• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN INVESTASI JARINGAN PELABUHAN IKAN JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMBANGUN INVESTASI JARINGAN PELABUHAN IKAN JAWA TIMUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

23

MEMBANGUN INVESTASI JARINGAN PELABUHAN IKAN JAWA TIMUR

Edi Widodo

Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo edi.umsida@gmail.com

Hindarto

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo hindartomay@yahoo.com

ABSTRAK

Upaya penangkapan yang terkontrol dan direncanakan, diperlukan dalam mengantisipasi pemanfaatan potensi sumber daya yang berlebihan, yang dapat berakibat merugikan keberlangsungan kelestarian sumber daya perikanan. Dengan pengembangan konsep jaringan antar pelabuhan-pelabuhan perikanan, pencapaian target penangkapan pelabuhan perikanan, dapat diperoleh dengan tetap mempertimbangkan potensi lestari perikanan (Maximum Sustainable Yield/MSY), serta potensi yang ada pada pelabuhan, meliputi jumlah dan jenis kapal ikan yang beroperasi, ketersediaan logistik operasi penangkapan, dan dermaga serta kolam labuh yang dimiliki pelabuhan. Hasil pemodelan optimasi jaringan lima pelabuhan perikanan, yaitu pelabuhan Bulu, pelabuhan Brondong, pelabuhan Mayangan, pelabuhan Lekok dan pelabuhan Paiton, menunjukkan hasil tangkapan optimal dapat diperoleh dengan tetap mempertimbangkan potensi lestari perikanan, yaitu sebesar 49,3 juta kg, nilai ini tidak lebih dari nilai MSY 52,6 juta kg/tahun, dan upaya penangkapan sebanyak 79,7 ribu trip, nilai ini juga tidak lebih dari maksimal upaya penangkapan optimum 102,5 ribu trip/tahun. Dari hasil optimasi penangkapan, selanjutnya dapat dihitung kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan dengan berdasarkan pada jumlah kapal optimal pada masing-masing pelabuhan. Dari lima pelabuhan perikanan yang diteliti, didapatkan kebutuhan pembangunan dermaga adalah 777,89 m dengan total investasi 21,8 milyar rupiah sedangkan kebutuhan kolam pelabuhan adalah 22.509,7 m2 dengan investasi 6,8 milyar rupiah.

Kata kunci: Optimasi, jaringan pelabuhan ikan

1. PENDAHULUAN

Implementasi fungsi pelabuhan perikanan diwujudkan telah dioperasionalkanya seluruh sumber daya yang ada [1]. Pengembangan konsep jaringan antar pelabuhan-pelabuhan perikanan dimaksudkan untuk mendapat hasil optimal pemanfaatan sumberdaya perikanan laut. Pencapaian target penangkapan pelabuhan perikanan dapat diperoleh dengan tetap mempertimbangkan maksimal potensi lestari perikanan (Maximum Sustainable Yield/MSY), serta potensi yang ada pada pelabuhan, meliputi jumlah dan jenis kapal ikan yang beroperasi, ketersediaan logistik operasi penangkapan, dermaga serta kolam labuh yang dimiliki pelabuhan.

Faktor utama yang mendukung pengembangan usaha perikanan khususnya pada kegiatan penangkapan ikan adalah dengan tersedianya prasarana pelabuhan perikanan. [2]. Pembangunan jaringan pelabuhan diharapkan dapat meningkatkan efektifitas perannya sebagai pelakut utama industri[3], khususnya dalam sector perikanan.

Pemodelan optimasi jaringan pelabuhan-pelabuhan perikanan, diharapkan dapat memberikan nilai optimal hasil tangkapan yang dapat diperoleh dengan tetap mempertimbangkan potensi lestari perikanan. Dari hasil optimasi penangkapan,dihitung kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan yang berdasarkan pada jumlah kapal optimal pada masing-masing pelabuhan. Dengan menghitung satuan nilai investasi dermaga dan kolam pelabuhan serta fasilitas-fasilitas pelabuhan maka dapat ditentukan nilai investasi optimal pelabuhan-pelabuhan perikanan Jawa Timur.

Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan di atas permasalahan yang ada adalah bagaimana menyusun manajemen perencanaan pembangunan pelabuhan-pelabuhan perikanan Jawa Timur dalam sebuah sistem (jaringan) sehingga mampu meningkatkan peran pelabuhan dalam meningkatkan efektivitas dan produktivitas produksi ikan. Penelitian ini dibuat dengan maksud untuk menganalisa dan menentukan skenario pengembangan pelabuhan perikanan di Jawa Timur. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Membuat model optimasi jaringan pelabuhan perikanan dari empat pelabuhan yaitu pelabuhan Bulu, pelabuhan

Brondong, pelabuhan Mayangan, pelabuhan Lekok dan pelabuhan Paiton.

2. Mencari nilai optimal pencapaian hasil tangkapan dari lima pelabuhan yang diteliti.

3. Mencari nilai optimal pemanfaatan potensi lestari (MSY) dari daerah tangkapan, yang tidak melebihi daya pulih yang

diizinkan.

4. Mencari nilai minimal kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan serta nilai investasi yang dibutuhkan .

(2)

24

2. ISI

2.1 Pendugaan Parameter Biologi

Pemanfaatan ikan-ikan yang menjadi target penangkapan dilakukan dengan lima jenis alat tangkap, sehingga perlu dilakukan standarisasi sebelum melakukan perhitungan pendugaan potensi sumberdaya. Standarisasi dilakukan

berdasarkan produksi hasil tangkapan (catch) dan upaya penangkapan (effort) setiap jenis alat tangkap[4], untuk

mendapatkan produktivitasnya setiap tahun, dipergunakan persamaan:

at at at

E

C

P

=

Dimana :

Pat = produktivitas alat tangkap a pada

periode t (kg/trip)

Cat = hasil tangkapan alat tangkap a pada

periode t (kg)

Eat= upaya penangkapan alat tangkap a pada

periode t (trip)

Alat tangkap yang menjadi standar adalah alat tangkap yang memiliki produktivitas penangkapan rata-rata paling tinggi.

Kemampuan penangkapan atau fishing power index (FPI) dihitung dengan membandingkan produktivitas penangkapan

masing-masing alat tangkap terhadap produktivitas alat tangkap standar.

) tan (s dar at at

P

P

FPI

=

Standarisasi akan menghasilkan nilai tangkapan gabungan, total effort standar, dan CPUE standard yang akan digunakan

dalam menghitung parameter biologi. Nilai tangkapan gabungan merupakan total hasil tangkapan (catch) pada waktu

yang sama oleh semua alat tangkap, nilai total effort standard diperoleh dari total nilai masing-masing effort sebelum

standarisasi dikalikan dengan FPI-nya, dan nilai CPUE standar diperoleh dari nilai tangkapan gabungan dibagi dengan total effort standard.

Pendugaan parameter biologi ini dilakukan menggunakan metode surplus produksi, yang digunakan untuk menghitung potensi lestari (MSY) dan upaya optimum dengan cara menganalisa hubungan upaya tangkap (E) dengan hasil tangkap per unit upaya tangkap (CPUE) pada suatu perairan dengan data time series. Data yang digunakan berupa data hasil tangkap (catch) dan upaya tangkap (effort).

Menurut Schaefer[5],hubungan hasil tangkap (catch) dengan upaya tangkap (effort) adalah:

2

bE

aE

C

=

+

Dimana : a = intercept b = slope

C = total hasil tangkapan E = total upaya penangkapan

Sedangkan hubungan CPUE dengan upaya tangkap adalah:

bE

a

CPUE

=

+

Upaya tangkap optimum dihitung dengan menurunkan persamaan 3 terhadap upaya tangkap;

bE

a

dE

dC

2

+

=

bE

a

2

0

=

+

a bE = −2 b a Eopt 2 − =

Dimana Eopt = upaya pengkapan optimum

Penghitungan nilai MSY dilakukan dengan memasukkan persamaan 5 ke dalam persamaan 3 sehingga diperoleh kondisi

MSY: b a Cmsy 4 2 − =

Dimana CMSY = total hasil tangkapan pada kondisi lestari maksimum

2.2 Penyusunan Model Optimasi

Model optimasi disusun dengan riset operasi, dalam pendekatan pengambilan keputusan, yang bertujuan menentukan penggunaan terbaik dari sumber daya yang terbatas [6]. Target optimasi adalah mengoptimalkan jumlah tangkapan pada

(3)

25

masing-masing pelabuhan dengan jumlah kapal yang sesuai dengan meminimalkan kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan untuk melayani kapal-kapal penangkap ikan.

a. Perumusan model Matematika

1. Langkah pertamadilakukan dengan menggunakan model optimasi LP/ Linear Programming untuk mendapatkan hasil

tangkapan maksimal pada masing-masing pelabuhan.

2. Kemudian langkah kedua dengan Integer Linear Goal Programming, dengan tiga fungsi tujuan: memaksimalkan

hasil tangkapan pelabuhan, memaksimalkan pemanfaatan potensi lestari (MSY), dan meminimasi kebutuhan dermaga

dan kolam pelabuhan perikanan. b. Variabel Keputusan

Keputusan pada masalah ini adalah berapa jumlah kapal yang dibutuhkan pada masing-masing pelabuhan. Bentuk

variabel keputusan adalah bilangan bulat (integer). Untuk model matematik yang berupa matrik penentuan jumlah kapal

dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Variable keputusan

Pelabuhan Kapal j-1 J-2 j-3 j-4 j-5 i-1 X1,1 X1,2 X1,3 X1,4 X1,5 i-2 X2,1 X2,2 X2,3 X2,4 X2,5 i-3 X3,1 X3,2 X3,3 X3,4 X3,5 i-4 X4,1 X4,2 X4,3 X4,4 X4,5 i-5 X5,1 X5,2 X5,3 X5,4 X5,5

X i,j = jumlah kapal jenis j yang dioperasikan pada pelabuhan i. Untuk I = 1, pelabuhan Bulu

i = 2, pelabuhan Brondong i = 3, pelabuhan Mayangan i = 4, pelabuhan Lekok i = 5, pelabuhan Paiton j = 1, kapal Dogol j = 2, kapal Purse seine j = 3, kapal Jaring insang j = 4, kapal Payang j = 5, kapal Rawai c. Fungsi Tujuan

Untuk memaksimalkan jumlah tangkapan ikan yang bisa diperoleh masing-masing pelabuhan, maka formulasi fungsi

tujuan dari linear programming adalah sebagai berikut:

∑∑

= 5 5 i j ij ij.f.X c Maks Z ∀ i = 1,…,5 j = 1,…,5

cij = Hasil tangkap pada pelabuhan i untuk alat tangkap jenis j (kg)

Ci = maksimal hasil tangkapan ikan pada pelabuhan i. (kg), untuk i =1,..,5

f = frekuensi penangkapan selama satu tahun (trip)

Xi,j = kapal ikan pada pelabuhan i untuk jenis kapal j (unit). Untuk i = 1,..,5 dan j = 1,..,5

d. Penetapan Fungsi Kendala

Kendala yang menjadi pembatas dalam upaya pencapaian tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap dari model

LP yang dibangun adalah :

1. Kendala effort optimum (Eopt) merupakan batas maksimum upaya penangkapan ikan:

upb.f.Xi2 + upb.fXi5≤ UPB

upk. f.Xi2 + upk.f.Xi4≤ UPK

ud.f.Xi1 + ud.f.Xi3 + ud.f.Xi5≤ UD Dimana :

upb = usaha penangkapan ikan pelagisbesar (trip/unit)

upk = usaha penangkapan ikan pelagis kecil (trip/unit)

ud = usaha penangkapan ikan demersal

(trip/unit)

(4)

26

pelagis kecil (trip)

UPK = usaha penangkapan optimum

ikan pelagis besar (trip)

UD = usaha penangkapan optimum

ikan demersal (trip)

2. Kendala jumlah hasil tangkapan pada pelabuhan lebih besar dari minimal tangkapan yang bisa diperoleh pelabuhan

perikanan. Model persamaannya:

i ij ij

f

X

H

h

.

.

Dimana :

Hi = jumlah target minimal tangkapan

pada pelabuhan (kg)

hij= jumlah tangkapan kapal jenis j pada

pelabuhan i (kg)

3. Kendala ketersediaan solar pada pelabuhan. Model persamaannya :

∑∑

5 5

i j

sij.f.Xij ≤ Si

∀ j = 1,...,5 Dimana :

sij = kebutuhan solar pada pelabuhan i

untuk jenis kapal ikan j(liter/unit)

Si = solar yang tersedia bagi nelaya pada

pelabuhan i (liter)

4. Kendala ketersediaan minyak pelumas pada pelabuhan. Model persamaannya :

∑∑

5 5 i j

lmij.f.Xij ≤ Lmi∀ j = 1,..,5

Dimana :

lmij= kebutuhan minyak pelumas pada

pelabuhan i untuk jenis kapal ikan j (liter/unit)

Lmi= minyak pelumas yang tersedia bagi

nelayan pada pelabuhan i (liter)

5. Kendala ketersediaan es balok pada pealabuhan. Model persamaannya:

∑∑

5 5

i j

esij.f.Xij ≤ Esi ∀ j = 1,..,5

Dimana :

esij = kebutuhan es pada pelabuhan i untuk jenis kapal ikan j (balok/unit)

Esi = es yang tersedia bagi nelayan pada pelabuhan i (balok)

6. Kendala ketersediaan garam pada pelabuhan. Model persamaannya :

∑∑

5 5 i j

grij.f.Xij ≤ Gri∀ j = 1,..,5

grij = kebutuhan garam pada pelabuhan i untuk jenis kapal ikan j (kg/unit)

Gri = garam yang tersedia bagi nelayan pada pelabuhan i (kg)

Selanjutnya langkah kedua menyusun model penyelesaian hasil optimal dengan tiga fungsi tujuan menggunakan Integer

Linear Goal Programming, sebagai berikut :

Fungsi Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah hasil tangkapan maksimum nelayan, pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap yang lestari (kelompok ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar dan ikan demersal) dengan kebutuhan fasilitas dermaga dan kolam pelabuhan yang minimal, sehingga investasi untuk pembangunan fasilitas dermaga dan kolam pelabuhan menjadi minimal.

(5)

27

Solusi didapat dengan meminimalkan deviasi tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan terhadap masing-masing targetnya.Nilai deviasi terdiri atas deviasi underachievement (DU, tanda negatif) dan deviasi overachievement (DO, tanda positif).Apabila diperoleh nilai variabel DU berarti tujuan yang diinginkan dari pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap tidak tercapai sebesar nilai deviasi.Sebaliknya, jika variabel DO memiliki nilai, berarti tujuan yang diinginkan terlampaui (melebihi target) sebesar nilai tersebut. Apabila nilai deviasi sama dengan nol, berarti bahwa target pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap tercapai. Kedua variabel deviasi tujuan ini berada pada setiap persamaan kendala tujuan.

Adapun tujuan yang akan dicapai adalah :

1. Memaksimumkan hasil tangkapan nelayan pada masing-masing pelabuhan (C). Model persamaannya :

∑∑

5 + + = i 5 j c c DO Hasil tangkapan DU ij ij.f.X c Di mana :

cij = Hasil tangkap pada pelabuhan i untuk alat tangkap jenis j (kg)

Xi,j = kapal ikan pada pelabuhan i untuk jenis kapal j (unit) .Untuk i = 1,..,5 dan j = 1,..,5

DUc = target tangkapan ikan yang tidak tercapai (kg)

DOc = target tangkapan ikan yang melebihi target (kg),

Untuk c = 1,..,5 berturut-turut Bulu, Brondong, Mayangan, Lekok dan Paiton Ci = target penangkapan ikan pada pelabuhan i (kg), untuk i =1,..,5

2. Memaksimumkan pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap (MSY). Model persamaannya:

∑∑

5 5 + + = i j MSY MSY ij ij.f.X DU DO MSY c IPB MSY 5 5 55 55 11 11.f.X +...+cpb .f.X +DU +DO = cpb PK MSY 6 6 45 45 11 11.f.X +...+cpk .f.X +DU +DO = cpk cd11.f.X11+...+cd45.f.X45+DU7 +DO7 =MSY D Dimana :

DUMSY = target pemanfaatan sumberdaya ikan (MSY) yang tidak tercapai

(kg)

DOMSY = target pemanfaatan sumberdaya ikan (MSY) yang berlebih (kg)

DU5 = target pemanfaatan sumberdaya (MSY) ikan Pelagis Besar yang tidak tercapai (kg)

DO5 = target pemanfaatan sumberdaya ikan (MSY) Pelagis Besar yang berlebih (kg)

DU6 = target pemanfaatan sumberdaya (MSY) ikan Pelagis Kecil yang tidak tercapai (kg)

DO6 = target pemanfaatan sumberdaya ikan (MSY) Pelagis Kecil yang berlebih (kg)

DU7 = target pemanfaatan sumberdaya (MSY) ikan Demersal yang tidak tercapai (kg)

DO7 = target pemanfaatan sumberdaya ikan (MSY) Demersal yang berlebih (kg)

cpb = hasil tangkap ikan pelagis besar (kg)

cpk = hasil tangkap ikan pelagis kecil (kg)

cd = hasil tangkap ikan demersal (kg)

3. Minimasi investasi pembangunan dermaga pelabuhan.

e. Investasi Dermaga Dermaga pendaratan

Ukuran dermaga pendaratan (Ld) diperoleh dengan persamaan: L) , (L γ N Ld = +015 Dengan :

Ld = panjang dermaga pendaratan (m)

N = jumlah kapal yang sandar pada waktu bersamaan dalam satu hari pada dermaga pendaratan (unit) L = panjang kapal (m)

γ = perbandingan antara waktu operasional pelabuhan dan waktu bongkar muat barang

Dengan waktu membongkar muatan adalah 3 jam dan waktu operasional pelabuhan 24 jam maka nilai γ = 8. Hal ini

berarti bahwa dermaga dengan kapasitas satu kapal dapat melayani bongkar muat sebanyak 8 kapal dalam satu hari dengan waktu bongkar masing-masing kapal 3 jam.

Dan nilai N (frekuensi pendaratan kapal perhari) diperoleh dengan persamaan :

240

.f

X

N

=

(6)

28

Dimana :

X = jumlah kapal pada pelabuhan (unit)

f = jumlah frekuensi penangkapan selama satu tahun (trip)

240 = adalah jumlah hari efektif penangkapan ikan dalam satu tahun.

Sehingga panjang dermaga pendaratan didapat dengan persamaan :

(

L , .L

)

X.f Ld 05 240 + =

Kebutuhan dermaga pendaratan untuk satu unit kapal Xj adalah :

(

L

,

.L

)

.

γ

f

Ld

j

0

5

240

+

=

Ldj = kebutuhan panjang dermaga untuk satu unit kapal X j (m)

Sehingga kebutuhan investasi untuk satu unit kapal Xj dengan satuan investasi pembangunan dermaga permeter sebesar C (rupiah) adalah :

Investasi dermaga (InvDj) = f

(

L 0,5.L

)

.

240γ +

. Cd

Dimana :

Cd = satuan investasi Pembangunan dermaga permeter (rupiah/meter)

InvDj = besar investasi pembangunan dermaga untuk satu unit kapal

Xj. (rupiah)

Maka persamaan investasi pembangunan dermaga, untuk kapal X unit adalah :

D D

X

.Inv

Z Inv

=

Jadi minimasi investasi pembangunan dermaga pendaratan untuk kapal Xij adalah

= = 5 1 j Dij ij D X .Inv Min ZInv ∀ i = 1,...,5 Dimana :

ZInv.D = total investasi pembangunan dermaga pendaratan kapal Xij

Dermaga Pelayanan

Untuk dermaga pelayanan (Ly) diperoleh dengan rumus yang sama dengan dermaga pendaratan, sehingga investasi dermaga pelayanan untuk kapal

Xij adalah Min ZInv.Y =

= 5 1 . j Yij ijInv X ∀ i = 1,...,5 Di mana :

ZInv.Y = investasi pembangunan dermaga pelayanan kapal Xij persamaan diatas diperoleh dengan anggapan

bahwa jumlah kapal yang sandar bersamaan setiap hari (f) adalah sama untuk 2 jenis dermaga di atas f. Investasi kolam pelabuhan

Kolam Pendaratan

Untuk kolam pendaratan diperoleh dengan menggunakan rumus : Ad = N.(L1 . B1)

Dimana:

Ad = Luas kolam pendaratan

N = jumlah kapal yang berlabuh bersamaan

L1 = 1,1 Loa (panjang kapal) B1 = 1,2 B (lebar kapal) Dengan nilai N diperoleh dari:

240

.f X

(7)

29

Dimana :

X = jumlah kapal pada pelabuhan (unit)

F= jumlah frekuensi penangkapan selama satu tahun (trip)

240 = adalah jumlah hari efektif penangkapan ikan dalam 1 tahun. Sehingga luas kolam pendaratan (Ad) didapat dengan persamaan :

Ad =X.f .(L1.B1) 240

Kebutuhan kolam pendaratan untuk satu unit kapal Xjadalah :

) .B .(L .f Adj 1 1 240 = Dimana :

Adj = kebutuhan kolam pendaratan untuk satu unit kapal Xj (m2)

Sehingga kebutuhan investasi untuk satu unit kapal Xj dengan satuan investasi pembangunan kolam pendaratan permeter

persegi sebesar C (rupiah/m2) adalah :

Investasi kolam (InvkDj)

(

1 1

)

240. L . B f

InvkDj= . Ck

Dimana :

Ck = satuan investasi pembangunan kolam pendaratan permeter persegi (rupiah/m2)

InvkDj = besar investasi pembangunan kolam pendaratan untuk satu unit kapal Xj. (rupiah)

Maka persamaan investasi pembangunan kolam pendaratan, untuk kapal X unit adalah : ZinvkD = X .InvkD

Jadi minimasi investasi pembangunan kolam pendaratan untuk kapal Xijadalah :

=

=

5 1 j kD. ij ij kD

X

.Inv

Min ZInv

∀ i = 1,...,5 Dimana :

ZInv.kD = investasi pembangunan kolam pendaratan kapal Xij kolam Pelayanan

Untuk kolam pelayanan (Ay) diperoleh dengan rumus yang sama dengan dermaga pendaratan, sehingga investasi dermaga pelayanan untuk kapal Xij adalah :

Min ZInv.kY =

= 5 1 . j kYij ijInv X ∀ i = 1,...,5 Di mana :

ZInv.kY = investasi pembangunan kolam pelayanan kapal Xij

g. Penetapan Fungsi Kendala

Kedala fungsional yang digunakan dalam penyelesaian model optimasi Integer Linear GoalProgramming ini sama

dengan kendala yang digunakan dalam penyelesaian Linear Programming pada langkah pertama. Ditambah dengan

kendala jumlah kapal yang dioperasikan tidak lebih dari jumlah kapal optimal dari hasil optimasi Linear Programming,

dengan model persamaan :

j i ij K X

= 5 1 Dimana :

Xij = jumlah kapal jenis j untuk pelabuhan i

Ki = jumlah kapal optimal pada pelabuhan i

Untuk, I = 1,..,5 dan j = 1,…,5 h. Fungsi Tujuan

Berdasarkan persamaan kendala tujuan yang telah diuraikan, maka fungsi tujuan optimasi Linear Goal Programming

dapat dirumuskan sebagai berikut :

(8)

30

Jadi fungsi tujuan adalah meminimalkan nilai deviasi target pencapaian hasil tangkapan pelabuhan ikan, minimal deviasi pemanfaatan potensi biologi, minimal investasi pembangunan dermaga dan kolam pelabuhan.

Dari optimasi diperoleh jumlah kapal yang optimal dalam mencapai hasil maksimal tangkapan dari masing-masing pelabuhan, dan diperoleh investasi pembangunan dermaga dan kolam yang minimal dalam melayani kebutuhan kapal ikan.

2.3 Fungsi Produksi Lestari

Fungsi produksi lestari merupakan hubungan antara produksi yang dihasilkan secara optimum tanpa mengganggu

kelestarian sumber daya dengan sejumlah usaha penangkapan (effort/E) yang digunakan. Perhitungan matematis

dilakukan untuk mengetahui hubungan antara CPUE dan effort perikanan yang menghasilkan nilai intercept (a) sebesar

1813,61 dan koefisien independen (b) sebesar -0.0839, sehingga dapat dirumuskan y = 1813.61 x – 0.086 x2 atau CPUE = 1813.61 E – 0,086 E2. Sehingga grafik persamaan tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Upaya tangkap optimum dihitung dengan menggunakan persamaan:

711 , 521 . 10 ) 0861 , 0 ( 2 61 , 1813 2 =− − = − = x b a Eopt trip

Sedangkan Cmsy dihitung dengan menggunakan persamaan :

= − − = − = ) 0861 . 0 ( 4 61 , 1813 4 2 2 x b a Cmsy 9.541.162,962 kg

Gambar grafik MSY pada gambar 1 memperlihatkan hubungan antara upaya penangkapan kapal perikanan dan hasil tangkapan lestari yang berbentuk parabola (fungsi kuadratik).

9.541.162,962 0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000 8.000.000 9.000.000 10.000.000 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 P ro d u k s i (k g /t h ) Effort (kg/tahun)

Gambar 1 Grafik MSY ikan pelagis kecil

Adapun tabel nilai MSY dari tiga jenis ikan tangkap sebagai berikut :

Tabel: 2 Effort optimum dan MSY tiga jenis komoditas perikanan

Dari proses optimasi penjalanan program, pada proses tahap pertama dengan Linear Programming,

kemudian dilanjutkan dengan proses optimasi tahap kedua dengan Integer Linear Goal Programming, didapatkan hasil

sebagai berikut:

1. Jumlah kapal yang optimal sesuai dengan jenisnya pada masing-masing pelabuhan perikanan untuk mendapatkan

hasil tangkapan maksimal dengan kebutuhan dermaga yang minimal.

2. Jumlah permintaan kebutuhan logistik operasi penangkapan ikan pada masing-masing jenis kapal pada tiap pelabuhan

perikanan

3. Hasil usaha penangkapan yang optimal untuk masing jenis kapal, masing pelabuhan, dan

masing-masing jenis ikan

4. Upaya penangkapan (effort) optimum yang dilakukan.

5. Hasil pemanfaatan optimal potensi lestari perikanan (MSY) daritiga jenis komoditas ikan

6. Hasil tangkapan maksimal dari masing-masing pelabuhan perikanan

7. Jumlah frekuensi pendaratan ikan pertahun (F) dari kapal-kapal ikan pada 4 pelabuhan untuk mendapatkan hasil

tangkapan yang maksimal.

8. Jumlah pendaratan optimal kapal-kapal ikan perhari pada pelabuhan perikanan (N)

No

Jenis ikan

a

b

Eopt

MSY

1

Ikan Pelagis Besar

0,00

0

0,00

0,00

2

Ikan Pelagis Kecil 185542095,12 302093946,7

0,00

0,00

(9)

31

9. Ukuran panjang dermaga pendaratan yang dibutuhkan (Ld) untuk melayani pendaratan kapal ikan pada tiap

pelabuhan perikanan

10.Ukuran panjang dermaga pelayanan yang dibutuhkan (Ly) pada tiap pelabuhan perikanan

11.Ukuran Luas kolam pendaratan (Ad) pada tiap pelabuhan perikanan

12.Ukuran Luas kolam pelayanan (Ay) pada tiap pelabuhan perikanan

13.Jumlah total kebutuhan dermaga dan kolam pada tiap pelabuhan perikanan

14.Jumlah total kebutuhan dermaga dan kolam pada pelabuhan perikanan

15.Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan dermaga pendaratan pada tiap pelabuhan perikanan

16.Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan dermaga pelayanan pada tiap pelabuhan perikanan

17.Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan kolam pendaratan pada tiap pelabuhan perikanan

18.Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan kolam pelayanan pada tiap pelabuhan perikanan

19.Total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan dermaga dan kolam pada tiap pelabuhan perikanan

20.Total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan dermaga dan kolam dari empat pelabuhan perikanan.

Tabel 3: Perbandingan Hasil Penangkapan Aktual, Skenario, Hasil Optimasi dan Effort Optimum PemanfaatanMSY

Pelabuhan Ikan Aktual Skenario Optimasi

Pemanfaatan Pelagis Besar 10.010.303 5.463.950 11.086.244 Pelagis Kecil 8.672.575 21.277.451 7.430.509 Demersal 26.707.201 26.857.169 30.760.980 Total 45.390.079 53.598.570 49.277.733 MSY Pelagis Besar 10.970.205

Pelagis Kecil 9.541.163 Demersal 32.129.612 Total 52.640.980

Tabel 4 Total Investasi Pembangunan Dermaga dan Kolam Pelabuhan pada tiap Pelabuhan

Pelabuhan Dermaga (Rp) Kolam (Rp) Jml Investasi (Rp) Bulu 2.473.022.773,74 766.375.138,22 3.239.397.911,96 Brondong 9.722.556.293,65 2.818.440.265,73 12.540.996.559,37 Mayangan 7.317.428.097,04 2.128.938.800,97 9.446.366.898,01 Lekok 2.128.259.387,25 686.528.045,65 2.814.787.432,89 Paiton 190.666.444,84 381.332.889,68 571.999.334,52 jumlah 21.831.932.996,51 6.781.615.140,24 28.613.548.136,75 3. PENUTUP 3.1Kesimpulan

a. Optimasi Linear Programming dan Integer Linear Goal Programming memberikan maksimal hasil tangkapan

sebesar 49.277.733 kg, dengan dibatasi jumlah besar potensi lestari perikanan (MSY) 52.640.980 kg.

b. Hasil optimasi memberikan solusi yang paling optimal dari tujuan-tujuan yang akan dicapai tanpa melampaui

berbagai kendala yang ada. Dari perbandingan antara kondisi aktual, kondisi skenario dan kondisi hasil optimasi, pada kondisi aktual masih jauh dari target yang diharapkan, sedangkan hasil skenario melebihi nilai MSY yang diizinkan. Hanya hasil optimasi yang memberikan nilai target tertinggi tanpa melampaui batas MSY..

c. Optimasi memberikan hasil akhir ukuran dermaga dan kolam pelabuhan yang dibutuhkan oleh kapal, serta nilai

investasi untuk membangun dermaga dan kolam. Investasi untuk membangun dermaga dan kolam diminimalkan, disesuaikan dengan kebutuhan jumlah kapal ikan yang beroperasi.

3.2Saran

a. Kendala/batasan optimasi masih terbatas pada empat konstrain, diharapkan pada penelitian lanjutan untuk mengkaji

lebih dalam kendala-kendala lain, misalnya jumlah nelayan, tingkat sosial ekonomi dan kendala lain yang ikut berpengaruh.

b. Untuk penelitian berikutnya pencapaian investasi optimal dapat diperluas dengan dermaga tunggu dan kolam

maneuver.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Suherman, Agus dan Adhyaksa Dault.Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Dan Pengembangan Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Jembrana Bali. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 4, No. 2, 2009 : 24 –

(10)

32

[2] Danial, John Haluan, Mustaruddin, Darmawan. Model Pengembangan Industri Perikananberbasis Pelabuhan

Perikanan Di Kota Makassar Sul-Sel. Jurnal Ilmiah Forum Pascasarjana IPB Bogor, ISSN. 0126-1886, Vol.34 No.2, April 2011

[3] Hatteland, Carl J. Ports as Actors in Industrial Networks. Printing: Nordberg Trykk. 2010. BI Norwegian School

of Management. N-0442 Oslo.

[4] Greenstreet, S. P. R , G. J. Holland, T. W. K. Fraser, and V. J. Allen. Modelling demersal fishing effort based on

landings and days absence from port, to generate indicators of activity”.Crown Copyright. 2009. Published by Oxford Journals on behalf of the International Council for the Exploration of the Sea. Downloaded from http://icesjms.oxfordjournals.org/ by guest on February 1, 2013

[5] Schaefer M. 1954. Some Aspects of the Dynamics of Populations important to the Management of Commercial

Marine Fisheries. Bull. Inter-Am. Trop. Comm 1:27:56.

Gambar

Tabel 1 Variable keputusan  Pelabuhan   Kapal   j-1  J-2  j-3  j-4  j-5  i-1  X1,1  X1,2  X1,3  X1,4  X1,5  i-2  X2,1  X2,2  X2,3  X2,4  X2,5  i-3  X3,1  X3,2  X3,3  X3,4  X3,5  i-4  X4,1  X4,2  X4,3  X4,4  X4,5  i-5  X5,1  X5,2  X5,3  X5,4  X5,5
Gambar grafik MSY pada gambar 1  memperlihatkan hubungan antara upaya penangkapan kapal perikanan dan hasil  tangkapan lestari yang berbentuk parabola (fungsi kuadratik)
Tabel 4 Total Investasi Pembangunan Dermaga dan Kolam Pelabuhan pada tiap Pelabuhan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini membahas tentang “Strategi Pemasaran Usaha Kecil Menengah (UKM) Golla Kambu/Baye”, yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana strategi yang

2014 menyatakan Pelelangan Gagal dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

Dari hasil perbandingan portability meliputi subfaktor: Modularity, Software System Independence, dan Self Descriptive dapat disimpulkan bahwa LMS Moodle

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 0101.03/07/POKJA.III/BLP-PU.PR/APBD/2017 tanggal 26 Juli 2017 dan Berita Acara Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran Nomor

Penentuan nilai gizi substitusi tepung daun kelor dan tepung kacang hijau menjadi nugget ikan tuna dengan perlakuan P1: 35%:15%, P2: 40%:10%, dan P3: 45%:5% di dapat dari

Pendidikan Islam Terpadu di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 menyimpulkan bahwa komponen-komponen

Analisis univariat dalam penelitian ini adalah melihat gambaran karakteristik responden berupa jenis kelamin, umur, serta data variabel status gizi dan kelelahan

Kedua Hari ini menunya tetap sama juga dengan hari pada mulanya, bedanya