alat yang diposisikan pada sudut

90° terhadap pita logam yang tertempel di dinding. Nilai BMI didapatkan dari

berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m2) (Wildman, 2004). Menurut World

Health Organization, orang Asia mengalami overweight apabila nilai BMI sama

(21)

lebih dari 25 kg/m2 (National Heart, Lung, and Blood Institute, 2011). Menurut

International Obesity Task Force, orang Asia dikatakan normal jika memiliki

nilai BMI sebesar 18,5-22,9 kg/m2 dan mengalami obesitas kelas I jika memiliki

nilai BMI sebesar 25-29,9 kg/m2(Weisell, 2002).

Obesitas adalah faktor risiko untuk peningkatan tekanan darah dan profil

lipid (penurunan kadar kolesterol HDL, peningkatan kolesterol LDL, dan

trigliserida) (Gibney, Margetts, and Kearney, 2008). Obesitas dapat dinilai

mudah dari berat badan dan tinggi badan berdasarkan BMI. Obesitas adalah

bagian dari sindrom metabolik meliputi hipertensi, dislipidemia, dan resistensi

insulin. Obesitas dikaitkan dengan penyakit jantung serta berkontribusi terhadap

morbiditas dan mortalitas (Wolk, Berger, Lennon, Brilakis, and Somers, 2003).

Mahasiswa-mahasiswi memiliki gaya hidup yang tidak baik karena kurang

memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan dan pola hidup yang sehat.

Kebanyakan dari mereka sering mengonsumsi makanan siap saji yang umumnya

mengandung lemak jenuh dan rendah serat karena sedikit sekali sayuran dan

buah-buahan segar (Cahyono, 2008).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

obesitas umum pada penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun adalah

10,3% (Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,

2007). Obesitas pada orang dewasa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

memiliki persentase 15,5% dan dari semua kota di Provinsi Daerah Istimewa

(22)

24,0% (Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,

2008).

Pada orang dewasa, kadar normal kolesterol total berada di bawah 200

mg/dL sedangkan kadar kolesterol total yang berada di atas 240 mg/dL memiliki

risiko tinggi terhadap penyakit jantung koroner (NHIS, 2008). Nilai kolesterol

HDL normal biasanya 20-30 persen dari serum kolesterol total. Kolesterol HDL

mempunyai korelasi negatif dengan risiko penyakit jantung koroner yang berarti

dengan meningkatnya nilai kolesterol HDL maka akan menurunkan risiko

penyakit jantung koroner. Beberapa bukti menunjukkan kolesterol HDL dapat

mencegah perkembangan aterosklerosis yaitu kondisi dimana kolesterol di dalam

tubuh berlebihan dan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah. Nilai

kolesterol total/HDL biasanya digunakan untuk memprediksi risiko penyakit

jantung iskemik. Penurunan kadar HDL dan peningkatan rasio kolesterol

total/HDL berkaitan dengan penyakit jantung koroner (NCEP, 2002). Stimulus

hormon estrogen pada wanita berpengaruh positif terhadap jumlah dan distribusi

lemak. Estrogen yang diproduksi wanita selama masa premenopause membuat

wanita cenderung terlindung dari penyakit kardiovaskular dibandingkan pria

(Tarnus and Bourdon, 2006).

Penelitian oleh Lemieux, Pascot, and Couillard (2000), menyatakan

bahwa BMI yang semakin meningkat berhubungan dengan meningkatnya kadar

kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol dan menurunkan kadar HDL kolesterol.

Penelitian oleh Sanlier and Yabanci (2007), melibatkan 172 responden pria dan

(23)

meningkatnya BMI akan meningkatkan kadar rasio kolesterol total/HDL pada

responden pria dan wanita.

Penelitian oleh Brenner, Tepylo, Eny, Cahill, and Sohemy (2010),

melibatkan mahasiswa dan mahasiswi Universitas Toronto di Kanada dengan

jumlah responden pria yaitu 358 dan responden wanita sebanyak 823 dengan

rentang usia 20-29 tahun, menunjukkan korelasi positif dan bermakna antara BMI

terhadap rasio kolesterol total/HDL pada responden pria. Penelitian oleh Somiya,

Alsarag, and Amin (2011), melibatkan 204 responden wanita dengan rentang

umur 25-69 tahun di Sudan menunjukkan korelasi positif dan bermakna antara

BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL pada responden wanita. Penelitian oleh

Utami (2011), melibatkan 57 staf wanita Universitas Sanata Dharma dengan

rentang usia 30-50 tahun yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang

bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan kekuatan

korelasi sedang. Penelitian oleh Prayogie (2011), melibatkan 70 orang pria berusia

30-50 tahun dari Universitas Sanata Dharma yang menunjukkan korelasi antara

BMI dengan rasio kolesterol total/HDL adalah bermakna dengan kekuatan

korelasi sedang.

Penelitian dilakukan di wilayah kampus III Universitas Sanata Dharma

yang terdiri dari Fakultas Psikologi, Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik, dan

Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan jumlah total mahasiswa dan

mahasiswi sebanyak 3.628 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil

kesehatan mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini

(24)

terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah pada

Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta”. Penelitian ini akan fokus pada korelasi pengukuran BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL.

1. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang

diangkat penulis dalam penelitian ini adalah : apakah terdapat korelasi antara BMI

terhadap rasio kolesterol total/HDL pada mahasiswa mahasiswi Kampus III

Universitas Sanata Dharma?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan hasil pencarian informasi-informasi yang berkaitan dengan

penelitian mengenai korelasi BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL, maka

dapat dinyatakan bahwa penelitian seperti ini belum pernah dilakukan

sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan obesitas, kadar

kolesterol total, dan HDL. Penelitian-penelitian tersebut antara lain :

a. “Relationship between Anthropometric Indices and Dyslipidemia among Sudanese Women in Khartoum State” (Somiya, G., Alsarag, M.S., and Amin, 2011).

Penelitian ini melibatkan 204 responden wanita dengan rentang umur 25-69

(25)

pada responden wanita adalah bermakna dengan kekuatan korelasi sedang (r=

0,455; p=0,000).

b. “Relation of Body Mass Index with Lipid Profile and Blood Pressure in Healthy Female of Lower Socioeconomic Group in Kaduna Northern Nigeria

(Abubakar, Mabruok, Gerrie, Dikko, Aliyu, Yusuf, et al., 2009).

Penelitian yang dilakukan di Nigeria pada 52 wanita mendapatkan hasil bahwa

terdapat perbedaan kadar kolesterol total yang tidak bermakna pada kelompok

underweight, normal dan overweight (p=0,23) serta terdapat perbedaan HDL

yang bermakna pada kelompok underweight, normal dan overweight (p=0,04).

c. “Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness Terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL” (Prayogie, 2011).

Penelitian ini melibatkan 70 orang pria berusia 30-50 tahun dari Universitas

Sanata Dharma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara BMI

dengan rasio kolesterol total/HDL adalah bermakna dengan kekuatan korelasi

sedang (r=0,557; p=0,000), sedangkan korelasi antara triceps skinfold thickness

dengan rasio kolesterol total/HDL adalah bermakna dengan kekuatan korelasi

lemah (r=0,396; p=0,001).

d. “Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL pada Staf Wanita Universitas

Sanata Dharma” (Utami, 2011).

Penelitian ini melibatkan 57 staf wanita Universitas Sanata Dharma dengan

(26)

yang bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan

kekuatan korelasi sedang (r=0,455; p=0,000).

e. “Association Between Total Body Fat and Serum Lipid Concentrations in Obese Human Adolescents” (Choi, Pai,and Kim, 2002).

Penelitian ini melibatkan 790 remaja sehat berusia 14-19 tahun menunjukkan

hasil bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kolesterol total dan

HDL pada kelompok BMI <19 kg/m2, kelompok 19≤BMI<25 dan kelompok

BMI≥25 kg/m2. Korelasi BMI terhadap kolesterol total pada responden wanita memperoleh nilai r=0,21 dan responden pria memperoleh r=0,29 yang

keduanya menunjukkan arah hubungan yang positif dengan kekuatan korelasi

lemah.

f. “Relationship between Body Mass Index, Lipids and Homocysteine Levels in University Students” (Sanlierand Yabanci, 2007).

Penelitian yang melibatkan 172 responden mahasiswa laki-laki dan sebanyak

183 responden perempuan. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna antara rasio kolesterol total/HDL pada kelompok

underweight, normal dan overweight dan perbedaan kolesterol total dan HDL

yang tidak bermakna pada kelompok underweight, normal dan overweight.

Korelasi antara BMI dengan kolesterol total memperoleh nilai r=0,21 dan

p>0,05 yang menunjukkan kekuatan korelasi lemah dan tidak bermakna

dengan arah positif. Korelasi antara BMI dengan HDL memperoleh nilai

r= -0,16 dan p>0,05. Korelasi antara BMI dengan rasio kolesterol total/HDL

(27)

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi

BMI terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan

mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Pengukuran BMI diharapkan dapat memberikan gambaran awal mengenai

rasio kadar kolesterol total/HDL. Pengukuran BMI merupakan pengukuran

yang mudah, praktis, dan tidak memerlukan keahlian khusus.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi BMI terhadap

rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III

(28)

9

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Metode Antoprometri

Antropometri adalah suatu metode pengukuran tubuh meliputi

pengukuran berat badan, tinggi badan (berdiri), skinfold thickness, lingkar lengan,

panjang lengan, lebar bahu, pergelangan tangan, dan jaringan adiposa (NHANES,

2004). Antropometri mengkaji tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal

dimensi tulang, otot, dan jaringan adiposa (lemak). Kata antropometri berasal dari

kata Yunani anthropo yang berarti manusia dan metron yang berarti ukuran

(Cahyono, 2008). Antropometri digunakan sebagai indikator yang dapat

menggambarkan lemak subkutan, distribusi lemak, dan perkiraan massa total

tubuh (Himes, 2000).

Pengukuran antropometri dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan,

kondisi sosial budaya, gaya hidup, dan kesehatan pada setiap individu

(Perissinotto, Pisent, Sergi, Grigoletto, and Enzi, 2001). Pengukuran antropometri

dapat digunakan sebagai indikator obesitas yang dapat digunakan untuk mengukur

akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Antropometri dapat digunakan pula untuk

mengetahui status gizi individu atau kelompok penduduk dan pengukurannya

dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tidak harus oleh tenaga profesional, biaya

(29)

B. BMI (Body Mass Index)

BMI berdasarkan perhitungan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi

badan dalam meter persegi. BMI merupakan indikator kegemukan seseorang.

Nilai BMI dapat mengklasifikasikan kondisi underweight, normal, overweight,

obesitas I, serta obesitas II. Pengukuran BMI merupakan metode murah dan

mudah dilakukan untuk skrining kategori berat badan yang dapat menyebabkan

masalah kesehatan (Mei, Grummer-Strawn, Pietrobelli, Goulding, Goran, and

Dietz, 2002).

Nilai rerata atau median BMI pada populasi Asia lebih rendah daripada

populasi non-Asia. Penelitian pada populasi di Indonesia untuk usia, jenis

kelamin, dan persentase lemak tubuh yang sama memiliki nilai BMI yaitu sekitar

3 kg/m2 lebih rendah dibandingkan dengan orang kulit putih di Belanda (WHO,

2004).

Rumus perhitungan BMI sebagai berikut:

(NHANES, 2004).

(30)

Gambar 1. Pengukuran Berat Badan

Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan

C. Kolesterol Total dan HDL

Kolesterol adalah suatu molekul lemak yang berada dalam sel tubuh.

Kolesterol dibawa oleh lipoprotein dalam aliran darah. Lemak merupakan salah

satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Lemak khususnya

kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama

untuk pembentukan dinding sel dalam tubuh (NCEP, 2002). Kolesterol dalam

tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan

menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau

pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya

(31)

Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%),

kolesterol (14%), dan ester kolesteril (36%), serta sedikit asam lemak bebas

(FFA) (4%). Empat kelompok utama lipoprotein, yaitu :

1. Kilomikron, yang berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus.

2. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL,

atau pra-β -lipoprotein) yang berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol. 3. Lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoprotein, LDL, atau β

-lipoprotein) yang menggambarkan suatu tahap akhir metabolisme VLDL.

4. Lipoprotein berdensitas tinggi (high density lipoprotein, HDL, atau α -lipoprotein) yang berperan dalam transpor kolesterol dan pada metabolisme

VLDL dan kilomikron (Murray, Granner, and Rodwell, 2009).

Tabel II. Klasifikasi Kolesterol Total berdasarkan Adult Treatment

Panel III (Graedon, 2002)

Kolesterol total Yang diinginkan <200 mg/dL Batas tinggi 200-239 mg/dL Tinggi 240 mg/dL

HDL adalah suatu partikel yang mengandung lapisan amfipatik dari

kolesterol bebas, fosfolipid dan beberapa apolipoprotein pada bagian permukaan

yaitu antara lain apo A-I, AII, C, E, A-IV, J dan D. HDL memiliki sifat sebagai

antioksidan, antiinflamasi, dan antitrombosis. Sifat lain yang dimiliki HDL adalah

sebagai antiaterogenik dengan merangsang efflux kolesterol dari sel yang

dikaitkan dengan apo A-I (Ansell, Watson, Fogelman, Navab, and Fonarow,

(32)

Kadar kolesterol HDL berhubungan dengan risiko penyakit

kardiovaskular (Barter, Gotto, Phil, LaRosa, Maroni, Szarek, et al., 2007).

Semakin tinggi kadar HDL akan menurunkan risiko penyakit jantung, hal ini

disebabkan karena HDL membawa kolesterol dari aliran darah menuju ke hati.

Kolesterol tersebut akan dipecah menjadi asam empedu di dalam hati dan

dikeluarkan dari dalam tubuh melalui tinja (Soeharto, 2001). HDL sering disebut

kolesterol baik karena membantu dalam mengurangi penimbunan plak pada

dinding pembuluh darah, sedangkan LDL sering disebut sebagai kolesterol buruk

karena dapat menyebabkan pembentukan plak pada dinding pembuluh darah

(NHIS, 2008).

Tabel III. Klasifikasi dari Kolesterol HDL (AHA, 2009b)

Jenis Kelamin Serum Kolesterol HDL (mg/dL) Klasifikasi Perempuan <50 mg/dL Rendah

>60 mg/dL Tinggi Laki-laki <40 mg/dL Rendah

>60 mg/dL Tinggi

Kadar HDL <40 mg/dL pada pria ditetapkan sebagai kategori rendah.

Wanita biasanya memiliki kadar kolesterol HDL lebih tinggi dibandingkan pria.

Kadar HDL <50 mg/dL pada wanita ditetapkan sebagai kategori rendah (Toth,

2005). Nilai HDL <40 mg/dL akan lebih banyak dimiliki oleh pria, yaitu kira-kira

sepertiga pada pria dan sekitar seperlima pada wanita dalam populasi umum

(NCEP, 2002). Peningkatan kadar HDL sebesar 10 mg/dL akan menurunkan

risiko penyakit kardiovaskular sebesar 29% (Briel, Gonzalez, You, Karanicolas,

(33)

Tabel IV. Klasifikasi Rasio Kolesterol Total/HDL (AHA, 2009a)

Risiko Penyakit Jantung Pria Wanita Terendah <3,8 <2,9 Rendah 3,9-4,7 3,0-3,6 Rata-rata 4,8-5,9 3,7-4,6 Sedang 6,0-6,9 4,7-5,6

Tinggi ≥7,0 ≥5,7

Menurut Pereira (2012), rasio kolesterol total/HDL sangatlah penting

dalam memprediksi terjadinya risiko penyakit kardiovaskular. Menurut laporan

Framingham Heart Study, pada laki-laki nilai rasio kolesterol total/HDL sebesar 5

menandakan risiko rata-rata terjadinya penyakit jantung. Perempuan cenderung

memiliki tingkat HDL yang lebih tinggi. Nilai rasio kolesterol total/HDL pada

wanita sebesar 4,4 menandakan risiko rata-rata terjadinya penyakit jantung

(Harvard Medical, 2005).

D. Obesitas

Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan

penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000a). Menurut

Choi, et al. (2002), obesitas adalah suatu kondisi abnormal lemak tubuh yang

meningkat akibat asupan energi yang juga relatif meningkat.

Pria cenderung mengalami obesitas tubuh bagian atas (android obesity).

Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit

kardiovaskular daripada obesitas tubuh bagian bawah (Boivin, Brochu, Marceau,

Marceau, Hould, and Tchernof, 2007). Obesitas tubuh bagian bawah merupakan

(34)

obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita yang sering disebut gynoid obesity

(Bergman, Van-Citters, Mittelman, Dea, Hamilton, Wessler, et al., 2001).

Penelitian Framingham menunjukkan bahwa kelebihan berat badan

sebesar 20% dari berat badan relatif dapat mempengaruhi kesehatan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi obesitas yaitu asupan makanan, genetik, tingkat sosial, umur,

dan jenis kelamin. Aktivitas fisik juga berperan dalam mempengaruhi

keseimbangan kalori. Individu yang mengalami obesitas cenderung kurang aktif

atau kurang berolahraga (Isselbacher, Braunwald, Martin, Fauci, and Kasper,

2002).

E. Landasan Teori

Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi meliputi pengukuran

berat badan, tinggi badan, ketebalan kulit, dan lingkar lengan (Wong, et al.,

2008). Pengukuran antropometri dilakukan berdasarkan pengukuran tinggi badan,

berat badan yang dapat menentukan nilai BMI (Mei, et al., 2002). Antropometri

digunakan untuk mengetahui status gizi dan obesitas seseorang. Obesitas

merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan

jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000a). Kolesterol dalam tubuh

yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan

menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis (Gibney, et al., 2008).

Kadar HDL yang semakin tinggi akan menurunkan risiko penyakit jantung, hal ini

disebabkan karena HDL membawa kolesterol dari aliran darah menuju ke hati.

(35)

meningkatnya kadar kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol dan menurunkan

kadar HDL kolesterol (Lemieux, et al., 2000).

Rasio kolesterol total/HDL sangatlah penting dan berguna dalam

menentukan risiko terjadinya penyakit jantung iskemik (Harvard Medical, 2005).

Penelitian oleh Sanlier and Yabanci (2007), melibatkan 172 responden pria dan

183 responden wanita dengan rentang umur 19-23 tahun di Turki menunjukkan

meningkatnya BMI akan meningkatkan kadar rasio kolesterol total/HDL pada

responden pria dan wanita. Gambaran tentang profil lipid seseorang dapat

ditentukan dari pengukuran antropometri berupa BMI dengan melihat korelasi

antara BMI dan rasio kolesterol total/HDL sehingga dapat dijadikan sebagai

prediktor penyakit kardiovaskular.

F. Hipotesis

Terdapat korelasi positif bermakna antara BMI terhadap rasio kolesterol

total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata

(36)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian

observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara

fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun

antar faktor efek. Penelitian cross-sectional adalah suatu penelitian dimana

variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian

diukur dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini menganalisis korelasi antara body mass index sebagai faktor risiko

terhadap rasio kolesterol total/HDL sebagai faktor efek. Data penelitian yang

diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data

penelitian.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Ukuran body mass index (BMI).

2. Variabel tergantung

(37)

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali : usia dan keadaan puasa.

b. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas dan gaya hidup subyek

penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Responden penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa

dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama

dalam penelitian ini.

2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan

hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi adalah usia dan latar

pendidikan responden penelitian. Pengukuran antropometri meliputi

pengukuran body mass index (BMI). Pemeriksaan profil lipid meliputi kadar

kolesterol total dan kadar HDL yang diperoleh dari hasil laboratorium.

3. Pengukuran body mass index (BMI) adalah perhitungan berat badan dalam

kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter persegi (m2).

4. Pengukuran rasio kolesterol total/HDL adalah perbandingan kadar kolesterol

total dengan kadar HDL hasil pemeriksaan laboratorium Parahita dengan

(38)

5. Kolesterol total adalah kadar kolesterol dalam darah yang diperoleh dari data

pemeriksaan laboratorium saat responden berpuasa 8-10 jam sebelum

pengambilan darah.

6. Kadar HDL adalah kadar HDL dalam darah yang diperoleh dari data

pemeriksaan laboratorium saat responden berpuasa 8-10 jam sebelum

pengambilan darah.

D. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu

mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata

Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama dalam

penelitian ini. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang

menderita penyakit jantung koroner, demam, hamil, oedem, mengkonsumsi obat

penurun kadar lemak darah, penyakit hati akut maupun kronis, penyakit

peradangan akut dan kronis. Jumlah responden penelitian yang ditetapkan sebesar

129 orang yang terdiri dari 60 laki-laki dan 69 perempuan. Jumlah minimum

sampel yaitu sebesar 30 subyek (Spiegel and Stephens, 2007).

Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan data

pertama dilaksanakan pada tanggal 8 September 2012 di Kampus III Paingan

Universitas Sanata Dharma dengan jumlah responden wanita yang hadir yaitu 34

responden dari 48 responden wanita yang bersedia bekerja sama dan terdaftar

dalam penelitian dan responden pria yang hadir yaitu 20 responden dari 26

(39)

Pengambilan data pertama pada responden wanita terdapat 1 responden yang

dieklusi karena tidak berpuasa. Pengambilan data kedua dilaksanakan pada

tanggal 15 September 2012 di Kampus Paingan dengan jumlah responden wanita

yaitu 37 responden dari 41 responden wanita yang bersedia bekerja sama dan

terdaftar dalam penelitian. Responden pria yang hadir yaitu 41 responden dari 56

responden pria yang bersedia bekerja sama dan terdaftar dalam penelitian.

Pengambilan data kedua terdapat 1 responden wanita dan 1 responden pria yang

dieklusi karena tidak berpuasa. Data pemeriksaan yang dipakai sebagai data yaitu

69 responden dari 87 responden wanita dan 60 responden dari 82 responden pria.

Skema responden dapat dilihat pada gambar 3.

(40)

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai September 2012. Pengambilan

data pertama dilakukan pada tanggal 8 September 2012 dan pengambilan data

kedua dilakukan pada tanggal 15 September 2012.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan penelitian payung yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa

dan Tekanan Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok

dengan kajian yang berbeda-beda.

Kajian dari penelitian ini meliputi :

1. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida.

2. Korelasi Pengukuran Body Fat Percentage terhadap Kadar Trigliserida.

3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap Kadar Trigliserida

4. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap rasio kolesterol

total/HDL

5. Korelasi Pengukuran Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL

6. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

(41)

7. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap rasio HDL/LDL

8. Korelasi Pengukuran Body Fat Percentage terhadap rasio HDL/LDL

9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap rasio HDL/LDL

10.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage

terhadap Tekanan Darah

11.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap Tekanan Darah

12.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap Glukosa Darah Puasa

13.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Skinfold Thickness (triceps,

abdominal, suprailiac) terhadap Glukosa Darah Puasa.

Penelitian ini fokus pada korelasi body mass index (BMI) terhadap rasio

kadar kolesterol total/HDL.

G. Teknik Sampling

Pengambilan sampel (teknik sampling) pada penelitian ini adalah secara

non-random sampling (pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis

purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling adalah

tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai

responden. Pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau

(42)

mengidentifikasi semua karakteristik populasi, kemudian peneliti menetapkan

berdasarkan pertimbangan peneliti sebagian dari anggota populasi untuk menjadi

sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling ini

didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat

badan merk Tanita®, alat pengukur tinggi badan merk Strature®, leaflet dan

informed consent. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan berfungsi

sebagai alat untuk mengukur Body Mass Index. Pemeriksaan kadar kolesterol total

dan HDL dilakukan oleh Laboratorium Parahita dengan menggunakan instrumen

Architect ci 8200.

Suatu instrumen perlu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas. Hal

ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat. Validitas intrumen merupakan

suatu pengujian untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam mengukur suatu data (Hastono, 2001). Reabilitas intrumen adalah

suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya

atau diandalkan, artinya bahwa hasil pengukuran tetap konsisten dan ajeg apabila

dilakukan sebanyak 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan instrumen yang sama (Notoatmodjo, 2010). Ketelitian atau presisi

suatu alat adalah dengan cara menghitung nilai koefisien variasi (CV). Suatu alat

(43)

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah

mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata

Dharma, baik pria maupun wanita. Observasi ulang data mahasiswa dan

mahasiswi dilakukan ke setiap fakultas dan jurusan, selain itu dilakukan

observasi tempat yang digunakan untuk mengumpulkan responden pada saat

pengukuran parameter.

2. Permohonan Izin dan Kerja Sama

Permohonan izin berupa Ethical Clearance diajukan ke Komisi Etik

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah

Mada untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia

yaitu darah. Permohonan izin diajukan ke Wakil Rektor I Universitas Sanata

Dharma kemudian diajukan juga ke Biro Layanan Umum untuk peminjaman

alat. Permohonan kerja sama diajukan ke calon responden dan Laboratorium

Parahita. Permohonan kerja sama yang diajukan ke calon responden berupa

informed consent. Permohonan izin juga diajukan kepada Kelapa Bagian

Rumah Tangga untuk meminjam ruangan yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian.

3. Pembuatan Leaflet dan Informed Consent

a. Leaflet

Leaflet digunakan untuk membantu peneliti memberikan penjelasan kepada

(44)

(body mass index, abdominal skinfold thicknes, lingkar pinggang, dan rasio

lingkar pinggang-panggul) sebagai suatu metode deteksi dini berbagai

masalah kesehatan khususnya mengenai penyakit kardiovaskular. Informasi

lain yang diberikan yaitu pemeriksaan laboratorium meliputi profil lipid

(kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL) serta kadar glukosa yang

berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.

b. Informed Consent

Surat persetujuan (informed concent) merupakan bukti tertulis pernyataan

kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian. Responden yang

bersedia untuk ikut serta dalam penelitian diminta untuk menuliskan nama,

usia, alamat rumah, nomor telepon, dan fakultas atau instansi pekerjaan.

Informed consent yang dibuat telah memenuhi persyaratan Komisi Etik

Penelitian Kodekteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Gajah Mada.

4. Pencarian Responden

Pencarian responden dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat izin

penelitian dari Wakil Rektor I. Surat izin penelitian untuk meminta data nama

serta NIM mahasiswa dan mahasiswi diberikan kepada setiap Dekan Fakultas

Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik pengambilan subyek penelitian

secara random sampling yang mendapatkan 200 data NIM mahasiswa dan

mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Surat

permohonan diajukan kepada Kepala BAPSI untuk meminta nomor handphone

(45)

nomor handphone yang tidak aktif serta banyak calon responden yang tidak

bersedia, sehingga dari 200 calon responden hanya didapatkan 76 calon

responden. Peneliti melakukan pencarian responden yang kedua dengan

menggunakan komunikasi langsung dengan calon responden yang sedang

berada di lingkungan Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik sampling

yang kedua termasuk non-random sampling dengan pendekatan porpusive

sampling. Calon responden yang didapatkan sebanyak 135 responden yang

bersedia sebagai calon responden penelitian ini. Total calon responden yang

bersedia hadir ikut dalam penelititan ini adalah 211 responden. Calon

responden yang bersedia untuk ikut berpartisipasi diundang untuk hadir untuk

briefing. Tujuan dari briefing adalah untuk memberi penjelasan mengenai

maksud dan tujuan penelitian kepada responden yang dijelaskan melalui leaflet

kepada calon responden. Calon responden yang bersedia untuk ikut serta dalam

penelitian akan menandatangani informed consent sebagai suatu bentuk

penyataan tertulis atas kesediaan responden ikut serta dalam penelitian. Jumlah

sampel yang bersedia mendaftar pada saat briefing kurang, sehingga dilakukan

pencarian responden secara tatap muka di wilayah Kampus III Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Pencarian responden dilakukan dengan

memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon

responden. Responden akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran

parameter untuk memberikan informasi ulang terkait tempat dan waktu

pelaksanaan pengukuran parameter. Responden yang tidak hadir pada saat

(46)

5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), alat

kesehatan dikatakan baik jika memenuhi nilai CV≤5%. Pengukuran reabilitas instrumen dilakukan sebanyak lima kali. Instrumen yang divalidasi pada

penelitian ini antara lain timbangan berat badan Tanita® dengan nilai CV

sebesar 0,125%, dan alat pengukur tinggi badan Stature® dengan nilai CV

sebesar 0,027%. Berdasarkan nilai CV tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

instrumen timbangan berat badan dan tinggi badan memenuhi persyaratan

validasi.

6. Pengukuran Parameter

Parameter yang diukur adalah berat badan dan tinggi badan. Pengukuran

berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk menentukan nilai BMI.

a. Berat badan

Responden diwajibkan untuk melepas alas kaki untuk mengurangi faktor

koreksi saat pengukuran berat badan. Pengukuran berat badan dilakukan

dengan menggunakan timbangan. Responden berdiri di atas timbangan

dengan posisi tegak lurus.

b. Tinggi badan

Responden diwajibkan untuk melepas alas kaki untuk mengurangi faktor

koreksi saat pengukuran tinggi badan. Pengukuran tinggi badan dilakukan

dengan menggunakan meteran yang ditempel di tembok dengan posisi tegak

lurus. Responden berdiri tegak lurus sehingga garis meteran menyentuh

(47)

c. Kadar Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL

Pengukuran kadar kolesterol total dan HDL dalam darah dilakukan oleh

pihak Laboratorium Parahita. Kadar kolesterol total yang didapat kemudian

dibandingkan dengan kadar HDL sehingga diperoleh rasio kolesterol

total/HDL. Cara pengambilan darah dilakukan dengan memasang ikatan

pembendungan (toniquet) di lengan atas. Lokasi penusukan pada lipatan

siku dalam responden diberi alkohol, kemudian spuit injeksi disuntikkan

dengan posisi 45o ke pembuluh vena yang terdapat pada siku dalam. Darah

diambil perlahan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Toniquet

dilepas, setelah itu jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan

dengan kapas alkohol. Tempat bekas suntikan ditutup dengan plester.

7. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi kemudian disusun dan

diinterpretasi. Cara pengolahan data dilakukan secara statistik dengan

komputerisasi.

8. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah

dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat

distribusi normal suatu data apabila jumlah sampel lebih dari 50 atau dengan

uji Shapiro-Wilk apabila jumlah sampel kurang dari 50 (Dahlan, 2011). Suatu

data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05. Uji beda

dilakukan dengan melakukan perbandingan kadar kolesterol total, HDL, dan

(48)

BMI ≥23 kg/m2. Apabila data terdistribusi normal maka uji beda yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan, sedangkan apabila data terdistribusi

tidak normal maka uji beda yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. Data

kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data

terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak terdistribusi

normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.

Tabel V. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Kolerasi, Nilai p, dan Arah Kolerasi (Dahlan, 2011)

No Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan Korelasi (r) 0,00-0,199 Sangat lemah 0,20-0,399 Lemah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat

2. Nilai p p<0,05 Terdapat kolerasi

yang bermakna antara dua variabel yang diuji

p>0,05 Tidak terdapat kolerasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji 3. Arah Korelasi + (positif) Searah, semakin

besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. - (negatif) Berlawanan arah.

Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.

9. Pembagian Hasil Pemeriksaan

Pembagian hasil pemeriksaan diberikan secara langsung kepada

(49)

memberikan saran-saran untuk menjaga kesehatan jika ditemukan hasil

pemeriksaan yang tidak normal.

J. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah

dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal

suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari

0,05. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data

terdistribusi normal atau analisis Sperman apabila data tidak terdistribusi normal.

Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.

Data juga diolah untuk melihat apakah terdapat perbedaan bermakna

antara kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI ≥23 kg/m2. Jika data terdistribusi normal digunakan uji t tidak berpasangan, jika data tidak terdistribusi normal

maka digunakan uji Mann-Whitney. Jika nilai p<0,05 maka disimpulkan terdapat

perbedaan yang bermakna (Dahlan, 2011).

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang dialami selama penelitian ini adalah penyesuaian jadwal

para responden. Setiap responden memiliki jadwal kuliah yang berbeda-beda

sehingga menyulitkan peneliti untuk mencari jadwal yang sesuai. Kesulitan

lainnya yang dihadapi adalah keterbatasan peneliti dalam mengontrol kejujuran

(50)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada wilayah kampus III Universitas Sanata

Dharma untuk mengetahui profil kesehatan mahasiswa dan mahasiswi Universitas

Sanata Dharma dan diketahui korelasi BMI dengan rasio kadar kolesterol

total/HDL. Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan

Tekanan Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta”. Pada penelitian ini fokus pada korelasi pengukuran BMI terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL.

Tabel VI. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Wanita (n=69) p Pria (n=60) p

Usia 20 (17-22)** 0,00 21 (17-24)** 0,00

BMI (kg/m2) 22,37 (16,52-36,45)** 0,008 23,83 (17,89-47,13)** 0,00 Kolesterol total

(mg/dL)

177,42 ± 26,61* 0,200 172,65 ± 29,33* 0,200

HDL (mg/dL) 53 (30-74)** 0,018 46,65 ± 8,01* 0,200 Rasio kolesterol

total/HDL (mg/dL)

3,26 (2,37-5,59)** 0,001 3,70 (1,81-6,21)** 0,007

Keterangan : * = rata-rata ± SD

** =median (minimum-maksimum)

p>0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal p<0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal

A. Karakteristik Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 69 responden wanita dan 60 responden pria

Universitas Sanata Dharma yang memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik

penelitian meliputi usia, BMI, kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol

(51)

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dimana digunakan untuk mengetahui

distribusi data. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dilakukan apabila responden

penelitian lebih dari 50 orang. Suatu data dikatakan normal jika nilai signifikansi

p>0,05. Normalitas data juga digambarkan melalui gambar histogram dan

dikatakan normal jika simetris, tidak miring kiri maupun kanan, tidak terlalu

tinggi atau terlalu rendah (Dahlan, 2011).

1. Usia

Subyek penelitian adalah mahasiswa-mahasiswi Kampus III Universitas

Sanata Dharma dengan rentang umur pada wanita yaitu 17-22 tahun dengan nilai

tengah yaitu 20 tahun. Uji normalitas usia responden menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov karena jumlah responden lebih dari 50 orang (Dahlan,

2011).

Gambar 4. Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita

Uji normalitas usia pada responden wanita memperoleh nilai p=0,00.

Gambar histogram (gambar 4) dan nilai p pada responden wanita dapat

(52)

Penelitian pada 329 wanita di Cina menunjukkan bahwa usia memiliki hubungan

yang signifikan dengan obesitas secara umum dan faktor risiko penyakit

kardiovaskular (Chang, Wu, Yao, Yang, Wu, and Lu, 2000).

Subyek penelitian pada pria memiliki rentang usia 17-24 tahun dengan

nilai tengah yaitu 21 tahun. Uji normalitas usia responden pada pria

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Gambar 5. Histogram Distribusi Usia pada Responden Pria

Uji normalitas usia pada responden pria memperoleh nilai p=0,00 yang

menunjukkan bahwa usia pada responden pria terdistribusi tidak normal.

Penelitian oleh Prayogie (2011), melibatkan 70 orang pria berusia 30-50 tahun

dari Universitas Sanata Dharma memiliki distribusi usia normal dengan p=0,198.

2. Body Mass Index (BMI)

Hasil rerata BMI responden wanita yang diperoleh pada penelitian ini

(53)

36,45 kg/m2 sedangkan nilai BMI terkecil responden yang diperoleh yaitu 16,52

kg/m2.

Gambar 6. Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita

Uji normalitas BMI pada responden wanita memperoleh nilai p= 0,008

yang menunjukkan bahwa persebaran BMI tidak merata. BMI digunakan sebagai

indikator gizi untuk menilai dan menunjukkan status gizi orang dewasa. Data BMI

telah terbukti penting tidak hanya dalam memantau tingkat gizi, tetapi juga tingkat

overweight serta obesitas seseorang (Weisell, 2002).

(54)

Penelitian ini memperoleh nilai median BMI pada responden pria yaitu

sebesar 23,83 kg/m2dengan ukuran BMI terkecil yaitu 17,89 kg/m2dan terbesar

yaitu 47,13 kg/m2. Uji normalitas BMI memperoleh nilai p=0,00. Histogram data

BMI pada responden pria menunjukkan bahwa data BMI cenderung miring ke kiri

(gambar 7). Berdasarkan gambar histogram dan nilai p, maka dapat disimpulkan

bahwa BMI terdistribusi tidak normal.

Penelitian oleh Sanlier and Yabanci (2007), melibatkan mahasiswa

Universitas Vocational Education Faculty yaitu 172 responden pria dan 183

responden wanita dengan rentang umur 19-23 tahun di Turki menunjukkan berat

badan, tinggi badan, dan nilai BMI ditemukan cukup tinggi pada laki-laki

dibandingkan dengan perempuan (p <0,001). Peningkatan BMI merupakan faktor

risiko penting untuk penyakit kardiovaskular pada orang dewasa. Menurut

Adams, Schatzkin, Harris, Kipnis, Mouw, Ballard-Barbash, et al. (2006),

peningkatan risiko kardiovaskular berkaitan dengan nilai BMI yang terlalu tinggi

dengan peningkatan umur pada pria dan wanita (Adams, Schatzkin, Harris,

Kipnis, Mouw, Ballard-Barbash, et al., 2006).

3. Kolesterol Total

Rerata kadar kolesterol total responden wanita pada penelitian ini yaitu

sebesar 177,42 mg/dL. Kadar kolesterol total terkecil yaitu 109 mg/dL dan nilai

kolesterol total terbesar yaitu 237 mg/dL. Uji normalitas data kolesterol total pada

(55)

bahwa data terdistribusi normal. Histogram kolesterol total berbentuk simetris dan

tidak miring ke kiri maupun ke kanan (gambar 8).

Gambar 8. Histogram Distribusi Kolesterol Total pada Responden Wanita

Menurut Graedon (2002), kadar kolesterol total dikatakan normal apabila

<200 mg/dL. Hasil kadar kolesterol total rerata pada responden wanita

menunjukkan nilai kadar kolesterol total termasuk dalam kategori normal. Nilai

kolesterol total terbesar melebihi batas normal sehingga termasuk dalam kategori

batas tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Fulks, Stout, and Dolan (2009),

menunjukkan bahwa kadar kolesterol total pada responden wanita berumur 20-59

tahun lebih kecil dibandingkan responden wanita berumur di atas 60 tahun. Kadar

kolesterol dan risiko penyakit jantung koroner mempunyai hubungan yang

berkesinambungan. Studi prospektif menunjukkan bahwa kelompok individu

dengan tingkat kolesterol yang rendah memiliki risiko perkembangan penyakit

(56)

Gambar 9. Histogram Distribusi Kolesterol Total pada Responden Pria

Rerata kadar kolesterol total responden pria yang diperoleh pada

penelitian ini yaitu sebesar 172,65 mg/dL. Nilai kolesterol total terbesar

responden pria yang diperoleh yaitu 227 mg/dL sedangkan nilai kolesterol total

terkecil responden pria yang diperoleh yaitu 98 mg/dL. Uji normalitas kolesterol

total memperoleh nilai p=0,200. Histogram data kolesterol total pada responden

pria menunjukkan bahwa data kolesterol total cenderung simetris (gambar 9).

Penelitian yang dilakukan oleh Yang, Xiao, Yang, Ji, Jia, Weng, et al. (2012),

menunjukkan bahwa kadar kolesterol total pada responden pria lebih besar

dibandingkan responden wanita dengan rentang umur 20-29 tahun pada populasi

di Cina.

4. High Density Lipoprotein (HDL)

Nilai median HDL responden wanita pada penelitian ini adalah 53 mg/dL

(57)

mg/dL. Nilai median HDL responden wanita termasuk dalam kategori normal.

Kadar HDL terbesar termasuk dalam kategori tinggi sedangkan kadar HDL

terkecil termasuk dalam kategori rendah. Uji normalitas HDL memperoleh nilai

p=0,018 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Histogram data

HDL pada responden wanita menunjukkan bahwa data cenderung miring ke kiri

(gambar 10).

Gambar 10. Histogram Distribusi HDL pada Responden Wanita

Kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) memiliki hubungan

dengan risiko penyakit kardiovaskular (Barter, et al., 2007). High density

lipoprotein (HDL) memiliki efek yaitu sebagai anti-aterosklerosis dan juga

menghambat oksidasi kolesterol low density lipoprotein (Bleda, Haro, Varela,

Esparza, Rodriguez, and Acin, 2012). Wanita biasanya memiliki kadar kolesterol

HDL lebih tinggi dibandingkan laki-laki (NCEP, 2002). Peningkatan HDL

sebesar 10 mg/dL akan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 29%

(58)

Gambar 11. Histogram Distribusi HDL pada Responden Pria

Kadar HDL rerata responden pria pada penelitian ini yaitu sebesar 46,65

mg/dL. Nilai HDL terkecil yaitu 31 mg/dL dan nilai HDL terbesar yaitu 74

mg/dL. Uji normalitas data HDL pada responden pria memiliki nilai p=0,200.

Data HDL ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Nilai HDL <40

mg/dL akan lebih banyak dimiliki oleh pria, yaitu kira-kira sepertiga pada pria

dan sekitar seperlima pada wanita dalam populasi umum (NCEP, 2002).

5. Rasio Kolesterol Total/HDL

Nilai median rasio kolesterol total/HDL responden wanita pada

penelitian ini adalah 3,26. Nilai rasio kolesterol total/HDL terbesar adalah 5,59

dan nilai rasio kolesterol total/HDL terkecil adalah 2,37. Uji normalitas rasio

kolesterol total/HDL memperoleh p=0,001 yang menunjukkan bahwa data

(59)

responden wanita menunjukkan bahwa data rasio kolesterol total/HDL cenderung

miring ke kiri (gambar 12).

Gambar 12. Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Wanita

Menurut Pereira (2012), rasio kolesterol total/HDL sangatlah penting

dalam memprediksi terjadinya risiko penyakit kardiovaskular. Nilai median rasio

kolesterol total/HDL responden wanita berdasarkan kriteria American Heart

Association (2009a), termasuk dalam kategori resiko penyakit jantung yang

rendah.

Nilai median rasio kolesterol total/HDL responden pria adalah 3,70. Nilai

rasio kolesterol total/HDL terbesar adalah 6,21 dan nilai rasio kolesterol

total/HDL terkecil adalah 1,81. Uji normalitas rasio kolesterol total/HDL

memperoleh p=0,007 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal.

Histogram rasio kolesterol total/HDL data pada responden pria menunjukkan

(60)

Gambar 13. Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Pria

Nilai median rasio kolesterol total/HDL responden pria berdasarkan

kriteria American Heart Association (2009a), termasuk dalam kategori resiko

penyakit jantung yang sangat rendah.

B. Perbandingan Kolesterol Total, HDL dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2

Analisis komparatif bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan yang

bermakna antara variabel bebas dengan kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol

total/HDL. Responden akan dibedakan menjadi dua kelompok menurut BMI yaitu

kelompok dengan BMI <23 kg/m2 dan kelompok dengan BMI ≥23 kg/m2. Penelitian ini membandingkan kadar kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol

total/HDL pada kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI ≥23 kg/m2. Kategori

(61)

yang termasuk dalam kategori overweight, resiko obesitas, obesitas I, dan obesitas

II adalah kelompok dengan nilai BMI≥23 kg/m2pada orang dewasa Asia (WHO, 2000b). Uji normalitas kolesterol total, HDL dan rasio kolesterol total/HDL pada

responden wanita memperoleh data terdistribusi normal pada kelompok BMI <23

kg/m2 dan kelompok BMI≥23 kg/m2. Uji beda yang digunakan pada pengujian kolesterol total, HDL dan rasio kolesterol total/HDL adalah uji t tidak

berpasangan karena pada uji normalitas memperoleh data terdistribusi normal. Uji

normalitas kolesterol total dan rasio kolesterol total/HDL pada responden pria

terdistribusi normal pada kelompok BMI <23 kg/m2dan pada kelompok BMI≥23

kg/m2. HDL pada kelompok BMI <23 kg/m2terdistribusi normal sedangkan pada

kelompok BMI≥23 kg/m2terdistribusi tidak normal. Uji beda pada responden pria untuk pengujian kolesterol total dan rasio kolesterol total/HDL yang digunakan

adalah uji t tidak berpasangan sedangkan uji beda yang digunakan untuk

pengujian HDL adalah Mann-Whitney.

Tabel VII. Perbandingan Kolesterol Total, HDL dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2

Responden

Kolesterol Total 176,05 mg/dL 179,56 mg/dL 0,953** HDL 56,69 mg/dL 47,63 mg/dL 0,930** Rasio Kolesterol

Kolesterol Total 161,80 mg/dL 180,40 mg/dL 0,300** HDL 48,32 mg/dL 45,46 mg/dL 0,091** Rasio Kolesterol

Total/HDL

3,406 4,099 0,051**

Gambar

Tabel IKlasifikasi  BMI menurut WHO pada Orang Dewasa
Gambar 16Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap HDL
Tabel I. Klasifikasi  BMI menurut WHO pada Orang Dewasa Asia(WHO, 2000b)
Gambar 1. Pengukuran Berat Badan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Prosesnya dimulai dari bagian stok barang memasukkan atau mengubah data jenis bahan baku, kemudian aplikasi bertugas menyimpan data kedalam data master jenis dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh metode tipe jigsaw terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan

Salah satu upaya yang dilakukan selama ini dalam meminimalkan gangguan lalu lintas kendaraan dan mengurangi tingkat resiko kecelakaan bagi pejalan kaki di daerah perkotaan

Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)” atau “Problem Based Learning (PBL)”. Pendekatan pembelajaran ini

besar terjadinya penyalahgunaan anggaran terdapat pada Pemberian Belanja Hibah Kabupaten Siak Tidak Sesuai Ketentuan dan Membebani Keuangan Daerah sebesar Rp:

Metode ini dapat diaplikasikan pada matakuliah Ilmu Falak II di Prodi Hukum Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia, sehingga secara integrasi

Selanjutnya, pada saat pengaruh fasa sudah tidak signifikan lagi, diperoleh kesalahan puncak spektrum akibat penggunaan fungsi jendela kotak, Hanning , dan flattop dengan nilai