• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Menghargai Prestasi - UPAYA MENINGKATKAN SIKAP MENGHARGAI PRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM PADA KELAS IVA SD NEGERI 2 CILONGOK - repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Menghargai Prestasi - UPAYA MENINGKATKAN SIKAP MENGHARGAI PRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM PADA KELAS IVA SD NEGERI 2 CILONGOK - repository"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Sikap Menghargai Prestasi

Setiap orang memiliki karakter berbeda-beda yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Karakter mencerminkan tabiat, sifat kejiwaan, atau akhlak seseorang. Suyadi (2103:5-6) mengemukakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma yang berlaku. Marzuki dalam Suyadi (2013:5) mengemukakan bahwa karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan, sikap, dan motivasi serta perilaku dan keterampilan. Samani dan Hariyanto (2012:43) menyatakan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

(2)

Seseorang akan mendapatkan prestasi yang baik apabila berupaya keras dan konsisten terhadap apa yang akan diraih. Orang yang berusaha keras cepat atau lambat akan meraih apa yang dicita-citakannya. Setiap orang memiliki hambatan-hambatan untuk mencapai cita-citanya. Hambatan-hambatan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang berharga untuk mengejar prestasi di kemudian hari. Yaumi (2014:105-106) mengemukakan bahwa menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

(3)

dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain; serta menghargai hasil kerja pemimpin dalam menyejahterakan masyarakat dan bangsa.

Yaumi (2014:106) sependapat dengan kemendiknas mengemukakan indikator yang dapat dijadikan dasar dalam mengukur penghargaaan terhadap prestasi adalah sebagai berikut:

a) Menggantungkan cita-cita setinggi mungkin.

b) Membuat perencanaan untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. c) Bekerja keras untuk meraih prestasi yang membanggakan.

d) Mensyukuri prestasi yang diraih dengan memberi konstribusi untuk

kemaslahatan bangsa, negara, dan agama.

e) Memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai orang lain.

(4)

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Keegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar. Prestasi yang dicapai oleh peserta didik berbeda-beda sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing. Arifin (2011:12) mengemukakan bahwa prestasi berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi banyak digunakan dalam bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Mulyasa (2013:189) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil usaha seseorang yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan prestasi belajar peserta didik sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga mempertinggi prestasi belajar. Motivasi belajar yang lemah akan menyebabkan kurangnya usaha dalam belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(5)

dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik.

Makmun dalam Mulyasa (2013:191), mengemukakan komponen-komponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar, adalah:

...(1) masukan mentah, menunjuk pada karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran, (2) masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.

(6)

c. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang memiliki beberapa fungsi utama. Arifin (2011:12-13) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar yaitu:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan kebutuhan umum manusia. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern merupakan prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Indikator ekstern merupakan tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.

(7)

Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. Prestasi belajar keberhasilan dalam bidang studi juga dapat dijadikan indikator kualitas institusi pendidikan dan dapat dijadikan umpan balik oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Hakekat Pembelajaran IPA

a. Hakekat IPA

Manusia memiliki dorongan rasa ingin tahu dalam dirinya. Rasa ingin tahu membuat manusia selalu mengamati gejala-gejala alam yang ada dan mencoba untuk memahaminya. Pengetahuan yang terbentuk melalui proses pengamatan memunculkan sains yang semakin berkembang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains.

(8)

Laksimi Prihantoro dkk., dalam Trianto (2010:137) mengemukakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. IPA sebagai proses merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.

IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam melalui proses ilmiah. IPA mencakup alam semesta keseluruhan baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. IPA dipelajari untuk menemukan dan mengembangkan suatu produk berupa konsep dan teori yang akan berlaku secara universal. Teori IPA yang diaplikasikan ke dalam kehidupan akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

b. Nilai-nilai dalam IPA

(9)

pendidikan. IPA dipelajari tidak hanya untuk menemukan fakta, tetapi untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam IPA. Prihantoro Laksmi dalam Trianto (2010: 141 - 142) menyatakan nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut:

1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah.

2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah. 3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan.

(10)

c. Tujuan IPA

IPA sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Prihantoro Laksmi dalam Trianto (2010:142) mengemukakan tujuan-tujuan IPA di sekolah yaitu:

1) Memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap.

2) Menanamkan sikap hidup ilmiah.

3) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

4) Mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya.

5) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

Pembelajaran IPA memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap, serta menanamkan sikap hidup ilmiah kepada peserta didik. Pembelajaran IPA juga bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan masalah melalui pengamatan dan penerapan metode ilmiah secara sistematis sehingga dapat menghargai para ilmuwan penemunya.

d. Materi IPA Energi Panas dan Bunyi

(11)

Tabel 2.1 SK dan KD

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

Materi energi panas dan bunyi mencakup sumber energi panas, perpindahan energi panas, sumber energi bunyi dan perambatan bunyi. Syuri dan Nurhasanah (2004: 160-173) serta Wahyono dan Nurachmandani (2008:97-110) menjabarkan materi energi panas dan bunyi sebagai berikut:

1) Energi Panas

Panas adalah salah satu sumber energi. Energi panas merupakan energi yang dihasilkan oleh panas. Energi panas dapat mengubah suatu benda. Energi panas bermanfaat untuk kegiatan sehari-hari. a) Sumber Energi Panas

(12)

telapak tangan yang digosok-gosokkan akan menimbulkan panas.

Energi panas dapat mengubah benda, misalnya lilin meleleh jika dipanaskan, makanan matang bila dipanaskan dan besi melebur jika dipanaskan. Energi panas bermanfaat untuk kehidupan manusia, misalnya energi matahari untuk mengeringkan kerupuk atau pakaian, energi api untuk memasak, dan tangan yang digosok-gosokkan agar merasakan hangat. b) Perpindahan Energi Panas

Panas dapat berpindah ke tempat yang lebih dingin. Perpindahan panas dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

i) Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang memerlukan suatu zat/medium tanpa disertai adanya perpindahan bagian-bagian zat/medium tersebut.

ii) Konveksi adalah perpindahan panas dengan disertai aliran zat perantaranya.

iii) Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara. 2) Energi Bunyi

(13)

a) Sumber Bunyi

Benda dapat mengeluarkan bunyi karena bergetar. Benda atau alat yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi ada yang enak didengar dan ada yang tidak enak didengar atau bahkan dapat merusak. Suara musik atau penyanyi yang merdu tentu enak didengarkan. Suara mesin pabrik, petir yang menggelegar dan suara pesawat terbang tentu sangat mengganggu.

Telinga manusia normal hanya dapat menangkap bunyi yang masih memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz disebut audiosonik. Bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz disebut infrasonik, sedangkan bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik.

b) Perambatan Bunyi

Bunyi dapat kita dengar dari sumber bunyi karena adanya rambatan. Rambatan tersebut terjadi karena adanya getaran pada benda yang menjadi sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan udara.

i) Bunyi merambat melalui benda padat

(14)

disebabkan karena bunyi kereta api tersebut mengalami perambatan melalui rel yang merupakan zat padat.

ii) Bunyi merambat melalui benda cair

Bunyi juga dapat merambat melalui benda cair. Perambatan bunyi pada air lebih lambat daripada benda padat.

iii) Bunyi merambat melalui benda gas

Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar bumi. Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi. Bunyi yang merambat melalui benda gas lebih lambat dibandingkan pada benda padat dan benda cair. Bunyi yang didengar setiap hari merambat melalui udara. Astronaut berkomunikasi menggunakan radio untuk berkomunikasi karena di luar angkasa tidak terdapat udara sehingga bunyi tidak dapat merambat.

c) Pemantulan dan Penyerapan Bunyi

(15)

diucapkannya tidak terdengar jelas karena terganggu bunyi pantul.

Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli selesai. Jika berteriak di daerah pegunungan, setelah beberapa saat, terdengar kembali teriakan tersebut. Bunyi tersebut sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai di telingamu.

Bunyi juga mengalami penyerapan. Bunyi akan diserap jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau berongga. Benda-benda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi. Contoh bahan peredam bunyi adalah busa, spon, wol, kain, dan karet.

4. Model Pembelajaran Quantum

a. Pengertian Model Pembelajaran Quantum

(16)

pembelajaran quantum adalah model pembelajaran yang menyenangkan serta menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan, interaksi serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk belajar. DePorter dan Hernacki (2009:16) mendefinisikan quantum learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.

Bobbi DePorter, dkk (2003:89) mengembangkan strategi pembelajaran quantum melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan (T), Alami (A), Namai (N), Demonstrasikan (D), Ulangi (U), dan Rayakan (R).

1) Tumbuhkan

Tumbuhkan yaitu sertakan diri peserta didik, pikat peserta didik agar berminat mengikuti pembelajaran, puaskan AMBAK (Apa Manfaat BagiKu).

2) Alami

Alami yaitu berikan pengalaman belajar bagi peserta didik dan tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”.

3) Namai

Namai adalah proses mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar kepada peserta didik.

4) Demonstrasikan

(17)

peserta didik menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.

5) Ulangi

Ulangi yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk mengulangi apa yang telah dipelajari.

6) Rayakan

Rayakan yaitu memberikan penghargaan kepada peserta didik atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang telah diraih.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran quantum strategi TANDUR, peserta didik dapat mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi diri sendiri, dan mencapai sukses. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1) Tumbuhkan, yaitu guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dan menyampaikan manfaat yang diperoleh peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

2) Alami, yaitu guru memberikan pengalaman belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran atau pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman peserta didik sesuai dengan materi yang dipelajari.

(18)

4) Demonstrasikan, yaitu guru membagikan LKPD dan menjelaskan cara pengerjaannya kepada peserta didik. Guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya.

5) Ulangi, yaitu peserta didik mengulangi materi yang telah dipelajari melalui kegiatan evaluasi.

6) Rayakan, yaitu guru dan peserta didik merayakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Model pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip yang dapat mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran quantum. Prinsip-prinsip tersebut menurut DePorter, dkk (2003:7-8) adalah:

1) Segalanya berbicara

Seluruh lingkungan kelas, bahasa tubuh hingga rancangan pelajaran akan mengirim pesan tentang belajar bagi peserta didik. 2) Segalanya bertujuan

Semua penggubahan pembelajaran harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama

(19)

4) Akui setiap usaha

Peserta didik patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan dirinya.

5) Merayakan keberhasilan

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Berdasarkan prinsip di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip:

1) Segalanya berbicara, seluruh lingkungan kelas dirancang agar

dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh peserta didik. Faktor bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan yang dilakukan oleh guru dapat membawa pesan-pesan belajar bagi peserta didik.

2) Segalanya bertujuan, pembelajaran harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas. Penggunaan sumber dan fasilitas dalam pembelajaran dapat membantu perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama, peserta didik hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajarinya.

(20)

5) Merayakan keberhasilan, peserta didik merayakan setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Perayaan diharapkan dapat memberikan umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar peserta didik.

b. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum

Setiap model pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat berpengaruh terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Suyadi (2013:112-113) memaparkan beberapa hal yang menjadi keunggulan dan kelemahan model pembelajaran quantum. Model pembelajaran quantum memiliki keunggulan antara lain:

1) Peserta didik bebas untuk melalukan eksplorasi pembelajaran sesuai modalitas belajar yang dimiliki masing-masing peserta didik.

2) Model pembelajaran quantum memberi peluang kepada peserta didik untuk mencapai lompatan prestasi belajar secara menakjubkan.

3) Setiap upaya belajar peserta didik dihargai dengan reward, sehingga peserta didik semakin termotivasi belajar untuk mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.

(21)

1) Model pembelajaran quantum lebih menekankan pada kompetisi individual dalam mencapai prestasi belajar sehingga aspek sosial dan kerja sama kurang berkembang.

2) Model pembelajaran quantum lebih menekankan prestasi belajar

dalam hal akademik intelektual, sehingga aspek moral, karakter, kepribadian, dan akhlak kurang diperhatikan.

Model pembelajaran quantum dengan strategi TANDUR yang digunakan dalam pembelajaran akan memberikan hasil yang maksimal jika didukung oleh lingkungan kelas yang memadai. DePorter, dkk (2003:66) menyatakan lingkungan kelas dapat mengundang dan memikat atau mengganggu dan mengalihkan peserta didik. Lingkungan kelas yang dapat memacu belajar dan meningkatkan daya ingat peserta didik salah satunya adalah alat bantu. Alat bantu merupakan benda yang dapat mewakili gagasan, misalnya dengan menggunakan media dalam suatu pembelajaran. Briggs dalam Anitah (2009:1) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran. Pendapat Anitah (2009:2) sejalan dengan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

(22)

peserta didik. Media pembelajaran merupakan perantara yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada peserta didik. Media pembelajaran yang sesuai dengan informasi akan memudahkan peserta didik menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran dapat berupa media audio, visual, maupun audio-visual.

5. Implementasi Pembelajaran Quantum Pada Materi Energi Panas dan

Bunyi

Setiap model pembelajaran memiliki sintaks atau langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Sintaks pelaksanaan model pembelajaran Quantum strategi TANDUR pada materi energi panas dan bunyi sebagai berikut.

a. Tumbuhkan

Guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dengan menjalin interaksi dengan peserta didik dan meyakinkan peserta didik mengapa harus mempelajari materi energi panas dan bunyi. Guru dapat menggunakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi energi panas dan bunyi untuk menarik minat peserta didik dalam belajar. b. Alami

(23)

pengalaman peserta didik terkait dengan materi energi panas dan bunyi.

c. Namai

Guru memberikan informasi atau konsep materi yang akan diajarkan. Guru dan peserta didik berdiskusi mengenai materi energi panas dan bunyi.

d. Demonstrasikan

Guru meminta peserta didik untuk mengaitkan pengalaman dan pengetahuan baru yang telah didapatkan. Peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan hasil eksperimen energi panas dan bunyi yang telah dilakukan. Guru mendengarkan gagasan peserta didik untuk menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru.

e. Ulangi

Peserta didik mengulangi materi yang telah diajarkan melalui kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi bertujuan agar peserta didik lebih memahami materi energi panas dan bunyi yang telah dipelajari.

f. Rayakan

(24)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang serupa dengan hasil penelitian ini telah dikemukakan oleh beberapa hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan keunggulan pembelajaran model quantum. Hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran quantum tersebut yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani, N. dan I.B.K. Perdata (2014:11-12) dengan judul “Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa

Melalui Penerapan Model Pembelajaran QT Dengan Kerangka Tandur Dalam Pembelajaran Bangun Segi Empat Pada Siswa Kelas VII C SMP Pancasila Canggu Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian tersebut

ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas yaitu kurang aktif pada siklus I menjadi aktif pada siklus II dan siklus III. Peningkatan prestasi belajar peserta didik ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas, daya serap,dan ketuntasan belajar pada siklus I, II dan III berturut-turut sebesar 64,15, 64,15%, dan 60,97% ; 77,33, 77,33%, 88,37%, dan 80,00, 80,00%, 93,02%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Susiani, K., N. Dantes, dan I.N. Tika (2013:7-8) dengan judul “Pengaruh Model Quantum Terhadap Kecerdasan Sosio-emosional dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Banyuning”. Hasil penelitian tersebut yaitu model pembelajaran quantum

(25)

terdapat perbedaan kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti model pembelajaran quantum dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara

konvensional.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum strategi TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan efektif diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Penelitian tersebut memberikan dasar yang kuat pemilihan model pembelajaran quantum strategi TANDUR untuk diterapkan dalam PTK ini.

C. Kerangka Berpikir

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang berupaya untuk meningkatkan karakter dan prestasi peserta didik. Permasalahan terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran IPA adalah rendahnya sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar peserta didik. Permasalahan tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan data prestasi pembelajaran IPA.

(26)

I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.1 menunjukkan kondisi awal sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok masih rendah, maka dari itu diperlukan tindakan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran quantum. Hasil yang diharapkan setelah menerapkan model pembelajaran quantum dalam pembelajaran yaitu terjadi peningkatan sikap menghargai prestasi dan prestasi belajar IPA peserta didik kelas IV A SD Negeri 2 Cilongok.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

Sikap

Kondisi Awal Tindakan Hasil yang

(27)

1. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan sikap menghargai prestasi peserta didik di kelas IVA SD Negeri 2 Cilongok Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Penerapan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan prestasi

Gambar

Tabel 2.1 SK dan KD
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pemahaman

sejarah bangsanya sendiri, sehingga dengan sikap mereka menyebabkan sejarah yang selama ini ada menjadi terlupakan bahkan hilang karena Lampion, kepada masyarakat

pengetahuan orang tua, personal hygiene , sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi terhadap kejadian penyakit skabies pada wilayah kerja puskesmas.

Komunitas merupakan kelompok sosial yang merupakan kesatuan dari beberapa individu yang memiliki kesamaan atau hobby yang digemari dan tentunya memiliki tujuan yang

di Dusun Siwalan dengan peserta anak-anak dusun setempat.. Kegiatan tersebut bertujuan memberikan permainan yang dapat. mengasah otak dan kemampuan fisik anak-anak.

Unjuk kerja elemen bakar selama iradiasi dan hasil uji pasca iradiasi cukup memuaskan sehingga mendorong penelitian lanjut untuk pengembangan ke tingkat muat Uranium

Penerapan metode k-means cluster analysis diusulkan supaya bisa membantu dalam mengelompokan calon siswa sesuai dengan minat jurusan yang diseleksi berdasarkan

Agar kestabilan dan kekuatan campuran batako terpenuhi, maka salah satu cara adalah dengan meninjau atau menetapkan faktor air semen (fas) yang digunakan dalam