• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK ABSTRACT. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98) Anggi Destiana, Ibnu khaldun, Ratu Fazlia.I.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK ABSTRACT. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98) Anggi Destiana, Ibnu khaldun, Ratu Fazlia.I."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98)

Penerapan

Model

Pembelajaran

Quantum

Teaching

Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi Di Kelas

XI SMA Unggul Negeri 2

Boarding School

Banda Aceh.

Anggi Destiana, Ibnu khaldun, Ratu Fazlia.I.R

Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 *Corresponding Author: Anggidestiana44@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi laju reaksi di kelas XI SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitan

Quasi-eksperimen one grup postest pretest design tanpa menggunakan kelas kontrol. Subjek

dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI-MIA 3 dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang, 8 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes, Kuesioner angket dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa soal tes pretest dan posttest serta lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kelompok rendah, sedang dan tinggi dengan nilai N-gain sebesar 83,7%, 77,5% dan 74,8% termasuk katagori baik. Nilai thitung yang didapatkan dari katagori kelompok rendah, sedang dan tinggi

adalah 19,94, 10,63 dan 6,45 dengan nilai ttabel 2,110 maka peningkatan terjadi secara

signifikan. Namun ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 57,8% termasuk katagori cukup. Persentase penilaian aktivitas siswa secara klasikal selama 3 kali pertemuan berturut turut adalah 65,86%, 87,5% dan 86,05%. Tanggapan positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunkaan model pembelajaran Quantum Teaching sebesar 79,5% termasuk kedalam katagori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi laju reaksi di SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan aktivitas siswa dan adanya tanggapan positif dari siswa. Kata Kunci: Quantum Teaching, Hasil Belajar, Laju Reaksi

ABSTRACT

A research has been conducted about the application of Quantum Teaching learning model on the topic of reaction rate in class XI SMA Negeri 2 Unggul Boarding School in Banda Aceh. The purpose of this study is to improve student learning outcomes in the topic of rate reaction. This research was conducted by using a quantitative approach in the type of research Quasi-experimental one-group pretest posttest design without using the control class. Subjects in this study were 19 students of class XI-MIA 3 namely 8 male students and 11 female students. Data were collected by contributing the test, questionnaire itmes and observation sheets. The research instruments of study were the form of pretest and posttest tests and students' activities observation sheet and questionnaire responses of students. The results of study showed that there was an increase learning outcomes of low, medium and high values of N-gain namely 83.7%, 77.5% and 74.8%, these included as good category. T-count obtained from the low, medium and high category were 19.94, 10.63 and 6.45 to the value of 2,110 t-table, then there will be significant improvement. But the classical completeness obtained for 57.8% excluding the category enough. The percentage of students in the classical assessment activities for 3 consecutive meetings were 65.86%, 87.5% and 86.05%. The positive responses of students towards learning by applying the Quantum teaching learning model was 79.5% that was included as good category. Based on the results of this study, it can be concluded that learning process by using the Quantum teaching learning model in teaching and learning process in the topic of

(2)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98)

92 reaction rate at SMA Negeri 2 Unggul Boarding School can improve student’s learning outcomes and increase the activities of students and there were several positive feedbacks from students.

Keywords: Quantum Teaching, Learning Outcomes, Reaction rate

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang menimbulkan adanya interaksi antara guru dengan siswa dan dengan berbagai sumber belajar yang bertujuan untuk mengembangkan segi kognitif, sikomotor dan terutama segi afektif siswa (Sukmadinata, 2010). Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan yaitu siswa dan guru. Keduanya meruaka faktor yang saling terikat, dimana guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran dan tanggung jawab untuk membantu siswa dalam kegiatan belajarnya untuk memperoleh pemahaman sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan guru sebagai bagian terpenting dalam meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan bangsa. Sehingga dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus dimulai dari proses pembelajaran yang berkualitas, seorang guru harus mengetahui serta mengerti hal-hal yang dapat menunjang proses belajar siswa, seperti belajar dengan menerapkan beberapa model pembelajaran, sehingga menciptakan suasana belajar yang tidak menoton, karena adanya variasi model pembelajaran. Namun model pembelajaran tersebut harus sesuai dengan indicator-indikator di setiap materi yang akan diajarkan. Hal tersebut perlu dilakukan guna mempermudah siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal sesuai dengan standar kelulusan yang diharapkan.

Hasil belajar adalah Hasil berupa nilai atau angka yang menggambarkan prestasi yang didapati siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan bahwa hasil belajar adalah bagian dari kegiatan belajar karena istilah hasil belajar sangat berhubungan erat kaitannya dengan prestasi belajar. Istarani & Intan (2015) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan pernyataan spesifik yang diperlihatkan dalam perilaku serta penampilan peserta didik secara keseluruhan yang digambarkan dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan daftar ujian nasional tahun ajaran 2015/2016 SMA Unggul Negeri 2

Boarding School Banda Aceh mendapatkan peringkat terendah dari seluruh SMA/MA untuk

wilayah Banda Aceh. Nilai rata-rata ujian nasional SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh pada tahun ajaran 2015/2016 adalah 37,83. Salah satu materi yang mencapai ketuntasan sangat rendah pada ujian nasional adalah materi laju reaksi. Persentase penguasaan materi atau ketuntasan dalam ujian nasional pada materi laju reaksi siswa SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh tahun ajaran 2015/2016 sebesar 25,67%. Selebihnya sebanyak 73,33% siswa tidak mengalami ketuntasan.

Kurangnya pemahaman yang didapatkan siswa saat proses pembelajaran merupakan penyebab ketidaktuntasan belajar yang didapatkan siswa. Adapun untuk mencapai ketuntasan belajar dalam materi laju reaksi dibutuhkan ketekunan siswa dalam belajar, seperti membaca, kemudian memahami konsep dan latihan penyelesaikan soal-soal perhitungan. Hal ini dikarenakan materi laju reaksi adalah materi yang bersifat hitungan dan konsep yang saling memiliki keterkaitan. Namun saat proses pembelajaran siswa merasa bosan dan tidak menyukai pelajaran kimia. Siswa merasa kimia adalah pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan. Suasana tersebut mengakibatkan siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar, sehingga seringkali diskusi yang dibentuk oleh guru berjalan pasif. Hal tersebut terlihat dari aktivitas siswa yang tidak aktif bertanya dan menyelesaikan soal. Kemudian dalam proses pembelajaran yang diterapkan guru, baik dalam pelaksanaan diskusi maupun menjelaskan secara klasikal, siswa tidak mendapatkan

reward atau penghargaan dari guru atas hasil kerja yang telah dicapainya. Reward atau penghargaan perlu diberikan kepada siswa karena dapat menyemangati siswa sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Selain pemberian reward,

menerapkan beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan materi dapat mempermudah guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(3)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98)

Siswa mendapatkan banyak keuntungan dari proses pembelajaran yang lebih bervariasi dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mengefektifkan proses belajar mengajar sehingga mampu menciptakan kondisi belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan. Hal tersebut nantinya dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara optimal adalah dengan model pembelajaran Quantum Teaching.

Model pembelajaran Quantum Teaching dapat memberikan kebebasan belajar siswa, menjadikan siswa lebih aktif, berani mengungkapkan pendapat atau ide yang dapat dipertanggungjawabkan, pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan lebih tinggi, karena siswa belajar dalam kondisi yang menyenangkan tanpa merasa tertekan (DePorter,dkk., 2009). Seperti yang dikatakan oleh Surya (2012) “Kebahagiaan dalam

belajar adalah ketika siswa terbebas dari tekanan, ketakutan dan ancaman dari pihak manapun, termasuk guru dan teman-temannya”. Selain itu, penggunaan model ini dapat menimbulkan adanya kerja sama yang baik antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Beberapa penelitian sebelumnya dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, dkk (2010) melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) pada materi KSP dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat meningkatkan kreatifitas siswa dan tanggapan positif yang diberikan oleh siswa.

Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching mengkaji bagaimana aktivitas, peningkatan nilai siswa dan juga respon siswa. Adapun Tujuan Penelitian ini adalah: (1)Untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan penerapan model pembelajaran

Quantum Teaching pada materi laju reaksi kelas XI SMA unggul Negeri 2 Boarding School

Banda Aceh; (2) Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi laju reaksi di kelas XI SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh; (3) Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi laju reaksi kelas XI SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi-Eksperimen. Hal ini karena penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat dengan melibatkan satu kelompok subjek saja yang diberikan perlakuan tanpa adaya kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan Desain One Group Pretest-Posttest. Desain penelitian

One Group Pretest-Postest diukur dengan menggunakan pretest yang dilakukan sebelum

diberikan perlakuan dan Posttest yang dilakukan setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching (Sugiyono, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh beralamat di JL.Twk. Hasyim Banta Muda No. 8 Kp. Mulia Banda Aceh. Pemilihan sekolah ini berdasarkan pada hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru kimia di sekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – November 2016.

Populasi yang diteli dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2 Banda Aceh. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-MIA 3 yang berjumlah 19 orang siswa, 8 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu pemilihan subjek penelitian dengan adanya pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan subjek (Noor, 2011). Kelas tersebut memiliki nilai hasil belajar yang lebih rendah dari kelas lainnya

(4)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98)

94 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tiga cara yaitu (1)Teknik Observasi; (2)Teknik Kuesioner Angket;(3) Teknik Pengukuran. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Soal Tes Hasil Belajar, Tes hasil belajar dalam penelitian ini berupa soal Posttest dan Pretest yang terdiri dari 10 soal berbentuk pilihan ganda; (2) Lembar Observasi aktivitas siswa yang terdiri dari tiga aspek penilaian terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup; (3) Lembar angket tanggapan siswa yang berisi 10 daftar pernyataan yang telah disusun untuk mendapatkan informasi tentang tanggapan siswa mengenai penerapan model Quantum Teaching.

Teknik analisis data yang digunakan untuk data hasil belajar siswa berdasarkan nilai

Pretest maka siswa dibagi dalam tiga kategori kelompok, yaitu kelompok tinggi, kelompok

sedang, dan kelompok rendah. Untuk menentukan kelompok tinggi, sedang, dan rendah diketahui menggunakan distribusi frekuensi. Setiap katagori ditentukan nilai Gain-score

untuk menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

Quantum Teaching berdasarkan nilai Pretest dan posttest. Analisis nilai Gain-score menggunakan persamaaan menurut Hake (1998) berikut:

Gain score = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡─𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙─𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Setelah ditentukan nilai N-gain dilakukan Uji t untuk mengukur signifikansi peningkatan hasil belajar dengan persamaaan menurut (Arikunto, 2006) sebagai berikut:

t = 𝑚𝑑 √ ∑𝑥2𝑑

𝑁(𝑁−1)

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest Xd = Deviasi masing-masing subjek

∑𝑥2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel d.b = N-1

Pengukuran terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan persamaan menurut Arikunto (2006) sebagai berikut:

Nilai =𝐵

𝑁𝑥 100

Keterangan :

B = jumlah jawaban yang benar N = jumlah soal

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar yang tercapai menurut Sudijono (2009) rumus yang digunakan untuk menghitung persentase adalah seperti berikut:

P =𝑓

𝑁𝑥 100%

Keterangan: P = persentase

F = jumlah siswa yang tuntas belajar N = Jumlah siswa yang diteliti

Data aktivitas siswa dan tanggapan siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Quantum Teaching dianalisis dengan menggunakan persamaan berikut :

Skor perolehan nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

(5)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98) 0 50 100 Per sen tase N-gain T hitung

Hasil Dan Pembahasan

Penelitian penerapan model Quantum Teaching pada materi laju reaksi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh telah dilakukan dalam tiga kali pertemuan pada kelas XI-MIA 3 yang berjumlah 20 orang siswa. Adapun data hasil penelitian yang diperoleh meliputi data 1) hasil belajar siswa, 2) aktivitas siswa dan 3) tanggapan siswa.

Hasil Belajar siswa

Data hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini adalah prestasi belajar peserta didik pada materi laju reaksi yang meliputi aspek kognitif. Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa diberikan soal Pretest di awal pembelajaran dan soal

Posttest di akhir pembelajaran. Masing-masing siswa diberikan sebanyak 10 butir soal pilihan ganda yang berbeda namun memiliki indikator yang sama. Soal Pretest diberikan untuk melihat kemampuan awal sebelum siswa diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching. Pretest perlu dilakukan agar menjadi pijakan awal atau dasar untuk menentukan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang nantinya dibandingkan dengan nilai Posttest siswa di akhir pertemuan pada pertemuan ke tiga. Hasil belajar siswa untuk ranah kognitif secara individual dianggap tuntas jika mencapai nilai KM

yaitu ≥ 72. Data nilai pretest yang diperoleh siswa dapat disajikan dalam tabel distribusi fekuensi pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Siswa

Nilai Frekuensi 0 – 8 8 8 – 15 0 16 – 23 5 24 – 31 4 32 – 39 0 40 – 47 2

Berdasarkan nilai pretest siswa dikelompokkan kedalam tiga katagori yaitu katagori kelompok rendah, sedang dan tinggi. Katagori kelompok rendah adalah untuk siswa yang memperoleh nilai pretest paling rendah, katagori kelompok sedang untuk siswa yang memiliki nilai pretest sedang dan katagori kelompok tinggi untuk siswa yang memiliki nilai

pretest paling tinggi. Pengelompokkan siswa ke dalam katagori rendah, sedang dan tinggi

adalah bertujuan untuk melihat nilai N-Gain sesuai dengan kemampuan siswa berdasarkan hasil nilai pretest.

Data nilai rata-rata Pretest dan Posttest seluruh siswa katagori rendah, sedang dan tinggi diukur dengan menggunakan nilai rata-rata N-Gain untuk mengetahui selisih persentase antara nilai Pretest dan Posttest. Selanjutnya untuk melihat signifikansi peningkatan dari nilai N-Gain yang didapati maka digunakan uji T .

Nilai Pretest dan Posttest katagori kelompok rendah, sedang dan tinggi. Nilai N-Gain yang didapat kelompok rendah, sedang dan tinggi adalah sebesar 83,75%, 77,5% dan 74.8% dan nilai thitung 19,94, 10,63 dan 6,45. Nilai thitung yang peroleh pada katagori kelompok

rendah, sedang dan tinggi melebihi ttabel 2,110 hal ini penunjukkan signifikansi perbedaan

antara nilai Pretest dan Posttest. Hal ini terjadi karena saat Posttest dikerjakan siswa setelah siswa mempelajari materi laju reaksi yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Namun walaupun peningkatan yang terjadi signifikan, jumlah persentase nilai ketuntasan siswa rendah yaitu sebesar 57,8% tergolong dalam

kategori cukup. Perbandingan nilai

N-Gain dan thitung katagori kelompok

rendah, sedang dan tinggi dapat

(6)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98) 96 0 50 100 I II III Per sen tase Pertemuan

Gambar 1. Grafik Persentase N-Gaindan T hitung Katagori Kelompok Rendah, Sedang dan Tinggi.

Kompetensi kognitif siswa setiap pertemuan di ukur dengan menggunakan lembar kerja siswa (LKPD). LKPD diberikan kepada siswa pada setiap pertemuan yang dikerjakan secara berkelompok. LKPD yang diberikan berbeda pembahasan setiap pertemuan disesuaikan dengan setiap indikator yang ingin dicapai disetiap pertemuan. Pembagian LKPD yang dirancang oleh guru ini bertujuan untuk memberikan stimulus atau rangsangan belajar kepada siswa. Diharapkan stimulus yang didapatkan siswa disetiap pertemuan meningkat karena apabila stimulus siswa meningkat maka dapat berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. Nilai rata-rata LKPD seluruh siswa dengan penerapan model Quantum Teaching adalah 3,64 dalam skala 4, dan 91 dalam skala 4 yang tergolong dalam kategori baik. Nilai LKPD siswa dari pertemuan ke 1 sampai ke 3 menunjukkan adanya peningkatan hal ini menandakan bahwa seluruh siswa mampu bekerja sama dengan baik dengan teman-temannya dalam satu kelompok. Meningkatknya nilai LKPD pada setiap pertemuan menunjukkan bahwa stimulus atau rangsangan belajar yang diberikan guru berhasil dicapai oleh siswa, hal ini terlihat dari hasil nilai Posttest siswa di akhir pertemuan lebih meningkat dari nilai prestest siswa di awal pertemuan.

Hasil Aktifitas Siswa

Aktifitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang dinilai oleh 4 orang observer yang merupakan mahasiswa prodi kimia. Keempat observer mengamati aktivitas siswa pada pertemuan kesatu, kedua dan ketiga pada kelas XI-MIA 3. Setiap observer mengamati satu kelompok, karena jumlah kelompok yang dibentuk dalam penelitian ini adalah 4 kelompok dengan jumlah siswa masing-masing 5 orang. Data hasil pengamatan dari keempat observer inilah yang menjadi data hasil keaktifan siswa. Adapun sintak yang menjadi bagian observasi dalam pembelajaran Quantum Teaching yaitu tumbukan, alami, namai, demonstrasi, ulangi dan rayakan. Jumlah persentase nilai Pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan selama tiga kali pertemuan dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga secara berturut turut adalah 65,86%, 87,5% dan 86,05%. Adapun jumlah persentase aktivitas siswa pada pertemuan ke I, II dan III dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

(7)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98)

Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Quantum Teaching.

Tanggapan siswa dinilai dari jawaban atau renspon siswa dalam angket angket yang diberikan kepada siswa kelas XI MIA 3 pada akhir pembelajaran. Angket tanggapan siswa ini berisi 10 pernyataan yang kemudian diceklist oleh siswa pada skor yang sesuai dengan hal yang dialami siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model

Quantum Teaching berlangsung.

Nilai rata-rata tanggapan siswa kelas XI-MIA 3 terhadap penerapan model pembelajaran Quantum Teaching sebesar 3,18 yang termasuk ke dalam kategori baik. Berdasarkan jumlah nilai tersebut diperoleh persentase hasil tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Quantum Teaching sebesar 79.5%. Berdasarkan data persentase yang diperoleh menunjukkan tanggapan positif peserta didik terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching karena termasuk ke dalam kategori baik.

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap penerapan model pembelajaran

Quantum Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi di kelas

XI SMA Unggul negeri 2 Boarding School Banda Aceh dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Hasil belajar siswa pada materi laju reaksi di kelas XI-MIA 3 SMA Unggul Negeri 2

Boarding School Banda Aceh katagori kelompok rendah, sedang dan tinggi mengalami

peningkatan dengan nilai N-Gain sebesar 83,7%, 77,5% dan 74,8% termasuk kategori tinggi.

2) Nilai thitung katagori kelompok rendah, sedang dan tinggi adalah 19,94, 10,63 dan 6,45

lebih besar dari ttabel yaitu 2,110 sehingga perbedaan nilai Pretest dan Postest

signifikan.

3) Nilai ketuntasan belajar sebesar 57,8% tergolong kategori cukup.

4) Persentase aktivitas Siswa saat penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi laju reaksi di kelas XI-MIA 3 SMA Unggul Negeri 2 Boarding School Banda Aceh berturut turut adalah 65,86%, 87,5% dan 86,05%.

5) Persentase tanggapan positif siswa terhadap penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi laju reaksi di kelas XI-MIA 3 SMA Unggul Negeri 2 Boarding

School sebesar 79,5% tergolong katagori baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1) Bagi siswa, hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan motivasi untuk terus belajar agar lebih mudah memahami materi yang mengakibatkan tingginya perolehan hasil belajar.

2) Bagi guru diharapkan dapan membantu siswa mendapatkan hasil belajar yang tinggi dengan memvariasikan pembelajaran salah satunya menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.

Daftar Pustaka

DePorter, B., Reardon, M., Sarah, S,. 2009. Quatum Teaching Mempraktikkan Quantum

Learning Di Ruang-Ruang kelas. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka.

Hake, R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six- Thousand-Student Survey Of Mechanics Test Data For Introduvtory Physics Course. American

Asosiation Of Physics Teachers. 66(1): 65-74.

Istarani dan Intan,P. 2015. Ensiklopedi Pendidiakan Jilid 1. Medan: MEDIAPERSADA.

Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

(8)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK) Vol 2. No 2 (91-98)

98 Setiawan, R., Sudirman. Tjahyo,S. 2012. Pendekatan Quantum Teaching Pada Materi

Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Chemistry in Education. 1(1) 45-49.

Sukmadinata, Nana S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: ALVABETA.

Surya, M. 2012. 9 Karakter Guru Menyenangkan Berbasis Ramah Otak. Bandung: Smile’s

Gambar

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Siswa
Gambar 1. Grafik Persentase N-Gaindan T hitung Katagori Kelompok Rendah, Sedang dan  Tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Tinggi Arus berangkat pada tempat masuk dan keluar Simpang Terganggu dan berkurang akibat aktivitas samping jalan di sepanjang pendekat.. Contoh adanya aktivitas

Yang dimaksudkan dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Desa sendiri adalah kegiatan yang mampu dilaksanakan dan diselesaikan oleh

Oleh sebab itu, umat Islam harus dapat menyadari bahwa puasa sebagai suatu peluang yang berharga diberikan Allah untuk melihat siapa yang akan keluar menjadi pemenang setelah

Soeparno (2005) menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi persentase bobot karkas ayam broiler adalah..

Gambaran simulasi promodel didapat hasil 6 stasiun kerja, dengan utilization terhadap operator yang bekerja adalah sebesar 89,34%, Untuk area yang digunakan operator

 Areal Kantor, Gedung Pembangkit, Mes Karyawan  Tahap pasca- konstruksi sebanyak satu kali untuk penyusunan system pengolahan Sampah dan penyediaan sarana yang

Sumber Buku Statistik Kunjungan Perpustakaan Stitqi Al-Itifaqiah Indralaya.. minat berkunjung lebih banyak dari pada jumlah tahun yang mengalami peningkatan minat berkunjung

Untuk melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil.. dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada