• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEFINISI JUAL BELI SALAM. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DEFINISI JUAL BELI SALAM. pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DEFINISI DAN DASAR HUKUM JUAL BELI SALAM DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Fiqh Mu’amalah

Dosen Pengampu: Imam Mustofa, S.H.I., M.S.I

Disusun Oleh:

Reni Ratna Sari (1502100207)

Kelas C

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

(2)

2 A. DEFINISI JUAL BELI SALAM

Jual beli dalam bahasa Arab disebut dengan al-bay’. Secara etimologi adalah pertukaran.

barang dengan barang (barter). Sementara itu secara terminologi, ada

beberapa ulama yang mendefinisikan jual beli. Salah satunya adalah imam

hanafi, beliau menyatakan bahwa jual beli adalah tukar menukar harta atau

barang.1

Sedangkan Al-Bujairami menjelaskan makna salam secara etimologi

sebagai berikut:

“lafaz salam dan salaf adalah isim masdar lafaz aslama dan lafaz aslaf. Adapun masdar lafaz aslama dan aslafa adalah lafaz ilam dan lafaz

islaf.berbeda dengan lafaz aslafa yang digunakan dalam bab salam dan bab

qard, lafaz salam ini khusus untuk bab salam saja”.

Jadi arti salam adalah memberikan “Al-I’thaau” atau Al-Taslif. Jual beli salam atau salaf adalah jual beli dengan sistem pesanan, pembayaran

dimuka, sementara barang diserahkan di waktu kemudian. Dalam hal ini

pembeli hanya memberikan rincian spesifikasi barang yang dipesan. Pasal

22 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) ayat 34 mendefinisikan “salam adalah jasa pembiayaan yang berkaitan dengan jual beli yang

pembayarannya dilakukan bersama dengan pemesanan barang.” Sebagai

contoh, Pak Ali memesan sejumlah pakaian kepada toko Arto. Pak Ali

menjelaskan spesifikasi pakaian yang dipesannya dan membayar harga

pakaian tersebut. Setelah pakaian ada, toko Arto mengirim pakaian kepada

Pak Ali.2

1 Imam Mustofa, Fi ih Mu’a alah Ko te po e ,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2016), hal. 21.

(3)

3

Para ulama fikih menamakan jual beli salam dengan istilah al- Mahawi’ij. Artinya, adalah sesuatu yang mendesak, karena jual beli tersebut barangnya

tidak ada di tempat, sementara dua belah pihak yang melakukan jual beli

dalam keadaan terdesak. Pihak pemilik uang membutuhkan barang, dan

pemilik barang memerlukan uang, sebelum barang berada di tempat. Uang

dimaksud untuk memenuhi kebutuhannya. Ada pendapat yang mengartikan

jual beli salam adalah pembiayaan terkait dengan jual beli yang

pembayarannya dilakukan bersamaan dengan pemesanan barang. Jual beli

salam ini, biasanya berlaku untuk jual beli yang objeknya adalah agrobisnis.

Misalnya, gandum, padi, tebu dan sebagainya.

Dalam jual beli salam, spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati

oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan

tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal Bank bertindak

sebagai pembeli, Bank Syariah dapat meminta jaminan kepada nasabah

untuk menghindari risiko yang merugikan Bank. Barang pesanan harus

diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesikasi teknis,

kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik

yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang

dikirimkan salah atau cacat, maka penjual harus bertanggung jawab atas

kelalaiannya.3

Definisi yang kedua dari jual beli salam yaitu akad jual beli pesanan

(mushlam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (mushlam

ilaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati

sesuai dengan syarat tertentu. Jika penjual untuk memenuhi pesanan

pembeli juga memesan pihak lain maka hal ini disebut dengan salam

pararel.4

3 Siti Mujiatun,”Jual Beli dalam PISI”, dalam Jurnal RISET AKUNTANSI DAN BISNIS Volume 13 No. 2

Tahun 2013 Edisi September, (206-207), h.

4 Muhammad Nizarul Alim., Muhasabah Keuangan Syariah,(Solo: PT Aqwam Media Profetika,

(4)

4

Definisi ketiga salam (Jual Beli dengan Pembayaran di Muka) yaitu salam

sinonim dengan salaf. Dikatakan aslama ats-tsauba lil khiyath, artinya ia

memberikan atau menyerahkan pakaian untuk dijahit.dikatakan salam karena

orang yang memesan menyerahkan harta pokoknya dalam majelis.

Dikatakan salam karena ia menyerahkan uangnya terlebih dahulu sebelum

menerima barang dagangannya. Salam termasuk kategori jual beli yang sah

jika memenuhi persyaratan keabsahan jual beli pada umumnya. Adapun

salam secara terminologi adalah transaksi terhadap sesuatu yang dijelaskan

sifatnya dalam tanggungan dalam suatu tempo dengan harga yang diberikan

kontan ditempat transaksi. Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah,

salam adalah jasa pembiayaan yang dilakukan bersamaan dengan

pemesanan barang.5

Definisi ke empat jual beli salam merupakan bentuk jual beli dengan

pembayaran dimuka dan penyerahan barang dikemudian hari (advanced

payment atau forward buying atau future sales) dengan harga, spesifikasi

jumlah, kualitas, tanggal dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakati

sebelumnya dalam perjanjian.

Barang yang diperjual belikan belum tersedia pada saat transaksi dan

harus diproduksi terlebih dahulu, seperti produk-produk pertanian dan

produk-produk fungible (barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai

berat, ukuran,dan jumlahnya) lainnya. Barang-barang non-fungible seperti

batu mulia, lukisan berharga, danlain-lain yang merupakan barang langka

tidak dapat dijadikan objek salam (Al-Omar dan Abdel-Haq. 1996). Risiko

terhadap barang yang diperjual belikan masih berada pada penjual sampai

waktu penyerahan barang. Pihak pembeli berhak untuk meneliti dan dapat

menolak barang yang akan diserahkan apabila tidak sesuai dengan

spesifikasi awal yang disepakati.

(5)

5

Salam diperbolehkan oleh Rasullullah Saw. dengan beberapa syarat yang

harus dipenuhi. Tujuan utama dari jual beli salam adalah untuk memenuhi

kebutuhan para petani kecil yang memerlukan modal untuk memulai masa

tanam dan untuk menghidupi keluarganya sampai waktu panen tiba. Setelah

pelanggaran riba’, mereka tidak dapat lagi mengambil pinjaman ribawi untuk

keperluan ini sehingga diperbolehkan bagi mereka untuk menjual produk

pertaniannya dimuka. Sama halnya dengan para pedagang arab yang bisa

mengekspor barang ke wilayah lain dan mengimpor barang lain untuk

keperluan negerinya. Mereka membutuhkan modal untuk menjalankan

usaha perdagangan ekspor-impor itu. Untuk kebutuhan modal perdagangn

ini, mereka tidak dapat lagi meminjam dari para rentenir setelah dilarangnya

riba. Oleh sebab itulah, mereka diperbolehkan menjual barang dimuka.

Setelah menerima pembayaran tunai tersebut, mereka dengan mudah dapat

menjalankan usaha perdagangan mereka.

Salam bermanfaat bagi penjual karena mereka menerima pembayaran

dimuka. Salam juga bermanfaat bagi pembeli karena pada umumnya harga

dengan akad salam lebih murah dari pada harga dengan akad tunai.

Transaksi salam sangat populer pada zaman Imam Abu Hanifah (80-150

AH/699-767 AD).6

Definisi ke lima jual beli salam. Menurut kebiasaan para pedagang, salam

adalah untuk jual beli yang tidak tunai (kontan), salam pada awalnya

meminjamkan barang atau sesuatu yang seimbang dengan harga tertentu,

maksudnya ialah perjanjian yang menyerahkan barang-barangnya

ditangguhkan hingga maa tertentu,sebagai imbalan harga yang telah

ditetapkan ketika akad. Adapun syarat jual beli salam sebagai berikut:

(1) Ketika melakukan akad salam, disebutkan sifat-sifatnya yang

mungkin dijangkau pembeli baik berupa barang yang dapat

ditakar, ditimbang, dan diukur.

(2) Dalam akad harus disebutkan segala sesuatu yang bisa

mempertinggi dan memperendah harga barang itu.

(6)

6

(3) Barang yang akan diserahkan hendaknya barang-barang yang

biasa didapatkan dipasar.

(4) Harga hendaknya dipegang ditempat akad berlangsung.7

Definisi yang ke enam pembiayaan salam, salam secara etimologi artinya pendahuluan, dan secara mu’amalah adalah penjualan suatu barang yang disebutkan sifat-sifatnya sebagai persyaratan jual beli dan barang yang

dibeli masih dalam tanggungan penjual, dimana syaratnya ialah

mendahulukan pembayaran pada waktu akad. Salam adalah akad jual beli

barang pesanan antara pembeli dan penjual dengan pembayaran dilakukan

dimuka pada saat akad dan pengiriman barang dilakukan pada saat akhir

kontrak. Barang pesanan harus jelas spesifikasinya.

Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah di

sepakati. Jika barang pesanan yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi

yang tertuang dalam akad, maka bank syariah dapat mengembalikannya

kepada penjual. Bila barang pesanan pada saat diterima oleh bank harganya

lebih rendah dibanding harga pada saat akad, maka selisihnya merupakan

kerugian pembeli (bank syariah). Sebaliknya, bila harga barang pesanan

pada saat diterima lebih tinggi, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan

salam.8

Definisi ke tujuh jual beli salam yaitu kata salama dengan salafa artinya

sama. Disebut salam karena pemesan barang menyerahkan uangnya

ditempat akad. Disebut salaf karena pemesan barang menyerahkan

uangnya terlebih dahulu. Definisi salam yang menjurus adalah akad pesanan

barang yang disebutkan sifat-sifatnya yang dalam majelis itu pemesan

barang menyerahkan uang seharga barang pesanan yang barang pesanan

tersebut menjadi tanggungan penerima pesanan.9

7H.Hendi Suhendi, Fi h Mu’a alah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal.76.

8Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 152 153.

9 Heri Sudarsono., Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:

(7)

7

Definisi ke delapan jual beli salam adalah jual beli dengan sistem

pesanan.10 Definisi ke sembilan jual beli salam adalah proses jual beli

dimana pembayaran dilakukan secara advance manakala penyerahan

barang dilakukan dikemudian.11 Definisi ke sepuluh jual beli salam adalah dalam pengertian sederhana, ba’I as-salam berarti pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka.12

Definisi ke sebelas jual beli salam adalah menjual sesuatu yang tidak

dilihat artinya hanya ditentukan dengan sifat barang itu ada didalam pengakuan tanggungan penjual. Misalnya si penjual berkata, “Saya jual kepadamu atu meja tulis dari jati, ukurannya 140 x 100 cm, tingginya 75 cm, sepuluh jati dengan harga Rp.100.000.000.”pembeli pun berkata, “Saya beli meja dengan sifat tersebut dengan harga Rp.100.000.000. dia membayar

uangnya sewaktu akad itu juga, tetapi mejanya belum ada. Jadi, salam ini

merupakan jual beli utang dari pihak penjual, dan kontan dari pihak pembeli

karena uangnya telah dibayarkan sewaktu akad.

Keterangannya yaitu firman ALLAH S.W.T. Surat Al-baqarah : 282 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.”

(Al-Baqarah: 282).13

Definisi ke dua belas jual beli salam yaitu berasal dari kata as-salaf yang

artinya pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya

dimuka. Para fuqaha menamainya al-mahawi’ij (barang-barang mendesak)

10 Imam Mustofa, Fi ih Mu’a alah Ko te po e , ( Metro: STAIN Jurai Siwo Metro Lampung

bekerjasama dengan Kaukaba Dipantara, 2014), hal. 71.

11 Muhammad., Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah edisi revisi, (Yogyakarta: Tim UII

Press, 2000), hal. 31.

12Muha ad Syafi’I A to io, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani

bekerjasama dengan Tazkia Cendekia, 2001), hal. 108.

13 H. Sulaiman Rasjid., Fiqh Islam, (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung, 2013), hal.

(8)

8

karena ia sejenis jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang

diperjual belikan tidak ada ditempat. “Mendesak”, dilihat dari sisi pembeli karena ia sangat membutuhkan barang tersebut dikemudian hari sementara

dari sisi penjual, ia sangat membutuhkan uang tersebut. Salam dapat

didefinisikan sebagai transaksi atau akad jual beli dimana barang yang

diperjual belikan belum ada ketika transaksi dilakuakan dan pembeli

melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru

dilakukan dikemudian hari. PSAK 103 mendefinisikan salam sebagai akad

jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman dikemudian hari

oleh penjual (muslam ilaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al

muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat - syarat tertentu.14

B. DASAR HUKUM JUAL BELI SALAM

Yang menjadi dalil pelaksanaan jual beli salam yaitu:

Dasar hukum yang pertama:

1. QS. Al-baqarah/2:282 sebagai berikut: “hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya.”

2. Al –hadist sebagai berikut: “Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa Rasulullah

SAW datang ke madinah dimana penduduknya melakukan salaf (salam)

dalam buah - buahan (untuk jangka waktu) satu, dua, dan tiga tahun. Beliau berkata “barang siapa yang melakukan salaf (salam), hendaklah ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang ditentuka”. Dalam hadist lain: “Dari Shihab r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “tiga hal keberkahan: jual beli secara

tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk di jual”. (HR. Ibnu Majah)15

s

14 Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hal. 180.

15Mardani., Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muammalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

(9)

9 Dasar hukum yang kedua:

1. Ibnu Abbas berkata: “aku bersaksi bahwa salam yang dijamin untuk waktu tertentu benar-benar dihalalkan oleh Allah dan diizinkan.”

2. Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tiba dimadinah

dimana mereka melakukan salaf untuk penjualan buah-buahan dengan

jangka waktu satu tahun atau dua tahun, lalu Beliau bersabda: “Barang siapa yang melakukan salaf hendaknya melakukannya dengan jelas.”16

Dasar hukum yang ketiga: 1. Al-Qur’an:

Hai orang-orang yang beriman,apabila kamu bermuammalah tidak secara

tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya

(QS.al-baqarah(2): 282).

2. Al-Hadist:

Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh

dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk

dijual (HR. Ibnu Majah)17

Dasar hukum yang keempat:

Jual beli salam dilaksanakan berdasarkan kepada ayat al-quran dan as-sunah juga ijma’. Ayat yang menjadi landasan pelaksanaan jual beli salam adalah surat al-baqarah ayat 282 yang berbunyi:

“wahai orang-orang yang beriman apabila kamu menjalankan sesuatu urusan dengan hutang piutang yang diberi tempo hingga kesuatu masa yang tertentu, maka hendaklah kamu menulis (hutang dan masa bayarannya) itu”

Berkaitan dengan ayat diatas sebagai dasar hukum jual beli salam atau

salaf, Ibnu Abbas mengatakan:

16Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 153 154.

(10)

10

“Aku bersaksi bahwa salaf (salam) merupakan bagian dari hutang dengan tempo (ajalin musamma) yang diizinkan dan dihalalkan oleh Allah.”18

Dasar hukum yang kelima:

1. Al-quran. Hai orang-orang yang beriman,apabila kamu bermuammalah

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya (QS.al-baqarah(2): 282).

2. Hadist. Ibnu Abbas berkata: Manakala Rasulullah SAW. Datang ke

madinah ia mendapatkan para penduduknya melakukan transaksi secara

as – salam dalam tanam-tanaman dalam jangka waktu 2 – 3 tahun. Maka

ia pun bersabda: barang siapa yang melakukan transaksi as salam dalam

tanam-tanaman, maka lakukanlah dengan takaran yang jelas, timbangan

yang jelas, waktu yang jelas.

3. Ijma’. Berkata ibnu mudhir bahwa semua pakar ilmu yang saya ketahui telah berkonsensus keabsahan as salam karena kebutuhan manusia

terhadapnya.19

RAHASIA SALAM

Orang yang mempunya perusahaan sering membutuhkan uang untuk

keperluan perusahaan mereka, bahkan sewaktu waktu kegiatan

perusahaannya sampai terhambat karena kekurangan bahan pokok.

Sedangkan si pembeli, selain akan mendapat barang yang sesuai dengan

yang diinginkannya, ia pun sudah menolong kemajuan perusahaan

saudaranya. Maka untuk kepentingan tersebut Allah mengadakan peraturan

salam.20

18 Imam Mustofa, Fi ih Mu’a alah Ko te po e , (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro Lampung

bekerjasama dengan Kaukaba Dipantara, 2014), hal. 72.

19 Muhammad., Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah edisi revisi, (Yogyakarta: Tim UII

Press, 2000), hal. 31.

20 H. Sulaiman Rasjid., Fiqh Islam, (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung, 2013), hal.

(11)

11 KESIMPULAN

Bai As-Salam adalah memberikan “Al-I’thaau” atau Al-Taslif. Jual beli

salam atau salaf adalah jual beli dengan sistem pesanan, pembayaran dimuka,

sementara barang diserahkan di waktu kemudian.

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Imam Mustofa, 2016. Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Siti Mujiatun. 2013. Jual Beli dalam perspektif islam: salam dan istisna. dalam Jurnal RISET AKUNTANSI DAN BISNIS Volume 13.

Muhammad Nizarul Alim. 2011. Muhasabah Keuangan Syariah. Solo: PT Aqwam Media Profetika.

Mardani. 2012. Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ascarya. 2013. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

H.Hendi Suhendi. 2013. Fiqh Mu’amalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ismail, 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Heri Sudarsono. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Muhammad. 2000. Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah edisi revisi. Yogyakarta: Tim UII Press.

Muhammad Syafi’I Antonio, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani bekerjasama dengan Tazkia Cendekia.

H. Sulaiman Rasjid. 2013. Fiqh Islam. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

2016 HARI KUNINGAN RAYA Setiap Pura yang yang ada di wilkum Polres Mataram Ibadah oleh umat Hindu sebagai rangkaian peringatan hari raya Kuningan. Curat, curas,

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya tetntang perbedaan kemampuan problem solving siswa yang ditinjau dari tempat tinggal, baik

Hubungan dari tingginya indeks massa tubuh (dalam kondisi overweight atau obesitas) dengan kejadian batu saluran kemih adalah dengan semakin tingginya nilai indeks massa tubuh maka

Memberikan pelatihan dalam dasar- dasar penggunaan adobe illustrator. Tujuan

Semua program yang dibuat untuk akses file menggunakan metode akses file dari sistem operasi komputer untuk baca dan tulis data. Penyimpanan data pada DASD, disk magnetik

Pada Hadis di atas ada tiga karakter manusia sebagai peserta didik dalam menerima ilmu atau petunjuk yang diumpamakan seperti ragam tanah atau bumi ketika menerima siraman hujan

Berdasarkan paparan di atas dan analisis data yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah Matematika antara siswa yang mengikuti

SMK Negeri 1 Pulau Makian merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang terdapat pada pulau Makian Provinsi Maluku Utara yang dalam mengelola dan bertukar