• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA MAGELANG TERHADAP PELAJARAN FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA MAGELANG TERHADAP PELAJARAN FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA MAGELANG TERHADAP PELAJARAN

FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Grace Ersat Januarto NIM : 011424025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

(2)

ii SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA MAGELANG TERHADAP PELAJARAN

FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

Oleh :

Grace Ersat Januarto NIM : 011424025

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

(3)

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA MAGELANG TERHADAP PELAJARAN

FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Grace Ersat Januarto

NIM : 011424025

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 11 September 2008 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Drs. Domi Severinus, M.Si ……… Sekretaris : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd ……… Anggota : 1. Drs. Domi Severinus, M.Si ………... 2. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd ………... 3. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T ………...

Yogyakarta, 11 September 2008 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Dekan,

(4)

iv

^âÑxÜáxÅut{~tÇ ~tÜçt áxwxÜ{tÇt |Ç| áxutzt| àtÇwt ~tá|{ M

UâÇwt `tÜ|t wtÇ lxáâá ^Ü|áàâá ftÇz ]âÜâ fxÄtÅtà

(5)

MOTTO

Everybody need music

Tidak ada yang mustahil bagi yang berani mencoba

(Iskandar Zulkarnaen)

Sesuatu yang kita kerjakan dengan senang hati

sama sekali tidak menyusahkan

(Jafferson)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 September 2008 Penulis

(7)
(8)

viii Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya atas selesainya penulisan skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA MAGELANG TERHADAP PELAJARAN FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA.

Tujuan penulisan skripsi ini untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelas sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Domi Severinus, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi dan juga sebagai dosen pembimbing akademik

2. Bapak dan Ibu tercinta yang dengan segala daya dan upaya telah membiayai, membimbing dan mendoakan demi terselesainya skripsi ini. 3. Mas Adven (Mas Pepenk) dan Mbak Lala yang telah memberi semangat

dan memacu diriku hingga terselesaikannya skripsi ini.

(9)

Om Wahyu sekeluarga, Tante Wiwik sekeluarga, Tante Andi sekeluarga, Tante Rini sekeluarga dan saudara-saudaraku tercinta lainnya.

5. Aloysia Hety W yang telah setia menyayangiku 6. Lusia Ratna M dan keluarga yang telah mendukungku.

7. FIVE SOULS Management (Dedy, Mimi, Ian, Compos, Bendot, Cheche, Mas Bowo, Seno, dll) dan FOSFOR Management (Pak Produser Eko, Bendot, Aik, Onny, Anggit, Yayan, Anang, dll) yang telah mendukung dan memberi inspirasi dalam bermusik.

8. Teman-teman satu rumah di 64 A (Mas Jekek, Si Om, Jendhol, Mas Ferdy, Mas Tomblok, Mas Anton Blindsoul, Neo, Seno, Mas Bopak, dll.) dan di Cempaka 262 (Foriz, Winda, Agnes, Robot, Yanuar, Asti, Kunil, dll).

9. Teman-teman Pendidikan Fisika 2001 ( Wawan, Sapto, Deni, Hari, Bayu, Maran, Diana, Tyas, Desy, Hira, Nina, Daryono, dll) dan Pendidikan Matematika 2001 (Tita, Nia, Sini, Ligna, dll).

10.Teman-teman P. Fis 2000 (Ika, Andi, Ana, dll), P. Fis 2002 (Asti, Atik, Win, Natasha, Sulis, Wisnu, Ari, dll), P. Fis 2003 (Tika, Siwi, Eka, Dias, Boni, Gita, Dian, dll), P. Fis 2004 (Mareta, Dwi, Aris, Wiwi, Wisnu, Woro, Astri, Fredy, dll), P. Fis 2005 (Cici, Nita, Rita, Melly, Wido, dll), teman-teman P. Fis 2006 dan P. Fis 2007.

11.Bapak Narjo, Bapak Sugeng serta Mbak Heni selaku staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu melayani untuk kelancaran studi.

(10)

x

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas saran, ide dan dukungan yang diberikan hingga tulisan ini dapat terselesaikan.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak. Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu, pikiran, biaya dan tenaga. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan selalu perhatikan.

Yogyakarta, 11 September 2008

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

HALAMAN MOTTO ……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

KATA PENGANTAR ………... viii

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvi

ABSTRAK ………. xvii

ABSTRACT ……….. xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Perumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………... 5

(12)

xii BAB II. LANDASAN TEORI

A. Hakekat Fisika

1. Pengertian ……… 7

2. Pembelajaran Fisika ……… 7

B. Persepsi 1. Pengertian ……… 8

2. Proses Dasar Terjadinya Persepsi ………... 14

3. Aspek-Aspek Persepsi ……… 16

4. Syarat Terjadinya Persepsi ………. 17

5. Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi ……….. 18

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ………. 19

7. Efek Persepsi ……….. 23

C. Prestasi Belajar 1. Pengertian ……… 24

2. Tes Sebagai Sarana Pengukuran Prestasi Belajar ………… 27

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa ………... 28

4. Fungsi Prestasi Belajar ……… 30

D. Hubungan Persepsi Terhadap Pelajaran Fisika Dengan Prestasi Belajar ………. 32

E. Hipotesis Penelitian ………. 32

(13)

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 33

C. Obyek dan Subyek Penelitian ……… 33

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……….. 34

E. Metode Penelitian ………. 34

F. Instrumen Penelitian 1. Lembar Kuesioner ……….. 35

2. Wawancara ………. 37

3. Studi Dokumen Rapor ……… 38

G. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan ……….. 38

2. Tahap Uji Coba Instrumen ………. 39

3. Tahap Pengumpulan Data ……….. 39

H. Metode Analisis Data ……….. 41

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskrisi Data 1. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika ……… 43

2. Prestasi Belajar Siswa Untuk Mata Pelajaran Fisika …… 44

B. Analisa Data ……… 46

C. Pengujian Hipotesis ………. 47

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika ………. 48

2. Prestasi Belajar Siswa Untuk Mata Pelajaran Fisika ……. 49 3. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran

(14)

xiv

Fisika Dengan Prestasi Belajar ……….. 50

4. Hasil Wawancara ……… 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 55

B. Saran 1. Bagi Guru ……….. 56

2. Bagi Peneliti Yang Lain ……… 57

DAFTAR PUSTAKA ………. 58

(15)

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Halaman 1. Tabel 3.1 Distribusi aspek yang mempengaruhi persepsi

dalam kuesioner ... 36 2. Tabel 3.2 Kategori persepsi siswa terhadap pelajaran

fisika ... 41 3. Tabel 3.3 Kategori prestasi belajar siswa untuk mata

pelajaran fisika ... 42 4. Tabel 4.1 Data perhitungan pada kuesioner ... 43 5. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi skor persepsi siswa terhadap

pelajaran Fisika ... 44 6. Grafik 4.3 Frekuensi skor persepsi siswa terhadap mata

pelajaran fisika dalam grafik histogram ... 44 7. Tabel 4.4 Data perhitungan pada rapor ... 45 8. Tabel 4.5 Distribusi frekuensi skor studi rapor ... 45 9. Grafik 4.6 Distribusi frekuensi skor studi rapor dalam

grafik histogram ... 45 10. Tabel 4.7 Data perhitungan korelasi ... 46

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Lampiran 1 Lembar kuesioner ………. 59 2. Lampiran 2 Daftar nilai fisika pada rapor siswa ………..…….. 62 3. Lampiran 3 Surat pengantar dari pihak Universitas Sanata

Dharma untuk penelitian ……… 75 4. Lampiran 4 Daftar nilai rata-rata fisika siswa dan skor nilai

kuesioner ………. 76 5. Lampiran 5 Tabel korelasi Product Moment ……….. 80 6. Lampiran 6 Daftar kategori persepsi siswa dan prestasi belajar

(17)

ABSTRAK

Grace Ersat Januarto, Hubungan Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Tarakanita Magelang Terhadap Pelajaran Fisika Dengan Prestasi Belajar Fisika.

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2008).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Adanya perbedaan persepsi siswa terhadap pelajaran fisika untuk siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang, (2) Adanya perbedaan prestasi belajar siswa untuk pelajaran fisika kelas VIII SMP Tarakanita Magelang, (3) Hubungan antara persepsi siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang terhadap pelajaran fisika dengan prestasi belajar.

Obyek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu persepsi siswa terhadap pelajaran fisika dan prestasi belajar. Sedangkan subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A, VIII B, VIII C dan VIII D SMP Tarakanita Magelang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tarakanita Magelang pada 16 dan 18 Januari 2008.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang persepsi terhadap pelajaran fisika, studi dokumen rapor siswa serta wawancara.

Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) untuk mengetahui korelasi antara persepsi siswa terhadap pelajaran fisika dengan prestasi belajar, peneliti menggunakan analisis statistik Product Moment, (2) Sebagai penarikan kesimpulan apakah ada korelasi yang positif antara persepsi siswa terhadap pelajaran fisika dengan prestasi hasil belajar atau tidak, peneliti menggunakan analisis t-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) persepsi yang dimiliki oleh siswa-siswi kelas VIII SMP Tarakanita Magelang berbeda-beda, sehingga menyebabkan prestasi belajar siswa yang berbeda pula antara siswa yang satu dengan yang lainnya, (2) persepsi terhadap pelajaran fisika yang dimiliki oleh siswa bisa mempengaruhi prestasi belajar atau dengan kata lain prestasi belajar tidak lepas dari pengaruh persepsi yang dimiliki oleh siswa, (3) persepsi siswa yang positif akan menyebakan prestasi belajar siswa menjadi baik. Begitu pula sebaliknya, jika siswa memiliki persepsi yang negatif maka akan menyebabkan prestasi belajar yang kurang baik (buruk). Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang (132 siswa dari 162 jumlah siswa) memiliki persepsi yang positif terhadap pelajaran fisika dan semua siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang (162 jumlah siswa) memiliki prestasi yang baik, (4) persepsi siswa VIII SMP Tarakanita Magelang terhadap pelajaran fisika memiliki korelasi yang positif dengan prestasi belajar siswa.

(18)

xviii

ABSTRACT

Grace Ersat Januarto, Correlation of Perception from Students Class VIII SMP Tarakanita Magelang Between Physics and Physics Learning Achievement.

Programme, Mathematics and Science Teacher Training collage, Sanata Dharma University, Yogyakarta (2008).

The purpose of this observation is to know : (1) There is different perception from student towards phiysics for students class VIII SMP Tarakanita Magelang, (2) There is different achievement from students towards physics in class VIII SMP Tarakanita Magelang, (3) Correlation of perception from students class VIII in SMP Tarakanita Magelang between physics and learning achievement.

The target of this observation consist of two. They are the student’s perception towards physics and learning achievement whilst the subject of this observation is all the students in class VIII A, VIII B, VIIIC and VIIID in SMP Tarakanita Magelang

This observation was held in SMP Tarakanita Magelang on January 16 and 18, 2008.

This instrument used in this observation are question about the perception of physics, the study of the document of the students book reports and interviews.

Data analysis techniques used are (1) to know the correlation between the students’ perception towards physics and learning achievement, the observer uses statistics analysis Product Moment, (2) to draw conclusions whether there is positive correlation between the students’ perception towards physics and learning achievement or not, the observer uses t-test analysis.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH.

Salah satu hal yang sangat vital bagi perkembangan manusia adalah pendidikan. Melalui pendidikan, manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna untuk memperkembangkan pribadinya. Melalui pendidikan juga seseorang memperoleh kesempatan untuk membina kemampuan dan keahliannya sehingga potensi yang ada dalam dirinya dapat berkembang secara maksimal.

Pendidikan merupakan “fasilitator” dan “dinamisator” dalam kehidupan tiap-tiap pribadi baik sebagai makhluk individual, sosial, maupun etis; dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Yang dimaksud dengan pendidikan merupakan fasilitator adalah situasi kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang sedang belajar. Sedangkan pendidikan merupakan dinamisator adalah pendidikan penghantar pembelajaran untuk mencapai kesejahteraan (Yusuf, 1982).

(20)

terorganisir. Diharapkan bahwa setelah masing-masing jenjang tersebut

terlewati akan terjadi perubahan tingkah laku siswa yang berhubungan dengan

unsur cipta, rasa dan karsa (Syah, 2001). Dengan kata lain, pendidikan di

sekolah bertujuan menghasilkan perubahan yang positif di dalam diri siswa

yang sedan tumbuh menuju kedewasaan. Melalui pendidikan di sekolah,

seseorang belajar mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri atau

dapat hidup mandiri di kemudian hari.

Salah satu aspek yang menunjukkan keberhasilan seseorang dalam

pendidikan disekolah adalah prestasi belajar. Ilmu-ilmu yang diperoleh siswa

dalam pendidikan bersifat kualitatif kemudian dinyatakan secara kuantitatif,

yaitu nilai-nilai atau prestasi belajar. Prestasi belajar diperoleh melalui tes

hasil belajar. Prestasi belajar disimbolkan dalam bentuk angka atau huruf

(Tirtonegoro, 1984).

Proses terjadinya perubahan tingkah laku pada manusia melalui suatu

proses belajar. Proses perubahan tingkah laku tersebut terjadi dalam jangka

waktu yang panjang. Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang siswa

merupakan bukti keberhasilannya dalam mengikuti proses belajar mengajar

disekolah. Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang siswa merupakan bukti

perubahan yang dialami siswa sebagai hasil dari perubahan belajar yang

dilakukannya.

Keberhasilan seseorang dalam mencapai prestasi belajar yang

(21)

3

1. Faktor internal yang meliputi motivasi, minat, cara belajar, kondisi fisik,

dan kondisi psikis siswa. Aspek-aspek tersebut merupakan faktor yang

membentuk kepribadian seseorang. Di samping aspek-aspek tersebut di

atas, aspek persepsi merupakan salah satu faktor internal yang besar

kontribusinya bagi pembebtukan kepribadian. Dalam hubungan dengan

siswa, maka persepsi merupakan faktor yang sangat penting dalam

menentukan prestasi belajarnya.

2. Faktor eksternal yang meliputi kurikulum pengajaran, disiplin, kondisi

sosial, fasilitas, interaksi guru dan keterlibatan orang tua.

Pelajaran Fisika selama ini dianggap oleh para siswa merupakan

pelajaran yang menakutkan,membosankan, bahkan menjenuhkan. Kenyataan

yang sering dijumpai menunjukkan bahwa para siswa mengalami kesulitan

dan beranggapan bahwa pelajaran Fisika adalah pelajaran yang sulit. Hal ini

bisa dilihat dengan sedikitnya jumlah siswa yang mendapat nilai hasil belajar

atau nilai ujian yang bagus untuk pelajaran Fisika. Oleh karenanya, muncul

suatu persepsi dilingkungan para siswa, dimana setiap siswa memiliki persepsi

yang berbeda-beda terhadap pelajaran Fisika.

Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan yang langsung dari

sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra

(Balai Pustaka). Persepsi terbentuk dalam diri seseorang karena adanya

(22)

sekitarnya (Schiffman & Kanuk, 1997). Persepsi merupakan pengalaman

tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Desirato dalam Rakhmat,

2000).

Persepsi yang dimiliki setiap siswa akan membawa dampak terhadap

penerimaan pelajaran Fisika itu sendiri. Mulai dari cara belajar sampai pada

akhirnya mempengaruhi hasil belajar atau hasil ujian siswa tersebut. Persepsi

yang muncul dalam diri siswa bisa positif ataupun negatif. Hal ini sangat

tergantung pada pengalaman siswa sendiri. Bila seorang siswa memiliki

pengalaman yang menyenangkan terhadap suatu objek maka biasanya dia

akan mempersepsikan objek tersebut secara positif. Demikian juga sebaliknya,

bila seorang siswa memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan maka

biasanya dia akan mempersepsikan objek tersebut secara negatif. Ada

kemungkinan bahwa jika siswa memiliki persepsi yang negatif terhadap

pelajaran Fisika, maka hasil belajar siswa tersebut akan negatif pula.

Demikian pula sebaliknya, jika siswa memiliki persepsi yang positif terhadap

pelajaran Fisika, maka hasil belajar atau hasil ujian siswa tersebut akan

positif.

Berdasarkan uraian diatas, maka judul yang dipilih adalah

“Hubungan Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Tarakanita Magelang

(23)

5

B. PERUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

dalam penelitian ini muncul permasalahan atau pertanyaan yang akan dijawab

diantaranya adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap pelajaran fisika untuk

siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang ?

2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa untuk pelajaran fisika

kelas kelas VIII SMP Tarakanita Magelang ?

3. Bagaimana hubungan antara persepsi siswa kelas VIII SMP Tarakanita

Magelang terhadap pelajaran Fisika dengan prestasi belajar?

C. TUJUAN PENELITIAN.

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Adanya perbedaan persepsi siswa terhadap pelajaran fisika untuk siswa

kelas VIII SMP Tarakanita Magelang .

2. Adanya perbedaan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran fisika kelas

VIII SMP Tarakanita Magelang

3. Hubungan antara persepsi siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang

terhadap pelajaran fisika dengan prestasi belajar siswa.

(24)

D. MANFAAT PENELITIAN.

1. Bagi peneliti, penelititan ini memiliki tujuan untuk memperoleh informasi

tentang sejauh mana persepsi yang dimiliki siswa kelas VIII SMP

Tarakanita Magelang terhadap pelajaran fisika yang diterima di sekolah.

2. Untuk menunjukkan adanya hubungan antara persepsi yang dimiliki siswa

kelas VIII SMP Tarakanita Magelang terhadap pelajaran fisika dengan

prestasi belajar siswa.

3. Adanya bukti empiris tentang penelitian yang berkaitan dengan persepsi

siswa terhadap pelajaran fisika.

4. Dapat digunakan sebagai referensi atau literatur dalam melaksanakan

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. HAKEKAT FISIKA.

1. Pengertian.

Fisika adalah cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

mempelajari gejala-gejala alam. Fisika adalah salah satu mata pelajaran sains

yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis deduktif dengan

menggunakan peristiwa alam dan penyelesaian masalah dengan baik secara

kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan pendekatan matematika

serta dapat mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap percaya diri.

Ilmu Pengetahuan Alam atau sains dibentuk karena pertemuan dua

orde pengalaman. Orde pertama adalah orde observasi yang merupakan orde

yang didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala atau fakta, sedangkan

orde kedua adalah orde konseptual yang merupakan orde yang didasarkan

pada konsep manusia mengenai alam semesta (Sumadji, dkk: 1998). Sains

adalah suatu bangunan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan

metode-metode yang berdasarkan observasi (Fisher, 1975).

2. Pembelajaran Fisika.

Pembelajaran fisika meliputi tiga aspek yaitu (1) Pengetahuan yang

meliputi: pemahaman konsep, hukum dan teori serta penerapannya (2)

(26)

keilmuan, meliputi: berpikir kritis dan analitis, perhatian pada

masalah-masalah sains (Kartika Budi, 1998). Dari aspek pengetahuan, tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa dapat memahami dan menerapkan ilmunya sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat pendidikannya.

Dari aspek kemampuan melakukan proses, tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa terampil dan menguasai proses sains. Sedangkan dari

aspek sikap, tujuan pembelajaran fisika adalah agar siswa mempunyai sikap keilmuan.

Visi pembelajaran fisika adalah mempersiapkan siswa yang melek

sains dan teknologi, untuk memahami dirinya dan lingkungan sekitarnya melalui perkembangan ketrampilan proses, sikap alamiah, ketrampilan

berpikir, penguasaan konsep sains yang esensial dan kegiatan teknologi serta upaya pengelolaan lingkungan secara bijaksana yang dapat menumbuhkan sikap pengagungan terhadap Tuhan.

A. PERSEPSI.

1. Pengertian.

Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Persepsi adalah suatu proses kognitif.

Proses kognitif membantu individu untuk menyeleksi, mengolah , menyimpan, dan menginterprestasi stimuli tersebut menjadi gambaran yang bermakna dan koheren. Karena tiap individu mengartikan sendiri stimuli

(27)

9

memandang sesuatu (Gibson, 1994). Dua orang yang dihadapkan pada

stimulus yang sama dan dalam kondisi yang sama belum tentu mempunyai persepsi yang sama (Schiffman & Kanuk, 1997).

Persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi

(sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada

suatu situasi tertentu (Ruch, 1967). Senada dengan hal tersebut) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan (Atkinson dan Hilgard,

1991). Persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu (Gibson dan Donely, 1994).

Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Dalam hal ini persepsi

diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Chaplin, 1989)

Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap

stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui

proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson dan Hilgard, 1991). Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus

(inputs), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran

stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung

menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri (Gibson, 1986).

Persepsi adalah proses pengorganisasian dan penginterprestasikan

kesan-kesan sensoris untuk memberikan suatu makna tertentu kepada lingkungannya. Interprestasi seseorang tentang kesan sensorinya mengenai

lingkungannya akan sangat berpengaruh pada perilakunya yang pada gilirannya menentukan faktor-faktor apa yang dipandangnya sebagai faktor motivasional yang kuat (Siagian, 1989).

Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan

penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu

berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain (Young, 1956).

Proses persepsi individu akan sangat menentukan apakah respon

bersifat positif ataukah negatif. Jadi jika persepsi individu baik terhadap lingkungan maupun kemampuan diri menunjukkan persepsi yang positif,

(29)

11

negatif, maka hali ini akan mempengaruhi respon individu yang

menunjukkan respon negatif (Schult & Schult dalam Asnawi, 1999).

Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan. Persepsi merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal

melalui panca inderanya (Depdikbud, 1998). Pengertian persepsi ini sama dengan pengertian sikap yang dikemukakan oleh Goodwin dan Klausmeier

yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi ; senang atau tidak senang, positif atau negatif, terhadap suatu obyek, orang, ide, atau situasi tertentu (William L. Goodwin dan Hebert J. Klausmeier,

1975). Persepsi seseorang terhadap suatu obyek akan positif atau negatif tergantung harapannya terhadap obyek tersebut.

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang

lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan

orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan

penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.

Persepsi adalah suatu proses yang kompleks dimana kita menerima

dan menyadap informasi dari lingkungan (Fleming & Levie, 1978). Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir.

(30)

Menurut Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan

proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir.

Didalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan

penilaian terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif / negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan

terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula (Polak, 1976).

Dengan demikian persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui

organ-organ sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan

di lingkungannya.(Eytonck, 1972). Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Drever dalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada

seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu.

Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan

individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya. Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada

(31)

13

Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan

seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan,

pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan..

Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam

memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu

seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. (Meider, 1958). Dengan persepsi kita dapat berinteraksi

dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap

suatu obyek yang merupakan faktor internal serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai

terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi

(Bartol & Bartol, 1994). Dapat disimpulkan pula bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang

diperoleh dari suatu proses mengindera, menyeleksi, mengorganisasi, mentransformasi, dan menginterprestasi stimulus yang ada di lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

sekitar dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada serta tergantung

pada lingkungan sekitar dan keadaan dalam diri individu untuk menghasilkan gambaran pengetahuan tentang dunia sehingga mempengaruhi bagaimana individu melihat lingkungan sekitarnya.

2. Proses Dasar Terjadinya Persepsi.

Persepsi mengandung 3 proses dasar, yaitu seleksi, mengorganisasi, dan menginterprestasi sensasi yang muncul. Seleksi adalah proses dimana

kita memilih stimulus yang akan kita perhatikan, ketika ada 2 atau lebih stimulus yang kita rasakan atau kita peroleh, tidak mungkin kita dapat

menanggapi semua stimulus tersebut, pada setiap situasi selalu terjadi kelebihan informasi sensori, tetapi otak kita mengatur untuk menyortir pesan-pesan yang dianggap penting dan membuang atau mengacuhkan yang

lainnya. Proses ini disebut sebagai selective attention.

Proses seleksi atas informasi yang masuk dilanjutkan dengan

mengorganisasikan kedalam pola dan prinsip-prinsip yang membantu kita dalam memahami informasi tersebut. Setelah itu, otak kita akan memakai informasi tersebut untuk menjelaskan dunia luar. Inilah yang dimaksud

dengan interprestasi. Interprestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman masa lalu, budaya, motivasi, dan cara pandang individu.

Proses stimulus yang diterima oleh alat indera merupakan proses

(33)

15

Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga

individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar atau apa yang diraba. Proses yang terjadi di dalam otak / di dalam pusat kesadaran disebut juga proses psikologis. Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian

sebagai langkah perhatian dalam persepsi. Hal tersebut karena individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja tapi individu juga dikena

berbagai macam stimulus oleh keadaan sekitarnya, tetapi tidak stimulus mendapatkan respon dari individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang dipersepsi atau mendapatkan respon dari individu tergantung pada

perhatian individu yang bersangkutan.

Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (dalam Yusuf, 1991: 108) sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi

seleksi yang berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga berinteraksi dengan "closure". Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh

informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan

dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara

(34)

3. Aspek-aspek Persepsi.

Menurut Peter & Olson (1999), aspek-aspek persepsi, yaitu : a. Cipta ( kognitif )

Kognitif mengacu pada tanggapan mental atau pemikiran. Fungsi

utama dari kognitif adalah untuk menginterprestasikan, memberi makna, dan memahami aspek utama pengalaman pribadi mereka. Selain itu,

kognitif berfungsi untuk memproses (memikirkan) interprestasi atau arti tersebut dalam melakukan tugas kognitif. Jadi, aspek kognitif akan membantu seseorang dalam menginterprestasi, memberi makna, dan

memahami aspek utama pengalaman pribadi seseorang sehingga terbentuk persepsi. Kognitif meliputi :

i. Pengertian, yaitu menginterprestasikan atau menetapkan arti aspek khusus lingkungan seseorang.

ii. Penilaian, yaitu menetapkan apakah suatu aspek lingkungan atau

perilaku pribadi seseorang adalah baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan.

iii. Perencanaan, yaitu menetapkan bagaimana memecahkan suatu

permasalahan atau tujuan.

iv. Penetapan, yaitu membandingkan alternatif pemecahan suatu masalah

dari sudut pandang sifat yang relevan dan mencari alternatif yang terbaik.

v. Berpikir, yaitu aktivitas kognitif yang muncul disepanjang proses di

(35)

17

b. Rasa ( afektif ).

Afektif mengacu pada tanggapan perasaan. Perasaan merupakan salah satu unsur persepsi. Hal ini dikarenakan perasaan yang ada dalam diri seseorang akan menentukan persepsi yang terbentuk. Jika seseorang

memiliki perasaan yang positif terhadap suatu objek maka kemungkinan dia akan memiliki persepsi yang positif juga. Sebaliknya, jika seseorang

memiliki perasaan yang negatif terhadap suatu objek maka kemungkinan dia akan memiliki persepsi yang negatif.

Ada 4 jenis tanggapan afektif, yaitu :

i. Emosi, misalnya gembira, cinta, marah.

ii. Perasaan tertentu, misalnya kehangatan, penghargaan, kepuasan.

iii. Suasana hati, misalnya santai, tenang, bosan, sedih. iv. Evaluasi, misalnya suka, tidak suka, menikmati, jelek.

4. Syarat Terjadinya Persepsi.

Menurut Walgito ( 1994 ) ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh individu agar dapat menyadari dan mengadakan persepsi :

a. Ada objek yang dipersepsi.

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus

yang datang dari luar langsung mengenai alat indera. Stimulus yang datang dari dalam langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai alat indera.

(36)

b. Alat indera atau reseptor.

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak

sebagai pusat kesadaran, dan sebagai alat respon diperlukan syaraf motoris.

c. Perhatian.

Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

5. Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi.

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau

reseptor stimulus dapat datang dari luar individu dan dari diri individu, namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

b. Alat indra, syaraf dan susunan syaraf pusat

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat

untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor diteruskan ke susunan syaraf pusat yaitu otak sebagai pusat kesadaran dan sebagai

(37)

19

c. Perhatian

Untuk menyadari atau persepsi diperlukan adanya perhatian. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan pada sesuatu atau sekumpulan objek.

6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi.

Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut Muhyadi (1989) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1) orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern

(kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian), 2) stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa

tertentu (benda, orang, proses dan lain-lain), 3) stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-lain).

Mar'at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan

terhadap objek psikologis. Rahmat (dalam Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara

kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor struktural atau faktor

dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural.

Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam

masyarakat

Desiderato (dalam Rakhmat,1991) menegaskan, persepsi juga

berkaitan erat dengan atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Persepsi di sini juga mengandung pengertian bahwa persepsi adalah reaksi orientatif terhadap stimulus. Proses terjadi persepsi dipengaruhi oleh pengamatan

lampau dan sikap individu pada masa sekarang.

Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat 1998: 55). Selanjutnya

Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsl bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli.

Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986 : 54). Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk. (dalam Sri

Tjahjorini Sugiharto 2001: 19) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yaknipengalaman masa lalu dan faktor

(39)

21

Menurut Miftah Thoha, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal atau yang sering disebut juga dengan pengaruh dari lingkungan luar antara lain terdiri atas intensitas, ukuran serta kekontrasan. Sedangkan

faktor internal antara lain terdiri atas proses belajar, motivasi dan kepribadian.

a. Faktor Eksternal

i.Intensitas.

Pada prinsipnya adalah suatu perhatian yang dapat dinyatakan

bahwa setiap intensitas stimulus luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami.

ii. Ukuran.

Aspek ini menyatakan bahwa semakin besar ukuran obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.

iii. Kekontrasan.

Aspek ini menyatakan bahwa stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakang atau sekelilingnya akan banyak menarik

perhatian.

iv. Pengulangan.

Aspek ini menyatakan bahwa stimulus yang banyak dilakukan secara berulang-ulang akan memberikan perhatian yang lebih.

(40)

v. Gerakan.

Orang akan lebih banyakmperhatian terhadap obyek yang bergerak daripada obyek yang diam.

vi. Baru dan Familier.

Aspek ini menyatakan bahwa situasi eksternal yang baru namun sudah familier atau dikenal mampu memberikan perhatian yang lebih.

b. Faktor Internal.

i. Proses belajar.

Proses belajar adalah semua faktor-faktor dari dalam yang

membentuk suatu perhatian pada sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi.

ii. Motivasi.

Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan seorang individu berbuat seperti apa yang ingin diperbuatnya.

iii. Kepribadian.

Kepribadian adalah pola yang menetap dari persepsi, cara mengadakan hubungan, cara berpikir tentang lingkungan dan diri sendiri,

serta yang dinyatakan secara luas dalam kontak sosial.

Walgito (1994) juga menjelaskan bahwa ada dua faktor yang

mempengaruhi persepsi, yaitu :

(41)

23

pengalaman masa lalu, daya tangkap, taraf kecerdasan, serta harapan

dan dugaan perseptor.

2. Keadaan objek yang dipersepsi, yaitu karakteristik-karakteristik yang ditampilkan oleh objek baik yang bersifat fisik, psikis, maupun suasana.

7. Efek Persepsi.

Persepsi seseorang akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan sesuatu (motivasi). Oleh karena

itu menurut Walgito (1981), persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan.

Persepsi merupakan bagian yang paling penting bagi seseorang dalam mengambil keputusan. Persepsi seseorang terhadap suatu obyek akan menentukan kegiatan yang akan dilakukan terhadap obyek yang

bersangkutan. Melalui persepsi, individu akan memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diamatinya sehingga akan membentuk sikap maupun perilaku tertentu. Meskipun obyek yang diamati sama, namun tiap

individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap obyek tersebut. Hal tersebut dikarenakan persepsi bersifat subyektif, sehingga tanggapan

individu terhadap obyek yang diamatinya juga bersifat subyektif. Dengan demikian tanggapan atau persepsi antara individu yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama.

(42)

B. PRESTASI BELAJAR.

1. Pengertian.

Menurut Sorenson (1964), prestasi belajar merupakan tingkat pencapaian atau penguasaan terhadap matri yang telah diajarkan kepadanya

dalam kurun waktu tertentu dalam suatu program pengajaran. Prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana

dinyatakan dalam nilai-nilai rapornya. Nilai rapor merupakan indikasi yang cukup baik terhadap kemampuan siswa. Nilai rapor menunjukkan maju mundurnya hasil belajar siswa yang diperoleh dari ulangan harian atau

ulangan umum.

Tirtonegoro (1984), mengatakan bahwa prestasi belajar adalah

pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Maka berdasarkan teori ini, nilai yang

yang tercantum dalam raport adalah hasil belajar siswa. Dari segi empirik dapat dilihat bahwa siswa yang berprestasi tinggi serta dinyatakan sebagai juara kelas adalah berdasarkan nilai-nilai yang tercantum dalam rapor.

Purwanto (1987), mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil suatu proses dari hasil pengolahan (output) dari suatu proses transformasi terhadap

masukan (input) yang berupa materi pelajaran. Prestasi itu dapat diketahui dari nilai-nilai yang berupa angka dari tes yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar adalah kinerja (performance) dan perilaku dalam diri siswa sebagai

(43)

25

belajar merupakan perolehan kemampuan siswa dalam suatu mata pelajaran

setelah siswa mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Prestasi merupakan tolak ukur belajar problematik, yaitu tergantung dari apa yang dipelajari. Prestasi belajar adalah sebagai tolak ukur penguasaan

siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru di sekolah (Davidof dan Linda, 1988). Prestasi adalah hasil kerja yang dicapai dalam

melaksanakan tugas yang dibebankan kepada siswa. Prestasi merupakan penguasaan pelajaran yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes. Hasil belajar itu dalam kenyataan ditulis dalam buku rapor. Artinya,nilai rapor diperoleh

setelah siswa tersebut selesai mengikuti pelajaran dalam waktu tertentu. Dalam hal ini prestasi belajar dilihat sebagai hasil belajar yang menyatakan

tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar.

Sementara menurut Syah (2001), prestasi belajar adalah kemampuan siswa untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam suatu program

pendidikan. Prestasi itu dapat diukur melalui evaluasi belajar siswa, baik melalui ujian ataupun tes.

Sunaryo (1984) mengatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam

proses belajar dapat diketahui dari prestasi belajarnya. Prestasi merupakan kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses

yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu tes.

(44)

Menurut Nawawi (1981) prestasi belajar merupakan keberhasilan siswa

mempelajari mata pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu.

Azwar (1996) menjelaskan bahwa prestasi belajar atau keberhasilan

belajar dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor indeks prestasi studi, angka kelulusan prediksi keberhasilan dan sebagainya.

Dengan kata lain, prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dicapai siswa dalam mempelajari pelajaran yang diberikan sekolah dalam jangka waktu tertentu dan untuk mengetahui tingkat kemampuan tersebut, dilakukan

pengukuran. Hasil pengukuran atau penilaian hasil belajar diperlihatkan melalui buku rapor. Seperti yang dikemukaan oleh Sumadi (1983) bahwa

rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa selama masa tertentu.

Oleh Winkel (1983) pretasi belajar secara umum digunakan sebagai

bukti usaha yang dapat dicapai atau bukti perubahan yang terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar. Jadi dapat dikatakan prestasi belajar merupakan penilaian yang

berfungsi sebagai alat untuk mengetahui proses belajar yaitu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dan hasil belajar

(45)

27

Dari pendapat-pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar hasil dari perbuatan belajar atau hasil yang dicapai siswa dalam usaha belajar yang dilakukannya yang dapat dibuktikan setelah diadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Serta merupakan suatu bentuk penilaian dalam

bentuk angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu

2. Tes Sebagai Sarana Pengukuran Prestasi Belajar.

Prestasi belajar seorang siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi

belajarnya. Evaluasi merupakan usaha penilaian terhadap suatu hal. Dalam proses belajar perlu adanya tujuan yang akan dicapai, sehingga output dari

proses belajar mengajar tersebut akan mendapat kecakapan atau perubahan sesuai tujuan. Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran dapat dicapai, maka perlu adanya satu tes dan hasil dari tes tersebut akan dapat

mengetahui sejauh mana kecakapan itu diperoleh atau prestasi siswa itu. Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki oleh seseorang dan merupakan hasil dari sesuatu yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Winkel (1987).

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk

suatu tugas atau serangkaian tugas yang dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang prestasi siswa tersebut. Usaha penilaian atau mengevaluasi hasil belajar menggunakan ujian tertulis, lisan maupun

praktek yang kemudian diberi skor. Hasil dari pengukuran ini merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

informasi-informasi atau yang diwujudkan dalam bentuk angka yang disebut

prestasi belajar (Masrun, 1975).

Syah (1995) mengatakan bahwa proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai siswa sesuai kriteria adalah evaluasi.

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Evaluasi merupakan

pengungkapan dan pengukuran hasil belajar dalam proses belajar.

Dari pendapat-pendapat para ahli tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai definisi operasional bahwa prestasi belajar adalah

tingkat pencapaian atau penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dalam kurun waktu tertentu dalam suatu program

pengajaran, sebagaimana dinyatakan dalam nilai-nilai rapor sebagai indikasi terhadap maju mundurnya hasil belajar siswa (Sorenson, 1964).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.

Prestasi belajar tidaklah begitu saja dapat diperoleh oleh siswa dengan mudah. Siswa harus berjuang dan berusaha keras untuk memperoleh prestasi

belajar sesuai yang ditargetkan. Menurut Ahmadi H & Supriyono (1991) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar

antara lain:

(47)

29

i. Faktor Jasmani (Faktor Fisiologis), meliputi seluruh hal yang berkaitan

dengan keadaan jasmani atau fisik siswa, baik itu yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman. Faktor jasmani ini misalnya: keadaan penglihatan, pendengaran, struktur tubuh siswa, dan

sebagainya.

ii. Faktor Psikologis, yang terdiri dari:

- Faktor intelektual yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdaasan, bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. - Faktor non intelektual yang meliputi unsur kepribadiann tertentu

seperti sikap siswa terhadap belajar, persepsi siswa terhadap mata pelajaran yang diterima dan emosi yang menyertai siswa dalam belajar

dan penyesuaian diri selama belajar.

b. Faktor eksternal, merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa, antara lain:

i. Faktor lingkungan sosial dimana siswa tinggal, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan kelompok teman sebaya.

ii. Faktor budaya yang ada disekitar lingkungan hidup siswa seperti: adat

istiadat yang berlaku di masyarakat.

iii. Faktor lingkungan fisik, misalnya: iklim, fasilitas belajar dirumah.

iv. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan dan faktor keamanan.

Menurut Winkel (1991) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah:

(48)

a. Faktor yang berasal dari diri siswa, meliputi

i. Faktor psikis, terdiri dari: intelektual (taraf intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar) dan non intelektual (motivasi belajar, sikap, perasaan, minat)

ii. Faktor kondisi fisik siswa.

b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiri atas:

i. Faktor pengaturan belajar disekolah (kurikulum, guru, fasilitas belajar dan pengelompokkan siswa).

ii. Faktor sosial disekolah (sistem sekolah, ststus sosial siswa,interaksi

guru dan siswa).

iii. Faktor situsional ( keadaan politik, keadaan ekonomi).

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor yang bersifat dari dalam diri individu dan

faktor yang berasal dari luar individu. Selanjutnya faktor-faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain sehingga menghasilkan prestasi belajar.

4. Fungsi Prestasi Belajar.

Menurut Zaenal Arifin (1990) ada lima fungsi utama prestasi belajar,

yaitu:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik.

(49)

31

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan,

artinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperaan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa perstasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan, sedangkan indikator ekstern daalmarti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Dalam penelitian ini, pengertian prestasi belajar fisika adalah hasil yang diperoleh siswa dalam kegiatan belajar fisika. Penentuan prestasi

belajar fisika dalam penelitian ini menggunakan rapor. Penggunaan nilai rapor dalam penelitian ini memiliki alasan bahwa nilai rapor fisika merupakan hasil belajar yang mencakup nilai formatif, nilai sumatif dan

nilai pendukung seperti kesungguhan belajar, kemampuan belajar sehingga nilai rapor merupakan laporan dari kemajuan siswa dalam proses belajar

siswa

(50)

C. HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP PELAJARAN FISIKA DENGAN

PRESTASI BELAJAR FISIKA.

Persepsi seseorang terhadap suatu obyek akan positif atau negatif

tergantung harapan, perlakuan atau sikap terhadap obyek tersebut. Persepsi

siswa yang positif terhadap pelajaran fisika akan menimbulkan harapan, perlakuan atau sikap yang yang positif pula terhadap pelajaran fisika tersebut,

yang pada akhirnya diperoleh prestasi belajar yang positif (baik atau memuaskan). Demikian juga sebaliknya, persepsi siswa yang negatif terhadap pelajaran fisika akan menimbulkan harapan, perlakuan atau sikap yang negatif

pula terhadap pelajaran fisika tersebut, yang pada akhirnya diperoleh prestasi belajar yang negatif (buruk atau tidak memuaskan).

E. HIPOTESIS PENELITIAN.

Berdasarkan hasil uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap pelajaran fisika. 2. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa untuk pelajaran fisika.

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN.

Penelitian yang dilakukan bersifat penelitian kualiatif dan kuantitatif

dengan metode survai. Penelitian ini dilakukan terhadap obyek tertentu yang

sampelnya terbatas. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini tidak belaku

umum, tetapi hanya berlaku untuk obyek yang diteliti yang berkaitan dengan

judul. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan persepsi siswa

terhadap pelajaran fisika dengan prestasi belajar.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tarakanita Magelang. Waktu

penelitian dilaksanakan pada hari Rabu dan Jumat tanggal 16 dan 18 Januari

2008.

C. OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. 1. Obyek Penelitian.

Obyek penelitian didefinisikan sebagai seseorang atau sesuatu yang

akan diteliti. Obyek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu

(52)

2. Subyek Penelitian.

Subyek penelitian didefinisikan sebagai pihak atau lembaga yang memberikan informasi. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A, VIII B, VIII C dan VIII D SMP Tarakanita Magelang.

A. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN.

1.Persepsi Siswa.

Persepsi siswa didefinisikan sebagai anggapan dan respon siswa dalam menerima pelajaran fisika. Anggapan dan respon tersebut bisa diungkapan atau ditunjukkan melalui sikap siswa tersebut dalam menerima pelajaran fisika.

2. Prestasi Belajar Fisika Siswa.

Prestasi belajar fisika siswa didefinisikan sebagai pencapaian hasil belajar untuk mata pelajaran fisika yang dinyatakan dalam bentuk angka yang dicantumkan dalam buku rapor. Nilai rapor yang digunakan adalah nilai rapor semester 1 dan 2 saat siswa masih duduk di kelas VII dan semester 1 saat siswa tersebut duduk dikelas VIII.

E. METODE PENELITIAN.

(53)

35

kuantitatif (Statistik Korelasi Product Moment) dan kualitatif (rekaman wawancara individu secara kritis) digunakan untuk memproses pola pendapat persepsi siswa terhadap pelajaran Fisika.

Pada penelitian ini, metode kuantitatif digunakan untuk mengelompokkan persepsi siswa kedalam kategori “ positif ” atau “negatif “ (dari jawaban “Sangat Tidak Setuju “ sampai dengan “Sangat Setuju “ pada lembar kuesioner). Metode wawancara dilakukan sampai posisi valid (positif atau negatif) yang diambil melalui wawancara siswa yang berhubungan dengan persepsi siswa terhadap pelajaran fisika.

Selain itu, peneliti juga melakukan penelusuran terhadap dokumentasi sekolah, antara lain terhadap arsip sekolah yang relevan dengan penelitian yaitu rapor.

F. INSTRUMEN PENELITIAN.

Instrumen dalam penelitian ini ada 3 macam, yaitu :

1. Lembar Kuesioner.

Kuesioner merupakan metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subyek. Dengan kata lain, kuesioner adalah suatu instrumen tertulis yang memuat jumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden.

(54)

tanpa menggunakan perantara. Jadi peneliti langsung mendapatkan bahan dari sumber pertama. Sedangkan kuesioner disebut kuesioner tidak langsung jika kuesioner mengunakan perantara dalam menjawab. Jadi peneliti tidak langsung mendapatkan jawaban dari sumber pertama. Berdasarkan jenis atau bentuk pertanyaan, kuesioner terdiri dari:

a. Pertanyaan yang tertutup (closed question), yaitu bentuk pertayaan dimana responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam kuesioner tersebut.

b. Pertanyaan yang terbuka (open question), yaitu bentuk pertanyaan dimana responden masih diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan jawaban.

c. Pertanyaan yang terbuka dan tertutup (open and closed question), yaitu merupakan campuran dari kedua macam pertanyaan tersebut diatas.

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan untuk mengetahui persepsi siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang terhadap pelajaran fisika adalah kuesioner langsung dengan pertanyaan yang tertutup (pada lampiran 1). Adapun pengelompokan dari aspek-aspek yang mempengaruhi persepsi siswa terhadap pelajaran fisika dalam kuesioner antara lain:

Tabel 3.1 Distibusi aspek yang mempengaruhi persepsi dalam kuesioner

No. Aspek Nomor

(55)

37

2. Wawancara.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan kepada siswa untuk mengetahui lebih dalam mengenai suatu hal yang ingin diketahui atau diteliti. Menurut Sutrisno Hadi (2000), dalam wawancara selalu ada dua pihak, yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berbeda. Pihak yang satu berkedudukan sebagai pengejar informasi (information hunter), sedangkan pihak lainnya dalm kedudukan sebagai pemberi informasi (information supplyer). Fungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan besar, yaitu:

a. Sebagai metode primer, yaitu bilamana wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpul data atau sebagai metode yang utama dalam serangkaian metode pengumpulan data lainnya.

b. Sebagai metode pelengkap, yaitu bilamana wawancara digunakan sebagai alatuntuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain.

c. Sebagai kriteria, yaitu bilamana wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain.

Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan memiliki fungsi sebagai kriteria. Wawancara ini bertujuan untuk menyakinkan terhadap hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(56)

3. Studi Dokumen Rapor.

Studi dokumen rapor adalah teknik pengumpulan data dengan cara menelusuri nilai prestasi belajar siswa yang ditunjukkan pada nilai yang terdapat pada rapor. Dalam penelitian ini, studi dokumen rapor bertujuan untuk mendapatkan nilai prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran fisika selama tiga semester yang telah ditempuh.

G. PROSEDUR PENELITIAN.

Data persepsi siswa diperoleh dengan menggunakan skala. Skala tersebut disusun dengan memakai metode penskalaan Likert dan menggunakan metode rating yang dijumlahkan yaitu metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Untuk setiap skala diberikan kategori 4 jawaban. Masing-masing item akan diberi rentang penilaian.

Data prestasi belajar siswa diperoleh dengan metode dokumentasi berupa nilai fisika pada rapor sewaktu subyek berada di kelas VII semester 1 dan 2, serta saat subyek berada di kelas VIII semester 1 (pada lampiran 2).

Untuk memperoleh hasil data penelitian yang baik, perlu disusun beberapa langkah yang disebut sebagai desain penelitian. Desain penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan.

(57)

39

a. Peneliti menghubungi pihak sekolah SMP Tarakanita Magelang untuk meminta ijin dan menjelaskan maksud serta tujuan penelitian.

b. Peneliti meminta surat pengantar untuk mengadakan penelitian dari pihak universitas Sanata Dharma (pada lampiran 3).

c. Peneliti menyerahkan surat pengantar dari universitas Sanata Dharma kepada pihak sekolah SMP Tarakanita Magelang.

2. Tahap Uji Coba Instrumen.

Tahap uji coba merupakan tahap dimana peneliti mengujicobakan instumen (kuesioner) yang telah disusun, agar dapat diketahui sejauh mana instrumen ini mencapai titik sempurna. Uji coba instrumen ini dilakukan di kelas VIII SMP Kanisius Yogyakarta. Langkah-langkah yang dilakukan:

a. Peneliti memberi penjelasan tentang latar belakang dan tujuan penelitian kepada siswa kelas VIII SMP Kanisius Yogyakarta .

b. Peneliti memberi pengarahan tentang instrumen yang dipakai yaitu kuesioner dan membagikan kuesioner tersebut kepada semua siswa kelas VIII SMP Kanisius Yogyakarta.

c. Peneliti memberi skor pada tiap kuesioner.

3. Tahap Pengumpulan Data.

Tahap pengumpulan data merupakan tahap paling utama, dimana tahap ini peneliti melaksanakan penelitian di SMP Tarakanita Magelang. Tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(58)

a. Pengumpulan Data Kuesioner :

- Membagikan lembar kuesioner kepada seluruh siswa kelas VIII SMP Tarakanita Magelang.

- Memberi skor nilai pada lembar kuesioner (pada lampiran 4). - Nilai yang diperoleh akan menentukan kategori persepsi siswa dan

nilai ini akan dikorelasikan dengan nilai rata-rata pada rapor. a. Pengumpulan Data Wawancara :

- Mengajukan pertayaan kepada siswa yang berhubungan dengan hasil lembar kuesioner yang telah diisi.

- Mencocokkan hasil lembar kuesioner yang telah diisi siswa dengan jawaban lisan yang diutarakan oleh siswa tersebut.

- Merekam jalannya wawancara atau hasil wawancara.

- Hasil wawancara digunakan untuk mendukung hasil lembar kuesioner yang telah diisi siswa.

b. Pengumpulan Data Dokumen Rapor :

- Menyalin nilai mata pelajaran fisika siswa dari data rapor saat siswa berada di kelas VII semester 1 dan 2, serta sewaktu siswa berada di kelas VIII semester 1.

(59)

41

H. METODE ANALISIS DATA.

Untuk data kuesioner dilakukan penskoran sebagai berikut : a. Untuk pernyataan positif:

( i ). Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1 ( ii ). Jawaban TS (Tidak Setuju) diberi skor 2

( iii ). Jawaban S (Setuju) diberi skor 3

( iv ). Jawaban SS (Sangat Setuju) diberi skor 4

b. Untuk pernyataan negatif:

( i ). Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 4 ( ii ). Jawaban TS (Tidak Setuju) diberi skor 3

( iii ). Jawaban S (Setuju) diberi skor 2

( iv ). Jawaban SS (Sangat Setuju) diberi skor 1

Hasil dari penskoran kuesioner akan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :

Tabel 3.2 Kategori persepsi siswa terhadap pelajaran fisika

Kategori Persepsi Jumlah Nilai

Positif 76 – 120

Negatif 30 – 75

Setiap kategori akan diwakilkan oleh 3 orang dari masing-masing kelas yang diteliti untuk wawancara.

(60)

Tabel 3.3 Kategori prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran fisika

Kategori Jumlah Nilai

Sangat Buruk 0 – 25

Buruk 26 – 55

Baik 56 – 75

Sangat Baik 76 - 100

Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap pelajaran fisika dengan prestasi belajar siswa, maka data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan teknik Korelasi Product Moment dengan rumus matematis sebagai berikut :

Keterangan :

• Ho : ρxy = 0 (hipotesa nol)

• Hi : ρxy ≠ 0 (hipotesa alternatif)

• Signifikan level α = 0,05

• Df = derajat kebebasan = N – 2, (N = jumlah subyek penelitian)

• Rcrit (koefisien critical) dicari dari tabel korelasi (pada lampiran 5)

• Jika Robs > Rcrit maka ada korelasi secara signifikan.

• Ho diterima jika : rxy < 0

• Hi diterima jika : rxy > 0

(

)( )

(

)

(

)

(

)

( )

       − =

2 2 2

2 X N Y Y

(61)

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

A. DESKRIPSI DATA.

Dalam bab ini dideskripsikan data penelitian variable persepsi siswa terhadap pelajaran fisika dan variable prestasi belajar siswa untuk mata

pelajaran fisika.

1. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran Fisika.

Dalam pengukuran persepsi siswa terhadap pelajaran fisika ini terdiri dari 30 item pernyataan atau soal dan setiap soal memiliki skor antara 1 - 4. Skor untuk mengukur persepsi siswa terhadap pelajaran fisika berkisar

30 – 120.

Data yang diperoleh dari kuesioner (pada lampiran 4) yang

disebarkan sebanyak 162 yang merupakan jumlah siswa sebagai sample dari populasi SMP Tarakanita Magelang disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data perhitungan pada kuesioner

No. Deskripsi Nilai

1. Skor terendah 54

2. Skor tertinggi 101

3. Mean 82,46

4. Median 84

5. Modus 87

6. Varian 77,11

7. Standar deviasi 8,781

(62)

44

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi skor persepsi siswa terhadap pelajaran Fisika

Interval Skor Frekuensi Skor Kategori

30 – 75 30 negatif

76 – 120 132 positif

Dari daftar distribusi frekuensi skor persepsi diatas dapat disajikan dalam

bentuk grafik histogram berikut ini:

Frekuensi

120

30

30-75 76-120 Interval

Grafik 4.3 Frekuensi skor persepsi siswa terhadap mata pelajaran fisika

1. Prestasi Belajar Siswa Untuk Mata Pelajaran Fisika.

Untuk pengukuran prestasi belajar siswa digunakan metode studi

rapor. Yaitu nilai rata-rata mata pelajaran fisika dari nilai rapor yang

diambil pada saat siswa tersebut duduk di kelas I semester I dan semester

II serta nilai yang diambil saat siswa duduk dikelas II semester I (pada

lampiran 4).

Data yang terkumpul dari hasil studi rapor sebanyak 162 siswa kelas

(63)

45

Tabel 4.4 Data perhitungan pada rapor

No. Deskripsi Nilai

1. Skor terendah 62,33

2. Skor tertinggi 87,33

3. Mean 70,19

4. Median 69,5

5. Modus 67,66

6. Varian 25,63

7. Standar deviasi 5,062

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi skor studi rapor

Interval Skor Frekuensi Skor Kategori

0 – 25 0 Sangat Buruk

26 – 55 0 Buruk

56 – 75 140 Baik

76 - 100 22 Sangat Baik

Dari data distribusi frekuensi studi rapor diatas, dapat disajikan dalam

bentuk grafik histogram berikut:

Frekuensi

140

22

56-75 76-100 Interval

Grafik 4.6 Distribusi frekuensi skor studi rapor dalam grafik histogram

(64)

46 A. ANALISA DATA.

Dalam analisa data akan ditentukan besarnya korelasi antara variable

persepsi siswa terhadap pelajaran fisika (Y) dengan variable p

Gambar

Tabel 3.1 Distibusi aspek yang mempengaruhi persepsi dalam kuesioner
Grafik 4.3  Frekuensi skor persepsi siswa terhadap mata pelajaran fisika
Grafik 4.6 Distribusi frekuensi skor studi rapor dalam grafik histogram
Tabel Korelasi Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

Tampak bahwa persentase kalus tertinggi yang meng- ekspresikan GUS dihasilkan pada kon- sentrasi asetosiringon 150 mg/L, baik pada pengamatan 3 hari setelah

“Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara

· Eritrosit : sel darah merah (SDM- red blood cell) · Leukosit : sel darah putih (SDM- white blood cell) · Trombosit : Butir pembeku darah   platelet SEL DARAH MERAH

Arkhiadi Benauli Tarigan, “Pengaruh Cordyceps militaris terhadap mortalitas rayap (Coptotermes curvignathus Holmgren) (Isoptera: Rhinotermitidae) di laboratorium”, dibawah

PROGRAM INTERVENSI DINI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK AUTISME DENGAN HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keywords: solar energy, collector/absorber, condenser, evaporator, activated carbon, methanol, adsorption, desorption, COP, coefficient

Dari rumusan strategi program yang sudah disepakati masyarakat khususnya kelompok bunga teratai dan juga telah pendamping paparkan pada design , dapat disimpulkan bahwa

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau