• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun Oleh: SRI MUTMAINAH INDRASI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun Oleh: SRI MUTMAINAH INDRASI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRACT"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP RETURN SAHAM (Sensus Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI)

Disusun Oleh:

SRI MUTMAINAH INDRASI 123403253

srimutmainah.indrasi@yahoo.com

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI

ABSTRACT

This research was conducted to knowing (1) Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) and stock return on Foods and Beverages Sub Sector Companies; (2) Influence of Net Profit Margin (NPM) to stock return partially; (3) Influence of Debt to Equity Ratio (DER) to stock return partially; (4) Influence of Return On Equity (ROE) to stock return partially; and (5) Influence of Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER) and Return On Equity (ROE) to stock return simultaneously. This research belongs to descriptive method of analysis with a census approach research. The technique used to analyze data was path analysis. The result of the research shows that: (1) Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) and stock return are generally good; (2) there was a negative influences of Net Profit Margin (NPM) to stock return partially; (3) there was a negative influences of Debt to Equity Ratio (DER) to stock return partially; (4) there was positive influences of Return On Equity (ROE) to stock return partially; and (5) there were a positive influences of Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), and Return On Equity (ROE) to stock return simultaneously.

Kata kunci : net profit margin, debt to equity ratio, return on equity, return saham

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman; (2) Pengaruh secara parsial Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham; (3) Pengaruh secara parsial Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham; (4) Pengaruh secara parsial Return On Equity (ROE) terhadap

return saham; dan (5) Pengaruh secara simultan Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap return saham. Metode

(2)

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan return saham menunjukkan kondisi yang baik; (2) Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh negatif terhadap return saham; (3) Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh negatif terhadap return saham; (4) Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham; dan (5) Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio

(DER), dan Return On Equity (ROE) secara simultan berpengaruh positif terhadap

return saham.

Kata kunci : net profit margin, debt to equity ratio, return on equity, return saham

PENDAHULUAN

Pasar modal memiliki peran penting bagi suatu negara, sebagai sarana yang dapat mendukung dan meningkatkan pembangunan perekonomian suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan pada sektor-sektor produktif. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari siapa saja yang ingin melakukan investasi sehingga masyarakat umum juga dapat ikut berperan serta mengambil bagian dalam kepentingan perusahaan yaitu dengan cara memiliki saham-saham perusahaan tersebut. Pasar modal dapat memberi peluang yang lebih baik bagi perusahaan untuk memperoleh dana eksternal melalui penawaran saham pada masyarakat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang membuka dirinya dengan cara go public untuk mendapatkan dana eksternal tersebut.

Menurut Tandelilin (2010) alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat

return tertentu atas dana yang diinvestasikannya. Namun pada saat yang sama, merekapun harus siap menghadapi resiko bila hal sebaliknya terjadi. Return saham dibedakan menjadi dua jenis yaitu return aktual (actual return) dan return harapan (expected return). Return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu sedangkan return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa yang akan datang.

Investor-investor yang menanamkan modalnya tersebut menginginkan pengembalian hasil atas invetasi yang optimal, yaitu berupa deviden dan capital gain. Pertama, pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan adalah deviden. Kedua, nilai asset yang

(3)

dibeli mungkin berubah, yang berarti capital gain atau capital loss). Harganya bisa mengalami peningkatan sehingga pemegangnya dikatakan memperoleh capital gain

atau juga bisa mengalami penurunan yang disebut capital loss.

Informasi yang tersedia bagi para investor dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan yang tepat untuk mengurangi ketidakpastian investasi. Secara garis besar informasi yang dibutuhkan investor terdiri dari informasi fundamental dan teknikal. Informasi fundamental yaitu informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan yang dapat dilihat dalam laporan keuangan. Investor akan menilai kinerja manajemen perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan setiap tahun. Dengan menganalisis laporan keuangan, investor dapat mengetahui faktor fundamental perusahaan dengan mengukur kinerja perusahaan yang dititikberatkan pada rasio-rasio keuangan di dalam suatu laporan keuangan. Rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio nilai pasar. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM) dan

Return On Equity (ROE), dan rasio solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER).

Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Net Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan.

Net Profit Margin yang semakin tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang produktif untuk memperoleh laba yang tinggi melalui tingkat penjualan tertentu. Dengan meningkatnya Net Profit Margin maka daya tarik investor untuk menanamkan saham perusahaan juga cenderung akan meningkat. Maka apabila Net Profit Margin meningkat juga akan berpengaruh terhadap return saham. Penelitian Rechtmawan Dwipayana (2007) menunjukan bahwa reaksi signal Net Profit Margin positif dan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Rasio profitabilitas yang kedua adalah Return On Equity (ROE). Menurut Irham Fahmi (2014), Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Rasio ini diperoleh dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan rata-rata modal sendiri. Semakin tinggi ROE menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dan berdampak meningkatnya harga saham perusahaan maka hal tersebut akan mempengaruhi return saham perusahaan tersebut di pasar modal.

Rasio lain yang harus diketahui investor adalah Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Irham Fahmi (2014) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Dalam persoalan debt to equity ratio ini yang perlu dipahami bahwa, tidak ada batasan berapa debt to equity ratio yang aman bagi perusahaan, namun untuk konservatif biasanya debt to equity ratio yang lewat 66% atau 2/3 sudah dianggap berisiko. Semakin rendah semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi.

(4)

Perusahaan sub sektor makanan dan minuman merupakan salah satu sub sektor yang ada di industri manufaktur yang memiliki peranan penting dalam pembangunan sektor industri, disisi lain produk makanan dan minuman sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman sebagai perusahaan yang memproduksi suatu barang dari proses bahan baku menjadi barang jadi, memerlukan modal dan pembiayaan yang tidak sedikit untuk menjaga kelancaran produksinya. Modal tersebut dapat diperoleh salah satunya melalui penerbitan saham di pasar modal. Pasar modal merupakan sarana yang efektif dalam memperoleh alternatif sumber pembiayaan dan pendanaan dari pihak eksternal untuk membantu kelancaran operasional perusahaan. Investor tentu hanya akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dan sehat, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi penanam modal. Kinerja keuangan suatu perusahaan akan mampu mempengaruhi harga saham, dan berdampak pada return saham.

Semakin tinggi return saham yang diperoleh investor dari investasinya dalam saham perusahaan emiten maka semakin tinggi minat investor untuk mempertahankan atau menambah investasinya dalam saham perusahaan emiten yang ditandai dengan semakin bertambahnya permintaan akan saham perusahaan emiten dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan emiten. Sebaliknya, semakin rendah return saham yang diperoleh investor dari investasinya dalam saham perusahaan emiten maka semakin rendah minat investor untuk mempertahankan atau menambah investasinya dalam saham perusahaan emiten yang ditandai dengan semakin berkurangnya permintaan akan saham perusahaan emiten dan pada akhirnya akan menurunkan harga saham perusahaan emiten.

Pada penelitian ini penulis mengambil referensi dari beberapa penelitian terdahulu sebagai gambaran untuk mempermudah proses penelitian, diantaranya sebagai berikut:

Erwan Fauzi Nugraha (2013), meneliti tentang Pengaruh Return On Assets dan

Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa Return On Asset

dan Debt to Equity Ratio secara simultan berpengaruh terhadap Return Saham. Return On Asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return Saham, sedangkan Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh terhadap Return Saham.

Nissa Gussela (2013), meneliti tentang Pengaruh Return On Equity (ROE) dan

Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham. Dari hasil analisis data diketahui bahwa ROE dan DER secara simultan terhadap return saham pada perusahaan properti dan real estate tahun 2012 berpengaruh tidak signifikan dan termasuk dalam kategori sangat rendah.

Yayah Sobariah (2014), meneliti tentang Pengaruh Economic Value Added

(EVA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sub sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EVA dan ROE secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. EVA secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return

(5)

saham dan (ROE) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Rani Aryanti Purnama Sari (2013), meneliti tentang Analisis Faktor-faktor Fundamental yang Mempengaruhi Return Saham. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara simultan, Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Efisiensi Penggunaan Sumber Daya, dan Nilai Pasar berpengaruh signifikan terhadap return

saham Industri Food and Beverages yang Terdaftar di BEI. Secara parsial, efisiensi penggunaan sumber daya berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada Industri Food and Beverages yang Terdaftar di BEI. Sedangkan Likuiditas,

Profitabilitas, Leverage, dan Nilai Pasar berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

return saham pada Industri Food and Beverages yang Terdaftar di BEI.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

2. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) secara simultan terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 2003:54). Sedangkan pendekatan sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu. (Supranto, 2008).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka. Data laporan keuangan tahunan perusahaan subsektor makanan dan minuman tahun 2014 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dilihat dari sumber datanya, penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data berupa dokumen yang merupakan data tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Metode dokumentasi merupakan pengumpulan data dilakukan dimana pengumpulan laporan keuangan tahunan perusahaan subsektor makanan dan

(6)

minuman yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 yang berasal dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Studi kepustakaan merupakan metode yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan mempelajari literatur, buku-buku, jurnal, serta karya tulis lainnya yang menunjang dan dianggap dapat memberi masukkan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat variabel yang disesuaikan dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio

(DER), dan Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham. Keempat variabel tersebut terdiri dari tiga variabel independen yaitu Net Profit Margin (X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Return On Equity (X3) dan satu variabel dependen yaitu Return

Saham (Y).

Tabel 1.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Ukuran Skala

Net Profit Margin

(NPM) (X1)

Net Profit Margin

merupakan ukuran

keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan

pajak dibandingkan

dengan penjualan.

(Kasmir, 2008:200)

- Laba bersih setelah pajak - Total penjualan (%) Rasio Debt to Equity Ratio (DER) (X2)

Debt to Equity Ratio

merupakan

perbandingan antara

total hutang dengan total

shareholders equity

yang dimiliki

perusahaan. (Kasmir,

2008:157)

- Total hutang - Total modal sendiri

(%) Rasio Return On Equity (ROE) (X3) Return On Equity merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur seberapa

banyak keuntungan yang

menjadi hak pemilik

modal sendiri. (Suad

Husnan dan Enny,

2004:72)

- Laba bersih setelah pajak

- Total modal sendiri

(%) Rasio

Return

Saham (Y)

Return saham adalah

keuntungan yang

diperoleh investor dari dana yang ditanamkan pada suatu investasi. (Tandelilin, 2010:47)

(7)

Populasi Sasaran

Penelitian ini menggunakan pendekatan sensus, jadi setiap anggota yang ada didalam populasi dikenai penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI periode 2014 sebanyak 14 perusahaan.

Teknik Analisis Data

Teknik anaisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis). Analisis ini digunakan utuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun struktur jalur dalam penelitian ini sebagai berikut:

𝜌𝑦𝑥1 rX1X2 rX1X3 𝜌𝑦𝑥2 rX2X3 𝜌𝑦𝑥3 𝜌𝑦𝜀 𝜺 Gambar 1.1

Struktur Lengkap Path Analysis

Pada diagram jalur diatas, digunakan dua macam anak panah, yaitu: (a) anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel bebas terhadap variabel terikat, misalnya: X1 → Y dan (b) anak panah dua arah yang

menyatakan hubungan korelasional antara variabel bebas, misalnya: X1 ↔ X2. Adapun

langkah-langkah dalam analisis jalur ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya sehingga dapat menterjemahkan hipotesis penelitian yang kita ajukan ke dalam diagram jalur.

2. Menghitung koefisien korelasi (r)

Net Profit Margin (X1)

Debt to Equity Ratio (X2)

Return On Equity (X3)

Return Saham (Y)

(8)

Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan tingkat keeratan hubungan antara variabel yang diteliti. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dan X2, X3,

kemudian X2 dan X3 menggunakan rumus :

                           

 

       n 1 h jh n 1 h 2 jh 2 n 1 h ih n 1 h 2 ih n 1 h n 1 h n 1 h jh ih jh ih 2 1 x x n x n x n x x x x n x rx Dengan i

j

=1,2,…,k (Sitepu, 1994:19)

Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Demikian jika hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien korelasi ini akan diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 1.2

Tingkat Keeratan Hubungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 - 0,199 Sangat Rendah 0,020 - 0,399 Rendah 0,400 - 0,599 Sedang 0,600 - 0,799 Kuat 0,800 - 1,00 Sangat Kuat (Sugiyono, 2013 : 231) 3. Menghitung Koefisien Jalur

Menghitung koefisien jalur menggunakan rumus :

i = 1,2,3...k (Sitepu, 1994:17)

Keterangan :

𝜌yxi : Koefisien jalur dari variabel X1 terhadap variabel Y 𝑏yxi : Koefisien regresi variabel X1 terhadap variabel Y

4. Menghitung Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan pengkuadratan koefisien korelasi (r²) digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Maka digunakan koefisien determinasi yaitu dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :

  n Yh YXi 2 n 1 h 2 h Xi bYXi 

(9)

Kd = r² x 100% (Sugiyono, 2007:210) Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi

r² = Koefisien korelasi dikuadratkan 5. Menghitung Pengaruh Faktor Residu/Sisa

𝜌𝑦𝜖 = √1 − 𝑅2𝑦

𝑖𝑥1𝑥2𝑥3… 𝑥𝑘 (Sitepu, 1994:23)

Untuk mengetahui total pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y, baik

secara langsung maupun tidak langsung melalui formula yang disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 1.3

Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Prngaruh

1.  Variabel X1 Y X1Y : (PYX1)2 = A A Melalui X2Y X1 Ω X2Y (ρYX1) (rX1X2) (ρYX2) = B Melalui X3Y X1 Ω X3Y (ρYX1) (rX1X3) (ρYX3) = C B C Total Pengaruh X1Y A + B + C = D 2.  Variabel X2 Y X2Y : (PYX2)2 = E E  Melalui X1YX1 Ω X2Y (ρYX2) (rX1X2) (ρYX1) = F  Melalui X3Y X2 Ω X3Y (ρYX2) (rX2X3) (ρYX3) = G F G Total Pengaruh X2 Y E + F + G = H 3.  Variabel X3 Y X3Y : (PYX3)2 = I I  Melalui X1YX1 Ω X3Y (ρYX3) (rX1X3) (ρYX1) = J Melalui X2Y X2 Ω X3Y (pYX3) (rX2X3) (ρYX2) = K J K Total pengaruh X3Y I + J + K = L

Total pengaruh X1,X2, dan

X3 terhadap Y

D + H + L = M Pengaruh faktor residu

𝜀Y (𝜌𝑦𝜀)2

(10)

PEMBAHASAN

Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) dan Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai Net Profit Margin (NPM) dari setiap perusahaan makanan dan minuman bervariatif. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) merupakan perusahaan yang memiliki Net Profit Margin (NPM) tertinggi yaitu sebesar 32,76%, hal ini menunjukkan bahwa dengan penjualan bersih yang dicapainya PT. Delta Djakarta Tbk dapat memperoleh laba 32,76% dari penjualan bersihnya. Sedangkan Net Profit Margin (NPM) terendah dimiliki oleh PT. Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) yaitu sebesar -3,05%, yang berarti PT. Tri Banyan Tirta Tbk mengalami kerugian sebesar 3,05% dari penjualan bersihnya. Dari 14 perusahaan sub sektor makanan dan minuman, 12 perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasionalnya. Sementara 2 perusahaan lainnya mengalami kerugian yaitu Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) dan Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN), sebut saja PT. Tri Banyan Tirta Tbk mengalami kerugian sebesar 3,05% dari penjualan bersihnya. Penurunan

performance laba disebabkan karena penurunan omzet penjualan dan kenaikan beban usaha serta biaya lainnya. Sedangkan Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) mengalami kerugian sebesar 2,89% dari penjualan bersihnya. Total penjualan neto PSDN pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana hal tersebut disebabkan oleh turunnya harga komoditas barang dagangan Perseroan di pasaran internasional.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya Debt to Equity Ratio (DER) dari setiap perusahaan makanan dan minuman bervariatif. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) merupakan perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi yaitu dengan nilai 3,03 kali, dengan nilai Debt to Equity Ratio (DER) 3,03 kali artinya hutang perusahaan 3 kali lebih besar dari modal yang dimiliki perusahaan sendiri. Hal ini menandakan perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk membiayai kebutuhan perusahaannya, dimana sumber pendanaan sebagian besar diperoleh melalui hutang. Perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) terendah adalah PT. Ultrajaya Milk Industri & Trading Compani Tbk (ULTJ) yaitu dengan nilai 0,28 kali. Artinya perusahaan memiliki hutang 0,28 kali dari modal sendiri yang dimilikinya. Nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah menunjukkan perusahaan tersebut menggunakan lebih sedikit hutang daripada modal sendiri, dengan kata lain pendanaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut lebih banyak berasal dari modal sendiri. Pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman sebagian besar mempunyai nilai DER diatas 1, hal tersebut menunjukkan perusahaan tersebut menggunakan lebih banyak hutang daripada modal sendiri, dengan kata lain pendanaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut lebih banyak berasal dari hutang. Disamping itu terdapat 4 perusahaan yang mempunyai nilai DER dibawah 1, hal ini menunjukkan pendanaan perusahaan lebih banyak dibiayai oleh modal sendiri yang dimilikinya.

(11)

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui besarnya Return On Equity (ROE) setiap perusahaan makanan dan minuman bervariatif. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) merupakan perusahaan yang memiliki Return On Equity (ROE) tertinggi yaitu sebesar 143,53%. Return On Equity (ROE) terendah dimiliki oleh PT. Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) yaitu sebesar -7,44%. Dari 14 perusahaan sub sektor makanan dan minuman, 12 perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari kegiatan operasionalnya. Sementara 2 perusahaan lainnya mengalami kerugian yaitu Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) dan Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN), penurunan performance

laba PT. Tri Banyan Tirta Tbk disebabkan karena penurunan omzet penjualan dan kenaikan beban usaha serta biaya lainnya. Sedangkan pada Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN), total penjualan neto PSDN pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana hal tersebut disebabkan oleh turunnya harga komoditas barang dagangan Perseroan di pasaran internasional.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2014 bervariatif nilainya, kemungkinan disebabkan oleh tinggi atau rendahnya permintaan dan penawaran akan saham. Return saham tertinggi dicapai oleh PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) sebesar 1,020, hal ini karena proporsi harga pasar saham perusahaan meningkat sehingga capital gain

yang diperoleh besar. Return saham terendah dimiliki oleh PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) yaitu sebesar. -0,382%, hal ini karena proporsi harga pasar saham menurun sehingga dikatakan perusahaan mengalami capital loss, ditambah pada tahun buku 2014 PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) tidak ada pembagian dividen.

Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 22.0 untuk analisis jalur, nilai koefisien jalur net profit margin (NPM) terhadap return saham dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients).

Nilai koefisien beta () untuk pengaruh net profit margin (NPM) terhadap return saham adalah sebesar -0,235. Hal ini berarti bahwa ketika net profit margin (NPM) mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap return saham sebesar 23,5%.

Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh net profit margin (NPM) terhadap return saham, yakni (YX1)2 sebesar (-0,235)2 = 0,055225 atau

5,5% artinya bahwa 5,5% variabilitas dari variabel terikat (Y) atau return saham dipengaruhi oleh variabel bebas (X1) yang dalam hal ini adalah net profit margin (NPM)

sebesar 5,5%.

Dari hasil pengolahan data spss tersebut, dapat diartikan bahwa net profit margin

(NPM) secara parsial berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Tandelilin (2010:383), bahwa salah satu rasio finansial mengenai profitabilitas perusahaan yaitu net profit margin, net profit margin

mengukur efisiensi keseluruhan perusahaan, dihitung menggunakan rumus laba bersih setelah pajak dibagi penjualan bersih. Laba perusahaan normalnya digunakan untuk

(12)

membayar dividen (dividend) kepada pemegang saham atau ditahan sebagai saldo laba (retained earning) untuk mendanai pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Net Profit Margin yang tinggi akan menarik investor melakukan investasi sehingga memicu kenaikan harga saham, dan apabila harga saham naik maka perolehan return saham akan meningkat. Hasil penelitian penulis sejalan dengan penelitian Nova Yunita (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa net profit margin (NPM) berpengaruh negatif terhadap return saham.

Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 22.0 untuk analisis jalur, nilai koefisien jalur debt to equity ratio (DER) terhadap return saham dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients).

Nilai koefisien beta () untuk pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap return

saham adalah sebesar -0,231. Hal ini berarti bahwa ketika debt to equity ratio (DER) mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap return saham sebesar 23,1%.

Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap return saham, yakni (YX1)2 sebesar (-0,231)2 = 0,053361

atau 5,3% artinya bahwa 5,3% variabilitas dari variabel terikat (Y) atau return saham dipengaruhi oleh variabel bebas (X2) yang dalam hal ini adalah debt to equity ratio

(DER) sebesar 5,3%.

Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat diartikan bahwa debt to equity ratio

(DER) secara parsial berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston dalam buku Irham Fahmi (2014:181), menyatakan bahwa, penggunaan lebih banyak hutang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang, semakin tinggi Debt to Equity Ratio menandakan bahwa struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang sebagai pendanaan usahanya. Apabila struktur modal banyak memanfaatkan hutang-hutang dapat dipastikan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan digunakan untuk mengembalikan pinjaman modal, akan mengakibatkan para investor cenderung untuk menghindari saham-saham yang memiliki DER yang relatif tinggi.

Semakin besar nilai Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko investasi yang relatif tinggi, karena hal tersebut menunjukkan perusahaan memiliki pinjaman lebih besar daripada modal sendiri, dapat dipastikan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan akan diprioritaskan untuk mengembalikan pinjaman akibatnya para investor cenderung menghindari saham yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) tinggi, selanjutnya akan berdampak dengan menurunnya harga saham perusahaan. Hasil penelitian penulis sejalan dengan penelitian Nissa Gussela (2013) dan Erwan Fauzi

(13)

Nugraha (2013) dengan hasil penelitian bahwa Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh negatif terhadap return saham.

Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap return saham

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 22.0 untuk analisis jalur, nilai koefisien jalur return on equity (ROE) terhadap return saham dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients).

Nilai koefisien beta () untuk pengaruh return on equity (ROE) terhadap return saham adalah sebesar 0,305. Hal ini berarti bahwa ketika return on equity (ROE) mengalami kenaikan maka akan menyebabkan kenaikan terhadap return saham sebesar 30,5%.

Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh return on equity (ROE) terhadap return saham, yakni (YX1)2 sebesar (0,305)2 = 0,093025 atau

9,3% artinya bahwa 9,3% variabilitas dari variabel terikat (Y) atau return saham dipengaruhi oleh variabel bebas (X3) yang dalam hal ini adalah return on equity (ROE)

sebesar 9,3%.

Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat diartikan bahwa return on equity

(ROE) berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan teori dari Dendawijaya (2009:119), bahwa dalam praktiknya para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham. Motif-motif tersebut diantaranya yaitu memperoleh dividen berdasarkan keputusan RUPS, mengejar capital gain jika bermain di bursa efek, dan menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham. Dengan demikian, rasio ROE ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham. Hasil penelitian penulis sejalan dengan penelitian Nissa Gussela (2013) dan Nova Yunita (2013) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap return saham.

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) Secara Simultan Terhadap Return Saham

Pengaruh secara simultan dapat diketahui dari pengolahan data SPSS Versi 22.0 (terlampir). Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) bernilai positif yaitu 0,117 dan R Square (r2) sebesar 0,014, dengan kategori keterikatan hubungan yang sangat rendah karena berada diantara 0,000-0,199. Maka dapat diketahui nilai koefisien determinasi yaitu r2 x 100 = 1,4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif sebesar 1,4% terhadap return saham, sedangkan 98,6% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini.

(14)

Secara lengkap pengaruh antara variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y dapat

diimplementasikan dalam diagram jalur sebagai berikut:

-0,235 0,172 0,725 -0,231 0,728 0,305 0,986 𝜺 Gambar 1.2

Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1, X2 dan X3 Terhadap Y

Berdasarkan gambar diatas, maka untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity

(ROE) terhadap return saham baik secara langsung maupun tidak langsung digunakan

path analysis, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4.6. Tabel 1.4

Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Hasil 1. Net Profit Margin (X1)

(PYX1)2 = (-0,235)2 0,055

 Melalui Debt to Equity Ratio (X2)

(ρYX1) (rX1X2) (ρYX2) =

(-0,235) (0,172) (-0,231)  Melalui Return On Equity (X3)

(ρYX1) (rX1X3) (ρYX3) = (-0,235) (0,725) (0,305) 0,009 -0,052 Total Pengaruh X1 terhadap Y 0,013 2. Debt to Equity Ratio (X2)

(PYX2)2 = (-0,231)2 0,053

 Melalui Net Profit Margin (X1)

(ρYX2) (rX1X2) (ρYX1) =

X1

X2

X3

(15)

(-0,231) (0,172) (-0,235)  Melalui Return On Equity (X3)

(ρYX2) (rX2X3) (ρYX3) = (-0,231) (0,728) (0,305) 0,009 -0,051 Total Pengaruh X2 terhadap Y 0,011 3. Return On Equity (X3) (PYX3)2 = (0,305)2 0,093  Melalui Net Profit Margin (X1)

(ρYX3) (rX1X3) (ρYX1) =

(0,305) (0,725) (-0,235)

 Melalui Debt to Equity Ratio (X2)

(pYX3) (rX2X3) (ρYX2) = (0,305) (0,728) (-0,231) -0,052 -0,051 Total pengaruh X3 terhadap Y -0,010 Total pengaruh X1,X2, dan X3 terhadap Y 0,014

Pengaruh faktor residu 0,986

Total Pengaruh 1

Berdasarkan hasil analisis berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan bahwa pengaruh langsung net profit margin terhadap return saham sebesar 5,5%, pengaruh tidak langsung melalui debt to equity ratio sebesar 0,9%, dan pengaruh tidak langsung melalui return on equity sebesar -5,2%, maka pengaruh total variabel net profit margin

terhadap return saham sebesar 1,3%. Selanjutnya pengaruh langsung debt to equity ratio terhadap return saham sebesar 5,3%, pengaruh tidak langsung melalui net profit margin sebesar 0,9%, dan pengaruh tidak langsung melalui return on equity sebesar --5,1%, maka pengaruh total variabel debt to equity ratio terhadap return saham sebesar 1,1%. Kemudian pengaruh langsung return on equity terhadap return saham sebesar 9,3%, pengaruh tidak langsung melalui net profit margin sebesar -5,2%, dan pengaruh tidak langsung melalui sebesar debt to equity ratio -5,1%, maka pengaruh total variabel

return on equity terhadap return saham sebesar -1%. Sehingga pengaruh secara simultan variabel Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity

(ROE) terhadap return saham adalah sebesar 1,4% sedangkan 98,6% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Dalam hal ini Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham.

(16)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan didukung oleh teori yang dipelajari serta pembahasan yang telah diperoleh pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara mayoritas perusahaan makanan dan minuman mencatatkan perolehan laba positif. Net Profit Margin (NPM) tertinggi dimiliki oleh PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA), sedangkan Net Profit Margin (NPM) terendah dimiliki oleh PT. Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO). Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) terendah dimiliki oleh PT. Ultrajaya Milk Industri & Trading Compani Tbk (ULTJ).

Return On Equity (ROE) tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), sedangkan Return On Equity (ROE) terendah dimiliki oleh PT. Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN). Return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2014 diantaranya 9 perusahaan mendapatkan capital gain sedangkan 5 perusahaan mengalami capital loss. Return saham tertinggi dicapai oleh PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) sedangkan return saham terendah dimiliki oleh PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO).

2. Secara parsial, Net Profit Margin (NPM) berpengaruh negatif terhadap return

saham, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham, dan

Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Secara simultan, Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi emiten, investor, dan peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Emiten

Perusahaan agar selalu berupaya dalam meningkatkan profitabilitas, upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan volume penjualan dan melakukan efisiensi atas biaya-biaya yang ada, disamping itu perusahaan sebaiknya lebih efisien dalam memanfaatkan modal sendiri untuk terus meningkatkan perolehan laba setiap tahunnya. Ketika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik, diharapkan mampu menarik minat investor dalam menanamkan modalnya untuk berinvestasi pada perusahaan. Dengan harapan bahwa apabila banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut mampu meningkatkan harga

(17)

saham setiap tahunnya sehingga akan berdampak pada meningkatnya pengembalian berupa return saham.

2. Bagi Investor

Bagi investor yang ingin berinvestasi di suatu perusahaan, sebaiknya memperhatikan kinerja keuangan atau kondisi ekonomi, yang tergambar pada suatu laporan keuangan. Dengan pemahaman yang baik terhadap kinerja perusahaan diharapkan investor akan lebih tepat dalam memilih perusahaan yang akan mampu memberikan return yang sesuai dengan harapan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan jembatan untuk melakukan penelitian lanjutan baik dengan menggunakan variabel yang sama pada perusahaan lainnya atau dengan mengubah salah satu variabel maupun variabel lainnya. Dalam penelitian ini peneliti tidak memasukkan dividen dalam indikator return saham sehingga belum memberi gambaran respon pasar secara utuh. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk memasukkan dividen sebagai indikator return

saham.

DAFTAR PUSTAKA

Affinanda, Ade. 2015. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2010-2013. Jurnal dipublikasikan: Universitas Diponegoro

Aryanti, Rani Purnama Sari. 2014. Analisis Faktor-Faktor Fundamental Yang Mempengaruhi Return Saham Sensus Pada Industri Food And Beverages Yang Terdaftar di BEI. e Journal Accounting. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi Aziz, Royan. 2014. Mari Intip Saham Sektor Konsumsi Yang Menarik. [Online].

Tersedia:http://www.seputarforex.com/analisa/lihat.php?id=208100&title=mari-intip-saham-sektor-konsumsi-yang-menarik. [Diakses tanggal 30 Maret 2016] Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.

Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Dwipayana, Rechtmawan. 2007. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2003-2006. Jurnal dipublikasikan: Universitas Diponegoro

(18)

Fitrianingrum, Triastuti. 2012. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Debt to Equity Ratio dan Dampaknya Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI. e Journal Accounting. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gussela, Nissa. 2013. Pengaruh Return On Equity (Roe) dan Debt To Equity Ratio (Der) Terhadap Return Saham Sensus Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012. e Journal Accounting.

Tasikmalaya: Universitas Siliwangi

Hartono M, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Hartono M, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedelapan.

Yogyakarta: BPFE.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastusi. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YPKN

J. Supranto, 2008. Statistik (Teori dan Aplikasi). [Online]. Tersedia: http://www.pengertianpakar.com/2014/11/pengertian-sensus-dan-sampling-dalam.html [Diakses tanggal 20 Maret 2016]

Kasmir. 2008, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mudrajad, Kuncoro. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Nathaniel, Nicky. 2008. Analisis yang Mempengaruhi Return Saham. Jurnal dipublikasikan: Universitas Diponegoro

Nazir, Mochamad 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ngaisah, Siti. 2008. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return

Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Indeks. Jurnal dipublikasikan: Universitas Islam Negeri Kalijaga

Ningsih, Tuti. 2015. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Nilai Pasar Terhadap Return Saham Pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. e Journal Accounting Vol. 4 No. 1. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi

Nugraha, Erwan Fauzi. 2013. Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Sektor Farmasi Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. e journal Accounting, Vol. 2 No. 2. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi

(19)

Nugroho, Dito Prabowo. 2013. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham. e Journal Accounting. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi

Rahmawati¸ Linda. 2012. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Pasar Saham Pada PT. Bakrie Telecom Tbk. e Journal Accounting Universitas Siliwangi.

Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya : Erlangga.

Sobariah, Yayah. 2014. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Return On Equity

(ROE) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. e Journal Accounting, Vol. 3 No. 2. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.

Sofyan Syafri Harahap. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja grafindo Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Susilowati, Yeye. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Jurnal Dinamika dan Keuangan. Vol. 3 No. 1 Semarang: Universitas Stikubank

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius

Yunita, Nova. 2013. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal dipublikasikan: Universitas Dian Nuswantoro

Referensi

Dokumen terkait

Dari penyelusuran on line jumlah artikel (karya ilmiah) yang terbit pada IJAER volume 9 number 22, 2014 contents terdiri terdapat lebih dari 700 artikel yang artinya tidak

Secara politik orang Papua asli dibeking oleh UU Otsus yang memberikan prioritas kepada orang Papua asli (putra-putri daerah asli) untuk menjadi pemimpin politik namun

Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis Disini adalah untuk mengetahui “Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani ( civil society ) Di Desa

Karya sastra di Indonesia menurut zaman pembuatannya dibagi menjadi dua, yaitu: a) karya sastra lama Indonesia, dan b) karya sastra baru Indonesia. Masing-masing karya

Sumedang Tahun Ajaran 2015/2016. Pemerolehan data didapat dari pedoman wawancara, format observasi kinerja guru dan format penilaian aktivitas siswa. Pengolahan data

Dari hasil perhitungan Matriks EFAS dan Matriks IFAS pada bisnis produk e-clip , maka didapatkan hasil bahwa posisi bisnis untuk produk e-clip saat ini berdasarkan

Kewenangan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 94, tetapi Tidak

Berbeda dengan penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) yang melakukan penelitan pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan variabel EPS, NPM, ROA, ROE, dan DER untuk