• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter II Pengaruh Penggunaan Endopower β® dalam Ransum Komersil Yang Mengandung Bungkil Inti Sawit Terhadap Karkas dan Organ Dalam Ayam Broiler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter II Pengaruh Penggunaan Endopower β® dalam Ransum Komersil Yang Mengandung Bungkil Inti Sawit Terhadap Karkas dan Organ Dalam Ayam Broiler"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Bungkil Inti Sawit (BIS)

Hasil pengolahan kelapa sawit adalah minyak sawit (Palm Oil) dan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil). Hasil pengolahan ini mempunyai banyak kegunaan, baik sebagai bahan pangan atau non pangan seperti sabun. Di samping

hasil utama terdapat tiga jenis hasil ikutan industri pengolahan kelapa sawit yang dapat dimaanfaatkan sebagai bahan ransum yaitu bungil inti sawit, lumpur minyak

sawit, dan serat buah sawit (Agustin, 1991).

Bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstraksi inti sawit. Bahan

ini dapat diperoleh dengan proses kimia atau dengan cara mekanik

(Devendra, 1977). Zat makanan yang terkandung dalam bungkil inti sawit cukup bervariasi, tetapi kandungan yang terbesar adalah protein berkisar antara 18-19%

(Satyawibawa dan Widyastuti, 2000).

Bungkil inti sawit (BIS) merupakan hasil samping dari pemerasan daging buah inti sawit atau ’palm kernel’. Proses mekanik (pemerasan) yang dilakukan

dalam proses pengambilan minyak menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal masih cukup banyak (sekitar 9,6%). Hal ini menyebabkan bungkil inti sawit cepat

tengik akibat oksidasi lemak yang masih cukup tinggi tersebut. Bungkil inti sawit biasanya terkontaminasi dengan pecahan cangkang sawit dengan jumlah sekitar 9,1% hingga 22,8 % (Sinurat et al., 2009). Pecahan cangkang ini mempunyai

tekstur yang sangat keras dan tajam. Hal ini menyebabkan bahan ini kurang disukai ternak (kurang palatable) dan dikhawatirkan dapat merusak dinding

(2)

Tabel 3. Kandungan nilai nutrisi bungkil inti sawit

Zat Nutrisi Kandungan (%) Kandungan

Bahan kering (%)

Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2005)

Kandungan protein BIS lebih rendah dari bungkil lainnya. Namun

demikian masih layak dijadikan sebagai sumber protein. Kandungan asam amino

essensial cukup lengkap dan imbangan Ca dan P cukup baik (Lubis, 1992). Hasil analisa proksimat dapat dilihat dari nilai nutrisi BIS.

Enzim Endopower β®

Endopower β merupakan aktivitas enzimatis yang tinggi mengandung

α-galaktosidase, mannose, xylanase, dan β-gluconase. Endopower β® merupakan

produk dari proses fermentasi dua jenis organisme dengan memanfaatkan mikroba trandisional yaitu Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae yang dibuat dengan menggunakan sistem seleksi.

Beberapa peran Endopower β® dalam tubuh ternak:

1. Meningkatkan kecernaan dan menurunkan pengaruh faktor antinutrisi di dalam

pakan . Enzim yang terkandung dalam endopower β® berfungsi untuk menhidrolisis gula kompleks yang tidak dapat di cerna. Pakan biji-bijian mengandung karbohidrat komplek atau polysakarida non pati, dimana ternak juga

hanya sedikit dapat menggunakannya dan kebanyakan dari NsPs mengandung faktor anti nutrisi. Anti nutrisi meningkatkan perkositas usus dan merusak villi

(3)

2. Meningkatkan Produktivitas dan lebih menguntungkan

Dengan Endopower β® kecernaan bahan pakan akan meningkat dan lebih

fleksibel dalam formulasi yang di dapat. Hasil ini nyata menurunkan biaya pakan, meningkatkan penampilan ternak. Ini artinya produktivitas tinggi dan keuntungan meningkat.

3. Memperbaiki performans produksi dan efisiensi konversi pakan

Pengaruh Endopower β® dalam memperbaiki performans pertumbuhan di

dukung oleh banyak penelitian pada beberapa institusi, akademi dan komersial farm. Pengaruh Endopower β® pada pertumbuhan ayam broiler umur 1-42 hari, dosis pemberian 0,02% pada ayam broiler dan 0,01 pada leyer.

Manfaat Endopower β® sebagai berikut: - Menurunkan biaya pakan

- Memperbaiki performans ternak - Meningkatkan kecernaan nutrient

- Menurunkan egas dalam usus

- Memperbaiki fungsi-fungsi/ kesehatan usus

- Memaksimalkan aktivitas enzim endogenosis - Mengurangi/menurunkan kekentalan mukosa usus

(Easy Bio System, Inc.2010.Union Center B/D.,837-11 Yoksam-dong,

Kangdamgu, SEOUL, 135-937 Rep. Of Korea).

Ayam Broiler

Sejak tahun 1980-an broiler suduah dikenal, meskipun galur murni dari

(4)

dikenal banyak orang pada periode tahun 1980-an. Sebelum ayam potong adalah ayam petelur white leghorn jengger tunggal atau ayam petelur yang sudah afkir

(Rasyaf, 1993).

Ayam broiler adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah 8 minggu dengan bobot badan tertentu, mempunyai pertumbuhan cepat serta

mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak (Rasyaf, 2004). Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dan pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil

daging, konversi ransum rendah, dapat dipotong pada umur muda, dan menghasilkan

kualitas daging yang berserat lunak (Bell dan Weaver, 2002).

Ayam broiler merupakan strain ayam hibrida modern yang berjenis kelamin

jantan dan betina yang dikembangbiakan oleh perusaahaan pembibitan khusus

(Gordon dan Charles 2002). Menurut Bell dan Weaver (2002) banyak jenis strain

ayam broiler yang beredar di pasaran yang pada umumnya perbedaan tersebut terletak

pada pertumbuhan ayam, konsumsi pakan, dan konversi pakan.

Kebutuhan Nutrisi Broiler

Untuk keperluan hidupnya dan untuk produksi, ayam membutuhkan sejumlah nutrisi yaitu protein yang mengandung asam amino seimbang dan

berkualitas, energi yang mengandung karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Rasyaf, 1997). Kartadisastra (1994) menyatakan bahwa jumlah ransum yang

(5)

Broiler membutuhkan dua macam ransum yaitu ransum starter untuk umur 0-3 minggu dan ransum finisher untuk umur di atas tiga minggu. Ransum starter

mengandung protein 21-23% dan finisher 19-21% (Yahya, 1992). Kadang-kadang poultryshop atau pabrik pakan ternak berbeda-beda untuk

membedakan batas umur kedua macam ransum starter dan finisher.

Tingkat energi dan protein adalah kedua komponen utama yang dibutuhkan ayam untuk hidup pokok dan produksi. Besarnya kandungan energy

metabolism yang dibutuhkan broiler untuk pertumbuhan maksimum adalah 2.900-3.200 kkal/kg ransum dan protein sebesar 18-22% (Kamal, 1994).

Dalam ransum tingkat serat kasar yang sesuai dengan ayam adalah 7%.

Pemberian 7% akan menyebabkan hambatan pertumbuhan dan efisiensi penggunaan makanan bertambah buruk, namun batasan yang paling tepat masih

diperdebatkan (Anggorodi, 1985).

Ransum Ayam Broiler

Ransum merupakan salah satu faktor yang harus dipenuhi untuk keberhasilan dalam usaha pemeliharaan ayam. Ransum adalah campuran

bahan-bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan akan zat-zat pakan yang seimbang dan tepat. Seimbang dan tepat berarti zat makanan itu tidak

berkelebihan dan tidak kurang. Ransum yang diberikan haruslah mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (Rasyaf,1997).

Air sangat penting untuk mengatur temperatur tubuh. Bila ayam hanya

diberi air dan tidak diberi makan dapat hidup lebih lama. Kekurangan air hanya untuk satu hari saja dapat menyebabkan perubahan fisiologis dan sangat

(6)

diberikan ke ayam pada prinsipnya memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, menggantikan

bagian-bagian yang merupakan zat-zat yang diperlukan ayam adalah karbohidrat,

lemak dan protein akan membentuk energi sebagai hasil pembakarannya (Sudaryani dan Santoso, 1995). Kandungan nutrisi dari ransum yang akan

diberikan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan nutrisi ransum komersil sabas 8118 dan sabas 8128.

Kandungan Nurtrisi Ransum

Sabas 8118 Sabas 8128 Kadar Air (%) Sumber: PT. Sabas Indonesia Feed Mill (2013).

Susunan ransum starter yaitu ransum komersil Sabas 8118 ditambah bungkil inti sawit, tepung ikan dan minyak nabati dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kandungan nutrisi ransum basal starter

No. Bahan Pakan R0 Kandungan dalam Tiap Perlakuan %

(7)

Susunan ransum finsher yaitu ransum komersil Sabas 8128 ditambah bungkil inti sawit, tepung ikan dan minyak nabati dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kandungan nutrisi ransum basal finisher

No. Bahan Pakan R0 Kandungan dalam Tiap Perlakuan %

Sumber: PT. Sabas Indonesia Feed Mill (2013)

Karkas Ayam Broiler

Karkas ayam adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong dikurangi kepala,

kaki, darah, bulu serta organ dalam kecuali paru-paru dan ginjal. Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum pemotongan antara lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur dan pakan serta proses setelah

pemotongan, diantaranya adalah metode pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging,

hormon, antibiotik, lemak intramuskular atau marbling, metode penyimpanan serta macam otot daging (Abubakar et al., 1991). Soeparno (2005) menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi persentase bobot karkas ayam broiler adalah

bobot hidup. Hasil dari komponen tubuh broiler berubah dengan meningkatnya umur dan bobot badan (Brake et al., 1993). Wahyu (1998) menyatakan bahwa

(8)

tempat ransum, pemberian ransum dan kepadatan kandang. Lebih lanjut menurut Widodo (2005) peningkatan nilai manfaat penggunaan ransum dapat diatur

dengan mempertimbangkan konsumsi ransum.

Bobot Hidup Dan Bobot Potong

Bobot hidup merupakan bobot badan ternak yang penimbangannya dapat dilakukan setiap saat. Bobot hidup sangat erat kaitannya dengan tingkat konsumsi

dan pertambahan bobot badan. Menurut Wahyu (1998) tingkat konsumsi ransum banyak ditentukan oleh palatabilitas ransum, sistem pakan dan pemberian pakan,

serta kepadatan kandang. Dilain pihak, tingkat konsumsi juga dipengaruhi oleh nafsu makan dan kesehatan ternak. Ayam hidup yang bermutu baik yaitu ayam yang sehat, berbulu baik, ukurannya seragam dan berkualitas baik dengan

perbandingan antara tulang dan daging seimbang (proporsional) (Priyatno, 1997).

Bobot potong adalah bobot yang didapat dengan cara menimbang bobot ayam

setelah dipuasakan selama 12 jam. Bobot potong perlu diperhatikan kualitas dan

kuantitas dari ransum yang dikonsumsi, sehingga didapatkan pertumbuhan yang baik

(Blakely dan Bade, 1991).

Persentase Karkas

Bobot karkas normal adalah 60-75 % dari berat tubuh. Sedangkan

persentase karkas adalah perbandingan antara bobot karkas dengan bobot hidup dikalikan 100 % (Siregar, 1994). Menurut Soeparno (2005) bobot karkas meningkat seiring dengan meningkatnya bobot hidup, tetapi persentase non

(9)

Bobot karkas merupakan bobot tubuh ayam yang telah disembelih setelah dipisahkan darah, bulu, kepala sampai batas pangkal leher, kaki sampai batas lutut

dan organ dalam kecuali ginjal dan paru-paru (Murtidjo, 1992).

Persentase karkas merupakan faktor terpenting untuk menilai produksi ternak, karena produksi erat hubungannya dengan bobot hidup, dimana semakin

bertambah bobot hidupnya, maka produksi karkasnya akan semakin meningkat (Murtidjo, 1987).

Persentase karkas dipengaruhi oleh bangsa, umur, jenis kelamin, bobot hidup dan makanan. Persentase karkas umur muda lebih rendah dibandingkan dengan ayam yang lebih tua dan persentase ayam jantan lebih besar dibandingkan

persentase ayam betina lebih banyak menghasilkan kulit dan lemak abdomen dari pada jantan (Morran and Orr, 1970). Murtidjo (1987) menyatakan bahwa

persentase karkas merupakan faktor yang penting untuk menilai produksi ternak, karena produksi erat hubungannya dengan bobot hidup, dimana semakin bertambah bobot hidupnya maka produksi karkasnya semakin meningkat.

Ahmad dan Herman (1982), yang menyatakan bahwa ayam yang bobot tubuhnya tinggi akan menghasilkan persentase karkas yang tinggi, sebaliknya ayam yang

bobot tubuhnya rendah akan menghasilkan persentase yang rendah.

Organ Dalam Ayam Broiler

Organ pencernaan ayam broiler terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, proventrikulus, rempela, usus halus, usus buntu (seka), usus besar,

(10)

Hati

Hati ayam terdiri atas dua lobi (gelambir) yaitu kanan dan kiri, berwarna

coklat tua, dan terletak diantara usus dan aliran darah. Bagian ujung hati yang normal berbentuk lancip, akan tetapi bila terjadi pembesaran dapat menjadi bulat. Menurut Ressang (1963), hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme

lemak dan protein telur, karbohidrat, besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan darah merah dan penyimpanan vitamin. Putnam (1991), menyatatakan bahwa

persentase hati yaitu persentase bekisar antara 1,7-2,8% dari bobot potong. Amrullah (2004) yang menyatakan bahwa panjang rektum yang dimiliki ayam dewasa berkisar dari 8 – 10 cm dengan diameter dua kali lipat usus halus. Hal ini

juga didukung oleh pernyataan North (1984) yang menyatakan bahwa ayam mempunyai usus besar yang pendek yang hanya 10 cm.

Rempela

Rempela merupakan organ pencernaan pada unggas yang biasa disebut perut otot (Bell dan Weaver, 2002), karena di dalamnya tersusun otot-otot yang kuat (Grist, 2006). Kontraksi otot rempela terjadi apabila makanan masuk ke

dalam rempela. Rempela berisi bahan-bahan yang mudah terkikis seperti pasir, karang, dan kerikil. Partikel makanan yang berukuran besar akan dipecah menjadi

partikel-partikel yang sangat kecil sehingga dapat masuk ke dalam saluran pencernaan (Bell dan Weaver, 2002). Putnam (1991), menyatakan bahwa bobot empedal bekisar antara 1,6-2,3% dari bobot potong.

Menurut Pond et al. (1995) rempela berfungsi menggiling atau memecah partikel makanan supaya ukurannya menjadi lebih kecil. Kerja penggilingan

(11)

kecenderungan untuk menghancurkan pakan seperti yang dilakukan oleh gigi (Blakely dan Bade, 1991). Prilyana (1984) yang menyatakan bahwa bobot

rempela dipengaruhi oleh umur, bobot badan dan makanan. Pemberian makanan yang lebih banyak akan menyebabkan aktivitas rempela lebih besar untuk mencerna makanan sehingga urat daging rempela menjadi lebih tebal dan

memperbesar ukuran rempela.

Usus Halus

Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan

dan absorbsi produk pencernaan. Berbagai enzim terdapat dalam usus halus yang berfungsi mempercepat dan mengefisienkan pemecahan karbohidrat, protein, serta lemak untuk mempermudah proses absorbsi (Suprijatna, 2005).

Proses absorpsi hasil pencernaan terjadi di permukaan vili yang memiliki banyak mikrovili (Suprijatna, 2005). Luas permukaan usus dapat meningkat

seiring dengan bertambahnya jumlah vili usus yang berfungsi untuk penyerapan zat-zat makanan (Frandson, 1992).

Bagian duodenum bemula dari ujung distal rempela. Bagian ini berbentuk

kelokan yang biasa disebut duodenal loop. Pankreas menempel pada kelokan ini yang berfungsi mensekresikan pancreatic juice yang mengandung enzim amilase,

lipase dan tripsin. Jejunum dan ileum merupakan segmen yang sulit dibedakan pada saluran pencernaan ayam. Beberapa ahli menyebut kedua segmen ini sebagai usus halus bagian bawah (Suprijatna, 2005).

Panjang usus halus bervariasi tergantung pada kebiasaan makan unggas. Ayam dewasa memiliki usus halus sepanjang 1,5 m (Suprijatna, 2005). Unggas

(12)

yang memakan bahan asal tanaman karena produk hewani lebih siap diserap daripada produk tanaman (Ensminger, 1992). Peningkatan kadar serat kasar dalam

ransum cenderung akan memperpanjang usus. Semakin tinggi serat kasar dalam ransum, maka semakin lambat laju pencernaan dan penyerapan zat makanan. Penyerapan zat makanan akan maksimal dengan perluasan daerah penyerapan

(Syamsuhaidi, 1997). Widianingsih (2008) menyatakan bahwa panjang doudenium sekitar 29,45cm-33,15cm, panjang jejenium sekitar 61,15cm-82,05

cm, panjang ileum 63,95-82,85cm. Anggorodi (1994), menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan serat kasar dalam suatu bahan pakan maka semakin rendah daya cerna pakan tersebut. Akoso (1993) yang menyatakan bahwa usus

halus yaitu usus tempat terjadinya pencernaan dan penyerapan pakan. Selaput lendir usus halus mempunyai tempat yang lembut dan menonjol seperti jari.

Fungsi usus halus selain sebagai penggerakan aliran pakan dalam usus juga untuk meningkatkan penyerapan pakan. Syamsuhaidi (1997) yang menyatakan bahwa peningkatan kadar serat kasar dalam ransum cenderung akan memperpanjang

usus. Semakin tinggi serat kasar dalam ransum, maka semakin lambat laju pencernaan dan penyerapan zat makanan. Penyerapan zat makanan akan

maksimal dengan perluasan daerah penyerapan.

Cecum

Usus besar terdiri atas sekum yang merupakan suatu kantung dan kolon yang terdiri atas bagian yang naik, mendatar, dan turun. Bagian yang turun akan

berakhir di rektum dan anus. Variasi pada usus besar (terutama pada bagian kolon yang naik) dari satu spesies ke spesies lain jauh lebih menonjol dibandingkan

(13)

namun didalamnya terjadi proses penyerapan air untuk meningkatkan kadar air di dalam sel tubuh dan menjaga keseimbangan air ayam broiler karena usus

besar merupakan tempat penyerapan kembali air dari usus halus. Usus besar juga menyalurkan sisa makanan dari usus halus ke kloaka untuk dibuang (Bell dan Weaver, 2002). Nickel et al, (1977) menyatakan bahwa berat dan

panjang seka akan cenderung meningkat dengan kandungan serat kasar dalam ransum. Dilaporkan bahwa panjang seka ayam broiler berkisar antara 12 – 25 cm.

Rektum

Air diserap kembali di usus besar untuk ikut mengatur kandungan air sel-sel tubuh dan keseimbangan air. Panjang usus besar yang dimiliki ayam dewasa berkisar 8-10 cm/ekor. Usus besar merupakan kelanjutan saluran

pencernaan dari persimpangan usus buntu ke kloaka (Blakely dan Bade, 1991). Amrullah (2004) yang menyatakan bahwa panjang rektum yang dimiliki ayam

Gambar

Tabel 3. Kandungan nilai nutrisi bungkil inti sawit
Tabel 5. Kandungan nutrisi ransum basal starter        Kandungan dalam Tiap Perlakuan %
Tabel 6. Kandungan nutrisi ransum basal finisher       Kandungan dalam Tiap Perlakuan %

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas keripik buah-buahan lokal Kalimantan (pisang, nanas, salak) dari beberapa varietas, tingkat kemasakan buah dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero)

Peperiksaan Percubaan SPM 2017 Sejarah Kertas

Selain itu, petugas pajak yang memiliki mental tinggi dan tidak mudah tergoda akan suap yang diberikan oleh Wajib Pajak yang nakal agar diloloskan status

Selayaknya KPI dan Kominfo bersikap transparan dengan membuka berbagai informasi mengenai prosedur perpanjangan izin siar, kinerja stasiun TV yang memohon perpanjangan izin siar,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan beberapa jenis plasticizeryaitu gliserol, PEG dan PVA serta penggunaan aditif asam palmitat

Laporan ini dibuat berdasarkan keadaan yang telah terjadi dan telah disusun secara seksama oleh Tim Analisis APINDO meskipun demikian APINDO tidak menjamin keakuratan atau

Gariada, gariada, gariada dang marna metep /dan tidak bisa hilang dari hatiku.. 51) Judul : Tao Toba Cipt : Dakka Hutagalung. Sambulonku tano batak (kebangganku