• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Taufik, 2007, hal 17).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat yaitu:

Tahu (know) diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut dengan benar.

Aplikasi (application) sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau keadaan rill (sebenarnya). Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sintesis (synthesis) menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagiandalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Evaluasi

(2)

berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Taufik, 2007, hal 17).

3. Macam-macam Pengetahuan yaitu a. Tahu Bahwa

Pengetahuan bahwa adalah pengetahuan tentang informasi tertentu, bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa inti atau itu memang demikian adanya bahwa apa yang dikatakan memang benar.

b. Tahu Bagaimana

Pengetahuan ini menyangkut bagaimana melakukan sesuatu, ini yang dikenal sebagai Know How. Pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknik melakukan sesuatu.

c. Tahu Akan atau Mengenal

Jenis ini berkaitan dengan “pengetahuan bahwa” hanya saja tahu mengapa jauh lebih mendalam diri serius dari pada tahu bahwa karena mengapa berkaitan dengan penjelasan (Notoadmodjo, 2003).

B. Antenatal Care

1. Definisi Antenatal Care

Antenatal care atau perawatan kehamilan adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas persiapan pemberian ASI.

2. Tujuan Antenatal Care a. Tujuan Umum

(3)

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan bayi selama kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan bayi yang sehat.

b. Tujuan Khusus

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,dan sosial ibu juga bayi.

3) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif (Hani, 2010, hal 6).

3. Manfaat Antanatal Care

Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan, mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya, memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya, mengidentifikasi dan menatalaksanaan kehamilan resiko tinggi, memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayinya, menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandung.

(4)

4. Pelayanan Antenatal Care

Standar pelayanan ANC meliputi standar 7T, sehingga ibu hamil yang datang memperoleh pelayanan komprehensif dan dapat sebagai daya ungkit pelayanan kehamilan dan diharapkan ikut andil dalam menurunkan angka kematian ibu. Kebijakan program Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, yakni:

5T:

a. Tinggi Badan dan Timbang Berat Badan

Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm (Pantikawati, 2010, hal 10)

Ibu hamil akan mengalami kenaikan antara 10-12 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 kg per minggu atau 2 kg dalam satu bulan. Penambahan berat badan paling banyak terjadi pada trimester ke II kehamilan. Tanda bahaya: Tubuh ibu sangat kurus atau tidak bertambah (paling sedikit 9 kg) selama kehamilan, Tubuh ibu sangat gemuk atau bertambah lebih dari 19 kg selama kehamilan, Berat badan ibu naik secara tiba-tiba lebih dari 0,5 kg dalam satu minggu atau lebih dari 2 kg dalam satu bulan (Hani, 2010, hal 10)

b. Ukur Tekanan Darah

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung. Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekan yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan preeklamsia. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole 120/80 mmHg (Pantikawati. 2010. hal 11).

(5)

Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita sentimeter, letak titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan). Untuk memperkirakan umur kehamilan, letak bayi, dan apa yang ada difundus.

Petanda bahaya: 1) Bagian atas uterus tidak sesuai dengan batas tanggal kehamilannya dari HPHT, 2) Pembesaran uterus lebih atau kurang dari 2 jari per bulan. (Hani, 2010, hal 10).

d. Pemberian Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan kepada janin terhadap infeksi tetanus (Tetanus Neonatorum) pada saat persalinan, maupun postnatal. Bila seorang wanita selama hidupnya mendapat imunisasi sebanyak lima kali berarti akan mendapatkan kekebalan seumur hidup (long life), dengan periode waktu tertentu terhadap penyakit tetanus.

Menurut WHO, jika seorang ibu belum pernah mendapatkan imunisasi TT selama hidupnya, maka ibu tersebut minimal mendapatkan paling sedikit 2 kali injeksi selama kehamilan (pertama saat kunjungan antenatal pertama dan kedua, empat minggu setelah kunjungan pertama). Dosis terakhir sebaiknya diberikan sebelum dua minggu persalinan untuk mendapatkan efektivitas dari obat.

e. Pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan.

Selama kehamilan ibu hamil minimal harus mendapatkan 90 tablet tambah darah (Fe). Fe penting untuk mengompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan serta perkembangan janin yang adekuat. Ingatkan bahwa Fe dapat menyebabkan mual, konstipasi, serta perubahan warna pada feses, maka saran yang dianjurkan adalah minum Fe pada malam hari untuk menghindari perasaan mual.

(6)

7T:

f. Tes Penyakit Menular Seksual/ VDRL

PMS yang terjadi selama kehamilan berlangsung akan menyebabkan kelainan atau cacat bawaan pada janin dengan segala akibatnya, oleh karena itu tes terhadap PMS perlu dilakukan agar dapat didiagnosa secara dini dan mendapatkan pengobatan secara tepat.

g. Temu Wicara/Konseling

Temu wicara mengenai persiapan tentang segala sesuatu yang kemungkinan terjadi selama kehamilan penting dilakukan. Hal ini penting karena bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, ibu dapat segera mendapatkan secara tepat, karena kematian ibu sering terjadi karena 3T, yaitu: Terlambat mengenali bahaya, terlambat untuk dirujuk, terlambat mendapatkan pertolongan yang memadai.

5. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care a. Trimester I & II

Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sekali, membangun hubungan saling percaya antar petugas kesehatan dengan ibu hamil, mendeteksi masalah dan menanganinya, melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum (Imunisasi TT1), pemeriksaaan laboratorium seperti anemia kekurangan zat besi (cek HB), pemeriksaan urine, pemeriksaan ultrasonografi, mendorong perilaku hidup sehat (gizi, latihan, kesehatan, istirahat dan sebagainya), observasi penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan dan komplikasi kehamilan. Rencana untuk pengobatan penyakit menghindari terjadinya komplikasi kehamilan. (Saifuddin. 2002. Hal N2).

(7)

b. Trimester III

Pemeriksaan setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran, evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan, diet selama kehamilan, pemeriksaan ultrasonografi, imunisasi tetanus II, observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi trimester III, rencana pengobatan dan nasehat tentang tanda-tanda inpartu, memilih penolong, tempat bersalin (Manuaba.1998. hal 133).

C. Kunjungan 4 (K4) 1. Definisi

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Ibu hamil yang berkunjung kefasilitas pelayanan, setiap kontak tenaga kesehatan diposyandu, polindes/poskesdes, kunjungan rumah dengan ibu hamil untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Syafrudin.2009. hal 144).

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau lebih), untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan (Syafrudin, 2009). Cakupannya adalah ibu-ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali (minimal satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III umur kehamilan) oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Syafrudin, 2009, hal 145).

(8)

2. Konseling yang dilakukan pada ibu hamil trimester III a. Dukungan Emosional

Trimester III biasanya disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat ini ibu tidak sadar menunggu kehadiran bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, dalam hal ini peran tenaga kesehatan, suami dan keluarga sangat berperan untuk memberi dukungan dan semangat, bahwa kehamilan dan persalinan adalah hal yang fisiologis dialami oleh wanita (Hani, 2010, hal 69). b. Nutrisi yang Adekuat :

1) Kalori

Jumlah kalori yang dibutuhkan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500 kalori. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil (Asrinah, 2006, hal 94).

2) Protein

Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram perhari. Sumber protein tersebut di peroleh dari kacang-kacangan, atau hewan seperti ikan, ayam, telur dan keju. Kekurangan protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan oedema.

3) Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1.5 gram per hari, kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsiumyang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt.

(9)

4) Zat Besi

Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin normal dibutuhkan asupan zat besi bagi ibu hamil 90 tablet selama kehamilan. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.

5) Asam Folat

Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram perhari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil (Saefuddin, 2008)

6) Vitamin

Vitamin A, untuk menambah daya tahan terhadap infeksi, vitamin B komplek, untuk pembakaran hidratarang dan menghasilkan tenaga,vitamin C, untuk pertumbuhan janin, vitamin D, untuk pencegahan rachitis terutama penting didaerah yang kurang sinar matahari, vitamin E, untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio (Obstetri Fisiologi, hal 207).

Sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya. Kenaikan berat badan yang berlebih atau berat badan ibu turun setelah kehamilan trimester II, harus menjadi perhatian. Porsi makan untuk ibu tidak hamil, ibu hamil trimester I, trimester II, dan trimester III.

(10)

c. Imunisasi

Tabel 2.1 Imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu minimal)

Lama perlindungan

% Perlindungan TT 1 Pada kunjungan antenatal

pertama -

-

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80 TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95 TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99 TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ seumur

hidup 99

d. Personal Hygiene 1. Mandi

Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan kulit karena pada ibu hamil fungsi ekskresi keringat bertambah. Menggunakan sabun yang ringan dan lembut agar kulit tidak teriritasi (Mochtar, 1998).

2. Perawatan gigi

Dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Pada trimester I terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebih) sehingga rongga mulut harus terjaga. Pada trimester III, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis (Saifuddin, 2008).

(11)

3. Payudara

Putting harus dibersihkan, persiapan menyusui dengan perawatan putting dan kebersihan payudara.

4. Perawatan vagina/vulva

Celana dalam harus kering, jangan gunakan obat/menyemprot kedalam vagina, sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus.

5. Pakaian

Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan leher : Pakai BH yang menyokong payudara, dan mempunyai tali yang besar, sehingga tidak terasa sakit pada bahu, memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi, pakaian dalam yang selalu bersih dan kering (Mochtar, 1998).

e. Istirahat dan Relaksasi

Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin, dan mengambil posisi telentang kaki diangkat pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi oedema kaki dan varices vena.

Membebaskan pikiran dan badan dari ketegangan yang sengaja diupayakan dan dipraktekkan dapat dimanfaatkan sebagai pedoman mengurangi stress. Waktu terbaik setelah makan siang, awal istirahat sore, serta malam sewaktu tidur (Asrinah, 2010, hal 101).

f. Persiapan Laktasi

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya (Asrinah, 2010, hal 106).

(12)

g. Senam Hamil atau Exercise

Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain dapat melatih pernapasan, relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar.

Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap, agar ibu mampu menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah. Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur: Memperbaiki sirkulasi darah, mengurangi pembengkakan, memperbaiki keseimbangan otot, mengurangi risiko gangguan gastro intestinal termasuk sembelit, mengurangi kram atau kejang kaki, menguatkan otot perut, mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

Senam hamil pada kehamilan normal dilakukan atas nasehat dari dokter atau

bidan, dan dapat dimulai pada kehamilan kurang dari 16 - 38 minggu (Salmah, 2006, hal 118).

h. Tanda Bahaya Kehamilan

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologis. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.

Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan antara lain: Perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur dan perubahan visual secara tiba-tiba, bengkak pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah

(13)

istirahat, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri abdomen yang hebat. (Salmah, 2006).

i. Persiapan Persalinan

Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang diperlukan. Apabila ibu merasa salah satu tanda persalinan antara lain: Perut mulai tegang dan mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit, his yang teratur disertai nyeri mulai dari perut menjalar ke ari-ari, fundus uteri turun, servik menjadi lembek, keluar lendir bercampur darah, ibu merasa sakit pinggang, rasa nyeri yang menjalar kebagian perut bawah, Kadang-kadang keluar cairan pervaginam (ketuban pecah) (Salmah, 2006, hal 116).

Hendaknya segera pergi ke tenaga kesehatan atau tempat bersalin yang sudah disepakati antara suami, istri dan keluarga lainya. Persiapan ibu dan keluarga untuk persalinan adalah Ibu harus mempersiapkan fisik dan mental, pakaian ibu dan bayi, transportasi, biaya persalinan, pendamping saat persalinan.

(14)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008, hal 55). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil trimester III tentang antenatal care, sedangkan variabel dependennya adalah pelaksanaan K4

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Variabel independen dan dependen Pengetahuan ibu hamil trimester

III tentang antenatal care

(15)

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hipotesis alternatif (Ha), yaitu: ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang antenatal care terhadap pelaksanaan K4. C. Definisi Operasional No Variabel/ Subvariabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Variabel

Independen: Pengetahuan antenatal care

Apa yang diketahui oleh seorang ibu tentang antenatal care yang didapat secara formal dan informal Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner (angket) Baik : Jika reponden menjawab benar, 11-20 soal Kurang : Jika responden menjawab benar 0-10 soal Ordinal 2. Variabel Dependen: Pelaksanaan K4 Reaksi atau perbuatan yang dilakukan secara langsung oleh ibu hamil tentang K4

Kuesioner Melihat status pasien dan observasi • 1 = Dilakukan (4 kali kunjungan) • 2 = Tidak dilakukan (<4 kali kunjungan) Ordinal

Gambar

Tabel 2.1  Imunisasi TT

Referensi

Dokumen terkait

Selaku Dosen Pembimbing dalam Proyek Akhir Arsitektur atas kebaikan bimbingan beliau, Landasan Teori dan Desain ini dapat selesai.. dengan baik dan

barbirostris yang merupakan jenis yang paling dominan dibandingkan dengan lima spesies lainya, dan merupakan vektor malaria di NTT yang ditemukan menghisap darah sepanjang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh utama (perlakuan ekstrak dan waktu pengamatan) berbeda nyata terhadap jumlah konsumsi tikus, baik pada percobaan dengan perlakuan

Ketika tarif pajak penghasilan dividen wajib pajak orang pribadi dalam negeri turun maka pihak manajemen yang memiliki saham besar memanfaatkan kebijakan

Berdasarkan Gambar 1, tampak bahwa dalam LVQ terdapat dua vektor bobot yang menghubungkan setiap neuron masukan dengan neuron keluaran sehingga dapat dikatakan

Peneliti mengambil objek program acara Laptop Si Unyil di Trans7 yang ditayangkan setiap hari pukul 12.45 WIB dengan alasan anak-anak zaman sekarang banyak yang tidak

Untuk melihat pengaruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MIS Ikhwanul Muslimin Tembung terutama pada materi Masa Penjajahan