Kajian Potensi Korupsi APBD Se Provinsi Riau
Potensi 536.775.011.641,30 Milyar Uang Riau Menguap
Pemeriksaan BPK RI
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu dilakukan
pemeriksaan oleh satu Badan Pemeriksa Keuangan
telah ditetapkan dalam Pasal 23E Undang
1945.
Melihat dari hasil Audit BKP Perwakilan Propinsi Riau terlihat sangat jelas beberapa
keganjalan dan pelanggaran dari kinerja pemerintah dalam hal pengelolaan Anggaran Daerah
baik itu Propinsi maupun Kabupaten/Kota se
Ketidakpatuhan terhadap undang
kerugian Negara, adanya kekurangan penerimaan, ketidakhematan/pemborosan dan
ketidakefektifan. Bentuk-bentuk pelanggaran
tingkat I maupun tingkat II, tercatat di Propinsi Riau ter
9 kasus, Kabupaten Inhu 20 kasus, Kabupaten Kuansing
Kota Dumai 4 kasus, Kota Pekanbaru 7 kasus, Kabupaten Kampar 8 kasus, Kabupaten Rohil
14 kasus dan Kabupaten Rohul 5 kasus.
paling tinggi tingkat pelanggarrannya adalah pada kerugian negara dan pemborosan anggran.
Berdasarkan hasil audi
telah merugikan negara dari berbagai unsur penyalahgunaan anggaran, yang paling banyak
penyelewangan terjadi pada Dinas
-50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 91,46 5,38 253,57 Bi lli on s
Prosentase Pelanggaran Keuangan di Prop. Riau
Kajian Potensi Korupsi APBD Se Provinsi Riau
Oleh: Fitra-Riau
Milyar Uang Riau Menguapn Berdasarkan
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu dilakukan
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri, sebagaimana
telah ditetapkan dalam Pasal 23E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Melihat dari hasil Audit BKP Perwakilan Propinsi Riau terlihat sangat jelas beberapa
keganjalan dan pelanggaran dari kinerja pemerintah dalam hal pengelolaan Anggaran Daerah
baik itu Propinsi maupun Kabupaten/Kota se-Riau pada tahun anggaran 2011.
atuhan terhadap undang-undang menyebabkan adanya kerugian
kerugian Negara, adanya kekurangan penerimaan, ketidakhematan/pemborosan dan
bentuk pelanggaran tersebut terjadi disetiap pemerintah daerah baik
aupun tingkat II, tercatat di Propinsi Riau terdapat 38 kasus, Kabupaten bengkalis
9 kasus, Kabupaten Inhu 20 kasus, Kabupaten Kuansing 20 kasus, Kabupaten siak 14 kasus,
Kota Dumai 4 kasus, Kota Pekanbaru 7 kasus, Kabupaten Kampar 8 kasus, Kabupaten Rohil
14 kasus dan Kabupaten Rohul 5 kasus. Dari banyaknya kasus pelanggaran tersebut yang
paling tinggi tingkat pelanggarrannya adalah pada kerugian negara dan pemborosan anggran.
asarkan hasil audit BPK RI terhitung sebesar Rp:
536.775.011.641,30
telah merugikan negara dari berbagai unsur penyalahgunaan anggaran, yang paling banyak
penyelewangan terjadi pada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Riau
253,57
43,13
16,70 23,30 43,55
7,86 12,58
Prosentase Pelanggaran Keuangan di Prop. Riau
Berdasarkan Laporan Hasil
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu dilakukan
yang bebas dan mandiri, sebagaimana
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Melihat dari hasil Audit BKP Perwakilan Propinsi Riau terlihat sangat jelas beberapa
keganjalan dan pelanggaran dari kinerja pemerintah dalam hal pengelolaan Anggaran Daerah
Riau pada tahun anggaran 2011.
kerugian Negara, potensi
kerugian Negara, adanya kekurangan penerimaan, ketidakhematan/pemborosan dan
tersebut terjadi disetiap pemerintah daerah baik
dapat 38 kasus, Kabupaten bengkalis
20 kasus, Kabupaten siak 14 kasus,
Kota Dumai 4 kasus, Kota Pekanbaru 7 kasus, Kabupaten Kampar 8 kasus, Kabupaten Rohil
Dari banyaknya kasus pelanggaran tersebut yang
paling tinggi tingkat pelanggarrannya adalah pada kerugian negara dan pemborosan anggran.
536.775.011.641,30
nyatanya
telah merugikan negara dari berbagai unsur penyalahgunaan anggaran, yang paling banyak
Pekerjaan Umum Propinsi Riau yaitu sebesar Rp:
22,77 16,51
11.707.527.071,21. Kemudian di Dinas pemuda dan olahraga sebesar Rp:
dan di sekretariat DPRD dan Sekda untuk Perjalanan dinas sebesar Rp: 21.895.257.973,00.
Dari temuan BPK tersebut dapat kita simpulkan bahwa kinerja dari
Propinsi Riau tidak ada itikat baik dalam hal pengelolaan keuangan, persoalannya bukan
adanya kemajuan pada opini hassil audit BPK dan juga tidak sekadar jumlah kasus
penyimpangan uang ditemukan. Persoalannya adalah audit BPK hanya sebat
yang hasinya sedikit sekali yang ditindaklanjuti. Selain itu yang dikhawatirkan opini BPK
pun rawan tawar menawar, hasil audit yang diserahkan kepada DPRD juga tidak mendapat
perhatian serius dibandingkan keseriusan DPRD dalam membuat Rancang
Pendapatan dan Belanja Daerah. Badan
sebagai alat kelengkapan baru DPR yang belum menunjukan kinerja yang berarti terhadap
hasil audit BPK.
Kerugian negara pada umumnya timbul karna beberapa fakt
1. Pengadaan barang/jasa fiktif
2. Rekanan pengadaan barang/jasa tidak tidak menyelesaikan pekerjaan
3. Kekurangan volume pekerjaan
4. Kelebihan pembayaran
5. Pemahalan harga diatas standar yang ditetapkan (
6. Pembayaran honorarium dan biaya perjalanan dinas ganda
7. Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak
8. Pembebanan biaya tidak sesuai atau melebihi ketentuan
Potensi kerugian Negara timbul karna beberapa faktor:
1. Aset dikuasai pihak lain
2. Pembelian aset yang berstatus sengketa
3. Aset tetap tidak diketahui keberadaannya
4. Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak tertagih
5. Dll.
Telihat pada tabel di bawah ini bentuk pelanggaran pengelolaan keuangan
Riau TA 2011:
No Kasus
1 Kelebihan pembayaran Honorarium
2 Perjalanan Dinas Luar Daerah tidak sesuai senyatanya
3 Perjalanan Dinas yang Waktu Pelaksanaannya Bersamaan Dengan Kegiatan Lain dan Tidak
Dilakukan Sesuai SPT
4 Kelebihan Pembayaran Belanja Jasa Publikasi
5
Memboroskan Keuangan Daerah
Kemudian di Dinas pemuda dan olahraga sebesar Rp:
dan di sekretariat DPRD dan Sekda untuk Perjalanan dinas sebesar Rp: 21.895.257.973,00.
Dari temuan BPK tersebut dapat kita simpulkan bahwa kinerja dari
Propinsi Riau tidak ada itikat baik dalam hal pengelolaan keuangan, persoalannya bukan
adanya kemajuan pada opini hassil audit BPK dan juga tidak sekadar jumlah kasus
penyimpangan uang ditemukan. Persoalannya adalah audit BPK hanya sebat
yang hasinya sedikit sekali yang ditindaklanjuti. Selain itu yang dikhawatirkan opini BPK
pun rawan tawar menawar, hasil audit yang diserahkan kepada DPRD juga tidak mendapat
perhatian serius dibandingkan keseriusan DPRD dalam membuat Rancang
Pendapatan dan Belanja Daerah. Badan akuntabilitas keuangan Negara/Daerah DPRD hanya
sebagai alat kelengkapan baru DPR yang belum menunjukan kinerja yang berarti terhadap
Kerugian negara pada umumnya timbul karna beberapa faktor:
Pengadaan barang/jasa fiktif
Rekanan pengadaan barang/jasa tidak tidak menyelesaikan pekerjaan
Kekurangan volume pekerjaan
Kelebihan pembayaran
Pemahalan harga diatas standar yang ditetapkan (mark up)
Pembayaran honorarium dan biaya perjalanan dinas ganda
Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak
Pembebanan biaya tidak sesuai atau melebihi ketentuan
Potensi kerugian Negara timbul karna beberapa faktor:
k lain
Pembelian aset yang berstatus sengketa
Aset tetap tidak diketahui keberadaannya
Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak tertagih
Telihat pada tabel di bawah ini bentuk pelanggaran pengelolaan keuangan
Pelaku Potensi Kerugian
Kelebihan pembayaran Honorarium 8 SKPD
Perjalanan Dinas Luar Daerah tidak sesuai
19 SKPD Perjalanan Dinas yang Waktu Pelaksanaannya
Bersamaan Dengan Kegiatan Lain dan Tidak Sekretariat
Daerah
Kelebihan Pembayaran Belanja Jasa Publikasi Sekretariat DPRD & Sekda
Memboroskan Keuangan Daerah Sekretariat DPRD & Sekda
Kemudian di Dinas pemuda dan olahraga sebesar Rp: 42.125.422.247,80
dan di sekretariat DPRD dan Sekda untuk Perjalanan dinas sebesar Rp: 21.895.257.973,00.
Dari temuan BPK tersebut dapat kita simpulkan bahwa kinerja dari Pemerintah daerah
Propinsi Riau tidak ada itikat baik dalam hal pengelolaan keuangan, persoalannya bukan
adanya kemajuan pada opini hassil audit BPK dan juga tidak sekadar jumlah kasus
penyimpangan uang ditemukan. Persoalannya adalah audit BPK hanya sebatas formalitas
yang hasinya sedikit sekali yang ditindaklanjuti. Selain itu yang dikhawatirkan opini BPK
pun rawan tawar menawar, hasil audit yang diserahkan kepada DPRD juga tidak mendapat
perhatian serius dibandingkan keseriusan DPRD dalam membuat Rancangan Anggaran
Daerah DPRD hanya
sebagai alat kelengkapan baru DPR yang belum menunjukan kinerja yang berarti terhadap
Rekanan pengadaan barang/jasa tidak tidak menyelesaikan pekerjaan
Telihat pada tabel di bawah ini bentuk pelanggaran pengelolaan keuangan di Prop.
Potensi Kerugian 755.701.800,00 1.030.399.600,00 37.226.800,00 14.500.000,00 619.446.000,00
6 Pemberian Biaya Peliputan Kepada Wartawan dan Memboroskan Keuangan Daerah
7
Belanja Dokumentasi Untuk Kegiatan Peliputan Kegiatan Pemerintah Se-Provinsi Riau tidak ada bukti yang memadai
8
Realisasi Anggaran Belanja Untuk Fasilitasi Rapat Kerja Nasional Asosiasi
Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) tidak tepat sasaran
9 Belanja Makanan dan Minuman Tidak
Mempunyai Dasar Hukum
10 Pemberian Uang Transport kepada TamPimpinan dan Anggota DPRD
Provinsi Riau tidak sesuai ketentuan
11 Terdapat Pemborosan Pengadaan Pakaian Dinas Sejumlah SKPD di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau TA 2011
12 Barang Hasil Pengadaan Peralatan/Perlengkapan Olahraga Tidak Dapat Diidentifikasi
13
Pembayaran Atas Pekerjaan YangTidak
Dilaksanakan Pada Pengadaan Peralatan Venues dan Peralatan Tanding 39 Cabang Olahraga PON XVIII Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah
14 Pengadaan Kelengkapan Olahraga Kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Nasional
Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah 15
Pengeluaran Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XI Tahun 2011 Tidak Didukung Dengan Bukti Pertanggungjawaban Yang Memadai 16
Terdapat Kelebihan Pembayaran Tiga Item Pekerjaan Pengembangan Dan Penataan
Kawasan Danau Kebun Nopi Kabupaten Kuantan Singingi Yang Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah
17
Penambahan Nilai Kontrak Pembangunan Tugu Depan Kantor Gubernur Riau
Tidak Layak Dibayarkan Senilai 18
Terdapat Item Pekerjaan Pemasangan Wheep Hole Dan Tes Mutu Beton Pada Pembangunan Drainase Stadion Utama Dan Kawasan Sekitarnya Tidak Seharusnya Dibayarkan
19
Keterlambatan Pelaksanaan Rehabilitasi Asrama Mahasiswa Dang Merdu Putra
Putri Bogor Belum Dikenakan Denda Keterlambatan
Pemberian Biaya Peliputan Kepada Wartawan
dan Memboroskan Keuangan Daerah Sekretariat DPRD
Belanja Dokumentasi Untuk Kegiatan Peliputan
Provinsi Riau tidak ada Biro Hubungan
Masyarakat Realisasi Anggaran Belanja Untuk Fasilitasi Rapat
Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI)
Pemprov riau Belanja Makanan dan Minuman Tidak
Mempunyai Dasar Hukum
Ketua DPRD, Wakil DPRD, Sekwan Pemberian Uang Transport kepada Tamu-Tamu
Pimpinan dan Anggota DPRD
Provinsi Riau tidak sesuai ketentuan Pimpinan & anggota DPRD
Terdapat Pemborosan Pengadaan Pakaian Dinas Sejumlah SKPD di Lingkungan Pemerintah
SKPD g Hasil Pengadaan Peralatan/Perlengkapan
Olahraga Tidak Dapat Diidentifikasi Dispora 21.816.317.600,00
Pembayaran Atas Pekerjaan YangTidak
Dilaksanakan Pada Pengadaan Peralatan Venues dan Peralatan Tanding 39 Cabang Olahraga PON
erugikan Keuangan Daerah Dispora 16.741.715.108,80
Pengadaan Kelengkapan Olahraga Kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XI
Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Dispora
Pengeluaran Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XI Tahun 2011 Tidak Didukung Dengan
Bukti Pertanggungjawaban Yang Memadai Dispora
Terdapat Kelebihan Pembayaran Tiga Item Pekerjaan Pengembangan Dan Penataan
Kawasan Danau Kebun Nopi Kabupaten Kuantan Singingi Yang Berindikasi Merugikan Keuangan
Dispora Penambahan Nilai Kontrak Pembangunan Tugu
ubernur Riau
Tidak Layak Dibayarkan Senilai PU
Terdapat Item Pekerjaan Pemasangan Wheep Hole Dan Tes Mutu Beton Pada Pembangunan Drainase Stadion Utama Dan Kawasan Sekitarnya
Tidak Seharusnya Dibayarkan PU
Keterlambatan Pelaksanaan Rehabilitasi Asrama Mahasiswa Dang Merdu Putra
Putri Bogor Belum Dikenakan Denda
PU 184.600.000,00 339.801.000,00 134.891.500,00 534.000.000,00 92.402.600,00 3.781.935.875,00 21.816.317.600,00 16.741.715.108,80 1.056.101.123,00 505.736.000,00 2.005.552.416,00 161.891.000,00 112.816.000,00 32.208.735,00
20
Terdapat Perubahan Metode Pemancangan Yang Tidak Sesuai Ketentuan dan
Kelebihan Pembayaran Dua Item Pekerjaan Pada Pembangunan Gedung WIP
Bandara Sultan SyarifKasim II
21 Hasil Pengadaan Belanja Modal yang Diserahkan Kepada Masyarakat tidak ada ketetapan
gubernur
22 Dinas Kesehatan Belum Mencairkan Jaminan Pelaksanaan
23
Denda Keterlambatan Pekerjaan Fisik Pembangunan Rumah Dokter dan Paramedis Puskesmas Lubuk Kandis Kabupaten Indragiri Hulu dan sisa uang muka
24 Kelebihan Pembayaran Pada Tujuh Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan
25
Terdapat Kelebihan Pembayaran Pada Paket Pekerjaan Pembangunan Sisi Udara
Bandara Pasir Pengaraian Jaminan Pemeliharaan Yang Belum Dicairkan
26 Kelebihan Pembayaran Pada Lima Paket Pekerjaan Peningkatan,
Rehabilitasi Dan PerbaikanDaerahIrigasi
27 Kelebihan Pembayaran Pada Dua Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan di Kabupaten Rokan
Hulu 28
Pemantauan Pengembalian Investasi Non Permanen Koperasi Wanita (Gender)
Kurang Optimal dan Bunga Pinjaman belum di setor ke kas daerah
28
Dua PNS RSUD Arifin Achmad Yang Mendapat Tugas Belajar Masih
Memperoleh Tunjangan Beban Kerja (TBK) 29
Terdapat Kelebihan Pembayaran Tunjangan Fungsional dan Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Kepada Dua Orang Pegawai RSUD Arifin Achmad yang Melakukan Tugas Belajar
30 Aturan Pemberian Uang Jasa Jaga di RSUD Arifin Achmad Belum Mengacu Pedoman Penyusunan
APBD TA 2011
31 Pengadaan Jasa Sewa Gedung Pada Kegiatan Pawai Budaya Provinsi Riau Berindikasi
Merugikan Daerah
32 Terdapat Kelebihan Pembayaran Sewa Mobilitas Darat pada Kegiatan POPNAS XI Provinsi Riau 33 Proses Pengadaan Barang/Jasa Empat Kegiatan
Pada BAPPEDA Tidak Sesuai Ketentuan yang Terdapat Perubahan Metode Pemancangan Yang Tidak Sesuai Ketentuan dan
Kelebihan Pembayaran Dua Item Pekerjaan Pada Pembangunan Gedung WIP
Bandara Sultan SyarifKasim II PU
Hasil Pengadaan Belanja Modal yang Diserahkan Kepada Masyarakat tidak ada ketetapan
10.557.683.500,00 Dinas Kesehatan Belum Mencairkan Jaminan
Dinas kesehatan Denda Keterlambatan Pekerjaan Fisik
Pembangunan Rumah Dokter dan Paramedis Puskesmas Lubuk Kandis Kabupaten Indragiri
Dinas kesehatan Kelebihan Pembayaran Pada Tujuh Paket
Pekerjaan Peningkatan Jalan PU
Terdapat Kelebihan Pembayaran Pada Paket Pekerjaan Pembangunan Sisi Udara
Bandara Pasir Pengaraian Jaminan Pemeliharaan PU Kelebihan Pembayaran Pada Lima Paket
Rehabilitasi Dan PerbaikanDaerahIrigasi PU
Kelebihan Pembayaran Pada Dua Paket
Pekerjaan Peningkatan Jalan di Kabupaten Rokan PU Pemantauan Pengembalian Investasi Non
Permanen Koperasi Wanita (Gender)
Kurang Optimal dan Bunga Pinjaman belum di Dua PNS RSUD Arifin Achmad Yang Mendapat Memperoleh Tunjangan Beban Kerja (TBK) Terdapat Kelebihan Pembayaran Tunjangan Fungsional dan Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Kepada Dua Orang Pegawai RSUD Arifin Achmad yang Melakukan Aturan Pemberian Uang Jasa Jaga di RSUD Arifin Achmad Belum Mengacu Pedoman Penyusunan Pengadaan Jasa Sewa Gedung Pada Kegiatan Pawai Budaya Provinsi Riau Berindikasi
Kelebihan Pembayaran Sewa Mobilitas Darat pada Kegiatan POPNAS XI Provinsi Riau Proses Pengadaan Barang/Jasa Empat Kegiatan Pada BAPPEDA Tidak Sesuai Ketentuan yang
37.040.000,00 10.557.683.500,00 43.304.200,00 179.156.411,60 51.450.606,26 127.747.877,00 593.565.315,83 33.124.037,12 77.220.000,00 99.827.800,00 52.800.000,00 2.058.775.000,00 31.200.000,00 73.450.000,00 571.606.324,00
Berlaku
34 Terdapat Kelebihan Pembayaran Makan Minum dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Makan
Minum serta Kesalahan Klasifikasi Anggaran 35 Bukti Pertanggungjawaban Belanja Bantuan
Sosial Tidak Diyakini Kebenarannya 36
Kendaraan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK) Bandara Tempuling Belum Didukung Bukti Kepemilikan
37 Persediaan Ternak di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan belum dapat di telusur 38 Pertanggungjawaban Belanja pada Sekretariat
DPRD Belum Diverifikasi Jumlah
Beberapa kasus yang ditemukan BPK bermodus penggunaan
Daerah. modus seperti ini ada pada sektor pendapatan misalnya, penggunaan penerimaan
daerahbukan pajak secara langsungtanpa melalui mekanisme APBD
di SKPD. Pada sektor belanja, modusnya adalah kelebihan pembayaran
denda yang belum di setorkan ke kas negara/daerah. Sedangkan pada sektor aset atau barang
milik daerah modusnya adalah aset atau barang milik daerah tidak memiliki bukti
kepemilikan resmi karna lemanya pengawasan internal.
Di Dinas Pekerjaan Umum yang paling dominan melakukan pelanggaran seperti
penerimaan daerah bukan pajak yang belum di setor ke kas daerah, belum lagi dengan
up harga bahan material dan nilai kontrak yang melebihi ketentuan standar harga. Bahkan
yang disayangkan sampai pada tahap pelaksanaan pembangunan infrastruktur
pelanggaran. Sangat disayangkan memang APBD Riau yang tergolong sangat besar
tidak di peruntukan bagi kemakmuran masyarakat. Sehingga banyak pembangunan
infrastruktur di indonesia khususnya di Riau hanya pada tahap pembangunan semata belum
berbicara masalah pemberian akses dan peningkatan mutu terhadap manfaat dari
pembangunan tersebut.
Begitu juga di Dinas Kesehatan banyak terdapat pungutan
dan Puskesmas yang tidak ada dasar hukumnya. Seharusnya dengan amanat UU No. 36 tahun
2009 yang harus menganggarkan
memudahkan masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan.
Melihat banyaknya temuan
Riau. Ada beberapa tawaran solusi yang kami tawarkan
semakin baik seperti:
Terdapat Kelebihan Pembayaran Makan Minum dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Makan Minum serta Kesalahan Klasifikasi Anggaran Bukti Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial Tidak Diyakini Kebenarannya
Kendaraan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran
PK) Bandara Tempuling Belum Didukung Persediaan Ternak di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan belum dapat di telusur
Dinas Peternakan Pertanggungjawaban Belanja pada Sekretariat
Sekretariat DPRD 21.039.485.173,0
91.462.256.069,28
Beberapa kasus yang ditemukan BPK bermodus penggunaan langsung pendapatan
Daerah. modus seperti ini ada pada sektor pendapatan misalnya, penggunaan penerimaan
daerahbukan pajak secara langsungtanpa melalui mekanisme APBD yang banyak ditemukan
di SKPD. Pada sektor belanja, modusnya adalah kelebihan pembayaran
denda yang belum di setorkan ke kas negara/daerah. Sedangkan pada sektor aset atau barang
milik daerah modusnya adalah aset atau barang milik daerah tidak memiliki bukti
kepemilikan resmi karna lemanya pengawasan internal.
rjaan Umum yang paling dominan melakukan pelanggaran seperti
penerimaan daerah bukan pajak yang belum di setor ke kas daerah, belum lagi dengan
up harga bahan material dan nilai kontrak yang melebihi ketentuan standar harga. Bahkan
yang disayangkan sampai pada tahap pelaksanaan pembangunan infrastruktur
pelanggaran. Sangat disayangkan memang APBD Riau yang tergolong sangat besar
tidak di peruntukan bagi kemakmuran masyarakat. Sehingga banyak pembangunan
infrastruktur di indonesia khususnya di Riau hanya pada tahap pembangunan semata belum
berbicara masalah pemberian akses dan peningkatan mutu terhadap manfaat dari
Begitu juga di Dinas Kesehatan banyak terdapat pungutan-pungutan liar pada RSUD
dan Puskesmas yang tidak ada dasar hukumnya. Seharusnya dengan amanat UU No. 36 tahun
2009 yang harus menganggarkan lebih dari 10% untuk urusan Kesehatan, sehingga
memudahkan masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan.
Melihat banyaknya temuan-temuan begitu buruknya pengelolaan keuangan di Prop.
Riau. Ada beberapa tawaran solusi yang kami tawarkan agar pengelolaan keuangan daerah
180.420.000,00 220.000.000,00 4.462.260.000,00 1.014.896.666,67 21.039.485.173,00 91.462.256.069,28
langsung pendapatan
Daerah. modus seperti ini ada pada sektor pendapatan misalnya, penggunaan penerimaan
yang banyak ditemukan
dan keterlambatan
denda yang belum di setorkan ke kas negara/daerah. Sedangkan pada sektor aset atau barang
milik daerah modusnya adalah aset atau barang milik daerah tidak memiliki bukti
rjaan Umum yang paling dominan melakukan pelanggaran seperti
penerimaan daerah bukan pajak yang belum di setor ke kas daerah, belum lagi dengan mark
up harga bahan material dan nilai kontrak yang melebihi ketentuan standar harga. Bahkan
yang disayangkan sampai pada tahap pelaksanaan pembangunan infrastruktur juga terjadi
pelanggaran. Sangat disayangkan memang APBD Riau yang tergolong sangat besar malah
tidak di peruntukan bagi kemakmuran masyarakat. Sehingga banyak pembangunan
infrastruktur di indonesia khususnya di Riau hanya pada tahap pembangunan semata belum
berbicara masalah pemberian akses dan peningkatan mutu terhadap manfaat dari
pungutan liar pada RSUD
dan Puskesmas yang tidak ada dasar hukumnya. Seharusnya dengan amanat UU No. 36 tahun
lebih dari 10% untuk urusan Kesehatan, sehingga bisa
temuan begitu buruknya pengelolaan keuangan di Prop.
agar pengelolaan keuangan daerah
1. Untuk anggaran perjalanan dinas yang begitu besar, bagaimana pemerintah bisa
meminimalisir anggaran tersebut dalam efesiensi peruntukan anggaran tersebut.
2. Pemerintah harus lebih hati
tidak sesuai dengan hasil dari
3. Mendorong pemerintah supaya lebih memprioritaskan anggaran yang lebih besar
untuk kepentingan masyarakat luas dengan program
ndinikmati langsung oleh masyarakat.
4. Begitu juga di setiap pemerintah kabupaten da
baik terhadap alokasi anggaran yang buat oleh perangakat pemerintah.
1. Kota Pekanbaru
Di Kota Pekanbaru sebagai ibukota dari propinsi Riau yang terlihat beberapa
pelanggaran pengelolaan Keuangan yang banyak terjadi pada sebagian SKPD untuk
perjalanan dinas yang tidak ada manfaat sama sekali untuk masyarakat sebesar Rp:
1.556.292.500,000 dan tunjangan DPRD yang tidak jelas ketentuannya sebesar Rp:
913.676.000,000.
Telihat pada tabel dibawah ini
berdasarkan LKPD Kota Pekanbaru
No. Kasus
1 sisa SP2D UP/GU/TU TA 2011 terlambat di seetor
2 piutang penjualan kendaraan dinas tahun 2005 yang belum dilunasi
3 Pembayaran honorarium tim/panitia, PPTPPTK serta pengadaan barang dan jasa tidak
sesuai standar harga 4
mantan anggota dan pimpinan DPRD Kota Pekanbaru priode 2004-2009 belum
mengembalikan tunjangan komunikasi insentif dan dana operasional
5 Biaya perjalanan dinas luar daerah tidak sesuai senyatanya
6
kegiatan penyebarluaskan informasi penyelenggara pemerintah daerah pada
beberapa media massa memboroskan keuangan daerah
7 pemberian bansos kepada ormas TA 2011 belum sepenuhnya didukung dengan bukti
kejelasan identitas penerima/ pemberian fiktif Jumlah
ggaran perjalanan dinas yang begitu besar, bagaimana pemerintah bisa
meminimalisir anggaran tersebut dalam efesiensi peruntukan anggaran tersebut.
Pemerintah harus lebih hati-hati dalam melihat anggaran perjalan dinas yang
tidak sesuai dengan hasil dari perjalan tersebut.
Mendorong pemerintah supaya lebih memprioritaskan anggaran yang lebih besar
untuk kepentingan masyarakat luas dengan program-program yang bisa bisa
ndinikmati langsung oleh masyarakat.
Begitu juga di setiap pemerintah kabupaten dan kota harus ada pengawasan yang
baik terhadap alokasi anggaran yang buat oleh perangakat pemerintah.
Di Kota Pekanbaru sebagai ibukota dari propinsi Riau yang terlihat beberapa
pelanggaran pengelolaan Keuangan yang banyak terjadi pada sebagian SKPD untuk
perjalanan dinas yang tidak ada manfaat sama sekali untuk masyarakat sebesar Rp:
tunjangan DPRD yang tidak jelas ketentuannya sebesar Rp:
Telihat pada tabel dibawah ini penyelewengan pengelolaan keuangan yang terjadi
LKPD Kota Pekanbaru dari LHP BPK:
Pelaku sisa SP2D UP/GU/TU TA 2011 terlambat di
piutang penjualan kendaraan dinas tahun 2005 Pembayaran honorarium tim/panitia, PPTK, staf PPTK serta pengadaan barang dan jasa tidak
Dinas PU mantan anggota dan pimpinan DPRD Kota
2009 belum
mengembalikan tunjangan komunikasi insentif
DPRD Kota PKU luar daerah tidak sesuai
3 SKPD kegiatan penyebarluaskan informasi
penyelenggara pemerintah daerah pada
beberapa media massa memboroskan keuangan pemberian bansos kepada ormas TA 2011 belum sepenuhnya didukung dengan bukti kejelasan identitas penerima/ pemberian fiktif
ggaran perjalanan dinas yang begitu besar, bagaimana pemerintah bisa
meminimalisir anggaran tersebut dalam efesiensi peruntukan anggaran tersebut.
hati dalam melihat anggaran perjalan dinas yang
Mendorong pemerintah supaya lebih memprioritaskan anggaran yang lebih besar
program yang bisa bisa
n kota harus ada pengawasan yang
baik terhadap alokasi anggaran yang buat oleh perangakat pemerintah.
Di Kota Pekanbaru sebagai ibukota dari propinsi Riau yang terlihat beberapa
pelanggaran pengelolaan Keuangan yang banyak terjadi pada sebagian SKPD untuk
perjalanan dinas yang tidak ada manfaat sama sekali untuk masyarakat sebesar Rp:
tunjangan DPRD yang tidak jelas ketentuannya sebesar Rp:
penyelewengan pengelolaan keuangan yang terjadi
Potensi Kerugian 1.914.616.328,000 39.240.000,000 37.745.000,000 913.676.000,000 283.447.500,000 1.235.100.000,000 961.000.000,000 5.384.824.828,000
2. Kabupaten Bengkalis
Kabupaten yang paling banyak melakukan pelanggaran pengelolaan keuangan yaitu
Kabupaten Bengkalis sebesar Rp:
terjadi penyalahgunaan anggaran pada sektor bantuan Hibah dan Bansos sebesar Rp:
226.219.000.000,00
Terlihat tabel dibawah ini penyalanggunaan pengelolaan keuangan di Kab. Bengkalis:
No Kasus
1 Sisa Uang Persediaan TA 2010 dan TA 2011 Belum Disetor Ke Kas Daerah
2 Penggunaan Langsung Dana Klaim Askes PNS pada RSUD Bengkalis Tidak Sesuai Ketentuan
3 Terdapat Perjalanan Dinas yang Tidak Patut Dibayarkan
4 Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Bantuan Belum Disampaikan Oleh Penerima Bantuan
5 Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Hibah Belum Disampaikan Oleh Penerima Hibah
6 Pengadaan Enam Unit Ambula
7 Terdapat Pembayaran Ganda Pengadaan Jasa Konsultan di Bappeda
8 Klaim Jaminan terkait Pemutusan KontraDicairkan ke Kas Daerah Minimal
9 Terdapat Kelebihan Pembayaran Pekerjaan Pengadaan
Laptop Minimal Jumlah
3. Kabupaten Siak
Untuk Kabupaten Siak penyalahgunaan dalam pengelolaan anggaran banyak
terjadi pada beberapa SKPD yaitu ada 11 SKPD sebesar Rp:
besar terjadinya penyalahgunaan anggaran terdapat pada
Kabupaten Siak Tidak Sesuai Ketentuan dan Membebani Keuangan Daerah sebesar Rp:
36.988.141.000,0 dan Pengeluaran Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Siak Tidak Tepat
Sasaran sebesar Rp: 1.032.363.000,00.
Terlihat pada tabel dibawah ini
Kabupaten Siak.
Kabupaten yang paling banyak melakukan pelanggaran pengelolaan keuangan yaitu
Kabupaten Bengkalis sebesar Rp: 253.572.117.492,09
.dan urusan yang paling dominan
terjadi penyalahgunaan anggaran pada sektor bantuan Hibah dan Bansos sebesar Rp:
Terlihat tabel dibawah ini penyalanggunaan pengelolaan keuangan di Kab. Bengkalis:
Pelaku Sisa Uang Persediaan TA 2010 dan TA 2011 Belum
Penggunaan Langsung Dana Klaim Askes PNS pada RSUD
Bengkalis Tidak Sesuai Ketentuan Dinas kesehatan
Terdapat Perjalanan Dinas yang Tidak Patut Dibayarkan 4 SKPD
Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Bantuan Belum Disampaikan Oleh Penerima Bantuan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Hibah Belum Disampaikan Oleh Penerima Hibah
Pengadaan Enam Unit Ambulans Tidak Sesuai Ketentuan Dinas kesehatan
Terdapat Pembayaran Ganda Pengadaan Jasa Konsultan Klaim Jaminan terkait Pemutusan Kontrak Belum
Minimal
Terdapat Kelebihan Pembayaran Pekerjaan Pengadaan
Untuk Kabupaten Siak penyalahgunaan dalam pengelolaan anggaran banyak
terjadi pada beberapa SKPD yaitu ada 11 SKPD sebesar Rp: 875.150.600,00
besar terjadinya penyalahgunaan anggaran terdapat pada Pemberian Belanja Hibah
Kabupaten Siak Tidak Sesuai Ketentuan dan Membebani Keuangan Daerah sebesar Rp:
36.988.141.000,0 dan Pengeluaran Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Siak Tidak Tepat
Sasaran sebesar Rp: 1.032.363.000,00.
Terlihat pada tabel dibawah ini kasus penyalahgunaan pengelolaan keuangan di
Kabupaten yang paling banyak melakukan pelanggaran pengelolaan keuangan yaitu
dan urusan yang paling dominan
terjadi penyalahgunaan anggaran pada sektor bantuan Hibah dan Bansos sebesar Rp:
Terlihat tabel dibawah ini penyalanggunaan pengelolaan keuangan di Kab. Bengkalis:
Potensi kerugian 6.938.667.099,00 1.509.948.685,00 75.458.050,00 226.219.000.000,00 5.088.505.141,00 68.400.000,00 68.805.000,00 13.498.408.485,84 104.925.031,25 253.572.117.492,09
Untuk Kabupaten Siak penyalahgunaan dalam pengelolaan anggaran banyak
875.150.600,00 yang paling
Pemberian Belanja Hibah
Kabupaten Siak Tidak Sesuai Ketentuan dan Membebani Keuangan Daerah sebesar Rp:
36.988.141.000,0 dan Pengeluaran Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Siak Tidak Tepat
No. Kasus 1
Terdapat Sisa Uang Persediaan Per 31 Desember 2011 Belum Disetorkan ke Kas Daerah
2
Terdapat Pajak per 31 Desember 2011 Belum Disetor keKas Negara
3 Pemungutan Retribusi Peredaran Hasil HutanBertentangan dengan Peraturan yang Lebih Tinggi
4
Pembayaran PPH dan PPN Pengadaan Bahan Bakar Kendaraan Dinas TA 2011 Memboroskan Keuangan Daerah Minimal
5 Terdapat Kelebihan Pembayaran Honor Panitia Pelaksana Kegiatan pada Empat SKPD
6 Terdapat Kelebihan Pembayaran pada Kegiatan Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas
7
Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium pada Tim Majelis Pertimbangan Dan Sekretariat Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Siak
8 Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Pada Tujuh SKPD Kabupaten Siak Tidak Sesuai Kondisi Senyatanya
9 Pemberian Belanja Hibah Kabupaten Siak Tidak Sesuai Ketentuan dan Membebani Keuangan Daerah
10 Pengeluaran Belanja Bantuan Sosial Kabupaten Siak Tidak Tepat Sasaran
11
Rekanan Pekerjaan yang Putu
Dikenakan Denda Keterlambatan dan Jaminan Pelaksanaan Belum Dicairkan Per 31 Desember 2011 12
Terdapat Tunggakan Pajak dan Retribus
termasuk Denda PT Siak Timber Belum Dilunasi per 31 Desember 2011
13 Utang Jangka Pendek TA 2010 Tidak Dapat Direalisasikan pada TA 2011
14
Terdapat Indikasi Kelebihan Pembayaran Laston Lapis Aus (AC-WC) dan Lapis Peresap pada Paket Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan SMA Bunga Raya
Jumlah
4. LKPD Kabupaten Indragiri Hulu
No. Kasus
1 Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) Tahun Anggaran 2011 Terlambat Disetor ke Kas
Daerah dan Belum Disetorkan
Pelaku Terdapat Sisa Uang Persediaan Per 31 Desember
2011 Belum Disetorkan ke Kas Daerah
Terdapat Pajak per 31 Desember 2011 Belum Disetor Pemungutan Retribusi Peredaran Hasil Hutan
Bertentangan dengan Peraturan yang Lebih Tinggi dan PPN Pengadaan Bahan Bakar Kendaraan Dinas TA 2011 Memboroskan Keuangan Terdapat Kelebihan Pembayaran Honor Panitia
Pelaksana Kegiatan pada Empat SKPD 4 SKPD
Terdapat Kelebihan Pembayaran pada Kegiatan Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium pada Tim Majelis Pertimbangan Dan Sekretariat Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Siak
Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Pada Tujuh SKPD
Kabupaten Siak Tidak Sesuai Kondisi Senyatanya 7 SKPD
Pemberian Belanja Hibah Kabupaten Siak Tidak Sesuai Ketentuan dan Membebani Keuangan Daerah
anja Bantuan Sosial Kabupaten Siak Rekanan Pekerjaan yang Putus Kontrak Belum
Keterlambatan dan Jaminan Pelaksanaan Belum Dicairkan Per 31 Desember 2011 Terdapat Tunggakan Pajak dan Retribusi Daerah
Timber Belum Dilunasi per 31 Utang Jangka Pendek TA 2010 Tidak Dapat
Direalisasikan pada TA 2011
Terdapat Indikasi Kelebihan Pembayaran Laston Lapis WC) dan Lapis Peresap pada Paket Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan SMA Bunga Raya
Kabupaten Indragiri Hulu
Pelaku Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD)
Tahun Anggaran 2011 Terlambat Disetor ke Kas Daerah dan Belum Disetorkan
Potensi Kerugian 383.188.063,00 314.873.334,91 2.041.098.512,00 33.367.859,28 281.225.000,00 38.000.000,00 10.775.000,00 593.925.600,00 36.988.141.000,00 1.032.363.000,00 902.551.868,00 147.303.234,13 337.143.000,00 21.319.224,00 43.125.274.695,32 Potensi kerugian 6.219.165.557,00
2
Sistem Pembagian Hasil Dana Bergulir Tidak
Menguntungkan dan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu Berpotensi Menanggung Kredit Macet dari Dan Bergulir yang Tidak Tertagih
3
Pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas Tidak Mempunyai Dasar Hukum dan Digunakan Langsung
4 Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium Narasumber Kegiatan Sosialisasi Pemungutan BPHTB
Pada Dinas Pendapatan Daerah
5 Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium Tim
Bantuan Hukum di Sekretariat Daerah
6 Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium Tim Pengantar Dan Penjemputan Jamaah Haji Di Bagian
Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah
7 Biaya Pemeliharaan Untuk Kendaraan Pinjam Pakai Dibebankan Pada Anggaran Bagian Umum Sekretariat
Daerah 8
Terdapat Pembayaran Biaya Transportasi Ganda
9 Realisasi Kegiatan Kajian Potensi SumberPenerimaan PAD Pada Dinas Pendapatan Daerah
Memboroskan Keuangan Daerah
10 Pembayaran Biaya Langsung Personil Pada Kegiatan Penyusunan Database Statistik Kehutanan Tidak Layak
Dibayarkan dan Belum Dipertanggung Jawabkan 11 Terdapat Pembayaran Ganda Biaya Perjalanan Dinas
Pendataan Peserta Seleksi Tilawatil Quran (STQ) 12 Pembayaran Biaya Publikasi Pada Enam Media
Memboroskan Keuangan Daerah
13 Realisasi Belanja Hibah Dan Bantuan Sosial Belum Dipertanggungjawabkan Dan Bantuan Sosial Tidak
Sesuai Peruntukan
14 Realisasi Belanja Hibah Digunakan Untuk Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pejabat Publik Dan
Struktural Di Lingkungan Pemkab Indragiri Hulu 15
Denda Keterlambatan Pada Enam Paket
Pembangunan Sarana Dan Prasarana Olahraga Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, Dan Pariwisata Tidak Ditagih
16
Jaminan Pelaksanaan Dua Kontrak Pengadaan
Konstruksi Sarana dan Prasarana Olahraga Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, Dan Pariwisata Tidak Dicairkan dan Disetorkan ke Kas Daerah
tem Pembagian Hasil Dana Bergulir Tidak
Menguntungkan dan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu Berpotensi Menanggung Kredit Macet dari Dan Bergulir yang Tidak Tertagih
Pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Tidak Mempunyai Dasar Hukum dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium Narasumber Kegiatan Sosialisasi Pemungutan BPHTB Pada Dinas Pendapatan Daerah
Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium Tim Bantuan Hukum di Sekretariat Daerah
Terdapat Kelebihan Pembayaran Honorarium Tim Pengantar Dan Penjemputan Jamaah Haji Di Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah
Biaya Pemeliharaan Untuk Kendaraan Pinjam Pakai Dibebankan Pada Anggaran Bagian Umum Sekretariat
SEKDA
Terdapat Pembayaran Biaya Transportasi Ganda
Dinas Pertambanga n & Energi Realisasi Kegiatan Kajian Potensi Sumber-Sumber
Penerimaan PAD Pada Dinas Pendapatan Daerah Memboroskan Keuangan Daerah
Dinas Pendapatan Daerah Pembayaran Biaya Langsung Personil Pada Kegiatan
Penyusunan Database Statistik Kehutanan Tidak Layak Dibayarkan dan Belum Dipertanggung Jawabkan Terdapat Pembayaran Ganda Biaya Perjalanan Dinas
ndataan Peserta Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Pembayaran Biaya Publikasi Pada Enam Media Memboroskan Keuangan Daerah
Realisasi Belanja Hibah Dan Bantuan Sosial Belum Dipertanggungjawabkan Dan Bantuan Sosial Tidak Realisasi Belanja Hibah Digunakan Untuk Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pejabat Publik Dan Struktural Di Lingkungan Pemkab Indragiri Hulu Denda Keterlambatan Pada Enam Paket
Pembangunan Sarana Dan Prasarana Olahraga Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, Dan Pariwisata Tidak Jaminan Pelaksanaan Dua Kontrak Pengadaan
Konstruksi Sarana dan Prasarana Olahraga Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, Dan Pariwisata Tidak Dicairkan dan Disetorkan ke Kas Daerah
7.359.452.795,00 314.489.985,00 70.030.000,00 17.300.000,00 56.075.000,00 238.032.000,00 30.000.000,00 196.374.400,00 126.220.000,00 36.650.000,00 418.500.000,00 5.506.375.000,00 210.000.000,00 16.112.322,46 227.294.950,00
17 Terdapat Kelebihan Pembayaran Pada Empat Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan
18 Terdapat Kelebihan Pembayaran Pada Beberapa Item Pekerjaan Pembangunan Pasar Rakyat Rengat
19 Terdapat Beberapa Item Pekerjaan Yang Tidak Layak Dibayarkan Pada Paket Pekerjaan Pembangunan
Gedung Baru Kantor Bupati Indragiri Hulu 20
Tujuh Kegiatan pada Bappeda
Tidak Memberikan Manfaat Sehingga Memboroskan Keuangan Daerah
Jumlah
5. LKPD Kabupaten Kuansing
No. Kasus
1 Uang Yang Harus Dipertanggungjawabk
Anggaran 2011 Terlambat Disetor Ke Kas Daerah
2 Penerimaan Dari Hasil Penjualan Pelet Ikan Tahun 2011 Pada Dinas Perikanan Tidak Memiliki Dasar Hukum dan
Digunakan Langsung Untuk Operasional
3 Pendapatan Dari Penjualan Air Minum Pada BPAM Dinas
Cipta Karya dan Tata Ruang Digunakan Langsung
4 Pembayaran Honor Gandadan Pembayaran Uang Transportasi Pada Bagian Hukum, Organisasi dan Tata
Laksana Sekretariat Daerah Melebihi Standar
5 Pembayaran Biaya Pelatihan Sertifikasi Manajemen Aset/Barang Daerah Pada Bagian Perlengkapan
Sekretariat Daerah Melebihi Standar
6 Pembayaran Honor dan Uang Transportasi Empat Kegiatan Pada Bagian Pelayanan
Sekretariat Daerah Melebihi Standar
7 Pembayaran Honorarium Dua Kegiatan Pada Dinas
Pendapatan Daerah Melebihi Standar
8 Pembayaran Honorarium Instruktur dan Uang transportasi Pada Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Pada BKD Melebihi Standar
Terdapat Kelebihan Pembayaran Pada Empat Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan
Terdapat Kelebihan Pembayaran Pada Beberapa Item Pekerjaan Pembangunan Pasar Rakyat Rengat
Terdapat Beberapa Item Pekerjaan Yang Tidak Layak Dibayarkan Pada Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung Baru Kantor Bupati Indragiri Hulu
Tujuh Kegiatan pada Bappeda Litbang Tidak Jelas dan Tidak Memberikan Manfaat Sehingga Memboroskan
Kabupaten Kuansing
Pelaku Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) Tahun
Anggaran 2011 Terlambat Disetor Ke Kas Daerah Penerimaan Dari Hasil Penjualan Pelet Ikan Tahun 2011 Pada Dinas Perikanan Tidak Memiliki Dasar Hukum dan Digunakan Langsung Untuk Operasional
Pendapatan Dari Penjualan Air Minum Pada BPAM Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Digunakan Langsung
Pembayaran Honor Gandadan Pembayaran Uang Transportasi Pada Bagian Hukum, Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Melebihi Standar
Pembayaran Biaya Pelatihan Sertifikasi Manajemen Aset/Barang Daerah Pada Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Melebihi Standar
Pembayaran Honor dan Uang Transportasi Empat Kegiatan Pada Bagian Pelayanan Pelayanan Pertanahan Sekretariat Daerah Melebihi Standar
Pembayaran Honorarium Dua Kegiatan Pada Dinas Pendapatan Daerah Melebihi Standar
Pembayaran Honorarium Instruktur dan Uang transportasi Pada Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pada BKD Melebihi Standar
77.765.444,32 195.402.617,02 195.983.832,81 1.788.030.978,00 23.299.254.881,61 Potensi Kerugian 8.054.846.468,00 114.307.000,00 112.904.000,00 42.480.000,00 30.350.000,00 78.220.000,00 125.450.000,00 56.080.000,00
9 Pembayaran Honor dan Uang transportasi Melebihi Standar Pada Dua Kegiatan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 10 Penggunaan Biaya Pemungutan PBB Melebihi Standar
11 Pembayaran Honorarium Kegiatan Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana Melebihi Standar 12
Pembayaran Honorarium Tim Sekretariat Koordinasi Dukungan Kelancaran Pelaksanaan Pemilukada Pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Melebihi Standar
13 Pembayaran Honorarium dan Uang Transportasi Lima Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Melebihi
14 Pembayaran Uang Saku Pada Kegiatan Pengembangan dan Pengoperasiaan Siak Secara Terpadu Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Melebihi Standar
15 Biaya Langsung Personil Perencanaan Pembangunan Jaringan Distribusi Listrik Desa Pada Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Dibayarkan Ganda
16 Jaminan Pelaksanaan Empat Kontrak Pengadaan Bibit Karet Pada Dinas Perkebunan Yang Diputus Kontrak Tidak
Dicairkan dan Disetorkan Ke Kas Daerah
17 Pembayaran Biaya Publikasi Pada Empat Media Cetak Memboroskan Keuangan Daerah
18 Pembayaran Uang transportasi Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana Melebihi Standar
19 Pembayaran Uang transportasi Pada Kegiatan PekNasional KTNA Bagian Ekonomi Pembangunan
Sekretariat Daerah Melebihi Standar
20 Realisasi Belanja Bantuan Tidak Sesuai Peruntukan jumlah
6. LKPD Kota Dumai
No. Kasus
1 Pengadaan barang yang tidak jelas peruntukannya
2 Investasi non permanen tidak dapat tertagih
3 Perjalanan dinas luar daera dan luar propinsi yang
berindikasi tidak dilaksanakan
4 Laporan LPJ penggunaan belanja hibah dan bansos
belum disampaikan penerima bantuan Jumlah
7. LKPD Kabupaten kampar
Pembayaran Honor dan Uang transportasi Melebihi Standar Pada Dua Kegiatan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Penggunaan Biaya Pemungutan PBB Melebihi Standar Pembayaran Honorarium Kegiatan Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Melebihi Standar
Pembayaran Honorarium Tim Sekretariat Koordinasi Dukungan Kelancaran Pelaksanaan Pemilukada Pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Melebihi Standar
Pembayaran Honorarium dan Uang Transportasi Lima Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Melebihi
Pembayaran Uang Saku Pada Kegiatan Pengembangan dan Pengoperasiaan Siak Secara Terpadu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Melebihi Standar Biaya Langsung Personil Perencanaan Pembangunan Jaringan Distribusi Listrik Desa Pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Dibayarkan Ganda
naan Empat Kontrak Pengadaan Bibit Karet Pada Dinas Perkebunan Yang Diputus Kontrak Tidak Dicairkan dan Disetorkan Ke Kas Daerah
Pembayaran Biaya Publikasi Pada Empat Media Cetak Memboroskan Keuangan Daerah
Pembayaran Uang transportasi Pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Melebihi Standar
Pembayaran Uang transportasi Pada Kegiatan Pekan Nasional KTNA Bagian Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Melebihi Standar
Realisasi Belanja Bantuan Tidak Sesuai Peruntukan
Pelaku Potensi
Pengadaan barang yang tidak jelas peruntukannya Dinas PU
Investasi non permanen tidak dapat tertagih
Perjalanan dinas luar daera dan luar propinsi yang
berindikasi tidak dilaksanakan Pemko Dumai
Laporan LPJ penggunaan belanja hibah dan bansos
belum disampaikan penerima bantuan
LKPD Kabupaten kampar
86.550.000,00 202.533.400,00 75.945.000,00 16.650.000,00 22.650.000,00 27.020,000,00 31.500.000,00 70.928.425,00 344.403.500,00 71.617.200,00 36.267.000,00 7.130.956.660,00 16.704.638.653,00 Potensi Kerugian 159.451.000,00 6.576.760.301,00 94.042.600,00 1.025.000.000,00 7.855.253.901,00No. Kasus
1 sisa uang persediaan TA 2009 belum disetorkan ke kas daerah
2 kekurangan penetapan pajak penerangan jalan non PLN TA 2011, kekurangan penerimaan dan denda
keterlambatan pembayaran
3 belanja publikasi penyebarluaskan informasi
penyelenggaraan pemerintah pada media massa
4 Bantuan Hibah belum ada laporan
pertanggungjawaban penggunaannya
5 realisasi belanja pada kecamatan XI
tahun2011 belum di pertanggungjawabkan
6 kelebihan pembayaran pada paket pekerjaan
pembangunan dermaga rakit
7 belanja perjalanan dinas luar daerah dan luar propinsi
tidak sesuai senyatanya
8 pengelolaan penyertaan modal pada koperasi belum tertib dan pengembalian penyertaan modal belum
disetor ke kas daerah Jumlah
8. LKPD Kabupaten Pelalawan
no. Kasus
1 pinjaman kepada tujuh koperasi tahun 2001 dan 2002 dan tunggakan bungan pinjaman minimal belum di setir ke kas
daerah
2 terdapat penggunaan langsung pendapatan retribusi pelayanan kesehatan pada RSUD selasih tahun 2011 yang
di gunakan untuk pembayaran jasa pelayanan medik
3 penggunaan langsung PAD yang sah yang di gunakan untuk biaya operasional BPAB
4 pengeluaran belanja tak terduga yang tidak didukung bukti pertanggungjawaban
5 pengeluaran belanja hibah dan belanja bansosyang tidak didukung bukti pertanggungjawaban yang lengkap
6 belanja publikasi pada 14 media cetak dan media online yang memboroskan keuangan daerah
7 belanja perjalanan dinas luar daerah tidak sesuai kondisi senyatanya
8 belanja modal tahun 2011 pada kantor camat bandar sei kijang terindikasi tidak dilaksanakan
Pelaku Potensi Kerugian sisa uang persediaan TA 2009 belum disetorkan ke
kekurangan penetapan pajak penerangan jalan non
PLN TA 2011, kekurangan penerimaan dan denda
keterlambatan pembayaran
belanja publikasi penyebarluaskan informasi
penyelenggaraan pemerintah pada media massa Pemda Kampar
Bantuan Hibah belum ada laporan
pertanggungjawaban penggunaannya 38.311.872.750,00
realisasi belanja pada kecamatan XIII koto kampar
tahun2011 belum di pertanggungjawabkan
kelebihan pembayaran pada paket pekerjaan
pembangunan dermaga rakit
belanja perjalanan dinas luar daerah dan luar propinsi
2 SKPD
pengelolaan penyertaan modal pada koperasi belum tertib dan pengembalian penyertaan modal belum
LKPD Kabupaten Pelalawan
Pelaku pinjaman kepada tujuh koperasi tahun 2001 dan 2002 dan
tunggakan bungan pinjaman minimal belum di setir ke kas terdapat penggunaan langsung pendapatan retribusi pelayanan kesehatan pada RSUD selasih tahun 2011 yang di gunakan untuk pembayaran jasa pelayanan medik
gsung PAD yang sah yang di gunakan untuk 8 UPTD BPAB pengeluaran belanja tak terduga yang tidak didukung bukti pengeluaran belanja hibah dan belanja bansosyang tidak didukung bukti pertanggungjawaban yang lengkap belanja publikasi pada 14 media cetak dan media online yang memboroskan keuangan daerah
belanja perjalanan dinas luar daerah tidak sesuai kondisi
23 SKPD belanja modal tahun 2011 pada kantor camat bandar sei
kijang terindikasi tidak dilaksanakan
Potensi Kerugian 150.000.000,00 357.244.068,00 95.500.000,00 38.311.872.750,00 226.660.475,00 4.344.748.430,00 19.218.200,00 46.100.165,00 43.551.344.088,00 Potensi Kerugian 4.484.500.000,00 1.927.808.970,00 938.073.500,00 1.473.185.000,00 1.651.500.000,00 646.500.000,00 1.409.280.250,00 50.569.000,00
Jumlah
9. LKPD Kabupaten Rokan Hilir
No kasus
1 sisa uang persediaan TA 2010 belum disetorkan ke kas daerah
2 pembayaran biaya publikasi pada empat media cetak
memboroskan keuangan daerah
3 pelaksanaan kegiatan pembangunan sistem informasi
objek pajak tahun 2011 tidak sesuaoi ketentuan
4 pembayaran honorarium non PNS untuk pekerjaan kantor pada kegiatan pendapatan objek pajak tahun 2011
tiak layak dibayar
5 belanja hibah dan belanja bantuan sosial belum ada
laporan pertanggungjawaban
6 pekerjaan pembangunan pasar desa rantau bais kec. Tanah putih mengalami keterlambatan dan belum
dikenakan denda
7 terdapat kelebihan pembayaran pada pekerjaan pembangunan dermaga ditpolair polda riau dan dermaga
jl. Udang panipahan
8 pelaksanaan jalan pelajar/ jl. Kepenghuluan bangko tidak
sesuai kontrak
9 terdapat kelebihan pembayaran pada pekerjaan pengerasan beton jalan komplek perumahan DPRD areal
kota baru batu 5
10 perencanaan pembangunan jembatan parit Atmodan pembangunan jembatan muka kantor bupati jalan
pesisir muara sei rokan tidak mengikuti standar berlaku 11 Pakeet pekerjaan hotmix jalan sisingamangaraja dan
pelebaran komplek pasar baru tidak sesuai kontrak 12 biaya konsultan pengawas tidak layak dibayarkan
13 pembayaran termin kedua pembangunan water boom dinas pariwisata tidak didasar pada test dan
commissioning
14 biaya perjalanan dinas luar daerah tidak sesuai kondisi senyatanya
jumlah
10. LKPD Kabupaten Rokan Hulu
No. Kasus
Kabupaten Rokan Hilir
Pelaku sisa uang persediaan TA 2010 belum disetorkan ke kas
pembayaran biaya publikasi pada empat media cetak memboroskan keuangan daerah
pelaksanaan kegiatan pembangunan sistem informasi objek pajak tahun 2011 tidak sesuaoi ketentuan
orarium non PNS untuk pekerjaan kantor pada kegiatan pendapatan objek pajak tahun 2011 belanja hibah dan belanja bantuan sosial belum ada laporan pertanggungjawaban
pekerjaan pembangunan pasar desa rantau bais kec. Tanah putih mengalami keterlambatan dan belum terdapat kelebihan pembayaran pada pekerjaan
pembangunan dermaga ditpolair polda riau dan dermaga PU
pelaksanaan jalan pelajar/ jl. Kepenghuluan bangko tidak PU
terdapat kelebihan pembayaran pada pekerjaan
pengerasan beton jalan komplek perumahan DPRD areal- PU
perencanaan pembangunan jembatan parit Atmo-bagan dan pembangunan jembatan muka kantor bupati jalan
muara sei rokan tidak mengikuti standar berlaku
PU Pakeet pekerjaan hotmix jalan sisingamangaraja dan
pelebaran komplek pasar baru tidak sesuai kontrak PU
biaya konsultan pengawas tidak layak dibayarkan PU
pembayaran termin kedua pembangunan water boom
dinas pariwisata tidak didasar pada test dan pariwisataDinas
biaya perjalanan dinas luar daerah tidak sesuai kondisi beberapa
SKPD
LKPD Kabupaten Rokan Hulu
Pelaku 12.581.416.720,00 Potensi Kerugian 253.145.126,00 1.594.400.000,00 380.000.000,00 218.300.000,00 11.326.342.990,00 135.088.800,00 37.058.359,00 16.015.341,00 18.995.134,00 38.183.750,00 36.602.385,00 114.400.000,00 1.853.597.556,00 489.481.400,00 16.511.610.841,00 potensi kerugian
1
bendaharan pengeluaran SKPD terlambat menyetorkan sisa kas tahun 2011 dan kekurangan kas tahun 2010 pada kecamatan tambusai utara belum diselesaikan
2 pajak yang telah dipungut bendahara belum disetorkan ke kas negara
3
penerimaan dari jamkesmas dan jampersal dan dari PT. Askes digunakan langsung untuk belanja operasional pelayanan kesehatan
4 investasi dana bergulir belum dibayarkan hingga batas waktu jatuh tempo dengan pengembalian minimal
5
majelis tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi belum menjalankan tugas sesuai ketentuan dan kerugian negara/daerah bel
negara jumlah
bendaharan pengeluaran SKPD terlambat menyetorkan sisa kas tahun 2011 dan kekurangan kas tahun 2010 pada kecamatan tambusai utara belum diselesaikan pajak yang telah dipungut bendahara belum disetorkan penerimaan dari jamkesmas dan jampersal dan dari PT.
Askes digunakan langsung untuk belanja operasional Dinas
Kesehatan investasi dana bergulir belum dibayarkan hingga batas
waktu jatuh tempo dengan pengembalian minimal majelis tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi belum menjalankan tugas sesuai ketentuan dan kerugian negara/daerah belum di setorkan kekas
Pemkab 107.464.230,00 122.628.551,00 2.368.968.407,00 8.149.568.802,00 12.019.789.482,00 22.768.419.472,00