• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN. Endang Wahyuningsih ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN. Endang Wahyuningsih ABSTRAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN Endang Wahyuningsih

ABSTRAK

Latar Belakang Penelitian, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Masalah kekurangan gizi pada usia SD terlihat dengan prevalensi kekurangan energi protein di indosesia pada siswa SD/MI sebesar 30,1%. Asupan gizi seimbang dan cukup sangat mempengarui kecerdasan seseorang. SDN 1 kelas VI Kadilanggon Wedi Klaten dari 10 responden diperoleh 2 anak laki-laki memiliki status gizi baik dan berprestasi belajar baik dan 5 anak perempuan didapatkan hasil 1 anak perempuan status gizi baik dan prestasi belajar baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten.

Metode penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional.

Populasi penelitian adalah semua anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi

Klaten sebanyak 30 responden. Pengambilan sampel dengan teknik total

sampling. Instrumen yang digunakan adalah alat pengukur tinggi badan (microtoise) an alat penimbang berat badan (timbangan). Data di analisis

menggunakan uji Kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi

responden adalah baik sebanyak 17 responden (56,7%), prestasi belajar responden adalah baik sebanyak 20 responden (66,7%) dan p value sebesar 0,037 (p < 0,05).

Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. Saran bagi orangtua yaitu memperhatikan status gizi anak dan pendidikan anak dengan meningkatkan status gizi anaknya dengan cara memberi makanan yang bergizi seperti buah, sayur, lauk, susu serta tambahan multivitamin khusus anak.

Kata kunci : status gizi, prestasi belajar

(2)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ibu memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama pada asupan gizi keluarga, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan. Ibu yang

memiliki status gizi baik akan

melahirkan anak yang bergizi baik. Anak yang bergizi baik menjadi aset dan investasi sumber daya manusia (SDM) bangsa kedepan.Karena itu penting ditingkatkan pengetahuan dan

perilaku ibu dalam membentuk

keluarga sadar gizi (Depkes, 2012).

Untuk dapat mengatasi

permasalahan gizi di Indonesia perlu dilakukan intervensi, salah satunya skala prioritas melalui investasi di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial, khususnya ditujukan pada

kelompok risiko tinggi, seperti

keluarga miskin.Selain itu juga

berbagai upaya pemberdayaan

masyarakat terus dilakukan termasuk perubahan perilaku masyarakat sadar gizi (Linda, 2012).

Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih.Masalah gizi

kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan,kurangnya persediaan

pangan, kurang baiknya kualitas

lingkungan, kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang gizi, menu

seimbang dan kesehatan dan adanya daerah miskin gizi.Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi

pada lapisan masyarakat tertentu

disertai dengan kurangnnya

pengetahuan tentang gizi.Menu

seimbang dan kesehatan (Almatsier, 2012).

Selain gizi kurang dan gizi buruk, masih banyak masalah yang terkait dengan gizi yang perlu perhatian lebih, diantaranya yaitu; 1) stunting atau

terhambatnya pertumbuhan tubuh.

Stunting adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur diukur dengan standar deviasi dengan referensi WHO. Data WHO menunjukkan tinggi anak

Indonesia masih jauh tertinggal

dibandingkan tinggi anak dari

negara-negara lain. Berdasarkan hasil

Riskesdas 2010, prevalensi anak balita pendek (stunting) 35,6 % atau turun 1,2 % dibandingkan 2007 (36,8 %); 2)

kesadaran tentang pentingnya

(3)

tergantung pada ketersediaan dan keamanan pangan (Dr. Minarto, 2012).

Survey Depkes terhadap 600 ribu anak SD di 27 propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa anak sekolah yang mengalami gangguan masalah kurang gizi berkisar antara 13,6%-43,7%. Masalah kekurangan gizi pada usia SD terlihat dengan prevalensi kekurangan energi protein di indosesia pada siswa SD/MI sebesar 30,1%.

Besarnya prevalensi gangguan

pertumbuhan pada siswa SD/MI di indonesia sebesar 32% di pedesaan dan 18% di wilayah perkotaan (Soekirman, 2000)

Salah satu indikator dari status gizi adalah keanekaragaman penting bagi anak sekolah karena energi diperlukan anak untuk menahan rasa lapar saat berada di sekolah, anak membutuhkan untuk aktifitas di sekolah seperti belajar, berolahraga, bermain, waktu

istirahat dan sebagainya

(Mochji,2011).

Kelompok usia sekolah termasuk golongan penduduk berada pada massa pertumbuhan yang cepat dan aktif.

Dalam kondisi anak harus

mendapatkan masukan gizi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup.

Status gizi anak sebagai cerminan kecukupan gizi,merupakan salah satu tolok ukur yang penting untuk menilai

keadaan pertumbuhan dan status

kesehatannnya. Usia antara 6 sampai 12 tahun adalah usia anak yang duduk dibangku SD. Pada masa ini anak mulai masuk ke dalam dunia baru,

anak mulai banyak berhubungan

dengan orang-orang di luar

keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya (Mochji, 2011).

Pada umur ini anak lebih banyak aktivitasnya, baik di sekolah maupun diluar sekolah,sehingga perlu energi lebih banyak.Pertumbuha anak lambat tapi pasti, sesuai dengan banyaknya

makanan yang dikomsumsi

anak.Sebaiknya anak diberikan

makanan pagi sebelum ke sekolah, agar anak dapat berkonsentrasi pada pelajaran dengan baik dan berprestasi (Soetjiningsih, 2012).

Gizi buruk di usia muda membawa dampak anak mudah menderita salah mental, sukar berkonsentrasi, rendah diri, dan prestasi belajar menjadi

rendah. Dari berbagai penelitian

(4)

hambatan terhadap pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan (Mochji, 2011)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2012 di SDN 1 kelas VI Kadilanggon Wedi Klaten yang dilakukan pada 10 anak dengan cara menimbang berat badan anak dan mengukur tinggi badan anak. Hasil

disesuaikan dengan hasil rapot.

Diperoleh hasil pada 5 anak laki-laki didapatkan hasil 2 anak laki-laki dengan status gizi baik dan berprestasi belajar baik, 1 anak laki-laki status gizi kurang dan prestasi belajar cukup, 2 anak laki-laki status gizi buruk dan prestasi belajar kurang. Sedangkan pada 5 anak perempuan didapatkan hasil 1 anak perempuan status gizi baik dan prestasi belajar baik, 1 anak perempuan status gizi baik dan prestasi belajar cukup, 3 anak perempuan status gizi buruk prestasi belajar kurang.

Berdasarkan hasil data diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas

maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten.’’

METODE PENELITIAN A. Desain penelitian

Metode ini dilakukan secara

observasional Yaitu Penelitian yang sudah ada, tanpa perlakuan sengaja untuk membangkitkan suatu gejala atau keadaaan, pada penelitian ini hal yang sudah ada yaitu Status gizi Anak SD dengan Prestasi belajar anak SD (Arikunto,2002).

Metode pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah

cross sectional yaitu metode

pengambilan data yang dilakukan waktu bersamaan dengan subyek yang

ada. Metode ini bertujuan agar

diperoleh data yang lengkap dalam

waktu yang relative cepat

(Arikunto,2002).

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah

mendefinisikan variable secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

(5)

No Variabel Definisi operasional

Parameter dan kategori

Alat ukur Skala

penguk uran 1. 2. Status Gizi Prestasi belajar keadaan tubuh sebagai hasil penggunaan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang diketahui melalui pengukurann antoprometri meliputi BB/TB. Nilai yang dimilliki subyek sebagi wujud keberhasilan belajarnya yang diberikan oleh guru dalam bentuk nilai hasil mid semester. Lebih : >P97 Baik : P3-P97 Kurang : <P3 Keterangan Kurve: P = Persentil P50 = Persentil 50 = Median (Sumber : KMS-AS.2006) Baik sekali : 86-100 Baik : 71-85 Cukup : 56-70 Kurang : 41-55 Sangat kurang : <40 Sumber : Buku Laporan Pendidikan 2008 Alat Ukur tinggi badan (microtoise) Alat penimbang berat badan (Timbangan KMS-AS Buku rapot Ordinal Ordinal

C. Populasi, Sampel peneliti dan Teknik Sampling

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek yang dijadikan obyek atau sasaran penelitian ( Arikunto, 2006). Populasi pada penelitian ini adalah semua anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten.Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah sebanyak 30 responden.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang dijadikan objek atau sasaran penelitian yang dianggap mewakili populasi (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu semua

(6)

siswa kelas V SDN 1 kadilanggon Wedi Klaten, sebanyak 30 responden.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah secara Total

Sampling yaitu dengan mengambil seluruh jumlah populasi yang ada (Sugiyono, 2010).

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada tanggal 25 sampai 30 April 2013.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SDN 01 Kadilanggon Wedi Klaten

E. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen peneletian yaitu alat yang

digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik

sehingga lebih mudah diolah

(Saryono, 2008).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Alat pengukur tinggi badan

(microtoise)

Alat pengukur tinggi badan yang sudah dapat berdiri dan mempunyai ketelitian 0,1 cm dan taraf kebenaran 99,9 cm.

b. Alat penimbang berat badan

(timbangan)

Timbangan injak badan hitungannya menggunakan Kg dan mempunyai ketelitian 0,5 Kg. dimana dapat ditarik kesimpulan bahwa taraf kesalahan dalam penimbangan adalah 0,5 Kg dan taraf kebenaran 99,9 Kg.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono,2008).

Pada penelitian ini data primer diperoleh dari :

1) Pengukuran tinggi badan

2) Pengukuran berat badan

b. Data sekunder

Data sekunder merupakaan data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek penelitinya. Data tersebut berupa data dokumentasi atau data laporan yang diperoleh dari hasil nilai mid semester.

1. Analisis Data

Analisis Data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

(7)

a. Analisa univariat yaitu untuk

Mengetahui distribusi Frekuensi

responden.

Dengan menggunakan Rumus : P = F/N X 100% Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

b. Analisa Bivariat yaitu untuk

mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Analisa Bivariat menggunakan

perhitungan Korelasi Kendall Tau,

Dengan taraf kesalahan 1% di bagi 2

sehingga menjadi 0,5 %. Korelasi

Kendall Tau adalah bekerja dengan data ordinal (Sugiyono,20007).

Rumus Kendall Tau :

µ : ∑A-∑B

N(N-1) 2 Keterangan :

µ : Koefisien Korelasi Kendall Tau A : Jumlah Rangking di Atas B : Jumlah Rangking Bawah N : Jumlah anggota Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan α 5 % kepercayaan 95%. Apabila nilai Phitung<0,05 maka H0 ditolak dan

Haditerima. Sebaliknya apabila Phitung

>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Status gizi

Tabel 4.1 Status Gizi pada Anak SD Kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten No. Status gizi Frekuensi % 1 2 3 Lebih Baik Kurang 0 17 13 0 56,7 43,3 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). b. Prestasi belajar

Tabel 4.2 Prestasi Belajar Anak SD Kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten

No. Kategori Frekuensi %

1 2 3 Baik sekali Baik Cukup 3 20 7 10,0 66,7 23,3 Jumlah 30 100

(8)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sebagian

besar prestasi belajar anak adalah baik sebanyak 20 responden (66,7%). 2. Analisis bivariat

Tabel 4.3 Hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten

No Status

gizi

Prestasi belajar Total

p

Baik sekali Baik Cukup

f % f % f % f % 1. 2. 3. Lebih Baik Kurang 0 3 0 0 10 0 0 12 8 0 40 26,7 0 2 5 0 6,7 16,7 0 17 13 0 56,7 43,3 0,367 0,037 Jumlah 3 10,0 20 66,7 7 23,3 30 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.3 di atas

terlihat bahwa sebagian besar

responden memiliki status gizi baik sebanyak 17 responden (56,7%) dan cenderung memiliki prestasi belajar baik sebanyak 12 responden (40%).

Hasil analisis bivariat diketahui bahwa nilai p = 0,037 berarti p < 0,05 sehingga ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. Keeratan hubungan penelitian ini adalah sedang yang ditandai dengan hasil analisis Kendall Tau sebesar 0,367.

B. Bahasan

Hasil penelitian mengenai status gizi responden ditemukan bahwa

sebagian besar responden memiliki status gizi baik sebanyak 17 responden (56,7%). Hal ini dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi status gizi

yaitu makanan yang dikonsumsi.

Menurut Soekirman (2000), gangguan gizi disebabkan tidak sesuainya jumlah zat gizi yang diperoleh dari zat makanan untuk kebutuhan tubuh. Masalah gizi buruk akan menyebabkan

mudah terjadinya infeksi karena

adanya daya tahan yang menurun, sebaliknya penyakit infeksi juga sering

menyebabkan meningkatnya

kebutuhan akan zat gizi. Sedangkan nafsu makan biasanya menurun jika terjadi penyakit infeksi dan dapat

(9)

menyebabkan anak yang gizinya baik akan menderita gangguan gizi.

Status gizi sedang pada anak juga

dimungkinkan karena pendapatan

orangtua. Pada keluarga dengan

pendapatan rendah proporsi belanja

pangan lebih besar dibandingkan

dengan pendapatan tinggi. Asupan gizi

sehari-hari dipengaruhi oleh

ketersedian bahan pangan dalam

keluarga yang cukup. Ketersediaan bahan makanan dalam rumah tangga tergantung dari kemampuan untuk membeli ketersediaan bahan makanan di pasaran dan produksi (Tabor, 2000). Menurut Ikpor (2008), gizi bisa diperoleh dari makanan yang sehat dan

seimbang, misalnya susu yang

mengandung DHA, AA, Protein,

kalsium dan zat besi. Salah satu indikator dari status gizi adalah keanekaragaman penting bagi anak sekolah karena energi diperlukan anak untuk menahan rasa lapar saat berada di sekolah, anak membutuhkan untuk aktifitas di sekolah seperti belajar, berolahraga, bermain, waktu istirahat dan sebagainya (Mochji, 2011).

Perolehan hasil penelitian prestasi belajar anak SD kelas V menunjukkan bahwa sebagian besar prestasi belajar

anak adalah baik sebanyak 20

responden (66,7%). Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang setelah

melaksanakan usaha-usaha belajar.

Menurut sudjana dalam Rivai (2001), prestasi hasil belajar adalah proses

penentuan tingkat kecakapan

penguasaan belajar seseorang dengan cara membandingkan dengan nilai yang dicapai.

Prestasi belajar pada seorang anak dipengaruhi oleh kondisi kesehatan

fisik, tingkat kecerdasan dasar

seseorang, kemauan, bakat, daya ingat serta lingkungan. Sehingga dengan adanya kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar (FIT), tingginya tingkat kecerdasan dasar, adanya kemauan dan kepemilikan bakat, daya ingat yang baik dan lingkungan yang mendukung sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang Tu’u (2004).

Prestasi belajar yang baik juga ditunjang oleh adanya status gizi yang baik pada setiap anak. Hasil penelitian ini diperoleh responden dengan status gizi baik memiliki prestasi belajar baik sekali sebanyak 3 responden (10%) sedangkan responden dengan status gizi kurang tidak ada satupun yang

(10)

memiliki prestasi belajar baik sekali. Didukung dengan hasil analisis bivariat status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1

Kadilanggon Wedi Klaten

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,037 berarti p < α (0,05). Jadi dalam hal ini hipotesis kerja diterima, yang berarti bahwa semakin baik status gizi maka semakin baik prestasi belajar seorang anak.

Hasil ini didukung oleh penelitian

Wilma Huwae (2005), dimana dalam

penelitiannya diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara status gizi dan prestasi belajar pada murid SD yang tinggal di daerah Endemis Malaria Kabupaten Nabire dengan P = 0,029.

Penelitian pendukung lain yaitu

Budiarti (2007), dengan hasil

penelitian bahwa ada hubungan status GAKY dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar yang tinggal di

daerah endemik. Hasil ini

menunjukkan bahwa status gizi

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar pada seorang anak.

Menurut Ikpor (2008), asupan gizi

seimbang dan cukup sangat

mempengarui kecerdasan seseorang dalam masa balita. Dignity (2007), juga menjelaskan bahwa seorang anak

yang gizinya baik pada masa

pertumbuhan 0-5 tahun pada

khususnya akan lebih cerdas

dibandingkan dengan orrang lain. Kelompok usia sekolah termasuk golongan penduduk berada pada massa pertumbuhan yang cepat dan aktif.

Dalam kondisi anak harus

mendapatkan masukan gizi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup. Status gizi anak sebagai cerminan kecukupan gizi, merupakan salah satu tolok ukur yang penting untuk menilai

keadaan pertumbuhan dan status

kesehatannnya. Usia antara 6 sampai 12 tahun adalah usia anak yang duduk dibangku SD. Pada masa ini anak mulai masuk ke dalam dunia baru,

anak mulai banyak berhubungan

dengan orang-orang di luar

keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya (Mochji, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian dan didukung oleh penelitian lain serta

teori yang ada, maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anak

(11)

SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. Keeratan hubungan penelitian ini adalah sedang yang

ditandai dengan hasil analisis Kendall

Tau sebesar 0,367. Hal ini

dimungkinkan adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yaitu lingkungan, konsentrasi,

keturunan serta orangtua. Pemberian kasih sayang dan perhatian orangtua

sangat berpengaruh terhadap

perkembangan anaknya, orang pintar selalu menghasilkan keturunan yang

pintar-pintar, tergantung dari

perubahan dan komposisi genetika dalam kandungan ibu dan janin (Ikpor, 2008). Konsentrasi terhadap bahan yang dipelajari dapat menjamin hasil belajar yang baik. Lingkungan yang

baik juga sangat menentukan

pertumbuhan dan perkembangan anak yang mempengaruhi prestasi belajar anak tersebut (Soetjiningsih, 2012).

PENUTUP A. Simpulan

Penelitian dengan judul

“Hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten” dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Status gizi pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten adalah baik sebanyak 17 responden (56,7%).

2. Prestasi belajar anak SD kelas

V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten adalah baik sebanyak 20 responden (66,7%).

3. Ada hubungan status gizi

dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten yang ditunjukkan dengan nilai p = 0,037 (p < 0,05).

B. Saran

1. Bagi SD N 01 Kadilanggon

Wedi Klaten

Pihak Sekolah Dasar agar memberikan materi pendidikan tentang gizi kepada

siswa sehingga siswa lebih

memperhatikan gizinya misalnya

dengan membiasakan diri untuk

sarapan pagi.

2. Bagi orangtua

Lebih memperhatikan status gizi anak

dan pendidikan anak dengan

meningkatkan status gizi anaknya dengan cara memberi makanan yang bergizi seperti buah, sayur, lauk, susu serta tambahan multivitamin khusus anak.

(12)

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya agar

mengembangkan penelitian dengan meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa sekolah dasar sehingga diperoleh hasil yang bervariatif.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, M.P.2004. Masalah dan

Kesulitan Belajar, Ujung pandang IKIP

Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utara, Jakarta

______ . 2012. Prinsip Dasar Ilmu

Gizi PT Gramedia Pustaka Utara, Jakarta

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

______. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI Rineka Cipta Jakarta

Azwar, S. 2003. Tes Prestasi Belajar,

Pustaka Belajar, Jakarta

______ . 2004. Tes Prestasi Belajar,

Pustaka Belajar, Jakarta

Budiarti. 2007. Hubungan Antara

Status Gaky Dan Status Anemia dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar yang Tinggal Di

Daerah Endemik Gaky,

Yogyakarta, Skripsi, Fk-UGM, Yogyakarta

Depkes RI. 2012. Pedoman Umum

Gizi Seimbang. Direktorat Jendral

Bina Kesehatan Masyarakat,

Jakarta

______ . 2012. Kecenderungan

Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang. Jakarta

Hidayat, A.A.A. 2007. Metode

Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Selemba Medika Jakarta

Hidayat A.A.A. 2009. Metode

Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Selemba Medika Jakarta

Huawe. Wilma. 2005. Hubungan

Status Gizi dan Kadar Hb dengan Prestasi Belajar Murid SD di

Daerah Endemis Malaria

Kabupaten Nabire FK-UGM

Yogyakarta

Moehdji, S. 2011. Ilmu Gizi. Papan

Sinai, Jakarta

Notoatmodjo , S.2002. Metodelogi

Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

______ , S.2003. Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan Rineka Cipta, Jakarta

Petrus. 2003, Status Gizi. Papan Sinai.

Jakarta

Royston, DKK. 2007. Penilaian Status

Gizi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

(13)

Saryono, 2008. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Mitra Cendekia.

Yogyakarta

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang

Anak. EGC

Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan

dan Gizi. Bumi Aksara

Suryabrata. 2004. Psikologi

Pendidikan. Penerbit Raja.

Grafindo Persada. Jakarta.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan

Aplikasinya. Jakarta Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Triyani. 2005. Hubungan Antara

Kebiasaan Makan Pagi Dengan Prestasi Belajar Anak SD Kelas V di Sekolah Dasar Negri Citarum 01 – 02 – 03 – 04 Semarang Tahun 2005. Semarang, Skripsi, Semarang.

Tu’u Tulus, 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Gambar

Tabel  4.1  Status  Gizi  pada  Anak  SD  Kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi  Klaten  No
Tabel 4.3   Hubungan  status  gizi  dengan  prestasi  belajar  pada  anak  SD  kelas  V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten

Referensi

Dokumen terkait

Melihat uraian-uraian di atas, maka menarik untuk dilakukan suatu penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Pelanggan KFC

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan memberikan kuesioner kepada 25 orang karyawan BPR Restu Artha Makmur dan 5 orang nasabah serta memberikan kuesioner

IAIN Sultan Amai Gorontalo sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Provinsi Gorontalo, terus melakukan peningkatan kualitas layanan secara

Sahabat MQ/ dalam aksi memperingati 100 hari kerja SBY Boediono/ ratusan demonstran dari kammi melakukan aksi longmarch dari bunderan UGM menuju gedung DPRD DIY// Saat

Hasil analisa statistik krim sari tomat dengan blanko memiliki perbedaan yang signifikan (p ≤ 0,05), dimana krim sari tomat mampu memberikan efek sebagai anti-aging dengan

Bencana iklim terutama banjir dan kekeringan juga rawan terjadi pada sebagian lahan rawa pasang surut, meskipun sebagian responden menyatakan tidak menerima dampak yang besar dari

Panitia Pengadaan Barang/ Jasa di Lingkungan Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung akan melaksanakan Pengadaan Jasa Konstruksi dengan metode Pemilihan Langsung

Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan berbagai jenis mesin bubut CNC dan akan dijawab melalui kegiatan