• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanggulangan Kegiatan Destructive Fishing dalam Upaya Menjaga Sustainability Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penanggulangan Kegiatan Destructive Fishing dalam Upaya Menjaga Sustainability Sumber Daya Kelautan dan Perikanan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT KAPAL PERIKANAN DAN ALAT PENANGKAPAN IKAN

D I R E K T O R AT J E N D E R A L P E R I K A N A N TA N G K A P

2 0 1 7

Penanggulangan Kegiatan

Destructive

Fishing

dalam Upaya Menjaga

Sustainability

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan

Jakarta, 12 Juli 2017

(2)

2

3 PILAR MISI KKP

TRISAKTI & NAWA CITA

VISI KKP

Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat

danberbasis kepentingan nasional

Keberlanjutan

Kedaulatan Kesejahteraan

VISI DAN

MISI KKP 2015-2019

“Ini saatnya kita

mengembalikan semuanya sehingga jalesveva

jayamahe, di laut justru kita jaya…”

Presiden Joko Widodo, 20 Oktober 2014

(3)

*Modified from Encourage Capital (2015) Ecological Functional Flow Ecological Economics Flow Payment for Ecosystem Services Ecological Economics Flow 3

FILOSOFI KEBIJAKAN PERIKANAN

Keberlanjutan

(4)

MASALAH UTAMA IUU FISHING OVERFISHING DESTRUCTIVE FISHING INTERVENSI KEBIJAKAN LANGKAH OPERASIONAL

• Peningkatan pengawasan sumber daya

• Transparansi perizinan & berbasis kuota

• Kapal penyangga

• Penetapan pelabuhan pangkalan (designated port)

Penggantian/alih alat

penangkap ikan • Diversifikasi komoditas

• Pembiayaan (KUR & JARING OJK) • Pembangunan sentra kelautan

perikanan terpadu di pulau-pulau kecil & kawasan perbatasan Permen 56/2014 Permen 57/2014 PP 75/2015 : PNBP Permen 01/2015 *) direvisi Permen 56/2016 Permen 02/2015 **) telah direvisi melalui Permen 71/2016

UU 45/2009 UU 32/2014

DASAR HUKUM

*) tentang pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan

**) tentang pelarangan penggunaan alat tangkap pukat hela dan pukat tarik di WPP-NRI

18

(5)

Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya ikan (SDI) yang bertanggung jawab,

optimal dan berkelanjutan serta mengurangi konflik pemanfaatan SDI

berdasarkan prinsip pengelolaan SDI

Pasal 2 ayat (2) Permen KP No. 71/PERMEN-KP/2016

Sustainable Development Goal (SDG) No. 14

Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Untuk

Pengembangan Berkelanjutan

PENGELOLAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN DI INDONESIA

SDG 14.2 Improve ocean health and enhance the contribution of marine biodiversity;

SDG 14.4 Effectively regulate harvesting and end overfishing, destructive fishing practices in order to restore fish stocks in the shortest time feasible, and produce maximum sustainable yield as determined by their biological characteristics;

14.7 Increase the economic benefits to small island developing States through sustainable management of fisheries.

HEALTY

ENVIROMENT

LIFE

FISHING

FISHING

CAPACITY

Pemilihan API yang tepat/sesuai dengan target penangkapan dengan memperhatikan aspek/karakteristik biologi dan habitat, ekologi, sosial dan ekonomi

Pemetaan suatu daerah/habitat penting yang berperan dalam suatu ekosistem untuk menghindari tertangkapnya by-catch, ETP Species, habitat dan ekosistem kritis serta perlindungan keanekaragaman hayati

Penentuan fishing capacity/total allowable effort terhadap target penangkapan di wilayah

(6)

6

MENURUT KETENTUAN PASAL 9 AYAT 1 UNDANG-UNDANG NO. 45 TAHUN 2009

SETIAP ORANG DILARANG MEMILIKI, MENGUASAI, MEMBAWA

DAN/ATAU MENGGUNAKAN ALAT PENANGKAPAN DAN/ATAU ALAT

BANTU PENANGKAPAN IKAN YANG MENGGANGGU DAN MERUSAK

KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA IKAN DI KAPAL PENANGKAP IKAN

DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

.

MENURUT FAOTAHUN 1995 TENTANG CCRF (

Code of Conduct for Responsible

Fisheries)

KEGIATAN MALL PRAKTEK DALAM PENANGKAPAN IKAN ATAU

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN YANG SECARA YURIDIS

MENJADI PELANGGARAN HUKUM

(7)

MEMILIKI SELEKTIFITAS TINGGI

HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (

BY-CATCH

) RENDAH

HASIL TANGKAPAN BERKUALITAS

TINGGI

TIDAK MERUSAK HABITAT/LINGKUNGAN (

DESTRUKTIF)

MEMPERTAHANKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (

BIODIVERSITY

)

TIDAK MENANGKAP SPESIES YANG DILINDUNGI/ TERANCAM PUNAH

PENGOPERASIAN API

TIDAK

MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN

TIDAK MELAKUKAN PENANGKAPAN DI DAERAH TERLARANG

DITERIMA SECARA SOSIAL

(8)

TANGGAL PERATURAN

11 Januari 2010 KEPMEN No. KEP.06/MEN/2010 tentang Alat Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negera Republik Indonesia

31 Januari 2011 PERMEN No. PER.02/MEN/2011 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat

Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di WPPNRI yang diubah sebanyak 5 kali 8 Januari 2015

PERMEN No. 2/PERMEN-KP/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

25 Juni 2015 RekomendasiOmbudsmanNo. 0006/REK/0201.2015/ PBP-24/VI/2015 tentang memberikan masa waktutransisiimplementasi peraturan tersebut sekurang-kurangnya 2 tahun (Poin 3). 11 Februari 2016 Surat Edaran No. 72/MEN-KP/II/2016 tentang Pembatasan Penggunaan Alat Penangkapan IkanCantrang di WPP-NRI.sampai Des 2016

30 Desember 2016 PERMEN No. 71/PERMEN-KP/2016 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan AlatPenangkapan Ikan di WPP NRI 3 Januari 2017 Surat Edaran No. B.1/SJ/PL.610/I/2017 tentang Pendampingan Penggantian Alat Penangkapan

Ikan Yang Dilarang Beroperasi di WPPNRIs/d 30 JUNI 2017

19 Juni 2017 Surat Edaran No. 664/DJPT/PI/VI /2017 tentang Perpanjangan Peralihan API Pukat Hela dan Pukat Tarik di WPP NRI s/d 31 DESEMBER 2017 (kapal < 10 GT)

(9)

SUBSTANSI PERMEN No. 71/PERMEN-KP/2016

Kelestarian SDI

Selektifitas

Alat Penangkap

Ikan

Tekanan SDI berkurang

Di 11 WPP

Nelayan

(10)

1. Perlindungan Habitat dan Kesetaraan Akses thd SDI

a. Jalur di WPP-NRI,

b. Penempatan Alat Penangkap Ikan sesuai sifat dgn Karakteristik Perairan c. Tingkat selektifitas dan kapasitas Alat Penangkap Ikan dan

d. GT kapal perikanan.

2. Pelarangan Alat Penangkap Ikan Yang Mengganggu dan Merusak

a. Kelompok Pukat tarik (seine nets), yang meliputi dogol (danish seines),

scottish seines, pair seines, cantrang, dan lampara dasar;

b. Kelompok Pukat hela (trawls)

3. Monitoring dan evaluasi operasional API

Dilakukan oleh Pusat (KKP) & Daerah (DKP Prov/Kab./Kota)

4. Pencabutan PERMEN

✓ PERMEN KP No. PER.02/MEN/2011

✓ PERMEN KP No. 2/PERMEN-KP/2015

(11)

1.

Pukat Tarik (Cantrang)

(12)

Cantrang

Bersifat

Destructive

Tidak Selektif

Merusak Habitat Dasar

Perairan

Area Sapuan

Luas

(13)

ILUSTRASI OPERASI CANTRANG

Fakta yg ada:

1. akan mengerucut, jika kapal digerakkan untuk menahan jaring.

2. Rata2 kedalaman laut jawa 60-100 m, maka jaring mulai terangkat jika sisa tali selambar mendekati 2x kedalaman sekitar 200 m 3. Pada kapal yg menggunakan > 3.000 m tali

selambar, maka luas daerah sapuan (swept) adalah 1.300 m

P

P

Panjang Tali

Selambar Diameter Luas Lingkaran

1,000 m 320 8 Ha

3,000 M 960 72 Ha

6,000 m 1920 289 Ha

Luas area yang terganggu oleh tali selambar dari pengoperasian cantrang

Usaha Cantrang di Jawa Tengah

- 3.209 unit (2004) dan meningkat 5.100 unit (2007)

(14)

SKEMA OPERASIONAL KEBIJAKAN

CANTRANG

(s.d. 31 Desember 2017)

IZIN AKTIF

(Cantrang, Dogol, Payang, Lampara) IZIN MATI

Tidak Mau

Ganti API Mau Ganti API

Tidak Mau Ganti API

STOP Kapal < 10 GT Kapal > 10 - 30 GT Kapal > 30 GT STOP

Fasilitasi PENGGANTIAN API Fasilitasi Pendanaan & Pengembangan Usaha Fasilitasi SIPI dan Relokasi DPI

Baru

Bantuan API Ramah

(15)

15

TINDAK LANJUT PENYELESAIAN NELAYAN TERDAMPAK

TIDAK ADA PENRBITAN SIPI BARU UNTUK AT DILARANG

PENDAMPINGAN & PELATIHAN PENGOPERASIAN

ALAT TANGKAP PENGGANTI

RELOKASI DAERAH PENANGKAPAN IKAN

FASILITASI PENDANAAN BANK & NON BANK

FASILITASI DAN

KEMUDAHAN PENEBITAN IZIN BARU

PEMBENTUKAN POKJA PENANGANAN DAMPAK

(16)

16

KAPAL BERUKURAN HINGGA 10 GT ATAU

AKUMULASI HINGGA 10 GT DI TETAPKAN DISKAN

KAB/KOTA DIBUKTIKAN KARTU NELAYAN/PASS

KECIL/PASS BESAR ATAU KETERANGAN DARI

DISKAN SETEMPAT

MEMILIKI KARTU NELAYAN DIBUKTIKAN

DENGAN SCAN/FOTOCOPY DAN FOTO BAGI

YANG SEDANG PROSES (FORM REGISTRASI

DARI KAB/KOTA)

TERGABUNG DALAM KUB YANG

TERDAFTAR DI SIM PUPI ATAU KOPERASI

BERSEDIA MELAKUKAN PEMUSNAHAN ALAT

TANGKAP YANG DILARANG

DIBUKTIKAN DENGAN SURAT PERNYTAAN

ASLI

(17)

MEKANISME USULAN DAN PENETAPAN PENERIMA

BANTUAN SARPI

(18)

ALTERNATIF ALAT TANGKAP PENGGANTI

Tim BBPI merekomendasikan 4 (empat) kelompok alat penangkapan ikan yang lebih sesuai sebagai pengganti Pukat tarik khususnya CANTRANG meliputi : alat yang dijatuhkan atau ditebarkan (falling gear), pancing (hook and lines), jaring insang (gillnet) dan perangkap (traps) dengan rincian sebagai berikut:

1.Kapal cantrang berukuran >10 GT, alternatif pengganti:

➢alat yang dijatuhkan atau ditebarkan (falling gear) : cast net besar;

➢pancing (hook and lines) : pancing rawai dasar besar;

➢jaring insang (gillnet) : gillnet millennium dasar, gillnet millennium permukaan;

➢perangkap (traps) : bubu kakap, long bag set net (LBSN).

2. Kapal cantrang berukuran <10 GT, alternatif pengganti:

➢ alat yang dijatuhkan atau ditebarkan (falling gear) : cast net kecil; ➢ pancing (hook and lines) : pancing rawai dasar kecil;

➢ jaring insang (gillnet) : gillnet millennium dasar, gillnet millennium permukaan,

trammel net (khusus daerah yang sumberdaya udangnya masih potensial);

(19)

SETELAH 30 JUNI 2017

PERMEN NO.

2/PERMEN-KP/2015

BERLAKU

(20)

IMPLEMENTASI ARAHAN PRESIDEN RI

Untuk Menuntaskan Pengantian API Sampai DESEMBER 2017

Kepada Nelayan Kecil Menggunakan KAPAL ≤ 10 GT

(UU NO. 7/2016 Perlindungan Nelayan)

(21)

2.

BAGAN BERPERAHU

(22)

22

Pengukuran Ulang kapal > 30 GT dengan Alat tangkap Bagan

Berperahu di Provinsi Sumatera Barat

Revisi Permen KP No. 2 Tahun 2011 jo. Permen KP No. 42 Tahun 2014 Tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan API dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di WPPNRI Revisi Kepmen KP No. 61 Tahun 2014

Tentang Produktivitas Kapal Penangkap Ikan

1

2

3

SOLUSI

PENANGANAN BAGAN BERPERAHU

Revisi PP No. 75 Tahun 2015

Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada KKP

4

Permen KP 71 / 2016

Kepmen KP 86 / 2016

Pelaksanaan Gerai Perizinan Ukur Ulang di PPS Bungus (6-10 Februari 2017)

Proses pembahasan

Tarif PNBP untuk tarif PNBP bagan berperahu) atau menerbitkan Permen untuk menyetarakan tarif PNBP

(23)

23

PENGUKURAN ULANG KAPAL BAGAN BERPERAHU

Lokasi: PPS Bungus (6-10 Februari 2017)

Ukuran > 30 GT Bagan Berperahu di Provinsi Sumatera Barat No Domisili Hukum API Bagan Berperahu 1. Agam 3 2. Padang 47 3. Pariaman 2 4. Pasaman -5. Pasaman Barat 41 6. Pesisir Selatan 53 Total 146

SIUP telah terbit.

Penerbitan SIPI/SIKPI

menunggu penerbitan ketentuan yang mengatur (pungutan tarif PNBP bagan perahu)

(24)

24

PENGATURAN BAGAN BERPERAHU (PERMEN KP 71/2016)

Bagan Berperahu, LNB-BP, 05.2.0.1

a. Dasar

− Peraturan yang berlaku, bagan berperahu diperbolehkan beroperasi dengan kapal sampai dengan ukuran 30 GT dijalur I dan II;

− Saat ini di Perairan Sumatera Barat berkembang bagan berperahu dengan kapal > 30 GT dengan daerah operasi sampai di atas 12 mil;

− Surat Edaran Nomor 362 Tahun 2016 tentang Operasional Alat Penangkapan Ikan Bagan Perahu oleh Kapal Penangkap Ikan Berukuran Lebih Besar dari 30 GT di Provinsi Sumatera Barat berakhir tanggal 31 Desember 2016.

PERMEN KP 71 / 2016

PERMEN KP 42 / 2014 Jo. PERMEN KP 02 / 2011

tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan API dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di WPPNRI

(25)

25

b. Pengertian

Merupakan alat penangkapan ikan yang terbuat dari bahan jaring berbentuk segi empat dilengkapi bingkai bambu atau bahan lainnya sebagai rangka, yang dioperasikan dengan cara dibenamkan pada kolom perairan saat setting dan diangkat ke permukaan saat hauling yang dilengkapi dengan atau tanpa lampu pengumpul ikan, untuk menangkap ikan pelagis (SNI 7277.9:2008).

c. Tata cara pengoperasian

Pengoperasian alat penangkapan ikan bagan berperahu dengan cara dibenamkan pada kolom perairan saat setting dan diangkat ke permukaan saat hauling dan dapat berpindah-pindah dengan menggunakan kapal/perahu dan dilengkapi lampu sebagai pengumpul ikan. Pengoperasian bagan Berperahu Ilustrasi Pengoperasian Bagan Berperahu

(26)

26

d. Analisis

▪ Bagan berperahu termasuk kelompok Alat Tangkap yang bersifat PASIF dan pengoperasiannya berdampak minimal terhadap lingkungan;

▪ Hasil tangkapan bagan berperahu dengan kapal > 30 GT adalah ikan pelagis besar (tongkol, tuna mata besar dan cakalang);

▪ Bagan berperahu dipertimbangkan untuk diperbolehkan beroperasi dengan pengaturan antara lain:

– Mesh size yang disarankan yaitu ≥ 2.5 inch;

– Daerah penangkapan untuk kapal > 30 GT yaitu jalur III di seluruh WPP-NRI; – Penggunaan ABPI lampu sebagai pengumpul ikan sebesar 16.000 watt yang

disesuaikan dengan ketentuan pada API bouke ami.

(27)

27

PENJELASAN SUBSTANSI KEPMEN KP NO. 86/2016

KEPMEN KP 86 / 2016 KEPMEN KP 61 / 2014

− Kapal Penangkap Ikan dengan jenis alat penangkapan ikan Bagan Berperahu, memiliki produktivitas sebesar 0,97

− Hasil tangkapan ikan dari kapal dengan jenis API Bagan Berperahu meliputi:

No. Nama Ikan Nama Latin Komposisi Ikan

Hasil Tangkapan

1. Tongkol Krai, Tongkol Komo Auxis thazard, Euthynnus affinis 66,9

2. Madidihang Thunnus albacares 2,2

3. Cakalang Katsuwonus pelamis 14,9

4. Kembung Rastrelliger spp 5,6

5. Ikan Lainnya - 10,4

(28)

28

TINDAK LANJUT PENANGANAN BAGAN BERPERAHU

Pengusulan revisi PP No. 75/2015 terkait besaran pungutan

PNBP untuk Bagan Berperahu atau menerbitkan Permen untuk

penyetaraan tarif PNBP Bagan Berperahu sesuai PP 75/2015

agar kapal bagan berperahu ukuran > 30 GT dapat diproses SIPI

nya di pusat

Pelaksanaan pengaturan daerah penangkapan bagan berperahu

dan pengaturan ukuran mata jaring yang diperbolehkan

Pembinaan pelaku usaha penangkapan bagan berperahu agar

(29)

Gambar

ILUSTRASI OPERASI CANTRANG

Referensi

Dokumen terkait

Rini Hayati &amp; Saiful Indra: Hubungan Marah dan Perilaku Agresir Pada… │ 72 agresif pada remaja, artinya jika marah tinggi maka perilaku agresif pada. remaja akan tinggi, dan

tidaknya pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran IPS di SMPN Kota Singaraja Uji t perhitungan dibantu dengan IBM SPSS 16 for

tantangan ini mari kita implementasikan chillispot yang berfungsi untuk aplikasi otentikasi dan freeradius sebagai manajemen client/user, MySql sebagai database billing,

dimaksud, namun lebih tepat diklasifikasikan kedalam peraturan kebijakan sebagai perwujudan tertulis dari freies ermessen. Instruksi Gubernur Maluku Nomor 09 Tahun

Di dalam konteks membangun masyarakat multikultural, di samping berperan meningkatkan mutu bangsa agar dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan

Berdasarkan kepada laporan oleh BERNAMA (18 May 2016), Ketua Audit Negara semasa pembentangan di Dewan Rakyat telah melaporkan bahawa Kerajaan Negeri Pulau Pinang

Tulisan ini menguraikan salah satu sumber biofumigan yang cukup prospektif dan cukup banyak diteliti, yaitu, glukosinolat (GSL), termasuk beberapa aspek berkaitan dengan

To write a unit test of the getEmployeeCount method of EmployeeService , we will need to mock the static method count of the Employee class.. Let's create a file called